Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Identifikasi Masalah


Pada tahun 2006, Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia melaporkan lebih
dari 1/3 (37,3%) pelajar biasa merokok, anak laki-laki lebih tinggi persentasenya bila
dibandingkan dari perempuan, yaitu anak laki-laki sebesar 61,3% responden, sedangkan
pada anak perempuan sebesar 15,5% responden. (1)
Dalam perkembangannya remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Lingkungan sosial dan budaya yang tidak positif merupakan faktor resiko bagi remaja
untuk terjebak dalam perilaku merokok, minum-minuman keras, penggunaan narkoba,
seks sebelum menikah, tawuran, kriminal, kebut-kebutan di jalan. Semua perilaku remaja
yang dianggap menyimpang ini sangat berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan.
Dalam penelitian oleh Nasution dari USU tentang perilaku merokok pada remaja, didapat
kesimpulan bahwa perokok pada umumnya dimulai pada usia remaja (diatas 13 tahun).
Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu remaja merokok yaitu disebabkan oleh faktor
psikologis dan dalam mengalami stres. Semakin stres yang dialami, semakin banyak rokok
yang mereka konsumsi.(1,4)
Kebiasaan merokok sudah meluas di hampir semua kelompok masyarakat di
Indonesia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan anak dan remaja sebagai akibat
gencarnya promosi rokok di berbagai media massa. Hal ini memberi makna bahwa
masalah merokok telah menjadi semakin serius, mengingat merokok berisiko
menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik pada
perokok itu sendiri maupun orang lain di sekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif).
Merokok dan minum alkohol merupakan batu loncatan bagi terbentuknya penyalahgunaan
narkoba, walaupun tidak semua remaja yang merokok berakhir menjadi pecandu narkoba.
Pada umumnya penyalahgunaan narkoba diawali dengan merokok yang kemudian disusul
merokok ganja dan berlanjut pada penyalahgunaan narkoba. (7)
Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. WHO
memperkirakan bahwa pada tahun 2030, dari 70% kematian yang disebabkan oleh rokok
akan terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dari tiap 10 orang dewasa
yang meninggal, 1 orang diantaranya meninggal disebabkan asap rokok. Dari data terakhir
WHO di tahun 2004 ditemui sudah mencapai 5 juta kasus kematian setiap tahunnya. Di

32
tahun 2025 nanti, saat jumlah perokok dunia sekitar 650 juta orang, maka akan ada 10 juta
kematian per tahun. (7)
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah
China dan India (WHO, 2008). Pada tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke-5
konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. (7)
Dari permasalahan tersebut maka dirasa penting untuk dilakukan promosi kesehatan
pada remaja untuk mencegah meningkatnya angka kejadian penyakit tidak menular.

4.2 Menentukan Prioritas Masalah

Dari berbagai permasalahan yang didapat maka diprioritaskan satu pokok


permasalahan yang dianggap paling mendesak, serius, dan harus segera ditangani. Media
yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas permasalahan adalah dengan
menggunakan matriks USG.
Pada penggunaan matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang prioritas,
terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut adalah urgency,
seriuosness, dan growth.(21)
Urgency berkaitan dengan tingkat kegawatan, apabila masalah tidak ditanggulangi
akan menyebabkan masalah yang lebih kompleks. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgency masalah tersebut. (21)
Seriuosness berkaitan dengan tingkat keseriusan, apabila masalah tidak diselesaikan
dapat berakibat serius pada masalah lain. Dampak ini terutama yang menimbulkan
kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktifitas, keselamatan jiwa
manusia, sumberdaya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut
terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut. (21)
Growth berkaitan dengan besar atau luasnya masalah penyebab atau yang
ditimbulkan. Semakin cepat berkembangnya masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk
diatasi permasalahan tersebut. (21)
Untuk mengurangi tingakat subyektivitas dalam menentukan masalahprioritas, maka
perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG tersebut. Umumnya
digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin
tinggi tingkat urgency, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi
skor untuk masing-masing unsur tersebut. (21)

33
Dari beberapa permasalahan dan pembahasan sebelumnya, maka penulis merumuskan
beberapa kegiatan yang dirasa perlu untuk dilaksanakan pada remaja, yaitu :

Tabel 2. Daftar Permasalahan

KRITERIA
NO MASALAH JUMLAH PRIORITAS
U S G

1 Penyuluhan gizi remaja 2 2 2 6 III

2 Penyuluhan penyakit 4 3 3 10 I
menular dan tidak menular
3 Penyuluhan kesehatan 3 3 3 9 II
lingkungan

Dari tabel permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan tentang
penyakit menular dan tidak menular menjadi prioritas penulis. Penyuluhan tentang bahaya
rokok menjadi salah satu faktor penyebab penyakit tidak menular menjadi pilihan bagi
penulis untuk dilaksanakan.

4.3 Kerangka Masalah

34
4.4 Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi dan guru SMA Negeri 1 Ngawen.

35
4.5 Bentuk Kegiatan

 Survei tentang perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Ngawen.


 Penyuluhan tentang masalah rokok dan bahaya rokok.
 Pembentukan Kawasan Tanpa Rokok di SMA Negeri 1 Ngawen.

4.6 Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3. Rencana Kegiatan

No Tanggal Kegiatan Pelaksana/Pendukung


Kegiatan
1 26 Agustus 2019 Perkenalan dan permohonan izin dr. Tri Sandi Utomo
untuk melakukan kegiatan Sri Hartati
Penyuluhan bahaya merokok di
SMA Negeri 1 Ngawen.
2 30 Agustus 2019 Survei mengenai perilaku dan dr. Tri Sandi Utomo
pengetahuan tentang bahaya Sri Hartati
merokok di SMA Negeri 1
Ngawen.
3 30 Agustus 2019 Pemberian penyuluhan tentang dr. Tri Sandi Utomo
bahaya merokok di SMA Negeri 1 Sri Hartati
Ngawen.
4 30 Agustus 2019 Pembentukan Kawasan Tanpa dr. Tri Sandi Utomo
Rokok dengan penempelan Sri Hartati
gambar larangan merokok di
SMA Negeri 1 Ngawen.

5 30 Agustus 2019 Sosialisasi dan publikasi melalui dr. Tri Sandi Utomo
media tentang masalah rokok dan Sri Hartati
bahaya rokok.

 Survei tentang perilaku merokok

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran prevalensi perilaku merokok siswa-siswi SMA


Negeri 1 Ngawen.

Pelaksana : dr. Tri Sandi Utomo

Sri Hartati

36
Sasaran : Siswa-siswi SMA Negeri 1 Ngawen.

Metode : Pemberian kuisioner kepada siswa-siswi.

Tempat : Ruang Laboratorium SMA Negeri 1 Ngawen.

Waktu : 30 Agustus 2019.

Fasilitas : Kuisioner, ruang presentasi, LCD proyektor, laptop.

Kriteria Keberhasilan :

- Didapatkan gambaran prevalensi perilaku merokok siswa-siswi SMA Negeri 1


Ngawen.
- Didapatkan gambaran pengetahuan tentang rokok siswa-siswi SMA Negeri 1
Ngawen.

 Penyuluhan tentang masalah rokok dan bahaya rokok

Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi tentang


masalah rokok dan bahaya rokok.

Pelaksana : dr. Tri Sandi Utomo

Sri Hartati

Sasaran : Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Ngawen.

Metode : Pemberian materi dan diskusi interaktif.

Tempat : Ruang Laboratorium SMA Negeri 1 Ngawen.

Waktu : 30 Agustus 2019.

Fasilitas : Ruang presentasi, LCD proyektor, laptop.

Kriteria Keberhasilan :.

- Terdapat peningkatan pengetahuan siswa-siswi yang diketahui dari diskusi interaktif


berupa tanya jawab tentang materi penyuluhan yang telah diberikan.

 Pembentukan Kawasan Tanpa Rokok dan Ruang Konseling Berhenti Merokok

37
Tujuan : Untuk meningkatkan peran serta Kepala Sekolah dan guru dalam upaya
pencegahan perilaku merokok di sekolah dan memberikan peran kepada
siswa-siswi untuk mendukung terlaksananya larangan merokok di kawasan
SMA Negeri 1 Ngawen.

Pelaksana : dr. Tri Sandi Utomo

Sri Hartati

Sasaran : Kepala sekolah, guru, dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Ngawen.

Metode : Penempelan gambar larangan merokok di kawasan SMA Negeri 1 Ngawen.

Tempat : SMA Negeri 1 Ngawen

Waktu : 30 Agustus 2019

Fasilitas : Gambar larangan merokok.

Kriteria Keberhasilan :

- Terbentuknya Kawasan Tanpa Rokok di SMA Negeri 1 Ngawen.

 Sosialisasi dan publikasi melalui media tentang masalah rokok dan bahaya rokok

Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi tentang


masalah rokok dan bahaya rokok.

Pelaksana : dr. Tri Sandi Utomo

Sri Hartati

Sasaran : Siswa-siswi dan Guru SMA Negeri 1 Ngawen.

Metode :

- Pembuatan leaflet tentang bahaya rokok.


- Penyebarluasan leaflet tentang bahaya rokok dan pencegahan perilaku merokok di
tempat-tempat strategis di sekolah.
- Pembagian leaflet di setiap kelas dan ruang guru.

Tempat : SMA Negeri 1 Ngawen.

Waktu : 30 Agustus 2019.

38
Fasilitas : leaflet.

Kriteria Keberhasilan :

- Terpasang dan tersebar luasnya leaflet di tempat strategis sekolah.


- Tersebar luasnya leaflet di setiap kelas yang diberikan ke siswa-siswi dan di ruang
guru.

4.7 Hasil Kegiatan


Kegiatan penyuluhan bahaya merokok pada remaja dan pembentukan kawasan tanpa
rokok ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2019 bertempat di SMA Negeri 1
Ngawen. Kegiatan ini diikuti oleh 37 siswa yang terdiri dari siswa kelas X, XI, dan XII.
Kegiatan penyuluhan ini diawali dengan pembagian kuesioner untuk mengetahui
perilaku, tingkat pengetahuan, sikap, dan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
pada remaja, selanjutnya diberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan sesi diskusi
tanya jawab dengan media power point dan video tentang bahaya merokok.
Diberikan pembagian leaflet untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa
tentang masalah rokok dan bahaya merokok yang diharapkan dapat mereka sebarluaskan
dikawasan sekolah.
Kegiatan terakhir dilaksanakan penempelan gambar larangan merokok untuk
mengingatkan semua orang yang ada di kawasan sekolah bahwa sarana belajar dan
mengajar dilarang untuk merokok.

1. Distribusi Responden
Tabel 4. Distribusi Responden
No. Kelas Jumlah Responden Persentase
1 X 6 16 %
2 XI 19 51 %
3 XII 12 33 %
Total 37

Dari tabel diatas dapat dilihat distribusi responden terdiri dari siswa kelas X :
6 siswa, siswa kelas XI : 19 siswa, dan siswa kelas XII :12 siswa.

2. Hasil Surveilans Perilaku Merokok


 Distribusi Frekuensi Merokok
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Merokok
No. Frekuensi Merokok Jumlah Responden Persentase

39
1 Aktif Merokok 4 11 %
2 Pernah Merokok 24 65 %
3 Tidak Merokok 9 24 %
Total 37

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 4 siswa (11%) aktif merokok, 24 siswa
(65%) pernah mencoba merokok, dan 9 siswa (24%) tidak pernah merokok.

 Distribusi Kelas Responden yang Merokok dan Pernah Merokok


Tabel 6. Distribusi Responden yang Merokok
dan Pernah Merokok
No. Kelas Jumlah Responden Persentase
1 X 6 21 %
2 XI 14 50 %
3 XII 8 29 %
Total 28

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh siswa kelas X yang menjadi
responden pernah mencoba merokok berjumlah 6 siswa (21%), siswa kelas XI
yang pernah mencoba merokok berjumlah 14 siswa (50%), dan siswa kelas XII
yang pernah mencoba merokok berjumlah 8 siswa (29%).

 Distribusi Kelas Responden yang Tidak Merokok


Tabel 7. Distribusi Responden yang Tidak Merokok
No. Kelas Jumlah Responden Persentase
1 X 0 0%
2 XI 5 56 %
3 XII 4 44 %
Total 9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada siswa kelas X yang menjadi
responden yang tidak merokok (0%), sedangkan siswa kelas XI yang tidak
merokok berjumlah 5 siswa (56%), dan siswa kelas XII yang tidak merokok
berjumlah 4 siswa (44%).

 Distribusi Jumlah Rokok yang Dihisap Tiap Hari


Grafik 1. Distribusi Jumlah Rokok yang Dihisap

40
Dapat dilihat bahwa dari seluruh responden terdapat 21 siswa (75%) yang
mengaku bahwa setiap harinya menghabiskan kurang dari 3 batang rokok per
hari, 5 siswa (18%) menjawab menghabiskan 3 – 5 batang rokok per hari, dan 2
siswa (7%) menjawab menghabiskan 5-10 batang per hari.

 Distribusi Alasan Responden Mencoba Merokok


Grafik 2. Distribusi Alasan Mencoba Merokok

Dapat dilihat bahwa alasan siswa untuk mencoba merokok terbanyak dari
sikap penasaran yaitu 13 siswa (46%), karena pergaulan : 10 siswa (36%), dan
karena melihat dari keluarga dirumah : 5 siswa (18%).

3. Hasil Surveilans Pengetahuan Bahaya dan Kandungan Rokok


 Distribusi Pengetahuan Bahaya Merokok
Grafik 3. Distribusi Pengetahuan Bahaya Merokok

41
Tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok pada responden didapatkan
bahwa seluruh responden yang tidak merokok (9 siswa) mengetahui bahaya dari
perilaku merokok, dan seluruh responden yang pernah merokok (28 siswa)
mengetahui tentang bahaya dari perilaku merokok.

 Distribusi Pengetahuan Kandungan Zat pada Rokok


Grafik 4. Distribusi Pengetahuan Kandungan Zat pada Rokok

Dapat dilihat bahwa seluruh responden yang tidak merokok (9 siswa)


mengetahui terdapat zat yang berbahaya di rokok, sedangkan untuk responden
yang pernah merokok didapatkan 20 siswa mengetahui tentang kandungan zat
berbahaya pada rokok, 8 siswa tidak mengetahui kandungan zat berbahaya pada
rokok.

42
4. Hasil Surveilans Sikap Mengenai Merokok
 Pemberlakuan larangan merokok di tempat umum, sekolah, dan tempat ibadah
Grafik 5. Pemberlakuan Larangan Merokok

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh responden berjumlah 37
siswa baik yang pernah merokok ataupun tidak merokok setuju diberlakukan
larangan merokok di tempat umum, sekolah dan tempat ibadah.

 Pembentukan gerakan anti merokok di sekolah


Grafik 6. Pembentukam Gerakan Anti Merokok Sekolah

43
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh responden berjumlah 37
siswa baik yang pernah merokok ataupun tidak merokok setuju dibentuk gerakan
anti merokok di sekolah.
 Sikap responden jika disuruh berhenti merokok
Grafik 7. Sikap Responden Jika Disuruh Berhenti Merokok

Dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang pernah ataupun aktif merokok
terdapat 24 siswa menyatakan sikap setuju jika disuruh berhenti merokok,
sedangkan 4 siswa menyatakan kurang setuju jika disuruh berhenti merokok.

5. Hasil Surveilans Faktor yang Mempengaruhi Merokok


Grafik 8. Faktor yang Mempengaruhi Merokok

Dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi remaja untuk mencoba


merokok paling banyak karena faktor teman yang terdiri dari 21 siswa (75%),
faktor keluarga baik itu melihat ataupun di lingkungan rumah terdiri dari 5 siswa
(18%), dan karena faktor membaca dan melihat iklan terdiri dari 2 siswa (7%).

44

Anda mungkin juga menyukai

  • Kasus 20 Hipertensi
    Kasus 20 Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Kasus 20 Hipertensi
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Laporan Etik Sandi
    Laporan Etik Sandi
    Dokumen13 halaman
    Laporan Etik Sandi
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 24 DHF
    Kasus 24 DHF
    Dokumen2 halaman
    Kasus 24 DHF
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Draft
    Draft
    Dokumen11 halaman
    Draft
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Laporan Etik Sandi
    Laporan Etik Sandi
    Dokumen13 halaman
    Laporan Etik Sandi
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Laporan KET Sandi
    Laporan KET Sandi
    Dokumen28 halaman
    Laporan KET Sandi
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Laporan KET Sandi
    Laporan KET Sandi
    Dokumen28 halaman
    Laporan KET Sandi
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • KB IMPLAN
    KB IMPLAN
    Dokumen3 halaman
    KB IMPLAN
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penelitian
    Proposal Penelitian
    Dokumen51 halaman
    Proposal Penelitian
    kirnamara
    Belum ada peringkat
  • Paket 1 Bimbingan Ukmppd
    Paket 1 Bimbingan Ukmppd
    Dokumen25 halaman
    Paket 1 Bimbingan Ukmppd
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • 4 Juli 2018 - Kulit
    4 Juli 2018 - Kulit
    Dokumen19 halaman
    4 Juli 2018 - Kulit
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • 0 - Metodologi Penelitian
    0 - Metodologi Penelitian
    Dokumen64 halaman
    0 - Metodologi Penelitian
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 21 Tifoid
    Kasus 21 Tifoid
    Dokumen2 halaman
    Kasus 21 Tifoid
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3 Heg
    Kasus 3 Heg
    Dokumen2 halaman
    Kasus 3 Heg
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1 Asma Bronkial
    Kasus 1 Asma Bronkial
    Dokumen2 halaman
    Kasus 1 Asma Bronkial
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Paket 6 Bimbingan Ukmppd
    Paket 6 Bimbingan Ukmppd
    Dokumen24 halaman
    Paket 6 Bimbingan Ukmppd
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3 Heg
    Kasus 3 Heg
    Dokumen2 halaman
    Kasus 3 Heg
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Pos Bindu
    Pos Bindu
    Dokumen3 halaman
    Pos Bindu
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Lomba Balita Sehat
    Lomba Balita Sehat
    Dokumen3 halaman
    Lomba Balita Sehat
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus 2 Dermatitis Kontak Iritan
    Kasus 2 Dermatitis Kontak Iritan
    Dokumen2 halaman
    Kasus 2 Dermatitis Kontak Iritan
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan Kesehatan Terpadu Remaja
    Penyuluhan Kesehatan Terpadu Remaja
    Dokumen2 halaman
    Penyuluhan Kesehatan Terpadu Remaja
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kelas Ibu Balita
    Kelas Ibu Balita
    Dokumen3 halaman
    Kelas Ibu Balita
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kelas Stunting
    Kelas Stunting
    Dokumen4 halaman
    Kelas Stunting
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Tinea Korporis
    Tinea Korporis
    Dokumen10 halaman
    Tinea Korporis
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kasus Borang
    Kasus Borang
    Dokumen1 halaman
    Kasus Borang
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Tinea
    Tinea
    Dokumen20 halaman
    Tinea
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Keluarga Sehat
    Keluarga Sehat
    Dokumen4 halaman
    Keluarga Sehat
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Odf
    Kuesioner Odf
    Dokumen1 halaman
    Kuesioner Odf
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat
  • Ceklis Kegiatan Lansia
    Ceklis Kegiatan Lansia
    Dokumen1 halaman
    Ceklis Kegiatan Lansia
    Mbel'z Mbel'z Embil'z
    Belum ada peringkat