KASUS MEDIK
Oleh :
dr. Tri Sandi Utomo
Pendamping :
dr. Rizkiyah Prabawanti
Pada hari ini, Senin, tanggal 11 Desember 2017 telah dipresentasikan portofolio oleh :
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping,
Pasien mengeluh muntah darah berwarna merah gelap sejak 2 jam MSRS, setelah
mengkonsumsi obat pegel linu dan jamu-jamuan selama seminggu secara terus menerus jika
pasien merasa tidak enak badan. Muntah dirasakan sebanyak satu kali dengan volume
muntah kurang lebih satu gelas. Pasien juga mengeluh nyeri pada seluruh perut disertai perut
terasa perih dan panas. Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan sampai tembus ke pinggang
kanan ± 2 hari disertai nyeri uluhati. Nafsu makan juga menurun karena setiap kali pasien
makan, mulut terasa pahit dan mual. Pasien juga mengeluh BAB kehitaman seperti petis
sejak 2 hari yang lalu. BAK tidak ada keluhan.
Tujuan :
1. Mengetahui penegakkan diagnosis Hematemesis Melena.
2. Mengetahui tatalaksana Hematemesis Melena.
I. SUBJEKTIF
Keluhan Utama :
Muntah darah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh muntah darah berwarna merah gelap sejak 2 jam MSRS, setelah
mengkonsumsi obat pegel linu dan jamu-jamuan selama seminggu secara terus
menerus jika pasien merasa tidak enak badan. Muntah dirasakan sebanyak satu kali
dengan volume muntah kurang lebih satu gelas. Pasien juga mengeluh nyeri pada
seluruh perut disertai perut terasa perih dan panas. Pasien juga mengeluh nyeri perut
kanan sampai tembus ke pinggang kanan ± 2 hari disertai nyeri uluhati. Nafsu makan
juga menurun karena setiap kali pasien makan, mulut terasa pahit dan mual. Pasien
juga mengeluh BAB kehitaman seperti petis sejak 2 hari yang lalu. BAK tidak ada
keluhan.
II. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK ( 15 November 2019)
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 160 cm
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 86 x/menit, regular isi cukup, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 20 x/menit, regular
Suhu : 36 oC, aksiler
SpO2 : 99%
GDS : 186 mg/dl
Status Generalis
Kepala
Mata : Konjunctiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (3
mm/3mm), Refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi septum nasi (-), Pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : Gangguan pendengaran (-)
Mulut : Sianosis (-), Pucat (-)
Leher : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-), Pelebaran ICS (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris.
Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapangan paru.
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung kanan : axilaris anterior line dekstra, batas jantung
kiri : midclavicula line ICS V sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat (+) sikatriks (-) Bekas trauma (-)
Palpasi : Soefl, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+),
massa (-)
Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen, asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+), edema (-)
Inferior : Akral hangat (+), edema (-)
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
Leukosit : 4.300 /uL
Hemoglobin : 8,7 g/dL
Hematokrit : 45 %
Trombosit : 210.000 /uL
Granulosit : 78 %
Limfosit : 16 %
Monosit : 6 %
Golongan Darah : B
Glukosa Sewaktu : 157 mg/dL
Ureum : 45 mg/dL
Kreatinin : 0,69 ml/mnt
SGOT : 21 U/L
SGPT : 10 U/L
Screening B20 : Non Reaktif
HbsAg : Negatif
Natrium : 138,1 mmol/I
Kalium : 3,63 mmol/I
Klorida : 118,1 mmol/I
III. ASSESMENT
Hematemesis Melena ec NSAID Gastropati
IV. PLAN
Terapi di IGD :
IVFD NaCl 0,9% 20tpm
Inj. Omeprazole 40 mg
Inj. Ondansentron 8 mg
Inj. Asam Tranexamat 500 mg
Lapor dr. Sp.PD , advice :
-IVFD NaCl 0,9% 20tpm
-Pasang NGT dialirkan, puasa 8 jam
-Inj. Omeprazole 40 mg / 12 jam
-Inj. Ondansentron 8 mg / 8 jam
-Inj. Asam Tranexamat 500 mg / 8 jam
-Tranfusi PRC 2 kolf, 1 kolf / 12 jam
Edukasi :
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa pasien saat ini mengalami
kondisi Hematemesis Melena ec NSAID Gastropati.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang diderita
dan rencana penatalaksanaannya.
V. PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
VI. TINJAUAN PUSTAKA
VII. PEMBAHASAN
1. Anamnesa
Teori Kasus
- Nyeri abdomen merupakan keluhan - Nyeri perut bagian bawah sejak 1
utama. Nyeri dapat unilateral atau minggu
bilateral, pada abdomen bagian - Perdarahan dari jalan lahir berupa
bawah, seluruh abdomen, atau flek-flek berwarna kecoklatan
hanya di bagian atas abdomen. - Pasien juga mengeluh mual namun
- Bercak darah (spotting) atau tidak ada muntah
perdarahan vaginal merupakan tanda - Amenorea
yang penting pada kehamilan - Pembesaran dan rasa sakit
ektopik terganggu. Hal ini dipayudarara disangkal
menunjukkan kematian janin, dan
berasal dari uteri karena pelepasan
desidua. Perdarahan biasanya
sedikit, berwarna coklat tua, dan
dapat intermiten atau terus
menerus.1
- Amenorea atau gangguan haid
- Pada umumnya penderita
menunjukkan gejala-gejala seperti
pada kehamilan muda yakni mual,
pembesaran disertai rasa agak sakit
pada payudara yang didahului
keterlambatan haid.
2. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Tanda-tanda syok Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Demam Frekuensi Nadi : 84 x/menit, regular
Anemis Frekuensi Nafas : 20 x/menit, regular
Nyeri tekan abdomen Suhu : 36,6 oC, aksiler
Uterus membesar Tanda-tanda syok (-)
Teraba tumor disamping uterus Anemis (+/+)
dengan batas yang tidak jelas. Nyeri tekan perut bawah
VT : nyeri goyang porsio (+), forniks Tinggi fundus sulit dievaluasi
posterior menonjol dan nyeri pada Tidak teraba tumor disamping uterus
penekanan, konsistensi lunak dan dengan batas yang tidak jelas.
elastis VT : nyeri goyang porsio (+), forniks
posterior menonjol dan nyeri pada
penekanan, konsistensi lunak dan
elastis
Pada pasien ini ditemukan gejala klinis yang sesuai dari pemeriksaan fisik untuk
mendukung diagnosis kehamilan ektopik terganggu yaitu nyeri goyang porsio (+), forniks
posterior menonjol dan nyeri pada penekanan. Tinggi fundus pada pasien ini tidak dapat
dievaluasi untuk mengetahui pembesaran uterus. Serta tidak ditemukan adanya tumor
disamping uterus.
3. Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
Darah Lengkap Darah lengkap
Test kehamilan Hb: 11.7 9.5
-hCG Hct :31,6 %,
USG Leukosit : 14.1
4. Penatalaksanaan
Teori Fakta
Penatalaksaan : Penatalaksaan :
1) Pembedahan Dilakukan pembedahan yaitu
Laparotomi laparotomi dengan pengeluaran massa
Salpingostomi linier konsepsi a/i KET
Salpingektomi total
Reseksi linear Medikamentosa tidak dilakukan,
Salpingooforektomi kondisi pasien tidak sesuai kriteria.
2) Medikamentosa
Methotrexate
Berdasarkan indikasi yang diperoleh pada pasien, ditentukan terapi KET yang sesuai
yaitu pembedahan.
Daftar Pustaka
1.