05 Kopling Tak Tetap Rem J
05 Kopling Tak Tetap Rem J
Sebuah kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan
poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan diam maupun berputar.
Rem adalah alat untuk menghentikan putaran suatu poros dengan
perantaraan gesekan. Berbeda dengan kopling tak tetap yang membuat kedua
poros berputar dengan kecepatan sama, maka rem berfungsi untuk menghentikan
poros atau benda yang sedang berputar. Sering kali penghentian ini harus
dilakukan dalam waktu singkat hingga berhenti sama sekali, dengan cara yang
aman. Kadang-kadang rem juga dipergunakan untuk mengatur putaran suatu poros
dengan mengurangi atau membatasi putaran.
139
plat-plat gesek tersebut bekerja dalam keadaan kering, dan disebut basah bila
terendam atau dilumasi dengan minyak.
(3) Kopling Kerucut
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk bidang kerucut.
(4) Kopling Friwil
Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran,
sehingga putaran yang berlawanan arahnya akan dicegah atau tidak diteruskan.
Cara kerjanya dapat berdasarkan atas efek baji dari bola atau rol.
(5) Kopling Macam Lainnya
Termasuk dalam golongan ini adalah misalnya kopling fluida kering atau
kopling serbuk, yang meneruskan momen dengan perantaraan gaya sentrifugal
pada butiran-butiran baja di dalam suatu rumah, dan kopling fluida yang
bekerja atas dasar gaya sentrifugal pada minyak pengisinya. Karena kopling
tersebut tidak dapat dilepaskan hubungannya pada waktu berputar, maka dapat
digolongkan dalam kopling tetap.
(rpm), serta faktor koreksi fc dan bahan poros dipilih, maka diameter poros dapat
dihitung. Sebuah alur pasak untuk menggeserkan cakar tentu saja harus
disediakan.
140
Gambar 4-1 Dua macam kopling tak tetap
Diameter dalam D1 (mm), diameter luar D2 (mm), dan tinggi h (mm) dari
cakar untuk suatu diameter poros d1 (mm)dapat ditentukan secara empiris.
D1 =1,2 ds + 10 (mm)
D2 = 2 ds + 25 (mm) (4-1)
h = 0,5 ds + 8 (mm)
Momen puntir yang diteruskan adalah :
5
T = 9,74 x 10 x fcP/n1 (kg . mm) (4-2) Dan jika gaya tangensial Ft (kg)
bekerja pada jari-jari rata-rata rm (mm), maka
:
rm = (D1 + D2)/4 (4-3)
Ft = T/rm (4-4)
2 2 2
Jika luas akar adalah ½ dari (π/4)(D2 – D1 ), maka tegangan geser τ (kg/mm )
141
Momen lentur yang bekerja pada cakar adalah (Ft/n).h, jika Ft dikenakan pada
ujung cakar, dimana n adalah jumlah cakar.
Alas dari penampang cakar segi empat adalah (D2 –D1)/2, dan tingginya
adalah [( D1 - D2 )/ 4](π / n), sehingga momen tahanan lenturnya adalah :
1 ( D 2 -D ) π (D + D ) 2
Z= × × 1 12
(4-6)
6 2 4n
2
Besarnya tegangan lentur σb (kg/mm ) adalah :
Fh
= t (4-7)
σ b nZ
2
Tegangan geser maksimum τmax (kg/mm ) adalah :
2 2
τ max = σ
b + 4τ /2 (4-8)
Jika harga ini lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan, maka dapat
diterima. Tetapi jika lebih besar, maka D1, D2, h, dsb., harus disesuaikan.
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa menghubungkan dan melepaskan
kopling harus dilakukan dalam keadaan berhenti.
[Penyelesaian]
1. P = 1,5 (kW), n1 = 120 (rpm)
2. Dengan menganggap kadar karbon poros baja liat sebesar
0,20 (%), σb = 40 (kg/mm2)
Ambil mis. Sf1 = 6 , Sf2 = 2,5 (dengan alur
pasak) τa = 40/(6 x 2,5) = 2,67 (kg/mm2)
3. fc = 1, Pd = P = 1,5 (kW)
142
T = 9,74 x 105 (1,5/120) = 12175 (kg . mm)
4. Kt = 2,5 , Cb = 1
5. Dengan menganggap kadar karbon baja liat sebagai bahan cakar sebesar
0,25 (%),
σB = 45 (kg/mm2), Sf1 = 10 , 2 =
5 , τa = 45/(10 x 5) = 0,9 (kg/mm2)
6. D1 = 1,2 x 40 + 10 = 58 (mm)
D2 = 2 x 40 + 25 = 105 (mm)
h = 0,5 x 40 + 8 = 28 (mm)
7. rm = (58 + 105)/4 = 41 (mm)
8. Ft = 12175/41 = 297 (kg)
9. τ =
8
×
297 = 0,099 (kg/mm2 )
π (105 2 2
- 58 )
10. Z= 1 ×
(105 - 58)2 ×
π (105 + 58) 2
= 7141 (mm )
3
6 4×3
297 × 28
σb= = 0,388 (kg/mm2 )
3× 7141
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau
lebih yang dipasang di antara kedua poros serta membuat kontak dengan poros
tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya.
Konstruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan
143
dilepaskan dalam keadaan berputar. Karena itu kopling ini sangat banyak
dipakai.
Kopling plat dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat
banyak, yaitu berdasarkan atas banyaknya plat gesek yang dipakai. Juga dapat
dibagi atas kopling basah dan kering, serta atas dasar cara pelayanannya
(manual, hidrolik, pneumatik dan elektromagnetis). Macam mana yang akan
dipilih tergantung pada tujuan, kondisi kerja, lingkungan, dan sebagainya.
144
D1 adalah diameter dalam, dan D2 adalah diameter luar bidang gesek.
Karena bagian bidang gesek yang terlalu dekat pada sumbu poros hanya
mempunyai pengaruh yang kecil saja pada pemindahan momen, maka
besarnya perbandingan D1/D2 jarang lebih rendah dari 0,5.
Besarnya tekanan pada permukaan bidang gesek adalah tidak terbagi rata
pada seluruh permukaan tersebut; makin jauh dari sumbu poros, tekanannya
semakin kecil. Jika dalam Gambar 4.4 besarnya tekanan rata-rata pada bidang
gesek adalah p (kg/mm2), maka besarnya gaya yang menimbulkan tekanan ini
adalah :
F=
4
(
π D
2
2
- D12 )p (4-9)
Jika koefisien gesek adalah μ, dan seluruh gaya gesekan dianggap bekerja
pada keliling rata-rata bidang gesek, maka momen gesekan adalah :
D1 + D2
T = μF. (4-10)
4
2
Harga μ dan harga tekanan yang diizinkan pa (kg/mm ) diberikan dalam Tabel
4.1. Harga-harga koefisien gesek dalam tabel tersebut ditentukan dengan
memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun
gesekannya karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas harga
tekanan yang diizinkan yang dianggap baik.
Selanjutnya harus diperhatikan pula GD2 dari poros yang digerakkan yang
harus dipercepat pada waktu kopling dihubungkan. Faktor keamanan kopling
harus dihitung dengan memperhatikan macam penggerak mula yang dipakai,
145
Tabel 4.1 Harga μ dan pa
Bahan permukaan μ
pa (kg/mm2)
kontak Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor
0,10 – 0,20 0,08 – 0,12 0,09 – 0,17
Besi cor dan perunggu
0,10 – 0,20 0,10 – 0,20 0,05 – 0,08
Besi cor dan asbes
0,35 – 0,65 - 0,007 – 0,07
(ditenun)
0,05 – 0,10 0,05 – 0,10 0,005 – 0,03
Besi cor dan serat
- 0,10 – 0,35 0,02 – 0,03
Besi cor dan kayu
146
8. 73050 = 508,5 x 10-6D23
9. D2 = 530 (mm)
D1 = 0,8 x 530 = 424 (mm)
147
Gambar 4-5 Penggolongan kopling menurut cara kerjanya
148
Rumus-rumus tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima : 1. Momen
puntir, 2. Kerja penghubungan, 3. Jangka waktu kerja, 4. Perhitungan panas,
dan 5. Umur plat gesek.
Jika P adalah daya nominal motor, fc = 1 dapat dipandang cukup karena sudah
mencakup beberapa tambahan.
ii) Momen yang dihitung dari beban. Jika gaya yang ditimbulkan oleh
beban adalah F (kg), kecepatan beban adalah V (m/min), putaran poros
kopling adalah n1 (rpm), dan efisiensi mekanis adalah η, maka momen beban
Tl (kg.m) dapat dinyatakan oleh :
FV
Tl = 974 (4-12)
×
6120× n1 η
Tl1 ≈ T (4-13)
149
Momen maksimum pada kecepatan penuh kemudian dapat dianggap Tl2
(kg.m).
Jika efek total roda gaya terhadap poros kopling adalah GD2 (kg.m2),
kecepatan relatif adalah nr = n1 – n2 (rpm), dimana beban berputar dengan n2
(rpm), dan jangka waktu penghubungan (dari saat kopling dihubungkan
hingga kedua poros mencapai putaran yang sama) adalah ta (s), mak
persamaan gerak dari seluruh benda yang berputar adalah :
GD2 ω f - ω0
T = Jω =
(4-14)
4g ta
2
di mana T = momen dari luar (kg.m), J = momen inersia (kg.m.s ), g = 9,8
(m/s2), ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s), ω1 = kecepatan sudut akhir (rad/s).
Jika momen percepatan yang diperlukan untuk mencapai jangka waktu
penghubungan yang direncanakan te (s) adalah Ta (kg.m), maka karena
momen luar T = Ta – Tl1,
2π
T GD2 2π n n2 1 GD2 (n - n )
a -T = 1
- = 1 2
l1
4 × 9,8 60 60 te 375te
T 2
= GD . n r + T
a l1
375te
(4-15)
(4-16)
Bila GD2 dan momen beban adalah kecil pada penghubungan, dan
momen beban berat dikenakan setelah terjadi hubungan, serta jika momen
beban maksimum adalah Tl2, dimana :
GD2 . n 1
T= 1 +T < T (4-17)
a 375te l1 2 l2
150
Maka kopling tersebut dapat dianggap bekerja dengan momen gesekan statis.
GD2 . n 1
T= 1 +T < T (4-19)
a 375te l1 2 l2
dan, bila momen berat dikenakan dari permulaan, maka pilihlah kopling
dengan Td0 sebagai kapasitas momen gesekan dinamis dalam daerah berikut :
bila beban yang telah berputar dengan putaran n2 (rpm) dipercepat menjadi n1
(rpm) setelah dihubungkan dengan poros penggerak yang mempunyai putaran
151
n1 (rpm) dalam arah yang sama. Kerja untuk satu kali hubungan dapat
d0 2 ae d0 60 60 2 19,1 ae
. +
2
Karena Ta dalam persamaan T = GD n r T menjadi Td0, maka :
a l1
375te
GD2 × π GD2 . nr
tae = T − T 19,6 × 60 (n1 - n2 ) = 375(T - T ) (4-22)
d0 l1 d0 l1
.
T nr GD2 . n r
d0
152
Gambar 4-7 Karakteristik momen puntir gesek dinamis terhadap putaran relatif
dari kopling elektromagnet dengan plat tunggal kering(gambar 4-6)
153
.
2
GD n T
∴E= ×
7160 T - T
d0
(kg.m/hb) (4-23)
d0 l1
GD 2 (0 - ω 2 )
− (Td 0 + Tl1 )= × (4-24)
4g t1
GD2 ( ω - 0)
(Td 0 + Tl1 )= ×
1
(4-25)
4g t2
maka,
GD2 . n GD2 . n
2 1
)
ω2 ω
t
T (2n + n 2 n T n2
E=T t +ωt + 1
= d0 1 2
+ d0 1
+
∴E =
Td 0 (2n n )n 2 n2
1 2 + 1 (4-27)
T +T T -T
7160 d0 l1 d0 l1
154
E ≤ Ea (4-28)
GD2 . nr
tae = (4-29)
375(Td 0 - Tl1 )
ii) Bila sisi beban berputar berlawanan dengan arah putaran poros penggerak
GD2 n2 n1
t =
ae 375 T -T +T -T (4-30)
d0 l1 d0 l1
155
perbedaan di antara operator dalam hal kopling manual. Besarnya waktu
tersebut adalah penting, meskipun harganya tidak tetap.
-7
Paduan tembaga sinter (3 – 6) x 10
-7
Paduan sinter besi (4 – 8) x 10
-7
Setengah logam (5 – 10) x 10
-7
Damar cetak (6 – 12) x 10
156
Tabel 4.3 Batas keausan rem dan kopling elektromagnit pelat tunggal kering
Nomor kopling/rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Batas keausan
2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
permukaan (mm)
Volume total pada batas
7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91,0 150 210
3
keausan (cm )
157
10. #40, 6 (hb/min) = 360 (hb/h) Ea = 200 (kg.m)
2
11. E = 3× 600 × 32 =156,7 (kg.m)
7160 32 -1,19
12. E/Ea = 156,7/200 = 0,784 < 1, baik
3 × 600
13. tae = = 0,156 (s )
375(32 -1,19)
14. 0,156 (s) < 0,3 (s), baik
3
15. L = 91 (cm3)
-7 3
Jika damar cetak dipilih sebagai bahan gesek, w = 8 x 10 (cm /kg.m)
91
16. NmL = -7
= 7,26 ×105 = 726000(hb)
156,7× 8 ×10
17. 6 x 60 x 6 = 2160 (hb/hari)
Dengan 300 hari tiap tahun, 2160 x 300 = 648000 (hb)
NmD = 726000/648000 = 1,12 (tahun) → kurang lebih setahun
18. Kopling plat tunggal kering elektromagnit, No. 40. Plat gesek harus
diganti tiap tahun.
(Catatan) : Dalam hal rem cakera yang mirip dengan kopling plat,
dipergunakan konsep yang sama seperti pada penurunan persamaan
GD2 0- ω
− (Td 0 + Tl1 )= ×( 2 )
4g t1
, di mana Tl1 ditambahkan pada Td0. Rumus-rumus momen, kerja
penghubungan, dan waktu penghubungan dan pelayanan, yang diperlukan
158
Gambar 4-9 Kopling kerucut
banyak dipakai; tetapi sekarang tidak lagi, karena daya yang diteruskan tidak
seragam. Meskipun demikian, dalam keadaan di mana bentuk plat tidak
dikehendaki, dan ada kemungkinan terkena minyak, kopling kerucut sering
lebih menguntungkan.
Jika daya yang diteruskan dan putaran poros kopling diberikan, maka daya
rencana dan momen rencana dihitung dengan menggunakan faktor koreksi.
Misalkan momen dikenakan pada diameter rata-rata Dm (mm) dari
permukaan kopling. Sudut kerucut θ tidak boleh lebih kecil dari 8 derajat
dan lebih besar dari 15 derajat.
Jika gaya tekan normal pada permukaan kontak adalah Q (kg), maka :
T = μQ x (Dm/2) (4-32)
Sehingga
Q = 2T/(μDm) (4-33)
2
Jika tekanan kontak yang diizinkan adalah pa (kg/mm ) (Tabel 4.1),
A = Q/pa (4-34)
159
b = A/(πDm) (4-35)
Gaya dorong aksial F (kg) adalah sama dengan jumlah dari komponen
horizontal dari gaya tekan normal Q (kg)., dan komponen horizontal tahanan
gesek yang ditimbulkan oleh gaya Q seperti diperlihatkan dalam Gambar
4.10.
[Penyelesaian]
1. P = 37 (kW), n1 = 1440 (rpm), F0 = 350 (kg)
2. fc = 1,0 (untuk daya nominal motor)
3. Pd = 1 x 37 = 37 (kW)
4. T = 9,74 x 105 x 37/1440 = 25000 (kg.mm)
5. Dm = 240 (mm)
2
θ = 150 , μ = 0,3 , pa = 0,03 (kg.mm )
160
6. Q = 2 x 25000/(0,3 x 240) = 695 (kg)
2
7. A = 695/0,025 = 27800 (mm )
b = 27800/(π x 240) = 37 (mm) → 40 (mm)
0 0
8. F = 695 (sin 15 + 0,3 cos 15 ) = 695 (0,259 + 0,3 x 0,966) = 375 (kg)
9. 375 > 350, tidak baik.
5’. θ = 120
0 0
8’. F = 695 (sin 12 + 0,3 cos 12 ) = 695 (0,208 + 0,3 x 0,978) = 348 (kg)
9’. 348 < 350, baik
0
10. θ = 12
Permukaan gesek : baja dan besi cor
Diameter rata-rata 240 (mm) x lebar kontak 40 (mm).
161
Gambar 4-11 Kopling Friwil
Suatu bentuk lain dari kopling semacam ini, menggunakan bentuk km (nok)
sebagai pengganti bola atau rol dan disebut kopling kam (Gambar 4.11(b)).
162