Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN POLA PIKIR: WAHAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu Program Profesi Ners stase
Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

Luthfy Novandra Wibawa


14901-17163

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XIX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2018
A. Masalah Utama
Perubahan pola pikir: waham

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabencana, baik kehilangan harta
benda, keluarga, maupun orang yang bermakna. Kehilangan menyebabkan
stres bagi mereka yang mengalaminya. Jika stres ini berkepanjangan dapat
memicu masalah gangguan jiwa dan waham.
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham atau delusi juga
adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua
kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya.

2. Penyebab
a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa kesepian dan diasingkan dapat menyebabkan
timbulnya waham.
3) Faktor prikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
5) Faktor genetik
b. Faktor presipitasi
1) Faktor social budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Dopamine, nonepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham meliputi:
a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya,” Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho!”
atau “Saya punya tamMas emas.”
b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya dan diucapkan
berulang-ulang, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,” Saya tahu seluruh
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya.”
c. Waham agama: individu memiliki kewajiban terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh,” Kalau saya masuk surga, saya harus menggunakan
pakaian putih setiap hari.”
d. Waham somatik: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh,” Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tida ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi
pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker.)
e. Waham nihilistik: individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dunia dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya,” Ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sini
adalah roh-roh.”

4. Rentang Respon
Rentang Respon Neurobiologik

Respon adaptif Respon


maladaptif

- Pikiran logis - Kadang – kadang proses - gangguan proses


- Persepsi akurat pikir terganggu pikir/waham
- Emosi konsisten - Emosi berlebihan - Halusinasi
dengan pengalaman - Perilaku yang tidak biasa - Kesukaran
proses
- Perilaku corak - Menarik diri emosi
- Hub. Social harmonis - Ilusi - Perilaku tidak
Terorganisir
- Isolasi social

5. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal.
Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.
Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan.

C. Pohon Masalah

Gangguan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham Core Problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu Dikaji


1. Masalah Keperawatan
- Gangguan komunikasi verbal
- Perubahan proses piker : waham
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Data yang perlu dikaji


Masalah Data Yang Perlu Dikaji
Keperawatan
Perubahan proses Subjektif:
pikir: waham Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya
(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan
dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Objektif:
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan),
takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.

E. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir: waham
RENCANA TINDAKKAN KEPERAWATAN

Tgl No. Diagnosa Tujuan Perencanaan


Dx. Keperawatan Kriteria Evaluasi Implementasi Rasional
Perubahan proses SP 1: Setelah …x interaksi, Dorong klien Bila klien mampu memgenal
pikir: Waham Klien dapat klien dapat mengenal untuk mengenal orientasi realitas akan
mengenal orientasi realitanya. orientasi membantu klien
orientasi realitanya. menyelesaikan wahamnya.
realitanya
SP 1: Setelah …x interaksi, Dorong klien Pemenuhan lebutuhan klien
Klien dapat klien dapat untuk dapat yang tidak terpenuhi
menjelaskan menjelaskan tentang menjelaskan meupakan pemicu sehingga
tentang kebutuhan yang tidak tentang klien meyakini sesuatu yang
kebutuhan yang terpenuhi. kebutuhan yang tidak sesuai dengan realitas
tidak terpenuhi. tidak terpenuhi. dan diucapkan berulang-
ulang.
SP 1: Setelah …x interaksi, Dorong klien Pemenuhan kebutuhan yang
Klien dapat klien dapat untuk dapat tidak terpenuhi merupakan
memenuhi memenuhi memenuhi langkah awal yang tepat untuk
kebutuhannya. kebutuhannya. kebutuhannya. mengetahui penyebab utama
waham sehingga realitas bisa
diterima oleh klien.
SP 1: Setelah …x interaksi, Masukan ke Pemenuhan kebutuhan klien
Klien dapat klien dapat dalam jadwal perlu dilakukan secara rutin
memasukan memasukan dalam kegiatan harian dalam kegiatan harian akan
dalam jadwal jadwal kegiatan klien. membantu menyelesaikan
kegiatan harian harian. masalah waham klien.
SP 2: Setelah …x interaksi, Evaluasi jadwal Evaluasi penting dalam
Klien dapat klien dapat kegiatan harian menentukan rencana tindakan
mengevaluasi mengevaluasi jadwal klien. selanjutnya.
jadwal kegiatan keiatan hariannya.
hariannya.
SP 2: Setelah …x interaksi, Diskusi dengan Setelah klien mengetahui
Klien dapat klien dapat berdiskusi klien tentang kemampuan yang dimiliki
berdiskusi tentang kemampuan kemampuan yang secara nyata akan menjadi
tentang yang dimiliki. dimilikinya. solusi untuk
kemampuan mengaktualisasikan dirinya
yang sehinga merasa berharga.
dimilikinya.
SP 2: Setelah …x interaksi, Latih kemampuan Kemampuan yang dimiliki
Klien dapat klien dapat melatih yang dimiliki perlu diaplikasikan dalam
melatih kemampuan yang klien. wujud nyata dan dilatih
kemampuan dimiliki. sampai klien merasa dirinya
yang dimiliki. berharga.
SP 3: Setelah …x interaksi, Evaluasi jadwal Evaluasi penting dalam
Klien dapat klien dapat kegiatan menentukan rencana
mengevaluasi mengevaluasi jadwal hariannya. selanjutnya.
jadwal kegiatan kegiatan hariannya.
hariannya.
SP 3: Setelah …x interaksi, Berikan Pemberian obat dapat
Klien klien dapat pendidikan membantu klien untuk
mendapatkan menggunakan obat kesehatan tentang menurunkan tingkat
pendidikan secara teratur. penggunaan obat kecemasan dari kebutuhannya
kesehatan secara teratur yang belum terpenuhi.
tentang pada klien.
penggunaan
obat secara
teratur.
SP 3: Setelah …x interaksi, Masukan ke Penggunaan obat secara
Klien klien dapat dalam jadwal teratur yang dimasukan dalam
memasukan memasukan dalam kegiatan harian kegiatan jadwal harian akan
dalam jadwal jadwal kegiatan klien. mempermudah mengevaluasi
kegiatan harian. harian. tingkat keberhasilan klien
sudah berorientasi pada realita
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo,
2003
Fitria. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat Bagi program S-I Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
Keliat Budi Anna. Dr, Akemat, S.Kp. 2009. Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika
Press.
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai