Renstra Golowel 2017 - 2021
Renstra Golowel 2017 - 2021
PENDAHULUAN
1
A. Tujuan
1. Menjabarkan visi, misi, program kerja Puskesmas Golowelu kedalam program
kegiatan untuk periode waktu 2016-2021.
2. Memberikan pedoman bagi penyususnan rencana kerja tahunan yang dituangkan
dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP).
3. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan instrumen
pengendalian, pengawasan dan evaluasi program kegiatan guna pencapaian program,
sasaran dan kegaiatan.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional ( Lembaga Negar Tahun 2004)
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah (lembaga Negara
tahun 2004 Nomor 124, tambahan lembaha negara Nomor 4437)
3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah (Lembaga Negara tahun 2004 Nomor 126,
tambahan Lembaga Negara Nomor 4438)
4. Undang _undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana jangka Panjang Nasional
2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Kepputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000
tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
7. Kepputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008
Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/ Kota.
8. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
9. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01./60/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementrian Kesetahan Tahun 2010-2014.
10. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor741/Menkes/Per/V/2008
tentang Standar pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota.
11. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur tahun.........tentang Standar pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan kabupaten/ Kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur.
12. Peraturan Bupati Manggarai timur Nomor tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten
manggarai Timur.
2
13. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Nomor........tentang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2008-2013.
14. Keputusan kepala Dinas Kabupaten Manggarai Timur Nomor........Tentang Rencana
Strategis (RESTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten manggarai Timur 2016-2021.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang dan tujuan penyusunan Renstra,
landasan hukum.
Bab II Struktur organisasi, tugas dan fungsi dan Visi Misi Puskesmas Golowelu.
Bab III Gambaran Pelayanan UPTD Puskesmas Golowelu, Kinerja Pelayanan
Bab IV Isu Strategis
Bab V
3
BAB II
TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS GOLOWELU
A. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan surat keputusan kepala Dinas Kesehatan kabupaten Manggarai
Timur tentang penyusunan organisasi Puskesmas Borong terdiri dari :
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Tata Usaha
c. Penanggungjawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Penanggungjawab UKP kefarmasian dan laboratorium.
e. Penangguungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring
f. Fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.
4
2) Kepala Tata Usaha:
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan akuntansi puskesmas.
c. Melaksanakan pengelolaan surat – surat dan hubungan masyarakat.
d. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan, urusan umum dan membuat
perencanaan serta pelaporan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
5
5) Penanggung jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, membawahi ruang
pelayanan :
a. Poli Umum
b. Poli Gigi dan Mulut
c. Poli KIA/KB
d. Unit Gawat Darurat
e. Loket
f. Rawat Inap
g. Persalinan
h. Gudang Obat
i. Apotik
Uraian Tugas Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), yakni :
a) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit pengobatan dan alkes
b) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit nya
6) Puskesmas Pembantu :
Membantu melakukan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil
Penanggung jawab Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Kesehatan,
membawahi fasilitas kesehatan:
- Puskesmas Keliling
- Puskesmas Pembantu
- Pos Kesehatan Desa
Uraian Tugas Penanggung Jawab Jejaring Puskesmas Golowelu :
a) Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P3K, Pusling dan
Pustu
b) Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya
6
D3 Keperawatan 4 orang
D3 Keperawatan Gigi 3 orang
D3 Kebidanan 19 orang
D3 Ahli Nutrision 2 orang
D3 Kesehatan Lingkungan 2 orang
D3 Farmasi 2 orang
D3 Analis Kesehatan 2 orang
D3 Rekam Medis 1 orang
SPK 2 orang
SPPH 1 orang
SPRG 1 orang
SMA 5 orang
2. Berdasarkan Golongan
Golongan 1 A -
Golongan IIA -
Golongan IIB 2 Orang
Golongan IIC 4 Orang
Golongan IID 1 Orang
Golongan IIIA 2 Orang
Golongan IIIB 8 Orang
Golongan IIIC 3 Orang
Golongan IIID 5 Orang
Golongan IVA -
7
D. Visi & Misi Puskesmas
1) Visi Puskesmas
2) Misi Puskesmas
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas melalui
promotif, preventif, dan kuratif.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk berprilaku
hidup bersih dan sehat dengan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia
dan sumber daya alam yang ada.
c. Meningkatkan kerja sama lintas sector dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
d. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar.
8
BAB III
GAMBARAN PELAYANAN UPTD PUSKESMAS GOLOWELU
1. Kondisi Umum
Puskesmas Golowelu terletak di kelurahan nantal, Kecamatan Kuwus. Wilayah
kerja Puskesmas ini terdiri dari 2 (Dua) Kelurahan dan 10 (Sepuluh) Desa dengan
jumlah 14.601 jiwa. Puskesmas Golowelu terletak di bagian ujung timur dari ibu kota
Kabupaten Labuan Bajo dengan batas batas wilayah
Sebelah Timur : Kecamatan Rahong Utara, kabupaten Manggarai
Sebelah Barat : Puskesmas Ranggu
Sebelah Selatan : Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai
Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Wae Pitak
2. Wilayah Kerja
Puskesmas Golowelu terdiri dari 2 (Dua) Kelurahan dan 10 (Sepuluh) Desa dan 5
Jejaring
NO Desa/Kelurahan
1 Kelurahan Nantal
2 Kelurahan Golo Ru’u
3 Desa Coal
4 Desa Sama
5 Desa Lewur
6 Desa Lawi
7 Desa Pangga
8 Desa Suka Kiong
9 Desa Bangka Lewat
10 Desa Compang Suka
11 Desa Golo Pua
12 Desa Benteng Suru
9
3. Data Demografi
Jumlah Jumlah Luas wilayah
No Desa Penduduk (Km2)
KK
1 Kelurahan 1.103 277 6,44 Km2
Nantal
14.202 3.047
4. Sarana Kesehatan
NO Jejaring
1 Pustu Lewur
2 Poskesdes Coal
3 Poskesdes Lawi
4 Poskesdes Pangga
5 Poskesdes Suka Kiong
10
B. Kinerja Pelayanan Kesehatan
Capaian indikator kinerja UPTD Puskesmas Golowelu tahun 2016 yang merujuk pada
Standar Pelayanan Minimal meliputi :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KIA &KB)
Target Capaian
No Kegiatan
SPM 2015 2016
A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 57% 49,6%
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau
2 tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi 90% 93% 96,5%
kebidanan
3 Ibu hamil risiko tinggi yang di rujuk 100 % 100% 100%
4 Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani 80% 22% 38,2%
5 Neonatal risiko tinggi/ komplikasi yang ditangani 80% 3% 18,5%
6 Cakupan kunjungan neonatus 90% 93,1% 94
B. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita
1 90% - -
dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan
2 setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/ 100% 100% -
guru UKS/Dokter Kecil
3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 100 % - -
C. Pelayanan Keluarga Berencana
Cakupan peserta aktif KB 70 % 68,7% 74,5%
D. Pelayanan Imunisasi
Desa/Kelurahan UCI 100% 100% 100%
E. Pelayanan Pengobatan / Perawatan
1 Cakupan rawat jalan 15% 12,6%
2 Cakupan rawat inap 1,5% 1,9%
F. Pelayanan gangguan jiwa
Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan -
15 % -
kesehatan umum
G. Pemantauan Pertumbuhan balita
1 Balita yang naik berat badannya 80% 75,8% 76,7%
2 Balita Bawah Garis Merah < 15% 1,53%
11
Target
No Kegiatan Capaian
SPM
2015 2016
H. Pelayanan Gizi
Cakupan balita mendapatkan kapsul vitamin A 2 kali
1 90% 100% 100%
per tahun
2 Cakupan ibu hamil mendapatkan 90 tablet Fe 90% 72% 75%
12
C. Status Kesehatan
Mortalitas
- Angka Kematian Bayi Pada tahun 2016 ditemukan 4 kasus kematian bayi dari 98
kelahiran hidup atau angka kematian bayi mencapai 1,3 %.
- Angka Kematian Ibu Pada tahun 2016 terdapat 2 kasus kematian ibu.
Morbiditas
Pola penyakit rawat jalan di puskesmas golo welu pada tahun 2016 s/d masih di
dominasi oleh penyakit infeksi seperti Ispa sebanyak 3.198 kasus
1863
996 757
625 551 492
339 292 266 192 180 179 161 83
Dari Grafik di atas dilihat bahwa kasus ISPA menjadi penyakit yang paling
dominan di Wilayah Kerja Puskesmas Golowelu pada tahun 2016 sebanyak 3.198
13
BAB IV
ISU – ISU STRATEGIS
A. Kendala
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Golowelu terdapat
beberapa kendala, antara lain :
1. Kendala Eksternal
a. Penyakit berpotensi wabah yang ditemukan pada tahun 2016 yaitu ISPA dimana
kasus penyakit ISPA merupakan kasus penyakit tertinggi sebanyak 3.198 kasus.
ISPA merupakan penyakit infeksi Saluran Pernafasan Atas yang di sebabkan
masih rendah nya cakupan rumah sehat dan masih kurang nya pengetahuan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Wilayah kerja Puskesmas
Golowelu cakupan rumah sehat 77,3 %
b. Masih rendahnya cakupan Kepemilikan jamban keluarga yakni 40,5%, masih di
temukan perilaku BABs yang berakibat tinggi nya kasus penyakit diare di tahun
2015 sebanyak 83 kasus.
c. Masih rendahnya kunjungan balita ke posyandu yang mengakibatkan kurang
terpantaunya status gizi balita di desa secara keseluruhan. Hal ini dapat berakibat
adanya gizi kurang maupun gizi buruk yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
d. Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat ( PHBS ) dengan status ekonomi menengah ke bawah masih rendah
terutama kebiasaan cuci tangan dengan sabun (CTPS), kebiasaan merokok ,
pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan belum membudayanya kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
e. Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan. Di Puskesmas Golowelu masih
rendahnya keluarga yang memiliki jamban sehat keluarga, cakupan kepemilikan
jamban sehat keluarga 40,5% masih di temukan perilaku BABs diketahui
Perilaku BABs selain mengakibatkan penyakit diare juga dapat mencemari Air
Bersih
f. Masih adanya budaya / mitos / kepercayaan yang menghambat program
kesehatan misalnya persalinan tidak di sarana kesehatan, menolak imunisasi,
menolak menyusui, pantang makanan tertentu baik bagi ibu hamil maupun saat
menyusui, pemberian makanan tambahan pendamping ASI yang tidak sesuai
dengan umurnya.
g. Masih rendahnya kesadaran lintas sektor bahwa kesehatan merupakan tanggung
jawab bersama bukan hanya tanggung jawab sehingga dukungan terhadap
pembangunan kesehatan sangat rendah.
h. Masih sulitnya mencari kader kesehatan yang dapat bekerja dan memahami
tentang teknis pelaksanaan posyandu 5 meja sehingga pelaksanaan posyandu
tidak efektif dan tidak optimal.
14
i. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan
(BPJS belum berkembang dengan baik serta distribusi Pembiayaan jaminan
kesehatan ( BPJS) banyak yang tidak tepat sasaran, sehingga tidak dapat
sepenuhnya diterimakan kepada masyarakat miskin.
2. Kendala Internal
a. Jumlah, kelengkapan berdasarkan profesi, dan kualitas tenaga kesehatan yang
kurang mendukung belum terpenuhi sehingga masih banyaknya petugas yang
rangkap tugas.
b. Petunjuk teknis pelaksanaan beberapa program kegiatan belum jelas sehingga
belum terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum menghasilkan data
yang akurat. Contoh : Upaya Kesehatan Usila, Upaya Kesehatan Remaja, Upaya
Kesehatan Kerja.
c. Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih
belum optimal terutama akses informasi, ketepatan, akurasi, kelengkapan yang
berkaitan dengan lintas sektor.
B. Peluang
Peluang Eksternal
1. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu :
a. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan bahwa fakir miskin
dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat (2) menyebutkan bahwa negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, ayat
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Berkaitan dengan Undang – Undang Dasar 1945 tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah secara bertahap
mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud ayat
(1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peraturan perundangan tersebut
merupakan peluang untuk mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan
kesehatan.
b. Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah terhadap bidang
kesehatan yaitu : Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
Daerah pasal 13 ayat (1) e, yang menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan
merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi
dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang
menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi,
15
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Kemudian dalam pelaksanaan kedua undang
– undang tersebut dijabarkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 / MENKES / SK / / 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai acuan dalam
penyelenggaraan Puskesmas dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
3. Terdapat komitmen global, regional, nsional yang menyangkut masalah kesehatan,
mewajibkan pemerintah memberi perhatian terhadap pemecahan masalah kesehatan.
Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals – MDGs) bertujuan mengatasi
delapan tantangan utama pembangunan, tiga diantaranya adalah masalah kesehatan yaitu
(1) penurunan angka kematian anak, (2) peningkatan kesehatan ibu dan (3) Upaya
menghentikan penyebaran terhadap penyakit (khususnya HIV/AIDS, malaria,
Tuberculosis dan penyakit lainnya). Komitmen global terhadap dunia bebas penyakit
polio. Badan Kesehatan Dunia (WHO,1988) mencanangkan program eradikasi polio (The
Global Polio Eradication initiative). Komitmen pemerintah terhadap pembangunan
kesehatan dmplementasikan pada pelaksanaan pembangunan nasional dengan
menggunakan konsep paradigma sehat yang dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan
Maret 1999 sebagai ” Gerakan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan”. Paradigma
sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang
melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang
bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan
kesehatan. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan
dampaknya di bidang kesehatan minimal memberikan sumbangan dalam pengembangan
lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan
harus menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
Peluang Internal
1. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan mencukupi.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan
kegiatan baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
3. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan jumlahnya.
4. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan
keshatan baik melalui Pemerintah Kabupaten (APBD, Jamkesda), Pemerintah
Pusat (DAK, BOK, BPJS/Jampersal).
5. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur.
16
C. Rumusan Permasalahan
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di
Puskesmas, maka permaslahan yang dihadapai Puskesmas Golowelu adalah;
1. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus kematian Ibu di wilayah Puskesmas
Golowelu, namun masih tetap menjadi kekhawatiran dimana cakupan K4 masih
rendah dari target SPM yakni 57% , dan di tahun 2015 masih ditemukan kasus
persalinan di tolong oleh dukun yakni 7% hal tersebut yang dapat berpotensi
menimbulkan kasus kematian ibu dan bayi pada saat persalinan.
2. Angka kesakitan , Tingginya kasus Ispa & masih ditemukan kasus TB Paru dimana
kasus penyakit TB Paru di pengaruhi oleh situasi kesehatan lingkungan yakni rumah
sehat cakupan rumah sehat di Puskesmas Golowelu 77,3% dan masih kurang nya
pengetahuan masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Kesadaran masyarakat khususnya ibu balita untuk menimbang anaknya ke Posyandu
masih sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya cakupan D/S.
Rendahnya cakupan kunjungan balita ini dapat berakibat tidak terpantaunya status
gizi balita secara keseluruhan yang dapat berdampak adanya kasus balita dengan gizi
buruk maupun gizi kurang yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
4. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah. Kebiasaan
cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar belum
membudaya, kebiasaan merokok masih tinggi, perilaku pemberian ASI eksklusif pada
bayi masih rendah.
5. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum berkembang,
sebagian besar masyarakat belum memiliki jaminan kesehatan diantaranya dana sehat
melalui desa siaga belum mendapat dukungan seluruh masyarakat. Masih
ditemukannya pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum
tepat sasaran.
6. Partisipasi / peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah
diantaranya posyandu, pengembangan desa siaga belum dilaksanakan secara mandiri
masih bergantung pada Puskesmas. Motivasi masyarakat sebagai kader posyandu
masih sangat rendah, belum adanya regenerasi kader posyandu.
7. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal karena kurangnya minat
masyarakat dan media promosi kurang menarik.
8. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang tidak pada awal
tahun sehingga menyulitkan dalam administrasi dan kelengkapannya. Dalam
penganggaran terkadang belum sepenuhnya sesuai dengan prioritas program, ada
beberapa program penting yang belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana
dengan baik.
17
BAB V
PENUTUP
Golowelu,
Kepala Puskesmas Golowelu
Yoseph Sudi,A.Md.Kep
NIP. 19721227 199403 1 009
18
19