Syafrudin,SKM,M.Kes
Syafrudin:
Sejak awal sampai penyelesaian buku ini berbagai pihak telah memberikan
bantuan yang sangat bermanfaat, untuk itu pada ke-sempatan ini penyususn ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan dosen yang
telah memberikan bantuan saran dan masukannya dalam penyusunan buku ini,
dan para penulis dimana bukunya menjadi bahan rujukan saya. Semoga Allah
SWT senanntiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada mereka, yang
dengan tulus ikhlas hati dalam memberikan bantuan dalam menyelesaikan buku
ini.
Syafrudin, SKM,
M.kes
Yudhia fratidhina ,
SKM, M.kes
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
1. KONSEP PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian Promosi Kesehatan
The process of enabling people to control over and improve their health,
WHO. Adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat
memelihara dan meningkatkan kese- hatannya.
upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri
dalam melindungi kesehatan'diri dan lingkungannya, dengan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang diimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Suatu proses/upaya agar masyarakat mampu untuk meme lihara dan
meningkatkan kesehatan(Piagam Ottawa)
Suatu program yang dirancang untuk merubah perilaku, organisasi
masyarakat dan lingkungannya (Victoria Healt Foundation, 1996)
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lair baik individu
Kelompok atau masyarakat sehingga berperilaku yang kondusif untuk kesehatan.
Pengertian lain:
a. Promosi Kesehatan bagian dari upaya kesehatan (Public Health) secara
keseluruhan, yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat, yaitu
upaya meningkatkan, memampukan masyarakat. Untuk memelihara,
meningkat-kan dan melindungi kesehatan, yang lebih bersifat upaya
promotif, preventif tampa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesada- ran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan iklim yang
mendukung, sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada pengembangan
prilaku dan lingkungan sehat.
c. Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan ber- bagai pihak dan
merupakan upaya dari, oleh dan untuk bersama masyarakat, sehinga,
masyarakat aktif sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu obyek
semata.
d. Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat,
sehingga Promosi Kesehatan diwarnai suasana lokal.
e. Dalam Promosi Kesehatan nuansa kesehatan menjadi le bih kental, suasana
kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat masyarakat
sebagai subyek men jadi lebih menonjol.
Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve
their health (WHO, 1986)
Promosi Kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,
'98). Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. (definisi yang selama ini dipakai
oleh Pusat Promosi Kesehatan)
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan pembelaja ran, yaitu
upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang
kesehatan.
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat; Proses
pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai
dengan keadaan, permasalahaan dan potensi setempat.
Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi
lingkungan, baik lingkungan pisik maupun non pisik, termasuk kebijakan dan
peraturan perundangan. Promosi kesehatan di dunia dikenal sejak tahun 1980-an,
teta- pi di Indonesia baru dikembangkan sejak tahun 1995, sebagai pengembangan
lebih lanjut dari "pendidikan" dan "penyulu- han" kesehatan.
G. Kerangka Konsep
1. Visi/yang diharapkan : berkembangnya perilaku dan gerakan sehat di
masyarakat, menuju Indonesia Sehat 2010
2. Dasar/acuan penyelenggaraan promosi kesehatan, yaitu : paradigm sehat atau
pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan;
3. Ruang lingkup promosi kesehatan, yaitu : perilaku proaktif memelihara dan
meningkatkan kesehatan (contoh : olah
raga/aktivitas fisik yang teratur), mencegah resiko ter terjadin ya penyakit
(contoh : tidak merokok atau menjaga kawa 2. Pen awasan tanpa asap rokok),
melindungi diri dari ancaman pen (contoh : memakai helm/sabuk pengaman
waktu berkenda. raan), dan berperan aktif dalam upaya kesehatan (inisalnya
hul ket di Posyandu). bi
4. Area atau program yang diprioritaskan dalam promosi kese hatan, yaitu :
KIA, Gizi, Kesling, Gaya Hidup dan JPKM
5. Tatanan utama, yang menjadi sasaran promosi keseha. tan, yaitu : Rumah
tangga (sasaran ibu, bayi dan balita), Sekolah (sasaran: anak sekolah), tempat-
kerja (sasaran: usia produktif), tempat umum (remaja/anak muda), sarana
pelayanan kesehatan (pengunjung).
6. Strategi pokok Dikenal dengan singkatan ABG, yaitu Advokasi (upaya untuk
mempengaruhi kebijakan), Bina suasana (upaya pembentukan opini publik),
dan Gerakan/ pemberdayaan masyarakat (upaya untuk menggerakkan dar/atau
memberdayakan semua komponen masyarakat),
7. Initra utama: para pembuat kebijakan, lintas sektor, kala- ngan swasta, media
massa, Perguruan Tinggi, dan semua komponen masyarakat : tokoh agama,
tokoh masyarakat, LSM, organisasi profesi, artis, dll.
H. Bentuk Kegiatan dan Pesan Utama
Berdasarkan kerangka konsep khususnya strategi pokok ( yaitu : Advokasi,
Bina Suasana, dan Gerakan/Pemberdayaan masyarakat), kegiatan nyata promosi
kesehatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya untuk mening- katkan kemampuan
dan kemandirian semua komponen masyarakat untuk dapat hidup sehat;
2. Pengembangan kemitraan , yaitu upaya untuk membangun hubungan dengan
para mitra kerja berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberikan
manfaat
3. Upaya advokasi yaitu upaya untuk mendekati, mendampingi dan
mempengaruhi para pembuat kebijakan secara bijak,sehingga , mereka sepakat
untuk memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan
4. Pembinaan suasana, yaitu kegiatan untuk mebuat suasana atau iklim yang
mendukung terwujudnya perilaku sehat,dengan mengembangkan opini public
yang positif,melalui media massa tokoh masyarakat “public figure”, dan lain
lain
5. Pengembangan sumberdaya manusia ,yaitu kegiatan Pendidikan, pelatihan
,pertemuan –pertemuan dll untuk meningkat kanwawasan, kemauan dan
keterampilan,baik petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial
di masyatrakat.
6. Pengembangan iptek yaitu kegiatan untuk selalu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang promosi informasi, komunikasi,
pemasaran, advokasi, dan dll yang selalu tumbuh dan berkemban.
7. Pengembangan media dan sarana, yiatu kegiatan untuk “mempersenjatai”
diri dengan penyediaan media dan sarana yang di perlukan untuk mendukung
kegiatan promosi kesehatan.
8. Pengebangan infrastruktur yaitu kegiatan penunjang promosi kesehatan,
seperti : secretariat, tim promosi serta berbagai perangkat keras dan perangkat
lunak yang di perlukan
Sedangkan pesan-pesan kesehatan:
1. Temanya adalah: kesehatan adalah hak asasi manusia, yang perlu di pelihara
dan di tingkatkan kualitasnya,dan kesehatan adalah infestasi, sehingga peril
terus di pupuk dan di kembangkan
2. Fokus pesan adalah : peningkatan ketahanan keluarga dan kepedulian terhadap
lingkungan , sedagkan
3. Pesan pesan utama adalah : aktivitas fisik /olahraga teratur, melaksanakan
diet/ pengaturan pola makan dengan gizi seimbang/tidak merokok atau
menjaga Kawasan tanpa asap rokok, dan mempraktekan 5s
(senyum,salam’sapa,sopan dan santun sebagai perwujudan pribadi yang
sehatrohanni dan sosoial )
Proses dimulai dari pengkajian hidup, masalah kesehatan, masalah perilaku, faktor
penyebab, sampai keadaan internal dan eksternal. Output tahap pengkajian ini
adalah: pemetaan masaalah perilaku, penyebabnyadll.
Proses di lakukan dengan mengkaji factor prilaku, factor penyebab dab factor-
faktor internal dan eksternal dan kemudian merumuskan kegiatan untuk
melekukan intervensi terhadap factor penyebab output tahap ini adalah rumusan
rencana, berupa rumusan tujuan (yaitu rumusan peningkatan perilaku yang di
inginkan) dan rumusan kegiatan di infentarisir dan di susun secara beruruta.
Outputnya adalah siapnya kegiatan (rap pelaksanaanya itu tenaga saranadll) dan
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana.
Tahap pemantauan:
Tahap penilaian:
Fokusnya pada perbaikan rencana yang akan datang: perlu di lihat keseluruhan
komponen: rumusan tujuan, jenis kegiatan intervensi, dll.
Tahap pelaporan:
Adalah pelaporan keseluruh proses dan komponen termasuk tujuan yang di capai,
kegiatan yang di lakukan, sumbrdaya yang di pergunakan, dll
Masukkan/gagasan/umpan balik
Organisasi profesi/ mengamati
keagamaan/kemasyarakatan/LSM,swa Dukungan sumber daya
sta media mssa Peran aktif dalam berbagai promosi
kesehatan
Masuk/gagasan/umpanbalik/mengamati
Penyebarluasan informasi
J. Perkembanganpromosikesehataninternasional
1. Periode 1945-1965
a. Istilah yang dipakai : propaganda kesehatan/ penerangan kesehatan
b. Kegiatannya : gerakan kebersihan ( kerja bakti, membersikan rumah dll)
c. Penyemprotan malaria 12/Nop/1964 oleh Presiden Soekarno ( menjadi
hari kesehatan nasional)
d. Catatan pentingnya :
Didirikan sekolah penyuluhan kesehatan Di Magelang
Mulai adanya media penyuluhan berupa FILM dan FOSTER terkenal
denga empat sehat lima sempurna
Lahirnya UU kesehatan 1960
2. Periode 1965-1975
a. Dikenal istilah pendidikan kesehatan Masyarakat
b. Lahirnya konsep PKMD ( Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa)
3. Periode 1975-1995
a. Dikenal istilah penyuluhan Kesehatan Masyarakat
b. Pengembangan pendekatan kesehatan masyarakat: posyandu, polindes dll
4. Periode 1995-sekarang
a. Istilah promosi kesehatan mulai di pakai
b. Konsep Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dikembangkan sebagai
salah satu model promosi kesehatan
c. Dicanangkannya gerakan pembangunan berwawasan kesehatan oleh
Presiden Habiebie pada tanggal 1 Maret 1999
d. Dicetuskannya visi Indonesia sehat 2010
5. Perbedaan penkes dan Promosi Kesehatan
a. Secara konseptual
Penkes :dapat diterapkan pada tiap tingkatan pencegahan
penyakit
Promosi Kesehatan : hanya dapat diterapkan sebelum penyakit timbul
b. Secara kegunaannya
Penkes : hanya perubahan perilaku saja
Promosi kesehatan :bukan hanya perubahan perilaku saja tapi juga
kebijakan dari sistem yang perlu berubah
2. LINGKUP PROMOSI
KESEHATAN DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
A. Masa Bayi
Masa bayi 0-1 tahun. Penyesuaian sepanjang rentang hidup pada masa bayi
yaitu belajar memakan makanan padat, belajar berjalan, berbicara, belajar
mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mempelajari perbedaan beberapa
jenis kelainin dan tata caranya, mempersiapkan diri untuk membaca dan belajar
membedakan benar dan salah dan mulai mengembangkan hati nurani.
Anak balita 1-5 tahun. Pada anak balita ini bisa melakukan penyesuaian
sepanjang rentang hidup yaitu mengembangkan keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan hati nurani, pengertian moral
dan tata nilai, belajar menyesuaiakan diri dengan teman-teman seusianya,
membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh, mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum, dan mencapai kebebasan pribadi.
C. Masa Remaja
Tendesi tingkah laku pasif dan aktifitas yang lebih mengarah ke dalam diri
sendiri. Yang meliputi yaitu :
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, pria
dan wanita.
8. Berperilaku.
D. Ibu Hamil
E. Ibu Bersalin
Dimana seorang ibu dalam masa bersalin yang dalam tahap dan fase dalam
persalinan. Promosi kesehatan ibu bersalin yaitu:
1. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan
kesakitan: berilah dukungan dan yakini dirinya. Berikan informasi mengenai
proses dan kemajuan persalinannya dan dengarkan keluhannya dan cobalah
untuk lebih sensitif terhadap perasaannya.
2. Bila ibu tampak kesakitan, berilah dukungan atau asuhan dengan :
a. Lakukan perubahan posisi
b. Anjurkan tidur miring kekiri
c. Sarankan ia untuk berjalan
d. Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau
membasuh mukanya di antara kontraksi
e. Ibu di perbolehkan melakukan aktifitas sesuai kemampuan
f. Ajarkan kepadanya teknik bernapas
3. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain
menggunakan tirai atau penutup, tidak menghadirkan orang lain tanpa
sepengetahuan dan seijin pasien atau ibu.
4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur
yang akan di laksanakan dan hasil pemeriksaan
5. Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluaanya setelah
buang air besar atau kecil
6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara :
gunakan kipas angina atau AC dalam kamar, menggunakan kipas biasa dan
menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
7. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi, berikan cukup
minum
8. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
F. Ibu Nifas
Ibu nifas dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.
Pada masa nifas ibu banyak mengalami kejadian penting. Mulai dari prubahan
fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru
dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih
sayang. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan
ibu, kemmungkinan timbul masalah atau penyulit, yang bila ditangani segera
dengan efektif akan dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian
bagi ibu, sehingga masa nifas ini sangat penting untuk fipantau bidan.
Dalam upaya promosi kesehatan inilah yang diharapkan ibu dapat melakukan
sendiri perawatan pada masa nifas, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
diketahui dengan baik oleh ibu dalam masa nifas normal. Pada materi ini akan
dibahas sejauh mana upaya-upaya promosi kesehatan yang perlu dilakukan pada
ibu nifas.
Upaya promosi kesehatan pada ibu nifas adalah suatu usaha promosi kesehatan
yang diberikan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu selama 6 minggu atau
42 hari.
1. Kebersihan diri
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
membersihkan daerah genetalia.
b. Pakaian
c. Kebersihan Rambut
d. Kebersihan Kulit
2. Mobilisasi
Anjuran :
Anjuran:
Mobilisasi dini
Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum
Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB,jika pada hari ketiga
belum BAB,ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk ssuppositoria(pil
yang dibuat dari bahan yang mudah mencair dan mengandung obat-obat
untuk dimasukkan kedalam liang anus).Ini penting untuk menghindari
gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat pengeluaran
lochea
5. Istirahat
Demam
Jika suhu tubuh lebih dari 38 0celcius selama 2 hari berturut-turut
menandakan adanya infeksi
Peradangan payudara
Penciutan kandungan yang tidak normal (Subinvolusi)
Infeksi kandung kemih(Cyatitis)
His pengiring
Perdarahan nifas
Infeksi luka jahitan
Pembendungan darah (Haematom)
G. IBU MENYUSUI
Ibu menyusui harus
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
2. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup
3. Minum sedikit 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gisi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin
5. Minum kapsul vitamin A (200.000) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui asinya.
Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar,bersih, dan siap untuk diminum.
Untuk ibu:
1. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
2. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan
3. Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan
hal-hal yang tersebut di atas.
H. PUS/WUS
PUS adalah Pasangan Usia Subur dan WUS adalah Wanita Usia Subur.
Masa ini merupakan Masa yang penting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna
untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450
kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada umur 40
tahun keatas perempuan masih bisa dihamilkan, fertolitas menurun cepat setelah
berumur tersebut.
Promosi Kesehatan pada Pasangan Usia Subur atau Wanita usia Subur
I. KLIMAKTERIUM
Bukan suatu keadaan patologik, melainkan masa peralihan yang normal, yang
berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun setelah menopause.
Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan
androkrinologik( kadar estrogen mulai turun dan hormon gonadotropin
meningkat). Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause.
Lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun.
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan ringan atau kadang-kadang berat. Meskipun
klimakterium merupakan masa perubahan. Perubahan dan gangguan itu sifatnya
berbeda-beda menurut klimakterium. Pada permulaan klimakterium kesuburan
menurun, pada masa pramenopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan
terutama pada masa pasca menopause terjadi gangguan vegetatif, pisik dan
organis.
J. MENOPAUSE
Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir.
Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan
perdarahan yang berkurang.umur waktu terjadinya menopause di pengaruhi oleh
kuturunan, kesehatan umum,dan pola kehidupan.
“coping strategi”
Cara mengatasi pada wanita yang klimakterium dan menopause yaitu dengan
pendekatan psikologis antara lain :
1. Menghindari perubahan kejiwaan
2. Berikan perhatian khusus
3. Pangaturan dan penyusuaian nutrisi dan pola makan yang seimbang
4. Menghindari penuan kulit
5. Mempertahankan aktifitas fisik
6. Mempertahankan aktifitas seksual
3. MODEL DAN NILAI
PROMOSI KESEHATAN
Model
3. Punishment (Hukuman)
Contoh :
G. Teori Atribusi
H. Stres
1. Pengertian
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
tubuh yang terganggu. Suatu fenomena universal yang terjadi dalam
kehdiupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari. Stres memberi dampak
secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial
dan spiritual. Stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Macam-macam stres :
Manifestasi adalah gejala atau gambaran yang dapat diamati secara subjektif
maupun objektif dari individu yang mengalami stres psikologis. Manifestasi
psikologi individu yang mengalami stres antara lain :
Kecemasan
Marah
Menangis
Ketawa
Teriak
Memukul dan menyepak
Menggeram, memegang dan meremas
Mencerna, mengumpat
I. Coping
1. Pengertian
Coping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stresfull, coping tersebut adalah merupakan respon individu terhalang situasi
yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik.
Strategi coping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau
situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan atau dihadapi.
Coping diartikan sebagai usaha perubahan kognitif dan perilaku secara
konstan untuk menyelesaikan stres yang dihadapi.
Macam-macam Coping :
a) Coping Psikologis
b) Coping Psiko-sosial
2. Metode Coping
PROMOSI KESEHATAN
A. Pendahuluan
Pendidikan kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga
mempunyai dua sisi yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi, pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang dari program-
program kesehatan lain. Artinya, setiap program kesehatan misalnya
pemberantasan penyakit, perbaikan, masyarakat, kesehatan ibu dan anak, dll perlu
ditunjang oleh pendidikan kesehatan (sering disebut penyuluhan kesehatan)
karena masing-masing program tersebut mempunyai aspek perilaku masyarakat
yang perlu dikondisikan dengan pendidikan kesehatan.
Hambatan yang paling besar dirasakan dalam rangka mencapai tujuan untuk
mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya adalah faktor
pendukungnya (enabling factors). Meskipun kesadaran dan pengetahuan
masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek (practice) tentang
kesehatan atau perilaku hidup sehat masih rendah. Setelah dilakukan pengkajian
oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), terutama di negara-negara
berkembang, ternyata faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak
mendukung untuk masyarakat berperilaku hidup sehat misalnya : meskipun
kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya
sanitasi lingkungan, gizi, imunisasi, dll) sudah tinggi tetapi tidak di dukung oleh
fasilitas masyarakat tidak mampu membangun atau mengakses jamban sehat, air
bersih, makanan yang bergizi fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan, dll, maka
mereka sulit untuk mewujudkan perilakunya tersebut.
Oleh karena itu promosi kesehatan tidak hanya proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga dengan meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik
maupun non fisik) disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan-perubahan
perilaku dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dalam hand out ini akan mempelajari bagaimana cara atau langkah yang
diperlukan untuk mencapai, memperlancar atau mempercepat pencapaian tujuan
promosi kesehatan melalui strategi global, strategi berdasarkan ottawa charter,
pendekatan medical, pendekatanj perubahan perilaku, pendekatan educational,
pendekatan yang berpusat pada klien, dan pendekatan perubahan sosial.
B. Strategi Pendidikan/promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan seperti di uraikan di
atas diperlukan cara pendekatan yang strategis agar tercapai secara efektif dan
efisien. Cara ini sering disebut ”strategi”. Jadi strategi adalah bagaimana cara
untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi pendidikan kesehatan tersebut
secara efektif dan efisien. Strategi pendidikan atau promosi kesehatan ini ada 2
(dua) versi, yakni:
1. Strategi Global (Global Strategy) menurut WHO (1984)
Advokasi (Advocacy)
Pengertian :
Adalah kegiatan yang ditujukkan kepada pembuatankeputusan (decisions
makers) atau penentu kebijakan (policymakers) baik di bidang kesehatan
maupun sector lain di luar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan public. Tujuannya adalahagar pembuat keputusan ini mengeluarkan
kebijakanantara ain dalam bentuk peraturan-peraturan, undang-undang,
instruksi-instruksi, dan sebagainya,yang menguntungakan kehatan public.
Yang dimaksud strategi advokasi kesehatan yaitu :
1) Usaha mempengaruhi keebijakan public / pengambilankeputusan denngan
melaluiberbagai macam bentuk komunikasi persuasive.
2) Berbicara dengan memberikan perhatian terhadap suatu masalah atau isu
penting dan mengarahkan pembuat keputusan untuk membuat solusi.
3) Suatu upaya agar pembuatkeputusan secara aktif mendukug suatu
masalah/isu dan mencoba untuk mendapatkan dukungandari phak lain.
Tujuan advokasi
Langkah-langakah advokasi
d. Negosiasi
Yitu tehnik advokasi yangmenghasilkan kesepakatan. Masing-
masing pihak mempunyai kepentingan yang sama perlu di
amankan, kepentingan yangberbeda/bertentangan. Perlu di
pertautkan berarti diperlukan kemampuan tawar menawar dengan
alternative yang cukup terbuka.
e. Petisi/resolusi
Tehnik advokasi dengan membuat pernyataan tertullis yang lebih
besar tekannanya apabila merupakan hasil dari musywarah/rapat,
dengan jumlah peserta yan besar (kuantitaf/kualitatif) dan di blow
up melalui media massa seperti ikrar pernyataan, sikap, fatwa,
f. Mobilisasi
Yaitu tehnik advokasi yang menggunakan massa yang
menggunakan kekuatan massa /orang.
Inisial demo, pawai parade unjuk rasa, safari, dll.
g. Penggunaan media massa
Yaitu tehnik advokasi dengan menggunakan media massa
elektronik, seperti tv
Radio, internet, dan media cetak, (Koran, majalah, tablod, dll).
Maksudnya untuk membentuk opini, menyamakan persepsi
memberikan tekanan denganmemberikan informasi kepada banyak
orang banyak tempat berbeda kepada banyak orang, banyak tempat
yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Rincian tekhnis dalam
pemanfaatan media massa:
a. Siaran pers d. Konferensi pers c. lembar/fakta
b. Press kit e. Wiasata pers
6. Monitoring dan evaluasi
advokasi
1. Secara aktip mendukung suatu masala isu dan mencoba untuk mendapatkan
dukungan dari pihak lain
2. Mempormosikan atau memperkuat suatu perubahan kebijakan, program dan
produk legislasi
3. Secara lebih diarahkan pada pembuat kebijakan dan secondary stakeholder
(primary stakeholder juga perlu di beri informasi untuk pemberdayaan guna
menekan pembuat kebijakan mengeluarkan kebijakan puklik yang
diharapkan)
Persamaan
1. Identipikasi segmentasi sasaran
2. Melakukan penelitian / riset untuk memperjelas masalah
3. membuat strategi dan pesan
4. monitiring dan evaliasi
Indikator keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat dan adanya
tanggapan/respondan para pengambilan keputusan dalam bentuk:
1. adanya pengaturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi himbauan tentang
pentingnya program PHBS
2. adanya anggran dan APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk
pelaksanaan PHBS
3. adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan PHBS
4. kemampuan pengambilan keputusan dalam menjelaskan PHBS pada setiap
kegiaatan
5. terbentuiknya fungsi kelompok kerja PHBS
Dukungan sosial (social support)
Pengertian
Yaitu menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai
kelompok opini yang ada di masyarakat (toma, toga, LMS, dunia usaha /swasta,
organisasi profesi, pemerintah, dll) sehingga dapat menciptakan opini publik
yang jujur, terbuka sesuai dengan norma, situasi dan kondisi masyarakat yang
mendukung tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat di semua tatanan.
Adalah kegiatan yang di tujukan kepada para toko masyarakat baik formal
(tokoh agama dll) yang mempunyai pengaru di masyarakat
Dukungan sosial atau bina suasana adalah agar kegiatan atau program
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para toko masyarakat dan tokoh
agama. Selanjutnya toma dan toga ini dapat menyembatani antara pengelola
program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang paternalitis
seperti di indonesia toma dan toga merupakan panutan perilaku masyarakat yang
sangat signifikan
Tujuan
Adapun tujuan dengan dilaksanakanya kegiatan ini :
1. Adanya anjuran dan contoh positif dan petugas kesehatan atau pemuka
masyarakat
2. Adanya dukungan lambang-lambang masyarakat
3. 3.adanya dukungan media masa/pembuatan opini umum
4. Adanya kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terkait
5. Tersedianya sasaran dansumber daya lainnya
Sasaran
Sebagai sasarannya, dapat disesuakan dalam program PUBS
Yang akan dilaksanakan, berikut ini sejumlah sasarannya:
1. Tenaga profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, organisasi masa
2. (wanita,agama), organisasiprofesi kesehatan
3. Lembaga swadaya masyarakat
4. Para pemuka dan orang-orang yang berpengaru di masyarakat, kelompok
media massa
5. Kolompok pengusaha yang terkait kesehatan kelompok peduli kesehatan
Langkah-Langkah Pelaksanaan
Dukungan Sosial/Bina Suasana
NO LANGKAH- KEGIATAN HASIL YANG
LANGKAH DIHARAPKAN
Pertemuan rutin
Pengelompokan Kesepakatan kerjasama
mitra kerja Plan of action
Pertemuan
Pelatihan
Pembagian tugas
Lokakarya/semiloka
dan fungsi serta
jadwal kegiatan Kampanye
atau masing- Penyebarluasan
masing mitra kerja informasi melalui media
cetak, radio, film
Koordinasi terpadu
untuk setiap kegiatan
Kegiatan yang tidak
tumpang tindih
Perluasan cakupan
Sepervisi
Mempelajari laporan
Pemantauaan dan kegiatan
Evaluasi Kegiatan berjalan sesuai
tujuan yang dicapai
Masukan-masukan untuk
memperbaiki
perencanaan
Indikator kebersihan
Adapun indikator keberhasilan sebagai berikut:
Ada peningkatan jumlah kegiatan dan jaringan kemitraan
Cara untuk mengenal dan memilih mitra untuk program phbs yang dikenal
dengan “5 c, sebagai berikut :
1. Kompetensi (competent)
2. Koinitmen (cominitment)
3. Relasi (clout)
4. jangkauan{coverage}
Apakah organisasi terebut mampu menjangkau sasaran yang
telah ditetapkan di berbagai wilayah,berbagai sigmen seperti
demografi,sosial ekonomi
5.kesinambungan{continuty}
Sudah berapa lamakah organisasi ini melakukan kegiatan
Sudah pernakah menangani kegiatan yang serupa?
Apakah memiliki dasar kelembagaan dan sumber daya untuk
jangka panjang?
Contoh kegiatan
1. adanya forum bersama antara departemen kesehatan RI dengan
forum komunikasih LMS.AIDS se jabotabek {FKLOPA}
2. adanya bantuan pengadaan jamban dan tim penggerak PKK
kabupaten tangerang dalam rangka mendukung program PHBS
di tatanan rumah tangga
3. adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung
perkantoran kegiatan pertemuan dengan toko-toko agama
{MUI,PGI,PHDI,WALUBI} untuk menyebarluaskan
pentingnya hidup bersih dan sehat bagi umat pada acara-acara
Keagamaan (Khotbah juma,t Hari minggu,dll)
4. pertemuan dengan tokoh –tokoh agama islam untuk memberi
contoh PHBS
5. Pada GJB (Gerakan juma,t Bersih)
Pemberdayaan masyarakat {empowermant}
Pengertian
Pemberdayaan ini ditunjukan langsung kepada masyarakat,sebagai
sasaran primer utama promosi kesehatan.tujuannya adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam mememlihara dan
meningkatkan kesehatanya mereka sendiri.pemberdayaan masyarakat
ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan anatra lain :
penyuluhan kesehatan pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat{PPM}dalam bentuk misalnya koprasi,pelatihan-pelatihan
keterampilan dalam rangka meningkatakan pendapat keluarga.
Yang dimaksud gerakan masyarakat yaitu
Tahap Pelaksanaan
Supervisi
Forum Komunikasi
Pada forum ini dapat di bahas rencana supervisi terpadu, hasil supervisi
dan petugas yang turun ke lapangan, sekaligus dapat membahas upaya
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemui di lapangan.
Dilapangan atau di desa, forum komunikasi ini juga perlu di bentuk
sebagai wadah berkumpulnya pelaksana pembangunan desa dengan tokoh
masyarakat baik formal maupun non formal. Dalam forum ini pelaksana
pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan rencana kegiatan
yang telah disusun hambatan-hambatan serta keberhasilan yang telah
dicapai. Forum ini sekaligus sebagai wadah untuk pemecahan masalah,
menyempurnakan rencana yang disusun dan lain-lain sehingga dapat
berfungsi untuk pemantauan dan penilaian masyarakat sendiri.
Menunjukkan film-film pembangunan kesehatan
Dukungan sosoial atau bina suasana adalah agar kegiatan atau program
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh
agama. Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani antara pengelola
program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang paternalitis seperti
di indonesia toma dan toga merupakan panutan perilaku masyarakat yang sangat
signifikan.
1. Pendekatan Medical
Dasar dan Dukungan ini adalah untuerhadap penyakit. Hal ini
untuk mencegah ter adinya penurunan kesehatan dan kematian dini cara
medis. Dapat diperoleh dan progranm imunisasi dan vaksinasi yang
bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan pada anak. Keputusan medis
ini tergantung pada pengetahuan dan pelaksanaan persuasif (membu- juk)
dalam pelaksanaannya. Pencegahan dan perawatan merupakan prioritas
untuk mencegah kehilangan dalam bidang sosial ekononi sebagai
penyebab dan penurunan kesehatan.
Kegiatan untuk mengembangkan publikasi ini. Meluncurkan
kampanye melalui media dan pendidikan. Tujuan akhir dan persetujuan
medis adalah untuk menu- runkan angka kesakitan dan kematian dini.
Fokusnya adalah menantang persuasif dan mengalihkan tanggung jawab
individu tersebut untuk membuat pilihan dalam pencegahan penyakit.
2. Pendektan Perubahan Perilaku
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendorong orang untuk melakukan
perlindungan kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Terkait dengan orang lain untuk membuat pilihan tentang cara hidup sehat
terkait hubungan perubahan. Terkait dengan faktor sosial ekonoini dan
budaya egiatan promosi kegiatan yang digunakan dalam pendeka tan ini
diterbitkan: komunikasi dan konseling, pendidikan, ayaan, membuat
kebijakan, peran serta masyarakat, dan pengembangan hubungan sosial
yang akan muncul dengan menggerakkan yang diperlukan setiap orang
untuk merubah peilakunya tidak sama. Ada ndividu yang memerlukan
waktu lebih lama dari pada individu yang lain untuk merubah
perikunya,demikian pula sebaliknya.
3. Pendekatan Education
Dan pendekatan ini diketahui bahwa kerugian sosial ekonomi sebagai hal
penentu dan penurunan kesehatan. Wujud perhatiannya yaitudengan
membuat perubahan sosial dan ekonomi dengan rencana / aksi politik dan
memperluas jaringan kerjasama dengan pembuat kebijakan.
D. Kesmpulan
a. Pendekatan medis
b. Pendekatan perubahan
c. Pendekatan education
d. Pendekatan yang berpusat pada klien
e. Pendekatan perubahan sosial.
5 ETIKA PROMOSI KESEHATAN
A. Latar Belakang
Etika promosi kesehatan sangatlah mutlak di perlukan karena etika
dalam promosi kesehatan adalah :
1. Sebagau dasar dalam tentukan langkag
2. Mencapai tujuan yang berorientasi ke masyarakat
3. Tahu masingmasing peran ( petugas kesehatan dan masyarakat)
4. Program yang stimultan.
1. Identifikasi masalah
Ada 4 hal dalam melakukan analisa di masyarakat:
a) Latar belakang masyarakat:
1) Letak geografi: iklim, keadaan tanah (bukit, laut, gunung)
letak, (urban, rural, terpencil) dan sarana transport.
2) Mata pencarian:(petani, buruh, nelayan, dll)
3) Karakteristik demografi: (pddk, sosbud, sosek, agama,
pendidikan, SARA)
4) Prilaku kesehatan masyarakat: kebiasaan masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan serta penyebab timbulnya
kebiasaan tersebut. Hal ini dapat di lihat dari 2 sumber yaitu
Provider dan masyarakat itu sendiri ( karena pengetahuan,
sikap, persepsi, norma, dan sarana)
b) Status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari:
1) Vital statistik: IMR, MMR, CDR ( Kematian, kelahiran,
fertilitas dan kesakita)
2) Morbidity: Penyakit infeksi dan non infeksi, krik dan akut serta
status gizi
c) Sistem layanan kesehatan Masyarakat
1) SDM Kesehatan
2) Sarana kesehatan ( Rumah Sakit, Puskesmas, Balai
Pengobatan, baik negeri maupu swasta)
3) Jarak ke sarana kesehatan
4) Program yang ada di masyarakat
d) System social masyarakat
1) Pola partisipasi masyarakat
2) Organisasi social yang ada
C. Menetapkan tujuan
1. Berorientasi meningkatkan perilaku sehat masyarakat, sehingga
masyarakat mampu memelihardan meningkatkan kesehatan
2. Berorientasi meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat.
Syarat membuat tujuan:
1. Dinyatakan dengan jelas
2. Meliputi 1 indikator
3. Dinyatakan dalam bentuk perfomance bukan effort
4. Realistik, dapat di ukur, sesuai, logik, layak dan dapat di amati
Menetapkan tujuan menurut L Green (1990) ada tiga tingkatan tujuan:
1. Tujuan program ( jangka panjang)
2. Tujuan pendidikan ( jangka menengah)
3. Tujuan perilaku ( jangka pendek)
D. Menetapkan sasaran
Sasaran Promosi Kesehatan tidak selalu sama, kita harus menetapkan:
1. Sasaran langsung, primer: diharapkan akan melaksanakan
kebiasaan/perilaku baru
( Bumil, Ibu balita)
2. Sasaran tidak langsung:
Sekunder:Mereka yang mempunyai pengarug terhadap sasaran
primer
( Kelurga, petugas kesehatan kerabat, tomas dan toga)
Tersier: Orang yang berpengaruh atas keberhasilan program (
pengambilan keputusan, penyandang dana)
E. Menetapkan pesan pokok
1. Pesan di buat sederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaean
2. Pesan sebaiknya di buat menggunakan gambar dan bahasa setempat,
sehingga sasaran merasa pesan benar benar untuknya
H. Menetapkan Monev
Dalam menentukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi adalah:
1. Siapa yang harus dipantau
2. Siapa yang memantau
3. Bagaimana cara pemantauan
4. Dimana di lakukan pemantauan
Jika anda benar-benar jelas tentang ketiga hal ini maka andaaka menuju
kekegiatan promosi kesehatan yang efektif dan efisien
Pertanyaan ke dua ‘’ apa yang ingin saya kerjakan ?’’ dapat di pecah menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci :
1. Memilih cara paling baik untuk mencapai tujuan anda dari berbagai
kemungkinan
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan anda gunakan
3. Menetapkan rencana tindakan yang jelas tentang siapa mengerjakan apa
dan kapan.
Pertanyaan ketiga ‘’ bagaimana saya menjadi tahu apakah saya berhasil atau tidak
?’’ berarti bahwa anda perlu memasukkan rencana-rencana untuk evaluasi dalam
keseluruhan perencanaan .
Tahap 1 : mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan prioritas
Apa yang hendak di tegaskan sekarang adalah bahwa anda harus mempunyai
pemahaman yang jelas tentang kebutuhan – kebutuhan mana yang akan anda
tanggapi, dan mana yang menjadi prioritas anda.
Ini adalah tempat anda bertanya pada diri anda sendiri tentang apa yang secara
pasti akan saya capai dan terus mengajukan pertanyaan ini hingga anda memiliki
jawaban yang sangat tegas.
Sebagai contoh, ahmad adalah seorang petugas promosi kesehatan yang bekerja
untuk dinas kesehatan. Tujuan umumnya adalah mengurangi ketidakmerataan
dalam kesehatan pada penduduk yang tinggal dan bekerja pada didaerah itu.
Untuk mencapai ini, satu di antara tujuan- tujuan umumnya adalah membuat
informasi ksehatan tersedia bagi penduduk kulit hitam dan kelompok etnik
minoritas lain. Suatu di antara tujuan khusus yang di turunkan dari tujuan umum
tertentu adalah mempunyai sejumlah 10 macam kaset vidio kesehatan dalam 6
bahasa yang tersedia di 25 toko – toko persewaan dalam jangka waktu 4 bulan dan
memonitor derajat pemantauan vidio – vidio itu.
Tujuan umum
Selain itu tujuan khusu mempunyai 3 hal : apa yang penyuluh inginkan kliennya
ketahui, rasakan dan kerjakan sebagai hasil dari penyuluhan.
Sebagai contoh, menjelaskan pro – dan – kontra tentang vaksinasi kepada orang
tua bayi mempunyai tujuan khusus bahwa mereka akan mengetahui apa manfaat
dan kerugian dari vaksinasi.
Tujuan khusus dalam ‘’ berbuat ‘’ : tujuan – tujuan khusus ini berurusan dengan
keterampilan dan kegiatan klien : sebagai contoh, mengajari rangkaian rutin
latihan-latihan jasmani, atau menjari penderita di abetes bagaimana melakukan
injeksi pada dirinya sendiri, mempunyai tujuan khusus bahwa klien memperoleh
keterampilan-keterampilan praktis dan dapat mengerjakan tugas-tugas spesifik.
Studi khasus tujuan umum dan tujuan khusus dalam proyek promosi kesehatan :
Tita adalah perawat yang mengambil spesialis dalam perawatan penyakit jantung
koroner. Proyeknya adalah menjalankan program pendidikan kepada pasien
sedemikian rupa pasien yang keluar dari rumah sakit mengetahui bagaimana cara
melakukan perawatan terhadap mereka sendiri. Hal ini sesuia dengan keseluruhan
tujuan pekerjaaannya, yaitu merawat pasien selama mereka di rumah sakit.
Titi menetapkan tujuan umumnya adlah bahwa pasien akan berpartisipasi dalam
program rehabilitasi jantung bagi pasien pasca serangan jantung, tujuan
khususnya adalah :
1. Bahwa setiap pasien sebelum meninggalkan rumah sakit, akan tahu apa
yang telah di nasehatkan kepadanya tentang diet, olahraga, merokok dan
pengendalian stres.
2. Bahwa setiap pasien akan percaya pada diri sendiri dan mampu
melaksanakan nasehat ini.
3. Bahwa setiap pasien, dan pemeliharaan dari keluarganya, mempunyai
kesemptan untuk mendiskusikan pertanyaan dan kecemasan mereka
dengan anggota staf yang terlatif.
Tujuan – tujuan khusus untuk pertemuan tentang makan yang baik bila sudah di
rumah misalnya mencakup :
1. Pasien akan memahami prinsip pokok tentang diet yang sehat : rendah
lemak, rendah garam, rendah gula dan tinggi serat.
2. Pasien akan mengetahui makanan mana yang dapat mereka makan dalam
jumlah tidak terbatas, dan makanan mana yang mereka harus batasi dan
mana yang harus di hindari.
Interview/wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhann.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apa- kah
perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi. Metode pendidikan kelompok.
b. Curah gagasan/ide
Metode ini merupakan modifikasi dari diskusi kelom- pok. Bedanya pada
permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap anggota memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (curag
pendapat). Setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota
dapat mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi. Contoh :
Beberapa ibu hamil trimester III yang berkumpul d posyandu dan diberikan
pertanyaan tentang rencana persalinan pada kehamilan ini. Bidan berperan
sebagai pemimpin kelompok. setelah mendapatkan jawaban bidan kemudian
menjelaskan rencana persalinan yang aman dan tepat.
c. Bola salju,
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit
maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendis- kusikan
masalah tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasangan
yang sudah beranggo- takan 4 orang tadi bergabung lagi dengan pasangan
yang lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhir- nya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.
Contoh :
Pada kelompok ibu hamil trimester 1 yang telah dibagi secara berpasangan,
diberikan masalah/topik tentang mual dan muntah dipagi hari yang dialami
selama kehamilan muda kemudian dipersilahkan untuk mendis- kusikannya,
setelah selesai 2 pasangan bergabung men- jadi satu untuk mendapatkan
kesimpulan tentang mual muntah yang dirasakan di waktu pagi hari itu, dan
selanjutnya pasangan-pasangan bergabung lagi menjadi satu hingga
didapatkan kesimpulan dari seluruh anggota kelompok ibu hamil tersebut.
d. Buzz group
Kelompok dibagi menjadi kelompo kelompok kecil yang kemudian diberi
suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain.
Masing-masing mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
Contohnya:
Ibu-ibu masa nifas dibagi dalam 2 kelompok, kemudian masing-masing
kelompok diberikan masalah tentang cara menyusui yang benar. Setelah
diskusi masing-ma- sing kelompok selesai, kedua kelompok digabung untuk
mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut hingga didapat- kan kesimpulan yang
benar.
e. Permainan peran,
Dalam metode ini beberapa anggota ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan sebagai, misalnya sebagai dokter
Puskesmas, sebagai Bidan, pasien/klien dan sebagainya, sedangkan anggota
yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Contoh :
Dalam kelompok ibu-ibu trimester III, salah satu ibu ber- peran sebagai
pasien, dan ibu yang lain sebagai suami dan Bidan sendiri berperan sebagai
Bidan. Permainan peran yang dilakukan tentang ibu yang akan bersalin dan
sedang mengalami perdarahan, pasien dan suami mendatangi Bidan untuk
memeriksakan keadaannya, dan permainan dimulai. Setelah permainan
selesai, Bidan menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
trimester III yang memerlukan penanganan segera.
Contoh :
2. Saluran komunikasi
3. Menentukan Kegiatan
Setelah mengetahui tujuan, sasaran dan metode serta saluran komunikasi
maka dapat di lanjutkan dengan kegiatan berdasarkan tujuan yang telah di
tetapkan maka dapat di indetifikasi serangkaian metode yang tepat dan efektif
untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada table berikut.
Kerja kelompok
Mengubah sikap dan perilaku Latihan keterampilan
Mengubah gaya individu Kelompok self-help
Instruksi satu-persatu
Terapi kelompok atau individu
Bahan tertulis
Nasehat
Kegiatan yang di lakukan mencangkup hal yang sangat luas, tentunya sesuai
dengan tingkat pelayanan kesehatan di mana bidan tersebut berada. Tetapi secara
umum kegiatan dalam promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan kebidanan langsung kepada individu, eluarga,
kelompok-elompok khusus baik di rumah, di posyandu, di polindes dan di
daerah binaan tempat bekerja.
b. Penyuluhan//pendidikan kesehatan masyarakat dalam merubah prilau
individu, keluarga dan masyaraat
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang di hadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang di hadapi
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penaganan
lebih lanjut
f. Penemuan asus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
h. Melasanaan asuhan kesehatan omuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat , perencanaan kesehatan, pelasanaan dan penilaian
i. Mengadaan koordinasi dan berbagai egiatan asuhan kebidanan komuniti
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas setoral dengan instansi
terkait
k. Memberikan ketauladanan yang dapat di jadian panutan oleh individu ,
keluarga, kelompo, dan masyarakat yang berkaitan dengan kebidanan dan
kesehatan
l. Ikut serta dalam penelitian untuk menggambarkan kebidanan masyarakat
sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki
Contoh:
Ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja
mendengar/memperoleh penyuluhan. Maka bentuk egiatanya dapat berupa
memberikan penyuluhan dan bibmbingan kepda ibu suami dan juga
keluarga agar ibu hamil mendapatan imunisasi TT
Menilai proses
menilai proses yaitu melihat pada apa yang berjalan selama proses
implementasi dan membuat penilain tentang biaya yang serendah-rendahnya,
mutu yang tinggi, metode dan bahan yang di gunakan
Ada 3 aspek yang perlu di perhatikan dalam menilai proses ini yaitu :
Mengukur input
Mengukur input adalah mencatat segala sesuatu yang berjalan dalam kegiatan
promosi kesehatan, baik dari sudut waktu, biaya dan bahan. Kemudian dinilai
apakah hasilnya berguna dan membandingkannya dengan biaya yang telah di
keluarkan.
Mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri tentang apa yang baik yang telah di
kerjakan? Dan bagaimana dapat memperbaikinya di masa mendatang?
Memperoleh umpan balik dari kolega yang dipercaya tentang penampilan kerja
merupakan bentuk yang bermanfaat dari evaluasi sejawat. Memperoleh umpan
balik dari klien juga merupakan bagian menliai proses dari setiap
intervensi.penilain dapat berupa mengobservasi klien secara teliti apakah tampak
bersemangat atau santai? Apakah mereka tampak tertarik dan sigap atau bosan
dan tidak berkonsentrasi?. Penilaian dapat pula dilakukan dengan kotak saran,
melalui penyaluran keluhan, perhatian pada umpan balik dengan ucapan spontan
yang diterima atau melalui bertanya.
Kesimpulan :
Untuk lebih baik dalam penyampaiyan pesan kepada klien. Promotor harus
dapat berkomunikasi. Komunikasi dapat disampaikan melalui verbal maupun non
verbal untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Komunikasi merupakan alat
bantu untuk membina hubungan dengan orang lain. Membina hubungan baik
merupaka dasar dan proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien.
Apakah anda bekerja secara kemitraan dalam upaya promosi kesehatan atau anda
bertindak sebagai ahli dan menjadikan promosi kesehatan sebagai tanggung jawab
utama?
Keitraan berarti :
Ada iklim kepercayaan dan keterbukaan antara dan sasaran, sehingga tidak
ada intimidasi
Anda menayakan pandangan dan pendapat sasaran, yang anda yerima dan
hargai meskipun anda tidak setuju
Anda mengatakan bahwa anda belajar sesuatu dari sasaran ( misalnya saya
tidak pernah memikirkannya demikian)
Menggunakan metode informal dan partisipatif saat melakukan
pendidikan kesehatan, menggali pengalaman dan pengetahuan sasaran.
Mendukung tukar pengetahuan dan pengalaman antar sasaran.Orang
melakukan hal ini setiap saat,tentu saja misalnya diskusi pengetahuandan
pengalaman antara bangsal rumah sakit dan ibu-ibu diklinik KIA tetapi
apakah anda sengaja meminta dan mendukungnya?
Konsep umum
Pertimbangan-pertimbangan etis
Bidan tidak jarang mengalami persoalan yang sulit dan tidak ada
penyelesaian dan jawaban yang tepat.pertanyaan-pertanyaan berikut dirancang
untuk membantu mempertimbangkan beberapa dilema yang dihadapi dan
membuat keputusan tentag persoalan etik bila dijumpai dengan kehadiran
altefnatif-alternatif tindakan.
Pertanyaan ini adalah alat untuk membantu berpikir dengan jelas dan sebagai
penalaran moral.mereka bukan menjadi penggantibagi pertimbangan
pribadi,tetapi mereka membantu memikirkan suatu persoalan,menimbang pro
dan kontra dan sampai membuat keputusan yang beralasan.
Contoh kasus
Latihan :
Kasus :
Ibu eti datang kepuskesmas dan mengatakan bahwa dia merasa payudaranya
bengkak dan kencang,saat menyusui bayinya yang baru berusia 5 hari terasa
sangat perih dan sakit terutama pada puting susu.Ia merasa cemas tidak bisa
memberikan ASI yang cukup kepada bayinya karena sakit dan perih.dari hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa payudaranya kencang,dan puting susunya
terdapat lecet.
Petunjuk :
Sebagai suatu proses, perilaku seseorang mempunyai asumsi dasar bahwa dengan
berperilaku , seseorang dapat ditingkatkan kemampuan dasarnya untuk kemudian
dapat mengatasi segalaa persoalan yang dihadapinya.
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu
sendiri. Misalnya berjalan, berbicara, berpakaian, bereaksi, berpikir ataupun emosi
dan lain-lain.
Perilaku mempunyai arti yang konkrit dari pada jiwa. Karakteristik perilaku ada
yang terbuka dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapaat
diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu. Sedangkan perilaku
tertutup ialah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau
metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal dan takut.(purwanto, 1998). Hal
113
Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini
berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yaitu rangsangan (Ensiklopedi Amerika)
Stimulus diartikan sebagai segala kejadian yang dapat di rasakan oleh seseorang,
dengan kata lain segala sesuatu yang dapat diterima orang melalui salaah satu alat
penginderaanya (penglihatan, pendengaran dan lainnya). Sedangkan respon diartikan
sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus atau perilaku yang timbul karena adanya
stimulus.
1. Respon yang terbuka (overt responses), yakni yang dapat diamati, dirasakan,
dideteksi dan.
2. Respon yang tertutup (covert responses), yakni respon yang terdapat di dalam diri
seseorang;
tidak dapaat diamati, bersifat pribadi..
Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam hubungan yang stabil antara :
a) Suatu stimulus yang dirasakan seseorang dan
b) Respon yang dilakukan, baik tertutup maupun terbuka.
Suatu proses belajar terjadi jika seseorang :
1) Melakukan respon yang sama secara terus menerus terhadap stimulus yang
berbeda
2) Melakukan respon yang berbeda terhadap stimulus yang sama.
Proses belajaar meliputi adanya stimulus (segala sesuatu yang dapat dirasakan oleh
organisme). Selanjutnya, organism harus merasakan objek yang menjadi stimulus,
menginterpretasikannya, untuk selanjutnya melahirkan respon. Hal (116)
Berlo menyebut lima factor yang dapat memperkuat kebiasaan seseorang mulai
berubah perilakunya.
Keempat, selang waktu antara meniru dan kebiasaan: lebih cepat seseorang
merasakan mudahnya menirukan kebiasaan orang lain, lebih besar kemungkinan
dirinya cepat sekali berubah sikap.
Kelima, usaha yang diperlukan untuk merespon: respon yang dapat dilakukan
dengan mudah akan lebih bertahan disbanding respon yang sulit untuk dilakukan.
Dalam semua situasi dan kondisi sikap seseorang, sumber dan penerima
perilaku mempunyai ketergantungan satu sama lain. Tingkat ketergantungan yang
paling tinggi terdapat dalam konsep dyadic, yang memperlihatkan adanya
hubungan antara berbagai kejadian yang tidak dapat berdiri sendiri.
1) Role taking dan interaksi dalam prosesnya memerlukan energi yang cukup
besar.
2) Prediksi yang emphatic memerlukan beberapa prasyarat yang terkadang tidak
dapat ditemukan.
C. Determinan Perilaku
Faktor penentu/determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena
perilaku merupakan resultasi dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal
(linkungan).
Pengetahuan
Persepsi
Pengalaman Sikap
Keyakinan Keinginan Prilaku
Fasilitas Kehendak
Sosial - budaya Motivasi
Niat
D. Perubahan Perilaku
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah
pembentukan dan perubahan perilaku. Beberapa teori mengenai perubahan
perilaku adalah sebagai berikut ini :
1. Teori Stimulus-Organisme
Berdasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Kualitas dari sumber komunikasi seperti kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara, sangat menentukan keberhasilan perubahan
perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Hosland, et al (1953)
mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakekatnya adalah sama dengan
proses belajar.
2. Teori Festinger (Dissonance Theory) tahun 1957
Teori ini merupakan ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh
ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.
Ketidakseimbangan (Dissonance) terjadi karena dalam diri individu terdapat
dua elemen kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi
adalah pengetahuan, pendapat atau keyakinan.
3.Teori Fungsi
Berdasarkan anggapan bahwa perubahan individu tergantung pada
keutuhan.Berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang adalah apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut.
Katz (1960) mengatakan bahwa peilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan
individu yang bersangkutan.Asumsinya bahwa:
a.Perilaku memiliki fungsi instrumental,artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan misalnya membuat jamban bila jamban tersebut
benar-benar sudah menjadi kebutuhan.
b.Perilaku berfungsi sebagai defense mecanism/pertahanan diri dalam
menghadapi lingkungannya.
c.Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti.Seseorang
senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
d.Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
suatu situasi.Merupakan konsep diri dan pencerminan dari hati sanubari,misalnya
orang sedang marah,senang,dan gusar.
Pengetahuan (knowledge)
Sikap (attitude)
Praktek (practice)
Terbentuknya suatu perilaku baru,terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif.
1.Pengetahuan
Merupakan hasil dari tahu dan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior).
2.Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a.Menerima (receiving)
Orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek
b.Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya,mengerjakan dan menyelesaikan hal yang
dimaksud
c.Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
d.Bertanggungjawab (responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
3.Praktek
Tingkat-tingkat praktek yaitu:
a.Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil
b.Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar sesuai dengan contoh
c.Mekanisme
Apabila sesorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis/telah menjadi kebiasaan
d.Adaptasi
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.Tindakan
tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut
Metode deduksi maupun induksi, keduanya sangat penting artinya dalam ilmu
pengetahuan adalah suatu proses yang meliputi :
Program ini berbasis kepada system yang berdasarkan pada aturan, jadi tidak
tergantung pada keiinginan anak untuk patuh. Jadi, program ini lebih kepada
system training bagi orang tua yang kemudian diharapkan dapat menciptakan
system tata aturan yang verlaku dirumah sehingga merubaha perilaku anak.
1. Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat (kita perjelas apa
yang kita mau, tidak kurang tidak lebih).
2. Jalankan aturan tersebut dengan ketat.
3. Jangan member imbalan atau hukuman pada sebuah aturan.
4. Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan.
Beberapa masalah yang muncul dalam pelaksanaan program ini antara lain :
1. KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa latin
Jveniles, yanag artinya anak-anak, anak muda cirri karakteristik pada masa muda,
sifat-sifat khas pada periode remaja sedangkan delinquent berasal dari bahasa
laitin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian
diperluas artinya menjadi jahat, Nakal, anti social, criminal, pelanggar aturan,
pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Junevile
delinquency atau kenakala remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak
muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara social pada anak-anak dan remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, sehingga mereka anak dan
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, sehingga mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja
mengacu pada suatu rentang yang luas, dsari tingkah laku yang tidak dapat
diterima social sampai pelanggaran status hinggatindak criminal.
Konsep Diri
Bahwa konsep diri adalah cara bagaimana individu menilai diri sendiri,
bagaimana penerimaannya terhadap diri sendiri sebagaimana yang di rasakan,
diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal dan
social.
Konsep diri mempunyai arti yang lebih mendalam dari sekedar gambaran
yang deskriptif. Konsep diri adalah aspek yang penting dari fungsi-fungsi manusia
karena sebenarnya manusia sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan dirinya, termasuk siapakah dirinya, seberapa baik mereka merasa tentang
dirinya, seberapa efektif fungsi-fungsi mereka atau seberapa besar impresi yang
mereka buat terhadap orang lain.
7. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
A. Pendahuluan
Berjangkitnya diare bukan saja karena bibit penyakit, tetapi juga karena
kebiasaan orang menggunakan sungai untuk membuang kotoran, gosok gigi,
mencuci makanan dan lain sebagainya. Oleh karena itu program penanggulangan
masalah kesehatan harus mencakup aspek medis tekhnis yang melakukan
penanganan epidemiologis.
Pendekatan edukatif :
Merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis,terncana,terara,dengan npartisipasin aktiv individu,kelompok maupun
masyarkat secara keseluruhan,untuk meemcahkan masalah yang dirasakan oleh
masyarakat dengan memperhitungkan factor-faktor sosial ekonomi dan budaya
setempat.
2. Tujuan
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan dengan melaksanakan cara hidup sehat dan dapat berperan
serta aktif dalam upaya kesehatan.
3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan pokok program penyuluhan kesehatan diserasikan dengan
sasaran program kesehatan yang ditunjang
a. Kelompok umum
Masyarakat umum baik di pedesaan maupun diperkotaan.
b. Kelompok Khusus
1) Masyarakat di daerah terpencil dan masyarakat terasing
2) Masyarakat di daerah pemukiman baru termasuk transmigrasi dan daerah
perbatasan
3) Masyarakat yang terkena masalah kesehatan, misalnya pada KLB (wabah)
seperti diare, DHF dll
4) Masrakat yang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu, misalnya bumil,
buteki,manula,bayi,balita,golonganm remaja dll.
5) Masrakat yang berada diberbagai insitusi atau forum, baik pemerintahan maupun
swasta, misalnya: RS,Posyandu,Sekolah dll.
6) Mastarakat yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan proses
pelayanan kesehatan.
7) Kelompok-kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan
seperti, PKK, Karang taruna, kader kesehatan dll.
4. Berbagai metode dalam pelaksanaan
Dengan menyadari bahwa metode dan tehnik penyuluhan akan sangat
mnentukan terjadinya proses belajar mengajar yang baik, maka memilih jenis
metode hendaknya difikirkan dengan hati-hati dan seksama.
Pengertian metode dalam penyuluhan kesehatan adalah cara untuk
melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.
Sedangkan pengertian tehnik adalah segala upaya tertentu agar “cara” yang
dilaksanakan dapat terwujud secara baik dan sempurna.
Memilih metoda tergantung dari pada tujuan yang akan dicapai melalui
penyuluhan tersebut. Membicarakan akan tujuan penyuluhan, berarti akan
berkisa masalah perubahan. Dengan demikian tujuan penyuluhan akan berkisar
masalah perubahan pengertian.
Dari berbagai metode yang akan digunakan dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat dalam di kelompokkan dalam 2 metode yaitu:
a. Metode didaktif
Dalam penyuluhan dimana yang aktif adalah orang yang melakukan
penyuluahan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan
kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan apapun atau bersifat satu arah.(one way method).
Yang termasuk metode ini adalah :
1) Secara langsung
Ceramah
2) Secara tidak langsung
Poster
Media cetak (majalah,bulletin,surat kabar)
Media elektronik (radio,televise)
b. Metode sokratik
Dalam Penyuluhan sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapatnya,
sehingga mereke ikut aktif dalam proses belajar mengajar sehingga terbina
komunikasi dua arah (two may method). Yang termasuk dalam metode ini
adalah :
1. Langsung
Diskusi
Curah pendapat
Demonstrasi
Simulasi
Bermain Peran (role Playing)
Sosiodrama
Simposium
Seminar
Study kasus
2. Tidak langsung
Penyuluhan Kesehatan melalui THelephone
Satelit komunikasi
Tiga macam tujuan yang akan dicapai adalah :
1. Knowledge/kognitif Pengetahuan
2. Attitude/effectif Sikap
3. Practice/psikomotor Perilaku
Secara teori, Untuk ketiga jenis perubahan diharapakn tersedia metode yang
berbeda pula hal ini dilihat dari :
Manfaat dari alat peraga tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Karena
masing-masing alat peraga memiliki intensitas tertentu dalam merangsang timbulnya
persepsi pada seseorang. Oleh banyak ahli berbagai alat peraga / bantu dibedakan atas
11 macam inensitas yang disusun dalam suatu piramida tegak sebagai berikut :
kata-
kata
tulisan
Rekaman, radio
film, lcd
televisi
pameran
kunjungan lapangan
demonstrasi
sandiwara
benda tiruan
benda asli
no
when tessesion Paticipan be Trainer be Training Time
ends: doing the doing the material required
a.know? senssion senssions the (kapan
b.able to do? senssions pertemuan
c.feel? AVA tobe lagi)
used
1. Know……….?
Mampu
menyebut
2.
Do………..?
Mampu memilih
3.
Feel………..?
Berungguh
ssungguh dalam
Catatan: setiap session plan harus di lampirkan materi dan AVA untuk
penyuluhan
1. pengantar
2. pengertian
Istilah perencanaan sudah sering kita dengar baik dalam tugas maupun dalam
kehidupan sehari-hari secara umum dan sederhana, dapat dikatakan bahwa”
perencananan ialah seangkaian kegiatan dimana keputusan yang di buat di
tuangkan dalam bnetuk tindakan-tindakan
Program yang di rencanakan adalah untuk masyarakat karena itu sudah jelas
bahwa siapapun yang merencanakan program, harus mengenal masyarakat
dalam segala segi kehidupannya, sehubungan tentang masyarakat ini antara
lain adalah:
a. Jumlah penduduk
b. Keadaan social budaya dan ekonomi masyarakat
c. Pola komunikasi di masyarakat
d. Sumber daya (resources)
a. Lokasinya
b. Sifatnya
b. Menentukan perioritas
Yang manapun yang aan dipilih sebagai tujuan,yang penting ialah bahwa
tujuan harus jelas,realistis (bisa dicapai), dan bisa diukur : hal ini diperhatikan,
agar penilaian penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik. Yang perlu dipelajari
dari program yang akan dikembangkan segi penyuluhan sekarang ini:
Secara umum ungkapan berikut dapat diartikan sebagai pedoman untuk memilih
metode:
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informassi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi yang didapatnya.
2) Tingkat social ekonomi
Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang , semakin mudah pula
dalam upaya anda menerima informasi baru
3) Adat istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informassi baru merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat
menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-
orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepecayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.
5) Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informassi harus memperhatikan tingkat aktifitas
maasyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan. Metode yang dapat dipergunakan dalam meberikan
penyuluhan kesehatan adalah (natoadmodjo, 2002 ).
A. Pendahuluan
Oleh karena itu penentuan metode penyuluhan yang tepat dan penggunaan
media penyuluhan yang sesuai dengan materi serta sasaran penyuluhan mutlak
diperlukan dalam setiap penyuluhan kesehatan termasuk upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak.
Penilaian Wawancara
3. Teknik-teknik Demonstrasi
a. Pengertian
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan
dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan,
adegan atau menggunakan suatu prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat
peraga dan tanya jawab. Biasanya demonstrasi diberikan pada kelompok individu
yang tidak terlalu besar jumlahnya.
b. Tujuan
c. Pelaksanaan
1) Persiapan
Menentukan maksud dan tujuan
Menentukan materi yang akan didemonstrasikan
Menentukan sasaran dengan latar belakang peri kehidupan sosial
ekonominya
Menentukan waktu dan perkiraan lamanya waktu untuk demonstrasi
Menentukan alat peraga/alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi
yang dianggap menarik dan cocok
Menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan demonstrasi yang
akan dilaksanakan serta latar belakang sasaran
Mengecek secara keseluruhan persiapan serta peralatan yang sudah
disediakan.
2) Pelaksanaan
Menciptakan suasana akrab dengan menampilkan sikap ramah dan
terpercaya
Menjelaskan materi yang didemonstrasikan dengan memperlihatkan
ilustrasi/alat-alat yang dipakai secara teliti dan sabar.
Memberi tekanan pada hal-hal yang dianggap penting dengan cara
mengulang-ulang agar sasaran benar-benar mengerti dan mudah
mengingatnya.
Memberi kesempatan kepada wakil hadirinuntuk mengulang apa yang
telah disebutkan dan apa yang telah dilihat (prosedur yang telah
diperlihatkan.
Memberi kesempatan untuk tanya jawab.
3) Penilaian
Dalam penyuluhan kegiatan dikenal beberapa alat bantu peraga yang sering
digunakan atau disebut juga AVA (Audio Visual Aids). Alat peraga ini
kegunaannya tak lain adalah untuk lebih memudahkan kedua belah pihak dalam
kegiatan penyuluhan, yakni pihak yang penyuluh dan pihak yang disuluh.
Kemudahan pihak penyuluh dalam menggunakan alat bantu peragaan saat
melakukan penyuluhan adalah :
Kemudian dengan alat bantu peragaan ini bagi yang disuluh juga akan sangat
besar sekali manfaatnya, antara lain :
1. Melihat nyata inti materi yang disampaikan oleh penyuluh. Sehingga akan
lebih mudah mencerna serta mengendapkan isi pesan dalam ingatan
mereka.
2. Menghindari kejenuhan atau kebosanan, karena pihak yang disuluh tak
sekedar hanya mendengarkan saja, tetapi dapat melihat tulisan, gambar
atau bahan dan benda tertentu yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
3. Muda mengingat pesan yang disampaikan, bila lupa bisa menanyakan atau
melihat kembali materi yang ada pada penyuluh (atau mungkin juga dapat
memiliki pihak yang disuluh). Apalagi kalau alat bantu peragaan tersebut
dibuat seperti film, slide, poster yang indah dan sebagainya.
Jadi alatpergaan peragaan dalam penyuluhan, sangat memegang peranan penting
yang perlu diperhatikan.
Beberapa alat bantu peragaan untuk penyuluhan dari mulai yang sederhana
sampai dengan canggih bisa digunakan dan pemanfaatannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi (tempat, waktu, sasaran, kebutuhan, tujuan, dan sebagainya).
Beberapa alat peraga yang bisa digunakan dalam penyuluhan kesehatan ialah :
1. Papan tulis
2. Over HeadProjector (OHP).
3. Kertas flipscart dengan standarnya
4. Poster
5. Flash card
6. Flipchart
7. Model
8. Leaf let
9. Benda (bahan-bahan) asli seperti bahan makanan bergizi,oralit,gula,garam
dan sebagainya.
10. Kartu konsultasi
11. Booklet
12. Poster-kaset
13. Video-film
14. Film
15. Slide
Dari sejumlah alat peraga tersebut di atas yang bisa digunakan dalam
penyuluhan di puskesmas adalah papan tulis,over head projektor ( OHP ) bagi
puskesmas di perkotaan,poster,flash card,flip chart,benda-benda asli,kartu
onsultasi,poster,kaset atau lainya.
Penggunaan leaflet :
Keuntungan Leaflet :
Kerugian Leaflet :
bila cetakanya tidak menarik,orang segan menyimpanya.
Kebanyakan orang segan membacanya,apalagi bila hurufnya
terlalu kecil dan susunanya tidak menarik.
Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar
membaca atau buta huruf.
4. Flash Card
Pengertian :
Flash card ialah beberapa kertas/karu dengan ukuran kira-kira 25 x 30 cm
yang berisi suatu masalah atau program terentu.Biasanya tulisan terletak di
lembar balik dan gambar yang ada pada lembar depan.
Cara Penggunanya :
Sejumlah kartu yang telah tersusun secara berurutan dipegang
dengan halaman gambar dihadapkan pada sekelompok sasaran
yang biasanya terdiri dari kurang lebih 30 orang.
Saat gambar tersebut diperlihatkann,teks kalimat yang ada di
halaman belakang dibacakan,dengan seolah-olah kata-kata yang
kita sampikan bukan kita baca dari halaman belakang tadi.
Flash Card bisa digunakan dalam penyuluhan saat kunjungan
Puskesmas,rumah sakit,dan sebagainya,baik oleh pimpinan
puskesmas,petugas kesehatan lainya,guru,kader kesehatan dan
sebagainya.
Keuntungannya :
5. flipchart
Pengertian :
Flipchart ialah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan dan berisi
tulisan dengan gambar-gambar yang disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada
bagian pinggir sisi atas.
Biasanya jumlah kartu tersebut sekitar 12 lembar, berukuran poster atau lebih
kecil, memakai kertas tebal dan bisa ditegakkan.
Tempatkan pada posisi yang cocok dan halaman informasi gambar atau
tulisan hadapkan kepada kelompok sasaran.
Kemukakan dulu subyek dari informasi yang akan disampaikan
Sajikan tiap gambar dan beri keterangan secara jelas
Pesan-pesan singkatp, tetapi mantap
Setelah satu halaman selesai, penjelasan pindah kehalaman berikutnya.
Semua penjelasan merupakan satu kesatuan informasi.
Keuntungan flipchart :
c. Mengenal wilayah
Dalam perencanaan kegiatan penyuluhan juga dianalisa wilayah
sasaran, misalnya :
Lokasi, situasi transportasi dan komunikasi.
Sifat wilayah kering, curah hujan tinggi, perbatasan,
pegunungan, dan sebagainya.
Pengetahuan/pengertian
Sikap
Norma/nilai perilaku sehat status kesehatan
4. MENENTUKAN SASARAN
Sasaran program kesehatan yang ditunjang dan sasaran penyuluhan tidak selalu
sama. Dalam penyuluhan yang dimaksud dengan sasaran ialah individu atau
kelompok yang diberi penyuluhan. Dalam menentukan kelompok atau individu
sasaran, menyangkut juga soal strategi penyuluhan.
Misalnya :
Tujuan penyuluhan ialah agar ibu-ibu menimbangkan anak balitanya setiap bulan.
Dalam hal ini sasaran penyuluhan bukan hanya ibu-ibu yang mempunyai anak
balita saja melainkan juga anggota keluarga lain yang berpengaruh dalam
mengambil keputusan dalam keluarga.
Anak remaja dimasukan sebagai sasaran, dengan harapan mereka akan bisa
membujuk orang tua mereka untuk menimbangkan anak.
5. MENENTUKSN ISI PENYULUHAN.
Setelah tujuan dan sasaran ditentukan. Maka isi penyuluhan dapat ditentukan.
Materi yang akan disampaikan biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya :
Pengertian diare
Penyebab diare
Akibat kalau tak ditanggulangi
Cara –cara penanggulangan
Cara-cara pencegahan.
Misalnya kalau tujuan yang dicapai tentang pengetahuan sasaran, maka metode
yang diapai bisa ceramah, tugas baca, dan sebagainya. Kalau tujuan yang ingin
dicapai adalah perubahan sikap yang positif dan sasaran tersebut bisa dipakai
metoda pemutaran film, vidio, role playing, dan sebagianya.
Alat antu peragaan yang dipakai tergantung dari tujuan,materi pesan dan metoda
yang dipakai. Misalnya untuk metoda ceramah dapat digunakan alat bantu seperti
leaflet, poster, booklet dan sebagainnya, untuk metoda demonstrasi alat bantu
peragaan yang bisa dipakai misalnya gambar-gambar (poster), leaflet, alat-alat
demonstrasi (bahan – bahan, peralatan) dan sebagainnya.
Berikut setelah kelahiran kedua, demi terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Jarak kelahiran yang tepat, melahirkan anak yang lebih tinggi dan lebih berat.
e. Makalanlah makanan bergizi satu sampai dua piring lebih banyak dari biasa,
dan untuk menjamin terhindar dari kurang darah, makanlah satu butir pH tambah
darah setiap hari.
i. Air susu ibu (ASI) yang keluar pada hari pertama sesudah melahirkan, jangan
dibuang karena menjadikan anak lebih tahan terhadap penyakit.
4. Tentang Kesehatan Bayi
a. Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang berbahaya.
Anak yang tidak diimunisasi lebih besar kemungkinannya untuk menderita
cacat dan meninggal dunia.
b. Dapat imunisai lengkap di Posyandu sebelum bayi berusia 1 tahun.
Imunisasi lengkap adalah imunisasi 4 kali dengan jarak paling sedikit satu
bulan. Imunisasi lengkap dapat mencegah penyakit TBC, Diferi, Pertusis,
Tetanus, Polio dan Campak yang banyak yang menyerang anak-anak.
c. Suntikan pertama pada imunisasi belum mencukupi untuk memberi
kekebalan, karena itu mintalah suntikan berikutnya.
d. Berikan imunisasi Dapat dan Polio sebanyak 3 kali; untuk campak dan
TBC satu kali saja.
e. Timbulnya demam atau panas sesudah imunisasi adalah gejala biasa,
pertanda bahwa tubuh anak sedang membentuk kekebalan.
f. Penyakit ringan seperti seperti batuk atau pilek tidak menghalangi anak
untuk mendapatkan imunisasi.
g. Periksakan dan timbanglah bayi secara teratur di Posyandu untuk
menegetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi.
h. Bayi yang sehat dan bertambah umur bertambah berat badannya.
i. Berikan ASI pada bayi sampai umur 2 tahun dan berikan makanan lain
yang sesuai dengan kebutuhannya mulai 4 bulan, untuk menjamin
pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak.
j. ASI merupakan makanan yang trerbaik untuk bayi, karena ASI
mengandung cukup bahan makanan yang diperlukan dan meningkatkan
daya tahan anak terhadap penyakit.
k. Berikan ASI pada anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin.
l. Mencret pada bayi dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang
mengakibatkan kematian ,karena itu segera berikan larutan oralit ,larutan
gula garam (LGG)atau cairan rumah tangga (air tajin,air kelapa,kuah
sayur) sedini mungkin
m. Selama anak mencret ,ASI dan makanan yang biasa diperolehnya tetap
diberikan.
n. Oralit dapat diperoleh di posyandu atau puskesmas terdekat
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka langkah yang dapat diambil antara lain:
Undang-undang kesehatan yng mengatur gugur kandung secara legal yaitu no.23 tahun
1992.
Masa hamil merupakan masa dimana unsur-tinsur gizi diperlukan. Oleh seorang
wanita lauh lebih banyak dari yang diperlukan datam keadaan biasa. Selain untuk
kebutuhan
tubuhnya sendiri, unsur-unsur gizi ini diperlukan Juga oleh janin yang tumbuh
dengan pesat. Dahulu orang menduga, Jika si ibu menderita suatau penyakit ymg
akut, maka janin tidak
akan banyak dipengaruhi oleh makanan ibu. Dari hasil penyelidikan membuktikan
dengan jelas bahwa ada hubungan yang Sel otak Jumlahnya akan mencapai
jumlah scperti seharusnya,mulai sejak terjadi pembuahan sampai janin berusia 20
minggu atau 5 bulan.Apabila pada masa ini terjadi kekurangan gizi pada ibu,maka
jumlah sel otak yang terbentuk tidak akan mencapai jumlah seperti scharusnya.Ini
berarti otak janin tidak tumbuh scbagaimana mestinya. Gangguan pertumbuhan
sel otak akibat kurang gizi akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan
mental anak tersebut setelah mereka lahir.
Gangguan mental tersebut akan terwujud dalam tanda-tanda sebagai berikut:
Kemampuan anak menyesuaikan diri dengan lingkungan kurang.
Kemampuan sosial kurang.
Kemampuan verbal tidak baik.
Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono mengajak masyara-kat untuk berperan aktif
mengurangi angka kematian ibu saat hamil,melahirkan,dan nifas.
Hal itu disampaikan Ibu Negara saat dialog interaktif dalam rangka sosialisasi
keselamatan ibu dan bayi baru lahir di Radio
Republik Indonesia,Jakarta,Senin(25/6)bersama dengan Ketua Aliansi Pita Putih
Indonesia Sri Hartati Pandi dan Kepala BKKBN Sugiri Syarief. Tingginya angka
kematian ibu disebabkan ketidaktahuan bahwa ketika mereka memiliki rencana
untuk hamil maka harus mempersiapkan keschatan fisik dan
mental,katanya.Menurut Ibu Ani Yudhoyono,para calon ibu sedini mungkin harus
membekali diri berbagai pengetahuan pada saat hamil untuk mencegah kematjan
ibu.Sclain itu,peran serta orang-orang terdekat,dalam hal ini suami sangat penting
untuk ikut memperhatikan kesehatan ibu hamil.Ia mengungkapkan,sosialisasi
pentingnya persiapan fisik dan mental lbu hamil juga harus dilakukan pada anak-
anak muda yang kelak menjadi calon ibu.
masyarakat untuk memperhatikan tcntang usia aman untuk melahirkan dan
frekuensi melahirkan yang harus dircncanakan.
Dengan program KB maka lbu tidak sering mengandung sehingga potensi
kematian bisa ditckan ujarnya.”Sugiri mengungkapkan, pihaknya Juga melakukan
penyuluhan tcntang kcschatan reproduksi kepada masyarakat agar pengerahuan
itu merata di semua kalangan.
Angka kematlan lbu di Indonesia hingga kini masih tinggi, yakni 2o orang per
Jam atau sekitar 20 ribu ibu meninggal per tahun saat hamil, melahirkan, dan
nifas. Pemerintah bcrupaya pada
2010 angka kematian lbu dapat diturunkan setiap tahunnya. Fungsi Ibu sulit
diganti !!l!! Fungsi istri dapat diganti….”
Demikianlah istilah yang diberikan kepada scorang istri dan seorang ibu. peran
istri dapat digantikan oleh banyak wanita tetapi peran ibu sangat sulit digantikan
bahkan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anaknya terutama anak
yang baru dilahirkannya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jika seorang bayi
berumur kurang dari 3 bulan dintinggal mati lbunya, maka kemungkinan
kelangsungan hidup sang bayi hanya sekitar 3o %. Itu artinya jika seorang ibu
meninggal saat bayinya berusia kurang dati 3 bulan maka resiko kematiannya
sebesar 70 %!
Peran lbu sangat besar artinya. Ditangan lbulah lahir putra-putri bangsa, dikatakan
bahwa · membangun lbu adalah Membangun bangsa, tetapi membangun bapak
adalah membangun
dirinya sendiri", Apa benar ?. oleh karena ltu kesehatan dalam kcselamatan lbu
haruslah menjadi prioritas utama .
Kenyataannya tahun 2001 angka kematian Ibu dl Indonesia sebesar 334 per 100.
000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat digambarkan dengan 1 buah pesawat
terbang jumbo jet yang seluruh penumpangnya Ibu-ibu hamil dan jatuh setiap 1
minggu sckali. Bayangkan, andaikan hal tersebut dapat dicegah Angka kematian
ibu di Indonesia walaupun mengalami penurunan dari tahun-tahun
scbelumnya tetapi masih jauh dari angka yang diharapkan. AKI yang diharapkan
pada tahun 2010 adalah sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.
sebenarnya apa penyebab kematian ibu ? Mcnurut dala SKRT tahun 2001,90 %
penyebab kematian ibu karena adanya komplikasi dari 28% diantaranya terjadi
pendarahan dimasa kehamilan dan persalinan.
Ada bebcrapa sebab yang tidak langsung tentang masalah kesehatan ibu,yaitu:
Pendidikan ibu-lbu terutama yang ada di pedesaan masih rendah. Masih
banyaknya ibu yang beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan sesuatu yang alami yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan
dan perawatan,serta tanpa mereka sadari bahwa ibu hamil termasuk
kelompok risiko tinggi. Ibu hamil memlliki risiko 50 % dapat melahirkan
dengan selamat dan 50% dapat mcngakibatkan kematian.
Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak
dibandingkan ibu, scbagai contoh dalam hal makanan. sang bapak
didahulukan untuk mendapat makanan yang bergizi sedangkan bagian yang
tertinggal diberikan kepada lbu, sehingga angka anemia pada lbu hamil cukup
tinggi mencapal 40%.
3. "4 terlalu"dalam melahirkan, yaitu tcrlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak
"3 tcrlambar", yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirlm
ke tempat pelayanan kcschatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan,
Bcrdasarkan hal tersebut bagalmana kebijakan dan strategi dalam menurunkan
angka kematian Ibu di Indonesiar ?Ada pendekatan yang dikembangkan untuk
menurunkan angka kematian ibu yang disebut MPS atau disebut Making
Pregnancy Safer .
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tambahan makanan padat. Pemberian ASI
secara ekslusif dianjurkan selama empat bulan pertama kehidupan bayi. Bila
memungkinkan, bahkan pemberian ASI saja bagi bayi bisa dilanjutkan sampai
enam bulan. Setelah itu, pemberian ASI yang dibarengi makanan tambahan bisa
dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
Sofie mengatakan, tiga hari pertama pasca kelahiran merupakan masa kritis yang
bisa menetukan keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Pasca kelahiran bayi, bayi
idealnya langsung diberikan kepada ibunya, maksimal satu jam kemudian, untuk
disusui. Pada kurun waktu inilah umumnya terjadi berbagai kendala seperti
putting payudara lecet atau payudara bengkak. Hal ini bisa menimbulkan
kecemasan yang membuat para ibu “menyerah” dan akhirnya memilih susu
formula.
Pascasalin lanjut, juga umum terjadi masalah seperti bingung putting, sindroma
ASI kurang, bayi sering menangis, dan tidak cukup naik berat badannya. “bingung
putting banyak terjadi karena selama ditempat bersalin si bayi diberikan susu
formula oleh petugas kesehatan, sehingga ketika diberikan ASI dia merasa tidak
semudah mengisap susu formula, ” ujarnya.
Tak jarang, para suami dan keluarga besar yang tidak mengerti, ketika melihat
anaknya menangis menganggap bayi barunya itu kelaparan, sehingga memilih
untuk memberikan susu formula. Hal itu tentu saja amat menghambat
keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Padahal, bayi menangis tak selalu karena
lapar. Bisa saja karena popoknya basah atau hanya ingin di peluk oleh ibunya.
Sofie juga meluruskan mitos mengenai kenaikan berat badan bayi yang dianggap
tidak cukup karena semata-mata diberikan ASI. Padahal, pada seminggu pertama
pasca kelahirannya, berat badan bayi secara alamiah memang akan menurun. Pada
kurun waktu itu,bayi akan mengeluarkan kotoran yang berwarna hitam
(mekonium) dan pemberian kolostrum (ASI lima hari pertama ) amat membantu
hal itu.
“bayi dengan ASI, hanya dalam 1 minggu sampai 10 hari langsung naik
berat badannya. Kalau bayi dengan susu formula mungkin lebih cepat naik, tapi
nanti diganggu dengan diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan), karna susu
formula tidak memiliki imunitas. Bayi dengan ASI juga akan buang air besar
lebih sering dalam bentuk bii-bijian dan itu normal. Selain itu, ginjalnya lebih
sehat karena pipisnya lebih sering dan tidak berwarna (bening), “ ujarnya.
Selain itu, ibu baru juga sering merasa produk ASI-nya kurang karena
payudaranya kecil. ASI yang dikeluarkannya encer hingga merasa payudara
lembek dan air susu dan tidak merembes lagi. Padahal, ukuran payudara sama
sekali tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Begitu
juga soal kekentalan ASI yang memang berubah sesuai kebutuhan dan usia bayi.
Sementara payudara yang lembek dan tidak merembes lagi adalah tanda bahwa
produksi ASI telah sesuai dengan kebutuhan bayi.
“sebenarnya hanya sedikit sekali, yaitu 2% ibu yang secara biologi memang
kurang produksi ASI-nya. Sisanya 95-98% dapat menghasilkan ASI cukup buat
bayinya, “ujarnya.
Produki ASI pada wanita Indonesia rata-rata per hari 600 ml pada enam bulan
pertama menyusui, 400 ml pada enam bulan berikutnya, dan menjadi 300 ml pada
tahun kedua. Selanjutnya menurun menjadi 200 ml. soal kalori yang dihasilkan
juga tak perlu dikhawatirkan karena pada enam bulan pertama rata-rata 600 kalori
per hari. Dengan demikian, ASI saja dapat memenuhi kebutuhn makanan bayi
sejak lahir sampai umur 4-6 bulan.
Komposisi ASI juga terus menyesuaikan dengan kebutuhan dan usia bayi dan itu
tidak akan dapat diperoleh dari susu formula apa pun. ASI hari pertama hingga
hari kelima disebut kolostrum, pada hari ke 6-10 disebut ASI transisi, dan
selanjutnya ASI matur. Komposisinya berbeda, misalnya kolostrum mempunyai
antibody lebih tinggi dibandingkan ASI matur.
Berbagai persepsi yang salah terkait pemberin ASI, selama ini banyak
berkembang di masyrakat. Tak jarang, hal itu menjadi beban tersendiri bagi ibu
menyesui, sehingga proses menyusui terganggu. “katanya ibu menyusui tidak
boleh makan yang anyir-anyir, padahal justru ia harus makan ikan. Banyak orang
menganggap kalau ibunya makan ikan nanti bayinya akan alergi. Padahal
terbalik. Lebih awal bayi diperkenalkan dengan berbagai rasa melalui ASI, reaksi
imunologisnya menjadi lebih baik, “ucapnya.
Proses pemberian ASI ekslusif banyak bergantung pada visi ibu. Para ibu
(terutama ibu baru) harus menambah pengetahuannya mengenai pentingnya ASI
ekslusif, termasuk untuk keterikatan ibu-bayi (bonding) dan tingginya imunutas
dalam ASI sehingga anak-anak jarang sakit. Selain manfaat bagi bayi, pemberian
ASI ekslusif juga bermanfaat bagi ibu untuk mengurangi anemia, mempercepat
pengembalian berat badan pasca kehamilan, menimbulkan perasaan dibutuhkan,
menunda kesuburan dan mencegah kanker payudara.
Keberhasilan ASI ekslusif bisa diperoleh bila ibu punya persepsi yang benar soal
ASI dan keadaan emosinya stabil. Dengan demikian, ASI akan diberikan dengan
senang hati. Rasa cemas, stress, bingung, dan depresi pada ibu menyusui akan
menyebabkan hubungan ibu-bayi kurang harmonis, sehingga umumnya
mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.
Kurangnya produksi ASI juga bisa disebabkan oleh factor psikologi. Faktor
psikologis juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman kejiwaan sejak masa kanak-
kanak sampai ibu melahirkan. Factor ini sering kali ditentukan oleh nilai-nilai
yang dianut keluarga dan lingkungan sekitar. Berbagai penilitian menunjukan,
makin tinggi pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga, justru kemungkinan
menyusui secara ekslusif makin rendah. Kondisi itu umumnya terkait dengan
minimnya dukugan keluarga, lingkungan kerja. Dan genjarnya promosi susu
formula.
Kunci sukses dalam menyusui secara ekslusif adalah rasa percaya diri. Ibu
yang ragu-ragu, bahkan meyakini bahwa pemberian ASI saja tidak mencukupi. Ini
akan mempengaruhi rasa percaya diri pada pengasuhan bayinya, apalagi bila tidak
ada dukungan dari keluarga. Dukungan aktif untuk hanya memberikan ASI perlu
diperoleh sejak masa kehamilan, terutama dari keluarga dan masyarakat.
Kebersihan pemberian ASI tidak terlepas dari dukungan keluarga, baik suami
maupun anggota keluarga besar seperti orang tua, mertua, saudara dan sebagainya.
Dukungan dapat disampaikan dengan berbagai bentuk, misalnya menganjurkan
makanan sehat dan bergizi, mengambil alih pekerjaan rumah tangga hingga
memberikan keyakinan agar ibu menyusui jangan takut gemuk.
Suami dapat berperan dalam menyukseskan ASI ekslusif dengan tak hanya
menjadi pengamat pasif. Akan tetapi, ia juga dengan aktif memberikan dukungan
moril dan bantuan praktis seperti ikut menyendawakan bayi setelah diberi ASI,
mengganti popok, menggendong, menenangkan bayi yang menangis, membawa
bayi untuk berjemur dan berjalan-jalan, juga membantu pekerjaan rumah lainnya.
Dukungan juga perlu diberikan oleh lingkungan, termasuk tempat bekerja. Sudah
selayaknya ibu menyeusui diberikan kesempatan untuk memerah susunya di
tempat yang higenis, memberikan ASI-nya minimal 1 jam setiap hari, bahkan
menyediakan tempat penitipan anak.
Judul diatas merupakan tema pecan (1-7 agustus) ASI sedunia tahun 2007. Sudah
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ASI merupakan mukzizat dari Tuhan yang
diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI. ASI
adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi, baik
fisik, psikologis, social maupun spiritual. Dan pemberian ASI selama 1 jam
pertama dalan kehidupannya dapat menyelamatkan 1 juta nyawa bayi.
Berkaitan dengan pentingnya ASI dalan 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera
mungkin meletakkan bayi yang baru dilahirkan pada dada ibunya da
mebiarakannya selama 30-60 menit. Kontak dari kulit ke kulit segera setelah lahir
dan menyusu sendiri setelah 1 jam pertama kehidupan itu sangat penting karena
pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya merupakan awal suatu live
sustaining breastfeeding releationship antara ibu dan bayi menyusui. Ibu tidak
perlu takut bayi akan kedinginan, karena saat bayi berada di dada ibu, dada ibu
akan mentransfer kehangatan pada sang bayi. Namun, suhu ruangan tidak kurang
dari 270C, mereka akan saling menghangatkan, bayi berkurang stress, lebih
tenang, pernafasan dan detak jantung lebih stabil; bayi memperoleh kolostrum
sebagai minuman pertama; dan sentuhan tangan, mulut dan kepala bayi serta
isapan pada payudara merangsang produksi oksitosin. Oxytosin menyebabkan
kontraksi rahim, merangsang hormone lain yang menyebabkan ibu merasa
senang dan relaks, serta ,merangsang aliran ASI dalam payudara bayi kemulut
bayi.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain walaupun hanya air putih
sampai bayi berusia 6 bulan.
Stadium ASI
ASI stadium sattu adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama
dikeluarkan/disekresi oleeh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan.
Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna
mkuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium,
sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini
menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam. Jumlah energi dan
kolostrum hanya 56 Kal/100 ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20-
30CC.
Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein
dalam susu matur. Sedangkan kandungan karbohidratnya lebih rendah dibandingkan ASI
matur.
ASI stedium 2 adalah ASI peralihan. ASI ii diproduksi pada hari ke-5 sampai hari ke-10.
Jumlah Volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin tinggi. Hal ini
untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah
mulai beradaptasi dengan lingkunag. Pada masa ini pngeluaran ASI mulai stabil.
ASI stadium 3 adalah ASI matur. Yaitu ASI yang desekresi pada hari ke-10 sampai
seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan
makanan pendamping selain ASI.
Kandungan zat gizi dalam kolstrum, ASI dan PASI (pengganti air susu ibu)
memeliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi
dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat
sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi
pada minggu pertama.
Karbohidrat
Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian
protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap
oleh sitem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey
dan casein dalam ASI adalah 80:40, sedangkan dalam PASI hanya sepertiga protein ASI
yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih
banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering
menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya
makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya.
Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara
otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10
menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan
terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis
lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel
jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim lipase. Lemak dalam
bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel
jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, bayi akan sulit menyerap lemak
PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam
ASI sangan tinggi dan perbandingannya dengan PASI yaitu 6:1. Asam linoleat adalah
asam lemak yangtidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu
perkembangan sel syaraf otak bayi.
Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadrnya relatif rendah, tetapi
bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI
merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi
sebagian besar tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta
mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usu bayi tidak normal. Bayi akan
kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.
Vitamin
Peran bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat
sebaga, anggota masyarakat, advokator, motivator, educator dan motivato,
tentunta kompetensi seperti ini yang akan dikembang lebih lanjut melalui
pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang harus dilihat sebagai
“main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan pelayanan kesehatan
tuntunan profesional diseimbangkan dengan kesejahteran bidan daerah terpencil.
Pemerintah telah merecanakan mengkat bidan sebagai PNS. Suatu langkah
aktifdalam rangka menyongsong peningkatan pelayanan di daerah terpecil.
Bentuk kegiatan:
Kegiatan
Peran pendamping
Sebagai tenaga ahli, fasilitator sudah pasti di tuntut untuk se-lalu trampil
melakukan (1) fasilitasi; (2) aktif menciptakan media konsultasi; (3) aktif menjadi
mediator; (4) aktif memberikan animasi dan adfokasi; dan (5) trampil
memfasilitasi proses problem solving (pemecahan masalah). Persoalan yang di
ungkapkan masyarakat saat problem solving tidak secara otomatis harus di jawab
oleh fasilitator tetapi bagaimana fasilitator mendistribusikan dan mengembalikan
persoalaan dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak (peserta atau
masyarakat). Upayakan bahwa pendapat masyarakatlah yang mengambil ahli
keputusan.hal yang penting juga untuk di perhatikan pelaku pemberdayaan
sebagai fasilitator harus dapat mengenali tugasnya secara baik.
1. Fasilitasi
Menurut healing (2005), fasiltasi adalah upaya dalam bentuk penerbitan
kebijakan dan/atau pemberian serta kemudahan untuk mendorong,
memajukan, dan mengembangkan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Fasilitasi juga di artikan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat
tenaga membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dengan taat
pada nilai-nilai dasar partisipasi (PNPM mandiri 2008).
2. Konsultasi
Konsultasi menurut carson dan gebber (2001) adalah sebuah pertemuan
atau konferensi untuk saling bertukar informasi dan saran.
Konsultasi bertujuan untuk memberikan pemahamaan yang lebih
mendalam tentang sebuah tema, sehingga membantu pihak yang
berkonsultasi ddalam hal-hal berikut merencanakan kegiatanya,
menentukan prioritas, memperbaiki penggunaan sumber daya yang
terbatas memahami masalah yang di hadapinya serta mengatasinya.
3. Mediasi
Sengketa dalam masyarakat desa sering kali di temui dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat. Untuk itu di perlukan proses mediasi. Proses
mediasi menurut lewis dan singer (2005) adalah sebuah proses
penyelesayaan sengketa yang melibatkan pihak ketiga yang independen
yaitu mediator yang membantu parah pihak yang sedang bersengketa
untuk mencapai suatu penyelesayaan dalam bentuk suatu kesepakatan
secarah sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan yang
dipersengketakan.
4. Adfokasi
Menurut adamson dan bromley (2008), adfokasi adalah usaha-usaha
terorganisis untuk membawa perubahan-perubahan sistematis dalam
kebujakan tertentu, regulasi utau pelaksanaanya. Dalam desa siaga adfokasi
diperlukan untuk menjembatani antara masyarakat sebagai obyek program
dan pemerintah sebagai pelaksanah program.
Adfokasi dan komunikasi yang efektif dapat berhasil bila dapat mempengaruhi
pembuatan kebijakan dan implementasinya terhadap para stakeholder
(stakeholder primer, mitra (sekunder) kunci ataupun lawan). Dengan demikian
identifikasi analisis kepentingan stakeholder merupakan langka awal dalam
pelaksanaan adfokasi dan komunikasi. Hasil dari analisis stakeholder ini dapat
memberikan asupan untuk teknik yang akan dipilih dalam memberikan
adfokasi dan komunikasi. Disamping itu pemilihan bahan yang digunakan
dalam melakukan adfokasi dan komunikasi juga merupakan hal yang
menentukan keberhasilan pelaksanaan adfokasi dan komunikasi.
5. problem solving
problem solving adalah sebuah proses mencari jalan keluar dari suatu
permasalahan berdasarkan petunjuk dari seorang problem solver.problem solver
adalah orang yang dipercaya untuk menyelesaikan permasalahan pemberdayaan
dalam hal ini adalah permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan desa siaga.
1. Promotif
Upaya promotiof adalah usaha-usaha untuk meninggikan mutu kesehatan
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat yang dilakukan untuk menimbulkan
kesadaran kemauan dan kemampuan diri.Tindakan ini dilakukan ketika klien
dalam keadaan sehat.
2. Preventif
Upaya preventif ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tujuan dari tindakan ini ialah untuk melindungi klien dari kemungkinan terserang
penyakit. Usaha pencegahan penyakit ini ditujukan pada klien yang sehat, melalui
kegiatan-kegiatan:
Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita
Imunisasi tetanus toxoid pada wanita pranikah dan ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
Pemberian vitamin A melalui posyandu, puskesmas maupun rumah untuk
antisipasi terjadinya anemia
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
Mengkonsumsi menu seimbang
Memberikan asi ekslusif pada bayi selama 6 bulan pertama.
Leavel dan Clark dalam bukunya “preventife medicine for the doctor in
his community” membagi usaha preventif dalam lima tingkatan yang dapat
dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha penceghan itu adalah
Masa sebelum sakit
● Mempertinggi nilai kesehatan (Healt Promotion)
● Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Spesifik
Promotion)
Perorangan/ BIdan/dokter
keluarga Praktek swasta
Masyarakat
Prinsip
Untuk dilaksanakan sehat
pencegahan oleh
Kelompok Bidan/dokter di
masyarakat masyarakat
3.Kuratif
Upaya kuratif dilakukan jika seseorang telah jatuh sakit, atau setidak-
tidaknya curiga bahwa seseorang telah menderita penyakit. Tujuannya adalah
memberikan pengobatan yang tepat bagi anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan-kegiatan :
Kuratif
● Sasaran secara individual , kontak terhadap pada pasien umumnya hanya
sekali saja
● Kontak terhadap pasien umumnya hanya sekali
● Masalah yang ditangani adalah masalah individu
● Hubungan sebatas dokter-pasien
● Bersifat reaktif (hanya menunggu masalah datang)
● Pendekatan partial
4. Rehabilitatif
Example :
> Terapi psikologis pada pasien paska kanker rahim agar kepercayaan dirinya
kembali seperti semula.
> Memberikan oendidikan pada masyarakat agar mau menerima dan memberikan
pertolongan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS.
> Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, penderita kusta
patah tulang kelainan bawaan.
Bila alat-alat mobil rusak, kita dapat membeli yang baru untuk menggantinya,
dan ia akan berfungsi lagi dengan baik, seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan
baru kembali. Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak ( sakit ) kita
hanya berusaha untuk memperbaiki atau mengobatinya dengan segala daya, dan
tetap akan memakaianya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapat
kesempurnaan (cacat).
Penggunaan dengan alat buatan (prothese) , tidak akan menjadi sebaik seperti
asalnya.
Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu berprinsip "lebih baik mencegah
timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya".
1. Rehabilitasi fisik
2. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan
dan sosial secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini
bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke
masyarakat.
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu oekerjaan/ jabatan dalam masyarakat
dengan kapasitas yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuaannya.
4. Rehabititasi aesthetis
C. Peran Bidan
Peran yang dapat dilakukan oleh bidan dalam memberikan upaya kesehatan
khususnya pelayanan kebidanan mencakup hal- hal yang sangat luas, tentunya
sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan dimana bidan itu bekerja, tetapi secara
umum kegiatan bidan sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan kebidanan langsung kepada
individu,keluarga,kelompok-kelompok khusus baik di rumah (home
nursing),di sekolah, di posyandu,polindes, dan daerah binaan kesehatan
masyarakat.
2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu,keluarga,kelompok dan masyarakat
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu,keluarga,kelompok dan
masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan kebidanan komuniti,melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat,perencanaan kesehatan,pelaksanaan dan penilaian
kegiatan menggunakan proses kebidanan sebagai suatu pendekatan ilmiah
kebidanan.
9. Mengadakan kordinasi di berbagai kegiatan asuhan perawatan komuniti.
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
kebidanan dan kesehatan.
12. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan
masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
D. Kesimpulan
Studi kasus :
Meskipun dia mengetahui dampak ynag ditimbulkan rokok bagi dia dan
bayinya,sarah merasa sedikit terlindungi karena ada ibunya yang berpengalaman
dalam mengasuh bayi. Sarah juga memiliki seorang kakak yang juga merokok
dalam 5 kehamilan sebelumnya,dan melahirkan bayi dengan berat badan rata-rata.
Studi kasus :
Peran Bidan :
PROMOSI KESEHATAN
A. Pendahluan
Beberapa ahli kesehatan telah mempunyai dan membuat batasan dan pendidikan
kesehatan antara lain:
1. WOOD(1926)
Pendidikan kesehatan adalah pengalaman pengalaman yang dalam
mempengaruhi kebiasaan sikap dan pengetahuan seseorang atau
masyarakat.
2. NYSWANDER(1947)
Pendidikan kesehatan adalah proses pendidikan perilaku yang dinamis
bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan
pula seperangkat prosedur.
3. STEUART(1968)
Seperti yang telah ditujukan diaatan tujuan akhir promosi kesehatan dan
visi promkes adalah kemampuan masyarakat meNingkatkan pendisikan
kesehatan mereka sendiri khususnya masyarakat
Adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat
maupun daerah. Dengan kebijakan kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan
oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (sasaran sekunder) dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer) upaya promosi kesehatan yang ditunjukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)
A. pengertian
3. Upaya tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sesuai
keadaan, Maslah dan potensi setempat
Untuk itu setiap orang, didampingi mempunyai hak juga mempunyai kewajiban
untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan lingkungannya
Namun demikian, banyak orang dan masyarakat yang belum menyadari akan
pentingnya kesehatan dalam kehidupannya. Kesehatan masih dipandang dengan
prioritas rendah dalam kesehariannya. Padahal apabila mereka tidak sehat,
membuat mereka tidak produktif, bahkan menjadi konsumtif dan menjadi beban
bagi orang lain.
Agar dapat sehat sebenarnya relatif mudah, yaitu terutama dengan membiasakan
hidup dengan perilaku bersih dan sehat (PHBS) serta menjaga lingkungannya
Hal itu dapat dilakukan oleh setiap oleh orang dan warga masyarakat apabila
mereka menyadari pentingnya hidup sehat, dan mau mempraktekannya, untuk itu
masyarakat perlu dibantu dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan, mereka untuk hidup sehat.
Apabila masyarakat dapat membudayakan dirinya hidup bersih dan sehat serta
dapat menjaga lingkungan yang bersih dan sehat pula, maka mereka dapat
dikatakan telah mempunyai daya atau potensi untuk hidup secara mandiri dalam
bidang kesehatan, hal itu karena faktor perilaku dan lingkungan mempunyai
sumbangan dan pengaruh sangat besar dalam peningkatan derajat kesehatan
seseorang
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Memahami dan menyadari pentingnya kesehatan
lingkungannya.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sasaran pemberdayaan adlah sekaligus
juga pelaku pemberdayaan masyarakat
H. Indikator Keberhasilan
Indikator Input
SDM (pimpinan masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama,
kader)
Jumlah dan suumber dana yang digunakan
Barang, alat, obat dan saran lain yang digunakan
Indikator Proses
Jumlah dan jenis kegiatan, khususnya
Jumlah pelatihan toma/toga/kader
Jumlah kegiatan penyuluhan yang dilakukan
Jumlah pertemuan dalam rangka pengambilan keputusan yang
diselenggarakan
Indikator Output
Peningkatan jumlah pimpinan/tokoh organisasi/kelompok
masyarakat yang berperan aktif
Jumlah orang/keluarga yang meningkat
pengetahuan/kesadaran/kemampuannya di bidang kesehatan
Peningkatan jumlah rumah yang memenuhi persayaratan kesehatan
Jumlah posyandu, polindes, pemanfaatan serta tingkat
perkembangannya
DAFTARISI
Paticia Webb. 1994 Healt promotion dan Patient education, Chapma dan hall,
London UK
Soemardjan, selo dkk, 1966,50 Tahun IBI : Bidan Menyongsong Masa Depan,
pengurus Pusat IBI, Jakarta
Www.google.com
Www.yahoo.com
York : Gullford press