Anda di halaman 1dari 7

CONTAGIOUS CANINE PLEUROPNEUMONIA PENYEBAB

KERUGIAN EKONOMI UTAMA PADA TERNAK RUMINANSIA

Anggi Dwi Jati Permana


Contagious caprine pleuropneumonia
Keluarga : A / 15 (CABRA)
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan,Program Kedokteran
Hewan,Universitas Brawijaya
Email : anggidwijatipermana@gmail.com

ABSTRAK
Contagious caprine pleuropneumonia (CCPP) disebabkan oleh
Mycoplasma capricolum subsp. caprip-neumoniae (Mccp) yang termasuk dalam
kelompok Mycoplasma mycoides, sekelompok lima Mycoplasma yang terkait
erat, bersifat patogen terhadap ruminansia. Lesi sebenarnya dari CCPP terbatas
pada jaringan alveolar kambing yang terinfeksi, yang membedakannya dari
penyakit pernapasan lainnya dari ruminansia kecil yang disebabkan oleh anggota
cluster Mycoplasma mycoides. Tanda-tanda khas CCPP adalah akumulasi cairan
pleura, hepatisasi unilateral, adhesi, radang selaput dada dan pleuropneumonia
yang dengan jelas membedakannya dari sindrom "MAKePS" yang disebabkan
oleh Mycoplasma mycoides subsp. capri (Mmc). Literatur yang tersedia tentang
CCPP menunjukkan bahwa sejauh ini di Pakistan, agen penyebab sebenarnya
(Mccp) dari penyakit ini hanya diisolasi di Distrik Pashin Balochistan dan bahwa
penyakit ini lebih sering bingung dengan penyakit pernapasan lain kambing yang
disebabkan oleh Mycoplasma. cluster mycoides. Kurangnya teknik yang sesuai
dan pengetahuan yang luas di lapangan adalah keterbatasan besar untuk isolasi
dan karakterisasi Mccp dari kasus serupa CCPP pada populasi kambing di
Pakistan.
.Kata kunci : Pleuropneumonia,Ccpp,Mycoplasma capricolum.
(Samiullah,2013)
PENDAHULUAN granulotumosa berhubungan dengan
penyebaran secara hematogenous ke
Pleuropneumonia adalah paru paru.
istilah untuk adanya peradangan Factor predeposisi
pada paru-paru. Pneumonia dapat pendukung terjadinya Pneumonia
bersifat lobular & lobar antara lain,perubahan cuaca yang
(Gibbons,1993).Pneumonia dapat mendadak terutama hujan yang
terjadi diparenkim paru- disertai dengan turunnya
paru,bronkiolus dan pleura (Blood temperature,kandang yang
dkk,1989). Pneumonia juga dapat lembab,kelelahan
menyerang jaringan alveoli dan transportasi,defisiensi
interstitialis. Berdasarkan waktu nutrisi,kelelahan,kelaparan dan
terserangnya ,pneumonia dibedakan infestasi parasit (Runnel dkk,1965).
menjadi pneumonia akut dan kronis
(Resang,1984). MATERI & METODE
Pneumonia terjadi sebagai
akibat dari infeksi A.lokasi & Rancangan Penelitian
virus,bakteri,jamur,dan larva cacing.
Factor –faktor yang juga dapat Penelitian dilakukan dengan
berpengaruh atas terjadinya radang mengambil sampel paru paru sapi
paru paru misalnya : kandang yang dari beberapa sapi yang telah
lembab,berdebu,ventilasi udarayang dipotong untuk diambil dagingnya di
jelek (Subronto,1995). Agen bakteri kota gorontalo,provinsi gorontalo.
seperti:Bordetella (Yuliana,2012)
bronchiseptika,Streptococcus B.Metode Penelitian
sp.,Pasteurulla
mulcotida,E.coli,Mycobacterium 1.Pengambilan paru-paru sapi
tubercolosis & Mycoplasma Pengambilan sampel
sp,biasanya selalu menyebabkan dilakukan segera setelah sapi
bronchopneumonia dan bentuk lain dipotong dan paru paru belum
pneumonia seperti multifocal dipisahkan dari sapi dan sesegera
nekrosis atau pneumonia mungkin dimasukkan kedalam
kantung plastic steril dan diberi Pengamatan pada media biakan
tanda.bagian paru-paru yang diambil dilakukan setelah media biakan
untuk diperiksa ,sebelumnya dikeluarkan dari inkubator dari
dilakukan dokumentasi waktu yang sudah ditentukan. Hasil
pengamatan penanaman bakteri
yang dilakukan meliputi bentuk
2. Penanaman pada Nutrient Agar koloni,tepi,diameter,permukaan,elev
Sampel sebanyak 5 gram asi dan konsistensi koloni. Hasil
dihaluskan secara aseptis. Sampel pertumbuhan koloni bakteri
halus sebanyak 1 gram dimasukkan kemudian diambil untuk dilakukan
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 pewarnaan untuk mengetahui jenis
ml aquades steril untuk selanjutnya gram bakteri. Koloni bakteri yang
dilakukan seri pengenceran sampai tumbuh dimurnikan sebagai isolat

pada taraf pengenceran 10-6. murni pada medium agar

Suspensi sampel sebanyak 1 ml dari miring.(Retnowati,2009)

masing-masing pengenceran berseri


pada teknik dilusi dan dimasukkan 3.Pemeriksaan Histopatologi

ke dalam cawan petri steril, cawan Bagian paru-paru yang mengalami

segera ditutup agar terhindar dari pneumoni dipotong selanjutnya

kontaminan. Masing- masing dimasukkan dalam gelas kaca kecil

cawan petri berisi hasil steril yang telah diberi netral buffer

pengenceran ditambahkan nutrient formalin 10%.Selanjutnya dilakukan

agar (NA). Segera setelah media dehidrasi dengan cara merendam

dimasukkan, cawan petri diputar potongan organ secara berurutan ke

secara perlahan-lahan di atas meja dalam alkohol 70%,80%, 95%, dan

horizontal untuk mengaduk 98% selama beberapa jam.

campuran media agar dengan dilusi Kemudian dilakukan clearing atau

kultur mikroba. Setelah memadat, penjernihan dengan merendam

cawan-cawan tersebut diletakkan potongan organ dalam Xylol atau

dalam posisi terbalik. Inkubasi Toluena atau Benzena,kemudian in

dilakukan pada suhu 37ºC, filtrasi dengan parafin cair. Tahap

diinkubasi selama 18-24 jam. berikutnya dilakukan embedding dan


blocking dimana potongan organ Paru-paru merupakan salah
ditanam pada blok yang telah satu organ pernafasan bagi makhluk
disiapkan kemudian disimpan hidup khususnya mamalia. Paru-
dalam lemari dingin selama 24 jam. paru dapat berfungsi normal apabila
Setelah itu dilakukan sectioning atau dalam keadaansehat dan tidak
pemotongan dengan alat mikrotome terinfeksi suatu agen kimia maupun
setebal 5 mikron dan dilanjutkan agen biologi.Agen biologi yang
dengan pewarnaan dan mounting dapat bersifat patogen pada paru-
dengan metode harris- paru dapat berupa bakteri, jamur,
hematoxilineosin sampai dilakukan parasit maupun virus.Hasil
pengamatan dengan penelitian menunjukkan bahwa paru-
mikroskop.(Retnowati,2009) paru sapi yang mengalami pneumoni
setelah dilakukan uji
HASIL & PEMBAHASAN mikrobiologis ditemukan
Berdasarkan hasil pemeriksaan adanya pertumbuhan
mikrobiologi terhadap sampel paru- mikroorganisme khususnya adalah
paru sapi yang mengalami kelompok bakteri.menyebabkan
pneumoni ditemukan adanya penyakit banyak mikroorganisme
mikroba khususnya bakteri.Adapun tumbuh pada permukaan tubuh host
hasil pengamatan terhadap morfologi tanpa menyerang jaringan tubuh dan
koloni bakteri. merusak fungsi normal
Hasil pemeriksaan terhadap tubuh,penyakit tumbuh ketika terjadi
morfologi sel bakteri dan pewarnaan migrasi flora normal saluran
gram menunjukkan bahwa isolat pernafasan bagianatas k eparu-paru
bakteri yang tumbuh pada sampel dan bertahan hidup di paru paru
paru-paru sapi yang mengalami diduga menjadi penyebab terjadinya
pneumoni rata-rata hampir sama pneumoni .adanya infeksi akibat agen
yaitu berbentuk batang dan bulat pathogen yang lain juga dapat
dan tergolong kedalam kelompok menjadi munculnya infeksi sekunder
gram negatif dan gram positif. paru paru(Retnowati,2009)

Pembahasan PENGAMATAN KASUS


Contagious caprine
Dari hasil penelitian retnowati pleuropneumonia
terhadap beberapa sampel paru paru Dapat disebabkan oleh berbagai
sapi ditemukan beberapa bakteri macam factor dan berbagai macam
yang positif dikatakan sebagai bakteri penyebab.infeksi pada hewan
penyebab penyakit ternak dapat sangat merugikan
pleuropneumonia,keadaan ini tidak apabila ternak yang terinfeksi adalah
hanya akan bertahan pada hewan saja ternak yang masih kecil sehingga
namun dapat menular ke manusia daya tahan tubuhnya akan melemah
jika tidak ditangani dengan baik dan mengalami kematian,tidak hanya
itu infeksi pleuropneumonia dapat
juga ditularkan ke manusia terutama
anak anak,oleh karena itu penyakit
ini perlu dicegah dan ditindak lanjuti
agar tidak menimbulkanefek yang
cukup berbahayabagi ternak maupun
peternaknya dengan cara mengatur
pola gizi ternak,kebersihan kandang
,kebersihan ternak dan juga vaksin
pada saat saat tertentu yang alangkah
baikknya dikonsultasikan ke mantra
ataupun dokter hewan terdekat
(Subronto,1994).
Gambar 1.1 sampel paru paru sapi
yang terinfeksi
(a).atelektasis,(b).pneumoni
intersisial,(c).pneumoni
aspirasi,(d).edema pada
lobarpneumoni,(e)

KESIMPULAN
ilmu-ilmu pertanian Universitas
Negeri Gorontalo.
DAFTAR PUSTAKA

*Samiullah.s.2013.Contagious
caprine pleuropneumonia and its
current picture in Pakistan:review,
Australia:Veterina Medicina:1
*Subronto,p.1994.ilmu penyakit
ternak1.Gadjah Mada University
press,yogyakarta
*Sendrow,indrawati dkk.2012.infeksi
virus parainfluenza tipe 3 pada kasus
pneumonia kambing &
domba,bogor:Australian health
laboratory:3
*Retnowati;yuliana.2009.pemeriksaa
n mikroba dan patologi organ paru-
paru sapi yang mengalami pneumoni
di kota gorontalo, gorontalo:fakultas
Patologi Jmlh Gram bakteri
Anatomi Histopatologi isolat Morfologi Isolat

1. Berwarna putih
Diffuse catarrhal susu/krim,tepian rata,
Pneumoni bronchopneum permukaan licin
intersisial 2 cembung. 1.Positif
onia 2.Negatif

2. Warna putih,agak
terang, tepi rata

Multifocal 1.Warna krim tepian


necrotizing rata dengan per-mukaan
Lobar- chronic cembung
Fibrinous 2 1.Positif
pneumoni 2.Negatif
suppurative
bronchopneum 2.Putih permukaan
onia cembung tepian rata.

Pneumoni 1.Warna krim, tepi rata


aspirasi permukaan cembung 1.Positif
- 3 2.Negatif
2. Putih tepi tidak rata
permukaan datar

3. Putih tepi rata


permukaan cembung

Atelektasis Diffuse 1.Berwarna putih


catarrhal 2 susu/krim, tepian rata, 1.Positif
bronchopneum permukaan licin 2.Negatif
onia cembung

2.Warna putih, agak


terang, tepi rata

Tabel hasil pengamatan,penelitian


sampel paru paru sapi.

Anda mungkin juga menyukai