Anda di halaman 1dari 1825

Wanita usia 60 tahun mengeluh kedua mata merah dan perih sejak

6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa mengganjal dan


sering keluar air mata. Pemeriksaan visus OD 6/6 OS 6/6, TIO
normal. Pemeriksaan segmen anterior didapatkan margo palpebra
edema dengan sekret dan skuama, konjungtiva hiperemi.
SOAL Diagnosis?
a. Hordeolum
1 b. Dry eyes
c. Konjungtivitis
d. Blepharitis
e. Selulitis preseptal
D. BLEPHARITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Wanita, 60 tahun
• Mata merah dan perih, 6 bulan
1 • Rasa mengganjal dan sering keluar air mata
• Visus OD 6/6 OS 6/6, TIO normal
• Segmen anterior : margo palpebra edema dengan sekret
dan skuama, konjungtiva hiperemi
BLEPHARITIS
Radang pada tepi kelopak mata, skuama/sisik/krusta

Anterior Posterior
PEMBAHASAN

Meibomian Gland
1 Staphylococcal

• Madarosis
Seborroic

• Madarosis
Dysfunction
• Madarosis (-)
(+) jarang • Krusta (+/-)
• Krusta keras • Krusta • Ulserasi (-)
• Ulserasi berminyak
• Radang (+) • Ulserasi

TATALAKSANA
Lid hygiene (kompres hangat/disisik/disabun/dishampo) + antibiotik topikal
Jawaban Lainnya
a. Hordeolum : salah satu kelainan kelenjar sebasea,
terdapat tanda radang
PEMBAHASAN
b. Dry eyes : suatu gejala pada mata yang biasa ditandai
dengan adanya mata kering, terasa berpasir, dan gatal
1 c. Konjungtivitis : infeksi pada konjungtiva (virus, bakteri,
jamur, alergi/vernal, inklusi); injeksi konjungtiva (+),
injeksi siliar (-)
e. Selulitis preseptal : Selulitis preseptal : selulitis
periorbital, infeksi dan inflamasi di anterior septum
orbita, disekitar kelopak mata
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

D. BLEPHARITIS
1
Wanita usia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
utama mata merah disertai sekret kental sejak 3 hari yang
lalu. Saat bangun tidur sering terdapat kerak disekitar kelopak
mata. Pasien juga mengeluhkan terasa silau saat melihat
cahaya. Pemeriksaan visus ODS 5/6. Pemeriksaan segmen
SOAL anterior ODS didapatkan injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva
(+), dan sekret mukopurulen. Diagnosis?

2 a. Konjungtivitis viral
b. Konjungtivitis bakterial
c. Konjungtivitis vernal
d. Keratokunjungtivitis jamur
e. Keratokonjungtivitis bakterial
E. KERATOKONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Wanita, 30 tahun
• Mata merah dan sekret kental, 3 hari
2 • Kerak disekitar kelopak mata
• Silau saat melihat cahaya
• Visus ODS 5/6
• Segmen anterior : injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+),
dan sekret mukopurulen
PEMBAHASAN

2
• Keratokonjungtivitis adalah peradangan yang terjadi pada
PEMBAHASAN kornea dan konjungtiva secara bersamaan.

2 • Tanda dan gejala dari radang pada kornea (keratitis) dan


konjungtiva (konjungtivitis) akan muncul bersamaan.
Keratitis
• Mata merah (CVI dan PCVI)
• Epiphora Tes Fluorescens
PEMBAHASAN
• Visus ↓ / silau (+)

2 Nyeri
Keratitis Bakterial Keratitis Viral Keratitis Jamur

Sekret • Mukopurulen • Serous/jernih • Purulen

Khas • Keratic • Lesi dendritik, • Lesi satelit


precipitate (kips) lesi koin • Riwayat kontak
PEMBAHASAN • Infiltrat • Sensibilitas dengan bahan
• Erosi kornea menurun, organik seperti
• Riwayat terutama pada tergores daun

2 penggunaan
lensa kontak,
debu (cipratan
Herpes Zoster,
Herpes Simpleks
Virus Tipe 1
jagung, kemasan
biji padi (pada
petani)
kubangan)
Terapi • Antibiotik topikal • Herpes Simpleks: • Antijamur topikal
empiris antivirus topikal (natamycin,
(fluorokuinolon, • Herpes Zoster: amphotericin B,
gentamycine + antivirus oral econazole,
cefuroxime) (acyclovir) miconazole,
• Bila terjadi ulkus, fluconazole,
ditambah clotrimazole)
antibiotik oral
(ciprofloxacin)
Konjungtivitis

PEMBAHASAN

2
Konjungtivitis
• Mata merah (CVI), rasa
mengganjal, gatal dan
PEMBAHASAN
berair, kadang disertai
sekret
2 • Visus NORMAL
• Riwayat kontak (+)
• PF: injeksi konjungtiva (+),
palpebra edema, sekret
• Etiologi: virus, bakteri,
alergi
K. Virus K. Bakterial K. Gonorrhea
Etiologi Virus H. influenzae, S. Neisseria gonorrhea
pneumoniae, S. aureus,
dan Moraxella
catarrhalis

Sekret Jernih, serosa, Mukopurulen, purulen Sangat purulen dan


PEMBAHASAN mukoserosa banyak
Temuan di Folikel Papil -

2 konjungtiva
Gejala penyerta Pembesaran KGB Otitis media akut
preaurikularis
Terutama pada bayi
baru lahir secara
normal
Terapi • Kompres • Antibiotik topikal • Topikal:
dingin empiris chloramphenicol,
• Artificial tears (chloramphenicol, gentamycine,
• Salep mata ciprofloxacin, bacitracin
acyclovir 3% ofloxacine, • Sistemik:
(Herpes) gentamycine, ceftriaxone (IM)
neomycin, polimixin atau penicillin (IV)
B)
• Artificial tears
Jawaban Lainnya
a. Konjungtivitis viral : infeksi pada konjungtiva yang
disebabkan oleh virus, dominan sekret jernih tanpa
PEMBAHASAN
disertai penurunan visus
b. Konjungtivitis bakterial : infeksi pada konjungtiva yang
2 disebabkan oleh bakteri, dominan sekret yang purulen
tanpa disertai penurunan visus
c. Konjungtivitis vernal : peradangan pada konjungtiva
(non-infeksi), gejala klinis dominan yaitu mata gatal
d. Keratokonjungtivitis jamur : infeksi pada kornea dan
konjungtiva, sekret purulen dan banyak, dan disertai
penurunan visus
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
PEMBAHASAN
E. KERATOKONJUNGTIVITIS
2 BAKTERIAL
Seorang bayi usia 1 hari dikonsultasikan ke dokter mata
dengan keluhan kedua matanya selalu terpejam dan bila
dibuka keluar cairan kekuningan sejak lahir. Pada pemeriksaan
didapatkan sekret purulen pada kedua mata, injeksi pada
konjungtiva dan perikorneal, kornea dalam keadaan jernih.
SOAL Pada pemeriksaan hapusan sekret mata didapatkan
diplokokus gram negatif. Apakah tatalaksana yang tepat?

3 a. Amoxicillin 50 mg/kgBB (PO)


b. Penicillin 50 mg/kgBB (IV)
c. Ciprofloxacin 50 mg/kgBB (IV)
d. Chloramphenicol 50 mg/kgBB (PO)
e. Tetracycline 50 mg/kgBB (PO)
B. PENICILLIN 50 MG/KGBB (IV)
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Bayi, 1 hari
• Kedua mata selalu terpejam, saat dibuka mengeluarkan
3 cairan kekuningan sejak lahir
• PF: injeksi konjungtiva (+), injeksi perikorneal (+)
• Hapusan sekret mata: diplokokus gram negatif
K. Virus K. Bakterial K. Gonorrhea
Etiologi Virus H. influenzae, S. Neisseria gonorrhea
pneumoniae, S. aureus,
dan Moraxella
catarrhalis

Sekret Jernih, serosa, Mukopurulen, purulen Sangat purulen dan


PEMBAHASAN mukoserosa banyak
Temuan di Folikel Papil -

3 konjungtiva
Gejala penyerta Pembesaran KGB Otitis media akut
preaurikularis
Terutama pada bayi
baru lahir secara
normal
Terapi • Kompres • Antibiotik topikal • Topikal:
dingin empiris chloramphenicol,
• Artificial tears (chloramphenicol, gentamycine,
• Salep mata ciprofloxacin, bacitracin
acyclovir 3% ofloxacine, • Sistemik:
(Herpes) gentamycine, ceftriaxone (IM)
neomycin, polimixin atau penicillin (IV)
B)
• Artificial tears
Jawaban Lainnya
• a, d, dan e : tidak ada penggunaan obat sistemik oral
PEMBAHASAN pada kasus konjungtivitis gonorrhea.
• c. Ciprofloxacin 50 mg/kgBB (IV) : ciprofloxacin
3 digunakan pada kasus konjungtivitis bakterial berupa
topikal.
Jadi, tatalaksana pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. PENICILLIN 50 MG/KGBB (IV)


3
Seorang perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan
mata kanan merah dan kabur sejak 2 hari yang lalu setelah
menggunakan lensa kontak. Pada pemeriksaan didapatkan
visus OD 1/60 OS 5/6, injeksi siliar (+), dan terdapat bercak-
bercak keputihan pada kornea. Apa pemeriksaan penunjang
SOAL yang tepat dilakukan pada pasien?
a. Tes Seidel
4 b. Tes Annel
c. Tes Schimer
d. Tes Tonometri
e. Tes Fluorescens
E. TES FLUORESCENS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 25 tahun
• Mata kanan merah dan kabur, 2 hari
4 • Penggunaan lensa kontak (+)
• PF: visus OD 1/60, injeksi siliar (+), bercak-bercak
keputihan pada kornea
Keratitis
• Mata merah (CVI dan PCVI)
• Epiphora Tes Fluorescens
PEMBAHASAN
• Visus ↓ / silau (+)

4 Nyeri
Keratitis Bakterial Keratitis Viral Keratitis Jamur

Sekret • Mukopurulen • Serous/jernih • Purulen

Khas • Keratic • Lesi dendritik, • Lesi satelit


precipitate (kips) lesi koin • Riwayat kontak
PEMBAHASAN • Infiltrat • Sensibilitas dengan bahan
• Erosi kornea menurun, organik seperti
• Riwayat terutama pada tergores daun

4 penggunaan
lensa kontak,
debu (cipratan
Herpes Zoster,
Herpes Simpleks
Virus Tipe 1
jagung, kemasan
biji padi (pada
petani)
kubangan)
Terapi • Antibiotik topikal • Herpes Simpleks: • Antijamur topikal
empiris antivirus topikal (natamycin,
(fluorokuinolon, • Herpes Zoster: amphotericin B,
gentamycine + antivirus oral econazole,
cefuroxime) (acyclovir) miconazole,
• Bila terjadi ulkus, fluconazole,
ditambah clotrimazole)
antibiotik oral
(ciprofloxacin)
Jawaban Lainnya
a. Tes Seidel : digunakan pada kasus-kasus astigmatisme
PEMBAHASAN b. Tes Annel : digunakan untuk mengetahui patensi duktus
lakrimalis

4 c. Tes Schimer : digunakan untuk mengukur produksi air


mata
d. Tes Tonometri : digunakan untuk mengukur tekanan
bola mata, biasa pada kasus glaukoma
Jadi, pemeriksaan penunjang pada pasien ini
adalah…
PEMBAHASAN

E. TES FLUORESCENS
4
Laki-laki usia 55 tahun datang ke RSUD dengan keluhan
mengalami penurunan penglihatan pada mata kiri sejak 1
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan silau dan melihat
seperti lingkaran pelangi. Pada pemeriksaan mata kiri
didapatkan visus OS 3/60 dan terdapat lesi satelit pada
SOAL kornea. Diketahui pekerjaan pasien adalah petani. Diagnosis
pasien?

5 a. Erosi kornea
b. Ulkus kornea
c. Keratitis fungalis
d. Keratitis bakterialis
e. Uveitis
C. KERATITIS FUNGALIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 55 tahun
• Penurunan penglihatan pada mata kiri, 1 minggu
5 • Silau dan melihat seperti lingkaran pelangi
• PF: visus OS 3/60, lesi satelit pada kornea mata kiri
• Pekerjaan pasien adalah petani
Keratitis Bakterial Keratitis Viral Keratitis Jamur

Sekret • Mukopurulen • Serous/jernih • Purulen

Khas • Keratic • Lesi dendritik, • Lesi satelit


precipitate (kips) lesi koin • Riwayat kontak
PEMBAHASAN • Infiltrat • Sensibilitas dengan bahan
• Erosi kornea menurun, organik seperti
• Riwayat terutama pada tergores daun

5 penggunaan
lensa kontak,
debu (cipratan
Herpes Zoster,
Herpes Simpleks
Virus Tipe 1
jagung, kemasan
biji padi (pada
petani)
kubangan)
Terapi • Antibiotik topikal • Herpes Simpleks: • Antijamur topikal
empiris antivirus topikal (natamycin,
(fluorokuinolon, • Herpes Zoster: amphotericin B,
gentamycine + antivirus oral econazole,
cefuroxime) (acyclovir) miconazole,
• Bila terjadi ulkus, fluconazole,
ditambah clotrimazole)
antibiotik oral
(ciprofloxacin)
Jawaban Lainnya
a. Erosi kornea : suatu keadaan terlepasnya epitel kornea
yang disebabkan oleh trauma tumpul ataupun tajam
PEMBAHASAN
pada kornea, dominan pada keratititis bakterialis
b. Ulkus kornea : suatu keadaan patologik kornea yang
5 ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek
kornea yang bergaung
d. Keratitis bakterialis : khas adalah adanya keratic
precipitat (kips), infiltrat, erosi, dan riwayat penggunaan
lensa kontak
e. Uveitis : radang pada uvea
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. KERATITIS FUNGALIS
5
Laki-laki usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
tidak jelas saat membaca sejak 6 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan visus ODS 6/10 dengan koreksi S-
0,75 menjadi 6/6. Untuk jarak dekat koreksi add S+1,25.
Namun, pasien hanya ingin menggunakan kacamata baca.
SOAL Berapakah ukuran lensa yang tepat sesuai permintaan pasien?
a. S-0,25
6 b. S-0,75
c. S+0,75
d. S+1,25
e. S+2,50
D. S+1,25
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 45 tahun
• Tidak jelas saat membaca, 6 bulan
6 • PF: visus ODS 6/10 dengan koreksi S-0,75 menjadi 6/6
• Koreksi jarak dekat add S+1,25
• Pasien hanya ingin menggunakan kacamata baca
Jadi, ukuran lensa yang tepat sesuai dengan
permintaan pasien adalah…

6 D. S+1,25
Pasien laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada mata kanan. Mata kanan nyeri saat bola mata bergerak
yang dirasakan menjalar ke sekitar wajah, kemerahan, dan
silau saat melihat cahaya. Pada pemeriksaan didapatkan
nodus merah keunguan pada sklera yang tidak dapat
SOAL digerakkan dan nyeri tekan (+). Tes epinefrin (-). Apakah
diagnosis pada pasien ini?

7 a. Skleritis
b. Uveitis
c. Keratitis
d. Pinguecula
e. Pterygium
A. SKLERITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 32 tahun
• Nyeri pada mata kanan saat bola mata bergerak dan
7 menjalar ke sekitar wajah
• Mata kanan merah dan silau saat melihat cahaya
• PF: nodus merah keunguan pada sklera yang tidak dapat
digerakkan, nyeri tekan (+)
• Tes epinefrin (-)
SKLERA
Episkleritis Skleritis
PEMBAHASAN • Mata merah • Mata merah
• Nyeri lokal mata • Nyeri hingga wajah

7 • Mata merah berangsur


hilang 10-21 hari
• Ada penyakit sistemik
yang mendasari
• Tatalaksana:
• Tatalaksana: topikal
steroid, artificial tears • Topikal/sistemik steroid,
topikal NSAID, sitotoksik,
imunomodulator

Episkleritis : Tes Epinefrin (+), kemerahan hilang setelah diteteskan epinefrin


Skleritis : Tes Epinefrin (-), kemerahan tidak hilang setelah diteteskan epinefrin
Skleritis

PEMBAHASAN

7
Jawaban Lainnya
b. Uveitis : radang pada uvea
PEMBAHASAN c. Keratitis : radang pada kornea, baik infeksi ataupun
non-infeksi (alergi)

7 d. Pinguecula : bercak kekuningan di konjungtiva yang


terdiri dari deposisi protein, lemak, dan kalsium
e. Pterygium : jaringan konjungtiva yang tumbuh dari arah
lateral mata menuju kornea berbentuk segitiga
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

A. SKLERITIS
7
Wanita usia 60 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
penglihatan menurun secara perlahan sejak 1 tahun ini, tidak
nyeri dan tidak merah. Riwayat penyakit hipertensi dan
diabetes mellitus disangkal. Pada pemeriksaan didapatkan
visus ODS 5/40 tidak maju dengan koreksi maupun pinhole,
SOAL kornea jernih, bilik mata depan dalam, lensa keruh sebagian,
shadow test (+). Pemeriksaan funduskopi dalam batas

8 normal. Apakah diagnosis pada pasien ini?


a. Katarak kongenital
b. Katarak insipien
c. Katarak imatur
d. Katarak matur
e. Katarak hipermatur
C. KATARAK IMATUR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Wanita, 60 tahun
• Penglihatan menurun secara perlahan,1 tahun ini
8 • PF: visus ODS 5/40 tidak maju dengan koreksi maupun
pinhole, lensa keruh sebagian, shadow test (+)
KATARAK

Faktor Risiko Pemeriksaan Fisik


PEMBAHASAN
• Usia • Visus turun, tidak
• DM membaik dgn pinhole
• CVI (-), PCVI (-)
8 • Penggunaan tetes mata
steroid lama • Iris shadow (+)

Keluhan Tatalaksana
• Mata putih Ekstraksi katarak
• Penglihatan menurun • ECCE
perlahan spt tertutup • ICCE
kabut/asap
• Silau • Phacoemulsi
KLASIFIKASI KATARAK SENILIS

KATARAK IMATUR KATARAK MATUR KATARAK HIPERMATUR


• Visus ≥ 1/60 • Visus 1/300 sd LP • Shrunken : lensa
PEMBAHASAN (+)
• Lensa keruh mengkerut karena
sebagian • Lensa keruh rata kehilangan cairan
8 • Fundus refleks (+)
• Iris shadow test


Fundus refleks (-) • Morgagnian : korteks
Iris shadow test lensa mencair,
(+) (-) nukleus tenggelam
Jawaban Lainnya
a. Katarak kongenital : kekeruhan lensa yang terjadi sejak
lahir
PEMBAHASAN
b. Katarak insipien : stadium paling awal pada katarak
senilis dimana terjadi kekeruhan yang sangat
8 minimal/ringan, khas berupa iris shadow test (-)
d. Katarak matur : stadium lanjut dari katarak imatur
dimana terjadi kekeruhan lensa yang rata/penuh,
fundus refleks (-), iris shadow test (-)
e. Katarak hipermatur : stadium lanjut dari katarak matur
dimana dapat terjadi proses shrunken dan morgagnian
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. KATARAK IMATUR
8
Pasien wanita usia 75 tahun datang dengan keluhan terdapat
bayangan hitam pada kedua mata sejak 3 hari yang lalu.
Diketahui pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
konsumsi obat secara teratur. Pada pemeriksaan visus ODS
6/40. Pemeriksaan funduskopi terdapat area makula
SOAL berwarna kuning kehijauan dikelilingi lingkaran berwarna
keabu-abuan dan drusen (+). Apakah diagnosis pada pasien

9 ini?
a. Hipertensi maligna
b. CMV retinitis
c. Age-related macular degeneration
d. Retinal detachment
e. Polypoidal coroidal vasculopathy
C. AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Wanita, 75 tahun
• Terdapat bayangan hitam pada kedua mata, 3 hari
9 • Riwayat hipertensi (+), konsumsi obat teratur
• PF: visus ODS 6/40
• Pem. Funduskopi: area makula berwarna kuning kehijauan
dikelilingi lingkaran berwarna keabu-abuan dan drusen (+)
AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION

PEMBAHASAN

9
Jawaban Lainnya
a. Hipertensi maligna : bukan termasuk penyakit utama
pada mata, dimana terjadi peningkatan tekanan darah
PEMBAHASAN
yang sangat tinggi yaitu ≥ 180/120 mmHg
b. CMV retinitis : infeksi pada retina yang disebabkan oleh
9 Cytomegalovirus (CMV)
d. Retinal detachment : disebut juga sebagai ablasio retina
yaitu robeknya selaput retina
e. Polypoidal coroidal vasculopathy : penyakit retina yang
ditandai dengan adanya aneurisma berbentuk polip
pada vaskularisasi koroid dengan atau tanpa
terbentuknya cabang vaskular
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION


9
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan mata kanan terkena serpihan gram 30 menit yang lalu
karena tidak menggunakan pelindung saat mengelas. Selain
itu terasa mengganjal. Pada pemeriksaan didapatkan visus
ODS 6/6. Pada segmen anterior didapatkan injeksi konjungtiva
SOAL (+), injeksi perikorneal (+), dan korpus alienum gram pada
kongjungtiva di tepi limbus. Tatalaksana yang tepat adalah…

10 a. Irigasi dengan NaCl 0,9%


b. Ekstraksi korpus alienum
c. Tetesi antibiotik topikal
d. Tutup mata dengan perban
e. Rujuk ke spesialis mata
B. EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 18 tahun
• Mata kanan terkena serpihan gram dan terasa
10 mengganjal, 30 menit lalu
• PF:
— Visus normal
— Segmen anterior: injeksi konjungtiva (+), injeksi
perikorneal (+), korpus alienum gram pada
konjungtiva di tepi limbus
Benda Asing di Mata
Keluhan :
Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia
PEMBAHASAN Tatalaksana benda asing di konjungtiva :
• Tetes mata tetrakain 2% (atau anestesi topikal lain) 1-2 tetes

10 • Gunakan lup
• Ekstraksi benda asing dengan lidi kapas/cotton bud atau jarum
suntik 23G
o Lidi kapas/cotton tip applicator terutama pada benda
superfisial dan tidak menembus
o Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan povidone iodine pada
tempat bekas korpus alienum
• Berikan antibiotik topikal, misalnya Chloramphenicol tetes
mata 1 tetes tiap 2 jam selama 2 hari
Benda Asing di Mata
Tatalaksana benda asing di kornea :
• Pasien dengan kondisi emergensi : harus segera
PEMBAHASAN dirujuk/dikonsultasikan ke dokter spesialis mata saat itu juga
• Pasien dengan kondisi urgensi : dirujuk/dikonsultasikan ke

10 dokter spesialis mata hari berikutnya


Kondisi Emergensi Kondisi Urgensi
• Hifema • Edema kelopak mata
• Defek/opak difus pada kornea • Pendarahan
• Laserasi kornea/sklera subkonjungtival difus
PEMBAHASAN
• Dilatasi pupil unilateral atau
bentuk pupil abnormal
10 • BMD lebih dalam/dangkal
dibandingkan mata satunya
• Penetrasi bola mata
• Benda asing multiple
• Pasien tidak kooperatif: anak
kecil, pasien intoksikasi, pasien
dengan gangguan mental
Jawaban Lainnya
a. Irigasi dengan NaCl 0,9% : tatalaksana awal pada kasus
trauma kimiawi (asam/basa)
PEMBAHASAN
c. Tetesi antibiotik topikal : dilakukan setelah ekstraksi
korpus alienum
10 d. Tutup mata dengan perban : dilakukan setelah
penggunaan antibiotik topikal
e. Rujuk ke spesialis mata : biasa dilakukan pada kasus
korpus alienum pada kornea
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM


10
Pasien perempuan usia 18 tahun datang mengeluhkan
pendengaran telinga kanan menurun sejak 4 hari yang lalu,
tidak disertai nyeri dan keluar cairan. Pada pemeriksaan
otoskopi didapatkan serumen props pada liang telinga
kanan. Dari hasil pemeriksaan telinga kanan: Rinne (-),
SOAL Webber lateralisasi kearah kanan, Schwabach hantaran
tulang memanjang. Jenis tuli pada pasien adalah?

11 a. Tuli konduksi
b. Tuli sensorik
c. Tuli sensori neural
d. NIHL
e. Tuli campuran
A. TULI KONDUKSI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 18 tahun
• Pendengaran telinga kanan menurun, 4 hari yang lalu
11 • PF telinga kanan: serumen props, Rinne (-), Webber
lateralisasi kearah kanan, Schwabach hantaran tulang
memanjang
TES GARPU TALA (PENALA)
PEMBAHASAN

11
Tes Rinne

PEMBAHASAN

11
Tes Webber

PEMBAHASAN

11
Tes Schwabach

PEMBAHASAN

11
Pada pasien…
Tes Rinne (-) telinga kanan Tes Webber lateralisasi ke kanan
Kemungkinan: Kemungkinan:
PEMBAHASAN
• Kanan: tuli konduksi • Kanan: tuli konduksi
(lateralisasi ke sisi sakit)
11 • Kiri: normal/tuli sensori
neural • Kiri: normal/tuli sensori
neural (lateralisasi ke sisi
Tes Schwabach kanan
sehat)
memanjang
Kemungkinan:
• Kanan: tuli konduksi
• Kiri: normal/tuli sensori
neural
Pada pasien…
• Dari kasus tidak dijelaskan adanya pemeriksaan pada
telinga kiri  sejauh ini singkirkan dulu adanya kelainan
PEMBAHASAN sehingga telinga kiri dianggap normal
• Lihat hasil pemeriksaan telinga kanan : Rinne negatif 
11 TULI KONDUKSI
• Untuk konfirmasi, lihat hasil Webber. Ternyata benar,
bahwa Webber lateralisasi ke telinga yang tuli
konduksi (sakit), yaitu telinga kanan
• Dengan demikian tes garpu tala ini semuanya
konsisten dan dapat menegakkan bahwa tuli pada
pasien adalah jenis tuli konduksi (pada telinga
kanan/yang sakit)
Jawaban Lainnya
b. Tuli sensori neural : hasil tes garpu tala (penala) tidak
sesuai
PEMBAHASAN
c. NIHL : noice induced hearing loss adalah suatu keadaan
dimana terjadi penurunan pendengaran oleh karena
11 mendapat paparan bising yang lama (atau yang
diinduksi dengan kebisingan)
d. Tuli campuran : terdapat gejala tuli sensori neural dan
tuli konduksi pada satu telinga. Pemeriksaan dapat
dilakukan dengan tes garpu tala (penala), namun lebih
baik dengan audiometri yang dapat menentukan
ambang batas dengar AC (konduksi udara) maupun BC
(konduksi tulang)
Jadi, jenis tuli pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

A. TULI KONDUKSI
11
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik THT
karena keluhan rasa berputar yang dirasakan sejak kurang
lebih 2 minggu. Keluhan berputar terjadi kurang dari 1
menit, dan timbul sewaktu-waktu. Kadang disertai bunyi
berdenging pada kedua telinga dan penurunan
SOAL pendengaran yang hilang timbul. Apakah diagnosis yang
paling mungkin?

12 a. Otitis media supuratif kronik


b. Labirinitis
c. Vertigo sentral
d. BPPV
e. Meniere disease
E. MENIERE DISEASE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Rasa berputar, > 2 minggu

12 • Keluhan terjadi < 1 menit, timbul sewaktu-waktu


• Bunyi berdenging  tinnitus (+)
• Penurunan pendengaran (+)
MENIERE DISEASE
• Hidrops endolimfe idiopatik
Peningkatan tekanan hidrolik dalam sistem endolimfatik
PEMBAHASAN

12 • TRIAS :
• Vertigo/rasa berputar
• Tuli sensori neural
• Tinnitus

• Tatalaksana :
• Diuretik (Thiazid)
• Betahistine
Jawaban Lainnya
a. Otitis media supuratif kronik : otitis media yang terjadi
> 6 minggu
PEMBAHASAN
b. Labirinitis

12 c. Vertigo sentral : ditemukan adanya lesi fokal, biasanya


tumor otak
d. BPPV : tidak ada penurunan pendengaran dan tinnitus,
serta berkaitan dengan perubahan posisi tubuh
Jadi, jenis tuli pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

E. MENIERE DISEASE
12
Pasien laki-laki usia 45 tahun datang mengeluhkan pusing
berputar setiap setelah bangun tidur sejak 3 bulan yang
lalu. Keluhan diperingan dengan tidur dan diperberat
dengan perubahan posisi mendadak, terutama jika pasien
miring ke kanan. Gangguan dan lainnya disangkal. Dari hasil
SOAL tes Romberg dengan mata tertutup pasien jatuh kearah kiri.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…

13 a. Oksigen dosis tinggi


b. Paracetamol 3x500mg
c. Brand-Daroff Maneuver
d. Dix-Hallpike Maneuver
e. Epley Maneuver
E. EPLEY MANEUVER
KEYWORDS :
• Laki-laki, 45 tahun
PEMBAHASAN
• Pusing berputar setiap setelah bangun tidur, 3 bulan

13 • Keluhan diperingan dengan tidur dan diperberat dengan


perubahan posisi mendadak, terutama jika pasien miring
ke kanan.
• Gangguan pendengaran dan lainnya disangkal
• Tes Romberg : dengan mata tertutup pasien jatuh kearah
kiri
 Diagnosis mengarah ke BPPV (benign paroxysmal
positional vertigo) / vertigo paroksismal posisional jinak
(VPPJ)
EPLEY MANEUVER

PEMBAHASAN

13
DIX-HALLPIKE MANEUVER

PEMBAHASAN

13
Jawaban Lainnya
a. Oksigen dosis tinggi : sebagai tatalaksana awal kasus
Cluster Headache
PEMBAHASAN
b. Paracetamol 3x500mg : bukan sebagai tatalaksana
utama untuk kasus BPPV
13 c. Brand-Daroff Maneuver : maneuver latihan yang dapat
dilakukan sendiri di rumah untuk kasus BPPV yang tidak
respon dengan Epley Maneuver
d. Dix-Hallpike Maneuver : maneuver yang dilakukan
sebagai pemeriksaan penunjang kasus BPPV
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. EPLEY MANEUVER
13
Pasien anak perempuan usia 6 tahun datang ke Poliklinik
dibawa ibunya dengan keluhan telinga kanan nyeri sejak 4
hari yang lalu disertai demam, batuk, dan pilek. Pada
pemeriksaan TTV suhu 37,9C. Dari hasil pemeriksaan telinga
kanan didapatkan membran timpani tampak hiperemis dan
SOAL intak. Tatalaksana yang tepat adalah…
a. Pemberian dekongestan oral
14 b. Pemberian antibiotik oral
c. Timpanosentesis
d. Pemasangan pipa Grommet
e. Timpanoplasti
B. PEMBERIAN ANTIBIOTIK ORAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 6 tahun
• Telinga kanan nyeri, 4 hari

14 • Disertai demam, batuk, dan pilek


• PF: febris (suhu 37,9C)
• Pem. Otoskopi: MT hiperemis dan intak
 Diagnosis mengarah ke OMA (otitis media akut) stadium
hiperemis
OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

PEMBAHASAN

14
STADIUM OMA

PEMBAHASAN

14
OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

PEMBAHASAN

14
Jawaban Lainnya
a. Pemberian dekongestan oral : dapat dipertimbangkan,
namun pemberian antiobiotik oral lebih penting
PEMBAHASAN
(tatalaksana definitif)
c. Timpanosentesis : sebagai tatalaksana definitif kasus
14 OMA stadium supurasi, yaitu untuk mengeluarkan pus
yang terkumpul di telinga tengah
d. Pemasangan pipa Grommet : untuk kasus OME (otitis
media efusi) yang tidak responsif dengan
penatalaksanaan konservatif
e. Timpanoplasti : dilakukan pada kasus OMSK yaitu
dengan pemasangan membran timpani prostetik untuk
menutupi perforasi
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. PEMBERIAN ANTIBIOTIK ORAL


14
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan bersin-
bersin dan pilek. Pilek berwarna bening dan encer. Keluhan
terjadi hampir setiap hari selama 6 minggu ini terutama
setiap terkena debu. Ibu pasien memiliki riwayat gatal-gatal.
Pasien juga mengeluh susah tidur dan tidak dapat bekerja
SOAL karena bersin-bersin dan pilek. Diagnosis pasien adalah?
a. Rhinitis alergi intermiten ringan
15 b. Rhinitis alergi persisten ringan
c. Rhinitis alergi persisten sedang
d. Rhinitis alergi persisten sedang-berat
e. Rhinitis alergi persisten berat
D. RHINITIS ALERGI PERSISTEN SEDANG-
BERAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 25 tahun
• Bersin-bersin dan pilek
15 • Hampir setiap hari dan > 4 minggu
• Riwayat atopi (+)
• Mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari
RHINITIS ALERGI

Tanda & Gejala Pemeriksaan Fisik


• Bersin berulang • Allergic shiner
PEMBAHASAN
• Hidung tersumbat • Allergic crease
• • Allergic salute
15 •
Rhinorea + gatal
Konjungtivitis alergi •

Sesak napas
Mukosa konka pucat/livid
• Post nasal drip
• Sekret cair/bening
• Riwayat atopi (+)  reaksi
hipersensitivitas tipe I
Tatalaksana
• Hindari alergen/pencetus
• Antihistamin
• Steroid intranasal
RHINITIS ALERGI

PEMBAHASAN

15
RHINITIS ALERGI

PEMBAHASAN

15
Jawaban Lainnya
a. Rhinitis alergi intermiten ringan : salah, karena
intermiten < 4 hari/minggu atau ≤ 4 minggu
PEMBAHASAN
b. Rhinitis alergi persisten ringan : salah, karena ringan
tidak mengganggu aktivitas
15 c. Rhinitis alergi persisten sedang : salah, karena tidak ada
klasifikasi “sedang”
e. Rhinitis alergi persisten berat : salah, karena tidak ada
klasifikasi “berat”
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
D. RHINITIS ALERGI PERSISTEN
15 SEDANG-BERAT
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan bersin-
bersin, pilek, dan hidung tersumbat. Pilek berwarna bening dan
encer. Keluhan terjadi hampir setiap hari selama 6 minggu ini
terutama setiap terkena debu. Ibu pasien memiliki riwayat gatal-
gatal. Pasien juga mengeluh susah tidur dan tidak dapat bekerja
karena bersin-bersin dan pilek. Sebelumnya pasien sudah
SOAL
menggunakan steroid semprot hidung selama 2 minggu namun
tidak membaik. Tatalaksana yang tepat adalah?
16 a. Menaikkan dosis kortikosteroid intranasal
b. Pemberian antihistamin oral
c. Pemberian ipratropium
d. Pemberian short-acting kortikosteroid oral
e. Pemberian imunoterapi spesifik
D. PEMBERIAN SHORT-ACTING
KORTIKOSTEROID ORAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Bersin-bersin, pilek, dan hidung tersumbat
16 • Hampir setiap hari dan > 4 minggu
• Riwayat atopi (+)  reaksi hipersensitivitas tipe I
• Mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari
• Pengunaan steroid semprot hidung selama 2 minggu
namun tidak membaik
RHINITIS ALERGI

PEMBAHASAN

16
PEMBAHASAN

16
Jawaban Lainnya
a. Menaikkan dosis kortikosteroid intranasal : kurang
tepat, karena saat ini keluhan pasien disertai hidung
PEMBAHASAN tersumbat
b. Pemberian antihistamin oral : salah, karena pasien

16 sudah dianggap gagal pada tatalaksana awal rhinitis


alergi persisten sedang-berat
c. Pemberian ipratropium : bisa dipertimbangkan, namun
kurang tepat karena saat ini keluhan pasien disertai
hidung tersumbat
e. Pemberian imunoterapi spesifik : bisa dipertimbangkan,
namun kurang tepat karena belum mengevaluasi hasil
pengobatan setelah diberikan short-acting
kortikosteroid oral
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. PEMBERIAN SHORT-ACTING
16 KORTIKOSTEROID ORAL
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan bersin-
bersin dan pilek. Pilek berwarna bening dan encer. Keluhan
terjadi hampir setiap hari selama 6 minggu ini terutama
setiap terkena debu. Ibu pasien memiliki riwayat gatal-gatal.
Pasien juga mengeluh susah tidur dan tidak dapat bekerja
SOAL karena bersin-bersin dan pilek. Sel apakah yang banyak
ditemukan pada kasus diatas?

17 a. Eosinofil
b. Netrofil
c. Retikulosit
d. Basofil
e. Monosit
A. EOSINOFIL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Bersin-bersin dan pilek

17 • Hampir setiap hari dan > 4 minggu


• Riwayat atopi (+)  reaksi hipersensitivitas tipe I
• Mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari
REAKSI HIPERSENSITIVITAS

PEMBAHASAN

17
PEMBAHASAN

17
Jadi, sel yang banyak ditemukan pada kasus
adalah…
PEMBAHASAN

A. EOSINOFIL
17
Seorang bayi usia 8 bulan datang dengan keluhan sesak
napas, napas berbunyi, dan sering muntah saat diberi ASI.
Keluhan akan semakin hebat apabila pasien terlentang dan
menangis. Pada pemeriksaan laringoskopi didapatkan
omega shaped epiglottis seperti gambar berikut. Apakah
SOAL diagnosis pasien?
a. Laringotrakeobronkitis
18 b. Laringomalasia
c. Sumbatan benda asing
d. Palatoscizis
e. Laringitis
B. LARINGOMALASIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi, 8 bulan
• Sesak napas, napas berbunyi, dan sering muntah saat

18 diberi ASI
• Keluhan akan semakin hebat apabila pasien terlentang
dan menangis
• Pem. Laringoskopi: omega shaped epiglottis
LARINGOMALASIA
Definisi Manifestasi Klinis
Suatu kelainan dimana tjd • Stridor inspirasi, bersifat
PEMBAHASAN kelemahan struktur persisten, dan tdk
supraglotik sehingga tjd terdapat sekret nasal

18 kolaps dan obstruksi saluran


napas
• Sesak napas
• Mudah tersedak saat
makan
• Keluhan memberat saat
Diagnosis anak semakin aktif,
• Laringoskopi fleksibel : menangis, posisi supinasi
omega shaped epiglottis atau kepala fleksi
(Gold standard)
• Foto AP cervical : steeple
sign
LARINGOMALASIA

PEMBAHASAN

18

Gambaran laringoskopi Gambaran radiologi


laringomalasia laringomalasia
(Omega shaped epiglottis) (Steeple Sign)
LARINGOMALASIA

Tatalaksana
• Pd keadaan ringan: bayi
PEMBAHASAN diposisikan tidur
telungkup, tapi hindari
18 tempat tidur yang terlalu
lunak; oksigenasi bila
hipoksemia
• Pd keadaan berat:
intervensi bedah
(supragloplasti)

Supragloplasti
(epigloplasti dan ariepigloplasti)
Jawaban Lainnya
a. Laringotrakeobronkitis : disebut juga Croup adalah
suatu infeksi virus yang menyebabkan peradangan dan
PEMBAHASAN
pembengkakan pada saluran napas atas (laring, trakea,
dan bronkus) yang ditandai dengan batuk kering dan
18 sesak napas
c. Sumbatan benda asing : apabila dilakukan laringoskopi
akan tampak massa/benda asing yang menyumbat
saluran napas atas
d. Palatoscizis : kelainan kongenital berupa celah di
palatum (langit-langit mulut)
e. Laringitis : radang pada laring, manifestasi berupa sesak
napas, serak
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. LARINGOMALASIA
18
Anak perempuan usia 6 tahun mengeluh sesak napas sejak
1 jam yang lalu. 4 hari yang lalu pasien mengeluh nyeri saat
menelan dan demam. Pada pemeriksaan didapatkan
selaput putih dan mudah berdarah berdarah bila dikerok
pada orofaring. Apakah tatalaksana terbaik untuk pasien
SOAL tersebut?
a. ADS + diazepam 0,1mg/kgBB + metronidazol 15mg/kgBB
19 b. ADS + eritromisin 40mg/kgBB/hari
c. ADS + penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/hari
d. ADS + tetrasiklin 10mg/kgBB/hari
e. ADS + terapi suportif lain
C. ADS + PENISILIN PROKAIN 50.000
IU/KGBB/HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 6 tahun
• Sesak napas sejak 1 jam

19 • Riwayat demam dan nyeri tekan (+)


• PF: orofaring terdapat selaput putih dan mudah berdarah
bila dikerok
 Diagnosis mengarah ke Tonsilitis difteri
Tonsilitis Difteri

Definisi Gejala
PEMBAHASAN Radang pada tonsil yang • Demam
disebabkan oleh bakteri • Nyeri tenggorok

19 Corynebacterium diptheriae
(basil, gram positif)


Disfagia
Sesak

Pemeriksaan fisik Tatalaksana


• Pseudomembran • Penisilin prokain
putih/abu yg mudah • Eritromisin (jika alergi penisilin)
berdarah jika dikerok • Anti-difteri serum (ADS)
• Bull’s neck • Tatalaksana suportif
Tatalaksana Tonsilitis Difteri

Umum Khusus
• Isolasi (sampai masa akut) • Anti-difteri serum (ADS)
PEMBAHASAN • Uji kulit terlebih dahulu
• Tirah baring sd 3 minggu
• Dosis: 20.000-120.000 IU

19 •

Cairan adekuat
Diet adekuat
(tergantung tipe difteri, misal
difteri dengan bull’s neck
memerlukan 80.000 IU)
• Antibiotik
• Penisilin prokain 50.000-
100.000 IU/kgBB/hari, 10 hari
• Jika alergi penisilin, berikan
Eritromisin 40mg/kgbb/hari
• Kortikosteroid
• Prednison 2mg/kgbb/hari, jika
terdapat obstruksi saluran
napas atas dan miokarditis
Jawaban Lainnya
a. ADS + diazepam 0,1mg/kgBB + metronidazol
15mg/kgbb : digunakan untuk tatalaksana kasus tetanus
PEMBAHASAN
b. ADS + eritromisin 40mg/kgBB/hari : benar, namun
kurang tepat karena tidak dijelaskan pada kasus bahwa
19 pasien alergi penisilin
d. ADS + tetrasiklin 10mg/kgBB/hari
e. ADS + terapi suportif lain : bukan sebagai tatalaksana
terbaik
Jadi, tatalaksana terbaik pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
C. ADS + PENISILIN PROKAIN 50.000
19 IU/KGBB/HARI
Pasien laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan
pembengkakan pada rahang bawah. Pasien mengeluh
demam, nyeri pada leher dan saat membuka mulut, nyeri
menelan, dan liur keluar terus menerus. Pada pemeriksaan
ditemukan pembengkakan di regio submandibular, sangat
SOAL nyeri saat ditekan, sedikit krepitasi. Diagnosis yang paling
tepat adalah?

20 a. Abses Bezold
b. Abses Citelli
c. Angina pektoris
d. Angina Ludwig
e. Selulitis preseptal
D. ANGINA LUDWIG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Pembengkakan pada rahang bawah

20 • Disertai demam, nyeri pada leher dan saat membuka


mulut, nyeri menelan, dan liur keluar terus menerus
• PF: pembengkakan pada regio submandibular, nyeri
tekan, krepitasi (+)
ANGINA LUDWIG

PEMBAHASAN

20
ANGINA LUDWIG
• Infeksi ruang submandibular, faktor risiko akibat infeksi
odontogenik
PEMBAHASAN • Infeksi dimulai di ruang bawah mulut, dapat menjalar
hingga ke retrosternal hingga menyebabkan mediastinitis

20  itulah mengapa ini adalah kondisi yang “emergensi”


• Pem. Penunjang: CT scan
• Komplikasi: mediastinitis, gangguan airway
• Manajemen:
• Airway management
• Antibiotik: Ampisilin – sulbaktam
• Pembedahan terutama diperlukan pd pasien yg sangat
potensial mengalami komplikasi mediastinitis
Jawaban Lainnya
a. Abses Bezold : abses dengan perjalanan sesuai m.
sternokleidomastoideus
PEMBAHASAN
b. Abses Citelli : abses pd regio oksipital

20 c. Angina Pektoris : nyeri dada


d. Selulitis preseptal : selulitis periorbital, infeksi dan
inflamasi di anterior septum orbita, disekitar kelopak
mata
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. ANGINA LUDWIG
20
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada pergelangan tangan kanan, 3 jari bagian tengah, dan
terdapat rasa kebas. Diketahui pasien bekerja sebagai
tukang gado-gado. Keluhan nyeri menjalar dan kesemutan
dari pergelangan tangan ke ujung-ujung jari setelah
SOAL menekuk pergelangan tangan selama kurang lebih 60 detik.
Apakah diagnosis pasien?

21 a. Polineuropati DM
b. Tendinitis de Quervain
c. Guyon Tunnel Syndrome
d. Tarsal Tunnel Syndrome
e. Carpal Tunnel Syndrome
E. CARPAL TUNNEL SYNDROME
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 48 tahun
• Nyeri pada pergelangan tangan kanan, 3 jari bagian

21 tengah, dan terdapat rasa kebas


• Pekerjaan tukang gado-gado
• Nyeri menjalar dan kesemutan dari pergelangan tangan ke
ujung-ujung jari setelah menekuk pergelangan tangan
selama kurang lebih 60 detik
Carpal Tunnel Syndrome

Definisi
PEMBAHASAN Kumpulan tanda dan gejala
akibat kompresi nervus
21 medianus dlm terowongan
karpal (carpal tunnel)

Timbul gejala kesemutan,


baal, maupun nyeri di 3 jari
sisi palmar sampai dengan
atrofi otot
Atrofi otot
Klasifikasi Carpal Tunnel Syndrome

PEMBAHASAN

21
Carpal Tunnel Syndrome

Etiologi
• Manuver berulang
PEMBAHASAN • Obesitas
• Kehamilan
21 •

Artritis
Hipotiroid

Pemeriksaan fisik
• Tinnel sign : perkusi ringan
pd N. medianus
• Phalen sign : fleksi kedua
telapak tangan 1 menit
Carpal Tunnel Syndrome

Tatalaksana
PEMBAHASAN • Awal  wrist splint pada
malam hari 3-4 minggu

21 • Gagal  Injeksi steroid intralesi


dgn panduan USG
• Obat oral spt NSAID,
preganalin, gabapentin
• Bedah kompresi pada kasus
berat
Jawaban Lainnya
a. Polineuropati DM : sensasi parestesia stocking and
gloves
PEMBAHASAN
b. Tendinitis de Quervain : radang/kompresi tendon ibu
jari akibat pemakaian ibu jari berulang, tes Finkelstein
21 (+)
c. Guyon Tunnel Syndrome : kompresi N. ulnaris,
kesemutan dan baal pada jari kelingking dan jari manis
d. Tarsal Tunnel Syndrome : kompresi N. tibialis posterior,
nyeri di ankle medial, tumit, hingga telapak kaki
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. CARPAL TUNNEL SYNDROME


21
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada pergelangan tangan kanan, 3 jari bagian tengah, dan
terdapat rasa kebas. Diketahui pasien bekerja sebagai tukang
gado-gado. Keluhan nyeri menjalar dan kesemutan dari
pergelangan tangan ke ujung-ujung jari setelah menekuk
pergelangan tangan selama kurang lebih 60 detik. Apakah
SOAL
pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis pasien tersebut?

22 a. Tinnel test
b. Allen test
c. Psoas sign test
d. Menilai refleks biseps
e. Menilai Hoffman tromner
A. TINNEL TEST
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 48 tahun
• Nyeri pada pergelangan tangan kanan, 3 jari bagian

22 tengah, dan terdapat rasa kebas


• Pekerjaan tukang gado-gado
• Nyeri menjalar dan kesemutan dari pergelangan tangan ke
ujung-ujung jari setelah menekuk pergelangan tangan
selama kurang lebih 60 detik
 Diagnosis mengarah ke CTS (carpal tunnel syndrome)
Carpal Tunnel Syndrome

Definisi
PEMBAHASAN
Kumpulan tanda dan gejala
akibat kompresi nervus
medianus dlm terowongan
22 karpal (carpal tunnel)

Timbul gejala kesemutan,


baal, maupun nyeri di 3 jari
sisi palmar sampai dengan
atrofi otot
Atrofi otot
Pemeriksaan Fisik pada CTS

Tinnel Sign
PEMBAHASAN
Pemeriksaan dengan cara
perkusi ringan pada N.
medianus
22
Hasil positif  sensasi
baal/kesemutan/nyeri pada
regio distribusi N. medianus
Pemeriksaan Fisik pada CTS

Phalen Sign
PEMBAHASAN
Fleksikan kedua telapak
tangan selama 1 menit dgn
kuat (seperti pada gambar)
22
Hasil positif  sensasi
baal/kesemutan/nyeri pada
regio distribusi N. medianus
Jawaban Lainnya
b. Allen test : menilai arteri kolateral tangan (sebelum
prosedur pungsi arteri untuk pemeriksaan analisis gas
PEMBAHASAN darah)
c. Psoas sign test : manuver provokasi untuk mendiagnosis
22 apendisitis
d. Menilai refleks biseps : menilai persarafan N.
muskulokutaneus (tidak terkait dengan kasus N.
medianus)
e. Menilai hoffman tromner : refleks patologis pada
kondisi kelainan UMN
Jadi, pemeriksaan yang menunjang diagnosis
pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. TINNEL TEST
22
Pasien perempuan usia 22 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri kepala sebelah kanan yang berdenyut disertai
dengan mual dan muntah. Keluhan nyeri dirasakan semakin
berat bila berjalan atau menaiki tangga. Pada pemeriksaan tidak
didapatkan nyeri ketok pada wajah. Sebelum sakit kepala
biasanya pasien merasa melihat garis-garis hitam selama kurang
SOAL
lebih 30 menit. Diagnosis?

23 a. Common migrain
b. Classic migrain
c. Tension type headache
d. Trigeminal neuralgia
e. Cluster headache
B. CLASSIC MIGRAIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 22 tahun
• Nyeri kepala sebelah kanan yang berdenyut

23 • Disertai dengan mual dan muntah


• Keluhan memberat bila berjalan atau menaiki tangga
• Nyeri ketok wajah (-)
• Melihat garis-garis hitam sekitar 30 menit sebelum nyeri
International Classification of Headache
Disorder
Nyeri kepala primer Nyeri kepala sekunder
PEMBAHASAN • Migrain Sakit kepala karena
• Tension type • Trauma kepala dan leher
23 • Cluster
• Kelainan neurovaskular
• Penyakit psikiatrik
• Other: cold stimulus
• Infeksi
headache
• Penggunaan zat
• Penyakit THT dan sinus
Klasifikasi Nyeri Kepala Primer

PEMBAHASAN

23
Nyeri Kepala Primer
Tension type Migrain Cluster
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Intensitas Ringan atau sedang Sedang atau berat Berat sekali
PEMBAHASAN Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat saat Tidak Ya Tidak

23 aktivitas
Mual
Muntah
Ada/tidak
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Aura Tidak ada Ada (classic)/tidak Tidak ada
(common)
Gejala penyerta Lakrimasi, injeksi
konjungtiva,
rinorea, dan
perspirasi wajah
yang ipsilateral
MIGRAIN
• Mnemonic Migrain: POUND
PEMBAHASAN
Pulsatile quality, One day duration, Unilateral, Nausea and
Vomiting, Disabling Intensity

23 • Kriteria Diagnosis
• Nyeri kepala 4-72 jam
• Disertai 2 dari gejala berikut:
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual, muntah, atau fotofobia/afonofobia
Migrain dengan Aura (Classic)
• Nyeri kepala berulang mengikuti gejala neurologis yang
muncul perlahan (5-20 menit) dan bertahan hingga 60
PEMBAHASAN menit

23 • Aura, dapat berupa (tanpa kelemahan motorik):


• Gangguan bicara disfasik yang reversibel
• Gejala sensoris reversibel: ditusuk-tusuk (pin and needles)
atau kebas
• Gejala visual: melihat cahaya atau garis, atau kehilangan
penglihatan
Jawaban Lainnya
a. Common migrain : tanpa aura
PEMBAHASAN c. Tension type headache : nyeri kepala bilateral, seperti
terikat

23 d. Trigeminal neuralgia : nyeri seperti “tersetrum” di


daerah persarafan N. trigeminal (daerah wajah)
e. Cluster headache : nyeri retroorbita seperti ditusuk,
disertai injeksi konjungtiva, lakrimasi (gejala otonom di
sisi unilateral tersebut)
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. CLASSIC MIGRAIN
23
Pasien perempuan pada kasus diatas sudah mengonsumsi
parasetamol, aspirin, caffein, namun tidak membaik. Setelah
membaca literatur, anda sebagai dokter menyampaikan pilihan
obat berikut untuk pasien, kecuali?
a. Barbiturat
SOAL b. Antiemetik
c. Sumatriptan
24 d. Ergotamin
e. Naratriptan
A. BARBITURAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 22 tahun
• Nyeri kepala sebelah kanan yang berdenyut

24 • Disertai dengan mual dan muntah


• Keluhan memberat bila berjalan atau menaiki tangga
• Nyeri ketok wajah (-)
• Melihat garis-garis hitam sekitar 30 menit sebelum nyeri
• Tidak membaik dengan parasetamol, NSAID, dan caffein
Obat-obatan abortive migrain
• NSAID + caffein
• 1st line untuk migrain ringan hingga sedang
PEMBAHASAN
• Triptan dan Ergotamin + caffein

24 • Tatalaksana paling spesifik (triptan)


• 1st line untuk migrain sedang hingga berat
• Triptan memiliki efek asokonstriktor, tidak boleh pada pasien PJK,
stroke, HT tidak terkontrol
• Dexamethasone : emergency setting
• Lidocaine nasal spray : temporer
• Non preffered therapy:
• Acetaminophen
• Barbiturat dan opioid: risiko rebound (+) dan menjadi kronik
Terapi profilaksis migrain
• Indikasi profilaksis
• Kontraindikasi/intoleransi terhadap abortive
PEMBAHASAN
• Serangan > 2 hari per minggu

24 • Quality of life buruk


• Uncommon migrain: hemiplegic migrain, basilar migrain,
prolonged migrain
• First line (ABTA)
• Amitryptilin
• Beta blocker: Propanolo atau Timolol
• Topiramat, Asam valproat
Jawaban Lainnya
b. Antiemetik : simtomatis, dapat dipertimbangkan bila
ada gejala mual dan muntah
PEMBAHASAN
c. Sumatriptan : pilihan pada migrain

24 d. Ergotamin : pilihan pada migrain


e. Naratriptan : satu golongan dengan sumatriptan
Jadi, terapi yang tidak tepat untuk pasien
adalah…
PEMBAHASAN

A. BARBITURAT
24
Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke poliklinik dengan
kelemahan pada tungkai bawah disertai demam sejak 3 bulan
yang lalu. Tungkai juga sering dirasakan seperti kesemutan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg,
denyut nadi 80kali/menit, RR 20kali/menit, suhu 37,2C.
Ditemukan gibus setinggi vertebra torakal X. Hiperestesi dari
SOAL
umbilikus ke bawah. Refleks fisiologis meningkat, terdapat
refleks babinsky. Tatalaksana yang tepat adalah?
25 a. Metilprednisolon
b. Metilkobalamin
c. OAT + prednison
d. OAT + citicoline
e. OAT + metilkobalamin
C. OAT + PREDNISON
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 60 tahun
• Kelemahan pada tungkai bawah disertai demam, 3 bulan

25 • Kesemutan (+)
• PF: TTV normal, gibus setinggi vertebra torakal X
• Status neurologis:
• Hipestesi dari umbilikus ke bawah
• Refleks fisiologis meningkat
• Refleks babinsky (+)
Spondilitis TB / Pott’s Disease

Etiologi Manifestasi klinis


PEMBAHASAN • Akibat penyebaran TB dari • Kombinasi artritis dan
situs infeksi lain osteomyelitis
• Nyeri punggung kronik,
25 • Menyerang segmen
anterior vertebra 
destruksi tulang  kolaps
deformitas vertebra,
abses paraspinal,
penurunan BB
vertebra (gibbus) kifosis • Dapat berkembang mjd
abses yg dpt menekan
kanalis spinalis 
kompresi medula spinalis
 defisit neurologis
(parestesi,
paraparesis/plegi)
Spondilitis TB / Pott’s Disease

Tatalaksana
PEMBAHASAN • OAT lini pertama selama 9-12 bulan
• Kortikosteroid (prednison)

25 • Indikasi operasi (anterior radical focal


debridement):
• Defisit neurologis
• Spinal deformitas dgn instabilitas dan
nyeri
• Abses paraspinal
• Biopsi jarum
Kriteria pemberian kortikosteroid pada
pasien TB

PEMBAHASAN

25
Jawaban Lainnya
a. Metilprednisolon : salah satu dari kortikosteroid, namun
dalam kasus ini lebih tepat untuk kasus cedera (trauma)
PEMBAHASAN
medula spinalis
b. Metilkobalamin : simtomatik, tidak spesifik
25 d. OAT + citicoline : manfaat citicoline tidak banyak
didemonstrasikan, selain itu juga ada opsi yang lebih
tepat
e. OAT + metilkobalamin : tidak spesifik
Jadi, tatalaksana yang tepat untuk pasien
adalah…
PEMBAHASAN

C. OAT + PREDNISON
25
Pasien perempuan usia 33 tahun dibawa menggunakan
ambulans ke RS. Pasien baru saja mengalami kecelakaan. Setelah
dilakukan resusitasi pasien dapat membuka mata dengan
rangsang nyeri, menepis tangan pemeriksa dan mengeluarkan
kata-kata yang tidak membentuk kalimat. Berdasarkan
pemeriksaan tersebut, berapakah GCS pasien?
SOAL
a. E2M4V2

26 b. E2M4V3
c. E2M5V2
d. E2M5V3
e. E3M3V3
D. E2M5V3
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 33 tahun
• Post KLL

26 • Membuka mata dengan rangsangan nyeri  E2


• Menepis tangan dengan rangsangan nyeri  M5
• Mengatakan kata-kata yang tidak membentuk kalimat 
V3
PEMBAHASAN

26
Jadi, GCS pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. E2M5V3
26
Pasien laki-laki usia 65 tahun dibawa ke IGD karena mengeluhkan
lemah pada badan sebelah kanan setelah sarapan pagi.
Sebelumnya pasien bicara pelo dan bibir mencong kearah kiri.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 180/100mmHg,
lidah berdeviasi ke kiri, kekuatan motorik superior 2222/5555,
kekuatan motorik inferior 4444/5555. pasien masih bisa
SOAL
berkomunikasi. Gula darah sewaktu 250mg/dl dan kolesterol
300mg/dl. Penyebab dari keluhan yang dialami pasien adalah?
27 a. Pecahnya arteri meningea media
b. Tersumbatnya arteri serebri media
c. Tersumbatnya arteri vertebrobasiler
d. Tersumbatnya arteri serebri posterior
e. Tersumbatnya arteri serebri anterior
B. TERSUMBATNYA ARTERI SEREBRI MEDIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun
• Lemah badan sebelah kanan (1 sisi)

27 • Bicara pelo, bibir mencong ke kiri


• Komunikasi (+)
• PF: hipertensi (+), lidah deviasi ke kiri, lebih lemah
ekstremitas atas kanan daripada bawah
• Lab: GDS 250mg/dl, kolesterol 300mg/dl
Stroke

PEMBAHASAN

27
Kelainan neurologis
fokal maupun global,
bertahan lebih dari
24 jam karena
masalah
serebrovaskular
Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik


PEMBAHASAN • Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan
intraserebral
• Klinis:
• Klinis:
27 • Defisit neurologis akut
• Kesadaran umumnya
• Defisit neurologis akut
• Penurunan kesadaran
tidak menurun
• Nyeri kepala
• Tanda lesi UMN
(hiperrefleks, ada • Muntah proyektil
refleks patologis) • Tanda lesi UMN,
hipertensi, hipertermi
• CT scan non kontras :
area hipodens di • CT scan non kontras:
area hiperdens di
serebrum serebrum
Area Perfusi Serebral

PEMBAHASAN

27
PEMBAHASAN

27
PEMBAHASAN

27
TATALAKSANA STROKE

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik


PEMBAHASAN • rTPA (0,9 mg/kg) dalam 3 • Perbaiki faal hemostatis:
jam/endovaskular menangani hipertensi
fibrinolisis
27 • Waspada pasien
konsumsi antifaktor Xa
• Antivasospasme
• Operatif bila indikasi:
• Streptokinase tidak • Perdarahan > 30 cc
dianjurkan • Ancaman herniasi (+)
• Antikoagulan tidak harus • Perdarahan
segera diberikan serebelum
• Antiplatelet: Aspirin, • Hidrosefalus (+)
Clipodogrel
Jawaban Lainnya
a. Pecahnya arteri meningea media : perdarahan epidural
PEMBAHASAN c. Tersumbatnya arteri vertebrobasiler : stroke serebelum
d. Tersumbatnya arteri serebri posterior : adanya

27 gangguan visual dan memori


e. Tersumbatnya arteri serebri anterior : kelemahan
anggota gerak terutama ekstremitas bawah
Jadi, penyebab dari keluhan yang dialami pasien
adalah…
PEMBAHASAN
B. TERSUMBATNYA ARTERI SEREBRI
27 MEDIA
Pasien laki-laki usia 25 tahun dibawa ke RS setelah kecelakaan
lalu lintas. Setelah dilakukan primary survey, dokter memeriksa
status neurologis pasien. Pada pemeriksaan refleks cahaya
didapatkan:
Okular dekstra: refleks langsung (+), refleks tidak langsung (+)
SOAL Okular sinistra: refleks langsung (-), refleks tidak langsung (-)
Diagnosis yang paling tepat pada pasien adalah…
28 a. Paresis N. IV dekstra
b. Paresis N. III dekstra
c. Paresis N. III sinistra
d. Paresis N. II dekstra
e. Paresis N. II sinistra
C. PARESIS N. III SINISTRA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Post KLL

28 • Pem. Refleks cahaya:


• Okular dekstra: refleks langsung (+), refleks tidak
langsung (+)
• Okular sinistra: refleks langsung (-), refleks tidak
langsung (-)
Refleks Cahaya

• Nervus yang berperan


PEMBAHASAN
• N. II : sensoris
• N. III : motorik
28 • N. II memberikan impuls pada
nukleus N. III ipsi dan
kontralateral  refleks
cahaya tidak langsung
Kelainan Refleks Cahaya

Nervus II
PEMBAHASAN • Refleks langsung (-),
refleks tidak

28 langsung (+) karena


impuls dari mata
kontralateral
Nervus III
• Refleks langsung (-),
refleks tidak
langsung (-), karena
effector perifer rusak
Jawaban Lainnya
a. Paresis N. IV dekstra : esotropia
PEMBAHASAN b. Paresis N. III dekstra : saat disenter OD refleks cahaya (-),
konsensual (-)

28 d. Paresis N. II dekstra : saat disenter OD refleks cahaya (-),


konsensual (+)
e. Paresis N. II sinistra : saat disenter OS refleks cahaya (-),
konsensual (+)
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. PARESIS N. III SINISTRA


28
Pasien perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan sulit
menutup mata. Keluhan sudah dirasakan pasien 2 hari yang lalu
setelah ketiduran di lantai. Pasien merasa sulit untuk makan
karena mulut sebelah kanan tidak bisa digerakkan. Pada
pemeriksaan juga didapatkan pasien tidak bisa mengernyitkan
dahi. Tatalaksana yang paling tepat pada pasien adalah?
SOAL
a. Prednison 60mg/hari, tappering off

29 b. Prednison 5mg/hari, tappering off


c. Ibuprofen 2x200mg selama 6 hari
d. Natrium diklofenak 2x50mg selama 10 hari
e. Amoksisilin 3x500mg selama 5 hari
A. PREDNISON 60MG/HARI, TAPPERING
OFF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun
• Sulit menutup mata, 2 hari setelah ketiduran di lantai

29 • Sulit menggerakkan mulut


• Tidak bisa mengernyitkan dahi

 Diagnosis mengarah pada kasus Bell’s Palsy


Bell’s Palsy

Paresis N. VII perifer Manifestasi klinik


• Termasuk s. parasimpatis • Kelemahan otot wajah
PEMBAHASAN menuju kelenjar lakrimalis
dan saliva • Menghilangnya lipatan
nasolabial
29 • Lesi N. VII di ganglion
geniculatum
• Umumnya swasirna dalam
• Kelopak mata sulit
menutup
3-4 minggu • Fenomena Bell: saat
• Idiopatik, dicurigai karena menutup mata, bola mata
HSV-1 rolling ke atas
• DD: GBS, Ramsay Hunt • Iritasi mata karena
(HZV), Lyme disease kurangnya lubrikasi
(riwayat kutu, ruam,
arthralgia) • Penurunan produksi air
mata
Bell’s Palsy VS Stroke

PEMBAHASAN

29
Tatalaksana Bell’s Palsy
• Kortikosteroid oral
• Prednison 1mg/kgBB/hari (dewasa: BB sekitar 60kg,
PEMBAHASAN
maka dimulai dengan 60mg)
• Tappering off – 60mg untuk 5 hari (50-40-30-20-10-
stop)
29 • Antiviral: Asiklovir 5x400mg selama 10 hari
• Tidak ada keuntungannya bila > 4 hari dari onset

• Terapi lokal
• Artificial tears dan lubrikasi mata
• Occluder atau botox

• Rehabilitasi medik/fisioterapi
Jawaban Lainnya
b. Prednison 5mg/hari, tappering off : salah, dosis tidak
adekuat
PEMBAHASAN
c. Ibuprofen 2x200mg selama 6 hari : bukan pilihan terapi

29 d. Natrium diklofenak 2x50mg selama 10 hari : bukan


pilihan terapi
e. Amoksisilin 3x500mg selama 5 hari : salah, karena
etiologi Bell’s Palsy nonbakterial
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
A. PREDNISON 60MG/HARI,
29 TAPPERING OFF
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan lemah pada
tubuh sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu. Kelemahan
berangsur-angsur memberat. Selain itu pasien juga mengeluhkan
demam. Pasien memiliki riwayat nyeri kepala sejak 2 bulan lalu,
makin memberat dan riwayat infeksi telinga 1 tahun yang lalu.
Tanda vital dalam batas normal, status neurologis ditemukan
SOAL
paresis N. VII dekstra tipe sentral, dan N. VI bilateral. Diagnosis
yang paling tepat adalah?
30 a. Meningitis TB
b. Meningoensefalitis TB
c. Meningitis
d. Ensefalitis
e. Abses otak
E. ABSES OTAK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Lemah sebelah tubuh kanan dan berangsur-angsur

30 memberat, 3 hari
• Disertai nyeri kepala kronik selama 2 bulan, memberat
• Riwayat infeksi telinga (+) 1 tahun lalu
• Neurologis: paresis N. VII dekstra tipe sentral dan N. VI
bilateral
Abses Otak

• Inflamasi intraserebri yg
diikuti dgn pembentukan
PEMBAHASAN abses
• Etiologi:
30 • Penjalaran langsung dari: otitis
media, infeksi odontogenik,
mastoiditis, sinus
• Penjalaran hematogen: PJB,
sianotik
• Pasca trauma/operasi
• Pasca meningitis
• Bakteriologis:
• S. aureus, S. alfa hemolitikus,
Fusobacterum, Gambaran CT scan dengan kontras
Enterobactericeae
Abses Otak

TRIAS Gejala berdasar topis


PEMBAHASAN
• Demam • Cerebellar: nistagmus,
• Nyeri kepala ataksia, dismetria
30 • Defisit neurologis (+) • Brainstem: kelemahan wajah,
disfagia, hemiparesis
• Frontal: nyeri kepala, inatensi,
Gejala lain
perubahan status mental,
• Penurunan kesadaran gangguan motorik bicara
• Mual, muntah • Temporal: afasia, defek visual
• Kaku kuduk (+) • Oksipital: kaku kuduk
• Papilledema
Evaluasi pada pasien ini perlu meliputi…

• Laboratorium: darah lengkap, LED, CPR, kultur


• Pungsi lumbal
PEMBAHASAN
• Radiologis:

30 • CT scan dengan kontras


• MRI (dapat menilai serebritis)

• Tatalaksana
• Antibiotik 4-8 minggu, adjuwan dengan
antikovulsan, dan kortikosteroid
• Drainage (evakuasi komplit atau aspirasi berulang)
• Diagnostik bila < 2,5 cm; terapeutik bila > 2,5 cm
Jawaban Lainnya
a. Meningitis TB : meningitis basal, mengenai basal
kranium disertai paresis nervus kranialis
PEMBAHASAN
b. Meningoensefalitis TB : kaku kuduk (+), penurunan
kesadaran (+), umumnya disebabkan oleh kuman TB
30 c. Meningitis : onset akut, demam (+), kaku kuduk (+)
d. Ensefalitis : onset akut, demam (+), penurunan kesaran
(+)
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. ABSES OTAK
30
Seorang wanita usia 50 tahun dibawa keluarganya ke RS dengan
keluhan lengan kanan lumpuh sejak 2 bulan yang lalu. Keluarga
mengkhawatirkan apabila pasien terkena stroke. Menurut
keluarga, sebelumnya pasien mengetahui bahwa anak laki-laki
tunggalnya menggunakan narkoba, sehingga pasien tampak
sangat kecewa dan marah. Tidak ada riwayat penyakit umum,
SOAL
seperti hipertensi, penyakit jantung, DM, dan lainnya. Diagnosis
yang paling tepat adalah…
31 a. Gangguan somatisasi
b. Factitious disorder
c. Malingering
d. Hipokondriasis
e. Gangguan konversi
E. GANGGUAN KONVERSI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 50 tahun
• Lengan kanan lumpuh, 2 bulan

31 • Sebelumnya tampak sangat kecewa dan marah pada anak


 stresor psikologis berat
• Riwayat penyakit hipertensi (-), PJK (-), DM (-)
GANGGUAN KONVERSI
Menurut DSM IV:
PEMBAHASAN
 Gangguan dengan karakteristik munculnya satu atau
beberapa gejala neurologis (buta, lumpuh, dll) yang
tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan medis
31 ataupun neurologis yang ada
Jawaban Lainnya
a. Gangguan somatisasi : menderita beberapa
keluhan/gejala (“koleksi gejala”) namun hasil
PEMBAHASAN pemeriksaan normal
b. Factitious disorder : membuat-buat sakit untuk mencari
31 perhatian
c. Malingering : berpura-pura sakit untuk mendapat
keuntungan (keuntungan eksternal) atau menghindari
sesuatu hal seperti urusan hukum
d. Hipokondriasis : yakin bahwa dirinya menderita suatu
penyakit tertentu (diagnosis) namun hasil pemeriksaan
normal
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. GANGGUAN KONVERSI
31
Pasien laki-laki usia 32 datang dengan keluhan gangguan ejakulasi
serta cepat lelah dan tidak bertenaga. Pasien sejak 5 tahun lalu
didiagnosis epilepsi oleh dokter spesialis saraf. Pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien
pernah mengalami trauma psikoseksual seaktu kecil. Pasien baru
menikah 6 bulan lalu dan baru ketahuan bahwa pasien tidak bisa
SOAL ejakulasi di vagina istrinya saat berhubungan seksual, walaupun
sudah penetrasi cukup lama. Pasien diketahui bisa ejakulasi bila

32 pasien masturbasi dan melakukan oral seks. Diagnosis yang paling


tepat adalah…
a. Ejakulasi dini
b. Ejakulasi terhambat
c. Gangguan libido
d. Aversi ereksi
e. Disfungsi ereksi
B. EJAKULASI TERHAMBAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun
• Gangguan ejakulasi serta cepat lelah dan tidak bertenaga

32 • Trauma psikoseksual sewaktu kecil


• Riwayat epilepsi (+)
• Tidak bisa ejakulasi di vagina istrinya
• Bisa ejakulasi bila pasien masturbasi dan melakukan oral
seks
Kategori disfungsi seksual menurut DSM-IV

• Gangguan nafsu (contoh: hiposeksual)


• Gangguan rangsangan (contoh: disfungsi ereksi)
PEMBAHASAN
• Gangguan orgasme (contoh: ejakulasi dini, ejakulasi

32 terhambat)
• Gangguan nyeri seksual (contoh: dispareunia,
vaginismus)
Ejakulasi Terhambat (ET)

• Berlawanan dgn ED, maka pria yang mengalami ejakulasi


terhambat (ET) justru tidak dapat melakukan ejakulasi di
PEMBAHASAN dlm vagina
• Perlu rangsangan yang lama untuk ejakulasi terjadi

32 • Pria dengan ET dpt mengalami ejakulasi dgn cara lain,


misalnya masturbasi dan oral seks, tetapi sebagian tetap
tidak dapat mencapai ejakulasi dgn cara apapun
• Sebagian besar RT disebabkan oleh faktor psikis, misalnya
tendensi pemikiran sejak masa kecil yang menganggap
kelamin wanita ada sesuatu yang kotor, takut terjadi
kehamilan, dan trauma psikoseksual yang pernah dialami
• Manajemen: belum ditemukan secara efektif, bupropion,
mirtazapin dpt dipertimbangkan
Ejakulasi Dini (ED)

• Kriteria ED dalam DSM-IV-TR:


PEMBAHASAN
• Selalu mengalami ejakulasi setelah stimulasi minimal
dan sebelum orang yang bersangkutan
menginginkannya. Dengan mempertimbangkan
32 faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase
kegairahan, seperti umur masih awam dengan situasi
atau pasangan, dan frekuensi hubungan seksual
dalam beberapa waktu terakhir.
• Menyebabkan distress mendalam atau masalah
interpersonal.
• Tidak semata-mata disebabkan oleh efek fisiologis
langsung dari suatu obat.
Jawaban Lainnya
a. Ejakulasi dini : ragsangan seksual yang minimal dapat
menyebabkan ejakulasi
PEMBAHASAN
c. Gangguan libido : istilah tidak seksual

32 d. Aversi ereksi : perasaan tidak suka yang konsisten dan


ekstrim terhadap kontak seksual atau kegiatan serupa
itu dengan pasangan seksual
e. Disfungsi ereksi : ketidakmampuan mencapai atau
mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk
melakukan hubungan seksual dengan baik
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. EJAKULASI TERHAMBAT
32
Seorang laki-laki usia 18 tahun terlihat sering menyendiri. Ia juga
diketahui tidak memiliki teman dekat. Ia tidak pernah peduli
dengan perkataan orang lain. Ia jarang terlihat bercakap-cakap
dengan orang lain. Ia juga merasa terganggu bila berada di
keramaian. Pasien akan merasa nyaman bila sendirian. Diagnosis
yang paling tepat pada pasien adalah…
SOAL
a. Gangguan kepribadian OCD

33 b. Gangguan kepribadian antisosial


c. Gangguan kepribadian skizoid
d. Gangguan cemas menyeluruh
e. Fobia sosial
C. GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 18 tahun
• Sering menyendiri

33 • Tidak memiliki teman dekat, tidak peduli perkataan orang


lain, merasa nyaman sendiri
Gangguan Kepribadian

Kluster A Kluster B Kluster C


PEMBAHASAN • Paranoid • Antisosial • Cemas
• Skizoid • Ambang • Dependen

33 • Skizotipikal • Histrionik
• Narsistik
• Obsesif-kompulsif

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Gangguan Kepribadian

Kluster A
PEMBAHASAN • Paranoid : peka, curiga, pendendam, cemburu
patologis, fanatik, proyeksi
• Skizoid : lebih senang menyendiri, tertutup, teman
33 satu saja, afek datar, acuh tak acuh, tidak suka
berhubungan dengan orang lain, hidup sendiri
• Skizotipikal : memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku
yang aneh/mistis/magis

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Gangguan Kepribadian

Kluster B
PEMBAHASAN • Antisosial : tidak peduli perasaan dan hak orang lain, senang
melanggar peraturan (patologis persisten), ambang marahnya
rendah
33 • Ambang/borderline : bertindak impulsivitas tanpa pikir
panjang (tipe impulsif), dan bersamaan ketidakstabilan emosi
(tipe ambang)
• Histrionik : mudah dipengaruhi, peduli daya tarik fisik, mencari
perhatian (CAPER), suka menggoda, LEBAY
• Narsistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain,
mudah iri, mengatur harga diri secara baik

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Gangguan Kepribadian

Kluster C
PEMBAHASAN • Cemas/avoidance/menghindar : sangat pemalu, merasa tidak
layak (pesimis), penakut konsisten

33 • Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab atas diri


sendiri, sehingga terlalu bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya, keputusan diambil orang lain, anak mama
sekali
• Obsesif-kompulsif/anankastik : preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionis yang berlebihan, usaha pervasif
menangani cemas, terlalu kaku dalam memandang suatu hal

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Jawaban Lainnya
a. Gangguan kepribadian OCD : perfeksionis, suka
keteraturan
PEMBAHASAN
b. Gangguan kepribadian antisosial : suka melanggar
peraturan
33 d. Gangguan cemas menyeluruh : mencemaskan hal-hal
yang banyak dan tidak relevan
e. Fobia sosial : takut dalam situasi sosial yang
mengharuskan pasien menjadi pusat perhatian (misal
dalam berbicara di depan banyak orang (berpidato),
atau bergaul bersama)
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
C. GANGGUAN KEPRIBADIAN
33 SKIZOID
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dibawa keluarganya
dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu yang lalu. Pasien banyak
berbicara, masih bisa dimengerti, namun sulit untuk dihentikan.
Pasien merasa dirinya sakti dan dapat menyembuhkan orang lain
karena telah diberi wahyu oleh Tuhan. Dari pemeriksaan tidak
didapatkan adanya gangguan organik. Disebut apakah waham
SOAL
yang dialami pasien?

34 a. Waham terinduksi
b. Waham persekutorik
c. Waham rujukan
d. Waham kebesaran bizzare
e. Waham kebesaran non-bizzare
D. WAHAM KEBESARAN BIZZARE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Merasa dirinya sakti dan dapat menyembuhkan orang lain

34 karena telah diberi wahyu oleh Tuhan


Isi Pikir

• Waham/delusi adalah
Suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang
PEMBAHASAN
keliru, berdasarkan simpulan yang keliru tentang
kenyataan ekstrenal, tidak konsisten dengan
34 inteligensia dan latar belakang budaya pasien, dan
tidak bisa dipatahkan/diubah lewat penalaran atau
dengan jalan penyajian fakta.
Jenis-jenis Waham

1. Waham bizzare: keyakinan yang keliru, mustahil, dan


aneh (tidak dapat beralasan secara logika, seperti
PEMBAHASAN mendapat wahyu dari Tuhan secara langsung, diculik oleh
alien, ditanamkan elektroda/chip)

34 2. Waham sistemik: keyakinan yang keliru atau keyakinan


yang tergabung dengan satu tema/kejadian, seperti orag
yang dikejar-kejar polisi atau mafia
3. Wahal nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan
lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat
4. Waham somatik: keyakinan yang keliru yang melibatkan
fungsi tubuh, seperti yakin otaknya meleleh
Jenis-jenis Waham

5. Waham paranoid:
• Waham kebesaran: keyakinan atau kepercayaan,
PEMBAHASAN biasanya bersifat psikotik, bahwa dirinya adalah orang
yang sangat kuat, sangat berkuasa, atau sangat bersar
34 • Waham kejaran (persekutorik): satu elusi yang
menandai seorang paranoid, yang mengira bahwa
dirinya adalah korban dari usaha untuk melukainya,
atau yang mendorong agar dia gagal dalam
tindakannya
• Waham rujukan (delusion of reference): kepercayaan
yang keliru yang meyakini bahwa tingkah laku orang
lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau
akan menjahati dirinya
Jenis-jenis Waham

5. Waham paranoid (lanjutan):


• Waham dikendalikan: keyakinan yang keliru bahwa
PEMBAHASAN keinginan, pikiran, atau perasaannya dikendalikan
oleh kekuatan dari luar. Termasuk didalamnya:
34 • Thought withdrawal: waham bahwa pikirannya
ditarik keluar oleh orang lain atau kekuatan lain
• Thought insertion: waham bahwa pikirannya
disisipi oleh orang lain atau kekuatan lain
• Thought broadcasting: waham bahwa pikirannya
diketahui oleh orang lain, tersiar di media/udara
• Thought control: waham bahwa pikirannya
dikendalikan oleh orang lain atau kekuatan lain
Jenis-jenis Waham

5. Waham cemburu: keyakinan keliru yang berasal dari


PEMBAHASAN
cemburu patologis tentang pasangan yang tidak setia
6. Erotomania: keyakinan yang keliru, biasanya wanita,

34 merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya


• Waham kebesaran: keyakinan atau kepercayaan,
biasanya bersifat psikotik, bahwa dirinya adalah
orang yang sangat kuat, sangat berkuasa, atau
sangat bersar
Bizzare VS Non-Bizzare

PEMBAHASAN

34
Jawaban Lainnya
a. Waham terinduksi : diagnosis dimana sekelompok orang
memiliki waham yang diinduksi oleh salah satu orang
PEMBAHASAN
b. Waham persekutorik : waham kejar (misalnya merasa
dikejar-kejar oleh orang untuk dibunuh)
34 c. Waham rujukan : merasa TV berbicara kepadanya
e. Waham kebesaran non-bizzare : merasa orang yang bisa
melakukan segala hal (secara logika: masih dapat
diterima, namun kepercayaan tanpa dasar  jadi non-
bizzare)
Jadi, waham yang dialami pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. WAHAM KEBESARAN BIZZARE


34
Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan berdebar-debar tanpa alasan yang jelas sejak 30 menit
SMRS. Pasien juga merasa sesak napas, keringat dingin, dan
merasa tercekik. Hal ini sudah sering terjadi sebelumnya dan
selalu terjadi mendadak tanpa alasan yang jelas. Dari
pemeriksaan fisik normal. Pemeriksaan EKG tidak didapatkan
SOAL
kelainan. Saat ini keluhan pasien sudah mulai mereda dan akan
dipulangkan. Tatalaksana untuk jangka panjang pada kasus
35 adalah…
a. Sertraline 1 x 50 mg
b. Risperidon 2 x 2 mg
c. Haloperidol 2 x 2 mg
d. Alprazolam 2 x 20 mg
e. Imipramin 1 x 0,5 mg
A. SERTRALINE 1 X 50 MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 18 tahun
• Berdebar-debar tanpa alasan yang jelas, 30 menit SMRS

35 • Disertai sesak napas, keringat dingin, merasa tercekik


• Keluhan sudah sering terjadi mendadak
• Hasil-hasil pemeriksaan dalam batas normal

 Diagnosis mengarah pada kasus serangan panik/panic


attack
Serangan Panik / Panic Attack

PEMBAHASAN

35
Tatalaksana Serangan Panik / Panic Attack

No. Nama Generik Sediaan Dosis


1. Imipramin Tab 25 mg 75-150 mg/hari
PEMBAHASAN
2. Clomipramin Tab 25 mg 75-150 mg/hari

35
3. Alprazolam Tab 0,25 mg, 0,5 mg, 2-4 mg/hari
1 mg

4. Moclobemid Tab 150 mg 300-600 mg/hari


5. Sertralin Tab 50 mg 50-100 mg/hari
6. Fluoxetin Cap dan caplet 20 mg 20-40 mg/hari

7. Paroxetin Tab 20 mg 20-40 mg/hari


8. Fluvoxamine Tab 50 mg 50-100 mg/hari
Jawaban Lainnya
b. Risperidon 2 x 2 mg : antipsikotik
PEMBAHASAN c. Haloperidol 2 x 2 mg : antipsikotik
d. Alprazolam 2 x 20 mg : dosis salah

35 e. Imipramin 1 x 0,5 mg : dosis salah


Jadi, tatalaksana jangka panjang pada kasus
adalah…
PEMBAHASAN

A. SERTRALINE 1 X 50 MG
35
Seorang laki-laki usia 54 tahun datang dengan keluhan sudah merasa lelah
untuk minum obat, pasien merasa capek, ingin menyerah pada
pengobatannya, dan rasanya ingin mati saja. Pasien diketahui pernah
menjalani operasi amputasi pada beberapa jari tangannya. Sebelumnya
pasien bekerja sebagai pengrajin yang handal, namun sekarang ia tidak
mampu melakukan pekerjaannya lagi. Menurut sang istri, sehari-hari
SOAL pasien tampak murung dan tidak berminat melakukan apapun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal dan dari

36 pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan kelainan apapun. Tatalaksana


paling tepat untuk kasus diatas adalah…
a. Lithium 1 x 300 mg
b. Risperidon 2 x 2 mg
c. Haloperidol 2 x 2 mg
d. Fluoxetin 1 x 20 mg
e. Carbamazepine 2 x 200 mg
D. FLUOXETIN 1 X 20 MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 54 tahun
• Merasa lelah untuk minum obat, merasa capek, ingin

36 menyerah pada pengobatannya, dan rasanya ingin mati


saja
• riwayat operasi amputasi pada jari-jari tangan (+)
• Dahulu sebagai pengrajin handal, saat ini pengangguran
• Tampak murung dan hilang minat

 Gejala-gejala mengarah pada kasus depresi


DEPRESI
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun,
berlangsung minimal 2 minggu
PEMBAHASAN • Trias (MLM):
• Mood turun

36 • Lelah terus
• Minat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis, seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi)
atau upaya bunuh diri
Klasifikasi Depresi Menurut PPDGJ

Gejala Utama (DEM) Gejala Tambahan


• Afek depresif (selalu murung, • Konsentrasi berkurang
PEMBAHASAN menangis) • Insomnia
• Energi menurun, lelah tidak • Suicide (ide bunuh diri)

36 bersemangat beraktivitas
• Minat, motivasi, dan
kegembiraan hilang
• Self-Esteem (percaya diri)
berkurang
• Guilty (rasa bersalah dan tidak
berguna)
Kasus • Anoreksia
• Depresi sedang ada • Future (pandangan masa
gangguan dlm melakukan depan suram)
kegiatan sosial/pekerjaan
• Tanpa gejala psikotik

Sumber: Panduan Pelayanan Departemen Psikiatri FKUI


No. Golongan Nama Generik Sediaan Dosis

1. Trisiklik (TCA) Amitriptilin Tab 25 mg 75-150 mg/hari

Imipramin Tab 25 mg 75-150 mg/hari


PEMBAHASAN
2. SSRI Sertralin Tab 50 mg 50-100 mg/hari
Fluvoxamine Tab 50 mg 50-100 mg/hari

36 Fluoxetin

Paroxetin
Cap dan caplet 20 mg

Tab 20 mg
20-40 mg/hari

20-40 mg/hari

3. MAOI Moclobemid Tab 150 mg 300-600 mg/hari

4. Atipikal Mianserin Tab 10, 30 mg 30-60 mg/hari

Trazodon Tab 50, 100 mg 75-150 mg/hari dosis


terbagi
Maprotilin Tab 10, 25, 50, 75 mg 75-150 mg/hari dosis
terbagi
Jawaban Lainnya
a. Lithium 1x 300 mg : antimania
PEMBAHASAN b. Risperidon 2 x 2 mg : antipsikotik
c. Haloperidol 2 x 2 mg : antipsikotik

36 e. Carbamazepin 2 x 200 mg : antimania


Jadi, tatalaksana paling tepat pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

D. FLUOXETIN 1 X 20 MG
36
Anak laki-laki usia 8 tahun datang dibawa ibunya ke poliklinik
dengan keluhan pasien tidak bisa diam, baik di rumah maupun di
sekolah. Anak tidak bisa duduk lama, sering berlarian, memanjat
dan tidak mau mengantri dan berbaris. Keluhan ini dirasakan
sudah sejak anak berusia 6 tahun. Saat di kelas anak sering
menjawab pertanyaan sebelum guru selesai berbicara. Anak bisa
SOAL
mengikuti pelajaran di sekolah. Apakah diagnosis anak
tersebut?
37 a. Retardasi mental
b. Autisme
c. ADHD tipe inatensi
d. ADHD tipe hiperaktif
e. ADHD tipe kombinasi
D. ADHD TIPE HIPERAKTIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 8 tahun
• Anak tidak bisa diam di rumah dan sekolah (2 tempat)

37 • Anak tidak bisa duduk lama, sering berlarian, memanjat,


tidak mau mengantri dan berbaris
• Sering menjawab pertanyaan sebelum guru selesai
berbicara
• Onset usia 6 tahun
• Anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah  tidak ada
gangguan inteligensia
Klasifikasi DSM IV

• Inattention (harus ada 6 gejala, bertahan 6 bulan)


• Sulit memperhatikan detail, sering ceroboh
PEMBAHASAN • Sulit memusatkan perhatian
• Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
37 • Tidak mengikuti instruksi dengan baik, tidak menyelesaikan tugas
hingga tuntas
• Memiliki kesulitan mengorganisir kegiatan
• Sering menghindari dan tidak suka diberi tugas (seperti PR)
• Sering kehilangan barang
• Mudah terdistraksi pada stimulus eksternal
• Mudah lupa
Klasifikasi DSM IV
• Hyperactivity/impulsivity (harus ada 4 gejala, bertahan 6
bulan)
PEMBAHASAN • Sering tampak gelisah; kaki dan tangan bergerak-gerak
• Tidak bisa duduk diam

37 • Sering berlari-lari, memanjat, atau aktivitas fisik berlebihan lain di


kondisi yang tidak sesuai
• Tidak bisa duduk tenang
• Menjawab pertanyaan sebelum selesai diucapkan
• Sulit mengantri atau bermain bergantian
• Other
• Onset tidak lebih dari usia 12 tahun
• Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
• Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
• Penyakit tidak terjadi akibat skizofrenia atau penyakit psikotik lainnya
Tatalaksana ADHD

• Terapi tingkah laku (behavioural therapy)


• Psikoedukasi
PEMBAHASAN
• Terapi medikamentosa:

37 • Stimulan (metilfenidat, dexamfetamine,


lisdexamfetamin mesilat)
• Non-stimulan (atomoxetine, guanfacine)
Jawaban Lainnya
a. Retardasi mental : IQ rendah
PEMBAHASAN b. Autisme : gerakan stereotipik dengan gangguan
komunikasi

37 c. ADHD tipe inatensi : dominan gejala inatensi, lupa, tidak


mendengarkan orang lain
e. ADHD tipe kombinasi : campuran antara tipe inatensi
dan hiperaktif
Jadi, diagnosis pada anak tersebut adalah…
PEMBAHASAN

D. ADHD TIPE HIPERAKTIF


37
Pasien perempuan usia 18 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sering bermimpi buruk sejak 3 bulan lalu yang bertahan
hingga saat ini. Keluhan terjadi setelah pasien diperkosa orang
tidak dikenal saat berjalan sendirian di malam hari. Pasien
menjadi sering kaget dan sering teringat kejadian itu berulang
kali. Pasien juga menjadi takut keluar rumah dan takut bertemu
SOAL
orang yang tidak dikenal. Riwayat gangguan jiwa disangkal, dari
hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Apakah
38 diagnosis pasien tersebut?
a. Parafilia
b. Gangguan seksual
c. Gangguan penyesuaian
d. Reaksi stres akut
e. Post-traumatic stress disorder
E. POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 18 tahun
• Sering bermimpi buruk setelah diperkosa orang tidak

38 dikenal
• Menjadi sering kaget dan teringat kejadian tersebut
(mengalami flashback)
• Takut keluar rumah dan bertemu orang yang tidak dikenal
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

• Stres yang terjadi pasca trauma


• Rasa takut berlebihan
PEMBAHASAN
• Sering mengalami flashback dari kondisi yang

38 traumatis
• Kondisi menetap minimal selama 1 bulan
Tatalaksana PTSD

Nonmedikamentosa:
• Cognitive behavioural therapy (paling efektif)
PEMBAHASAN
• Exposure therapy : fokus pada bad memories
• Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)
38 • Group therapy
• Family therapy

Medikamentosa:
• Fluoxetin
• Paroxetine
• Sertraline
Jawaban Lainnya
a. Parafilia : tidak spesifik
PEMBAHASAN b. Gangguan seksual : tidak spesifik
c. Gangguan penyesuaian : stresor tidak katastropik

38 d. Reaksi stres akut : < 1 bulan sudah ada perbaikan gejala


Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
E. POST-TRAUMATIC STRESS
38 DISORDER
Pasien perempuan usia 19 tahun dibawa ke dokter dengan
keluhan sering menyendiri di dalam kamar sejak 2 bulan lalu,
setelah melahirkan anaknya. Terkadang pasien terlihat sangat
marah dan ingin membunuh anaknya. Ia yakin bahwa anaknya
merupakan pembawa sial yang dikirim oleh orang yang
membencinya. Pasien juga tidak menginginkan anaknya karena
SOAL
ketika hamil ditinggal oleh suaminya. Apakah tatalaksana yang
tepat pada pasien tersebut?
39 a. Pemberian antipsikotik dan antidepresan
b. Pemberian antidepresan jangka panjang
c. Pemberian antipsikotik dan ibu dipisahkan dengan bayinya
d. Pasien dirawat bersama dengan bayinya karena masih
membutuhkan ASI
e. Konseling saja, akan ada perbaikan secara spontan
C. PEMBERIAN ANTIPSIKOTIK DAN IBU
DIPISAHKAN DENGAN BAYINYA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 19 tahun
• Sering menyendiri di dalam kamar sejak melahirkan

39 anaknya 2 bulan lalu


• Sangat marah dan ingin membunuh anaknya
• Meyakini bahwa anaknya merupakan pembawa sial yang
dikirim oleh orang yang membencinya
• Ketika hamil ditinggal oleh suaminya
Gangguan Jiwa Pasca Persalinan

Postpartum blues/baby blues/maternity blues


PEMBAHASAN • Gejala depresi paling ringan
• Biasa dialami oleh perempuan setelah melahirkan antara
39 hari ke-7 dan ke-14, yang terjadi sementara (umumnya <
2 minggu)
• Gejala hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
(spontan)

Sumber: PPDGJ
Gangguan Kepribadian

Depresi postpartum
PEMBAHASAN
• Gejala = gejala depresi (perasaan sedih, hilangnya minat dan
semangat beraktivitas, malas mengurus anak, sulit tidur atau
39 terlalu banyak tidur, nafsu makan menurun, merasa tidak
mampu mengurus anak
• Umumnya > 2 minggu
• Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri

Sumber: PPDGJ
Gangguan Kepribadian

Psikosis postpartum
PEMBAHASAN
• Bentuk paling berat
• Disertai halusinasi dan waham (anaknya sebagai jelmaan
39 setan, makhluk aneh)
• Ada keinginan untuk membunuh anaknya
• Tidak memandang onset kejadian

Sumber: PPDGJ
Jawaban Lainnya
a. Pemberian antipsikotik dan antidepresan : tidak
diberikan antidepresan dan harus dipisahkan dengan
PEMBAHASAN
anaknya karena pasien ada keinginan untuk membunuh
anaknya
39 b. Pemberian antidepresan jangka panjang : tidak efektif
d. Pasien dirawat bersama dengan bayinya karena masih
membutuhkan ASI : pentingkan keselamatan/nyawa bayi
e. Konseling saja, akan ada perbaikan secara spontan :
tidak memungkinkan dalam fase ini dan tidak cukup
untuk mengatasi masalah psikotik
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
C. PEMBERIAN ANTIPSIKOTIK DAN
39 IBU DIPISAHKAN DENGAN BAYINYA
Pasien perempuan usia 17 tahun datang dengan keluhan tidak datang bulan
sejak 3 bulan lalu. Dari keterangan pasien diketahui bahwa dirinya sering
diejek oleh teman-temannya karena terlalu gemuk. Oleh karena itu, pasien
diet ketat, dan akhirnya dia menjadi sangat kurus. Pasien sama sekali tidak
makan nasi ataupun daging, pasien hanya makan buah-buahan atau
sayuran. Terkadang, bila dirasa makan terlalu banyak, pasien akan minum
SOAL obat pencahar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipotensi, BB 38 kg, TB
160 cm, tulang-tulang iga menonjol, dan lemak subkutan sangat tipis

40 hampir tidak ada. Pasien tidak merasa dirinya terlalu kurus justru masih
merasa kelebihan berat badan. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Anoreksia nervosa
b. Bulimia nervosa
c. Body dysmorphic syndrome
d. Gangguan depresi
e. Gangguan cemas menyeluruh
A. ANOREKSIA NERVOSA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 17 tahun
• Tidak menstruasi 3 bulan

40 • Menjalani diet ketat dan terlihat sangat kurus


• Sering diejek karena terlalu gemuk
• PF: hipotensi, BB = 38 kg, TB = 160 cm, costae menonjol,
lemak subkutan sangat tipis hingga hampir tidak ada
• Merasa dirinya masih kelebihan berat badan
ANOREXIA NERVOSA

Anorexia nervosa
• Diet ketat yang mengakibatkan BB di bawah batas normal
PEMBAHASAN
• Takut BB naik, meskipun badan kurus

40 • Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipun


kurus)
• Pada wanita bisa menyebabkan amenorea

Ada dua tipe


• Restriksi : mengurangi konsumsi makanan
• Purging : meningkatkan pengeluaran makanan dari tubuh
(muntah paksa, konsumsi laksatif)
Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM
Tatalaksana Anorexia Nervosa

• Koreksi abnormalitas metabolik


• Re-feeding perlahan-lahan untuk mencegah re-
PEMBAHASAN
feeding syndrome

40 • Konseling psikiatri

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Bulimia dan Amenorea

Bulimia nervosa Amenorea


PEMBAHASAN • Perilaku membuang kalori • Amenorea primer: belum
setelah episode makan pernah mens sampai usia
yang berlebihan dengan
40 cara purging (muntah
paksa, laksatif) atau non-
purging (olahraga
16 tahun, dengan status
tumbuh kembang baik
• Amenorea sekunder: sudah
berlebihan, puasa) pernah mens, tapi
• Berat badan NORMAL atau kemudian tidak mens
kadang BERLEBIHAN selama 6 bulan (kecuali
kalau sudah menopause)
• Tatalaksana: fluoxetine
• Tatalaksana: tergantung
etiologi

Sumber: Panduan Pelayanan Medis Departemen Psikiatri RSCM


Jawaban Lainnya
b. Bulimia nervosa : pasien masih makan (binge eating),
namun memuntahkannya. BB umumnya NORMAL (atau
PEMBAHASAN
bahkan berlebih!)
c. Body dysmorphic syndrome : merasa tubuh ada yang
40 kurang (wajah kurang cantik, hidung kurang mancung 
meminta operasi dan tindakan kosmetologi lainnya)
d. Gangguan depresi : afek depresif, anhedonia, anenergi
e. Gangguan cemas menyeluruh : mencemaskan berbagai
hal
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. ANOREKSIA NERVOSA
40
Sesosok mayat wanita ditemukan meninggal di kamar mandi
kosnya dalam kondisi terbaring di bath tub. Terdapat surat
menjelaskan bahwa ia sakit hati karena ditinggal menikah oleh
kekasihnya. Apakah jenis VeR yang dibuat untuk kasus ini?
a. VeR definitif
SOAL b. VeR lanjutan
c. VeR sementara
41 d. VeR jenazah
e. VeR psikiatri
D. VER JENAZAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita ditemukan meninggal dalam kamar mandi

41
Visum et Repertum

VeR Hidup
• Definitif: dibuat seketika, dimana korban tidak
PEMBAHASAN memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan
sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi
luka ditulis derajat I
41 • Sementara: dibuat sementara waktu karena korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan
sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka
tidak ditulis
• Lanjutan: dibuat saat luka korban telah sembuh atau
pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang
paksa. Kualifikasi luka ditulis

VeR Jenazah
Terhadap korban yang sudah meninggal
Jadi, VeR pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

D. VER JENAZAH
41
Seorang perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan luka
terbuka berukuran 9 cm di lengan atas kiri bagian dalam. Luka
bernanah dengan permukaan kulit sekitar berwarna kuning
kehijauan. Pasien mengatakan luka tersebut karena jatuh dari
kasur saat tidur. Ditemukan pula memar kebiruan di pipi dan
pergelangan tangan pasien. Dilakukan perawatan sementara di
SOAL
rumah sakit. Namun dokter mencurigai adanya kekerasan dalam
ruamh tangga. Menurut KUHP, luka ini termasuk luka?
42 a. Luka yang mengancam jiwa
b. Luka ringan
c. Luka sedang
d. Luka berat
e. Luka sangat berat
C. LUKA SEDANG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun
• Luka terbuka di lengan atas kiri bagian dalam ukuran 9 cm

42 • Disertai memar di pipi dan pergelangan tangan


• Dicurigai adanya kekerasan dalam rumah tangga 
penganiayaan (+)
• Dilakukan perawatan sementara di RS  telah
menimbulkan penyakit, namun tidak memenuhi kriteria
luka berat
Hukum Pidana Indonesia terkait penganiayaan

Penganiayaan ringan
PEMBAHASAN Pasal 352 (1) KUHP Penganiayaan sedang
Penganiayaan yang tidak Pasal 351 (1) KUHP Penganiayaan berat
menimbulkan penyakit

42 atau halangan untuk


menjalankan jabatan
atau pekerjaan
Penganiayaan yang
menyebabkan
“penyakit” akibat
kekerasan tersebut pada
Pasal 351 (2) KUHP
Penganiayaan yang
menimbulkan luka berat.
Batasan luka berat
penderita dideskripsikan dalam
pasal 90 KUHP

Sumber: Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indo, Vol. 60, 2010)
Luka berat menurut Pasal 90 KUHP
Luka berat adalah luka yang memenuhi satu atau lebih
kriteria berikut:
PEMBAHASAN
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
menimbulkan bahaya maut;
42 • Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencaharian;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seseorang perempuan

Sumber: Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indo, Vol. 60, 2010)
Jawaban Lainnya
a. Luka yang mengancam jiwa : tidak ada kualifikasi luka ini
PEMBAHASAN b. Luka ringan : tidak menimbulkan penyakit/butuh
perawatan

42 d. Luka berat : kriteria pasal 90 KUHP


e. Luka sangat berat : tidak ada kualifikasi luka ini
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. LUKA SEDANG
42
Seorang perempuan usia 38 tahun datang diantar polisi untuk
membuat visum. Ditemukan luka kekuningan ukuran 3 x 2 cm di
lengan kirinya. Perkiraan waktu kejadian adalah?
a. 1 hari
b. 2 hari
SOAL
c. 3 hari

43 d. 1 minggu
e. 2 minggu
D. 1 MINGGU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 38 tahun
• Luka kekuningan ukuran 3 x 2 cm di lengan kiri  luka

43 memar

 Luka memar terjadi oleh kekerasan tumpul


Kekerasan tumpul dan jenis lukanya

Indikator Luka Bakar Luka Memar Luka Robek

PEMBAHASAN Diskontinuitas - - +

Sinonim Luka lecet Kontusio Hal yang terpenting

43 Penyebab &
prosesnya
Tekan/geser/
tekan-geser
Benturan benda
tumpul
dari luka robek
BEDAKAN dengan
bentukan luka yang
dikarenakan
Perkiraan waktu Merah kecoklatan Merahungu/gelap kekerasan tajam
Merah gelap Hijau (4-5hr)
Kerak Kuning (7-10hr)
Menghilang (14-15hr)
Kejadian Kecelakaan Kekerasan (pidana) Kecelakaan
paling banyak pada
korban hidup
Jadi, perkiraan waktu kejadian adalah…
PEMBAHASAN

D. 1 MINGGU
43
Ditemukan sesosok mayat di kali oleh 2 orang warga. Warga
tersebut langsung melaporkan penemuan mereka kepada pihak
polisi. Pihak polisi bekerjsama dengan pihak RS untuk menyelidiki
korban tersebut. Pada pemeriksaan luar didapatkan lebam pada
punggung, leher, dan kedua tangan yang menggenggam ranting
pohon yang sulit dilepaskan. Pihak forensik RS ingin melakukan
SOAL
pemeriksaan diatom, maka organ yang diperiksa adalah?

44 a. Jantung
b. Hati
c. Paru
d. Otak
e. Sumsum tulang
C. PARU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Sesosok mayat ditemukan di kali
• Didapatkan lebam pada punggung, leher, dan kedua

44 tangan yang menggenggam ranting pohon yang sulit


dilepaskan
Pemeriksaan Laboratorium Korban Tenggelam

Ditemukan diatom, yaitu alga (ganggang) bersel satu dengan


dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam
kuat. Dapat dijumpai dalam air tawar, air laut, air sungai,
PEMBAHASAN sumur.
Cara memeriksa diatom:
44 • Pemeriksaan destruksi/digesti asam: jaringan perifer paru
100g, dimasukkan ke labu kjehdal dan ditambah asam
sulfat pekat sampai paru tenggelam  panaskan sambil
tetes asam nitrat pekat  dinginkan  centrifuge 
dilihat di mikroskop: positif bila diatom 4-5/LPB atau 10-
20 per satu sediaan
• Pemeriksaan getah paru: permukaan paru disiram dengan
air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan
jaringan perifer paru, taruh pada gelas obyek 
mikroskop

Sumber: Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI


Jadi, organ yang diperiksa adalah…
PEMBAHASAN

C. PARU
44
Seorang laki-laki usia 45 tahun ditemukan meninggal sejak jam 7
pagi. Menurut keluarganya, pasien merupakan penderita
penyakit jantung. Malam sebelumnya, pasien mengeluhkan
adanya rasa tidak nyaman di dada kirinya. Apa jenis sudden
death pada korban ini?
SOAL a. Unclassified death
b. Classified death

45 c. Instantenous death
d. Unwitness death
e. Unexpected death
E. UNEXPECTED DEATH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki ditemukan meninggal jam 7 pagi
• Sempat mengeluhkan rasa tidak nyaman pada dada kiri

45
Sudden Death / Kematian Mendadak

Kematian seketika
• Instantenous Death
PEMBAHASAN • Seseorang dalam keadaan sehat bertamu ke rumah temannya (ada saksi),
baru beberapa menit mendadak meninggal (tidak ada keluhan)

45 Kematian tidak terduga


• Unexpected Death
• Mengeluh kepada temannya (ada saksi), nyeri perut (ada keluhan),
kemudian tetap beraktifitas, kemudian mendadak meninggal

Kematian tanpa saksi dan sebab kematian yang jelas


• Unwitness Death
• Hidup sendiri (tanpa saksi), atau di kamar hotel sendiri, kemudian
mendadak meninggal
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. UNEXPECTED DEATH
45
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan benjolan di daerah dada yang nyeri sejak 1 tahun lalu.
Menurut dokter itu hanyalah suatu benjolan biasa dan cukup
diberikan obat analgesik saja. Pasien merasa tidak puas dan
mencari pendapat dan merencanakan pengobatan ke Penang.
Termasuk apakah sikap yang ditunjukkan oleh pasien tersebut?
SOAL
a. Menuntut hak dokter

46 b. Menjalani hak pasien


c. Melanggar hak pasien
d. Menjalani kewajiban pasien
e. Melanggar kewajiban pasien
B. MENJALANI HAK PASIEN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun
• Pasien merasa tidak puas dengan dokter

46 • Berencana pengobatan ke Penang (second opinion)


Hak Pasien
Pasal 52
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik
PEMBAHASAN kedokteran mempunyai hak:
• Mendapat penjelasan secara lengkap tentang
46 tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 ayat (3);
• Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
• Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis;
• Menolak tindakan medis; dan
• Mendapatkan isi rekam medis.
UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Kewajiban Pasien

Pasal 53
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik
PEMBAHASAN
kedokteran mempunyai kewajiban:
• Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
46 masalah kesehatannya;
• Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter
gigi;
• Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan; dan
• Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima.
UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Hak Dokter atau Dokter Gigi

Pasal 50
Dokter atau dokter gigi, dalam melaksanakan
PEMBAHASAN
pelayanan pada praktik kedokteran mempunyai hak:
• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
46 melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
• Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
• Menerima imbalan jasa.
UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi, dalam melaksanakan pelayanan pada
praktik kedokteran mempunyai kewajiban:
PEMBAHASAN
• Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
dan standa prosedur operasional serta kebutuhan medis
46 pasien;
• Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
• Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
• Melakukan pertolongan darurat atas dasar perilaku
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas
dan mampu melakukannya; dan
• Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Jadi, sikap pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. MENJALANI HAK PASIEN


46
Seorang dokter menginjeksi Metampiron kepada pasien.
Kemudian pasien tiba-tiba sesak napas dan tidak sadarkan diri.
Dokter kemudian menginjeksi Dexamethasone 0,5 mg IM
dilanjutkan Epinefrin 0,3 mg subkutan. Namun pasien tidak
tertolong dan meninggal di tempat praktik. Kejadian ini
tergolong dalam?
SOAL
a. Acceptable risk

47 b. Near miss
c. Latent error
d. Direct causation
e. Unforeseeable risk
E. UNFORESEEABLE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Dokter menginjeksi analgesik (Metampiron) kepada
pasien

47 • Tiba-tiba pasien sesak dan tidak sadarkan diri  reaksi


anafilaktik
• Dokter kemudian menginjeksi Dexamethasone 0,5 mg IM
dan Epinefrin 0,3 mg SC  tatalaksana syok anafilaktik
• Pasien tidak tertolong dan meninggal
Malpraktik
Negative outcome

PEMBAHASAN Medical
Medical Error
Accident

47 Near Misses Preventable


Adverse Event
Unpreventable
Adverse Event

Acceptable Latent Error &


Risks Sentinel Event
Unforeseeab Inherent
Tindakan yg dapat le Risks Risks
mencederai pasien, tetapi Co: kasus anafilaktik, dan Co: operasi dan
tidak ada keterangan komplikasinya
tidak mengakibatkan riwayat alergi
cedera karena faktor
kebetulan/faktor mitigasi
Adverse Event / Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

Setiap kejadian yang lebih disebabkan oleh manajemen


PEMBAHASAN
medik daripada akibat penyakitnya

“Kejadian yang berlawanan dengan harapan pasien


47 (tentunya juga harapan dokter), bersifat injury dan
kejadian tersebut lebih disebabkan oleh intervensi
medik daripada oleh penyakitnya sendiri”
(Institute of Medicine)
Apakah KTD = MALPRAKTIK ?

PEMBAHASAN

47

Health care environment


MEDICAL MALPRACTICE

“Medical malpractice involves the physician’s failure to


conform to the standard of care for treatment of the
PEMBAHASAN patient’s condition, or lack of skill, or negligence in
providing care to the patient, which is the direct cause of

47 an injury to the patient”

(World Medical Association, 1992)


Jawaban Lainnya
a. Acceptable risks : telah terjadi kecacatan pada pasien
namun dapat diterima
PEMBAHASAN
b. Near miss : tindakan yang dapat mencederai pasien,
tetapi tidak mengakibatkan cedera karena faktor
47 kebetulan/faktor mitigasi
c. Latent error
d. Direct causation
Jadi, kejadian ini tergolong adalah…
PEMBAHASAN

E. UNFORESEEABLE
47
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang berobat ke dokter dengan
keluhan keluar nanah dari kemaluannya. Dari anamnesis
didapatkan pasien sering bergonta-ganti pasangan. Lalu dokter
menyarankan agar pasien menceritakan penyakitnya kepada
istrinya agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan demi
kebaikan keduanya. Namun pasien meminta dokter untuk tidak
SOAL
memberitahukan kepada istrinya karena takut akan bertengkar.
Prinsep bioetik yang dihadapkan dokter adalah?
48 a. Beneficence dan justice
b. Non-maleficence dan justice
c. Beneficence dan non-maleficence
d. Autonomy dan justice
e. Non-maleficence dan autonomy
D. AUTONOMY DAN JUSTICE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Keluar nanah dari kemaluan

48 • Dokter menyarankan agar pasien memberitahukan


istrinya demi kebaikan keduanya, namun pasien menolak
Kaidah Dasar Bioetik (Beauchamp and Childress)

Beneficence
• Dokter mengupayakan yang “terbaik” untuk pasien
PEMBAHASAN
• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan banyak pilihan
untuk memilih yang terbaik untuk pasien

48 • Cenderung altruisme dan paternalistik


• Contoh: memberikan obat generik

Non-maleficence
• First do no harm
• Sering dalam keadaan cito/darurat/emergency
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk
• Cenderung ke SOP dan sebuah tindakan
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Kaidah Dasar Bioetik (Beauchamp and Childress)

Autonomy
• Dokter menghormati hak/keputusan pasien (yang kompeten)
PEMBAHASAN
• Cenderung kontraktual
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien

48 Justice
• Dokter memegang prinsip sama rata (adil)
• Menghormati hak masyarakat/kepentingan bersama
• Prinsip keadilan
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama dnegan pasien
yang berbeda suku, agama, atau status
Pada kasus ini…
• Pasien mengalami gejala dari penyakit seksual menular 
dimana istri pasien dapat tertular (mempengaruhi
kepentingan orang banyak)
PEMBAHASAN
• Dokter menyarankan agar pasien memberitahukan
istrinya demi kebaikan bersama, namun pasien menolak
48 • Apabila dokter mengikuti keputusan pasien dan
ternyata istri juga tertular  maka istri pasien tidak
menjalani pengobatan, dan akan kembali menularkan
suaminya apabila berhubungan seksual, namun tidak
akan terjadi pertengkaran dalam rumah tangga pasien
 AUTONOMY
• Apabila dokter mengabaikan keputusan pasien demi
mencapai keadilan  istri dapat menjalani
pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan, namun
akan terjadi pertengkaran  JUSTICE
Jawaban Lainnya
a. Beneficence dan justice : tidak tepat untuk beneficence
b. Non-maleficence dan justice : tidak tepat untuk non-
PEMBAHASAN
maleficence karena tidak dalam keadaan/kasus
emergency
48 c. Beneficence dan non-maleficence : tidak tepat
e. Non-maleficence dan autonomy : tidak tepat untuk non-
maleficence
Jadi, prinsip bioetik yang dihadapi adalah…
PEMBAHASAN

D. AUTONOMY DAN JUSTICE


48
Seorang laki-laki usia 45 tahun mengalami penurunan kesadaran
dibawa ke IGD oleh istri pasien, orang tua, sepupu, dan
keponakan pasien. Dokter ingin melakukan tindakan, maka
yang dimintai persetujuan (informed consent) atas tindakan
tersebut adalah?
SOAL a. Istri pasien
b. Orang tua pasien

49 c. Sepupu pasien
d. Keponakan pasien
e. Pasien
A. ISTRI PASIEN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Penurunan kesadaran

49 • Dokter ingin meminta informed consent untuk tindakan


INFORMED CONSENT

“Persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien


(consent) setelah pasien mendapatkan informasi tentang
PEMBAHASAN
jenis tindakan, tujuan, efek samping dan komplikasi,
prognosis, alternatif, serta risiko jika tidak menjalani
49 suatu terapi/pengobatan”
Informed Consent

Pemberi informasi
• Dokter
PEMBAHASAN
• Delegasi  dokter spesialis ke dokter umum

49 Penerima informasi
• Min. usia 18 tahun, kecuali sudah menikah
• Kuantitatif  sehat (tidak gila/insight baik)
• Kualitatif  sadar penuh (GCS 4-5-6)

Persetujuan
• Sudah diber informasi yang jelas
• Kompeten
• Sukarela
Pada kasus tertentu / pilar yang runtuh

• Keluarga terdekat/pengampu
• Suami, istri, orang tua, anak, saudara kandung
PEMBAHASAN
• Pengampu  orang yang membiayai tindakan

49 medis (walau tidak ada hubungan darah)


• Khas pada anak:
• Pasangan sah  orang tua
• Pasutri hubungan tidak sah (negara) 
autonomy anak berpindah ke ibu
• Wali/orang tua angkat/lembaga pengasuh
• Secara adat  ketua adat
Jawaban Lainnya
b. Orang tua pasien : salah, karena ada istri pasien
PEMBAHASAN c. Sepupu pasien : salah, karena ada istri dan orang tua
pasien (bila istri tidak ada)

49 d. Keponakan pasien : salah, karena ada istri dan orang tua


pasien (bila istri tidak ada)
e. Pasien : salah, karena pada kasus ini pasien tidak
kompeten (secara kualitatif)
Jadi, yang dimintai informed consent adalah…
PEMBAHASAN

A. ISTRI PASIEN
49
Seorang dokter hendak melakukan pemeriksaan fisik abdomen
terhadap seorang pasien yang datang ke praktik pribadinya
dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 1 minggu. Setelah
dokter mempersilahkan pasien menuju meja periksa, pasien
langsung berbaring dan membuka pakaiannya untuk siap
diperiksa. Tindakan pasien tersebut merupakan contoh dari
SOAL
bentuk consent apa?

50 a. Expressed consent
b. Informed consent
c. Implied consent
d. Presumed consent
e. Open consent
C. IMPLIED CONSENT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Dokter hendak melakukan pemeriksaan fisik abdomen
• Pasien langsung berbaring dan membuka pakaiannya

50 untuk siap diperiksa


INFORMED CONSENT

“Persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien


(consent) setelah pasien mendapatkan informasi tentang
PEMBAHASAN jenis tindakan, tujuan, efek samping dan komplikasi,
prognosis, alternatif, serta risiko jika tidak menjalani
50 suatu terapi/pengobatan”
Jenis Informed Consent

Expressed consent
• Informed consent yang dinyatakan secara eksplisit, baik dalam bentuk
PEMBAHASAN lisan (oral consent – “Ya dok, saya setuju”) maupun tertulis (written
consent – tanda tangan surat persetujuan)

50 • Contoh: pasien menandatangani persetujuan operasi, pasien mengiyakan


saat hendak dilakukan VT

Implied consent
• Informed consent yang diberikan secara implisit (tersirat) oleh pasien
dengan menarik kesimpulan dari sikap pasien yang menyatakan
persetujuan
• Contoh: pasien mengangguk saat hendak diperiksa, pasien membuka
pakaian ketika hendak di Leopold
Jenis Informed Consent

Presumed consent
• Informed consent yang diberikan secara implisit (tersirat) oleh pasien
PEMBAHASAN namun berdasarkan “dugaan” dokter bahwa pasien tidak menolak
• Sering digunakan untuk tindakan yang merupakan “general knowledge”

50 • Contoh: pasien kecelakaan lalu lintas tidak sadarkan diri dibawa ke IGD
kemudian dokter melakukan pemeriksaat dan merawat lukanya. Pasien
tidak menolak perawatan luka sehingga tindakan tersebut dianggap
tindakan umum yang disetujui oleh pasien, dimana dokter menduga
pasien tidak akan menolak untuk merawat lukanya tersebut.
Jawaban Lainnya
a. Expressed consent : pasien menunjukkan bentuk
persetujuan atau penolakannya, misal dengan
PEMBAHASAN mengucapkan “ya/tidak”
b. Informed consent : istilah umumnya, tidak spesifik
50 d. Presumed consent : “dugaan” dokter bahwa pasien
menyetujui karena pasien tidak menolak. Misal pada
pasien tidak sadar di IGD dan dokter hendak melakukan
tindakan penyelamatan
e. Open consent : tidak ada istilah ini pada informed
consent
Jadi, bentuk consent dari tindakan pasien
dihadapi adalah…
PEMBAHASAN

C. IMPLIED CONSENT
50
Seorang dokter mendapatkan kasus KLB diare di wilayah cakupan
Puskesmas. Diketahui bahwa adanya perbedaan jumlah pasien
diare di dua gedung sekolah dasar yang berbeda. Dokter
tersebut ingin melakukan penelitian terhadap hubungan sebab
akibat diare dengan kebiasaan minum dan makan makanan di
kantin sekolah dan angka kejadian KLB diare tersebut sesegera
SOAL
mungkin. Desain penelitian apakah yang sesuai digunakan oleh
dokter tersebut?
51 a. Observasional
b. eksperimental
c. Cross sectional
d. Case control
e. Kohort
D. CASE CONTROL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Seorang dokter mendapatkan kasus KLB diare
• Adanya perbedaan jumlah pasien diare di dua gedung

51 sekolah dasar yang berbeda


• Dokter tersebut ingin melakukan penelitian tentang
hubungan sebab akibat diare dengan kebiasaan minum
dan makan makanan di kantin sekolah
• Penelitian dilakukan sesegera mungkin
DESAIN PENELITIAN

PEMBAHASAN

51
DESAIN PENELITIAN ANALITIK

Cross sectional Case control Kohort


• Deskriptif • Retrospektif • Prospektif &
PEMBAHASAN retrospektif (rekam
• Waktu singkat (cepat), • Subyek digolongkan
murah medis)
menjadi sakit dan sehat

51 • FR dan disease
dianalisa SERENTAK
saat itu juga
dulu lalu digali
riwayatnya ke belakang
• Disease diketahui dulu
• Ada durasi waktu
• Waktu lama, mahal
• Semua subyek berawal
• FR diketahui dulu baru baru FR dari kondisi SEHAT dan
disease
• Hubungan kausal > kuat diikuti untuk periode
• Hubungan asosiasi  daripada cross sectional tertentu
tidak kausalitas
(hubungan kausal • Kendala etik (-) • Hubungan kausal sangat
paling lemah) • Umum digunakan pada baik
• Menghitung Relative kasus langka • Kendala etik (+)
Risk (RR) • Menghitung Odds Ratio • Menghitung Relative
(OR) Risk (RR)
Pada kasus ini…

• Perbedaan jumlah pasien diare di dua gedung SD yang


berbeda, mencari hubungan sebab akibat (kausalitas)
PEMBAHASAN  desain sesuai case control
Kohort juga dapat digunakan untuk meneliti
51 hubungan kausalitas, namun membutuhkan waktu
yang lama
Jawaban Lainnya
a. Observasional : tidak tepat, kurang spesifik
PEMBAHASAN b. Eksperimental : penelitian ini tidak menggunakan
intervensi

51 c. Cross sectional : tidak dapat meneliti hubungan sebab


akibat meskipun pada kasus dilakukan dalam waktu
sesegera mungkin, FR diketahui dulu daripada disease
e. Kohort : kurang tepat karena dokter ingin mendapatkan
hasil penelitian sesegera mungkin
Jadi, desain penelitian pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

D. CASE CONTROL
51
Seorang dokter sedang melakukan penelitian dengan cara
mengumpulkan sampel sebanyak 20 orang penderita katarak
kongenital dan 20 orang normal. Kemudian dicari faktor risiko
mutasi genetik masing-masing subyek tersebut. Besaran hasil
penelitian tersebut akan dihitung berdasarkan rumus apa?
SOAL a. Likelihood ratio
b. Relative risk

52 c. Odds ratio
d. Prevalensi
e. Insidensi
C. ODDS RATIO
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Seorang dokter mengumpulkan sampel penelitian
sebanyak 20 orang penderita katarak kongenital dan 20
orang normal, kemudian dicari faktor risikonya  case
52 control
DESAIN PENELITIAN ANALITIK

Cross sectional Case control Kohort


PEMBAHASAN • Deskriptif • Retrospektif • Prospektif &
• Waktu singkat (cepat), • Subyek digolongkan retrospektif (rekam
murah medis)

52
menjadi sakit dan sehat
• FR dan disease dulu lalu digali • Ada durasi waktu
dianalisa SERENTAK riwayatnya ke belakang • Waktu lama, mahal
saat itu juga
• Disease diketahui dulu • Semua subyek berawal
• FR diketahui dulu baru baru FR dari kondisi SEHAT dan
disease
• Hubungan kausal > kuat diikuti untuk periode
• Hubungan asosiasi  daripada cross sectional tertentu
tidak kausalitas
(hubungan kausal • Kendala etik (-) • Hubungan kausal sangat
paling lemah) • Umum digunakan pada baik
• Menghitung Relative kasus langka • Kendala etik (+)
Risk (RR) • Menghitung Odds Ratio • Menghitung Relative
(OR) Risk (RR)
Jawaban Lainnya
a. Likelihood ratio : untuk keperluan diagnostik, seberapa
besar pemeriksaan tertentu mampu menegakkan
PEMBAHASAN diagnosa penyakit. Misal PF abdomen ballotment
memiliki likelihood ratio positif ascites

52 b. Relative risk : rumus untuk kohort dan cross sectional


d. Prevalensi : menghitung kasus baru + kasus lama dalam
periode tertentu
e. Insidensi : menghitung kasus baru dalam periode
tertentu
Jadi, rumus pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

C. ODDS RATIO
52
Dokter A hendak melakukan penelitian tentang perilaku mencuci
tangan pada anak-anak di SD Barengkrajan. Subyek yang akan
diteliti adalah siswa kelas 4 SD. Diketahui terdapat 6 kelas 4 SD
(4A – 4F), kemudian secara acak terpilihlah kelas 4A, 4D, dan 4F
sebagai sampel penelitiannya. Kemudian dokter A meneliti
seluruh anak di tiga kelas tersebut. Apakah teknik pengambilan
SOAL
sampel yang digunakan dokter A?

53 a. Simple random sampling


b. Simple cluster sampling
c. Stratified random sampling
d. Systemic random sampling
e. Consecutive sampling
B. SIMPLE CLUSTER SAMPLING
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Seorang dokter meneliti anak-anak kelas 4 SD (ada 6
kelas, yaitu 4A – 4F), kemudian mengambil seluruh anak
kelas 4A, 4D, dan 4F secara acak sebagai sampel
53 penelitiannya.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Probability Non Probability


PEMBAHASAN Berdasar peluang Tidak berdasar peluang
• Simple random
sampling • Quota sampling
53 • Systematic random
sampling
• Purposive/judgemental
sampling
• Stratified random
sampling • Consecutive/saturation
• Multistage sampling sampling
• Simple cluster • Convenient/accidental
sampling sampling
• Snowball sampling
PROBABILITY SAMPLING
Simple Random Systemic Random Stratified Random
Sampling Sampling Sampling
• Semua subyek • Terdapatnya sistematika • Dikelompokkan
PEMBAHASAN memiliki kesempatan dalam pengambilan menjadi sub-sub
sama untuk dipilih sampel
populasi berdasarkan

53 • Syarat: populasi
HOMOGEN
• Metode:
• Syarat: populasi
HOMOGEN
• Misal: populasi diberi
kriteria berjenjang
(strata/tingkatan) dan
diambil sama rata tiap
UNDIAN/LOTRE nomor 1-10.000, lalu jenjang secara acak
• Kalau pakai rumus  sampel adalah populasi
sistemik bernomor 3, 103, 203, • Misal: dari sampel 100
303, dst. pelajar, 25 siswa SD, 25
siswa SMP, 25 siswa
SMA, dan 25
mahasiswa PT
PROBABILITY SAMPLING

Simple Cluster
Sampling Multistage Sampling
PEMBAHASAN • Diambil dari kelompok- • Seperti cluster tapi
kelompok kecil yang dipecah-pecah menjadi
dibentuk bagian kecil

53 • Misal: sampel 1000


anak dari desa A, maka
diambil 20% dari RW 1,
• Misal: diambil 200
sampel di kecamatan Z
dan 200 di kecamatan
20% dari RW 2, 20% Y lalu masing-masing
dari RW 3, dst kecamatan diambil 50
sampel di tiap desa,
dari tiap desa diambil
10 sampel
PROBABILITY SAMPLING

PEMBAHASAN

53
NON PROBABILITY SAMPLING

Purposive/ Consecutive/
Quota Sampling judgemental Sampling saturation Sampling
PEMBAHASAN • Mempunyai jumlah • Mempunyai ciri-ciri • Semua orang yang
atau kuota tertentu tertentu sesuai mungkin/memenuhi
harapan peneliti
53 • Misal: sudah
ditentukan bahwa
sampel koki maksimal
20 orang, pelayan 30
• Umumnya untuk uji
kualitatif
kriteria inklusi
langsung menjadi
sampel
• Misal: peneliti ingin • Misal: ada 10.000
orang, bartender 10 hanya laki-laki usia 30- penduduk desa A,
orang 40 tahun, merokok maka semua dijadikan
aktif, bisa baca tulis, subyek
dan pendidikan
minimal SMA
NON PROBABILITY SAMPLING
Convenient/
accidental Sampling Snowball Sampling
• Memilih siapa yang • Sampel awal ditetapkan
PEMBAHASAN kebetulan dalam kelompok anggota
ada/dijumpai kecil

53 • Misal: sudah
ditentukan bahwa
sampel koki maksimal
• Masing-masing anggota
diminta mencari anggota
baru dalam jumlah
20 orang, pelayan 30
tertentu
orang, bartender 10
orang • Masing-masing anggota
baru diminta mencari
anggota baru lagi  MLM
• Misal: sampel dari 1
orang pasien ODHA
diminta untuk mencari
ODHA lainnya
NON PROBABILITY SAMPLING

PEMBAHASAN

53
Jawaban Lainnya
a. Simple random sampling : menggunakan metode
undian/kocok/lotre/dadu
PEMBAHASAN
c. Stratified random sampling : dibagi menjadi kelompok
(kelompok yang homogen) dan diambil beberapa dari
53 masing-masing kelompok (strata/tingkatan)
d. Systemic random sampling : diacak kemudian diambil
sampel secara sistematik, berdasarkan barisan/urutan.
dll
e. Consecutive sampling : peneliti mencari sumber
berdasarkan kriteria inklusi sampai jumlah sampel
terpenuhi
Jadi, teknik pengambilan sampel adalah…
PEMBAHASAN

B. SIMPLE CLUSTER SAMPLING


53
Dari hasil uji diagnostik baru terhadap pasien kanker hati
didapatkan data sebagai berikut. Sebanyak 170 orang terdeteksi
positif kanker hati dengan alat uji baru sementara diantaranya
terdapat 70 orang negatif pemeriksaan biopsi. Sebanyak 30
orang tidak terdeteksi alat uji baru padahal menderita kanker
hati, dan 70 orang tidak terdeteksi alat uji baru dan juga tidak
SOAL
menderita kanker hati. Dari data tersebut, berapakah nilai
spesifisitasnya?
54 a. 3/10
b. 1/2
c. 7/10
d. 10/13
e. 10/7
B. 1/2
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Sebanyak 170 orang terdeteksi positif kanker hati dengan
alat uji baru, diantaranya terdapat 70 orang negatif
pemeriksaan biopsi
54 • Sebanyak 30 orang tidak terdeteksi alat uji baru padahal
menderita kanker hati, dan 70 orang yang tidak terdeteksi
alat uji baru juga tidak menderita kanker hati
Sensitivitas dan Spesifisitas

Sensitivitas
• Kemampuan test Disease + Disease -
PEMBAHASAN mengidentifikasi individu benar Test + A B
sakit (true positive)
Test - C D
54 • Rumus = A/(A+C)
Keterangan :
A = positif benar (sakit +, test +)
Spesifisitas
B = positif semu (sakit -, test +)
• Kemampuan test
mengidentifikasi individu tidak C = negatif semu (sakit +, test -)
sakit (true negative) D = negatif benar (sakit -, test -)
• Rumus = D/(B+D) N = A+B+C+D (total populasi)
Positive dan Negative Predictive Value

Positive Predictive Value (PPV)


• Persentase pasien yang menderita Disease + Disease -
PEMBAHASAN sakit dengan hasil test positif Test + A B
• Rumus = A/(A+B) Test - C D

54 Keterangan :
A = positif benar (sakit +, test +)
Negative Predictive Value (NPV) B = positif semu (sakit -, test +)
• Persentase pasien yang tidak C = negatif semu (sakit +, test -)
menderita sakit dengan hasil test
negative D = negatif benar (sakit -, test -)
• Rumus = D/(C+D) N = A+B+C+D (total populasi)
Pada kasus ini…
Gold Standard Gold Standard
(Biopsi +) (Biopsi -)
PEMBAHASAN Alat Uji Baru (+) 100 (A) 70 (B)
Alat Uji Baru (-) 30 (C) 70 (D)

54 Total 130 (A + C) 140 (B + D)

Spesifisitas :
D/(B+D) = 70/140
= 1/2
Jawaban Lainnya
a. 3/10
PEMBAHASAN c. 7/10 : NPV
d. 10/13 : sensitivitas

54 e. 10/7 : PPV
Jadi, nilai spesifisitas adalah…
PEMBAHASAN

B. 1/2
54
Dokter D hendak membandingkan efektivitas cefixime oral, canamycin
injeksi, dan ceftriaxone injeksi untuk penatalaksanaan uretritis
gonorrea. Ia membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai
berikut.
Jenis Obat Number needed to treat (NNT)

SOAL Cefixime oral 3,8


Canamycin injeksi 4,0

55 Ceftriaxone injeksi 2,3

Bagaimana interpretasi penelitian tersebut?


a. Cefixime oral adalah obat yang paling efektif
b. Cefixime oral lebih rendah efektivitasnya dibandingkan canamycin
injeksi
c. Canamycin injeksi adalah obat yang paling efektif
d. Canamycin injeksi lebih tinggi efektivitasnya dibanding ceftriaxone
injeksi
e. Ceftriaxone injeksi adalah obat yang paling efektif
E. CEFTRIAXONE INJEKSI ADALAH
OBAT YANG PALING EFEKTIF

KEYWORDS :
PEMBAHASAN
Jenis Obat Number needed to treat (NNT)

55 Cefixime oral
Canamycin injeksi
Ceftriaxone injeksi
3,8
4,0
2,3
PEMBAHASAN

55
Sederhananya…
• NNT yang makin tinggi menandakan semakin tidak
efektif tatalaksana tersebut
PEMBAHASAN • Sebaliknya, NNT yang makin rendah menandakan
semakin efektif tatalaksana tersebut

55
Pada kasus ini…
• Ceftriaxone injeksi adalah obat yang paling efektif  NNT
paling rendah (yaitu 2,3)
PEMBAHASAN • Cefixime oral lebih tinggi efektivitasnya daripada
canamycin oral

55 • Canamycin oral adalah obat yang paling rendang


efektivitasnya (yaitu 4,0)
Jadi, interpretasi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. CEFTRIAXONE INJEKSI ADALAH
55 OBAT YANG PALING EFEKTIF
Sebuah klinik pratama swasta di desa Sukaramai memberikan
perawatan luka kepada seorang pasien yang ikut serta dalam
JKN. Klinik tersebut memberikan paket pelayanan yang terdiri
dari jasa pelayanan, obat, dan bahan habis pakai kepada semua
peserta JKN. Asas yang dianut klinik tersebut adalah?
SOAL a. Nirlaba
b. Kompatibilitas

56 c. Sustainabilitas
d. Probabilitas
e. Ekuitas
E. EKUITAS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Sebuah klinik pratama swasta memberikan perawatan
luka kepada pasien JKN
• Paket pelayanan terdiri dari jasa pelayanan, obat, dan
56 bahan habis pakai kepada semua pasien peserta JKN
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

Merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional


(SJSN) yang diselenggrakan dengan menggunakan
PEMBAHASAN mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang
56 Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
Pemerintah.

http://www.jkn.kemkes.go.id
Program Jaminan Kesehatan Nasional

Mulai 2014, BPJS kesehatan akan mengelola jaminan kesehatan


yang akan memberikan kepastian jaminan kesehatan bagi setiap
PEMBAHASAN masyarakat Indonesia. Jaminan ini diberikan dalam bentuk
pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan
56 pemulihan, termasuk obat dan bahan medis dengan teknik layanan
terkendali mutu dna biaya (managed care).
Program jaminan kesehatan digelar berdasarkan asas
kemanusiaan, kemanfaatan, dan ekuitas, yaitu kesamaan dalam
memperoleh pelayanan sesuai kebutuhan medis yang tak terkait
dengan besaran iuran yang dibayarkan. Besar iuran ditetapkan
sebagai prosentase tertentu dari upah, bagi mereka yang memiliki
penghasilan. Pemerintah akan membayarkan iuran bagi mereka
yang tidak mampu (fakir miskin).
Prinsip SJSN (UU No 40 Tahun 2004 Pasal 4)

Kegotong-royongan
• Adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban
PEMBAHASAN biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta
membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau tingkat penghasilan.

56 Nirlaba
• Adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari
seluruh peserta.

Keterbukaan
• Adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan
jelas bagi setiap peserta

Sumber: http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Transformasi/karakteristik_sjsn
Prinsip SJSN (UU No 40 Tahun 2004 Pasal 4)

Kehati-hatian
PEMBAHASAN • Adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.

56 Akuntabilitas
• Adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Portabilitas
• Adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tampat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Sumber: http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Transformasi/karakteristik_sjsn
Prinsip SJSN (UU No 40 Tahun 2004 Pasal 4)

Kepesertaan Bersifat Wajib


• Adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta
PEMBAHASAN
jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.

56 Dana Amanat
• Adalah bahwa iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan
dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta
jaminan sosial

• Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk


pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta
adalah hasil berupa deviden dari pemegang saham yang dikembalikan
untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

Sumber: http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Transformasi/karakteristik_sjsn
PEMBAHASAN

56
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan

• Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah


badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
PEMBAHASAN jaminan kesehatan.
• Khusus untuk BPJS Kesehatan, program ini memberlakukan

56 seluruh warga negara Indonesia wajib menjadi peserta BPJS


Kesehatan dan harus membayar iuran bulanan yang bersarnya
sudah ditentukan.
• BPJS Kesehatan menyediakan satu jenis kepesertaan PBI
(Penerima Bantuan Iuran) yang iurannya dibayarkan oleh
Pemerintah yang diperuntukkan bagi warga miskin dan kurang
mampu sehingga mereka tidak harus membayar iuran bulanan.
• Peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta JAMKESMAS dan
JAMKESDA semuanya akan dialihkan menjadi peserta BPJS PBI
dengan kartu identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat).

Sumber: http://jkn.kemkes.go.id
Jenis kartu yang termasuk dikelola/klaim BPJS Kesehatan

PEMBAHASAN

56
Jawaban Lainnya
a. Nirlaba : adalah prinsip pengelolaan usaha yang
mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana
PEMBAHASAN
untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari
seluruh peserta
56 b. Kompatibilitas : tidak ada
c. Sustainabilitas : menjaga keberlangsungan BPJS
d. Probabilitas : tidak ada asas ini
Jadi, asas yang dianut klinik tersebut adalah…
PEMBAHASAN

E. EKUITAS
56
Dibawah ini manakah fasilitas kesehatan primer pada tingkat
kecamatan/kabupaten yang sesuai dengan sistem kesehatan
nasional?
a. Puskesmas
b. Rumah sakit tipe A
SOAL
c. Rumah sakit tipe B

57 d. Rumah sakit tipe C


e. Rumah sakit tipe D
A. PUSKESMAS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Fasilitas kesehatan primer tingkat kecamatan/kabupaten
yang sesuai dengan sistem kesehatan nasional

57
PEMBAHASAN

57
Jawaban Lainnya
b. Rumah sakit tipe A : fasilitas kesehatan tingkat tersier,
difasilitasi dengan penanganan subspesialistik
PEMBAHASAN
c. Rumah sakit tipe B : fasilitas kesehatan tingkat tersier,
difasilitasi dengan penanganan subspesialistik
57 d. Rumah sakit tipe C : fasilitas kesehatan tingkat sekunder,
difasilitasi dengan penanganan spesialistik
e. Rumah sakit tipe D : fasilitas kesehatan tingkat sekunder,
difasilitasi dengan penanganan spesialistik
Jadi, jawabannya adalah…
PEMBAHASAN

A. PUSKESMAS
57
Puskesmas Wlingi melakukan perbaikan jalan dari desa A ke
pusat pelayanan kesehatan agar akses menjadi lebih mudah
sehingga kasus gawat darurat dapat tertangani dengan lebih
baik. Kasus diatas merupakan bagian dari program SKN apa?
a. Sarana farmasi, alat kesehatan, dan makanan
SOAL b. Sumber daya manusia kesehatan
c. Upaya kesehatan
58 d. Pemberdayaan masyarakat
e. Penelitian dan pengembangan kesehatan
C. UPAYA KESEHATAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perbaikan jalan dari desa A ke pusat pelayanan kesehatan
agar akses menjadi lebih mudah sehingga kasus gawat
darurat dapat tertangani dengan lebih baik
58
SKN (Sistem Kesehatan Nasional)

• Adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan


oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
PEMBAHASAN terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.
58 • Pelaksanaan SKN: Pasal 4 Perpres 71 Tahun 2012
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2012

1. Upaya kesehatan
PEMBAHASAN 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
58 4.
5.
Sumber daya manusia kesehatan
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Permberdayaan masyarakat
Jawaban Lainnya
a. Sarana farmasi, alat kesehatan, dan makanan
PEMBAHASAN b. Sumber daya kesehatan manusia : upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan
58 d. Pemberdayaan masyarakat : penyelenggaranaan
berbagai upaya kesehata, baik perorangan, kelompok,
maupun masyarakat secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan
e. Pelatihan dan pengembangan kesehatan
Jadi, jawabannya adalah…
PEMBAHASAN

C. UPAYA KESEHATAN
58
Seorang dokter internship hendak melakukan penelitian tentang
hubungan antara hipertensi dengan kejadian disfungsi ereksi
pada warga di Desa A dan Desa B. hipertensi dikategorikan
dalam tekanan darah tinggi dan normal, untuk disfungsi ereksi
dikategorikan dalam ya dan tidak. Uji hipotesis apa yang sesuai
digunakan oleh dokter tersebut?
SOAL
a. Uji T tidak berpasangan

59 b. Spearman
c. Wilcoxon
d. Chi square
e. ANOVA
D. CHI SQUARE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Penelitian: hubungan antara hipertensi (tekanan darah
tinggi dan normal) dengan kejadian disfungsi ereksi (ya
dan tidak) pada warga di Desa A dan Desa B.
59  Skala data yang digunakan adalah nominal – nominal
Pada kasus…

• Variabel bebas : hipertensi (tinggi dan normal  nominal)


di Desa A dan Desa B (2 kelompok, tidak berpasangan)
PEMBAHASAN
• Variabel tergantung : disfungsi ereksi (ya dan tidak  nominal)

59
Jawaban Lainnya
a. Uji T tidak berpasangan : jumlah kelompok variabel
bebas 2 dengan jenis variabel tergantung numerik dan
PEMBAHASAN tidak berpasangan
b. Spearman : biasa digunakan untuk analisis bivariat
59 korelatif (mencari asosiasi/hubungan), dengan variabel 1
berupa numerik dan variabel 2 berupa ordinal
c. Wilcoxon : jumlah kelompok variabel bebas 2 dengan
jenis variabel tergantung ordinal dan berpasangan
e. ANOVA : jumlah kelompok variabel bebas > 2 dengan
jenis variabel tergantung numerik dan tidak
berpasangan
Jadi, uji hipotesis yang digunakan adalah…
PEMBAHASAN

D. CHI SQUARE
59
Seorang dokter puskesmas hendak merujuk pasien ke dokter
bedah karena diagnosa apendisitis. Ketika masalah sudah
teratasi, pasien diminta kembali kontrol ke dokter puskesmas
tersebut. Jenis rujukan pada kasus diatas adalah?
a. Vertical referral
SOAL b. Interval referral
c. Collateral referral
60 d. Split referral
e. Cross referral
B. INTERVAL REFERRAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Dokter hendak merujuk pasien ke dokter bedah karena
apendisitis
• Ketika masalah sudah teratasi, pasien kembali kontrol ke
60 dokter puskesmas
PEMBAHASAN

60
PEMBAHASAN

60
PEMBAHASAN

60
PEMBAHASAN

60
Rujukan Antar-instansi

PEMBAHASAN

60
VERTICAL

HORIZONTAL
Jawaban Lainnya
a. Vertical referral : rujukan antar instansi dari yang lebih
rendah ke lebih tinggi, misal RS – puskesmas /
PEMBAHASAN puskesmas - RS
c. Collateral referral : salah satu rujukan antar dokter
60 dimana pasien dirawat bersama, misal pasien SLE
nefritis dirawat bersama antara dokter spesialis penyakit
dalam dan spesialis jantung
d. split referral : rujukan antar dokter dimana dokter
pertama memberikan wewenang ke beberapa dokter
konsultan dalam jangka waktu tertentu
e. Cross referral : rujukan antar dokter dimana wewenang
dialihkan sepenuhnya ke dokter lain (alih rawat)
Jadi, rujukan yang dimaksud adalah…
PEMBAHASAN

B. INTERVAL REFERRAL
60
Anak perempuan usia 6 tahun datang dibawa ibunya dengan
keluhan keropeng pada daerah mulut sejak 3 hari lalu. Awalnya
berbentuk lepuh lalu di hari yang sama pecah dan membentuk
suatu keropeng. Pada pemeriksaan didapatkan krusta berwarna
kuning seperti madu di daerah perioral. Obat topikal yang dapat
digunakan untuk kasus ini adalah…
SOAL
a. Gentamisin

61 b. Eritromisin
c. Kloramfenikol
d. Deksametason
e. Mupirocin
E. MUPIROCIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 6 tahun
• Keropeng daerah mulut, 3 hari

61 • Awalnya berbentuk lepuh, pecah menjadi keropeng


• PF: krusta berwarna kuning seperti madu di daerah
perioral
Impetigo krustosa/vulgaris/kontagiosa/Tillbury Fox

• Disebabkan oleh bakteri


PEMBAHASAN Streptococcus beta
hemolyticus
• Peradangan  vesikel yang
61 dengan cepat berubah
menjadi pustil  pecah 
krusta kering
kekuningan/keemasan
seperti madu
• Predileksi spesifik lesi :
sekitar lubang hidung, mulut,
telinga, anus
PEMBAHASAN

61
PEMBAHASAN

61
PEMBAHASAN

61
Jawaban Lainnya
a. Gentamisin : sebagai alternatif antibiotik topikal
PEMBAHASAN b. Eritromisin : sebagai alternatif antibiotik oral
c. Kloramfenikol : salah

61 d. Deksametason : salah, karena penyebab dari impetigo


krustosa adalah bakteri, yaitu Streptococcus beta
hemolyticus
Jadi, obat topikal yang dapat digunakan
adalah…
PEMBAHASAN

E. MUPIROCIN
61
Pasien laki-laki usia 13 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan sering gatal di bokong dan sela-sela jari sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan terutama dirasakan pada malam hari.
Diketahui pasien tinggal di asrama. Hampir seluruh teman pasien
di asrama mengeluhkan hal yang sama. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan papul, eritem, pustul pada bokong dan
SOAL
sela-sela jari. Pemeriksaan penunjang selanjutnya adalah…

62 a. Menemukan terowongan pada kulit


b. Menemukan telur parasit
c. Pemeriksaan histologi
d. Pemeriksaan serologi
e. Kultur kerokan kulit
A. MENEMUKAN TEROWONGAN PADA KULIT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 13 tahun
• Sering gatal di bokong dan sela-sela jari terutama pada

62 malam hari, 1 minggu


• Pasien tinggal di asrama  hampir seluruh teman di
asrama mengeluhkan hal yang sama
• PF: papul, eritem, pustul di bokong dan sela-sela jari

 Mengarah ke manifestasi dari Sarcoptes scabiei


SCABIES

PEMBAHASAN

62
CRUSTED (NORWEGIAN) SCABIES

PEMBAHASAN

62
SKABIES

PEMBAHASAN

62
Transmisi Skabies

PEMBAHASAN

62
Temuan Klinis Skabies

PEMBAHASAN

62
Modalitas Pemeriksaan

PEMBAHASAN

62
Modalitas Pemeriksaan

PEMBAHASAN

62
Tatalaksana

PEMBAHASAN

62
Tatalaksana

PEMBAHASAN

62
Jawaban Lainnya
b. Menemukan telur parasit : modalitas pemeriksaan
skabies yang lebih advance dan membutuhkan tenaga
PEMBAHASAN
ahli tertentu, selain itu hasilnya sering false segative
c. Pemeriksaan histopatologi : tidak ada pemeriksaan
62 penunjang pada skabies
d. Pemeriksaan serologi : tidak ada pemeriksaan
penunjang pada skabies
e. Kultur kerokan kulit : kultur biasa digunakan untuk kasus
infeksi bakteri, sedangkan skabies berupa parasit
Jadi, pemeriksaan penunjang selanjutnya
adalah…
PEMBAHASAN
A. MENEMUKAN TEROWONGAN
62 PADA KULIT
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan gatal yang memberat pada malam hari pada perut
bagian bawah sampai ke pubis. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya papul eritemematosa serta makula cerulae.
Ekskoriasi (+). Riwayat promiskuitas (+). Diagnosis pasien ini
adalah…
SOAL
a. Skabies

63 b. Pedikulosis korporis
c. Pedikulosis pubis
d. Tinea korporis
e. Tinea kruris
C. PEDIKULOSIS PUBIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Gatal pada perut bagian bawah sampai ke pubis yang

63 memberat pada malam hari


• Riwayat promiskuitas (+)
• PF: papul eritematosa serta makula cerulae, ekskoriasi (+)
PEDIKULOSIS

PEMBAHASAN

63
PEDIKULOSIS PUBIS

PEMBAHASAN

63
PEDIKULOSIS PUBIS

PEMBAHASAN

63

Phthirus pubis
PEDIKULOSIS PUBIS

PEMBAHASAN

63

Makula cerulae/sky blue spot


TATALAKSANA PEDIKULOSIS PUBIS

• Semua lesi harus diberikan obat topikal (seluruh tubuh


kecuali wajah)
PEMBAHASAN • Kulit harus dingin dan kering agar absorbsi maksimal
• Tidak perlu mencukur pubis, meskipun pada populasi
63 umum insiden turun karena tidak ada habitat bagi parasit
• Mencuci semua pakaian di suhu 50O atau lebih
• First line: Gameksan 1%, oleskan dan diamkan 24 jam,
diulang 4 hari kemudian
• Second line: Malathion 0,5-1% spray, dicuci setelah 12
jam pemakaian
• Terapi lain: Ivermectin topical, Benzyl benzoat lotion 25%
PEMBAHASAN

63
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. PEDIKULOSIS PUBIS
63
Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan rambut rontok, gatal, dan ketombe di kepala sejak 1
minggu lalu. Keluhan disertai bisul-bisul kecil dan nyeri. Dari
anamnesis diketahui bahwa pasien jarang mengganti jilbabnya dan
sering gonta-ganti sampo. Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan patch ukuran 3x5 cm, berbatas tegas, disertai papul
SOAL eritematosa, pustul di kepala dengan skuama halus disekitarnya.
Rambut yang tersisa berwarna keabuan. Dari hasil pemeriksaan

64 didapatkan gambaran sebagai berikut.


SOAL

64 Tatalaksana yang paling tepat adalah…


a. Selenium sulfida 6-8 minggu
b. Mikonazol topikal 8 minggu
c. Prednison oral 2 minggu
d. Griseofulvin oral 6-8 minggu
e. Nistatin topikal 8 minggu
D. GRISEOFULVIN ORAL 6-8
MINGGU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun
• Rambut rontok, gatal, dan ketombe, 1 minggu

64 • Keluhan disertai bisul-bisul kecil dan nyeri


• Riw. Kebiasaan: jarang mengganti jilbab, sering gonta-
ganti sampo
• PF: patch ukuran 3x5 cm, batas tegas, papul eritematosa,
pustul, dan skuama halus disekitarnya, rambut yang
tersisa berwarna keabuan

 Diagnosis ke arah tinea kapitis


TINEA KAPITIS

PEMBAHASAN

64 Grey patch ringworm


• Biasa disebabkan oleh
Microsporum
Kerion
• Biasa disebabkan oleh
Black dot ringworm
• Biasa disebabkan oleh
Tricophyton tonsurans dan
Microsporum atau Tricophyton
• Papul eritem sekitar batang • Reaksi peradangan berat pd Tricophyton violaceum
rambut  melebar, tinea kapitis, folikulitis  • Rambut yang terinfeksi tepat
(Kelainan pada membentuk bercak, pucat,
kulit dan
kerion (= benjolan lunak, pus pada muara folikel  rapuh
dan bersisik (+), “basah” dan mudah patah  yang
rambut kepala • Rambut abu-abu • Terjadi pembengkakan tertinggal hanya ujung
disebabkan • Tidak berkilat, mudah patah menyerupai sarang lebah dgn rambut yang penuh spora 
oleh dan tercabut sebukan sel radang gambaran bintik hitam (black
dermatofit) dot)
• Alopecia (+), gatal (+) • Gatal (+), nyeri (+), alopecia
menetao (+), jar. parut (+) • Waktu lama, mahal
• Lampu wood (+) hijau
kekuningan • Demam (+), limfadenopati (+) • Fluoresensi (-)
• Fluoresensi (+/-)
Pola Invasi Rambut pada Tinea Kapitis

PEMBAHASAN

64
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN

64
Tatalaksana Tinea Kapitis

PEMBAHASAN

64
Drug of Choice of Dermatofita

PEMBAHASAN

64
Medications Used to Treat Tinea Capitis

PEMBAHASAN

64
Jawaban Lainnya
a. Selenium sulfida : untuk ptiriasis versicolor. Sampo
sebagai tambahan, karena tidak dapat masuk ke dalam
PEMBAHASAN
batang rambut sehingga tidak seefektif obat antijamur
oral (griseofulvin)
64 b. Mikonazol topikal : tidak diindikasikan untuk kasus tinea
kapitis
c. Prednison oral : kortikosteroid justru dapat
memperberat infeksi jamur
e. Nistatin topikal : untuk kasus kandidiasis
Jadi, tatalaksana yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. GRISEOFULVIN ORAL 6-8
64 MINGGU
Seorang laki-laki usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan
benjolan di kedua ketiak sejak 1 minggu lalu. Benjolan terasa nyeri,
sempat mengeluarkan nanah. Pasien juga merasa badannya
meriang. Beberapa bulan lalu pasien pernah mengalami kondisi
yang sama seperti saat ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu
38,1C. Pada status dermatologis ditemukan adanya nodul soliter
SOAL berukuran 3x4 cm, berwarna merah, nyeri pada penekanan,
fluktuasi (+), jika ditekan akan keluar pus pada ketiak bilateral.

65 Diagnosis pasien ini adalah…


a. Furunkel
b. Karbunkel
c. Skrofuloderma
d. Limfadenitis
e. Hidradenitis supurativa
E. HIDRADENITIS SUPURATIVA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 17 tahun
• Benjolan nyeri dan mengeluarkan nanah di kedua ketiak, 1

65 minggu
• Disertai meriang
• Riwayat yang sama (+) beberapa bulan lalu
• PF: febris (+)
• PF dermatologis: pada ketiak bilateral terdapat nodul
soliter ukuran 3x4 cm, merah, nyeri pada penekanan,
fluktuasi (+), keluar pus jika ditekan
HIDRADENITIS SUPURATIVA

PEMBAHASAN

65
HIDRADENITIS SUPURATIVA

PEMBAHASAN

65

Tanda radang (+)


PEMBAHASAN

65
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. HIDRADENITIS SUPURATIVA
65
Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke dokter dengan
keluhan terdapat bercak kehitaman yang kering pada kaki kanannya
disertai gatal sejak 1 bulan. Gatal muncul mendadak, biasanya
bertambah berat saat malam hari menjelang tidur dan ketika
pasien dikejar deadline oleh kantornya. Pada pemeriksaan fisik
umum dalam batas normal. Status dermatologis pada tungkai
SOAL bawah kanan sisi ekstensor didapatkan lesi berukuran lentikular
sampai dengan numular berupa papul hiperpigmentasi multipel

66 yang berkonfluen, disertai likenifikasi, skuama halus, dan ekskoriasi.


Diagnosis pasien ini adalah…
a. Ektima
b. Dermatitis stasis
c. Dermatitis numularis
d. Liken simpleks kronis
e. Psoriasis vulgaris
D. LIKEN SIMPLEKS KRONIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 40 tahun
• Bercak kehitaman yang kering dan gatal pada kaki kanan,

66 1 bulan
• Gatal muncul mendadak, bertambah berat saat malam
hari dan ketika dikejar deadline (stres)
• Status dermatologis: pada tungkai bawah kanan sisi
ekstensor terdapat papul hiperpigmentasi multipel
berukuran lentikular s/d numular yang berkonfluensi,
likenifikasi (+), skuama halus (+), ekskoriasi (+)
LIKEN SIMPLEKS KRONIS

PEMBAHASAN

66
LIKEN SIMPLEKS KRONIS

PEMBAHASAN

66
TATALAKSANA LIKEN SIMPLEKS KRONIS

PEMBAHASAN

66
PEMBAHASAN

66
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. LIKEN SIMPLEKS KRONIS


66
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan
muncul bercak kemerahan pada siku, lutut, dan bokong. Sejak
muncul bercak tersebut, muncul juga banyak ketombe di kepala.
Status dermatologis pada siku, lutut, dan bokong didapatkan
makula eritematosa dilapisi skuama yang tebal berlapis seperti
mika. Pada saat pemeriksaan, dokter mengangkat skuama pasien
SOAL dan terdapat bintik perdarahan. Disebut apakah fenomena ini?
a. Tanda Koebner
67 b. Tanda Nikolsky
c. Tanda Auspitz
d. Allergic shiner
e. Target sign
C. TANDA AUSPITZ
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Bercak kemerahan pada siku, lutut, dan bokong disertai

67 ketombe di kepala
• Status dermatologis: pada siku, lutut, bokong terdapat
makula eritematosa dilapisi skuama yang tebal berlapis
seperti mika  PSORIASIS VULGARIS
• Skuama diangkat dan terdapat bintik perdarahan
PSORIASIS VULGARIS
(Bercak eritema berbatas tegas dgn skuama kasar berlapis-lapis dan transparan)

PEMBAHASAN

67
PSORIASIS VULGARIS

PEMBAHASAN

67
PSORIASIS VULGARIS

PEMBAHASAN

67
TIPE PSORIASIS VULGARIS

PEMBAHASAN

67
TANDA KHAS PSORIASIS VULGARIS

PEMBAHASAN

67
Jawaban Lainnya
a. Tanda Koebner : bisa dijumpai pada kasus veruka
vulgaris
PEMBAHASAN
b. Tanda Nikolsky : menunjang epidermiolisis

67 d. Allergic shiner : tanda pada rhinitis alergika, biasa pada


dermatitis atopi
e. Target sign : pada alergi obat eritema multiformis
Jadi, fenomena ini adalah…
PEMBAHASAN

C. TANDA AUSPITZ
67
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintil-bintil di wajah yang terasa perih dan nyeri.
Pemeriksaan fisik umum dalam batas normal. Status dermatologis
pada wajah didapatkan papul eritematosa jumlahnya 8 dan
komedo berjumlah 18. kemudian oleh dokter diberikan obat
klindamisin dan benzoil peroksida topikal untuk keluhan yang
SOAL dialaminya tersebut. Bagaimana sifat dari benzoil peroksida
topikal?

68 a. Efek anti-androgenik
b. Efek anti-inflamasi
c. Efek anti-histamin
d. Efek komedolitik
e. Efek xerosis kutis
D. EFEK KOMEDOLITIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun
• Muncul bintil-bintil di wajah yang terasa perih dan nyeri

68 • Status dermatologis: pada wajah terdapat papul


eritematosa berjumlah 8 dan komeda berjumlah 18
 Diagnosis mengarah ke akne vulgaris
• Diberikan obat klindamisin dan benzoil peroksida topikal
AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

68
MANIFESTASI KLINIS AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

68
MANIFESTASI KLINIS AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
TATALAKSANA AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

68
DIAGNOSA BANDING AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

68
BENZOYL PEROXIDE OINMENT

PEMBAHASAN

68
BENZOYL PEROXIDE OINMENT

PEMBAHASAN

68
Jawaban Lainnya
a. Efek anti-androgenik : berupa pil kontrasepsi oral yang
digunakan sebagai obat untuk akne vulgaris
PEMBAHASAN
b. Efek anti-inflamasi : kortikosteroid oral/topikal

68 c. Efek anti-histamin : obat oral untuk mengatasi rasa gatal


e. Efek xerosis kutis : tidak ada zat yang potensi utamanya
dengan membuat kulit menjadi kering
Jadi, benzoil peroksida topikal memiliki efek
berupa…
PEMBAHASAN

D. EFEK KOMEDOLITIK
68
Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bercak kemerahan gatal pada lipat siku, lipat lutut.
Menurut orang tua pasien, sewaktu pasien masih bayi pernah
mengalami keluhan yang sama tapi di daerah pipi. Diketahui ayah
pasien memiliki riwayat asma. Pemeriksaan fisik umum dalam batas
normal. Status dermatologis pada fosa cubiti, fosa poplitea tampak
SOAL makula eritematosa multipel, plakat, skuama, dan sedikit erosi.
Hasil apakah yang diharapkan pada pemeriksaan laboratorium

69 pada anak ini?


a. Anemia megaloblastik
b. Hitung jenis: eosinofilia
c. Hitung jenis: basofilia
d. Hitung jenis: limfositopenia
e. Hitung jenis: neutropenia
B. HITUNG JENIS: EOSINOFILIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 7 tahun
• Muncul bercak kemerahan gatal pada lipat siku, lipat lutut

69 • RPD (+) sewaktu bayi di daerah pipi


• RPK (+) asma pada ayah
• Status dermatologis: pada fosa cubiti, fosa poplitea
tampak makula eritematosa multipel, plakat (+), skuama
(+), erosi (+)
DERMATITIS ATOPI
(Inflamasi pada kulit bersifat kronis dan residif)

Manifestasi klinis
PEMBAHASAN • Gejala utamanya berupa gatal, kulit
kering (sampai dengan ekskoriasi dan
likenifikasi), dan disertai tanda radang

69 (terutama eritema)
• Bentuk polimorfik, bergantung pada
fase/usia:
• Akut
• Subakut
• Kronis
• Area predileksi berbeda pada
kelompok usia berbeda
• Lebih sering pada bayi dan anak
• Sering disertai rhinitis alergi dan asma
(riwayat atopi)  pada diri sendiri Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI;
maupun keluarga Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
Klasifikasi Dermatitis Atopi

PEMBAHASAN

69
Klasifikasi Dermatitis Atopi

PEMBAHASAN

69
Klasifikasi Dermatitis Atopi

PEMBAHASAN

69
Diagnosis Dermatitis Atopi
3 Mayor + 3 Minor

PEMBAHASAN

69
Diagnosis Khusus Bayi, 3 Mayor + 3 Minor

PEMBAHASAN

69
Kriteria Diagnosis Dermatitis Atopi

William Criteria

PEMBAHASAN

69
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN

69
Tatalaksana Dermatitis Atopi

Nonmedikamentosa Medikamentosa
• AVOIDANCE/Hindari faktor pencetus! • Steroid topikal
PEMBAHASAN (the easiest, the first, the effective) • Bayi, anak: potensi lemah s/d
• Menjaga kelembaban kulit dengan sedang (kompres dulu untuk lesi

69
menggunakan sabun pH netral basah)
(hypoallergic), hindari antiseptik • Dewasa: potensi sedang s/d kuat
• Stress management yang baik • Inhibitor kalsineurin: pimekrolimus
cream 1%; tacrolimus oint 0,03%;
tacrolimus oint 0,1%
Prinsip terapi medikamentosa
• Emolien: pelembab dengan krim
• Mengurangi gatal hidrofilik urea 10%; pakai emolien
• Menekan radang 4x/hari yang kaya seramida
• Menjaga kelembaban kulit • Lainnya: wet dressing untuk lesi kronik
• Mengatasi infeksi sekunder bila perlu refrakter; ter untuk lesli likenifikasi;
fototerapi untuk lesi luas dan refrakter
• Kortikosteroid oral dan antihistamin
oral bila diperlukan
Jadi, hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien
ini adalah…
PEMBAHASAN

B. HITUNG JENIS: EOSINOFILIA


69
Pasien perempuan usia 37 tahun datang ke puskemas dengan
keluhan gatal pada daun telinga sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
berawal saat pasien memakai anting-anting baru. Pemeriksaan fisik
umum dalam batas normal. Status dermatologis tampak makula
eritematosa, papul sebesar jarum pentul, krusta, dan eksudat.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
SOAL
a. Dermatitis venenata

70 b. Dermatitis seboroik
c. Dermatitis atopi
d. Dermatitis kontak iritan
e. Dermatitis kontak alergi
E. DERMATITIS KONTAK ALERGI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 37 tahun
• Gatal pada daun telinga di bekas pemasangan anting, 2

70 hari
• Status dermatologis: makula eritematosa, papul sebesar
jarum pentul, krusta (+), eksudat (+)
Dermatitis (secara umum)

Definisi
Kumpulan gejala inflamasi pada kulit seperti gatal, eritema,
PEMBAHASAN
vesikel, mengelupas, dan plak krusta

70 Etiologi
Disfungsi antara sistem imun dan kulit

Klasifikasi
• Berdasarkan Penyebab: dermatitis atopi, DKI, DKA, dermatitis
stasis, dermatitis seboroik, neurodermatitis
• Berdasarkan Lokasi: dermatitis tangan, kaki, dll
• Berdasarkan Bentuk: dermatitis numularis, liken simpleks kronis
Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

PEMBAHASAN

70

Sumber: PPK PERDOSKI, 2011


DD: Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

PEMBAHASAN

70

Sumber: PPK PERDOSKI, 2011


DD: Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

PEMBAHASAN

70

Sumber: PPK PERDOSKI, 2011


DKA VS DKI

PEMBAHASAN

70
DKA VS DKI

PEMBAHASAN

70
PATCH TEST (Uji Tempel)

PEMBAHASAN

70

Sumber: An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88.


PATCH TEST (Uji Tempel)

PEMBAHASAN

70

Sumber: An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88.


PATCH TEST (Uji Tempel)

• Untuk metode diagnostik delayed contact


hypersensitivity  DKA
PEMBAHASAN
• DKI: diagnosis berdasarkan klinis saja dan dengan
menyingkirkan DKA (hasil patch test negatif)
70

Sumber: An Bras Dermatol. 2013;88(6):879-88.


Tatalaksana DKA

PEMBAHASAN

70

Sumber: PPK PERDOSKI, 2011


Jawaban Lainnya
a. Dermatitis venenata : inflamasi pada kulit akibat
alergi/sensitif terhadap serangga/cairan tubuh serangga
PEMBAHASAN yang berjalan di atas permukaan kulit
b. Dermatitis seboroik : inflamasi pada kulit dengan
70 predileksi khas mengandung glandula sebasea (misal
kepala, wajah)
c. Dermatitis atopi : inflamasi pada kulit yang bersifat
kronis dan residif, dominan adanya riwayat atopi pada
diri sendiri maupun keluarga
d. Dermatitis kontak iritan : diagnosa banding dari DKA,
inflamasi pada kulit yang terjadi karena bahan yang
iritatif (misal sabun deterjen)
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. DERMATITIS KONTAK ALERGI


70
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan keputihan sejak 1 minggu yang lalu. Keputihan berwarna
putih kehijauan, berbau busuk, dan berbusa. Keluhan disertai rasa
nyeri pasca senggama. Pemeriksaan fisik umum didapatkan labium
edema, eritema, dan nyeri. Pada pemeriksaan inspekulo serviks
tampak gambaran bercak/bintik-bintik kemerahan pada serviks.
SOAL Apakah hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan?
a. Clue cell (+)
71 b. pH < 4,5
c. Ditemukan adanya parasit pada sediaan basah
d. Ditemukan adanya parasit pada KOH 10%
e. Ditemukan adanya gambaran pseudohifa pada KOH 10%
C. DITEMUKAN ADANYA PARASIT PADA SEDIAAN
BASAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 27 tahun
• Keputihan, 1 minggu

71 • Keputihan berwarna putih kehijauan, berbau, berbusa


• Disertai nyeri pasca senggama (+)
• Pem. inspekulo: tampak bercak/bintik-bintik kemerahan
pada serviks  strawberry cervix appearance

 Diagnosis mengarah ke trichomoniasis


TRICHOMONIASIS

PEMBAHASAN

71
PEMBAHASAN

71
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

71
Gambaran parasit
Trichomonas vaginalis pada
sediaan basah NaCl 0,9%
Gambaran inspekulo serviks
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

71
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

71
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

71
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

71
Jawaban Lainnya
a. Clue cell (+) : ditemukan bentukan sel epitel ditutupi
banyak bakteri pada sediaan basah NaCl 0,9% kasus
PEMBAHASAN
bakterial vaginosis
b. pH < 4,5 : ditemukan pada kasus candidiasis vaginalis
71 d. Ditemukan adanya parasit kada KOH 10%: tidak ada
e. Ditemukan adanya gambaran pseudohifa pada KOH 10%:
ditemukan pada kasus candidiasis vaginalis
Jadi, hasil pemeriksaan penunjang pada pasien
ini adalah…
PEMBAHASAN
C. DITEMUKAN ADANYA PARASIT
71 PADA SEDIAAN BASAH
Seorang perempuan usia 42 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan muncul bercak kecoklatan di wajah sejak 3 tahun lalu.
Awalnya bercak tersebut muncul di pipi kanan sebesar 5 mm,
kemudian makin lama makin banyak. Tidak ada rasa gatal pada
bercak. Pasien diketahui seorang dagang di pasar dan mengaku
menggunakan kontrasepsi pada usia 35 tahun selama 2 tahun.
SOAL Pasien tidak pernah menggunakan tabur surya. Pemeriksaan fisik
pada pipi, hidung, dan dagu tampak makula kecoklatan, simetris,

72 dan skuama halus (-). Apakah diagnosis yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Freckles
b. Chloasma
c. Lentigo senilis
d. Hiperpigmentasi pascainflamasi
e. Dermatitis kontak alergi
B. CHLOASMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 42 tahun
• Muncul bercak kecoklatan pada wajah, 3 tahun

72 • Bercak awalnya muncul di pipi kanan ukuran 5 mm, makin


lama makin banyak
• Gatal (-)
• Pasien bekerja sebagai dagang (sunligh exposure +) tanpa
menggunakan tabir surya, menggunakan kontrasepsi
(hormonal exposure +)
• PF: pipi, hidung, dan dagu tampak makula kecoklatan,
simetris, skuama halus (-)
CHLOASMA / MELASMA

• Makula kecoklatan di wajah


• Asimptomatis
PEMBAHASAN
• Predileksi: sering di pipi, jembatan hidung, dagu, dahi, dan di atas
bibir. Namun bisa di tempat lain yang sering terpapar sinar matahari

72 • Batas tegas, umumnya lesi simetris


• Wanita (90%) >>> pria
• Etiologi: melanosit produksi melanin berlebihan
• Pemicu:
• Sinar UV
• Hormonal, misal pil kontrasepsi, pada wanita hamil
• Kosmetik, terutama berbahan tambahan parfum
• Obat fotosensitif
• Penyakit autoimun
CHLOASMA / MELASMA

PEMBAHASAN

72
KLASIFIKASI CHLOASMA / MELASMA

PEMBAHASAN

72
CHLOASMA / MELASMA

PEMBAHASAN

72
DD : NEVUS PIGMENTOSUS

PEMBAHASAN

72
DD : NEVUS PIGMENTOSUS

PEMBAHASAN

72
DD : NEVUS PIGMENTOSUS

PEMBAHASAN

72
DD : NEVUS PIGMENTOSUS

PEMBAHASAN

72
DD : LENTIGO

PEMBAHASAN

72
DD : LENTIGO

PEMBAHASAN

72
DD : FRECKLES / EPHELIDES

PEMBAHASAN

72
DD : FRECKLES / EPHELIDES

PEMBAHASAN

72
CHLOASMA / MELASMA

PEMBAHASAN

72
Jawaban Lainnya
a. Freckles : salah, karena freckles cenderung terjadi pada
ras kulit putih dan berupa makula multipel tidak simetris
PEMBAHASAN
c. Lentigo senilis : salah, karena lesi lentigo senilis tidak
khas pada wajah dan simetris
72 d. Hiperpigmentasi pascainflamasi : salah, karena kasus
tidak disertai riwayat inflamasi
e. Dermatitis kontak alergi : salah, karena pada kasus tidak
disertai riwayat kontak (krim wajah) dan tanda inflamasi
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

B. CHLOASMA
72
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
keluar duh tubuh dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dan
panas dirasakan saat buang air kecil. Riwayat berhubungan seksual
dengan PSK kurang lebih 1 minggu lalu. Pemeriksaan fisik umum
dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan adanya bakteri diplokokus namun terdapat badan
SOAL inklusi. Penyataan dibawah ini yang tepat adalah…
a. Tersering disebabkan oleh Neisseria gonorrhoe
73 b. DOC kasus diatas adalah cefixime 400 mg dosis tunggal
c. Duh tubuh berwarna kuning kehijauan, berbusa, dan berbau
busuk
d. DOC kasus diatas adalah azitromisin 1 gram dosis tunggal
e. Alternatif terapi kasus diatas adalah amoxicillin 3 x 500 mg
selama 3 hari
D. DOC KASUS DIATAS ADALAH AZITROMISIN
1 GRAM DOSIS TUNGGAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Keluar duh tubuh dari kemaluan, 3 hari

73 • Terasa nyeri dan panas saat BAK


• Riw. berhubungan seksual dengan PSK (+) 1 minggu lalu
• Lab: bakteri diplokokus (-), badan inklusi (+)
 Diagnosis mengarah pada kasus uretritis non spesifik
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK

PEMBAHASAN

73

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK

PEMBAHASAN

73

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK

PEMBAHASAN

73

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK

PEMBAHASAN

73

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
Jawaban Lainnya
a. Tersering disebabkan oleh Nerisseria gonorrhoe : salah,
ini pernyataan yang sesuai dengan kasus GO
PEMBAHASAN
b. DOC kasus diatas adalah cefixime 400 mg dosis tunggal :
salah, ini pernyataan yang sesuai dengan kasus GO
73 c. Duh tubuh berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau
busuk : salah, ini pernyataan yang sesuai dengan kasus
trikomoniasis
e. Alternatif terapi kasus diatas adalah amoxicillin 3 x 500
mg selama 3 hari : salah, karena salah lama pengobatan,
yang benar adalah amoxicillin 3 x 500 mg selama 7 hari
Jadi, pernyataan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. DOC KASUS DIATAS ADALAH
73 AZITROMISIN 1 GRAM DOSIS TUNGGAL
Pasien perempuan usia 42 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan muncul benjolan berjonjot-jonjot seperti bunga kol di
daerah pipi kanan yang mudah berdarah. Pemeriksaan fisik umum
dalam batas normal. Pemeriksaan dermatologis pada pipi tampak
nodul soliter, ukuran 3x4 mm, permukaan verukosa, sirkumskripta,
tepi tidak beraturan, dan mudah berdarah. Dilakukan pemeriksaan
SOAL histopatologi didapatkan hasil berupa keratinisasi dan mutiara
tanduk. Diagnosis yang tepat adalah…

74 a. Karsinoma sel basal


b. Nevus pigmentosus
c. Melasma
d. Melanoma maligna
e. Karsinoma sel skuamosa
E. KARSINOMA SEL SKUAMOSA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 42 tahun
• Muncul benjolan berjonjot-jonjot seperti bunga kol di pipi

74 kanan yang mudah berdarah


• PF: nodul soliter, ukuran 3x4 mm, permukaan verukosa,
sirkumskripta, tepi tidak beraturan, dan mudah berdarah
• Histo PA: keratinisasi (+), mutiara tanduk (+)
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI; 2007.
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI; 2007.
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
KEGANASAN PADA KULIT

PEMBAHASAN

74
Jawaban Lainnya
a. Karsinoma sel basal : permukaan licin mengkilat seperti
mutiara, predileksi biasanya pada ujung hidung, biasa
PEMBAHASAN disebut sebagai ulkus rodent
b. Nevus pigmentosus : bukan merupakan keganasan pada
74 kulit, berupa bercak kecoklatan pada kulit
c. Melasma : bukan merupakan keganasan pada kulit,
berupa bercak kecoklatan pada kulit, biasa disebabkan
oleh sinar UV, hormonal
d. Melanoma maligna : merupakan salah satu keganasan
pada kulit berupa bercak kecoklatan dengan warna yang
tidak merata
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. KARSINOMA SEL SKUAMOSA


74
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan muncul
bercak kemerahan yang semakin jelas terlihat dan semakin meluas pada
punggung, kedua lengan, dan kedua kakinya sejak 1 minggu yang lalu.
Diketahui bahwa saat ini pasien sedang mengonsumsi obat Rifampisin,
Dapson, dan Klofazimin setiap harinya sejak 3 bulan. Pemeriksaan fisik umum
dalam batas normal. Status dermatologis tampak makula eritematosa
multipel disertai nyeri tekan, neuritis akut, dan pembesaran KGB. Tatalaksana
SOAL yang tepat adalah…
a. Prednison 15mg/hari selama 1 bulan

75 b.
c.
Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga 12 bulan
Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga 12 bulan ditambah
pemberian Prednison 40mg/hari selama 12 minggu tappering off setiap
minggu
d. Memberhentikan konsumsi Rifampisin, Dapson, dan Klofazimin serta
mengatakan pasien sudah sembuh
e. Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga 12 bulan ditambah
pemberian Prednison 40mg/hari selama 12 minggu tappering off setiap 2
minggu
E. Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga
12 bulan ditambah pemberian Prednison 40mg/hari selama
12 minggu tappering off setiap 2 minggu
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Muncul bercak kemerahan yang semakin jelas terlihat dan
75 semakin meluas pada punggung, kedua lengan, dan kedua
kaki, 1 minggu
• Saat ini mengonsumsi Rifampisin, Dapson, Klofazimin
setiap harinya selama 3 bulan  MDT MH MB
• PF: makula eritematosa multipel, nyeri tekan (+), neuritis
akut (+), pembesaran KGB (+)
 Mengarah pada kasus reaksi reversal MH MB
MORBUS HANSEN / LEPRA / KUSTA

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
MORBUS HANSEN / LEPRA / KUSTA

PEMBAHASAN Gambaran pembesaran N.


aurikularis magnus pada

75 pasien MH

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
KLASIFIKASI MORBUS HANSEN

PEMBAHASAN

75

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH, 2003.
KLASIFIKASI MORBUS HANSEN

PEMBAHASAN

75

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH, 2003.
TATALAKSANA MORBUS HANSEN

PEMBAHASAN

75

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH, 2003.
TATALAKSANA MORBUS HANSEN

PEMBAHASAN

75

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH, 2003.
REAKSI KUSTA
(Munculnya randa dan gejala radang akut pada lesi pasien kusta yang merupakan perjalanan
penyakit natural dari kusta atau bagian dari komplikasi)

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 1

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 1

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 1

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 1

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 2 (ENL)

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 2 (ENL)

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
REAKSI KUSTA TIPE 2 (ENL)

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
FAKTOR PENCETUS REAKSI KUSTA

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
PERBEDAAN REAKSI KUSTA TIPE 1 &2

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
TATALAKSANA REAKSI KUSTA

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
TATALAKSANA REAKSI KUSTA TIPE 1

PEMBAHASAN

75

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
Jawaban Lainnya
a. Prednison 15mg/hari selama 1 bulan : salah, karena dosis tidak
adekuat
PEMBAHASAN b. Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga 12 bulan : salah,
karena terapi ini hanya untuk mengobati MH MB saja

75 c. Dapson, Klofazimin diteruskan hingga 12 bulan ditambah


pemberian Prednison 40mg/hari selama 12 minggu tappering off
setiap minggu : salah, karena tappering off dilakukan setiap 2
minggu
d. Memberhentikan konsumsi Rifampisin, Dapson, dan Klofazimin
serta mengatakan pasien sudah sembuh : salah, karena pasien
baru saja menjalani pengobatan selama 3 bulan
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. Rifampisin, Dapson, Klofazimin diteruskan hingga
12 bulan ditambah pemberian Prednison 40mg/hari
75 selama 12 minggu tappering off setiap 2 minggu
Pasien laki-laki usia 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak napas dan nyeri dada kanan. Sebelumnya pasien sudah
mengalami batuk selama 1 bulan yang tidak kunjung sembuh
meski sudah berobat. Pasien juga mengalami demam ringan
terutama malam hari dan penurunan berat badan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, tampak sesak,
SOAL
gerak paru kanan tertinggal, perkusi pekak pada basal baru
kanan, hipersonor pada bagian atas paru kanan, dan pada
76 auskultasi tidak didapatkan suara vesikuler. TD 130/90mmHg,
nadi 100x/menit, RR 30x/menit, suhu 37,5C.
Hasil pemeriksaan radiologis tampak sebagai berikut.
Diagnosis pasien adalah…
a. Hidropneumothoraks
b. Abses paru
SOAL c. Efusi pleura
d. Pneumothoraks
76 e. Pneumonia bakterial
A. HIDROPNEUMOTHORAKS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun
• Sesak napas dan nyeri dada kanan

76 • Riwayat batuk 1 bulan (+), demam ringan terutama


malam hari, dan penurunan BB
• PF: kesadaran CM, tampak sesak, gerak paru kanan
tertinggal, perkusi pekak pada basal paru kanan,
hipersonor pada bagian atas paru, dan auskultasi
vesikuler (-), TD 130/90, nadi 100x/menit, RR 30x/menit,
suhu 37,5C
Pada kasus…

Foto Thoraks PA:


• Besar jantung kesan normal
PEMBAHASAN
• Trakea tampak di tengah
• Sinus costophrenicus kiri tampak lancip, kanan tampak
76 perselubungan dengan gambaran air fluid level setinggi costae VI
• Paru kiri tampak normal, paru kanan tampak hiperlusen
• Tulang dan soft tissue dalam batas normal

 Kesimpulan: hidropneumothorax paru dekstra


HIDROPNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

76
ABSES PARU

PEMBAHASAN

76
EFUSI PLEURA

PEMBAHASAN

76
PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

76
PNEUMONIA BAKTERIAL

PEMBAHASAN

76
PNEUMONIA BAKTERIAL

PEMBAHASAN

76
Jawaban Lainnya
b. Abses paru : pada foto thoraks didapatkan gambaran
kavitas dengan air fluid level dan dapat disertai adanya
PEMBAHASAN
konsolidasi
c. Efusi pleura : pada foto thoraks didapatkan gambaran
76 sinus costophrenicus tampak perselubungan dengan air
fluid level, tanpa disertai gambaran hiperlusen pada
kavum thoraks
d. Pneumothorax : pada foto thoraks didapatkan gambaran
hiperlusen dan hilangnya corakan bronkovaskular pada
kavum thoraks
e. Pneumonia bakterial : pada foto thoraks didapatkan
konsolidasi
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. HIDROPNEUMOTHORAKS
76
Pasien perempuan usia 46 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pinggang sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh sering meriang pada malam hari dan nafsu makan
menurun sejak 4 bulan lalu. Dari hasil pemeriksaan foto
lumbosakral didapatkan densitas tulang yang berkurang disertai
SOAL destruksi korpus vertebrae dan abses paravertebralis. Diagnosis
pada kasus ini adalah…

77 a. HNP
b. Osteoporosis
c. Spondilitis TB
d. Fraktur vertebra lumbal
e. Spondiloartrosis
C. SPONDILITIS TB
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 46 tahun
• Nyeri pinggang, 2 bulan

77 • Disertai meriang pada malam hari dan penurunan nafsu


makan sejak 4 bulan lalu
• Foto lumbosakral: densitas tulang berkurang, destruksi
korpus vertebrae, abses paravertebralis
SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
PATOFISIOLOGI SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
DIAGNOSIS SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
RADIOLOGI SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
RADIOLOGI SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
TATALAKSANA SPONDILITIS TB

PEMBAHASAN

77

Sumber: Saifo S. Potts Disease: A Radiological Review of Tuberculous Spondylitus. Harvard Medical School. 2009
Jawaban Lainnya
a. HNP: pada foto polos lumbosakral akan tampak
intervertebrae space yang menyempit
PEMBAHASAN
b. Osteoporosis : suatu kelainan degeneratif dimana
didapatkan gambaran densitas tulang yang berkurang,
77 namun tidak disertai dengan adanya abses
paravertebralis
d. Fraktur vertebrae lumbal : adanya diskontinuitas pada
tulang yang tergambar sebagai malalignment
e. Spondiloartrosis : biasanya disertai riwayat trauma, pada
foto lumbosakral tampak adanya lipping yang
disebabkan oleh adanya perubahan diskus vertebrae
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. SPONDILITIS TB
77
Seorang bayi usia 2 hari datang dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan muntah kehijauan setiap setelah diberi ASI. Dari hasil
pemeriksaan pasien tampak lemah dan ikterus. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan BNO double bubble.
Diagnosis pada kasus ini adalah…
SOAL a. Atresia esofagus dengan fistel
b. Atresia duodenum

78 c. Atresia yeyenum
d. Hirschprung disease
e. Hypertrophic pylorus stenosis
B. ATRESIA DUODENUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi, 2 hari
• Muntah kehijauan setiap setelah diberi ASI

78 • PF: tampak lemah dan ikterus


• Foto BNO: double bubble
ATRESIA DUODENUM

Definisi
Tidak terbentuknya atau tersumbatnya duodenum (bagian terkecil dari
PEMBAHASAN usus halus) sehingga tidak dapat dilalui makanan yang akan menuju
usus

78 Tanda dan Gejala


• Perut kembung di daerah epigastrium pada 24 jam pertama atau
sesudahnya
• Muntah segera setelah lahir, berwarna kuning kehijauan
• Muntah terus menerus meskipun bayi dipuasakan selama beberapa
jam
• Bayi muntah tanpa disertai distensi abdomen
• Tidak ada gerakan usus setelah pengeluaran mekonium
• Pembengkakan abdomen pada bagian atas
ATRESIA DUODENUM

PEMBAHASAN

78

Tampak gambaran pola gelembung udara ganda (double bubble)


pada usus bagian bawah foto polos abdomen
GIT CONGENITAL MALFORMATION

PEMBAHASAN

78
GIT CONGENITAL MALFORMATION

PEMBAHASAN

78
RADIOLOGIC FINDINGS

PEMBAHASAN

78
RADIOLOGIC FINDINGS

PEMBAHASAN

78
RADIOLOGIC FINDINGS

PEMBAHASAN

78
ATRESIA ESOFAGUS

PEMBAHASAN

78

Tampak gambaran coiling NGT dan tidak ada


bentukan gas pada saluran cerna
HYPERTROPHIC PYLORIC STENOSIS

PEMBAHASAN

78
Jawaban Lainnya
a. Atresia esofagus dengan fistel : pada foto polos
abdomen tampak coiling NGT dan usus yang terisi udara
PEMBAHASAN
c. Atresia yeyenum : pada foto polos abdomen tampak
gambaran triple bubble
78 d. Hirschprung disease : pada foto polos abdomen tampak
dilatasi usus bagian proksimal dan prolaps pada bagian
distal usus
e. Hipertrofik stenosis pilorus : pada foto polos abdomen
tampak gambaran single bubble
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. ATRESIA DUODENUM
78
Seorang pasien usia 22 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas 1
jam yang lalu. Dari hasil pemeriksaan radiologis tampak udara
subdiafragma. Bagaimanakah posisi pemeriksaan foto polos
abdomen tersebut?
a. Supine
SOAL b. RLD
c. Erect
79 d. Prone
e. RLD, supine, erect
C. ERECT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Post KLL 1 jam lalu
• Foto BNO: udara subdiafragma

79
Pada kasus…
• Pasien post KLL 1 jam lalu
PEMBAHASAN
• Hasil foto BNO: udara subdiafragma  udara akan selalu
menempati tempat tertinggi, sedangka diafragma berada
di superior dari kavum abdomen
79  Jadi untuk mendapatkan gambaran udara dibawah
diafragma, maka foto polos abdomen dilakukan pada
posisi berdiri (erect)
Jawaban Lainnya
a. Supine : posisi pasien berbaring di atas meja
pemeriksaan, bahu diatur sejajar dengan jarak yang
PEMBAHASAN sama pada permukaan meja pemeriksaan, dan kedua
tungkai lurus

79 b. RLD : right lateral decubitus, yaitu posisi pasien


berbaring dengan sisi kanan dan sisi kiri sebagai atas.
Posisi ini sebaiknya tidak digunakan untuk melihat udara
dalam kavum abdomen karena akan mengecoh dengan
udara di gaster
d. Prone : posisi pasien telungkup dengan kepala menoleh
ke kanan/kiri
e. RLD, supine, erect
Jadi, posisi foto pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. ERECT
79
Seorang bayi usia 7 hari dibawa ibunya dengan keluhan belum
BAB sejak lahir. Keluhan disertai mual, muntah, perut kembung,
dan rewel. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tidak
memiliki anus. Apakah pemeriksaan berikutnya yang penting
untuk dilakukan?
SOAL a. USG
b. CT scan dengan kontras

80 c. Fistulografi
d. Invertogram
e. Foto abdomen 3 posisi
D. INVERTOGRAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi, 7 hari
• Belum BAB sejak lahir

80 • Disertai mual, muntah, perut kembung, dan rewel


• PF: tidak didapatkan anus

 Diagnosis mengarah pada kasus atresia ani


MALFORMASI KONGENITAL

PEMBAHASAN

80
MALFORMASI KONGENITAL

PEMBAHASAN

80
KLASIFIKASI ATRESIA ANI

Males Females
PEMBAHASAN • Cutaneous (perineal • Perineal fistula
fistula) • Vestibular fistula

80 • Retrourethral fistula
• Bulbar
• Imperforate anus without
fistula
• Prostatic • Rectal atresia
• Retro-bladder neck fistula • Cloaca
• Imperforate anus without • Short common channel
fistula • Long common channel
• Rectal atresia • Complex malformation
KLASIFIKASI ATRESIA ANI

PEMBAHASAN

80
TATALAKSANA ATRESIA ANI

PEMBAHASAN

80

Sumber: Annals of Pediatrics Surgery. October 2007.


TATALAKSANA ATRESIA ANI

PEMBAHASAN

80

Sumber: Annals of Pediatrics Surgery. October 2007.


TATALAKSANA ATRESIA ANI

PEMBAHASAN

80

Sumber: Annals of Pediatrics Surgery. October 2007.


TATALAKSANA ATRESIA ANI

PEMBAHASAN

80
Jawaban Lainnya
a. USG : untuk mengevaluasi adanya abnormalitas ginjal
pada kasus malformasi anorektal, tetapi bukan
PEMBAHASAN
pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan untuk
mendiagnosa atresia ani
80 b. CT scan dengan kontras : untuk mengetahui anatomi dan
kelainan pada rongga abdomen dan organ-organ
c. Fistulografi : diindikasikan untuk menampakkan saluran
atau ada/tidaknya fistula dan arah fistula
e. Foto abdomen 3 posisi : untuk kasus abdomen akut
Jadi, pemeriksaan berikutnya yang penting
dilakukan adalah…
PEMBAHASAN

D. INVERTOGRAM
80
Pasien perempuan usia 33 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan nyeri perut kanan atas sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri
dirasakan terutama setelah makan makanan berlemak dan
menjalar hingga ke bahu kanan. Pasien juga mengeluh mual,
muntah, dan tubuh menguning. Saat perut kanan atas ditekan
dan pasien disuruh menarik napas, tiba-tiba berhenti karena
SOAL
sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BMI 29, TD
120/80mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6C, ikterik (+), abdomen
81 buncit, defans muskular (-). Diagnosa pada pasien ini adalah…
a. Kolangitis
b. Kolesistitis
c. Koledokolitiasis
d. Kolelitiasis
e. Abses hepar
B. KOLESISTITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 33 tahun
• Nyeri perut kanan atas, 1 minggu

81 • Nyeri terutama setelah makan makanan berlemak dan


menjalar hingga ke pundak kanan
• Disertai mual, muntah, dan badan kuning
• Saat perut kanan atas ditekan dan pasien menarik napas,
tiba-tiba berhenti karena sakit  Murphy’s sign (+)
• PF: BMI 29, TTV normal, ikterik (+), perut buncit, defans
muskular (-)
KOLESISTITIS

PEMBAHASAN

81
MEKANISME KLINIS

PEMBAHASAN

81
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

81
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

81
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

81
USG disarankan sebagai
pemeriksaan awal
PEMBAHASAN

81
PEMBAHASAN

81
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

81
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

81
KOLANGITIS

PEMBAHASAN

81
KOLESISTITIS VS KOLANGITIS

PEMBAHASAN

81
DIAGNOSA BANDING

Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis


Nyeri kolik + + +/- +/-
PEMBAHASAN Nyeri tekan - - + +
(Murphy’s

81 sign)
Demam
Ikterus
-
-
-
+
+ (low grade) + (high grade)
- +
KOLESISTITIS VS KOLANGITIS

PEMBAHASAN

81
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

81

Sumber: Kumar Clinical Medicine


Jawaban Lainnya
a. Kolangitis : triad charcot + pentad reynaud
PEMBAHASAN c. Koledokolitiasis : faktor risiko dari kolangitis
d. Kolelitiasis : faktor risiko dari kolesistitis, gejala
81 asimptomatis s/d nyeri abdomen kanan atas ringan
e. Abses hepar : dapat disebabkan oleh amoeba maupun
bakteri pyogenik, nyeri perut kanan atas, demam tinggi,
dan dapat disertai hepatomegali
Jadi, diagnosa pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. KOLESISTITIS
81
Pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
demam hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Demam timbul
dan dirasakan semakin tinggi setiap malam. Keluhan juga disertai
dengan mual, muntah, dan sulit BAB pada awalnya, namun saat
ini pasien mengalami diare 6-8x/hari. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70mmHg, nadi 80x/menit, RR 22x/menit,
SOAL
suhu 38,6C. Pada kasus ini, kapan sebaiknya dilakukan
pemeriksaan kultur darah?
82 a. Minggu pertama
b. Minggu kedua
c. Minggu ketiga
d. Minggu keempat
e. Minggu kelima
A. MINGGU PERTAMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 23 tahun
• Panas hilang timbul, 2 minggu

82 • Demam timbul dan dirasakan semakin tinggi setiap


malam
• Disertai mual, muntah, sulit BAB kemudian diare 6-8x/hari
• PF: TD 110/70mmHg, nadi 80x/m, RR 22x/m, suhu 38,6C

 Diagnosis mengarah pada kasus demam tifoid


DEMAM TIFOID

Definisi
Penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
PEMBAHASAN
thypi

82 Patofisiologi
S. thypi dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang
tercemar. Beberapa bakteri yang tidak musnah oleh asam lambung
akan masuk ke usus halus dan mencapai limfoid plak Peyeri di ileum
terminalis yang hipertrofi. S. thypi ini juga dapat bersarang pada hati,
limfa, dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin S.
thypi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat
kuman tersebut berkembang biak sehingga merangsang sintesis dan
pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang
sehingga terjadi demam.
MANIFESTASI KLINIS DEMAM TIFOID

PEMBAHASAN

82
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

82
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
Jawaban Lainnya
a. Kolangitis : triad charcot + pentad reynaud
PEMBAHASAN c. Koledokolitiasis : faktor risiko dari kolangitis
d. Kolelitiasis : faktor risiko dari kolesistitis, gejala

82 asimptomatis s/d nyeri abdomen kanan atas ringan


e. Abses hepar : dapat disebabkan oleh amoeba maupun
bakteri pyogenik, nyeri perut kanan atas, demam tinggi,
dan dapat disertai hepatomegali
Jadi, pemeriksaan kultur darah pada pasien
adalah…
PEMBAHASAN

A. MINGGU PERTAMA
82
Pasien perempuan usia 19 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan demam dan BAK seperti teh sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
Pasien merupakan anak rantau yang sering jajan
sembarangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
SOAL 110/80mmHg, nadi 78x/menit, RR 24x/menit, suhu 38,5C,
sklera ikterik. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan

83 SGOP dan SGPT meningkat 10 kali dari hasil normal, bilirubin


total 8 mg/dl, bilirubin direk 6,8 mg/dl. Pada pemeriksaan
serologi didapatkan:
• IgM anti-HAV (+),
• anti-HBV (-),
• anti-HCV (+),
• HCV RNA (-).
Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. Hepatitis A akut
b. Hepatitis B akut
c. Hepatitis B kronik
SOAL d. Hepatitis C akut
e. Hepatitis C kronik
83
A. HEPATITIS A AKUT
KEYWORDS :
• Perempuan, 19 tahun  anak rantauan sering jajan sembarang
PEMBAHASAN • Demam dan BAK seperti teh, 3 hari
• Disertai mual, muntah, dan penurunan nafsu makan

83 • PF: TD 110/80mmHg, nadi 78x/m, RR 24x/m, suhu 38,5C,


sklera ikterik (+)
• Lab: SGOP dan SGPT naik 10x normal, bilirubin total 8mg/dl,
direk 6,8mg/dl, bilirubin indirek 1,2mg/dl
• Serologi:
• IgM anti-HAV (+)
• Anti-HBV (-)
• Anti-HBC (+)
• HCV RNA (-)
HEPATITIS A

PEMBAHASAN

83
HEPATITIS A

PEMBAHASAN

83
HEPATITIS A

Tanda dan gejala Penunjang Tatalaksana


• Demam • Serologi Hepatitis A • Nonmedikamentosa
PEMBAHASAN • Keluhan sistemik tidak • IgM dan IgG anti- • Bed rest
khas: mual, muntah, HAV • Asupan kalori

83
nyeri perut
• Biokimia hati cukup
• Kencing pekat seperti
teh • ALT >> AST • Medikamentosa
• Pemeriksaan fisik: • USG • Antipiretik
• Ikterus • Untuk eksklusi • Antiemetik
• Hepatomegali kolelitiasis
• Curcuma
• Nyeri tekan perut Komplikasi • Hepatic protector
kanan atas
Hepatitis fulminan
KLASIFIKASI HEPATITIS

PEMBAHASAN

83
SEROLOGI HEPATITIS

PEMBAHASAN

83
SEROLOGI HEPATITIS A

PEMBAHASAN

83
Pada kasus…
• Diketahui anti-HCV juga (+)  ada kemungkinan infeksi
hepatitis C tetapi tidak jelas apakah akut atau infeksi lama.
PEMBAHASAN
Maka dari itu perlu tes konfirmasi

83
SEROLOGI HEPATITIS C

PEMBAHASAN

83
HEPATITIS A

PEMBAHASAN

83
Jawaban Lainnya
b. Hepatitis B akut : HbsAg (+), HbeAg (+), anti-HBs (+), IgM
anti HBc (+), anti-HBc (+), waktu akut
PEMBAHASAN
c. Hepatitis B kronis : HbsAg (+), HbeAg (+), IgG anti-HBc
(+), anti-HBc (+)
83 d. Hepatitis C akut : anti-HCV (+), waktu akut
e. Hepatitis C kronis : anti-HCV (+)
Jadi, diagnosa pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

A. HEPATITIS A AKUT
83
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri perut sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai
dengan BAB berwarna hitam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 110/70mmHg, nadi 75x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,6C,
konjungtiva anemis, dan nyeri tekan epigastrium. Urea breath
test (+). Obat apa yang tepat diberikan?
SOAL
a. Ranitidine + amoksisilin selama 7 hari

84 b. Metoklopramid + metronidazole selama 7 hari


c. Sucralfat + klaritromisin+ metronidazole selama 7 hari
d. Aluminium hidroksida + amoksisilin + metronidazole selama
14 hari
e. Omeprazole + klaritromisin + amoksisilin selama 14 hari
E. OMEPRAZOLE + KLARITROMISIN +
AMOKSISILIN SELAMA 14 HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Nyeri perut, 4 hari

84 • Disertai BAB berwarna hitam


• PF: TD 110/70mmHg, nadi 75x/m, RR 22x/m, suhu 36,6C,
konjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrium (+)
• Urea breath test (+)

 Diagnosis mengarah pada kasus infeksi H. pylori


Pada kasus…
• Konjungtiva anemis  apakah ada perdarahan kronis? Atau
gangguan produksi RBC?
PEMBAHASAN • Nyeri tekan epigastrium dan BAB berwarna hitam 
melena, dapat menjelaskan anemia akibat perdarahan GIT
kronis
84 • Urea breath test (+)  infeksi H. pylori (+)
INFEKSI H. PYLORI

Definisi
Infeksi pada saluran GIT yang disebabkan oleh bakteri H. pylori
PEMBAHASAN
Jika terbukti (+) terinfeksi, maka:

84  Baru boleh ditatalaksana, karena pengobatan antibiotik rawan


gagal dan akan menimbulkan resistensi antibiotik yang
berbahaya

Tatalaksana
Terapi eradikasi kuman H. pylori dikenal dengan Triple Therapy
selama 14 hari (1 PPI + 2 antibiotik)
• Omeprazole 20 mg (2x1)
• Clarithromycin 500 mg (2x1) ATAU Metronidazole 500mg (3x1)
• Amoxicillin 1000 mg (2x1) ATAU Metronidazole 500 mg (3x1)
INFEKSI H. PYLORI

PEMBAHASAN

84

Sumber: Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL et all. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 19th
edition. New Yprk: Mc Graw Hill; 2015
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

84
INFEKSI H. PYLORI

PEMBAHASAN

84
INFEKSI H. PYLORI

PEMBAHASAN

84
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Empat tes utama:


1. Tes antibodi H. pylori darah
PEMBAHASAN
2. Tes napas urea (urea breath test)

84 3. Tes antigen pada feses


4. Biopsi lambung
UREA BREATH TEST

PEMBAHASAN

84
UREA BREATH TEST

PEMBAHASAN

84
UREA BREATH TEST

PEMBAHASAN

84
SYARAT UREA BREATH TEST

PEMBAHASAN

84
H. pylori TRIPLE THERAPY

PEMBAHASAN

84
Jawaban Lainnya
a. Ranitidine + amoksisilin selama 7 hari : salah, karena
ranitidine termasuk antihistamin-1, bukan terapi definitif H.
pylori, dan waktu pengobatan kurang
PEMBAHASAN
b. Metoklopramid + metronidazole selama 7 hari : salah, karena
metoklopramid termasuk antiemetik dan bukan terapi
84 definitif H. pylori, waktu pengobatan kurang
c. Sucralfat + klaritromisin + metronidazole selama 7 hari :
salah, karena sucralfat sebagai pelindung mukosa lambung,
dan waktu pengobatan kurang
d. Aluminium hidroklorida + amoksisilin + metronidazole selama
14 hari : salah, karena aluminium hidroklorida termasuk
antasida dan bukan terapi definitif H. pylori
Jadi, tatalaksana pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
E. OMEPRAZOLE + KLARITROMISIN
84 + AMOKSISILIN SELAMA 14 HARI
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
diare sejak 3 hari yang lalu. Diare berlendir, berdarah, dan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
baik, TD 100/60mmHg, nadi 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,2C,
turgor kembali dengan cepat, tidak ditemukan adanya tanda
dehidrasi. Hasil pemeriksaan feses didapatkan parasit dengan
SOAL sitoplasma bergranul mengandung eritrosit, inti di tengah dengan
kariosom padat di tengahnya, kromatin tersebar di sekitar inti,

85 parasit bergerak aktif. Apakah yang menjadi penyebab diare pada


kasus ini?
a. Balantidium coli
b. Shigella dysentriae
c. Giardia lamblia
d. Entamoeba hystolitica
e. Vibrio cholera
D. ENTAMOEBA HYSTOLITICA
KEYWORDS :
• Laki-laki, 18 tahun
PEMBAHASAN • Diare lendir darah, 3 hari
• Disertai demam
85 • PF: KU baik, TD 100/60mmHg, nadi 88x/m, RR 20x/m, suhu
38,2C, turgot kembali cepat, tanda dehidrasi (-)
• Pem. Feses: parasit dengan sitoplasma bergranul mengandung
eritrosit, inti di tengah dengan kariosom padat di tengahnya,
kromatin tersebar di sekitar inti, parasit bergerak aktif

 Diagnosa mengarah pada kasus disentri


DISENTRI

PEMBAHASAN

85
DISENTRI

PEMBAHASAN

85
DISENTRI SHIGELLOSIS

• Agen: shigella dysentriae


• Gejala: diare darah lendir
PEMBAHASAN >10x/hari, demam, tanda
dehidrasi (+), BAB bau

85 amis
• Toxin  shigatoxin 
sitotoksik
• Darah: PMN >>>
• Gold standard: fecal
smear  sebukan sel
PMN + shigella
• Terapi: Ciprofloxacin
2x500mg selama 3 hari
PEMBAHASAN

85
DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

85
DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

85
TATALAKSANA DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

85
BALANTIDIASIS

PEMBAHASAN

85
GIARDIA LAMBLIA (GIARDIASIS) Jarang berdarah

PEMBAHASAN

85
GIARDIA LAMBLIA (GIARDIASIS) Jarang berdarah

PEMBAHASAN

85
Jawaban Lainnya
a. Balantidium coli : agen protozoa yang dapat
menyebabkan balantidiasis, ditemukan parasit ovale
PEMBAHASAN
dengan vakuola berisi RBC
b. Shigella dysentriae : agen bakteri yang menyebabkan
85 disentri shigellosis, ditemukan sebukan sel PMN dan
shigella pada fecal smear
c. Giardia lamblia : agen protozoa yang menyebabkan
giardiasis
e. Vibrio cholera : agen bakteri yang dapat menyebabkan
kolera dan terjadi dehidrasi
Jadi, penyebab diare pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

D. ENTAMOEBA HYSTOLITICA
85
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
diare sejak 3 hari yang lalu. Diare berlendir, berdarah, dan disertai
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
baik, TD 100/60mmHg, nadi 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 38,2C,
turgor kembali dengan cepat, tidak ditemukan adanya tanda
dehidrasi. Hasil pemeriksaan feses didapatkan parasit dengan
SOAL sitoplasma bergranul mengandung eritrosit, inti di tengah dengan
kariosom padat di tengahnya, kromatin tersebar di sekitar inti,

86 parasit bergerak aktif. Terapi yang tepat pada kasus ini adalah…
a. Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari
b. Tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari
c. Amoksisilin 3x500mg selama 5 hari
d. Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
e. Cefadroksil 2x500 mg selama 3 hari
A. METRONIDAZOLE 3X500 MG
SELAMA 7 HARI
KEYWORDS :
• Laki-laki, 18 tahun
PEMBAHASAN
• Diare lendir darah, 3 hari

86 • Disertai demam
• PF: KU baik, TD 100/60mmHg, nadi 88x/m, RR 20x/m, suhu
38,2C, turgot kembali cepat, tanda dehidrasi (-)
• Pem. Feses: parasit dengan sitoplasma bergranul
mengandung eritrosit, inti di tengah dengan kariosom padat
di tengahnya, kromatin tersebar di sekitar inti, parasit
bergerak aktif

 Diagnosa mengarah pada kasus disentri amoebiasis


DISENTRI

PEMBAHASAN

86
DISENTRI AMOEBIASIS

• Agen: Entamoeba hystolitica


• Gejala: diare darah lendir
PEMBAHASAN >5x/hari, demam, BAB bau
busuk, tenesmus (+)

86 • Darah: eosinofil >>>


• Bentuk infektif: kista matang
(inti 4); bentuk
patogenik/invasif: trofozoid
• Gold standard: fecal smear
 protozoa amoeba
(trofozoid) dgn RBC di dalam
atau kista inti 4
• Terapi: Metronidazole
3x500mg selama 7-10 hari
DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86
Trofozoid Entamoeba Kista Entamoeba
hystolitica hystolitica
DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86

Gambaran makros usus halus (terdapat


ulkus) pada kasus disentri amoebiasis
DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86

Gambaran histopatologi ulkus pada usus


akibat disentri amoebiasi
TATALAKSANA DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86
TATALAKSANA DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86

Sumber: Medscape: Amebiasis


TATALAKSANA DISENTRI AMOEBIASIS

PEMBAHASAN

86

Sumber: Medscape: Amebiasis


Jawaban Lainnya
b. Tetrasiklin 4x500 mg selama 7 hari : terapi kolera
c. Amoksisilin 3x500 mg selama 5 hari : tidak tepat
PEMBAHASAN
d. Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari : terapi disentri

86 shigellosis
e. Cefadroxil 2x500 mg selama 3 hari : tidak tepat
Jadi, terapi yang tepat pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN
A. METRONIDAZOLE 3X500 MG
86 SELAMA 7 HARI
Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sering pusing dan badan terasa lemas sejak 1 minggu
yang lalu. Diketahui pasien menjalani diet vegetarian sejak 6
bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital
dalam batas normal, konjungtiva anemis, atrofi papil lidah.
SOAL Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Hb 8
mg/dl, LED 24 mm/jam, MCV 78 fl, MCHC normal. Jika

87 dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi, gambaran apa


yang ditemukan?
a. Anemia normokromik mikrositik
b. Anemia normokromik makrositik
c. Anemia normokromik normositik
d. Anemia hipokromik mikrositik
e. Anemia hiperkromik makrositik
D. ANEMIA HIPOKROMIK
MIKROSITIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun
• Sering pusing dan badan terasa lemas, 1 minggu

87 • Diet vegetarian sejak 6 bulan  asupan nutrisi kurang


• PF: TTV dbn, konjungtiva anemis (+), atrofi papil lidah (+)
• Lab: Hb 8 mg/dl, LED 24 mm/jam, MCV 78 fl, MCHC
normal
ANEMIA
(Hb < 13g% pada pria dan < 12g% pada wanita)

PEMBAHASAN

87
PEMBAHASAN

87
ANEMIA DEFISIENSI BESI

PEMBAHASAN

87
PEMBAHASAN

87
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANEMIA DEF. BESI

PEMBAHASAN

87
Pengukuran Eritrosit

Kadar hemoglobin (Hb)


PEMBAHASAN • Metode cyanmethemoglobin dengan teknik kolorimetri dan
spektrofotometri

87 • Nilai normal dewasa:


• Pria : 13-18 gr/dl
• Wanita : 12-16 gr/dl

Jumlah sel eritrosit (RBC)


• Hitung manual atau automatik (automatik > teliti)
• Nilai normal dewasa:
• Pria : 4,4-5,9 juta/cmm
• Wanita : 3,8-5,2 juta/cmm
Pengukuran Eritrosit

Hematokrit (HCT)
• Proporsi volume sel darah yang mengendap setelah disentrifus
PEMBAHASAN
dengan kecepatan tertentu dalam tabung Wintrobe
• Nilai normal dewasa:
87 • Pria : 40-48%
• Wanita : 37-43%
Indeks Eritrosit

Mean Corpuscular Volume (MCV)

PEMBAHASAN • Volume rata-rata eritrosit


• Nilai normal : 80-94 fl

87 • Rumus :

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


• Kandungan Hb rata-rata eritrosit
• Nilai normal : 26-32 pg
• Lebih akurat untuk menilai kadar Hb secara automatik
• Rumus :
Indeks Eritrosit

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)


• Konsentrasi hemoglobin rata-rata eritrosit
PEMBAHASAN
• Nilai normal : 30-36 g/l

87 •

Lebih akurat untuk menilai Hb pada pemeriksaan manual
Rumus :

Red Cell Distribution Width-Coefficient Variation (RDW-CV)


• Pengukuran heterogenitas volume eritrosit yang didapat dari
histogram secara automatik
• Nilai normal : 11,5-14,5%
• RDW-CV >>> : volume eritrosit bervariasi (anisositosis)
ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITIK

PEMBAHASAN

87
TATALAKSANA ANEMIA DEF. BESI

PEMBAHASAN

87

Sumber: Hoffbrand, A.V., Pettit, J.E., Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC.
Jawaban Lainnya
a. Anemia normokromik mikrositik
PEMBAHASAN b. Anemia normokromik makrositik : salah, karena MCV
lebih besar dari normal

87 c. Anemia normokromik normositik : salah, karena MCV


normal, biasa terjadi pada kasus perdarahan akut
e. Anemia hiperkromik makrositik : anemia megaloblastik
Jadi, gambaran pada pemeriksaan hapusan darah
tepi kasus ini adalah…
PEMBAHASAN
D. ANEMIA HIPOKROMIK
87 MIKROSITIK
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
demam naik turun sejak 6 hari lalu. Demam sempat turun 3 hari
yang lalu namun demam lagi 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluh
nyeri kepala, mimisan, gusi berdarah, dan muncul bintik-bintik
merah di kaki. Pada pemeriksaan fisik TD 110/70mmHg, nadi
90x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,5C, tampak ptekiae di kedua
SOAL ekstremitas bawah. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil Hb 15 mg/dl, HCT 45%, leukosit 3.000/cmm,

88 trombosit 300.000/cmm. Terapi yang diberikan adalah…


a. Cairan koloid
b. Cairan kristaloid
c. Vasopresor
d. Transfusi whole blood
e. Transfusi trombosit 10 kantung
B. CAIRAN KRISTALOID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Demam naik turun 6 hari lalu, 3 hari lalu turun, demam

88 lagi 1 hari SMRS


• Disertai nyeri kepala, mimisan, gusi berdarah, dan muncul
bintik-bintik merah di kaki
• PF: TD 110/70mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu
37,5C, tampak ptekiae di kedua ekstremitas bawah
• Lab: Hb 15 mg/dl, HCT 45%, WBC 3.000/cmm, PLT
300.000/cmm
 Diagnosa mengarah ke DHF grade II
DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

88

Sumber: WHO SEARO


KLASIFIKASI DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

88
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

88
POLA PANAS DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

88
KRITERIA DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMBAHASAN

88
KRITERIA DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMBAHASAN

88
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

88
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

88
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

88
Kapan perlu transfusi trombosit?

PEMBAHASAN

88

Sumber: http://saripediatri.idai.or.id
Jawaban Lainnya
a. Cairan koloid : tidak diberikan
PEMBAHASAN c. Vasopresor : tidak diberikan karena tidak dalam keadaan
shock

88 d. Transfusi whole blood : tidak diperlukan karena kadar Hb


lebih dari normal, kadar leukosit normal, dan kadar
trombosit normal
e. Transfusi trombosit 10 kantung : tidak diperlukan karena
kadar trombosit normal
Jadi, terapi yang diberikan adalah…
PEMBAHASAN

B. CAIRAN KRISTALOID
88
Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri dada sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai
dengan mual, muntah, dan rasa terbakar di dada yang menjalar
ke leher. Keluhan tidak berkurang dengan istirahat maupun
berbaring. Selain itu pasien juga mengeluh sering kembung dan
bersendawa. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80mmHg, nadi
SOAL
76x/menit, RR 18x/menit, suhu 36,8C, dan nyeri tekan
epigastrium (+). Apa terapi definitif yang tepat diberikan pada
89 kasus ini?
a. Antibiotik
b. Antiemetik
c. Proton pump inhibitor
d. Analgetik
e. Antiviral
C. PROTON PUMP INHIBITOR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• Nyeri dada, 3 hari

89 • Disertai mual, muntah, rasa terbakar di dada yang


menjalar ke leher, sering kembung, bersendawa
• Tidak berkurang dengan istirahat maupun berbaring
• PF: TTV dalam batas normal, nyeri tekan epigastrium (+)

 Diagnosa mengarah ke gastroesophageal reflux disease


(GERD)
PEMBAHASAN

89
PEMICU GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89
DIAGNOSIS GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89
DIAGNOSIS GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89
TATALAKSANA GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
TANDA BAHAYA
• Berat badan menurun
PEMBAHASAN • Hematemesis-melena
• Disfagia

89 • Odinofagia
• Anemia
Pada kasus…

PEMBAHASAN

89
TATALAKSANA GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89
Contoh pendekatan Step Down

PEMBAHASAN

89
TATALAKSANA GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89

Sumber: Konsensus GERD


TATALAKSANA GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

PEMBAHASAN

89

Sumber: Medscape: GERD


Komplikasi GERD

PEMBAHASAN

89
Jawaban Lainnya
a. Antibiotik : tidak dibutuhkan untuk GERD
PEMBAHASAN b. Antiemetik : bukan sebagai terapi definitif, namun dapat
sebagai komplemen (yaitu jenis prokinetik)

89 d. Analgetik : tidak dibutuhkan untuk GERD


e. Antiviral : tidak dibutuhkan untuk GERD
Jadi, terapi definitif yang tepat diberikan adalah…
PEMBAHASAN

C. PROTON PUMP INHIBITOR


89
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak sejak 6 jam yang lalu. Pasien diketahui adalah seorang
penderita DM tipe 1. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg,
nadi 118x/menit, RR 34x/menit, suhu 38,2C. Tercium napas
pasien berbau aseton. Dari hasil laboratorium didapatkan Hb
10,5g/dl, leukosit 16.000/µL, trombosit 200.000/µL, GDS
SOAL
420mg/dl. Apa dasar penyebab kelainan pada pasien dan
bagaimana tatalaksana awal yang tepat diberikan?
90 a. Resistensi insulin; insulin IV
b. Defisiensi insulin; rehidrasi
c. Peningkatan kadar insulin; insulin SC
d. Peningkatan glukagon; deksametason IM
e. Penurunan glukoneogenesis; air gula
B. DEFISIENSI INSULIN; REHIDRASI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 18 tahun, penderita DM tipe 1
• Sesak , 6 jam

90 • Napas bau aseton


• PF: TD 130/80, RR 34x/m (napas cepat dan dalam), nadi
118x/m, suhu 38,8C (febris)
• Lab: Hb 10,5g/dl, leukosit 16.000/µL, trombosit
200.000/µL, GDS 420mg/dl
DIABETES MELLITUS TIPE 1

PEMBAHASAN

90

Sumber: Harrison’s 19th ed


DIABETES MELLITUS TIPE 1

PEMBAHASAN

90

Sumber: Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. 2009


DIABETES MELLITUS TIPE 1

PEMBAHASAN

90

Sumber: Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. 2015


DIABETES MELLITUS TIPE 1

PEMBAHASAN

90
PEMBAHASAN

90
3 KARAKTERISTIK KAD

• Hiperglikemia
PEMBAHASAN • Ketonuria
• Ketoasidosis
90
TATALAKSANA KAD

PEMBAHASAN

90
TATALAKSANA KAD

PEMBAHASAN

90
TERAPI CAIRAN (REHIDRASI)

PEMBAHASAN

90
TERAPI INSULIN

PEMBAHASAN

90
TERAPI INSULIN

PEMBAHASAN

90
Jawaban Lainnya
a. Resistensi insulin; insulin IV : merupakan mekanisme
sindroma metabolik dan DM tipe 2; pemberian insulin
dilakukan sekitar 1 jam setelah koreksi cairan
PEMBAHASAN c. Peningkatan kadar insulin; insulin SC : mekanisme keganasan
pankreas dapat mengakibatkan hipoglikemia berulang akibat

90 peningkatan sekresi insulin; insulin SC diberikan untuk terapi


rumatan pasien DM
d. Peningkatan glukagon; deksametason IM : sama-sama dapat
mengakibatkan peningkatan gula darah, namun bukan
mekanisme terjadinya DM tipe 1; deksametason IM diberikan
saat koreksi cairan dan pemberian insulin tetap gagal
menurunkan kadar gula darah
e. Penurunan glukoneogenesis; air gula : justru melawan
penyakit diabetes; air gula diberikan pada kasus hipoglikemia
apabila pasien sadar
Jadi, dasar penyebab dan tatalaksana awal yang
tepat diberikan adalah…
PEMBAHASAN

B. DEFISIENSI INSULIN; REHIDRASI


90
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak sejak 1 tahun terakhir dan semakin hari dirasakan semakin
memberat bila sedang beraktifitas. Sejak 2 hari ini sesak
dirasakan sangat mengganggu, disertai batuk berdahak
berwarna kehijauan. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak
usia 20 tahun sebanyak 2 bungkus sehari. Pada pemeriksaan fisik
SOAL
didapatkan TD 130/80mmHg, nadi 100x/menit, RR 30x/menit,
suhu 37,1C, barrel chest (+), pursued lips breathing (+), wheezing
91 +/+, rhonki +/+. Diagnosa pada pasien ini adalah…
a. PPOK
b. Asma bronkial akut
c. TB paru aktif
d. Efusi pleura
e. Bronkiektasis
A. PPOK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 67 tahun
• Sesak, 1 tahun, semakin hari semakin memberat terutama

91 bila beraktifitas
• Disertai batuk berdahak berwarna kehijauan
• Kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun sebanyak 2
bungkus sehari
• PF: TD 130/80, nadi 100x/m, RR 30x/m, suhu 37,1C, barrel
chest (+), pursued lips breathing (+), wheezing +/+, rhonki
+/+
DEFINISI

PPOK
• Adalah penyakit paru yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
PEMBAHASAN sepenuhnya reversibel, progresif, dan berhubungan dengan inflamasi paru
terhadap partikel gas beracun dan disertai efek ekstra paru.

91 • Gabungan antara onstruksi saluran napas kecil dan kerusakan parenkim.

Emfisema
• Adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminalis disertai kerusakan dinding alveoli.

Bronkitis kronis
• Adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronis berdahak
minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-
turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PPOK
(American Thoracic Society (ATS))

Faktor Host
PEMBAHASAN • Faktor genetik
• Anatomi saluran napas

91 Faktor Exposure
• Merokok
• Status sosioekonomi
• Hipereaktivitas saluran napas
• Pekerjaan
• Polusi lingkungan
• Kejadiaan saat perinatal (defisiensi a1 antitripsin)
• Infeksi bronkopulmoner rekuren
• Diet rendah ikan laut, buah, dan antioksidan
PPOK

Manifestasi klinis Pemeriksaan fisik


• Sesak progresif, • Tanda-tanda hiperinflasi paru: iga
tampak horizontal, barrel chest,
PEMBAHASAN persisten, memberat dan abdomen menonjol keluar
dengan aktivitas, terasa • Hemidiafragma mendatar

91 berat, sukar bernapas


• Batuk kronis
• Laju respirasi istirahat >
20x/menit dan pola napas lebih
dangkal
• Batuk kronis berdahak • Letak hati lebih rendah sehingga
mudah dipalpasi
• Riwayat faktor risiko (+)
• Irama jantung di apeks lebih sulit
didengar karena adanya
hiperinfalsi paru
• Bunyi jantung terdengar lebih
keras di area xiphoideus
• Bisa ditemukan wheezing
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

91
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Radiologi foto thoraks: tampak emfisematous lung


(hiperinflasi/hyperaerated lung, hiperlusens, ruang
PEMBAHASAN
retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung
pendulum)
91 • Spirometri: post bronkodilator FEV1/C < 70% (tidak
dilakukan saat akut)
• DPL & AGD
RADIOLOGI

PEMBAHASAN

91
INTERPRETASI SPIROMETRI

Nilai spirometri Obstruksi Retriksi Mix (obstruksi +


restriksi)
PEMBAHASAN FEV1 Turun Turun Turun
FVC Normal Turun Turun

91 FEV1/FVC
Contoh
penyakit
Turun
TB, pneumonia,
korpus alienum,
Normal
Efusi pleura
masif,
Turun
Asma +
pneumothoraks
asma, PPOK ateletaksis,
Asma & PPOK  pneumothoraks,
untuk bedakan hematothoraks,
pakai test empyema
reversibilitas
SABA
KLASIFIKASI PPOK

PEMBAHASAN

91
GRADING PPOK
Modified Medical Research Council (mMRC)

mMRC Keterangan
PEMBAHASAN Grade 1 Saya hanya sesak jika aktivitas sangat berat
Grade 2 Saya sesak ketika jalan terburu-buru, atau menaiki bukit

91 Grade 3 Saya berjalan lebih lambat dari orang sebaya saya karena
sesak, ketika jalan biasa kadang saya harus berhenti
berjalan/istirahat karena sesak
Grade 4 Saya sesak bahkan ketika melakukan aktivitas ringan seperti
berpakaian, saya tidak mau keluar rumah karena pasti
sesaknya ketika jalan sebentar
TATALAKSANA PPOK

PEMBAHASAN

91
Jawaban Lainnya
b. Asma bronkial akut : onset usia dini, gejala bervariasi,
gejala timbul malam/dini hari, riwayat
PEMBAHASAN alergi/atopi/rhinitis/eksim, riwayat keluarga asma/alergi
obstruksi, reversibel

91 c. TB paru aktif : onset pada semua usia, pemeriksaan


utama dengan sputum BTA, radiologi didapatkan
fibroinfiltrat
d. Efusi pleura : pada foto thoraks didapatkan
perselubungan pada sinus costophrenicus
e. Bronkiektasis : sering berhubungan dengan infeksi,
sputum purulen dalam jumlah banyak dan berlapis-lapis,
didapatkan ronkhi basah kasar dan jari tabuh, radiologi
tampak honey comb/trem line appearance
Jadi, diagnsoa pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. PPOK
91
Seorang perempuan usia 19 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan sesak nafas sejak 1 jam lalu, batuk, dan mengi. Pasien
tampak sesak bila bicara dan terputus-putus setelah mengucap
beberapa kata. Pasien merasa sesak bila berbaring dan memilih
duduk. Sesak seperti ini sudah beberapa kali dialami pasien namun
sifatnya hilang timbul. Pasien terakhir mengalami serangan sesak 2
SOAL hari lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70mmHg, nadi
90x/menit, RR 32x/menit, suhu 36,7C, pemeriksaan dada

92 didapatkan retraksi, Rh -/- dan Wh +/+. Apa diagnosis yang paling


tepat?
a. Asma persisten ringan serangan ringan
b. Asma persisten ringan serangan sedang
c. Asma persisten sedang serangan ringan
d. Asma intermiten serangan ringan
e. Asma intermiten serangan sedang
B. ASMA PERSISTEN RINGAN SERANGAN
SEDANG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 67 tahun
• Sesak, 1 tahun, semakin hari semakin memberat terutama

92 bila beraktifitas
• Disertai batuk berdahak berwarna kehijauan
• Kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun sebanyak 2
bungkus sehari
• PF: TD 130/80, nadi 100x/m, RR 30x/m, suhu 37,1C, barrel
chest (+), pursued lips breathing (+), wheezing +/+, rhonki
+/+
ASMA

TANDA KARDINAL ASMA:


PEMBAHASAN • Sesak
• Wheezing (+), batuk berdahak
92 • Diawali oleh faktor pencetus (alergen; ISPA)
• Bersifat episodik, reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
• Gejala timbul/memburuk terutama malam/dini hari
• Riwayat atopi, riwayat keluarga (+)
• Ro: hiperinflasi paru
• Komplikasi: gagal napas, asidosis respiratorik
DERAJAT ASMA

PEMBAHASAN

92
DERAJAT EKSASERBASI ASMA

PEMBAHASAN

92
TINGKATAN ASMA TERKONTROL

Karakteristik Terkontrol Terkontrol Tak terkontrol


sebagian
PEMBAHASAN Gejala harian Maksimal > 2x/minggu Minimal ada 3 ciri
seminggu 2x asma terkontrol

92 Keterbatasan
aktivitas
Gejala malam/
Tidak ada

Tidak ada
Sewaktu-waktu
dalam seminggu
Sewaktu-waktu
sebagian muncul
sewaltu-waktu
dalam seminggu
nokturnal dalam seminggu
Kebutuhan Maksimal 2 kali > 2x/minggu
reliever dalam semingu
FEV1 atau APE Normal < 80%
TATALAKSANA ASMA PERSISTEN RINGAN

PEMBAHASAN

92 • Obat reliever: SABA


TATALAKSANA ASMA PERSISTEN SEDANG

PEMBAHASAN

92

• Obat reliever: SABA


TATALAKSANA ASMA PERSISTEN BERAT

PEMBAHASAN

92

• Obat reliever: Beta agonis inhaler


Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
B. ASMA PERSISTEN RINGAN
92 SERANGAN SEDANG
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan demam pada malam hari. Sejak sekitar 1
bulan yang lalu, pasien batuk-batuk dengan dahak berwarna
kehijauan. Diketahui pasien memiliki riwayat mengalami
SOAL keluhan yang sama 3 tahun yang lalu, diterapi selama 6 bulan,
dan sudah dinyatakan sembuh. Apakah diagnosis yang

93 mungkin pada kasus ini?


a. TB paru kasus baru
b. TB paru kasus kronik
c. TB paru kasus gagal
d. TB paru dengan multi drug resistance
e. TB paru kasus relaps
E. TB PARU KASUS RELAPS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Batuk berdarah, 2 hari

93 • 1 bulan lalu, batuk dahak berwarna kehijauan


• Disertai demam pada malam hari
• RPD (+) 3 tahun yang lalu, diterapi selama 6 bulan, dan
sudah dinyatakan sembuh
PEMBAHASAN

93
PEMBAHASAN

93
PEMBAHASAN

93
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

93
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

93
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

93
Jawaban Lainnya
a. TB paru kasus baru : tidak pernah diobat atau pernah
minum OAT < 28 hari
PEMBAHASAN b. TB paru kasus kronik : tidak ada istilah ini
c. TB paru kasus gagal : pernah diobati dan dinyatakan
93 gagal pada akhir pengobatan
d. TB paru dengan multi drug resistance : resisten terhadap
INH dan Rifampisin dengan atau tanpa OAT lain
Jadi, diagnsoa pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

E. TB PARU KASUS RELAPS


93
Pasien laki-laki berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan batuk sejak 2 minggu lalu. Batuk disertai banyak
dahak terutama pada pagi hari dan pada saat perubahan
posisi, terkadang disertai darah. Batuk berdahak warna
kehijauan yang apabila didiamkan akan membentuk lapis-
SOAL lapis. Riwayat merokok disangkal. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80mmHg, nasi 78x/menit, RR 20x/menit,

94 suhu 36,8C, rhonki +/+. Apakah diagnosis yang tepat pada


kasus ini?
a. PPOK
b. Bronkiektasis
c. Asma
d. Emfisema
e. Bronkitis kronis
B. BRONKIEKTASIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Batuk berdahak, 2 minggu

94 • Dahak banyak pada pagi hari, perubahan posisi, kadang


disertai darah
• Batuk berdahak berwarna kehijauan yang didiamkan
membentuk lapis-lapis
• Riwayat merokok (-)
• PF: TTV normal, rhonki +/+
BRONKIEKTASIS

PEMBAHASAN

94
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

94
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

94
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

94
Jawaban Lainnya
a. PPOK : dominan riwayat merokok (+)
c. Asma : riwayat atopi diri sendiri maupun keluarga, sesak
PEMBAHASAN sejak kecil, wheezing (+)
d. Emfisema : gambaran radiologi pada kasus PPOK
94 e. Bronkitis kronis : batuk kronis, riwayat merokok (+)
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

B. BRONKIEKTASIS
94
Pasien perempuan berusia 67 tahun dibawa keluarganya ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas. Keluarga mengatakan
pasien mulai mengalami sesak setelah disuapi makanan dan
tersedak. Diketahui pasien adalah seorang penderita stroke
yang sudah 1 tahun ini bed rest di rumah. Pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan pasien tampak sesak, TD 110/70mmHg, nasi
98x/menit, RR 28x/menit, suhu 37,1C, rhonki +/+. Apakah

95 diagnosis yang tepat pada kasus ini?


a. Pneumonia atipikal
b. Pneumonia komunitas
c. Pneumonia nosokomial
d. Pneumonia aspirasi
e. Pneumonia tipikal
D. PNEUMONIA ASPIRASI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 67 tahun
• Sesak napas setelah disuapi makanan dan tersedak

95 • PF: tampak sesak, RR 28x/m, rhonki +/+


PNEUMONIA ASPIRASI

PEMBAHASAN

95
PNEUMONIA ASPIRASI

PEMBAHASAN

95
PNEUMONIA ASPIRASI

PEMBAHASAN

95
TATALAKSANA PNEUMONIA ASPIRASI

PEMBAHASAN

95
Jawaban Lainnya
a. Pneumonia atipikal : disebabkan oleh mycoplasma,
legionell, dan chlamydia
PEMBAHASAN b. Pneumonia komunitas : disebabkan oleh strep.
pneumonia (14%), klebsiella (45%), hemophilus

95 influenzae, MRSA (9%), enterobacter sp (5%), dll


c. Pneumonia nosokomial : sebagian besar pseudomonas
dimana onset timbul minimal setelah 48 jam di RS
e. Pneumonia tipikal : pasien dengan gejala pneumonia
namun hapusan sputum negatif, foto thoraks tampak
patchy atau normal
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

D. PNEUMONIA ASPIRASI
95
Pasien laki-laki usia 70 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sesak napas terutama dada kiri sejak 1 bulan yang
lalu disertai batuk tidak berdahak. Pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran CM, TD 120/80mmHg, nadi
100x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,7C, paru kiri tertinggal
SOAL saat bernapas, dinding dada kiri lebih cembung, fremitus
melemah, redup, suara pernapasan melemah sampai

96 menghilang pada bagian 2/3 bawah paru, wheezing -/-, rhonki


-/-. Pemeriksaan foto thorak didapatkan gambaran sebagai
berikut.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Ateletaksis
b. Pneumothoraks
c. Efusi pleura
SOAL d. Pneumonia
e. TB milier
96
C. EFUSI PLEURA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 70 tahun
• Sesak napas terutama dada kiri disertai batuk tidak

96 berdahak, 1 bulan
• PF: TTV dalam batas normal, paru kiri tertinggal saat
bernapas, dinding dada kiri lebih cembung, fremitus
melemah, redup, suara pernapasan melemah sampai
menghilang pada bagian 2/3 bawah paru, wheezing -/-,
rhonki -/-
DEFINISI

Efusi pleura
• Adalah menumpuknya cairan di rongga pleura, biasanya disebabkan
PEMBAHASAN oleh gangguan kardiopulmonal

96 Hematothoraks
• Adalah menumpuknya darah di rongga pleura, biasanya disebabkan
oleh trauma

Empyema
• Adalah menumpuknya pus di rongga pleura, biasanya disebabkan
oleh infeksi
EFUSI PLEURA

PEMBAHASAN

96
FOTO THORAKS EFUSI PLEURA

PEMBAHASAN

96
FOTO THORAKS EFUSI PLEURA

PEMBAHASAN

96
ANALISIS CAIRAN EFUSI PLEURA

PEMBAHASAN

96
PEMBAHASAN

96
TATALAKSANA EFUSI PLEURA

Torakosentesis
PEMBAHASAN
• Adalah mengambil cairan,
darah, atau pus pada pleura
dari kavum thoraks
96
PEMBAHASAN

96
Jawaban Lainnya
a. Ateletaksis : radioopak, struktur disekitar
(trakea/jantung) tertarik
PEMBAHASAN b. Pneumothoraks : hiperlusen avaskular, garis pleura (+)
d. Pneumonia : infiltrat (+)
96 e. TB milier : bercak putih halus nodular di sekitar lapang
paru yang tersebar seperti biji beras
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

C. EFUSI PLEURA
96
Pasien laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan sesak napas dan demam sejak 1 hari yang lalu. 3 hari
yang lalu pasien batuk, demam, dan keluar ingus banyak.
Diketahui pasien adalah seorang peternak ayam. Pasien
mengaku unggasnya mati mendadak sehari sebelumnya.
SOAL Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak, TD
100/70mmHg, nadi 118x/menit, RR 48x/menit, suhu 39,8C.

97 Tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah…


a. Amantadine
b. Tenofovir
c. Zidovudine
d. Zanamivir
e. Oseltamivir
E. OSELTAMIVIR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun, peternak ayam
• Sesak napas dan demam, 1 hari

97 • Batuk, demam, keluar ingus banyak 3 hari lalu


• 1 hari sebelumnya unggas mati mendadak
• PF: tampak sesak, TD 100/70, nadi 118x/m, RR 48x/m,
suhu 39,8C
INFEKSI AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
INFEKSI AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
INFEKSI AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
INFEKSI AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
INFEKSI AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
DD: SWINE FLU (H1N1)

PEMBAHASAN

97
TATALAKSANA AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
TATALAKSANA AVIAN INFLUENZA

PEMBAHASAN

97
Jawaban Lainnya
a. Amantadin : tidak dipakai lagi
b. Tenofovir : virus HIV/AIDS
PEMBAHASAN
c. Zidovudine : virus HIV/AIDS

97 d. Zanamivir : bukan lini pertama


Jadi, tatalaksana pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

E. OSELTAMIVIR
97
Pasien laki-laki usia 75 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan sesak napas yang semakin lama semakin memberat
dan batuk-batuk sejak 1 minggu yang lalu. Batuk tidak
berdahak. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak,
TD 100/70mmHg, nadi 96x/menit, RR 48x/menit, suhu 37,2C,
SOAL perkusi hipersonor pada kedua lapang paru, fremitus
menurun, wheezing +/+, rhonki -/-. Tatalaksana yang tepat

98 diberikan adalah…
a. Ipraptorium bromide
b. Tiotropium bromide
c. Salbutamol inhalasi dan Ipraptorium bromida
d. Salbutamol inhalasi dan kortikosteroid
e. Salbutamol inhalasi dan antibiotik
D. SALBUTAMOL INHALASI DAN
KORTIKOSTEROID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 75 tahun
• Sesak napas dan batuk, 1 minggu

98 • Sesak dirasakan semakin hari semakin berat


• Batuk tidak berdahak
• PF: tampak sesak, TD 100/70, nadi 96x/m, RR 48x/m, suhu
37,2C, perkusi hipersonor pada kedua lapang paru,
fremitus menurun, wheezing +/+, rhonki -/-

 Diagnosis mengarah pada kasus PPOK eksaserbasi akut


PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


TATALAKSANA PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


TATALAKSANA PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


TATALAKSANA PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98

Sumber: PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. PDPI. 2016


TATALAKSANA PPOK EKSASERBASI AKUT

PEMBAHASAN

98
Jawaban Lainnya
a. Ipraptorium bromide : antikolinergik (short-acting) saja
tidak cukup
PEMBAHASAN b. Tiotropium bromide : antikolinergik (long-acting) saja
tidak cukup

98 c. Salbutamol inhalasi dan ipraptorium bromide : keduanya


sama-sama bronkodilator
e. Salbutamol inhalasi dan antibiotik : antibiotik masih
belum diperlukan
Jadi, tatalaksana yang paling tepat diberikan
adalah…
PEMBAHASAN
D. SALBUTAMOL INHALASI DAN
98 KORTIKOSTEROID
Pasien laki-laki usia 70 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak
napas dan batuk darah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai
penurunan berat badan 12 kg dalam 3 bulan, riwayat merokok 2-3
bungkus/hari sejak usia 20 tahun. Keluhan ini dialami sejak 2 tahun
terakhir dan dirasakan semakin memberat. 10 tahun yang lalu pasien
pernah mengalami keluhan yang sama dan hilang timbul. Pemeriksaan
SOAL fisik didapatkan pasien tampak sesak, TD 110/70mmHg, nadi
106x/menit, RR 38x/menit, suhu 37,7C, perkusi hipersonor pada ICS III

99 kebawah paru kiri. Hasil pemeriksaan radiologi tampak gambaran coin


lesion. Diagnosis yang tepat adalah…
a. TB paru
b. Pneumonia lobaris
c. Efusi pleura
d. Abses paru
e. Tumor primer paru
E. TUMOR PRIMER PARU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 70 tahun
• Sesak napas dan batuk darah, 2 hari

99 • Disertai penurunan BB 12 kg dalam 3 bulan, dialami 2


tahun dan semakin memberat
• Riwayat merokok (+) 2-3 bungkus/hari sejak usia 20 tahun
(selama 50 tahun)
• RPD (+) 10 tahun yang lalu, keluhan sama hilang timbul
• PF: tampak sesak, TD 110/70, nadi 106x/m, RR 38x/m,
suhu 37,7C, perkusi hipersonor pada ICS III kebawah paru
kiri
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Kanker Paru di Indonesia. PDPI. 2003
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Kanker Paru di Indonesia. PDPI. 2003
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99

Sumber: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Kanker Paru di Indonesia. PDPI. 2003
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99
KANKER PARU

PEMBAHASAN

99
Jawaban Lainnya
a. TB paru : batuk darah, sputum BTA (+), fibroinfiltrat (+)
di apeks
PEMBAHASAN b. Pneumonia lobaris : demam, batuk, ronki (+), infiltrat
sesuai lobusnya

99 c. Efusi pleura : sesak, sinus costophrenicus tampak


perselubungan, gambaran meniskus sign (+)
d. Abses paru : sesak, demam, kavitas dengan gambaran
air fluid level
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. TUMOR PRIMER PARU


99
Pasien perempuan usia 25 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
sesak napas sejak 3 jam SMRS. Pasien memiliki riwayat sesak sejak
kecil. Pemeriksaan fisik didapatkan wheezing pada hemithoraks
kanan dan kiri. Kemudian dokter memberikan obat kepada pasien.
Setelah mengonsumsi obat tersebut pasien merasa dada berdebar-
debar dan frekuensi nadi meningkat lebih dari 120 kali/menit. Obat
SOAL
apakah yang menyebabkan keluhan tersebut?

100 a. Kodein
b. Teofilin
c. Salbutamol
d. Terbutaline
e. Epinefrin
C. SALBUTAMOL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun
• Sesak napas, 3 jam SMRS

100 • Riwayat sesak sejak kecil (+)  asma


• PF: wheezing +/+
• Diberikan obat, kemudian berdebar-debar dan frekuensi
nadi meningkatan > 120x/menit
ASMA

PEMBAHASAN

100

Sumber: PDPI: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksana Asma di Indonesia. GINA. 2005
ASMA

PEMBAHASAN

100

Sumber: PDPI. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksana di Indonesia. 2004


PEMBAHASAN

100
ASMA

PEMBAHASAN

100

Sumber: PDPI. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksana di Indonesia. 2004


PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
ASMA

PEMBAHASAN

100

Sumber: http://www.bmj.com/content/1/5750/637
Jadi, obat yang menyebabkan keluhan tersebut
adalah…
PEMBAHASAN

C. SALBUTAMOL
100
Pasien perempuan usia 50 tahun datang ke puskesmas untuk
pemeriksaan berkala kadar gula darah tiap bulannya. Pasien
memiliki riwayat diabetes mellitus selama bertahun-tahun.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/100mmHg, nadi 86x/menit,
RR 18x/menit, suhu 36,5. Apakah obat antihipertensi yang paling
SOAL tepat?
a. Hidroklorotiazid

101 b. Captopril
c. Bisoprolol
d. Amlodipine
e. Spironolakton
B. CAPTOPRIL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 50 tahun
• Riwayat DM (+)

101 • PF: TD 150/100mmHg


JNC VIII

PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
JNC VIII

PEMBAHASAN

101
Jadi, obat antihipertensi yang tepat diberikan
adalah…
PEMBAHASAN

B. CAPTOPRIL
101
Pasien laki-laki usia 57 tahun datang ke IGD dengan keuhan
nyeri dada menjalar ke bahu kiri. Keluhan disertai keringat
dingin, mual, dan muntah. Durasi nyeri lebih dari 30 menit.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100mmHg, nadi
86x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5C. Apakah pemeriksaan
SOAL penunjang yang pertama kali dilakukan?
a. Treadmill test

102 b. Enzim jantung


c. Elektrokardiografi
d. Ekokardiografi
e. CT scan jantung
C. ELEKTROKARDIOGRAFI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 57 tahun
• Nyeri dada menjalar ke bahu kiri

102 • Disertai keringat dingin, mual, dan muntah


• PF: TD 160/100mmHg
IMA

PEMBAHASAN

102
PEMBAHASAN

102
IMA

PEMBAHASAN

102
Jadi, pemeriksaan penunjang pertama yang
dilakukan adalah…
PEMBAHASAN

C. ELEKTROKARDIOGRAFI
102
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri dada kiri terutama saat beraktivitas. Keluhan dirasakan
selama 30 menit dan tidak menghilang dengan istirahat.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/100mmHg, nadi
106x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan EKG
SOAL didapatkan ST elevasi pada V1-V6. Apakah diagnosis yang paling
mungkin pada pasien?

103 a. Infark miokard inferior


b. Infark ventrikel kanan
c. Angina pektoris stabil
d. Angina pektoris tidak stabil
e. Infark miokard anterior ekstensif
E. INFARK MIOKARD ANTERIOR
EKSTENSIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 67 tahun
• Nyeri dada kiri terutama saat beraktivitas, selama 30

103 menit dan tidak menghilang dengan istirahat


• PF: TD 150/100mmHg, nadi 108x/m, RR 20x/m
• EKG: ST elevasi pada V1-V6
SKA

PEMBAHASAN

103
SKA

PEMBAHASAN

103
SKA

PEMBAHASAN

103
SKA
No. Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
yang terganggu
PEMBAHASAN 1. Anteroseptal V1 – V4 Left anterior
descending coronary

103
artery
2. Anterior V3 – V4 (kadang Left anterior
V2 – V5) descending coronary
artery
3. Anterior ekstensif V1 – V6, I, aVL Proximal left
coronary artery
4. Anterolateral V3 – V6, I, aVL Left circumflex
coronary artery
5. Inferior II, III, aVF Right coronary artery
6. Posterior V7 – V9 Right coronary artery
Jawaban Lainnya
a. Infark miokard inferior : ST elevasi pada lead II, III, aVF
b. Infark ventrikel kanan : ST elevasi pada lead V3R – V4R
PEMBAHASAN
c. Angina pektoris stabil : ST segmen normal

103 d. Angina pektoris tidak stabil : ST segmen normal


Jadi, diagnosis yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN
E. INFARK MIOKARD ANTERIOR
103 EKSTENSIF
Pasien perempuan usia 60 tahun datang dibawa keluarganya ke
IGD RS karena tidak sadarkan diri setelah jatuh di kamar mandi.
Pada pemeriksaan dokter mendapatkan sinus bradikardi namun
nadi karotis teraba. Penanganan yang paling tepat dilakukan
menurut algoritma adalah…
SOAL a. Atropin
b. Adrenalin
104 c. Defibrilasi 200 J
d. Kardioversi
e. Pemasangan pacemaker
A. ATROPIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 60 tahun
• Tidak sadarkan diri setelah jatuh di kamar mandi

104 • PF: sinus bradikardi, nadi karotis teraba


PEMBAHASAN

104
Jadi, penanganan yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. ATROPIN
104
Pasien laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
dada terasa berdebar-debar setelah minum kopi. Dada terasa
tidak nyaman. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak gelisah,
frekuensi nadi 160 kali/menit, TD 130/80 mmHg, lain-lain dalam
batas normal. Dari hasil EKG didapatkan laju 180x/menit, QRS
SOAL sempit, reguler, gelombang P tidak jelas. Terapi yang paling tepat
diberikan kepada pasien adalah…

105 a. Digoksin
b. Adenosin
c. Diltiazem
d. Amiodaron
e. Propanolol
B. ADENOSIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Dada berdebar-debar setelah minum kopi, dada terasa

105 tidak nyaman


• PF: tampak gelisah, nadi 160x/m, TD 130/80
• EKG: laju 180x/m, QRS sempit, reguler, gelombang P tidak
jelas
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
Jadi, terapi yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ADENOSIN
105
Pasien perempuan usia 37 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
nyeri dada sejak 12 jam SMRS. Nyeri dirasakan semakin bertambah
berat saat pasien menarik napas dan berkurang apabila duduk
membungkuk. Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya. Nyeri dirasakan tidak membaik meskipun saat
beristirahat. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak gelisah, nadi 90
SOAL kali/menit, TD 120/80 mmHg, RR 18 kali/menit, suhu 36,8C. Dari
pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan friction rub dan hasil

106 EKG tampak ST elevasi hampir semua lead. Apa diagnosis yang
tepat pada kasus ini?
a. STEMI
b. Penyakit jantung rematik
c. Endokarditis
d. Miokarditis
e. Perikarditis
E. PERIKARDITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 37 tahun
• Nyeri dada 12 jam SMRS, bertambah berat saat menarik

106 napas dan berkurang saat duduk membungkuk


• Kejadian baru pertama kali dan tidak membaik dengan
istirahat
• PF: tampak gelisah, TTV dalam batas normal, auskultasi
jantung friction rub
• EKG: ST elevasi hampir semua lead
PERIKARDITIS

PEMBAHASAN

106
PERIKARDITIS

PEMBAHASAN

106
PERIKARDITIS

PEMBAHASAN

106
EKG PADA PERIKARDITIS

PEMBAHASAN

106
DD: ENDOKARDITIS BAKTERIAL

PEMBAHASAN

106
DD: ENDOKARDITIS BAKTERIAL

PEMBAHASAN

106
DEMAM REMATIK

PEMBAHASAN

106
DEMAM REMATIK

PEMBAHASAN

106
Jawaban Lainnya
a. STEMI : nyeri dada khas angina, St elevasi spesifik, enzim
jantung meningkat
PEMBAHASAN b. Penyakit jantung rematik : komplikasi tersering demam
rematik

106 c. Endokarditis : “Duke Criteria”, seperti pada echo


ditemukan vegetasi, murmur regurgitasi (+), demam,
riwayat IVDU, riwayat cabut gigi
d. Miokarditis : inflamasi otto jantung, gangguan kontraksi,
manifestasi biasanya gagal jantung, EKG diffuse T
inverted, prolonged QT wave
Jadi, diagnosis kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

E. PERIKARDITIS
106
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
sesak napas sejak 2 bulan yang lalu. Sesak dirasakan semakin
bertambah berat apabila pasien beraktivitas. Pasien juga
mengeluhkan harus tidur dengan menggunakan 2-3 bantal dan sering
terbangun pada malam hari karena tiba-tiba sesak. Pasien adalah
seorang penderita hipertensi yang jarang kontrol dan tidak minum
SOAL
obat antihipertensi rutin. Pada pemeriksaan fisik TD 150/100 mmHg,
nadi 114 kali/menit, RR 32 kali/menit, suhu 36,8C, rhonki +/+ di basal
107 paru. Apa diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Cor pulmonale
b. Tamponade jantung
c. Angina pektoris tidak stabil
d. Gagal jantung kongestif
e. Syok kardiogenik
D. GAGAL JANTUNG KONGESTIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 67 tahun
• Sesak napas sejak 2 bulan lalu, semakin memberat saat

107 beraktivitas
• Harus tidur dengan 2-3 bantal dan sering terbangun pada
malam hari karena tiba-tiba sesak
• Riwayat HT tidak terkontrol (+)
• PF: TD 150/100, nadi 114x/m, RR 32x/m, suhu 36,8C,
rhonki +/+ di basal paru
Kemungkinan yang terjadi pada pasien saat ini…

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107
GAGAL JANTUNG / HEART FAILURE

PEMBAHASAN

107

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung 2015


KLASIFIKASI MENURUT AHA

PEMBAHASAN

107

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung 2015


TATALAKSANA GAGAL JANTUNG KONGESTIF

PEMBAHASAN

107

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung 2015


PEMBAHASAN

107
Jawaban Lainnya
a. Cor pulmonale : gagal jantung kanan yang diakibatkan
oleh gangguan pada sistem respirasi (riwayat penyakit
PEMBAHASAN paru (+)), tanda peningkatan JVP, hepatomegali, edema
perifer

107 b. Tamponade jantung : hipertensi, JVP meningkatm suara


jantung menjauh
c. Angina pektoris tidak stabil : nyeri dada saat aktivitas,
mereda dengan istirahat, rest EKG normal
e. Syok kardiogenik : pump failure. Ada gangguan pada
jantung (misal aritmia, infark miokard)
Jadi, diagnosis kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

D. GAGAL JANTUNG KONGESTIF


107
Pasien laki-laki usia 50 tahun tiba-tiba tidak sadarkan diri, diantar
teman kerjanya ke IGD. Pada pemeriksaan, nadi karotis tidak
teraba. Dilakukan pemeriksaan EKG dan didapatkan hasil sebagai
berikut.

SOAL

108 Tatalaksana kasus ini adalah...


a. Kardioversi 150 J
b. Defibrilasi monofasik 200 J
c. Defibrilasi monofasik 360 J
d. Adenosin 6 mg
e. Epinefrin 0,1 mg
C. DEFIBRILASI MONOFASIK 360 J
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Tiba-tiba tidak sadarkan diri

108 • PF: nadi karotis tidak teraba


• EKG: VF
PEMBAHASAN

108
PEMBAHASAN

108
BERDASARKAN PERKI

PEMBAHASAN

108
Jawaban Lainnya
a. Kardioversi 150 J : dapat digunakan untuk kasus SVT
b. Defibrilasi monofasik 200 J : tidak ada monofasik 200 J
PEMBAHASAN (monofasik 360 J, bifasik 120-200 J)
d. Adenosin 6 mg : bukan tindakan awal, untuk kasus sinus
108 takikardi
e. Epinefrin 0,1 mg : bukan tindakan awal, dosis inadekuat,
untuk kasus henti jantung dosis epinefrin adalah 1 mg
Jadi, tatalaksana kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

C. DEFIBRILASI MONOFASIK 360 J


108
Pasien perempuan usia 44 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri pada ujung-ujung jarinya. Keluhan disertai jari-
jari yang pucat dan berwarna kebiruan. Dari anamnesa
diketahui bahwa keluhan ini sudah sering terjadi berulang kali
terutama saat pasien sedang kedinginan. Pemeriksaan fisik
SOAL dalam batas normal. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien?

109 a. Tromboangitis obliterans


b. Buerger’s disease
c. Rauynaud’s disease
d. Arteritis takayasu
e. Tromboflebitis
C. RAYNAUD’S DISEASE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 44 tahun
• Nyeri pada ujung-ujung jarinya

109 • Disertai pucat dan berwarna kebiruan


• Sudah sering terjadi berulang kali terutama saat pasien
kedinginan
• PF: dbn
RAYNAUD’S DISEASE

PEMBAHASAN

109
FASE PADA RAYNAUD’S DISEASE

PEMBAHASAN

109
RAYNAUD’S DISEASE

PEMBAHASAN

109
DD: BUERGER’S DISEASE

PEMBAHASAN

109
Jawaban Lainnya
a. Tromboangitis obliterans : FR rokok, nyeri bila
beraktivitas, ujung jari berwarna kehitaman
PEMBAHASAN b. Buerger’s disease : sama dengan tromboangitis
obliterans

109 d. Arteritis takayasu : tekanan darah ekstremitas kanan dan


kiri berbeda
e. Tromboflebitis : peradangan dan pembekuan darah di
dalam suatu vena superfisial
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. RAYNAUD’S DISEASE
109
Pasien perempuan usia 26 tahun datang dengan keluhan kaki
kanan bengkak yang semakin memberat sejak 1 minggu terakhir.
Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai
warna kulit kaki juga terlihat semakin gelap. Pasien bekerja
sebagai SPG produk kecantikan yang mengharuskannya untuk
SOAL berdiri lama. Pemeriksaan fisik didapatkan pitting edema dan
hiperpigmentasi di malleolus medial disertai pelebaran vena. Apa

110 diagnosis yang tepat pada pasien?


a. Insufisiensi vena kronik
b. Buerger’s disease
c. Trombosis vena dalam
d. Limfangitis
e. Limfedema
A. INSUFISIENSI VENA KRONIK 110
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 26 tahun
• Kaki kanan bengkak dan semakin memberat sejak 1

110 minggu
• Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan
• Disertai kulit kaki semakin gelap
• Sebagai SPG  bekerja harus berdiri lama
• PF: pitting edema, hiperpigmentasi di malleolus medial,
pelebaran vena
INSUFISIENSI VENA KRONIK

PEMBAHASAN

110
PEMBAHASAN

110
Jawaban Lainnya
b. Buerger’s disease : iskemia pada ujung jari, riwayat
merokok, ujung jari kehitaman
PEMBAHASAN c. Trombosis vena dalam : edema, hiperemi, teraba
hangat, Homan’s sign (+)

110 d. Limfangitis : infeksi pembuluh limfe, riwayat trauma (+)


e. Limfedema : pembengkakan jaringan limfatik
Jadi, diagnosis yang tepat pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. INSUFISIENSI VENA KRONIK


110
Anak laki-laki usia 10 tahun datang dibawa orangtuanya ke IGD
RS dengan keluhan demam sejak 2 hari lalu. Menurut ibu
keluhan disertai bengkak di kedua pipi yang semakin membesar
dan anak mengeluh nyeri saat makan sehingga nafsu makan
menurun. Kakak pasien juga sempat mengalami keluhan yang
sama sekitar 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan
SOAL
suhu 37.7C, rongga mulut bersih, tidak ditemukan pus.
Tatalaksana yang tepat adalah…
111 a. Asiklovir PO
b. Amoksisilin PO
c. Kotrimoksazol PO
d. Metronidazole PO
e. Suportif
E. SUPORTIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 10 tahun
• Demam 2 hari

111 • Disertai bengkak di kedua pipi, nyeri saat makan, nafsu


makan menurun
• Kakak pasien mengalami keluhan yang sama 2 minggu lalu
• PF: febris (+), rongga mulut bersih, pus (-)

 Mengarah ke manifestasi dari parotitis epidemika


PAROTITIS EPIDEMIKA (Gondongan)

PEMBAHASAN

111

Sumber: Buku Ajar Infeksi IKA FKUI; CDC – Epidemic Parotitis


PAROTITIS EPIDEMIKA (Gondongan)

PEMBAHASAN

111

Sumber: Buku Ajar Infeksi IKA FKUI; CDC – Epidemic Parotitis


PAROTITIS EPIDEMIKA (Gondongan)

PEMBAHASAN

111
VAKSIN MMR

PEMBAHASAN

111

Sumber: Pedoman Imunisasi IDAI


PEMBAHASAN

111

Sumber: Pedoman Imunisasi IDAI, 2017


PAROTITIS SUPURATIF

PEMBAHASAN

111

Sumber: Buku Ajar Infeksi IKA FKUI; CDC – Epidemic Parotitis


Jawaban Lainnya
a. Asiklovir PO : antiviral, tidak efektif untuk infeksi
parotitis
PEMBAHASAN
b. Amoksisilin PO : antibiotik, tidak digunakan pada kasus
infeksi virus
111 c. Kotrimoksazol PO : antibiotik, tidak digunakan pada
kasus infeksi virus
d. Metronidazole PO : antibiotik, tidak digunakan pada
kasus infeksi virus
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. SUPORTIF
111
Anak laki-laki usia 13 tahun datang diantar orangtuanya ke poliklinik
dengan keluhan diare sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai
mual, muntah, nyeri perut, dan demam yang hilang timbul. Pasien
dan keluarganya baru saja tiba dari daerah di Sulawesi Tengah dan
benerang di Danau Lindu 2 minggu sebelumnya. Pada pemeriksaan
feses didapatkan telur cacing berukuran 60x70 mikron, lonjong,
SOAL
menonjol seperti duri di satu sisi. Tatalaksana yang tepat adalah…

112 a. Albendazole
b. Pirantel pamoat
c. Mebendazole
d. Praziquantel
e. Dietilcarbamazin
D. PRAZIQUANTEL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 13 tahun
• Diare 1 minggu

112 • Disertai mual, muntah, nyeri perut, dan demam yang


hilang timbul
• Berenang di Danau Limbu 2 minggu sebelumnya
• Feses: telur cacing berukuran 60x70 mikron, lonjong,
menonjol seperti duri di satu sisi

 Mengarah ke manifestasi dari parotitis epidemika


SCHISTOSOMIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Schistosomiasis


SCHISTOSOMIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: WHO
ASCARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Ascariasis


ASCARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Ascariasis


FILARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Filariasis


DIAGNOSIS FILARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Filariasis


FILARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Filariasis


TATALAKSANA FILARIASIS

PEMBAHASAN

112

Sumber: CDC – Filariasis


Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. PRAZIQUANTEL
112
Anak laki-laki usia 6 tahun datang dengan keluhan batuk terus
menerus sejak 1 bulan yang lalu. Batuk dirasakan tidak kunjung
membaik meskipun sudah minum obat batuk. Saat batuk biasa diawali
dengan tarikan napas panjang dan terkadang setelah batuk diikuti
dengan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perdarahan
subkonjungtiva, suara “whoop” saat inspirasi, faring hiperemi (-),
SOAL
tonsil kesan normal. Riwayat batuk lama pada keluarga disangkal.
Riwayat imunisasi tidak lengkap. Tatalaksana yang tepat diberikan
113 adalah…
a. Guaifenesin
b. Paracetamol
c. Amoksisilin
d. OAT dosis anak
e. Eritromisin
E. ERITROMISIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 6 tahun
• Batuk terus menerus sejak 1 bulan yang lalu, batuk tidak

113 kunjung membaik


• Batuk diawali dengan tarikan napas panjang dan
terkadang diikuti dengan muntah
• Riwayat imunisasi tidak lengkap
• Feses: perdarahan subkonjungtiva, faring hiperemis (-),
tonsil kesan normal, suara “whoop” saat inspirasi

 Mengarah ke manifestasi dari pertussis


PERTUSIS

PEMBAHASAN

113
PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: CDC – Pertussis


PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Guinto-Ocampo H. Pediatric Pertussis (http://emedicine.medscape.com/article/967268-overview


PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


TATALAKSANA PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


TATALAKSANA PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: PPM IDAI. Jilid 2.


PEMBAHASAN

113
VAKSIN PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: PPM IDAI. Jilid 2.


VAKSIN PERTUSIS

PEMBAHASAN

113

Sumber: PPM IDAI. Jilid 2.


KOMPLIKASI PERTUSIS

PEMBAHASAN

113
Jawaban Lainnya
a. Guaifenesin : tidak tepat, terapi definitif adalah
antibiotik
PEMBAHASAN
b. Paracetamol : kurang tepat, sebaiknya antibiotik

113 c. Amoksisilin : amoksisilin kurang direkomendasikan


d. OAT dosis anak : diagnosis bukan merupakan TB
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. ERITROMISIN
113
Anak perempuan usia 4 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan
sesak napas sejak 2 jam yang lalu. Sesak dialami terus menerus. Pasien
tidak pernah mengalami sesak sebelumnya. Riwayat asma pada
keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 32 kali/menit, suhu 38,5C, faring
hiperemi, tonsil T2-T2 hiperemi, dan terdapat selaput membran
SOAL
berwarna putih keabuan yang apabila diangkat mudah berdarah.
Riwayat imunisasi tidak lengkap. Apakah tindakan yang paling tepat
114 dilakukan?
a. Nasal kanul
b. Sungkup oksigen
c. Trakeostomi
d. Intubasi
e. Bag valve mask
C. TRAKEOSTOMI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 4 tahun
• Sesak napas sejak 2 jam lalu, terus menerus

114 • Riwayat sesak pada pasien dan keluarga (-)


• Riwayat imunisasi tidak lengkap
• PF: TD 110/70, nadi 88x/m, RR 32x/m, febris (+), faring
hiperemi, tonsil T2-T2 hiperemi, dan terdapat selaput
membran berwarna putih keabuan yang apabila diangkat
mudah berdarah

 Mengarah ke manifestasi dari difteri


DIFTERI

PEMBAHASAN

114

Sumber: Todar K. Diphtheria (http://textbookofbacteriology.net/diphtheriahtml.)


Demirci CS. Pediatric diphtheria (http://emedicine.medscape.com/article/963334-overview)
DIFTERI

PEMBAHASAN

114
DIFTERI

PEMBAHASAN

114
PRINSIP DIAGNOSTIK

PEMBAHASAN

114

Sumber: Todar K. Diphtheria (http://textbookofbacteriology.net/diphtheriahtml.)


Demirci CS. Pediatric diphtheria (http://emedicine.medscape.com/article/963334-overview)
PRINSIP DIAGNOSTIK

PEMBAHASAN

114

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


PEMBAHASAN

114
PRINSIP TATALAKSANA

PEMBAHASAN

114

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


TINDAKAN PROFILAKSIS

PEMBAHASAN

114

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


PEMBAHASAN

114
PERUBAHAN JADWAL IMUNISASI WAJIB

PEMBAHASAN

114
Jadi, tindakan yang paling tepat dilakukan
adalah…
PEMBAHASAN

C. TRAKEOSTOMI
114
Anak perempuan usia 4 tahun datang dibawa ibunya dengan
keluhan sesak napas sejak 2 jam yang lalu. Sesak dialami terus
menerus. Pasien tidak pernah mengalami sesak sebelumnya.
Riwayat asma pada keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 32
kali/menit, suhu 38,5C, faring hiperemi, tonsil T2-T2 hiperemi,
SOAL
dan terdapat selaput membran berwarna putih keabuan yang
apabila diangkat mudah berdarah. Riwayat imunisasi tidak
115 lengkap. Setelah kegawatan berhasil ditangani, terapi yang
tepat diberikan adalah…
a. Penisilin prokain + ADS
b. Amoksisilin klavulanat + ADS
c. Siprofloksasin + ADS
d. Sefiksim + ADS
e. Eritromisin + ADS
A. PENISILIN PROKAIN + ADS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 4 tahun
• Sesak napas sejak 2 jam lalu, terus menerus

115 • Riwayat sesak pada pasien dan keluarga (-)


• Riwayat imunisasi tidak lengkap
• PF: TD 110/70, nadi 88x/m, RR 32x/m, febris (+), faring
hiperemi, tonsil T2-T2 hiperemi, dan terdapat selaput
membran berwarna putih keabuan yang apabila diangkat
mudah berdarah

 Mengarah ke manifestasi dari difteri


PRINSIP TATALAKSANA

PEMBAHASAN

115

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


PRINSIP TATALAKSANA

PEMBAHASAN

115

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


Jawaban Lainnya
b. Amoksisilin klavulanat + ADS : salah
PEMBAHASAN c. Siprofloksasin + ADS : salah
d. Sefiksim + ADS : salah

115 e. Eritromisin + ADS : diberikan jika alergi penisilin


Jadi, terapi yang diberikan adalah…
PEMBAHASAN

A. PENISILIN PROKAIN + ADS


115
Bayi laki-laki usia 1 tahun datang dibawa ibunya ke puskesmas setelah
diperiksa di posyandu dengan keluhan berat badan rendah dan sulit
menaikkan berat badannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Berat badan 6,8 kg, panjang badan 72 cm, lingkar lengan atas 10 cm,
mata cekung, terdapat muscle wasting, weight for age Z score -3,62,
SOAL
height for age Z score -2,87, weight for age Z score -3,23. Pemberian
nutrisi awal yang diberikan pertama kali saat pasien datang adalah…
116 a. Pemberian diet tinggi protein
b. Pemberian susu F-100 680 kkal/hari
c. Pemberian susu F-75 680 kkal/hari
d. Pemberian susu F-100 1360 kkal/hari
e. Pemberian susu F-75 1360 kkal/hari
C. PEMBERIAN SUSU F-75 680
KKAL/HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi laki-laki, 1 tahun
• BB rendah dan sulit menaikkan BB

116 • PF: tampak lemah, TTV dbn


• Status gizi: BB 6,8 kg, panjang badan 72 cm, lingkar lengan
atas 10 cm, mata cekung, terdapat muscle wasting,
weight for age Z score -3,62, height for age Z score -2,87,
weight for age Z score -3,23.

 Mengarah ke manifestasi dari malnutrisi energi protein


(MEP)
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

PEMBAHASAN

116

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. 2009


MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PEMBAHASAN

116
10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk

PEMBAHASAN

116
PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
Pada kasus…

PEMBAHASAN

116
Jawaban Lainnya
a. Pemberian diet tinggi protein : dapat mengakibatkan
refeeding syndrome
PEMBAHASAN
b. Pemberian susu F-100 680 kkal/hari : salah, susu F-100
baru boleh diberikan pada fase transisi (hari ke-3)
116 d. Pemberian susu F-100 1360 kkal/hari : salah, susu F-100
baru boleh diberikan pada fase transisi (hari ke-3)
e. Pemberian susu F-75 1360 kkal/hari : salah, karena
jumlah kalorinya berlebihan
Jadi, nutrisi awal yang diberikan pertama kali
adalah…
PEMBAHASAN
C. PEMBERIAN SUSU F-75 680
116 KKAL/HARI
Bayi baru lahir dalam keadaan kurang bulan. Sesaat setelah lahir,
bayi tampak merintih, retraksi di sela iga, ujung-ujung jari
tampak kebiruan. Setelah dilakukan tindakan pembebasan jalan
napas, didapatkan RR 66 kali/menit dan frekuensi nadi 92
kali/menit. Tindakan apa yang tepat selanjutnya?
SOAL a. Dihangatkan, posisikan, dan beri oksigen bila perlu
b. Dilakukan resusitasi VTP dengan balon dan sungkup

117 c. Lakukan kompresi dada dan VTP dengan balon dan sungkup
d. Injeksi epinefrin dan lakukan kompresi dada
e. Tidak perlu dilakukan resusitasi karena pernapasan bayi
masih ada
B. LAKUKAN RESUSITASI VTP DENGAN
BALON DAN SUNGKUP
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi baru lahir kurang bulan
• Setelah lahir tampak merintih, retraksi costae (+), cyanosis

117 (+)
• Setelah dilakukan tindakan pembebasan jalan napas, RR
66x/m, nadi 92x/m
PEMBAHASAN

117
PEMBAHASAN

117
PRINSIP RESUSITASI NEONATUS

PEMBAHASAN

117
PRINSIP RESUSITASI NEONATUS

PEMBAHASAN

117
Jawaban Lainnya
a. Dihangatkan, posisikan, dan beri oksigen bila perlu : HR
> 100, menangis kuat, tonus baik, cyanosis (-)
PEMBAHASAN
c. Lakukan kompresi dada dan VTP dengan balon dan
sungkup : kompresi dada dilakukan jika HR < 60
117 d. Injeksi epinefrin dan lakukan kompresi dada : epinefrin
diberikan setelah VTP dan kompresi dada HR < 60 (tidak
respon)
e. Tidak perlu dilakukan resusitasi karena pernapasan bayi
masih ada : HR < 100 indikasi VTP
Jadi, tindakan selanjutnya yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
B. LAKUKAN RESUSITASI VTP
117 DENGAN BALON DAN SUNGKUP
Seorang anak perempuan usia 5 tahun 6 bulan datang dibawa ibunya
ke poliklinik dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak 3 hari yang
lalu. Awalnya bengkak hanya di kelopak mata, wajah, kemudian
menyebar ke seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
100/60 mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 28 kali/menit, suhu 36,8C,
edema anasarka (+). Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
SOAL Hb 15, HCT 45, WBC 6,5, PLT 350.000, protein total 4,2, albumin 1,2,
koleterol total 450. Pemeriksaan urinalisis protein +4, pH 7, BJ 1,025,

118 nitrit (-), leukosit esterase (-), sedimen eritrosit 3-4/LBP, sedimen
leukosit 3-4/LBP, dan bakteri (-). Diagnosis yang paling tepat adalah…
a. Sindroma nefrotik idiopatik
b. Sindroma nefrotik relaps jarang
c. Sindroma nefrotik relaps sering
d. Sindroma nefrotik resisten steroid
e. Sindroma nefrotik dependen steroid
A. SINDROMA NEFROTIK IDIOPATIK
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 5 tahun 6 bulan
PEMBAHASAN
• Bengkak seluruh badan, 3 hari

118 • Awalnya bengkak pada kelopak mata, wajah, dan


menyebar ke seluruh tubuh
• PF: TD 100/60, nadi 90, RR 28 suhu 36,8, edema anasarka
(+).
• Lab: Hb Hb 15, HCT 45, WBC 6,5, PLT 350.000, protein
total 4,2, albumin 1,2, koleterol total 450
• Urinalisis: protein +4, pH 7, BJ 1,025, nitrit (-), leukosit
esterase (-), sedimen eritrosit 3-4/LBP, sedimen leukosit 3-
4/LBP, dan bakteri (-)
SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN

118

Sumber: Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia
SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN

118

Sumber: Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia
PATOFISIOLOGI SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN

118
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

118

Sumber: Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia
DIAGNOSIS SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN

118

Sumber: Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

118

Sumber: Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia
Jawaban Lainnya
b. Sindroma nefrotik relaps jarang : relaps terjadi < 2 kali
dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau < 4
PEMBAHASAN kali/tahun pengamatan
c. Sindroma nefrotik relaps sering : relaps ≥ 2 kali dalam 6

118 bulan pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam


periode 1 tahun
d. Sindroma nefrotik resisten steroid : tidak terjadi remisi
pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose)
2mg/kgbb/hari selama 4 minggu
e. Sindroma nefrotik dependen steroid : relaps 2 kali
berurutan pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. SINDROMA NEFROTIK IDIOPATIK


118
Seorang anak perempuan usia 3 tahun 8 bulan datang dibawa
ibunya ke poliklinik dengan keluhan batuk berlendir sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai demam dan sesak. Riwayat
sesak pada keluarga disangkal. Pada pemeriksaan radiologis
didapatkan massa berbentuk segitiga pada apeks paru kanan dan
shift trachea ke kanan. Diagnosis yang paling mungkin adalah…
SOAL
a. Efusi pleura

119 b. Pneumonia
c. Pneumothoraks
d. Hidropneumothoraks
e. Atelektaksis
E. ATELEKTAKSIS
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 3 tahun 8 bulan
PEMBAHASAN
• Batuk berlendir, 1 minggu

119 • Disertai demam dan sesak


• Ro: massa massa berbentuk segitiga pada apeks paru
kanan dan shift trachea ke kanan
ATELEKTASIS

PEMBAHASAN

119

Sumber: Pozzo et al. Children with Pulmonary Atelectasis: Clinical Outcome and Characterization of Physical
Therapy. Maringa, v. 35, n. 2, p. 169-173. July-Des., 2013
ATELEKTASIS

PEMBAHASAN

119

Sumber: Pozzo et al. Children with Pulmonary Atelectasis: Clinical Outcome and Characterization of Physical
Therapy. Maringa, v. 35, n. 2, p. 169-173. July-Des., 2013
ATELEKTASIS

PEMBAHASAN

119

Sumber: Pozzo et al. Children with Pulmonary Atelectasis: Clinical Outcome and Characterization of Physical
Therapy. Maringa, v. 35, n. 2, p. 169-173. July-Des., 2013
ATELEKTASIS

PEMBAHASAN

119

Sumber: Pozzo et al. Children with Pulmonary Atelectasis: Clinical Outcome and Characterization of Physical
Therapy. Maringa, v. 35, n. 2, p. 169-173. July-Des., 2013
PEMBAHASAN

119
PEMBAHASAN

119
Jadi, diagnosis yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN

E. ATELEKTAKSIS
119
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya ke puskesmas
dengan keluhan kencing berbau sejak 3 hari yang lalu. Menurut
ibunya, keluhan disertai dengan demam, mual, rewel, dan pasien
menangis saat kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
tampak lethargi, nyeri ketok costovertebrae (+). Pemeriksaan
laboratorium leukosit dalam darah 32.000/cmm. Dari hasil
SOAL pemeriksaan urine rutin ditemukan kencing warna kuning keruh
dan sedimen leukosit 608/LBP. Tatalaksana yang paling tepat

120 adalah…
a. Amoxicillin
b. Cefixime
c. Ceftriaxone
d. Ciprofloxacin
e. Azithromycin
C. CEFTRIAXONE
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 5 tahun
PEMBAHASAN
• Kencing berbau, 3 hari

120 • Disertai demam, mual, rewel, dan menangis saat kencing


• PF: tampak lethargi, nyeri ketok costovertebrae (+)
• Lab: leukosit 32.000
• Urinalisis: kencing warna kuning keruh dan sedimen
leukosit 608/LBP.
INFEKSI SALURAN KEMIH (Escherichia coli)

PEMBAHASAN

120

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

120

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PEMBAHASAN

120
PEMBAHASAN

120
PEMBAHASAN

120
Pada kasus…
• Pasien adalah seorang anak-anak dengan keluhan ISK + gejala
sistemik  pasien harus MRS
PEMBAHASAN • Selama MRS, pasien harus mendapatkan antibiotika IV
• Pada opsi soal, yang merupakan antibiotika IV yang

120 direkomendasikan untuk kasus ISK pada neonatus dan anak


adalah ceftriaxone
Jadi, tatalaksana yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. CEFTRIAXONE
120
Seorang anak perempuan usia 7 tahun diantar ibunya ke
poliklinik dengan keluhan keluar bercak darah pada celana dalam
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan payudara terasa
tegang dan mulai membesar, awalnya satu kemudian diikuti
payudara satunya. Apakah yang menyebabkan hal tersebut?
SOAL a. Menurunnya estrogen
b. Meningkatnya LH

121 c. Menurunnya FSH


d. Menurunnya hormon tiroksin
e. Meningkatnya hormon pertumbuhan
B. MENINGKATNYA LH
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 5 tahun
PEMBAHASAN
• Kencing berbau, 3 hari

121 • Disertai demam, mual, rewel, dan menangis saat kencing


• PF: tampak lethargi, nyeri ketok costovertebrae (+)
• Lab: leukosit 32.000
• Urinalisis: kencing warna kuning keruh dan sedimen
leukosit 608/LBP.
PUBERTAS PREKOKS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
ETIOLOGI PUBERTAS PREKOKS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
ETIOLOGI PUBERTAS PREKOKS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
GEJALA & TANDA PUBERTAS PREKOKS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
Gejala Klinis akibat Peningkatan Hormon Seks Steroid

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
PENDEKATAN PUBERTAS PREKOKS PADA PEREMPUAN

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
PEMBAHASAN

121
PEMBAHASAN

121
ANAMNESIS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
PEMERIKSAAN FISIK

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
TATALAKSANA PUBERTAS PREKOKS

PEMBAHASAN

121

Sumber: Pubertas Prekoks: Diagnosis dan Tatalaksana. H. Hakimi; Melda Deliana; Siska Mayasari Lubis. Divisi
Endokrinologi Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan
Jadi, penyebab kejadian pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. MENINGKATNYA LH
121
Seorang anak perempuan usia 12 tahun diantar ibunya ke
puskesmas dengan keluhan demam sejak 10 hari yang lalu.
Demam hilang timbul dan semakin tinggi setiap malam hari.
Keluhan disertai mual, nyeri perut, dan susah BAB. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 88
kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 38,7C, lidah berwarna
SOAL
kemerahan, tepi lidah kotor dan bergetar. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium ditemukan leukopenia. Dibawah ini yang benar
122 terkait komplikasi dari kasus diatas adalah…
a. Hepatitis
b. Hepatoma
c. Abses hepar
d. Peritonitis
e. Apendisitis
D. PERITONITIS
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 12 tahun
PEMBAHASAN
• Demam naik turun, 10 hari, tinggi terutama setiap malam
hari
122 • Disertai mual, nyeri perut, dan susah BAB
• PF: TD 110/70, nadi 88x/m, RR 20x/m, suhu 38,7C, lidah
berwarna kemerahan, tepi lidah kotor dan bergetar
• Lab: leukopenia

 Diagnosis mengarah pada kasus demam tifoid


DEMAM TIFOID (Salmonella typhi)

PEMBAHASAN

122
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

122
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

122
PEMBAHASAN

122
KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

122
KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

122
Jawaban Lainnya
a. Hepatitis : tidak tepat, dominan ikterik, peningkatan
SGOT/SGPT, marker hepar (+)
PEMBAHASAN b. Hepatoma : tidak tepat, komplikasi dari hepatitis B
kronis atau alkoholisme
122 c. Abses hepar : tidak tepat, biasa komplikasi dari
entamoeba hystolitica
e. Apendisitis : tidak tepat, khas nyeri perut kanan bawah
(McBurney)
Jadi, komplikasi yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. PERITONITIS
122
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun diantar ibunya ke poliklinik
dengan keluhan sering mengantuk dan badan lemas sejak 1
minggu lalu. Keluhan disertai penurunan berat badan 10 kg
dalam 3 bulan terakhir, sempat pingsan saat olahraga di sekolah.
6 bulan yang lalu pasien juga mengeluh kulit gatal-gatal. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, konjungtiva
SOAL
anemis (-). Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan GDA
400. Terapi awal yang diberikan adalah…
123 a. Antibiotik
b. Infus RL dan rujuk
c. 3 x insulin reguler subkutan
d. Obat oral antidiabet short acting
e. Obat oral antidiabet long acting
B. INFUS RL DAN RUJUK
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 8 tahun
PEMBAHASAN
• Sering mengantuk dan badan lemas, 1 minggu

123 • Disertai penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan


terakhir, sempat pingsan saat olahraga di sekolah, kulit
gatal-gatal 6 bulan lalu
• PF: TTV dbn, konjungtiva anemis (-)
• Lab: GDA 400

 Diagnosis mengarah pada kasus KAD


KETOASIDOSIS DIABETIKUM

PEMBAHASAN

123
PEMBAHASAN

123
KETOASIDOSIS DIABETIKUM

PEMBAHASAN

123
PEMBAHASAN

123
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

123
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

123
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

123
Jawaban Lainnya
a. Antibiotik : KAD tidak disebabkan oleh infeksi bakteri
c. 3 x insulin reguler subkutan : rumatan
PEMBAHASAN
d. Obat oral antidiabet short acting : bukan terapi awal dan
definitif pada kasus KAD
123 e. Obat oral antidiabet long acting : bukan terapi awal dan
definitif pada kasus KAD
Jadi, terapi awal yang paling tepat diberikan
adalah…
PEMBAHASAN

B. INFUS RL DAN RUJUK


123
Seorang balita perempuan usia 2 tahun diantar ibunya ke
poliklinik dengan keluhan sesak sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat
asma pada keluarga disangkal. Pasien tidak pernah biru
sebelumnya. Pada pemeriksaan auskultas jantung terdengar
suara ejection systolic. Diagnosis yang tepat pada kasus ini
adalah…
SOAL
a. TOF

124 b. ASD
c. VSD
d. PDA
e. Coarcatio aorta
B. ASD
KEYWORDS :
• Balita perempuan, 2 tahun
PEMBAHASAN
• Sesak, 1 bulan

124 • Tidak pernah biru sebelumnya


• Riwayat asma (-)
• PF: ejection systolic
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

PEMBAHASAN

124
PEMBAHASAN

124
Jawaban Lainnya
a. TOF : sianotik, stenosis pulmonal, VSD, overriding aorta,
hipertrofi ventrikel kanan
PEMBAHASAN c. VSD : asianotik, murmur pan/holosistolik
d. PDA : asianotik, murmur continous subclavicula
124 e. Coarctatio aorta : sianotik, pulsasi ekstremitas atas dan
bawah berbeda
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ASD
124
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan diare. Keluhan disertai nyeri perut dan
kembung, penurunan nafsu makan, serta gatal-gatal di kulit. Dari
pemeriksaan fisik dijumpai anak tampak pucat, konjungtiva
palpebra anemis (+). Dari pemeriksaan lab dijumpai Hb 9,8
mg/dl, leukosit 5.400/mm3 (eosinofil 7%, basofil 0%, segmen
SOAL
64%, limfosit 13%, monosit 16%), trombosit 234.000/mm3. Dari
hasil pemeriksaan tinja dan didapatkan gambaran sebagai
125 berikut.
Apakah terapi obat pilihan utama pada kasus tersebut?
a. Pirantel pamoat
b. Mebendazole
c. Albendazole
SOAL d. Tiabendazole
e. Leverozin
125
C. ALBENDAZOLE
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 5 tahun
PEMBAHASAN
• Diare

125 • Disertai nyeri perut, kembung, penurunan nafsu makan,


gatal-gatal di kulit
• PF: tampak pucat, konjungtiva palpebra anemis (+)
• Lab: Hb 9,8 mg/dl, leukosit 5.400/mm3 (eosinofil 7%,
basofil 0%, segmen 64%, limfosit 13%, monosit 16%),
trombosit 234.000/mm3
• Tinja: telur berdinding tipis dengan embrio di dalamnya
 Diagnosis mengarah pada kasus infeksi hookworm
INFEKSI HOOKWORM

PEMBAHASAN

125
INFEKSI HOOKWORM

PEMBAHASAN

125
INFEKSI HOOKWORM

PEMBAHASAN

125
Jawaban Lainnya
a. Pirantel pamoat : kurang tepat, bukan terapi pilihan
utama
PEMBAHASAN b. Mebendazole : kurang tepat, bukan terapi pilihan utama
d. Tiabendazole
125 e. Leverozin
Jadi, terapi obat pilihan utama yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. ALBENDAZOLE
125
Anak perempuan berumur 8 tahun datang bersama ibunya ke
IGD RS dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari yang lalu
disertai mual dan muntah. Mimisan dan gusi berdarah disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak tampak
lemah, TD 110/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, frekuensi napas 24
kali/menit, suhu 37C, dan saat dilakukan rumple leed didapatkan
SOAL
hasil positif. Pemeriksaan laboratorium darah didapatkan
leukosit 6200/mm3, trombosit 68000/mm3, hematokrit
126 meningkat. Apa diagnosis anak tersebut?
a. DBD
b. DBD derajat 1
c. DBD derajat 2
d. DBD derajat 3
e. Demam dengue
B. DBD DERAJAT 1
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 8 tahun
PEMBAHASAN
• Demam tinggi, 4 hari

126 • Disertai mual dan muntah


• Mimisan dan gusi berdarah disangkal
• PF: TTV dbn, Rumple Leed (+)
• Lab: leukosit 6200/mm3, trombosit 68000/mm3,
hematokrit meningkat
INFEKSI DENGUE

PEMBAHASAN

126
INFEKSI DENGUE

PEMBAHASAN

126

Sumber: Guidelines for Treatment of DF/DHF in Small Hospital. New Delhi. 1999
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

126
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

126
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

126
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

126
Jawaban Lainnya
a. DBD : tidak spesifik
c. DBD derajat 2 : perdarahan spontan (+)
PEMBAHASAN
d. DBD derajat 3 : preshock, gangguan vaskular (+)

126 e. Demam dengue : tanda plasma leakage (-)


Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. DBD DERAJAT 1
126
Anak laki-laki usia 5 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
timbul bercak merah pada tubuh sejak 2 hari yang lalu. Sejak 2
minggu yang lalu, pasien sempat demam disertai batuk pilek
namun sudah sembuh. Pada pemeriksaan fisik terdapat ptekiae
pada trunkus dan ekstremitas; splenomegali (-). Pada
SOAL
pemeriksaan laboratorium ditemukan hemoglobin 13 g/dL,
leukosit 8000/uL, dan hitung jenis normal. Kadar trombosit
15.000/uL. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah?
127 a. Anemia aplastik
b. DIC
c. Hemofilia
d. Von Willebrand Disease
e. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
E. IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC
PURPURA
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 5 tahun
PEMBAHASAN
• Timbul bercak merah pada tubuh, 2 hari

127 • 2 minggu lalu batuk, pilek, demam namun sudah sembuh


• PF: ptekiae pada trunkus dan ekstremitas, splenomegali (-)
• Lab: Hb 13 g/dL, leukosit 8000/uL, hitung jenis normal,
trombosit 15.000/uL
ITP

PEMBAHASAN

127
TANDA KARDINAL

PEMBAHASAN

127
ITP

PEMBAHASAN

127
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

127
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

127
DD: TTP

PEMBAHASAN

127
ITP VS TTP VS DIC

PEMBAHASAN

127
Jawaban Lainnya
a. Anemia aplastik : kegagalan sumsum tulang dalam
membentuk sel-sel darah  pansitopenia
PEMBAHASAN b. DIC : suatu keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil
tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan

127 pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor


pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan
perdarahan
c. Hemofilia : suatu kelainan pada sistem pembekuan darah dan
termasuk penyakit genetik yang diturunkan melalui
kromosom X
d. Von Willebrand Disease : suatu kondisi medis yang ditandai
dengan memanjangnya waktu pembekuan darah atau
perdarahan berlebihan akibat kekurangan faktor von
Willebrand
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC
127 PURPURA
Anak perempuan usia 7 tahun datang diantar ibunya dengan
keluhan gigi geraham kanan dan kiri nyeri dan berlubang sejak 1
minggu yang lalu. Menurut ibu pasien sangat suka makan
permen, coklat, donat, dan susu kental manis. Pasien memiliki
kebiasaan jarang menggosok gigi terutama pada saat malam hari
SOAL
menjelang tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan karies
multipel di gigi premolar-molar dekstra sinistra. Mekanisme
apakah yang menyebabkan keluhan pada pasien?
128 a. Fermentasi fosfat
b. Fermentasi kalsium
c. Fermentasi lemak
d. Fermentasi karbohidrat
e. Fermentasi protein
D. FERMENTASI KARBOHIDRAT
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 7 tahun
PEMBAHASAN
• Gigi geraham kanan dan kiri nyeri dan berlubang, 1 minggu

128 • Suka makan permen, coklat, donat, dan susu kental manis
tanpa menggosok gigi terutama malam sebelum tidur
• PF: tampak karies multipel di gigi premolar-molar dekstra
sinistra
KARIES GIGI

• Rusaknya mineral gigi akibat asam yang difermentasikan oleh


bakteri
PEMBAHASAN
• Warna gigi berubah menjadi kuning hingga hitam akibat
pembusukan yang berlanjut
128 • Sumber permasalahan dari karies adalah gula sederhana
(glukosa, dsb) yang tersisa dan menumpuk di sela-sela gigi
• Kekurangan saliva (mulut kering) menjadi faktor risiko karies
bertambah parah
KARIES GIGI

PEMBAHASAN

128
PENCEGAHAN KARIES GIGI

PEMBAHASAN

128
Jawaban Lainnya
a. Fermentasi fosfat : tidak tepat
b. Fermentasi kalsium : kalsium salah satu mineral pada gigi,
PEMBAHASAN menyebabkan struktur gigi bertambah kuat
c. Fermentasi lemak : tidak ada hubungannya dengan lemak

128 e. Fermentasi protein : tidak ada hubungannya dengan protein


Jadi, mekanisme penyebab keluhan adalah…
PEMBAHASAN

D. FERMENTASI KARBOHIDRAT
128
Seorang bayi usia 8 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan
muncul plak putih pada rongga mulut. Keluhan disertai bayi yang
tidak mau minum susu dan rewel. Pasien memiliki kebiasaan
minum susu sambil tertidur. Apabila diperiksa dan diangkat
terdapat maserasi. Apakah penyebab keluhan pada pasien?
SOAL a. Aspergilus
b. Candida albicans

129 c. Staphylococcus
d. Streptococcus
e. Susu formula
B. CANDIDA ALBICANS
KEYWORDS :
• Bayi, 8 bulan
PEMBAHASAN
• Muncul plak putih pada rongga mulut

129 • Disertai tidak mau minum susu dan rewel


• PF: tampak plak putih yang diangkat tampak maserasi

 Diagnosis mengarah pada kasus candidiasis oral


KANDIDIASIS ORAL

PEMBAHASAN

129

Sumber: Scully C. Mucosal Candidiosis Clinical Presentation. Emedicine.


PEMBAHASAN

129
TATALAKSANA KANDIDIASIS ORAL

PEMBAHASAN

129

Sumber: Scully C. Mucosal Candidiosis Clinical Presentation. Emedicine.


Jadi, penyebab kelainan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. CANDIDA ALBICANS
129
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun datang dibawa ibunya ke
poliklinik dengan keluhan muncul lepuh-lepuh di badan. Keluhan
disertai gatal, berair, dan demam 3 hari yang lalu. Menurut
ibunya, teman sekelas pasien mengalami keluhan yang sama.
Pasien memiliki kebiasaan minum susu sambil tertidur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan lesi polimorfik, vesikel, papul,
SOAL
pustul, diskret di badan. Pemeriksaan penunjang yang tepat
dilakukan adalah…
130 a. Tes Tzanck
b. Pengecatan KOH
c. Pengecatan Ziehl Nielsen
d. Pengecatan gram
e. Sediaan langsung
A. TES TZANCK
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 7 tahun
PEMBAHASAN
• Muncul lepuh-lepuh di badan

130 • Disertai gatal, berair, dan demam 3 hari yang lalu


• Riwayat teman sekelas mengalami keluhan yang sama
• PF: tampak lesi polimorfik, vesikel, papul, pustul, diskret di
badan

 Diagnosis mengarah pada kasus varicella


VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TATALAKSANA VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TZANCK TEST

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TZANCK TEST

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TZANCK TEST

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TZANCK TEST: VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
TZANCK TEST: VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130
TZANCK TEST: VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130
Jadi, pemeriksaan penunjang yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. TES TZANCK
130
Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berusia 7 hari ke
poliklinik dengan keluhan gerakan kurang aktif. Dikatakan pasien
masih mau menetek. BAB pertama 24 jam setelah lahir. BAB 3
hari sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makroglosi, perut
cembung, dan peristaltik usus menurun. Pemeriksaan
penunjang awal yang harus dilakukan adalah…
SOAL
a. fT4

131 b. Tiroglobulin
c. TSH
d. T3 total
e. Antibodi terhadap reseptor TSH
C. TSH
KEYWORDS :
• Bayi laki-laki, 7 hari
PEMBAHASAN
• Gerakan kurang aktif

131 • Menetek (+), BAB pertama 24 jam setelah lahir


• BAB 3 hari sekali
• PF: makroglosi, perut cembung, peristaltik usus menurun

 Diagnosis mengarah pada kasus hipotiroid kongenital


HIPOTIROID KONGENITAL

PEMBAHASAN

131

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/919758-overview2aab6b2b2aa
HIPOTIROID KONGENITAL

PEMBAHASAN

131
PEMBAHASAN

131
HIPOTIROID KONGENITAL PADA ANAK

PEMBAHASAN

131

Sumber: Postellon DC. Congenital hypothyroidism (http://emedicine. medscape.com/article/919758-overview)


HIPOTIROID KONGENITAL PADA ANAK

PEMBAHASAN

131

Sumber: Neonatal hypothyroidism (http://ncbi. nlm.nih.go/pubmedhealth/PMH0002174)


PEMBAHASAN

131
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

PEMBAHASAN

131

Sumber: IDAI
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL

PEMBAHASAN

131

Sumber: Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital. Departemen Kesehatan. 2012


Jadi, pemeriksaan penunjang awal yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. TSH
131
Seorang anak perempuan usia 9 tahun diantar orangtuanya ke
poliklinik dengan keluhan lemas dan sulit konsentrasi di sekolah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV stabil, konjungtiva
palpebra anemis. Dua tahun lalu pasien pernah menjalani
operasi pengambilan usus. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan MCV 110, MCH 32. Jenis anemia yang diderita
SOAL
pasien ini adalah…

132 a. Thalassemia
b. Anemia defisiensi besi
c. Anemia defisiensi B12 dan asam folat
d. Anemia defisiensi B12
e. Anemia hemolitik
C. ANEMIA DEFISIENSI B12 DAN ASAM
FOLAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 9 tahun
• Lemas dan sulit konsentrasi di sekolah

132 • Riwayat operasi pengambilan usus


• PF: TTV stabil, konjungtiva palpebra anemis (+)
• Lab: MCV 110, MCH 32  anemia makrositik
ANEMIA MAKROSITIK

PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
ANEMIA MAKROSITIK (Defisiensi Vitamin B12)

PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
PATOGENESIS ANEMIA MEGALOBLASTIK

PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
Vitamin B12: Cobalamin absorption

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


Vitamin B12: Cobalamin absorption

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
Folic Acid (Pteroyl Monoglutamic Acid)

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


Folic Acid/B9 (Pteroyl Monoglutamic Acid)

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


Folic Acid/B9 (Pteroyl Monoglutamic Acid)

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


Folic Acid/B9 (Pteroyl Monoglutamic Acid)

PEMBAHASAN

132

Sumber: Kaferie J. Evaluation of Macrocytosis. Am Fam Physician. 2009;79(3):203-208


PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
PEMBAHASAN

132
Jawaban Lainnya
a. Thalassemia : anemia mikrositik
b. Anemia defisiensi besi : anemia mikrositik
PEMBAHASAN
d. Anemia defisiensi B12 : kurang tepat karena asam folat
juga terganggu
132 e. Anemia hemolitik : anemia normositik
Jadi, jenis anemia yang diderita pasien adalah…
PEMBAHASAN
C. ANEMIA DEFISIENSI B12 DAN
132 ASAM FOLAT
Seorang anak perempuan usia 3 tahun 4 bulan dibawa orangtuanya
ke IGD RS dengan keluhan kejang sejak 30 menit yang lalu. Saat
kejang berlangsung pasien dalam keadaan demam, kaki dan tangan
kaku, mata mendelik ke atas. Kejang berlangsung selama 10 menit
kemudian berhenti sendiri. Setelah kejang pasien menangis namun
kemudian mengantuk dan hanya ingin tidur. Kejang berlangsung
SOAL sebanyak 5 kali sejak 4 jam yang lalu dengan pola kejang yang
sama. Riwayat muntah dan diare disangkal. Batuk dan pilek sejak 2

133 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sakit
sedang, kesadaran CM, nadi 112x/menit, suhu 39,8C. Pemeriksaan
neurologis refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis
tidak ditemukan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan
leukosit 18.000, GDS 69 mg/dl.
Tatalaksana yang diberikan setelah pasien stabil adalah…
a. Diazepam rektal 10 mg
b. Haloperidol rumatan
c. Fenitoin loading dose 20mg/kgbb kemudian dilanjutkan dosis
rumatan
SOAL
d. Profilaksis kontinu fenobarbital 3-5mg/kgbb/hari terbadi dalam

133 2 dosis
e. Profilaksis intermitten diazepam 0,3mg/kgbb/kali diberikan 3
dosis/hari
E. PROFILAKSIS INTERMITTEN DIAZEPAM
0,3MG/KGBB/KALI DIBERIKAN DALAM
3 DOSIS/HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak perempuan, 3 tahun 4 bulan
• Kejang 30 menit lalu, berlangsung selama 10 menit

133 • Saat demam (+)


• Kaki dan tangan kaku
• Mata mendelik ke atas
• Setelah kejang pasien menangis dan mengantuk (hanya ingin tidur)
• Kejang berlangsung 5 kali dalam 4 jam terakhir, pola kejang sama
• Disertai batuk dan pilek
• PF: tampak sakit sedang, CM, nadi 112x/m, suhu 39,8C
• Defisit neurologis (-)
• Lab: leukosit 18.000, GDS 69mg/dl
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

133

Ket:
1. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam
2. Sebagian besar kejang demam sederhana berlangsung kurang dari 5 menit dan berhenti sendiri
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


FAKTOR RISIKO BERULANGNYA KD

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


TATALAKSANA

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


TATALAKSANA SAAT KEJANG

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


TATALAKSANA SAAT KEJANG

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PROFILAKSIS INTERMITTEN

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PROFILAKSIS KONTINU/RUMATAN

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


PROFILAKSIS KONTINU/RUMATAN

PEMBAHASAN

133

Sumber: IDAI. Rekomendasi Kejang Demam. 2016


Jawaban Lainnya
a. Diazepam rektal 10 mg : tatalaksana saat kejang untuk
anak BB > 12 kg
PEMBAHASAN b. Haloperidol rumatan : tidak diberikan pada kasus kejang
demam

133 c. Fenitoin loading dose 20mg/kgbb kemudian dilanjutkan


dosis rumatan : diberikan pada menit ke 20 kejang masih
berlangsung dan gagal pemberian diazepam 2 kali
d. Profilaksis kontinu fenobarbital 3-5mg/kgbb/hari terbadi
dalam 2 dosis : hanya diindikasikan pada kasus kejang
fokal, kejang lama > 15 menit, terdapat kelainan neurologis
yang nyata baik sebelum dan sesudah kejang
Jadi, tatalaksana yang diberikan setelah pasien
stabil adalah…
PEMBAHASAN
E. PROFILAKSIS INTERMITTEN DIAZEPAM
133 0,3MG/KGBB/KALI DIBERIKAN DALAM
3 DOSIS/HARI
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang dibawa ibunya ke
poliklinik dengan keluhan muncul benjolan di mandibula,
submandibula, dan maksila. Kemudian dokter memutuskan
dilakukan pemeriksaan FNAB. Dari hasil pemeriksaan tersebut
didapatkan gambaran starry sky, limfosit ukuran sedang dengan
mitosis cukup. Diagnosis yang tepat adalah…
SOAL
a. Limfadenitis TB

134 b. Neuroblastoma
c. Burkitt’s lymphoma
d. Hodgkin’s lymphoma
e. Ameloblastoma
C. BURKITT’S LYMPHOMA
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 6 tahun
PEMBAHASAN
• Benjolan di mandibula, submandibula, dan maksila

134 • Histo PA (FNAB): gambaran starry sky, limfosit ukuran sedang


dengan mitosis cukup
LIMFOMA NON-HODGKIN

PEMBAHASAN

134
KLASIFIKASI LIMFOMA NON-HODGKIN PADA ANAK

PEMBAHASAN

134
LIMFOMA NON-HODGKIN

PEMBAHASAN

134
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

134
BURKITT’S LYMPHOMA

PEMBAHASAN

134
BURKITT’S LYMPHOMA

PEMBAHASAN

134
BURKITT’S LYMPHOMA

PEMBAHASAN

134
BURKITT’S LYMPHOMA

PEMBAHASAN

134
LIMFOMA HODGKIN

PEMBAHASAN

134
LIMFOMA HODGKIN

PEMBAHASAN

134
PEMBAHASAN

134
PEMBAHASAN

134
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

134 C. BURKITT’S LYMPHOMA


Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang dibawa ibunya ke
IGD dengan keluhan diare sejak 3 hari yang lalu. Diare sebanyak
kurang lebih 5 gelas setiap harinya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum anak gelisah, mata cekung, turgor
kembali lambat, saat menangis masih ada air mata, serta tampak
sangat kehausan. Terapi cairan yang sesuai adalah…
SOAL
a. Infus RL 100 cc/kgbb/hari

135 b. Infus RL 100 cc/kgbb dalam 8 jam


c. Oralit 50-100 cc
d. Oralit 100-200 cc
e. Oralit 75 cc/kgbb 3 jam pertama
E. ORALIT 75 CC/KGBB 3 JAM PERTAMA
KEYWORDS :
• Anak perempuan, 2 tahun
PEMBAHASAN
• Diare, 3 hari, sebanyak 5 gelas/hari

135 • PF: tampak gelisah, mata cekung, turgor kembali lambat, saat
menangis masih ada air mata, serta tampak sangat kehausan
DIARE

PEMBAHASAN

135
GEJALA DAN TANDA DIARE

PEMBAHASAN

135
KLASIFIKASI DIARE PADA ANAK

PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
Jawaban Lainnya
a. Infus RL 100 cc/kgbb/hari
b. Infus RL 100 cc/kgbb dalam 8 jam
PEMBAHASAN
c. Oralit 50-100 cc : rencana terapi A untuk anak usia < 2
tahun
135 d. Oralit 100-200 cc : rencana terapi A untuk anak usia ≥ 2
tahun
Jadi, terapi cairan yang sesuai adalah…
PEMBAHASAN

E. ORALIT 75 CC/KGBB 3 JAM


135 PERTAMA
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan siklus menstruasi tidak teratur. Kadang pasien tidak
menstruasi dan apabila mensturasi hanya keluar darah sedikit.
Keluhan disertai nyeri pada perut bagian kanan bawah.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan USG
didapatkan gambaran folikel-folikel kecil berjumlah ± 12
SOAL
berbentuk seperti roda pedati. Diagnosis yang tepat adalah…

136 a. Adenomiosis
b. Polikistik ovarii
c. Tumor ovarium
d. Endometriosis interna
e. Endometriosis eksterna
B. POLIKISTIK OVARII
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 27 tahun
• Siklus menstruasi tidak teratur, kadang tidak menstruasi,

136 apabila menstruasi keluar darah sedikit


• Disertai nyeri perut kanan bawah
• PF: TTV dalam batas normal
• USG: folikel-folikel kecil berjumlah ± 12 berbentuk seperti
roda pedati
PCOS

PEMBAHASAN

136
PEMBAHASAN

136
PEMBAHASAN

136
PEMERIKSAAN PENUNJANG PCOS

PEMBAHASAN

136
TATALAKSANA PCOS

PEMBAHASAN

136
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. POLIKISTIK OVARII
136
Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik karena
telat minum pil kontrasepsi kombinasi selama 1 hari. Apa yang
akan anda istruksikan sebagai dokter?
a. Mengganti metode kontrasepsi dengan suntik
b. Minum 1 pil hari ini dan besok dilanjutkan lagi seperti biasa
SOAL
c. Minum 1 pil hari ini dan menggunakan kondom selama 1
minggu
137 d. Minum 2 pil hari ini dan besok dilanjutkan seperti biasa
e. Minum 2 pil hari ini dan dilanjutkan besok minum 2 pil
D. MINUM 2 PIL HARI INI DAN BESOK
DILANJUTKAN SEPERTI BIASA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 32 tahun
• Telat minum pil kontrasepsi kombinasi selama 1 hari
137
PIL KB

PEMBAHASAN

137
INDIKASI KONTRASEPSI DARURAT (KODAR)

PEMBAHASAN

137
Jadi, instruksi yang akan diberikan adalah…
PEMBAHASAN
D. MINUM 2 PIL HARI INI DAN BESOK
137 DILANJUTKAN SEPERTI BIASA
Seorang ibu hamil usia 34 tahun datang ke poliklinik untuk
memeriksakan kehamilan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
170/100 mmHg, RR 20 kali/menit, nadi 88 kali/menit, suhu
36,7C. Riwayat HT dan DM disangkal. Dari hasil pemeriksaan
urine ditemukan tes dipstik +2. Diagnosis yang mungkin
adalah…
SOAL
a. PER

138 b. PEB
c. Impending eclamsia
d. Superimposed eclamsia
e. Hipertensi gestasional
B. PEB
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 32 tahun
• Telat minum pil kontrasepsi kombinasi selama 1 hari

138
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

138

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

138

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

138

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

138

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Pre Eklamsia dan Eklamsia : Kejang

PEMBAHASAN

138

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
Pre Eklamsia dan Eklamsia : Kejang

PEMBAHASAN

138

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

138

Sumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. WHO. 2013
Jawaban Lainnya
a. PER : 140/90 < TD < 160/110 dan proteinuria(+1 s/d +2)
PEMBAHASAN c. Impending eclamsia
d. Superimposed eclamsia : sudah ada riwayat HT kronis

138 sebelum hamil atau pada saat usia kandungan < 20


minggu
e. Hipertensi gestasional : HT yang baru terjadi saat hamil
dan TD kembali normal pasca melahirkan
Jadi, diagnosis yang mungkin adalah…
PEMBAHASAN

B. PEB
138
Seorang ibu hamil 38 minggu datang ke IGD RS karena keluar
cairan bening yang tidak dapat tertahankan dari kemaluan sejak
1 jam yang lalu. Belum ada kontraksi. Tidak dilakukan
pemeriksaan dalam. DJJ baik. Tatalaksana yang tepat dilakukan
adalah…
SOAL a. Tokolitik
b. Dexamethasone injeksi

139 c. Pasien dapat pulang


d. Induksi persalinan
e. SC
D. INDUKSI PERSALINAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Hamil 38 minggu  aterm
• Ketuban pecah 1 jam lalu

139 • Belum ada kontraksi


• Tidak diperiksa dalam

 Diagnosis mengarah pada kasus ketuban pecah dini


(KPD)
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

139
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

139
DIAGNOSIS KETUBAN PECAH DINI (KPD)

PEMBAHASAN

139
PEMBAHASAN

139
TATALAKSANA KPD

PEMBAHASAN

139
TATALAKSANA KHUSUS KPD

PEMBAHASAN

139
ALUR ANTIBIOTIK UNTUK KPD

PEMBAHASAN

139
INDUKSI DAN AKSELERASI PERSALINAN

PEMBAHASAN

139
INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

139
SYARAT INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

139
BISHOP SCORE

PEMBAHASAN

139
PROSES INDUKSI/AKSELERASI

PEMBAHASAN

139
INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

139
INDUKSI PERSALINAN (METODE KIMIA)

PEMBAHASAN

139
Jawaban Lainnya
a. Tokolitik : diberikan bersamaan dengan injeksi
dexamethasone sebagai pertimbangan untuk proses
PEMBAHASAN
pematangan paru janin usia kehamilan 24-33 minggu
b. Dexamethasone injeksi : tatalaksana khusus KPD pada
139 kehamilan 24033 minggu
c. Pasien dapat pulang : sangat tidak disarankan
e. SC : opsi tatalaksana KPD yang paling terminal dimana
bila terjadi kegagalan pada tatalaksana yang lain, adanya
kelainan obstetri, maupun pada PPROM yang terjadi
fetal distress
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. INDUKSI PERSALINAN
139
Seorang ibu usia 30 tahun, G1P0A0 hamil 39 minggu datang
memeriksakan kehamilannya ke poliklinik hamil RS. Ibu tersebut
rutin memeriksakan kehamilannya le dokter dan sudah
didiagnosis HIV positif sejak ANC pertama. Pemeriksaan viral
load terakhir 50.000 unit. Apakah edukasi yang tepat diberikan
untuk ibu tersebut?
SOAL
a. Memberitahu ibu adanya kecacatan janin

140 b. Virus HIV tidak dapat ditransmisikan melalui ASI


c. Ibu disiapkan untuk SC
d. Konsumsi antiretroviral sejak trimester I
e. Transmisi melalui ibu ke anak terjadi saat trimester II
C. IBU DISIAPKAN UNTUK SC
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Ibu usia 30 tahun, G1P0A0, 39 minggu
• HIV + sejak ANC pertama

140 • Viral load terakhir 50.000 unit


HIV DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

140
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi HIV dari Ibu ke Anak

PEMBAHASAN

140
Faktor yang Mempengaruhi Transmisi HIV dari Ibu ke Anak

PEMBAHASAN

140
Pada kasus…
Pasien hamil 39 minggu  aterm
PEMBAHASAN  Disiapkan untuk proses persalinan
 HIV + , wajib menjalankan proses persalinan melalui SC

140
Jadi, edukasi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. IBU DISIAPKAN UNTUK SC


140
Seorang perempuan usia 42 tahun, G6P5A0 datang ke
puskesmas dengan keluhan perdarahan melalui jalan lahir sejak
tadi pagi. Pasien tidak menstruasi 2 bulan. Pasien mengaku
keluar gumpalan seperti daging dengan selaput. Pada
pemeriksaan inspekulo didapatkan portio menutup dan sedikit
bercak perdarahan. Diagnosis yang tepat adalah…
SOAL
a. Abortus inkomplit

141 b. Abortus komplit


c. Missed abortion
d. Abortus insipien
e. Abortus iminens
B. ABORTUS KOMPLIT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 42 tahun
• G6P5A0

141 • Keluar gumpalan seperti daging dengan selaput


• Tidak menstruasi 2 bulan
• Inspekulo: portio tertutup, bercak perdarahan (+) sedikit
ABORTUS

PEMBAHASAN

141
ABORTUS

PEMBAHASAN

141
JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

141
JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

141
TATALAKSANA UMUM ABORTUS

PEMBAHASAN

141
TATALAKSANA ABORTUS IMMINENS

PEMBAHASAN

141
TATALAKSANA ABORTUS INSIPIENS

PEMBAHASAN

141
TATALAKSANA ABORTUS INKOMPLIT

PEMBAHASAN

141
TATALAKSANA ABORTUS KOMPLIT

PEMBAHASAN

141
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ABORTUS KOMPLIT
141
Seorang perempuan usia 28 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan demam sejak 8 hari yang lalu. Dalam seminggu terakhir
payudara dirasakan sangat nyeri. Diketahui pasien melahirkan
anaknya 3 minggu lalu dan aktif memberikan ASI kepada
bayinya. Pemeriksaan fisik didapatkan payudara hiperemis dan
nyeri tekan (+). Diagnosis yang tepat adalah…
SOAL
a. Mastitis

142 b. Abses payudara


c. Mastalgia
d. Ginekomasti
e. Kanker payudara
A. MASTITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 28 tahun
• Demam 8 hari

142 • Payudara nyeri 1 minggu terakhir


• 3 minggu lalu melahirkan anaknya dan aktif memberikan
ASI
• PF: payudara hiperemis, nyeri tekan (+)
MASTALGIA

PEMBAHASAN

142
MASTITIS

PEMBAHASAN

142
TATALAKSANA MASTITIS DAN ABSES MAMMAE

PEMBAHASAN

142
Jawaban Lainnya
b. Abses payudara : keluhan mirip mastitis namun keluar
cairan kental (pus) dari putting, teraba benjolan
PEMBAHASAN
fluktuatif pada payudara
c. Mastalgia : nyeri pada payudara tanpa ada gejala
142 sistemik
d. Ginekomasti : biasanya pada laki-laki dimana terjadi
pembesaran pada kelenjar payudara
e. Kanker payudara : keganasan pada payudara, dominan
teraba benjolan, penurunan berat badan (+)
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. MASTITIS
142
Seorang perempuan usia 33 tahun, P5A0, datang ke IGD RS
bersama bidan dengan keluhan ari-ari tidak keluar setelah
melahirkan 6 jam yang lalu. Menurut bidan, pasien
mengeluarkan banyak darah. Hingga saat ini bidan tidak bisa
mengeluarkan plasentanya. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
100/60 mmHg, nadi 52 kali/menit, akral pucat basah dingin.
SOAL
Pemeriksaan TFU 2 jari dibawah pusat. Pada pemeriksaan VT
teraba umbilikal yang keluar dari OUE dan OUE sedikit terbuka.
143 Apa kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?
a. Plasenta previa
b. Plasenta perkreta
c. Plasenta inkarserata
d. Plasenta akreta
e. Retensio plasenta
E. RETENSIO PLASENTA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 33 tahun, P5A0
• Ari-ari tidak keluar setelah melahirkan 6 jam yang lalu,

143 sampai saat ini bidan tidak bisa mengeluarkan


plasentanya
• Pasien banyak mengeluarkan darah
• PF: TD 100/60, nadi 52x/m, akral pucat basah dingin, TFU
2 jari dibawah pusat
• VT: teraba umbilikal keluar dari OUE, OUE sedikit terbuka
RETENSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

143

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
TATALAKSANA RETENSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

143

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
PEMBAHASAN

143
UTEROTONIKA

PEMBAHASAN

143
UTEROTONIKA: SYNTOCINON

PEMBAHASAN

143
UTEROTONIKA: ERGOMETRIN

PEMBAHASAN

143
UTEROTONIKA: SYNTOMETRIN

PEMBAHASAN

143
Jawaban Lainnya
a. Plasenta previa : kelainan sebelum proses persalinan
dengan keluhan keluar darah melalui jalan lahir
PEMBAHASAN
b. Plasenta perkreta : salah satu jenis perlekatan retensio
plasenta yang dikonfirmasi harus menggunakan USG
143 c. Plasenta inkarserata : salah satu jenis perlekatan
retensio plasenta yang dikonfirmasi harus menggunakan
USG
d. Plasenta akreta : salah satu jenis perlekatan retensio
plasenta yang dikonfirmasi harus menggunakan USG
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. RETENSIO PLASENTA
143
Seorang perempuan usia 27 tahun, G2P1A0, hamil 42 minggu
datang ke IGD RS dengan keluhan keluar cairan bening dari jalan
lahir sejak 6 jam yang lalu. Cairan yang keluar bercampur darah
lendir dan perut terasa kencang-kencang disangkal. Pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital stabil. Tidak dilakukan pemeriksaan
dalam. Apa kemungkinan diagnosis pada kasus diatas?
SOAL
a. G2P1A0 hamil aterm KPD

144 b. G2P1A0 hamil aterm inpartu


c. G2P1A0 hamil preterm KPD
d. G2P1A0 hamil postterm inpartu
e. G2P1A0 hamil postterm KPD
E. G2P1A0 HAMIL POSTTERM KPD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 27 tahun, G2P1A0, hamil 42 minggu
• Keluar cairan bening dari jalan lahir sejak 6 jam lalu

144 • Bercampur darah (-), perut kencang-kencang (-)


• PF: TTV stabil
KEHAMILAN POSTTERM

PEMBAHASAN

144

Sumber: Callahan T., Caughey A. Blueprints: Obstetric and Gynecology. 6th ed. Lipincot Williams Wilkins. 2013.
KEHAMILAN POSTTERM

PEMBAHASAN

144

Sumber: Callahan T., Caughey A. Blueprints: Obstetric and Gynecology. 6th ed. Lipincot Williams Wilkins. 2013.
PATOFISIOLOGI KEHAMILAN SEROTINUS

PEMBAHASAN

144

Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-2-12.bab-1.pdf
KLASIFIKASI KEHAMILAN SEROTINUS

PEMBAHASAN

144

Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-2-12.bab-1.pdf
KEHAMILAN SEROTINUS

PEMBAHASAN

144

Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-2-12.bab-1.pdf
TATALAKSANA KEHAMILAN SEROTINUS

PEMBAHASAN

144

Sumber: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-2-12.bab-1.pdf
Jawaban Lainnya
a. G2P1A0 hamil aterm KPD : salah, karena kandungan
sudah post date atau janin dalam keadaan postterm
PEMBAHASAN
b. G2P1A0 hamil aterm inpartu : salah, karena tidak ada
tanda-tanda inpartu
144 c. G2P1A0 hamil preterm KPD : salah, karena kandungan
sudah post date atau janin dalam keadaan postterm
d. G2P1A0 hamil postterm inpartu : salah, karena tidak ada
tanda-tanda inpartu meskipun janin sudah postterm
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. G2P1A0 HAMIL POSTTERM KPD


144
Seorang perempuan usia 30 tahun, G6P3A2, datang ke
puskesmas dengan keluhan janin dirasakan tidak bergerak lagi
dan perut terasa mengecil sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Tiga minggu
yang lalu pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan dan
dikatakan sedang hamil 7 bulan. Diagnosis yang tepat pada
SOAL
kasus adalah…

145 a. Prematuritas
b. IUFD
c. IUGR
d. Oligohidramnion
e. Solusio plasenta
B. IUFD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 30 tahun, G6P3A2
• Janin tidak bergerak lagi dan perut terasa mengecil, 2

145 minggu
• 3 minggu lalu ke bidan  dikatakan hamil 7 bulan
• PF: TTV dbn
IUFD

PEMBAHASAN

145
IUFD

PEMBAHASAN

145
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. IUFD
145
Seorang perempuan usia 27 tahun, G1P0A0, hamil 4 minggu
datang ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Tidak
ada keluhan yang dirasakan oleh pasien saat ini. Selama
kehamilannya pasien belum pernah mendapat suntikan tetanus
toksoid (TT). Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Sebagai
seorang dokter yang bertugas, kapan sebaiknya anda
SOAL
memberikan suntikan TT pertama kepada pasien tersebut?

146 a. Memberikan suntikan TT pada saat kunjungan


b. Memberikan suntikan TT pada umur kehamilan 6 minggu
c. Memberikan suntikan TT pada umur kehamilan 12 minggu
d. Memberikan suntikan TT pada umur kehamilan 18 minggu
e. Memberikan suntikan TT pada umur kehamilan 22 minggu
A. MEMBERIKAN SUNTIKAN TT PADA SAAT
KUNJUNGAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 27 tahun, G1P0A0, hamil 4 minggu
• Belum pernah mendapatkan suntikan TT selama

146 kehamilannya
• PF: TTV dbn
IMUNISASI TT PADA KEHAMILAN

PEMBAHASAN

146
IMUNISASI TT PADA KEHAMILAN

PEMBAHASAN

146
Jadi, memberikan suntikan TT yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN
A. MEMBERIKAN SUNTIKAN TT PADA
146 SAAT KUNJUNGAN
Seorang perempuan usia 29 tahun, hamil G2P1A0, datang ke
poliklinik dengan keluhan keputihan yang bertambah banyak
sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai gatal dan kadang perih.
Seminggu yang lalu pasien berhubungan dengan suaminya yang
baru tiba dari luar kota. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
sekret banyak dan seropurulen di introitus vagina. Hasil
SOAL
pemeriksaan mikroskopis hapusan sekret vagina ditemukan
gambaran diplokokus gram negatif intra dan ekstraseluler.
147 Diagnosis yang paling mungkin adalah...
a. Vaginitis bakterial
b. Vaginitis servikalis
c. Servisitis gonorroe
d. Kandidiasis vaginalis
e. Trikomoniasis vaginalis
C. SERVISITIS GONORROE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 29 tahun, hami G1P0A0
• Keputihan bertambah banyak, 3 hari

147 • Disertai gatal dan rasa perih


• 1 minggu lalu berhubungan dengan suaminya yang baru
tiba dari luar kota
• PF: sekret banyak dan seropurulen di introitus vagina,
• Hapusan sekret vagina: diplokokus gram negatif intra dan
ekstraseluler
SERVISITIS

PEMBAHASAN

147

Sumber: CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatmen Guidelines. 2015


SERVISITIS

PEMBAHASAN

147

Sumber: CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatmen Guidelines. 2015


SERVISITIS GONORE

PEMBAHASAN

147

Sumber: CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatmen Guidelines. 2015


SERVISITIS GONORE

PEMBAHASAN

147

Sumber: CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatmen Guidelines. 2015


Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. SERVISITIS GONORROE
147
Seorang perempuan usia 27 tahun, P2A0, datang ke poliklinik
karena ingin memakai kontrasepsi. Pasien baru saja melahirkan
anaknya 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Waktu yang tepat untuk memakai KB hormonal pada
pasien ini adalah…
SOAL a. Saat kunjungan ini
b. 1 bulan setelah melahirkan

148 c. 6 minggu setelah melahirkan


d. 1 minggu kemudian
e. Kapan saja setelah melahirkan
C. 6 MINGGU SETELAH MELAHIRKAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 27 tahun, P2A0
• Ingin memakai KB

148 • 1 minggu yang lalu baru saja melahirkan


• PF: dbn
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

PEMBAHASAN

148
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

PEMBAHASAN

148
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

PEMBAHASAN

148
Jadi, waktu yang tepat untuk memakai KB
hormonal adalah…
PEMBAHASAN

C. 6 MINGGU SETELAH MELAHIRKAN


148
Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P2A0 hamil 24-28 minggu,
datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 5 hari yang
lalu. Keluhan disertai rasa menggigil dan berkeringat banyak.
Dari anamnesa diketahui bahwa pasien baru saja pulang dari
Maluku 2 minggu sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/70 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 37,9C.
SOAL
Pada pemeriksaan hapusan darah tebal ditemukan plasmodium
falciparum stadium trofozoit. Apakah terapi yang sesuai?
149 a. Kina
b. Doksisiklin
c. Klorokiun
d. Primakuin
e. Artesunat
E. ARTESNUNAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 hamil 24-28 minggu
• Demam 5 hari

149 • Disertai menggigil dan keluar keringat banyak


• Pulang dari Maluku 2 minggu lalu
• PF: TD 120/70, nadi 88x/m, RR 20x/m, suhu 37,9C
• Hapusan darah tebal: plasmodium falciparum stadium
trofozoit
MALARIA DALAM PERSALINAN

PEMBAHASAN

149
KEMOPROFILAKSIS MALARIA DALAM PERSALINAN

PEMBAHASAN

149
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

149
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

149
TATALAKSANA MALARIA BERAT DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

149
TATALAKSANA MALARIA BERAT DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

149
Jadi, terapi yang sesuai adalah…
PEMBAHASAN

E. ARTESUNAT
149
Pasien wanita usia 26 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
muncul benjolan pada kemaluan sejak beberapa bulan terakhir.
Pasien memiliki siklus menstruasi yang teratur, namun terdapat
keluhan tentang perdarahan menstruasi yang semakin banyak
dan nyeri. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien bekerja
sebagai seorang sekretaris, belum menikah, dan belum pernah
SOAL
melahirkan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg,
nadi 88 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,7C, massa yang
150 menekan hymen. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah…
a. Kista Bartholin
b. Kista Gardner
c. Kista ovarium
d. Prolaps uteri
e. Mioma Geburt
E. MIOMA GEBURD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita usia 26 tahun
• Muncul benjolan pada kemaluan sejak beberapa bulan

150 terakhir
• Siklus menstruasi teratur, namun ada keluhan perdarahan
yang semakin banyak dan nyeri (+)
• Pulang dari Maluku 2 minggu lalu
• PF: TTD dbn, massa menekan hymen
MIOMA UTERI

PEMBAHASAN

150
MIOMA UTERI

PEMBAHASAN

150

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
TATALAKSANA MIOMA UTERI

PEMBAHASAN

150
MIOMA GEBURT

PEMBAHASAN

150
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. MIOMA GEBURT
150
Pasien perempuan usia 28 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah yang berulang disertai nyeri
pada panggul. Keluhan sudah dirasakan sejak 5 tahun terakhir,
terutama pada saat menstruasi. Pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal. Pada pemeriksaan ginekologik
bimanual pada panggul tidak ditemukan adanya kelainan. Hasil
SOAL
laboratorium darah, tinja, urunalisis, dan pap smear dalam batas
normal. Diagnosis apa yang paling mungkin pada pasien?
151 a. Adenomiosis
b. Leiomioma
c. Salfingitis
d. Endometriosis
e. Endometritis
D. ENDOMETRIOSIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita usia 26 tahun
• Muncul benjolan pada kemaluan sejak beberapa bulan

151 terakhir
• Siklus menstruasi teratur, namun ada keluhan perdarahan
yang semakin banyak dan nyeri (+)
• Pulang dari Maluku 2 minggu lalu
• PF: TTD dbn, massa menekan hymen
ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

151
PEMBAHASAN

151
ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

151
FAKTOR RISIKO ENDOMETRIOSIS

PEMBAHASAN

151
GEJALA KLINIS

PEMBAHASAN

151
PEMERIKSAAN

PEMBAHASAN

151
PEMERIKSAAN

PEMBAHASAN

151
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

151
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. ENDOMETRIOSIS
151
Pasien perempuan usia 27 tahun, G2P1A0 28 minggu, datang ke
IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam yang lalu.
Riwayat sesak serupa timbul bila udara dingin. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 110 kali/menit, RR 28
kali/menit, suhu 36,8C. Pada pemeriksaan paru terdengar
wheezing ekspirasi di seluruh lapangan paru. Tatalaksana awal
SOAL
yang tepat diberikan adalah…

152 a. Ipatropium bromide inhalasi


b. Aminofilin 7mg/kgbb bolus dalam 20 menit diikuti dari infus
0,4mg/kgbb/jam
c. Fluticasone nebulisasi
d. Budesonide nebulisasi
e. Salbutamol nebulisasi
D. SALBUTAMOL NEBULISASI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 27 tahun, G2P1A0 28 minggu
• Sesak napas 2 jam lalu

152 • Riwayat sesak serupa bila udara dingin


• PF: TD 110/80, nadi 110x/m, RR 28x/m, suhu 36,8C,
wheezing ekspiratoar seluruh lapangan paru
ASMA DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

152
KOMPLIKASI ASMA DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

152
KOMPLIKASI ASMA DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

152
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. SALBUTAMOL NEBULISASI
152
Pasien perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 16 minggu, datang ke
poliklinik dengan badan terasa lemas dan lesu sejak 2 minggu yang
lalu. Riwayat anemia sebelumnya disangkal. Terdapat riwayat anemia
pada keluarga pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg,
nadi 82 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,6C, konjungtiva palpebra
anemis. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10 mg/dl,
SOAL konsentrasi ferritin serum meningkat, konsentrasi B12 serum normal.
Pada pemeriksaan hapusan darah tepi terdapat anemia makrositer.

153 Terapi apa yang diberikan pertama kali pada pasien di atas?
a. Zat besi
b. Asam folat
c. Cobalamin
d. Eritropoetin
e. Vitamin K
B. ASAM FOLAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun, G1P0A0 16 minggu
• Badan terasa lemas dan lesu, 2 minggu

153 • Riwayat anemia sebelumnya (-)


• Riwayat keluarga anemia (+)
• Riwayat sesak serupa bila udara dingin
• PF: TD 110/80, nadi 82x/m, RR 20x/m, suhu 36,6C,
konjungtiva palpebra anemis (+)
• HDT: anemia makrositer
SUPLEMENTASI DAN NUTRISI KEHAMILAN

PEMBAHASAN

153
SUPLEMENTASI ASAM FOLAT

PEMBAHASAN

153

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
SUPLEMENTASI ZAT BESI

PEMBAHASAN

153

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
SUPLEMENTASI KALSIUM

PEMBAHASAN

153

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
Jawaban Lainnya
a. Zat besi : untuk anemia mikrositer
PEMBAHASAN c. Cobalamin : vit. B12, namun kadar B12 serum pada
pasien normal

153 d. Eritropoeitin : bukan indikasi pemberian eritropoetin


e. Vitamin K : bukan suplementasi dan nutrisi utama
tambahan untuk ibu hamil, tidak ada tanda-tanda
gangguan pembekuan darah pada kasus
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ASAM FOLAT
153
Pasien perempuan usia 24 tahun, G1P0A0 cukup bulan, datang
ke IGD RS karena mau melahirkan. Pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal. Pada kala 1 didapatkan DJJ 110
kali/menit, HIS 2 x 10 detik/20 detik, pembukaan 3 cm, efficacy
90%, kepala janin berada di Hodge 2. Dievaluasi 4 jam kemudian,
didapatkan His 4 x 10 detik/20 detik, efficacy 90%, pembukaan 6
SOAL
cm, UUK diarah jam 6. Apa diagnosis pada pasien tersebut?

154 a. Panggul sempit


b. CPD
c. Makrosomia
d. Presentasi posterior kepala
e. Presentasi posterior bokong
D. PRESENTASI POSTERIOR KEPALA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 24 tahun, G1P0A0 cukup bulan
• Mau melahirkan

154 • PF: TTV dbn


• Partograf:
• Kala I: DJJ 110x/m, HIS 2 x 10 detik/20 detik, pembukaan 3
cm, efficacy 90%, kepala janin berada di Hodge 2
• 4 jam kemudian: His 4 x 10 detik/20 detik, efficacy 90%,
pembukaan 6 cm, UUK diarah jam 6
MALPOSISI

PEMBAHASAN

154

Sumber: Ferri’s best test: A Practical Guide to Clinical Laboratory Medicine and DiagnosticImaging. 3th ed.
Philadelphia.2014.Elsevier.
JENIS-JENIS MALPOSISI

PEMBAHASAN

154

Sumber: Ferri’s best test: A Practical Guide to Clinical Laboratory Medicine and DiagnosticImaging. 3th ed.
Philadelphia.2014.Elsevier.
JENIS-JENIS MALPOSISI

PEMBAHASAN

154

Sumber: Ferri’s best test: A Practical Guide to Clinical Laboratory Medicine and DiagnosticImaging. 3th ed.
Philadelphia.2014.Elsevier.
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. PRESENTASI POSTERIOR KEPALA


154
Pasien wanita usia 70 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan terasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Keluhan
disertai adanya benjolan yang keluar dari kemaluan yang
dirasakan sangat mengganggu ketika berjalan. Dari hasil
anamnesis diketahui bahwa pasien sudah menikah sejak usia 17
tahun. Pasien mempunyai 9 orang anak dan semuanya lahir
SOAL
pervaginam. Pasien bekerja sebagai tukang jamu gendong
keliling. Pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal.
155 Organ apakah yang mengalami gangguan pada kasus?
a. Vagina
b. Serviks
c. Uterus
d. Ovarium
e. Tuba falopii
C. UTERUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 70 tahun
• Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah

155 • Disertai benjolan yang keluar dari kemaluan, sangat


mengganggu saat berjalan
• Menikah sejak usia 17 tahun, memiliki 9 anak semua lahir
pervaginam
• Pekerjaan sebagai tukang jamu gendong keliling
• PF: TTV dbn
PROLAPS UTERI

PEMBAHASAN

155
Jadi, organ yang mengalami gangguan adalah…
PEMBAHASAN

C. UTERUS
155
Ibu G7P5A1 usia kehamilan 32 minggu mengeluhkan nyeri perut.
Selain itu keluar darah berwarna kehitaman. Dari pemeriksaan
didapatkan perut tegang. Diagnosis yang mungkin pada pasien
adalah…
a. Abortus
SOAL b. Plasenta letak rendah
c. Vasa previa
156 d. Solusio plasenta
e. Plasenta previa
D. SOLUSIO PLASENTA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• G7P5A1, hamil 32 minggu
• Nyeri perut

156 • Disertai keluar darah kehitaman


• PF: perut tegang
SOLUSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

156
GAMBARAN KLINIS SOLUSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

156
Jadi, diagnosis yang mungkin adalah…
PEMBAHASAN

D. SOLUSIO PLASENTA
156
Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 38
minggu. Pada pemeriksaan leopold didapatkan data sebagai
berikut.
• Leopold 1 : keras memanjang
• Leopold 2 : keras di sisi kiri, lunak di sisi kanan
SOAL
• Leopold 3 : tidak teraba bagian janin

157 Bagaimanakah letak janin tersebut?


a. Presentasi kepala
b. Presentasi bokong
c. Letak oblik
d. Letak lintang
e. Letak memanjang
D. LETAK LINTANG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu
• PF: Leopold

157 • Leopold 1 : keras memanjang


• Leopold 2 : keras di sisi kiri, lunak di sisi kanan
• Leopold 3 : tidak teraba bagian janin
LETAK LINTANG

PEMBAHASAN

157
Jadi, letak janin adalah…
PEMBAHASAN

D. LETAK LINTANG
157
Seorang pasien post melahirkan datang bersama bidan karena
perdarahan banyak. Pada pemeriksaan didapatkan uterus
setinggi 2 jari di atas simfisis pubis, dengan kontraksi uterus kuat.
Tampak laserasi jalan lahir pada mukosa rektum sampai dengan
komisura posterior. Derajat berapakah laserasi tersebut?
SOAL a. Grade 4
b. Grade 3B

158 c. Grade 3A
d. Grade 2
e. Grade 1
A. GRADE 4
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu
• PF: Leopold

158 • Leopold 1 : keras memanjang


• Leopold 2 : keras di sisi kiri, lunak di sisi kanan
• Leopold 3 : tidak teraba bagian janin
PEMBAHASAN

158
Jadi, derajat laserasi adalah…
PEMBAHASAN

A. GRADE 4
158
Seorang perempuan usia 26 tahun, G1P0A0 hamil 12 minggu,
datang untuk melakukan pemeriksaan rutin ANC. Dari rekam
medis, pasien diketahui menderita grave disease dengan
pengobatan yang adekuat dan rutin kontrol. Komplikasi yang
dapat terjadi pada bayinya adalah…
SOAL a. Dwarfisme
b. Tiroid ektopik

159 c. Hipertiroidisme
d. Hipotiroid kongenital
e. Hypothalamic hypotiroidsm
D. HIPOTIROID KONGENITAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 26 tahun, G1P0A0, hamil 12 minggu
• Menderita grave disease dengan riwayat pengobatan yang

159 adekuat dan rutin kontrol


HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

159
HIPOTIROID KONGENITAL PADA ANAK

PEMBAHASAN

159
HIPOTIROID KONGENITAL PADA ANAK

PEMBAHASAN

159
Jadi, komplikasi yang dapat terjadi pada
bayinya adalah…
PEMBAHASAN

D. HIPOTIROID KONGENITAL
159
Seorang perempuan usia 30 tahun, G1P0A0 datang dengan
membawa rujukan dari bidan karena hendak melahirkan dan
kehamilan ganda. Pada pemeriksaan dalam didapatkan
presentasi anak pertama kepala, anak kedua kepala. Saat ini
posisi janin berada di station 0. Bagaimana tatalaksana
persalinan yang tepat dilakukan pada pasien?
SOAL
a. SC

160 b. Induksi persalinan


c. Partus pervaginam
d. Versi luar
e. Versi ekstraksi
C. PARTUS PERVAGINAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun, G1P0A0
• Hendak melahirkan dan kehamilan ganda

160 • VT:
• Presentasi anak 1 : kepala
• Presentasi anak 2 : kepala
• Posisi di station 0
KEHAMILAN GEMELLI / GANDA

PEMBAHASAN

160
KEHAMILAN GEMELLI / GANDA

PEMBAHASAN

160
KEHAMILAN GEMELLI / GANDA

PEMBAHASAN

160
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

160

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

160

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

160

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

160

Sumber: Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Bakti Husada
Jadi, tatalaksana persalinan yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. PARTUS PERVAGINAM
160
Anak laki-laki usia 1 tahun 6 bulan datang dibawa ibunya ke IGD
RS dengan keluhan muntah kehijauan sejak 3 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak kesakitan, perut
membesar, distensi (+), dan borborigmi (+). Pemeriksaan
fluoroskopi tampak gambaran “corkscrew sign”. Diagnosis pada
pasien tersebut adalah…
SOAL
a. Intususepsi

161 b. Atresia duodenum


c. Peritonitis
d. Midgut volvulus
e. Hipertrofi stenosis pylorus
D. MIDGUT VOLVULUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 1 tahun 6 bulan
• Muntah kehijauan sejak 3 hari lalu

161 • PF: tampak kesakitan, perut membesar, distensi (+), dan


borborigmi (+)
• Fluoroskopi: corkscrew sign
MIDGUT VOLVULUS

PEMBAHASAN

161
ETIOLOGI

PEMBAHASAN

161
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

161
TANDA DAN GEJALA

PEMBAHASAN

161
SIGMOID VOLVULUS

PEMBAHASAN

161
PEMERIKSAAN FISIK SIGMOID VOLVULUS

PEMBAHASAN

161
PEMBAHASAN

161
RADIOLOGI (BOF) MIDGUT VOLVULUS

PEMBAHASAN

161

Gambaran “coffee bean”


pada foto polos abdomen
PEMBAHASAN

161
PEMBAHASAN

161
FLUOROSKOPI / BARIUM ENEMA MIDGUT VOLVULUS

PEMBAHASAN

161
Jawaban Lainnya
a. Intususepsi : pada foto barium enema tampak gambaran
cupping atau coiled spring
PEMBAHASAN
b. Atresia duodenum : tampak gambaran double bubble
pada foto polos abdomen (BOF)
161 c. Peritonitis : dapat tampak gambaran udara di
subdiafragma
e. Hipertrofi stenosis pylorus : tampak gambaran single
bubble pada foto polos abdomen (BOF)
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. MIDGUT VOLVULUS
161
Seorang laki-laki usia 22 tahun dibawa ke IGD RS karena
mengalami luka bakar akibat tersiram bensin. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan luka bakar tampak kemerahan, terdapat bula,
nyeri seluas 45%. Berapakah cairan rehidrasi yang diberikan
apabila berat badan pasien 50 kg?
SOAL a. 22500 cc/24 jam
b. 11250 cc/24 jam

162 c. 9000 cc/24 jam


d. 6000 cc/24 jam
e. 2450 cc/24 jam
C. 9000 CC/24 JAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 22 tahun
• Luka bakar tersiram bensin

162 • PF: luka bakar tampak kemerahan, bula (+), nyeri (+) 
derajat 2 (seluas 45%)
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

162
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

162
DERAJAT LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

162
RUMUS REHIDRASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

162
Pada kasus…

• Derajat luka bakar  derajat 2


PEMBAHASAN
• Luas luka bakar  45%
• BB pasien  50 kg
162 • RUMUS  4 X BB X LUAS LUKA BAKAR
 4 x 50 x 45%  9000 cc/24 jam
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. 9000 CC/24 JAM


162
Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah sejak 8 jam SMRS. Awalnya nyeri
dirasakan pada ulu hati kemudian menjalar ke bagian kanan bawah.
Keluhan disertai mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak kesakitan, TD 110/80
mmHg, nadi 90 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 38,7C, nyeri
SOAL tekan McBurney (+), nyeri alih (+), nyeri tekan lepas (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium leukosit 15.000 dan segmen 88%.

163 Berapakah skor Alvarado pada kasus tersebut?


a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
E. 10
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 28 tahun
• Nyeri perut kanan bawah, 8 jam SMRS

163 • Disertai mual, muntah, dan tidak nafsu makan


• Awalnya nyeri di ulu hati dan menjalar ke kanan bawah
• PF: tampak kesakitan, TD 110/80, nadi 90x/, RR 20x/m,
suhu 38,7C, nyeri tekan McBurney (+), nyeri alih (+), nyeri
tekan lepas (+)
• Lab: leukosit 15.000 dan segmen 88%
APENDISITIS

PEMBAHASAN

163
APENDISITIS

PEMBAHASAN

163
PEMERIKSAAN FISIK

PEMBAHASAN

163
PEMERIKSAAN FISIK

PEMBAHASAN

163
PEMBAHASAN

163
Jadi, skor Alvarado pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

E. 10
163
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada lutut kanan setelah terjatuh saat bermain
basket 2 hari yang lalu. Keluhan disertai bengkak pada area di
sekitar bagian dalam lutut kanan tersebut. Nyeri dirasakan baik saat
lutut digerakkan dan saat istirahat sehingga gerakan pada lutut
terbatas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Mc Murray’s test dan
SOAL Appley’s test positif, tes varus positif, sedangkan tes valgus negatif.
Apakah penatalaksanaan awal yang paling tepat diberikan?

164 a. Tidak dibutuhkan penanganan segera


b. Operasi segera
c. Kompres dengan handuk hangat
d. Pemberian analgesik golongan NSAID
e. Pembatasan aktivitas gerak lutut sampai dengan operasi selesai
dilakukan
D. PEMBERIAN ANALGESIK GOLONGAN
NSAID
KEYWORDS :
• Laki-laki, 20 tahun
PEMBAHASAN
• Nyeri lutut kanan setelah terjatuh saat bermain basket 2 hari
yang lalu
164 • Disertai bengkak pada area di sekitar bagian dalam lutut kanan
• Nyeri dirasakan baik saat lutut digerakkan dan saat istirahat
sehingga gerakan pada lutut terbatas
• PF: Mc Murray’s test (+), Appley’s test (+), tes varus (+), tes
valgus (-)
CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PEMERIKSAAN FISIK CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PEMERIKSAAN FISIK CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PEMERIKSAAN FISIK CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PEMERIKSAAN FISIK CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PEMERIKSAAN FISIK CEDERA MENISKUS

PEMBAHASAN

164
PENATALAKSANAAN AWAL CEDERA MUSKULOSKELETAL

PEMBAHASAN

164
Jawaban Lainnya
a. Tidak dibutuhkan penanganan segera : salah
PEMBAHASAN b. Operasi segera : bukan merupakan penatalaksanaan
awal, namun tatalaksana definitif karena sebagian besar
kasus cedera meniskus membutuhkan intervensi operasi
164 c. Kompres dengan handuk hangat : salah, seharusnya
dingin (RICE)
e. Pembatasan aktivitas gerak lutut sampai dengan operasi
selesai : kurang tepat, karena pada kasus pasien
istirahatpun tetep merasakan sakit
Jadi, penatalaksanaan awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. PEMBERIAN ANALGESIK
164 GOLONGAN NSAID
Seorang perempuan usia 42 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kencing darah sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan tidak
disertai nyeri saat BAK. Namun terasa nyeri di daerah supra pubik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan USG tampak gambaran accoustic shadow di kandung
kemih. Diagnosis yang tepat adalah…
SOAL
a. Sistitis

165 b. Nefrolitiasis
c. Vesikolitiasis
d. Keganasan kolon
e. Keganasan vesika urinari
C. VESIKOLITIASIS
KEYWORDS :
• Perempuan, 42 tahun
PEMBAHASAN
• Kencing darah, 1 minggu

165 • Disertai nyeri di supra pubik


• Nyeri BAK (-)
• PF: TTV dbn
• USG: accoustic shadow di kandung kemih
VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
PEMERIKSAAN PENUNJANG VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
PEMERIKSAAN PENUNJANG VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
PEMERIKSAAN PENUNJANG VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
PEMERIKSAAN PENUNJANG VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
PEMERIKSAAN PENUNJANG VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
TATALAKSANA VESIKOLITIASIS

PEMBAHASAN

165
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. VESIKOLITIASIS
165
Seorang bayi perempuan usia 4 bulan datang dibawa ibunya ke
poliklinik dengan keluhan kaki kanan lebih pendek daripada kaki
kirinya, serta lipatan paha kanan dan kiri tidak sejajar. Menurut
ibunya, anak lahir letak sungsang dan ditolong bidan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Barlow test dan Ortolani test positif.
Diagnosis pada pasien ini yang tepat adalah…
SOAL
a. Fraktur femur

166 b. Fraktur pelvis


c. Fraktur collum femur
d. Congenital talipes equinovarus
e. Developmental hip dysplasia
E. DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA
KEYWORDS :
• Bayi perempuan, 4 bulan
PEMBAHASAN
• Kaki kanan lebih pendek daripada kaki kirinya, lipatan paha
kanan dan kiri tidak sejajar
166 • Riwayat persalinan: anak lahir letak sungsang ditolong bidan
• PF: Barlow test (+), Ortolani test (+)
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA

PEMBAHASAN

166
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

166
TATALAKSANA OPERATIF

PEMBAHASAN

166
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. DEVELOPMENTAL HIP DYSPLASIA


166
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang dibawa ke IGD RS karena
mengalami kecelakaan lalu lintas. Dada pasien terbentur setang
sepeda motor dan ditemukan adanya jejas di dada. Pasien
mengeluhkan nyeri di dada dan terasa sesak. Setelah dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, pasien didiagnosis pneumothoraks dan
diputuskan akan dipasang WSD. Apa yang harus diperhatikan dari
SOAL pemasangan WSD tersebut?
a. Mengganti selang setiap 3 hari sekali
167 b. Mengganti tabung setiap hari
c. Mengganti tabung setiap jam
d. Adanya undulasi pada selang WSD
e. Perubahan warna cairan pada selang WSD
D. ADANYA UNDULASI PADA
SELANG WSD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Post KLL

167 • Dada terbentur setang sepeda motor dan terdapat jejas


• Nyeri dada (+), sesak (+)
• Dx: pneumothoraks  pemasangan WSD
PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
JENIS PNEUMOTHORAKS (FISTEL)

PEMBAHASAN

167
JENIS PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
PATOFISIOLOGI PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
MEKANISME TERJADI PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
DIAGNOSIS PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
DIAGNOSIS PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
DIAGNOSIS PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

167
WSD (Water Seal Drainage)

PEMBAHASAN

167
WSD (Water Seal Drainage)

PEMBAHASAN

167
WSD (Water Seal Drainage) MONITORING

PEMBAHASAN

167
CHEST TUBE REMOVE

PEMBAHASAN

167
Jadi, yang perlu diperhatikan pada
pemasangan WSD adalah…
PEMBAHASAN
D. ADANYA UNDULASI PADA
167 SELANG WSD
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sulit
menelan sejak 2 minggu lalu yang semakin lama semakin memberat.
Keluhan disertai rasa terbakar pada dada setiap kali habis makan, mual
(+), dan muntah (+). Pemeriksaan fisik dalam baats normal. Pada
pemeriksaan radiologis didapatkan gambran bird’s beak sign. Diagnosa
yang paling tepat adalah…
SOAL
a. Tumor esofagus

168 b. Hernia esofagus


c. Akalasia
d. Atresia esofagus
e. Fistel esofagus
C. AKALASIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun
• Sulit menelan, 2 minggu, semakin memberat

168 • Disertai rasa terbakar di dada setiap habis makan, mual,


muntah
• PF: TTV dbn
• Ro: bird’s beak sign
AKALASIA

PEMBAHASAN

168
GEJALA KLINIS AKALASIA

PEMBAHASAN

168
AKALASIA

PEMBAHASAN

168
AKALASIA

PEMBAHASAN

168
TATALAKSANA AKALASIA

PEMBAHASAN

168
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. AKALASIA
168
Pasien laki-laki usia 29 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengatakan bahwa kaki kanannya
membentur dashboard mobil. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
tungkai kanan tampak dalam posisi fleksi, adduksi, dan endorotasi
sendi panggul. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
SOAL a. Fraktur collum femur
b. Fraktur shaft femur

169 c. Dislokasi lutut


d. Dislokasi panggul posterior
e. Dislokasi panggul anterior
D. DISLOKASI PANGGUL POSTERIOR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 29 tahun
• Post KLL

169 • PF: tungkai kanan tampak dalam posisi fleksi, adduksi, dan
endorotasi sendi panggu
DISLOKASI PANGGUL

PEMBAHASAN

169
DISLOKASI PANGGUL POSTERIOR

PEMBAHASAN

169
DISLOKASI PANGGUL ANTERIOR

PEMBAHASAN

169
KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

169
CEDERA NERVUS ISCHIADICUS

PEMBAHASAN

169
CEDERA NERVUS ISCHIADICUS

PEMBAHASAN

169
Jadi, diagnosis pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

D. DISLOKASI PANGGUL POSTERIOR


169
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
BAB berdarah sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
berat badan yang semakin turun, perut semakin kembung
walaupun nafsu makan baik. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan adanya filling deffect yang menyebabkan penyempitan
lumen kolon sigmoid dengan tepi ireguler dan gambaran apple
SOAL core. Apa diagnosis yang mungkin pada pasien?
a. Diverticulitis
170 b. Adenokarsinoma kolon
c. Kolitis ulseratif
d. Infark usus
e. TB usus
B. ADENOKARSINOMA KOLON
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun
• BAB berdarah 2 bulan

170 • Disertai BB semakin turun, perut semakin kembung, walaupun


nafsu makan baik
• Ro: felling deffect  penyempitan lumen kolon sigmoid
dengan tepi ireguler dan gambaran apple core
KANKER KOLOREKTAL

PEMBAHASAN

170
ETIOLOGI

PEMBAHASAN

170
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

170
DIAGNOSIS

PEMBAHASAN

170
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

170
KOLON-REKTUM

PEMBAHASAN

170
PEMERIKSAAN FISIK

PEMBAHASAN

170
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

170
KLASIFIKASI KANKER KOLOREKTAL

PEMBAHASAN

170
STADIUM KANKER KOLOREKTAL

PEMBAHASAN

170
PENATALAKSANAAN

PEMBAHASAN

170
PENATALAKSANAAN: BEDAH

PEMBAHASAN

170
PENATALAKSANAAN: RADIASI

PEMBAHASAN

170
PENATALAKSANAAN: KEMOTERAPI

PEMBAHASAN

170
PENATALAKSANAAN JANGKA PANJANG

PEMBAHASAN

170
PROGNOSA

PEMBAHASAN

170
Jadi, diagnosis yang mungkin adalah…
PEMBAHASAN

B. ADENOKARSINOMA KOLON
170
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
sesak napas dan nyeri dada kanan sejak jaruh dari sepeda 3 jam
yang lalu. Pasien terlihat sangat susah bernapas, tersengal-sengal,
namun masih bisa menjawab pertanyaan dokter. Pada pemeriksaan
didapatkan kesadaran CM, TD 120/80 mmH, nadi 98 kali/menit, RR
32 kali/menit, suhu 36,7C, pada auskultasi thoraks terdapat
SOAL hipersonor pada dada kanan, suara vesikuler menurun, gerak dada
kanan tertinggal saat bernapas, trakea di tengah. Tatalaksana awal

171 yang tepat diberikan untuk pasien adalah…


a. Trakeostomi
b. Pemberian oksigen
c. Intubasi
d. Dekompresi jarum
e. Cairan kristaloid infus
D. DEKOMPRESI JARUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun
• BAB berdarah 2 bulan

171 • Disertai BB semakin turun, perut semakin kembung, walaupun


nafsu makan baik
• Ro: felling deffect  penyempitan lumen kolon sigmoid
dengan tepi ireguler dan gambaran apple core
ATLS INITIAL ASSESSMENT

PEMBAHASAN

171
ATLS: PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

171
ATLS: PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

171
ATLS: PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

171
ATLS: PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

171
Jawaban Lainnya
a. Trakeostomi : belum ada indikasi dilakukan trakeostomi,
pasien masih bisa menjawab pertanyaan dokter meski
PEMBAHASAN
tersengal-sengal
b. Pemberian oksigen : salah, bahkan oksigen dosis tinggi
171 akan semakin memperparah keadaan pasien
c. Intubasi : salah, karena pasien masih sadar/GCS 4-5-6
e. Cairan kristaloid : bisa dipikirkan namun bukan
tatalaksana awal dan/atau definitif pada kasus
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. DEKOMPRESI JARUM
171
Seorang perempuan usia 40 tahun datang poliklinik dengan keluhan
muncul benjolan di pantat. Awalnya benjolan kecil dan sekarang
sebesar telur angsa. Tidak ada penurunan berat badan drastis. Pada
pemeriksaan didapatkan tanda vital dalam batas normal, massa
pseudokistik dengan ukuran 7 x 7 cm, berbatas tegas, subkutan,
kenyal, mobile, warna seperti warna kulit, dan tidak nyeri.
SOAL Diagnosis yang mungkin adalah…
a. Lipoma
172 b. Hemangioma
c. Rhabdomioma
d. Fibroma
e. Leiomioma
A. LIPOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 40 tahun
• Muncul benjolan di pantat, awalnya kecil dan sekarang

172 membesar seperti telur angsa


• PF: TTV dalam batas normal, massa pseudokistik ukuran 7 x 7
cm, berbatas tegas, subkutan, kenyal, mobile, warna seperti
warna kulit, tidak nyeri
LIPOMA

PEMBAHASAN

172
LIPOMA

PEMBAHASAN

172
JENIS-JENIS TUMOR JARINGAN IKAT

PEMBAHASAN

172
DD: PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

172
LIPOMA

PEMBAHASAN

172
Jadi, diagnosis yang mungkin adalah…
PEMBAHASAN

A. LIPOMA
172
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan tidak
bisa BAK sejak 4 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sempat terjatuh
dari motor dan terduduk di atas aspal. Keluhan disertai keluar darah
yang menetes dari ujung kemaluan. Terdapat nyeri dan bengkak pada
kemaluan. Pada pemeriksaan didapatkan darah menetes dari OUE,
perineum bengkak hingga meluas sampai dengan skrotum, penis,
SOAL suprapubik. Pernyataan yang tidak benar dibawah ini adalah…
a. Diagnosis yang mungkin terjadi pada pasien adalah ruptur uretra

173 posterior
b. Pemasangan kateter adalah tatalaksana awal untuk mengevaluasi
perdarahan pada kasus diatas
c. Pemeriksaan RT didapatkan floating prostate
d. Modalitas pencitraan utama untuk kasus diatas adalah retrograde
urethrography
e. Komplikasi yang dapat terjadi adalah striktur uretra
B. PEMASANGAN KATETER ADALAH
TATALAKSANA AWAL UNTUK MENGEVALUASI
PERDARAHAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun

173 • Tidak bisa BAK sejam 4 jam lalu


• Post KLL, terjatuh dan terduduk di atas aspal
• Disertai keluar darah menetes dari ujung kemaluan, nyeri, dan
bengkak
• PF: darah menetes dari OUE, perineum bengkak hingga meluas
sampai dengan skrotum, penis, suprapubik
TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
TATALAKSANA AWAL TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
KLASIFIKASI GOLDMAN TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
KLASIFIKASI GOLDMAN TRAUMA URETRA

PEMBAHASAN

173
PEMBAHASAN

173
TINDAKAN

PEMBAHASAN

173
RUPTUR URETRA POSTERIOR

PEMBAHASAN

173
DIAGNOSIS

PEMBAHASAN

173
URETROGRAFI

PEMBAHASAN

173
RUPTUR URETRA POSTERIOR

PEMBAHASAN

173
Jadi, pernyataan yang tidak benar adalah…
PEMBAHASAN
B. PEMASANGAN KATETER ADALAH
TATALAKSANA AWAL UNTUK MENGEVALUASI
173 PERDARAHAN
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul benjolan pada bahu kiri. Keluhan sudah dirasakan
sejak 3 tahun yang lalu, dan semakin membesar sejak 6 bulan
terakhir. Keluhan juga disertai dengan nyeri. Pada pemeriksaan
didapatkan benjolan di bahu kiri, ukuran 6 cmx 7 cmx 8 cm,
konsistensi keras padat, terfiksasi pada dasar. Hasil pemeriksaan
SOAL radiologi terdapat endosteal scalloping disertai massa jaringan
lunak dengan kalsifikasi dan penetrasi ke korteks. Kemungkinan

174 diagnosis pada pasien adalah…


a. Kondrosarkoma
b. Osteosarkoma
c. Osteokondroma
d. Miositis osifikans
e. Metastasis bone disease
A. KONDROSARKOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 50 tahun
• Muncul benjolan di bahu kiri, sejak 3 tahun lalu, semakin

174 membesar 6 bulan terakhir


• Nyeri (+)
• PF: benjolan di bahu kiri, ukuran 6 cmx 7 cmx 8 cm, konsistensi
keras padat, terfiksasi pada dasar
• Ro: endosteal scalloping disertai massa jaringan lunak dengan
kalsifikasi dan penetrasi ke korteks
KONDROSARKOMA

PEMBAHASAN

174
KONDROSARKOMA

PEMBAHASAN

174
PEMERIKSAAN PENUNJANG: RADIOLOGI

PEMBAHASAN

174
PEMERIKSAAN PENUNJANG: HISTOPATOLOGI

PEMBAHASAN

174
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

A. KONDROSARKOMA
174
Pasien laki-laki usia 18 tahun datang diantar orangtuanya ke poliklinik
dengan keluhan nyeri pada buah zakar sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan sangat tajam hingga meluas ke perut. Namun nyeri dirasakan
berkurang saat skrotum diangkat ke atas. Keluhan disertai mual dan
muntah 1 kali isi makanan namun tidak menyemprot. Pada pemeriksaan
didapatkan tanda vital dalam batas normal, skrotum dekstra membesar
SOAL disertai pembesan KGB inguinal, phren’s test positif. Kemungkinan
diagnosis pada pasien adalah…

175 a. Torsio testis


b. Tumor testis
c. Epididimo-orchitis
d. Hernia skrotalis
e. Hidrokel
C. EPIDIDIMO-ORCHITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 18 tahun
• Nyeri pada buah zakar sejak 2 hari, nyeri sangat tajam hingga

175 ke perut, berkurang saat skrotum diangkat ke atas


• Disertai mual dan muntah 1 kali isi makanan namun tidak
menyemprot
• PF: TTV dalam batas normal, skrotum dekstra membesar
disertai pembesan KGB inguinal, phren’s test positif
EPIDIDIMO-ORCHITIS

PEMBAHASAN

175
ETIOLOGI

PEMBAHASAN

175
EPIDIDIMO-ORCHITIS

PEMBAHASAN

175
EPIDIDIMO-ORCHITIS

PEMBAHASAN

175
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

175
PHREN’S SIGN

PEMBAHASAN

175
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

C. EPIDIDIMO-ORCHITIS
175
Bayi laki-laki usia 6 bulan dibawa orang tuanya ke Poliklinik
dengan keluhan buang air kecil dari punggung penis bukannya
dari ujung penis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi
bergerak aktif, berat badan 6,5 kg, tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan genetalia eksterna didapatkan OUE tidak
pada ujung penis. Apa diagnosis yang tepat pada bayi ini?
SOAL
a. Hipospadia

176 b. Epispadia
c. Fimosis
d. Parafimosis
e. ISK
B. EPISPADIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi laki-laki, 6 bulan
• BAK dari punggung penis bukan dari ujung penis

176 • PF: gerak bayi aktif, BB 6,5kg, TTV dalam batas normal, OUE
tidak terdapat di ujung penis
OUE tidak terletak pada tempat normalnya

PEMBAHASAN

176
Jawaban Lainnya
a. Hipospadia : letak OUE di bawah (ventral)
PEMBAHASAN c. Fimosis : prepusium tidak bisa ditarik ke belakang
d. Parafimosis : prepusium yang ditarik ke belakang tidak

176 bisa ditarik kembali  terjepit dan edema


e. ISK : infeksi saluran kemih (atas dan bawah), dominan
gejala demam, nyeri saat BAK
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

B. EPISPADIA
176
Pasien laki-laki usia 55 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan sulit buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
mengaku kencing keluar sedikit-sedikit dan terkadang harus
mengedan. Nyeri saat BAK disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 18 kali/menit,
suhu 36,5C. Pemeriksaan umum dalam batas normal. Pada colok
SOAL
dubur didapatkan prostat teraba kenyal, tidak ada nyeri tekan, pool
atas tidak teraba. Kombinasi obat yang dapat diberikan untuk
177 tatalaksana kasus tersebut adalah…
a. Alfa blocker + 5-alfa reduktase inhibitor
b. Alfa blocker + antibiotik
c. 5-alfa reduktase inhibitor + antibiotik
d. Antibiotik + beta blocker
e. Beta blocker + alfa blocker
A. ALFA BLOCKER + 5-ALFA REDUKTASE
INHIBITOR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Sulit BAK 2 minggu

177 • Kencing keluar sedikit-sedikit, terkadang harus mengedan


• PF: TD 120/90, nadi 80x/m, RR 18x/m, suhu 36,5C
• VT: prostat teraba kenyal, tidak ada nyeri tekan, pool atas tidak
teraba
BPH (BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA)

PEMBAHASAN

177
BPH (BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA)

PEMBAHASAN

177
BPH (BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA)

PEMBAHASAN

177
PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER BPH

PEMBAHASAN

177
PEMBAHASAN

177
BPH VS CA PROSTAT

PEMBAHASAN

177
TATALAKSANA: MEDIKAMENTOSA

PEMBAHASAN

177
Jadi, kombinasi obat untuk kasus diatas
adalah…
PEMBAHASAN
A. ALFA BLOCKER + 5-ALFA
177 REDUKTASE INHIBITOR
Bayi laki-laki usia 1 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan ujung penis menggelembung setiap kali buang air
kencing, namun tidak pernah rewel saat BAK. Keluhan demam
dan nyeri disangkal. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital dalam batas normal, preputium menempel pada
gland penis, dan sulit ditarik ke belakang. Apa diagnosis yang
SOAL
tepat untuk kasus tersebut?

178 a. Balanitis
b. Hipospadia
c. Hematoma penis
d. Fimosis
e. Parafimosis
D. FIMOSIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi laki-laki, 1 tahun
• Ujung penis menggelembung setiap kali buang air kencing

178 • PF: TTD dalam batas normal, preputium menempel pada gland
penis dan sulit ditarik ke belakang
FIMOSIS VS PARAFIMOSIS

PEMBAHASAN

178
FIMOSIS VS PARAFIMOSIS

PEMBAHASAN

178
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. FIMOSIS
178
Pasien laki-laki usia 28 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
perdarahan di paha kiri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
1 jam yang lalu. Pasien sadar, lemas, tampak meringis kesakitan,
dan masih bisa menceritakan kronologi kecelakaan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 110 kali/menit, RR 24
kali/menit, TD 120/70 mmHg, dan didapatkan perdarahan aktif
SOAL
pada regio femoralis sinistra. Apa tatalaksana yang tepat pada
pasien tersebut?
179 a. Lakukan RJP
b. Pasang cervical collar
c. Berikan oksigen nasal kanul
d. Pasang bebat tekan
e. Pasang bebat tekan dan resusitasi cairan
E. PASANG BEBAT TEKAN DAN
RESUSITASI CAIRAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 28 tahun
• Perdarahan di paha kiri setelah mengalami kecelakaan lalu

179 lintas 1 jam yang lalu


• Pasien sadar, lemas, tampak meringis kesakitan, dan masih bisa
menceritakan kronologi kecelakaan
• PF: nadi 110 kali/menit, RR 24 kali/menit, TD 120/70 mmHg,
dan perdarahan aktif pada regio femoralis sinistra
FRAKTUR

PEMBAHASAN

179
PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

179
SECONDARY SURVEY

PEMBAHASAN

179
FRAKTUR

PEMBAHASAN

179
TATALAKSANA FRAKTUR

PEMBAHASAN

179
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. PASANG BEBAT TEKAN DAN
179 RESUSITASI CAIRAN
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD RS karena terjatuh
saat pertandingan. Pasien adalah seorang atlit sepak bola
nasional. Kaki kanan terasa nyeri dan bengkak setelah terjatuh.
Pasien juga tidak bisa berjinjit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan lokalis
kaki kanan tampak edema, hiperemis dan thompson test (+). Apa
SOAL
diagnosis yang mungkin untuk kasus ini?

180 a. Tendinitis
b. Strain musculus gastrocnemius
c. Sprain musculus gastrocnemius
d. Ruptur tendon Achilles
e. Fraktur tertutp
D. RUPTUR TENDON ACHILLES
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun, atlit sepak bola nasional
• Terjatuh saat pertandingan

180 • Nyeri kaki kanan dan bengkak, serta tidak bisa berjinjit
• PF: TTV dalam batas normal
• Status lokalis tungkai kanan: tampak edema, hiperemis dan
thompson test (+).
RUPTUR TENDON ACHILLES

PEMBAHASAN

180
MANIFESTASI KLINIS RUPTUR TENDON ACHILLES

PEMBAHASAN

180
RUPTUR TENDON ACHILLES

PEMBAHASAN

180
Bell’s Palsy

PEMBAHASAN

180
PEMBAHASAN

180
PEMBAHASAN

180
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

180
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

180
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

180
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

180
PEMBAHASAN

180
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. RUPTUR TENDON ACHILLES


180
Pasien perempuan, usia 20 tahun datang dengan riwayat fraktur
humerus sinistra 2 minggu yang lalu. Fraktur tidak sembuh
sempurna dan sering mengeluarkan sekret kental berbau kuning
dan kental pada daerah sekitar luka. Keluhan disertai rasa nyeri.
Pada pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran focus bone
menghilang dan dilakukan cauter biopsi ditemukan sekuester,
SOAL
poliferasi sel inflamasi, dan jaringan granul. Apa diagnosis pasien
diatas?
181 a. Rheumatoid arthritis
b. Osteoarthritis
c. Osteomielitis akut
d. Osteomielitis kronik non spesifik
e. Osteomielitis kronik spesifik
C. OSTEOMIELITIS AKUT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun
• Riwayat fraktur humerus sinistra 2 minggu

181 • Fraktur tidak sembuh sempurna dan sering mengeluarkan


sekret kental berbau kuning dan kental pada daerah sekitar
luka
• Ro: tampak focus bone menghilang
• Cauter biopsy: Sekuester, poliferasi sel inflamasi, dan jaringan
granul
OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

181
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

181
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

181
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

181
GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOMIELITIS

PEMBAHASAN

181
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. OSTEOMIELITIS AKUT
181
Pasien laki-laki usia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri dan bengkak di lutut kiri. Sebelumnya terjadi cedera saat
berolahraga. Dari anamnesa diketahui bahwa pasien sempat
berobat ke dukun dan dipijat namun tidak membaik. Dokter
melakukan pemeriksaan tes Lachmann positif. Diagnosis yang
mungkin pada pasien adalah…
SOAL
a. Trauma tendon patella

182 b. Trauma tendon achilles


c. Truma ligamen cruciatum anterior
d. Trauma ligamen cruciatum posterior
e. Trauma ligamen cruciatum posterior
C. TRUMA LIGAMENTUM CRUCIATUM
ANTERIOR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 20 tahun
• Nyeri dan bengkak di lutut kiri

182 • Riwayat cedera lutut saat berolahraga


• Berobat ke dukun dan dipijat, tidak membaik
• PF: tes Lachmann (+)
RUPTUR ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMENT

PEMBAHASAN

182
KLASIFIKASI RUPTUR ACL

PEMBAHASAN

182
ETIOLOGI

PEMBAHASAN

182
KLASIFIKASI RUPTUR ACL

PEMBAHASAN

182
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

182
PEMBAHASAN

182
MANIFESTASI KLINIS PADA PASIEN STABILITAS

PEMBAHASAN

182
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. TRUMA LIGAMENTUM
182 CRUCIATUM ANTERIOR
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri
pada pinggang kiri setelah jatuh dari sepeda motor dan pinggang kiri
terbentur trotoar 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TTV dalam batas normal, memar pada pinggang kiri, dan nyeri tekan
positif. Saat dipasang kateter didapatkan urine berwarna kemerahan.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
SOAL
a. Trauma kolon descenden

183 b. Trauma ginjal kiri


c. Ruptur lien
d. Ruptur pankreas
e. Contusio musculorum
C. TRAUMA GINJAL KIRI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Nyeri pada pinggang kiri setelah jatuh dari sepeda motor dan

183 pinggang kiri terbentur trotoar 2 jam yang lalu


• PF: TTV dalam batas normal, memar pada pinggang kiri, dan
nyeri tekan positif
• Saat dipasang kateter, keluar urine kemerahan  hematuria
(+)
TRAUMA GINJAL

PEMBAHASAN

183
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL

PEMBAHASAN

183
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL

PEMBAHASAN

183
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL

PEMBAHASAN

183
PENATALAKSANAAN & KOMPLIKASI

PEMBAHASAN

183
PEMBAHASAN

183
Jadi, diagnosis yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN

C. TRAUMA GINJAL KIRI


183
Bayi perempuan usia 2 hari lahir dengan persalinan sectio
caesarean dari ibu usia 30 tahun dengan usia kehamilan 38
minggu. Ibu pasien mengeluhkan anaknya muntah setiap kali
diberikan ASI. Selain itu air liur sering tampak keluar mengalir
dari mulutnya. Bayi juga sering batuk dan sesekali sesak dan
terilihat kebiruan. Saat dilakukan percobaan memasukkan
SOAL
orogastric tube tidak dapat masuk hingga ke lambung. Dari hasil
pemeriksaan babygram didapatkan gambaran usus yang tidak
184 terisi udara. Apakah diagnosis kasus diatas?
a. Intususepsi
b. Hirschprung’s disease
c. Atresia duodenum
d. Atresia esofagus
e. Hernia diafragmatika
D. ATRESIA ESOFAGUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi perempuan, 2 hari
• Lahir SC usia kehamilan 38 minggu (ibu usia 30 tahun)

184 • Muntah setiap kali diberikan ASI


• Disertai air liur sering tampak keluar mengalir dari mulutnya,
sering batuk, dan sesekali sesak hingga terilihat kebiruan.
• Orogastric tube tidak bisa masuk
• Babygram: usus yang tidak terisi udara
ATRESIA ESOFAGUS

PEMBAHASAN

184

Sumber: Townsend C., Beauchamp D., Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia:
Elsevier.2017
ATRESIA ESOFAGUS

PEMBAHASAN

184

Sumber: Townsend C., Beauchamp D., Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia:
Elsevier.2017
ATRESIA ESOFAGUS

PEMBAHASAN

184

Sumber: Townsend C., Beauchamp D., Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia:
Elsevier.2017
PEMBAHASAN

184
Jadi, diagnosis yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN

D. ATRESIA ESOFAGUS
184
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul benjolan di lengan atas kanan sejak 2 bulan yang
lalu. Benjolan dirasakan semakin hari semakin membesar. Pada
pemeriksaan fisik tidak didapatkan kemerahan dan nyeri. Hasil
pemeriksaan radiologi lengan atas didapatkan gambaran
benjolan pada os humerus berbentuk onion skin. Diagnosis
SOAL
radiologi yang mungkin pada pasien adalah…

185 a. Osteosarcoma
b. Echondroma
c. Chondrosarcoma
d. Aneurysmal bone cyst
e. Ewing’s sarcoma
E. EWING’S SARCOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Muncul benjolan di lengan atas kanan, 2 bulan

185 • Semakin lama semakin membesar


• PF: hiperemi (-), nyeri (-)
• Ro: benjolan pada os humerus berbentuk onion skin
EWING’S SARCOMA

PEMBAHASAN

185
PATOLOGI DAN SITOGENETIK

PEMBAHASAN

185
GEJALA KLINIS

PEMBAHASAN

185
PREDILEKSI

PEMBAHASAN

185
PEMBAHASAN

185
STAGING EWING’S SARCOMA

PEMBAHASAN

185
DIAGNOSTIC WORK-UP

PEMBAHASAN

185
RADIOLOGI

PEMBAHASAN

185
RADIOLOGI

PEMBAHASAN

185
RADIOLOGI

PEMBAHASAN

185
RADIOLOGI

PEMBAHASAN

185
PEMBAHASAN

185
Jadi, diagnosis radiologi yang paling mungkin
adalah…
PEMBAHASAN

E. EWING’S SARCOMA
185
Jawaban Lainnya
a. Tidak dibutuhkan penanganan segera : salah
PEMBAHASAN b. Operasi segera : bukan merupakan penatalaksanaan
awal, namun tatalaksana definitif karena sebagian besar
kasus cedera meniskus membutuhkan intervensi operasi
185 c. Kompres dengan handuk hangat : salah, seharusnya
dingin (RICE)
e. Pembatasan aktivitas gerak lutut sampai dengan operasi
selesai : kurang tepat, karena pada kasus pasien
istirahatpun tetep merasakan sakit
TINEA KAPITIS

PEMBAHASAN

185 Grey patch ringworm


• Biasa disebabkan oleh
Microsporum
Kerion
• Biasa disebabkan oleh
Microsporum atau Tricophyton
Black dot ringworm
• Biasa disebabkan oleh
Tricophyton tonsurans dan
• Papul eritem sekitar batang • Reaksi peradangan berat pd Tricophyton violaceum
rambut  melebar, tinea kapitis, folikulitis  • Rambut yang terinfeksi tepat
(Kelainan pada kulit dan membentuk bercak, pucat, kerion (= benjolan lunak, pus pada muara folikel  rapuh
rambut kepala disebabkan dan bersisik (+), “basah” dan mudah patah  yang
oleh dermatofit) • Rambut abu-abu • Terjadi pembengkakan tertinggal hanya ujung
• Tidak berkilat, mudah patah menyerupai sarang lebah dgn rambut yang penuh spora 
dan tercabut sebukan sel radang gambaran bintik hitam (black
dot)
• Alopecia (+), gatal (+) • Gatal (+), nyeri (+), alopecia
menetao (+), jar. parut (+) • Waktu lama, mahal
• Lampu wood (+) hijau
kekuningan • Demam (+), limfadenopati (+) • Fluoresensi (-)
• Fluoresensi (+/-)
Dermatitis (secara umum)

Definisi
PEMBAHASAN Kumpulan gejala inflamasi pada kulit seperti gatal, eritema,
vesikel, mengelupas, dan plak krusta

185 Etiologi
Disfungsi antara sistem imun dan kulit

Klasifikasi
• Berdasarkan Penyebab: dermatitis atopi, DKI, DKA, dermatitis
stasis, dermatitis seboroik, neurodermatitis
• Berdasarkan Lokasi: dermatitis tangan, kaki, dll
• Berdasarkan Bentuk: dermatitis numularis, liken simpleks kronis
INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK

PEMBAHASAN

185

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
Pasien laki-laki usia 55 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan sulit buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
mengaku kencing keluar sedikit-sedikit dan terkadang harus
mengedan. Nyeri saat BAK disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 18
kali/menit, suhu 36,5C. Pemeriksaan umum dalam batas normal.
SOAL
Pada colok dubur didapatkan prostat teraba kenyal, tidak ada
nyeri tekan, pool atas tidak teraba. Secara anatomi, daerah
186 apakah yang paling sering mengalami kelainan pada kasus ini?
a. Zona sentral
b. Zona perifer
c. Zona transisi
d. Zona uretra
e. Area fibromuskular
C. ZONA TRANSISIONAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Sulit BAK 2 minggu

186 • Kencing keluar sedikit-sedikit, terkadang harus mengedan


• PF: TD 120/90, nadi 80x/m, RR 18x/m, suhu 36,5C
• RT: prostat teraba kenyal, nyeri tekan (-), pool atas tidak teraba
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA

PEMBAHASAN

186
GEJALA LUTS

PEMBAHASAN

186
RECTAL TOUCHER BPH

PEMBAHASAN

186
RECTAL TOUCHER BPH

PEMBAHASAN

186
ANATOMI PROSTAT

PEMBAHASAN

186
RECTAL TOUCHER BPH

PEMBAHASAN

186
Jadi, daerah yang paling sering mengalami
gangguan adalah…
PEMBAHASAN

C. ZONA TRANSISIONAL
186
Seorang laki-laki berusia 26 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan muncul bintil kemerahan di kemaluan yang kemudian
pecah. Pasien sempat berhubungan dengan PSK 2 minggu yang
lalu. Pada pemeriksaan didapatkan ulkus multipel, tidak rata,
dangkal, dasar keabu-abuan. Terdapat gambaran school of fish.
Apakah mikroorganisme penyebab kasus tersebut?
SOAL
a. Leishmania donovani

187 b. Trichomonas pallidum


c. Chlamydia trachomatis
d. Hemophylus ducreyii
e. Herpes simpleks
D. HEMOPHYLUS DUCREYII
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 26 tahun
• Muncul bintil kemerahan di kemaluan yang kemudian pecah

187 • Riwayat promikuitas (+) 2 minggu lalu


• PF: ulkus multipel, tidak rata, dangkal, dasar keabu-abuan
• Gambaran school of fish (+)
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

PEMBAHASAN

187
CHANCROID

PEMBAHASAN

187
INGAT..!!

PEMBAHASAN

187
Jawaban Lainnya
a. Leishmania donovani : agen black fever
PEMBAHASAN b. Trichomonas pallidum : tidak ada mikroorganisme ini
c. Chlamydia trachomatis : agen LGV

187 e. Herpes simpleks : berupa virus, penyebab herpes


simpleks
Jadi, mikroorganisme penyebab kasus adalah…
PEMBAHASAN

D. HEMOPHYLUS DUCREYII
187
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan keputihan berwarna keabu-abuan. Pasien tidak
mengeluhkan ada rasa gatal dan nyeri. Pada pemeriksaan KOH,
ditemukan clue cells. Diagnosis kasus ini adalah ....
a. Kandida vaginalis
SOAL b. Trikomonas vaginalias
c. Uretritis gonore
188 d. Sifilis stadium 1
e. Bakterial vaginalis
E. BAKTERIAL VAGINALIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• Keputihan berwarna keabu-abuan

188 • KOH: clue cells (+)


PEMBAHASAN

188
BAKTERIAL VAGINALIS

PEMBAHASAN

188
INGAT..!!

PEMBAHASAN

188
Jadi, diagnosis kasus adalah…
PEMBAHASAN

E. BAKTERIAL VAGINALIS
188
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
demam menggigil sejak 5 hari yang lalu. Sebelumnya pasien
berpergian ke Nusa Tenggara 3 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb 8 mg/dl. Dari hapusan
darah tepi dijumpai tropozoit dengan ukuran lebih besar dari
eritrosit normal dan didapatkan bentukan cincin dan pisang
SOAL
(crescent) di dalam eritrosit. Apakah mikroorganisme penyebab
penyakit pasien diatas?
189 a. Virus dengue
b. Plasmodium malariae
c. Plasmodium vivax
d. Plasmodium ovale
e. Plasmodium falciparum
E. PLASMODIUM FALCIPARUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun
• Demam menggigil sejak 5 hari

189 • Riwayat bepergian ke Nusa Tenggara 3 minggu lalu


• Lab: Hb 8 mg/dl
• HDT: tropozoit dengan ukuran lebih besar dari eritrosit normal
dan didapatkan bentukan cincin dan pisang (crescent) di dalam
eritrosit
MALARIA

PEMBAHASAN

189
MALARIA

PEMBAHASAN

189
KURVA PANAS MALARIA

PEMBAHASAN

189
HAPUSAN DARAH TEPI

PEMBAHASAN

189
HAPUSAN DARAH TEPI

PEMBAHASAN

189
TATALAKSANA MALARIA

PEMBAHASAN

189
Jawaban Lainnya
a. Virus dengue : agen dari demam dengue, dominan
panas dengan kurva “saddle back“
PEMBAHASAN
b. Plasmodium malariae : tipe demam quartana, khas
trofozoit berbentuk cincin, titik Maurer (+) pada eritrosit
189 c. Plasmodium vivax : tipe demam tertiana, khas terdapat
titik Ziemann, skizon berbentuk rossete
d. Plasmodium ovale : tipe demam tertiana, khas skizon
berisi 8-12 merozoit
Jadi, mikroorganisme penyebab kasus
adalah…
PEMBAHASAN

E. PLASMODIUM FALCIPARUM
189
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang dibawa ibunya ke
puskesmas dengan keluhan gusi sering berdarah. Pasien juga
merasa semakin lemas dan malas beraktivitas. Pada pemeriksaan
didapatkan konjungtiva anemis dan perut buncit. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6,1, leukosit 40.000,
trombosit 80.000. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
SOAL
untuk menegakkan diagnosis adalah...

190 a. Biopsi sumsum tulang


b. Kadar faktor VIII
c. Kadar faktor von Willebrand
d. Hapusan darah tebal dan tipis
e. Elektroforesis Hb
A. BIOPSI SUMSUM TULANG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 8 tahun
• Gusi sering berdarah

190 • Disertai merasa semakin lemas dan malas beraktivitas


• PF: konjungtiva anemis (+), perut buncit
• Lab: Hb 6,1, leukosit 40.000, trombosit 80.000
LEUKEMIA: MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

190
KLASIFIKASI BERDASARKAN DIFERENSIASI

PEMBAHASAN

190
KLASIFIKASI BERDASARKAN SEL PROGENITOR

PEMBAHASAN

190
KLASIFIKASI LEUKEMIA

PEMBAHASAN

190
KLASIFIKASI LEUKEMIA

PEMBAHASAN

190
PEMBAHASAN

190
PEMERIKSAAN PENUNJANG: LABORATORIUM

PEMBAHASAN

190
PEMBAHASAN

190
Jadi, pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

A. BIOPSI SUMSUM TULANG


190
Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
sesak napas disertai mengi sejak 2 jam yang lalu. Pasien diketahui
memiliki riwayat asma, berobat teratur dan biasa menggunakan
bronkodilator inhalasi. Sebelum ke IGD RS, pasien sempat
menggunakannya namun tidak ada perubahan. Pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 120/80 mmHg, nadi 98
SOAL kali/menit, nafas 38 kali/menit dangkal, dan suhu 37,4C, pada
auskultasi thoraks didapatkan wheezing di kedua lapang paru. Bila

191 diajak berbicara, pasien tidak dapat menyelesaikan satu kata secara
utuh. Bagaimana hasil pemeriksaan analisis gas darah pada pasien?
a. Total CO2 meningkat
b. PCO2 meningkat
c. PO2 meningkat
d. HCO3 meningkat
e. pH meningkat
B. PCO2 MENINGKAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 34 tahun
• Sesak napas disertai mengi, 2 jam

191 • Riwayat asma (+), berobat teratur, menggunakan bronkodilator


inhalasi  namun tidak ada perubahan
• Bila diajak berbicara, pasien tidak dapat menyelesaikan satu
kata secara utuh
• PF: kesadaran CM, TD 120/80 mmHg, nadi 98x/m, nafas 38x/m
dangkal, dan suhu 37,4C, wheezing di kedua lapang paru
DERAJAT EKSASERBASI ASMA

PEMBAHASAN

191
Pada kasus…

Jadi analisis gas darahnya:


• Asma pada pasien ini merupakan asma eksaserbasi derajat
PEMBAHASAN berat
• Asma merupakan penyakit paru akibat obstruksi  udara tidak
191 dapat keluar dari paru  udara kotor tetap tertimbun di dalam
paru  udara kotor banyak di sirkulasi darah  CO2 banyak di
darah
• Yang diperiksa bukan total CO2 dalam darah, tetapi tekanan
CO2 (PCO2)
• Oleh karena CO2 yang banyak  tekanan akan meningkat 
PCO2 meningkat
Jadi, hasil analisis gas darah yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

B. PCO2 MENINGKAT
191
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke poliklinik untuk
melakukan general checkup. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
BB: 92kg dan TB: 162cm. Tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut:
GDP: 120 mg/dL, Kolesterol total: 240 mg/dL, HDL: 42 mg/dL,
LDL: 196 mg/dL, Trigliserida: 210 mg/dL. Berdasarkan hasil
SOAL
pemeriksaan, makanan apa yang perlu dibatasi oleh pasien
tersebut?
192 a. Nasi putih
b. Ikan laut
c. Roti gandum
d. Daging ayam
e. Kuning telur
E. KUNING TELUR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Melakukan general chekcup

192 • PF: BB 92kg, TB 162cm  BMI 35,05 (Obesitas)


• Laboratorium:
• GDP 120 mg/dL  prediabetes (TGT atau GDPT)
• Kolesterol total 240 mg/dL
• HDL 42 mg/dL
• LDL 196 mg/dL
• Trigliserida 210 mg/dL  dislipidemia
TATALAKSANA SINDROMA METABOLIK

PEMBAHASAN

192
Jawaban Lainnya
a. Nasi putih : diketahui memiliki nilai GI yang tinggi, maka
dari itu lebih condong ke arah DM
PEMBAHASAN
b. Ikan laut : sumber protein tinggi, namun jika berlebih
akan meningkatkan asupan garam harian yang akan
192 menyebabkan HT
c. Roti gandum : biasa dijadikan alternatif sumber
karbohidrat dengan nilai GI yang lebih rendah dari nasi
putih
d. Daging ayam : sumber protein hewani
Jadi, makanan yang perlu dibatasi adalah…
PEMBAHASAN

E. KUNING TELUR
192
Seorang wanita usia 24 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, dari puting
susu keluar cairan berwarna putih, padahal pasien tidak sedang
hamil atau menyusui. Pasien juga mengeluhkan pandangan
buram. Etiologi dari keluhan yang dialami pasien ini adalah...
SOAL a. Hipertiroid
b. Prolaktinoma

193 c. Diabetes insipidus


d. Addison disease
e. Cushing syndroma
B. PROLAKTINOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 24 tahun
• Menstruasi tidak teratur

193 • Dari puting susu keluar cairan berwarna putih


• Tidak sedang hami atau menyusui
• Pandangan buram
PROLAKTINOMA: ANATOMI

PEMBAHASAN

193
PROLAKTINOMA

PEMBAHASAN

193
Jawaban Lainnya
a. Hipertiroid : produksi hormon tiroid berlebih, berupa
palpitasi, hiperhidrosis, mudah emosi
PEMBAHASAN
c. Diabetes insipidus : gejala berupa polidipsi dan poliuria

193 d. Addison disease : insufisiensi adrenokortikal kronis,


berupa pigmentasi kulit, hipoglikemia, hipotensi
postural, dll
e. Cushing syndrome : kelebihan hormon kortisol, berupa
moon face, obesitas, buffalo hump
Jadi, etiologi dari keluhan pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. PROLAKTINOMA
193
Seorang pasien perempuan usia 40 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan ingin kurus. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan hasil IMT 35. Sebagai seorang dokter,
apakah diet yang tepat anda sarankan pada pasien ini?
a. Diet rendah gula
SOAL
b. Diet rendah lemak

194 c. Diet rendah kalori


d. Diet rendah kolesterol
e. Diet rendah protein
C. DIET RENDAH KALORI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 40 tahun
• Ingin kurus

194 • PF: IMT 35  obesitas


OBESITAS

PEMBAHASAN

194
IMT UNTUK POPULASI ASIA

PEMBAHASAN

194
OBESITAS

PEMBAHASAN

194
TATALAKSANA: PERUBAHAN GAYA HIDUP

PEMBAHASAN

194
Jadi, saran yang diberikan untuk pasien
adalah…
PEMBAHASAN

C. DIET RENDAH KALORI


194
Seorang wanita usia 30 tahun datang diantar keluarganya ke
IGD RS karena mengalami kejang 30 menit lalu. Kejang
selama 5 menit dan pasien tidak sadar. Saat kejang, pasien
menghentakkan keempat ekstremitasnya. Sebelum kejang,
pasien merasa wajahnya berkedut dan leher kaku. Pasien
SOAL pernah menjalani tiroidektomi karena penyakit Graves.
Penyebab kejang pada pasien ini adalah ....

195 a. Hipokalsemia
b. Hipokalemia
c. Hipoklorida
d. Hipomagnesium
e. Hiponatremia
A. HIPOKALSEMIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 30 tahun
• Kejang 30 menit lalu

195 • Selama 5 menit


• Pasien tidak sadar
• Saat kejang  menghentakkan keempat ekstremitas
• Sebelum kejang  merasa wajah berkedut dan leher kaku
• Riwayat tiroidektomi (+) karena Grave’s disease
GANGGUAN NATRIUM

PEMBAHASAN

195
GANGGUAN KALIUM

PEMBAHASAN

195
TIROIDEKTOMI

PEMBAHASAN

195
Jadi, penyebab kejang pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. HIPOKALSEMIA
195
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
sesak berat tiba-tiba. Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas 2
jam SMRS. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi
110 kali/menit, RR 32 kali/menit, dan suhu 36,6C. Pada
pemeriksaan thoraks ditemukan gerakan dada kanan tertinggal,
perkusi dada kanan hipersonor, dan suara napas dada kanan
SOAL
menghilang. Tatalaksana awal yang tepat adalah…

196 a. Thorakotomi
b. Kompresi dada
c. Pemasangan WSD
d. Pericardiosintesis
e. Dekompresi dengan jarum besar di ICS II
E. DEKOMPRESI DENGAN JARUM
BESAR DI ICS II
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Sesak berat tiba-tiba

196 • Post KLL 2 jam SMRS


• PF: TD 90/60, nadi 110x/m, RR 32x/m, dan suhu 36,6C, gerakan
dada kanan tertinggal, perkusi dada kanan hipersonor, dan
suara napas dada kanan menghilang
TRAUMA THORAKS

PEMBAHASAN

196
TRAUMA THORAKS

PEMBAHASAN

196
OPEN PNEUMOTHORAKS

PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
DEKOMPRESI JARUM

PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
TAMPONADE JANTUNG

PEMBAHASAN

196
TAMPONADE JANTUNG

PEMBAHASAN

196
TAMPONADE JANTUNG

PEMBAHASAN

196
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. DEKOMPRESI DENGAN JARUM
196 BESAR DI ICS II
Seorang laki-laki usia 15 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
nyeri pada buah zakar sebelah kanan sejak 1 jam SMRS. Keluhan
muncul secara tiba-tiba, terus menerus, dan tajam. Pemeriksaan
fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Status lokalis
skrotum kanan lebih besar dan lebih tinggi daripada sebelah kiri,
posisi testis kanan melintang, nyeri saat disentuh atau
SOAL
digerakkan ke proksimal. Pada daerah inguinal kanan tidak
didapatkan pembengkakan. Tatalaksana awal yang tepat
197 dilakukan adalah…
a. Surgical detorsion
b. Sirkumsisi
c. Dorsumsisi
d. Orchiectomy
e. Manual detorsion
E. MANUAL DETORSION
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 15 tahun
• Nyeri pada buah zakar sebelah kanan sejak 1 jam SMRS

197 • Nyeri muncul secara tiba-tiba, terus menerus, dan tajam


• Bengkak pada daerah inguinal kanan (-)
• PF: TTV dalam batas normal
• Status lokalis skrotum kanan lebih besar dan lebih tinggi
daripada sebelah kiri, posisi testis kanan melintang, nyeri saat
disentuh atau digerakkan ke proksimal
 Diagnosis mengarah pada kasus torsio testis
TORSIO TESTIS

PEMBAHASAN

197

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2036003-
treatment#a1156
PEMBAHASAN

197
TATALAKSANA TORSIO TESTIS

PEMBAHASAN

197

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2036003-treatment#a1156
DD: EPIDIDIMITIS

PEMBAHASAN

197

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2036003-treatment#a1156
DD: EPIDIDIMITIS

PEMBAHASAN

197

Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/2036003-treatment#a1156
TORSIO TESTIS VS EPIDIDIMITIS

PEMBAHASAN

197
PEMBAHASAN

197
PEMERIKSAAN PENUNJANG: USG

PEMBAHASAN

197
PEMBAHASAN

197
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. MANUAL DETORSION
197
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan kelopak mata kanan robek setelah terkena bambu.
Keluhan disertai perdarahan dan nyeri pada mata kanan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan pada status lokalis okuli dekstra didapatkan VOD
6/6, laserasi palpebra bagian temporal dengan panjang 3 cm dan
SOAL
kantus lateral dalam batas normal. Apa tatalaksana awal pada
pasien ini?
198 a. Langsung rujuk
b. Jahit kondisional, jahit otot, jahit kulit, rujuk
c. Pasang infus, ATS, bebat, rujuk
d. Debridement, cuci luka, bebat, rujuk
e. Pasang infus, cuci luka, bebat, antibiotik IV, rujuk
E. PASANG INFUS, CUCI LUKA, BEBAT,
ANTIBIOTIK IV, RUJUK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 35 tahun
• Kelopak mata kanan robek setelah terkena bambu

198 • Disertai perdarahan dan nyeri pada mata kanan


• PF: TTV dalam batas normal
• Status lokalis okuli dekstra: VOD 6/6, laserasi palpebra bagian
temporal dengan panjang 3 cm dan kantus lateral dalam batas
normal
 Diagnosis mengarah pada kasus laserasi palpebra
LASERASI KELOPAK MATA / PALPEBRA

PEMBAHASAN

198
DIAGNOSIS

PEMBAHASAN

198
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

198
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. PASANG INFUS, CUCI LUKA, BEBAT,
198 ANTIBIOTIK IV, RUJUK
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD RS setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pasien
mengatakan dirinya ditabrak oleh sepeda motor dari arah
samping dan kemudian pasien terjatuh ke arah kanan. Pasien
mengeluhkan nyeri dan bengkak pada paha kanan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal. Status
SOAL
lokalis didapatkan deformitas pada regio femur dekstra, terlihat
tungkai kanan lebih pendek dibandingkan kiri. Apa tatalaksana
199 yang dilakukan pada pasien ini?
a. Skin traksi
b. OREF
c. ORIF
d. Skeletal traksi
e. Leg long board + gips
C. ORIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Post KLL 1 jam lalu

199 • Nyeri dan bengkak pada paha kanan


• MOI: ditabrak dari samping oleh sepeda motor dan terjatuh ke
arah kanan
• PF: TTV dalam batas normal
• Status lokalis: deformitas pada regio femur dekstra, terlihat
tungkai kanan lebih pendek dibandingkan kiri
FRAKTUR FEMUR

PEMBAHASAN

199
FRAKTUR COLLUM FERMUR

PEMBAHASAN

199
FRAKTUR SUB-TROCHANTER FEMUR

PEMBAHASAN

199
FRAKTUR SHAFT FEMUR

PEMBAHASAN

199
FRAKTUR DISTAL FEMUR

PEMBAHASAN

199
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. ORIF
199
Seorang Laki-laki berusia 20 tahun datang ke IGD dengan luka
bakar. Pada pemeriksaan, didapatkan luas luka bakar adalah
sebagai berikut: derajat 1= 5%, derajat 2a = 15%, derajat 2b =
20%, derajat 3 = 15%. Berat badan pasien adalah 60 kg.
Rehidrasi yang tepat untuk dilakukan adalah...
SOAL a. Ringer laktat 12L dalam 24 jam
b. Ringer laktat 9L dalam 8 jam

200 c. NaCl 12L dalam 24 jam


d. Normosaline 9L dalam 16 jam
e. NaCl 12L dalam 8 jam
A. RINGER LAKTAT 12L DALAM 24 JAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 20 tahun
• Luka bakar

200 • Luas luka bakar:


• derajat 1= 5%,
• derajat 2a = 15%,
• derajat 2b = 20%,
• derajat 3 = 15%
• BB: 60kg
REHIDRASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

200
LUKA BAKAR DERAJAT I

PEMBAHASAN

200
LUKA BAKAR DERAJAT II

PEMBAHASAN

200
LUKA BAKAR DERAJAT III

PEMBAHASAN

200
REHIDRASI LUKA BAKAR PADA KASUS

• Cairan yang digunakan  Ringer Laktat (RL)


• 4 x luas luka bakar derajat II – III% x BB  rehidrasi 24 jam
PEMBAHASAN
• 50% cairan rehidrasi diberikan dalam 8 jam pertama, 50%
sisanya diberikan dalam 16 jam
200 • Luas luka bakar: derajat 1= 5%, derajat 2a = 15%, derajat 2b =
20%, derajat 3 = 15%.

 4 x (15 + 20 + 25) x 50 = 12.000 cc = 12L (dalam 24 jam)


Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
A. RINGER LAKTAT 12L DALAM 24
200 JAM

Anda mungkin juga menyukai