Anda di halaman 1dari 8

ALGAVIEN TINUS, ST

DINAS ESDM PROV. KALTENG

Hubungan Pemerintah Pusat Dengan Daerah


Kebijakan Desentralisasi

Widaiswara Ahli Utama : DR.MUDJI ESTININGSIH,SH,.MHUM


Hari/Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019

Kode Unit : O.841120.030.01


Judul Unit : Membuat Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Deskripsi Unit : Unit kompetensi ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan dan
sikap untuk membuat petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam
rangka formulasi kebijakan. Unit ini digunakan pada Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah
Elemen : Kriteria Unjuk Kerja
1. Membuat Tahapan : 1.1 Kegiatan dijabarkan.
Kegiatan 1.2 Urutan kegiatan disusun.
1.3 Jadwal kegiatan disusun.
2. Melakukan : 2.1 Regulasi yang terkait ditelusur.
Pengorganisasian 2.2 Kebutuhan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan
kegiatan diidentifikasi
2.3 Pembagian peran dan tugas kerja pada pelaksanaan kegiatan
dirumuskan.
3. Mengidentifikasi : 3.1 Keterlibatan pemangku kepentingan diidentifikasi.
unsur yang terlibat 3.2 Peran pemangku kepentingan dipetakan.
dalam pelaksanaan 3.3 Teknis komunikasi dengan pemangku kepentingan
kegiatan ditentukan.
4. Menyusun Tim : 4.1 Tugas masing-masing anggota tim ditentukan.
4.2 Alur tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan
ditentukan.
4.3 Kesediaan anggota tim dikonfirmasikan.
4.4 Susunan anggota tim dikonsultasikan dengan pimpinan.
4.5 Peran dan tugas diinformasikan kepada anggota tim.
5 Membuat draf surat : 5.1 Format surat keputusan ditentukan.
keputusan 5.2 Draf surat keputusan dibuat.
pelaksanaan 5.3 Draf surat keputusan dikonsultasikan dengan pimpinan.
kegiatan 5.4 Draf surat keputusan dibuat.

1. Membuat tahapan kegiatan


1.1. Penjabaran Kegiatan
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan infrasturktur dibidang


ketenagalistrikan, migas dan air tanah diperlukan suatu fungsi pengawasan agar
kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku baik dari
segi perizinan, keamanan, keandalan dan ramah lingkungan.
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang sedang gencar melaksanakan
kegiatan pembangunan di semua infastrukut demi mewujudkan KALTENG BERKAH.
Pengawasan ini sendiri dimaksudkan dalam rangka agar semua pelaku usaha di
Kalimantan Tengah dapat dengan sadar melaksanakan semua kewajibannya terkait
dengan bidang usaha yang dimiliki. Pada Sektor ketenagalistrikan, listrik merupakan
sektor penggerak roda perekonomian dimana listrik sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga dengan demikian listrik sudah menjadi
kebutuhan utama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Berdasarkan
Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan dan Undang-Undang No.
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pemerintah kabupaten/kota
di bidang ketenagalistrikan dialihkan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan
Pusat, sehingga dengan demikian kewenangan pengawasan ketenagalistrikan untuk
instalasinya masih dalam satu provinsi Kalimantan Tengah menjadi keweangan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pada sektor migas sendiri berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi, Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Surat Edaran Menteri ESDM Republik Indonesia No. 10.E/06/DJM.S/2016
tanggal 4 Oktober 2016 tentang Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Bidang
Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam rangka
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap, telah ditegaskan bahwa peraturan
perundang-undangan sub sektor minyak dan gas bumi (Undang-Undang No. 22 tahun
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan peraturan pelaksanaannya) yang telah ada saat
ini masih berlaku sehingga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota masih tetap dapat
melaksanakan beberapa urusan minyak dan gas bumi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bidang minyak dan gas bumi yang tercantum pada poin-poin
urusan minyak dan gas bumi yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam Surat Edaran Menteri ESDM Republik Indonesia No.
10.E/06/DJM.S/2016 tanggal 4 Oktober 2016 tentang Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengawasan Bidang Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota,
misalnya pengawasan pendistribusian dan harga LPG tabung 3 kg (sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri ESDM No, 26 Tahun 2009 tentang penyediaan dan
pendistribusian LPG) dan ketentuan mengenai rekomendasi untuk pembelian jenis
BBM tertentu berupa minyak solar/gas oil (sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden No. 191 tentang penyediaan, pendistribusian, dan harga jual eceran Bahan
Bakar Minyak).
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

Pada sektor air tanah, air merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup dimana
kebutuhan akan air terus bertambah seiring dengan bertambahnya. Air tanah sendiri
jumlah penduduk dan industri. Penggunaan air tanah sendiri cukup meningkat, hal ini
dapat dipahami karena beberapa keuntungan air tanah seperti kualitas air umumnya
baik, biaya investasi realatif rendah serta pemanfaatannya dapat dilakukan langsung
ditempat yang membutuhkan. Terjadinya peksploitasi dan penyedotan air tanah secara
terus menerus tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan dapat mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan itu sendiri maupun lingkungan sekitar misalnya
kurangnya cadangan air, degradasi permukaan air tanah, terjadinya intrusi air laut,
amblesan tanah (land subsidence) dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan
pengawasan berkelanjutan mengenai penggunaan air tanah khususnya oleh industri
termasuk perijinan penggunaan air tanah dimana aspek perijinan merupakan salah satu
upaya pengendalian penggunaan air tanah guna menghindari terjadinya kerusakan
kuantitas, kualitas dan lingkungan air tanah akibat penggunaan air tanah.
Selain hal-hal dijelaskan diatas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga sedang
gencar-gencarnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Kalimantan Tengah, diharapakan selain
terpenuhinya kewajiban para pelaku usaha terkait dengan perijinan yang ada
diharapakan juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai yang
diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 15 Tahun 2016 tentang
Optimalisasi Pendapatan Daerah
Kegiatan pengawasan ketenagalistrikan, migas dan air tanah ini dilaksanakan di 14
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah dengan untuk mengawasi dan
memberikan pemahaman kepada setiap pelaku/pengguna ketenagalistrikan, migas dan
air tanah di Kalimantan Tengah dalam rangka meningkatkan kepatuhan pengguna untuk
memenuhi segala kewajiban sesuai dengan aturan yang berlaku.

1.2. Urutan kegiatan


 Pengusulan RKA dan KAK kegiatan pengawasan ketenagalistrikan migas dan air
tanah untuk disetujui menjadi DPA
 koordinasi dengan instansi teknis lainnya (perizinan, kehutanan, perkebunan,
pertamina, perindustrian dan perdagangan, dsb)
 Pemilihan Objek Pengawasan
 Koordinasi dengan stakeholder objek yang diawasi serta pelaksanaan kegiatan
pengawasan ketenaglistrikan, migas dan air tanah
 Hasil pengawasan dituangkan ke dalam berita acara pengawasan
 Tindak lanjut dari rekomendasi yang ada dalam berita acara pengawasan oleh
stakeholder objek yang diawasi
 Jika rekomendasi sudah ditindaklanjuti artinya proses selesai.
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

 Jika belum ditindaklanjuti diberikan surat peringatan dan apabila masih belum ada
tindak lanjut dikenakan dapat dikenakan sanksi bersifat administratif seperti
pencabutan izin dan sanksi pidana oleh penegak hukum.

1.3. Jadwal kegiatan

2. Melakukan Pengorganisasian kegiatan


2.1. Regulasi yang terkait
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi
b. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Peraturan Pemerintah No 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Ketenagalistrikan;
f. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik;
g. Peraturan Pemerintah No. 121 Tahun 2015 Tentang: Pengusahaan Sumber Daya
Air;
h. Peraturan Menteri ESDM No 38 tahun 2018 Tentang Tata Cara Akreditasi dan
Sertifikasi Ketenagalistrikan;
i. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 34 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pemberian Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Sertifikat Laik Operasi
Bidang Ketenagalistrikan
j. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 15 Tahun 2016 tentang Optimalisasi
Pendapatan Daerah
k. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 22 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pemberian Izin Pengeboran atau Izin Penggalian dan Izin Pemakaian atau Izin
Pengusahaan Air Tanah
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

2.2. Kebutuhan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan diidentifikasi


a. Sumber Daya Manusia
Pejabat Eselon Dinas dan Bidang Terkait, Pejabat Fungsional Tertentu, Fungsional
Umum, Tenaga Kontrak
b. Sarana dan Prasarana
Komputer/Notebook, printer, ruang kerja, alat-alat pengukuran, alat perlindungan diri
(APD), Standard Operating Procedure (SOP), manual book, petunjuk teknis
(juknis), kendaraan operasional, peralatan tulis, data awal objek yang akan
diinspeksi.

2.3. Pembagian peran dan tugas kerja pada pelaksanaan kegiatan dirumuskan.
a. Kepala Dinas (Eselon II) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran dan penanggung
jawab tugas dan fungsi dinas
b. Kepala Bidang (Eselon III) sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
c. Kepala Seksi (Eselon IV) sebagai Koordinator dan perencana pelaksanaan kegiatan
d. Pejabat Fungsional Tertentu sebagai tenaga teknis utama pelaksana kegiatan
e. Fungsional umum sebagai tenaga umum yang membantu terlaksananya kegiatan

3. Mengidentifikasi unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan


3.1. Keterlibatan pemangku kepentingan diidentifikasi.
a. Stakeholder primer  instansi teknis terkait, direktur lembaga/perusahaan di luar
pemerintahan
b. Stakeholder sekunder  instansi pemerintah lain yang masih ada kaitan dengan kegiatan
yang dilakukan, masyarakat, penegak hukum
No. Stakeholder Peran Pengaruh Kepentingan
+++, ++, +
1. Instansi Teknis terkait Primer +++ Melaksanakan
kegiatan agar tercapai
tujuan dan sasaran
2. Lembaga/perusahaan Primer +++ Objek yang dilakukan
diluar Pemerintah pengawasan agar
pelaksanaan kegiatan
sesuai kaidah dan
aturan yang ada
3 Instansi Pemerintah Sekunder ++ Pelaksanaan kegiatan
lainnya baru bisa terpenuhi
apabila telah dipenuhi
persyaratan pada aspek
lainnya.
4 Penegak hukum Sekunder + Penegakan hukum
apabila terjadi
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

pelanggaran UU
5 Masyarakat Sekunder + Penerima Manfaat
sekaligus mengawasi

3.2. Peran pemangku kepentingan dipetakan.

Instansi Teknis
Penegak Hukum Lembaga/perusahaan
diluar pemerintah

(LATEN) (PROMOTOR)

(LATEN)

Instansi Pemerintah Masyarakat


Lainnya

(APATHRTICS) (DEFENDERS)

(LATEN)

3.3. Teknis komunikasi dengan pemangku kepentingan ditentukan.


Teknis komunikasi yang digunakan :
a. Surat Tertulis
b. Surat Elektronik
c. Lisan

4. Menyusun tim
4.1. Tugas masing-masing anggota tim ditentukan.
a. Kepala Bidang mempunyai tugas untuk memberikan arahan dan bimbingan terkait
pelaksanaan teknis kegiatan
b. Kepala Seksi mempunyai tugas untuk merencanakan kegiatan program kerja per
tahun anggaran berdasarkan prioritas target sasaran yang akan dicapai sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan, menentukan nama dan jumlah personil dan waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan, mengkoordinasikan dengan pihak
lain yang akan dilakukan pengawasan termasuk instansi teknis lainnya yang masih
akan kaitan tugas dan tanggung jawab serta tindak lanjut dari hasil kegiatan
tersebut..
c. Pejabat Fungsional Tertentu mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan sesuai
dengan keahlian atau kompetensi teknis yang dilakukan serta dikaitkan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dimana hasilnya akan dituangkan
dalam berita.
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

d. Fungsional Umum mempunyai tugas perbantuan dalam hal administrasi,


dokumentasi dan pelaksanaan kegiatan (Non Majore).

4.2. Alur tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan ditentukan.

Pembuatan KAK dan RKA


hingga menjadi DPA

(Fungsional Umum dgn


petunjuk dr Kasi)

Pembuatan Proposal Pemilihan Objek Koordinasi dgn instansi


Kegiatan Pengawasan lain

(Fungsional Umum dgn (Kepala Seksi dgn masukan (Kepala Seksi dibantu
petunjuk dr Kasi) dr fungs. Tertentu) fungsional umum)

Persetujuan kegiatan Pembuatan Surat Persetujuan dan


Perintah Tugas Penandatangan SPT
(Kabid selaku PPTK)
(Fungsonal Umum) (Kepala Dinas selaku KPA)

SPT Terbit

Koordinasi dgn stakeholder Penyiapan sarana prasarana Penyiapan sarana prasarana


objek yg diawasi (administratif) (teknis)

(Kasi) (Fungsional Umum) (Fungsional Tertentu)

 Koordinasi dengan stakeholder objek yang diawasi serta pelaksanaan kegiatan


pengawasan ketenaglistrikan, migas dan air tanah
 Hasil pengawasan dituangkan ke dalam berita acara pengawasan
 Tindak lanjut dari rekomendasi yang ada dalam berita acara pengawasan oleh
stakeholder objek yang diawasi
 Jika rekomendasi sudah ditindaklanjuti artinya proses selesai.
ALGAVIEN TINUS, ST
DINAS ESDM PROV. KALTENG

 Jika belum ditindaklanjuti diberikan surat peringatan dan apabila masih belum ada
tindak lanjut dikenakan dapat dikenakan sanksi bersifat administratif seperti
pencabutan izin dan sanksi pidana oleh penegak hukum.

4.3. Kesediaan anggota tim dikonfirmasikan.


4.4. Susunan anggota tim dikonsultasikan dengan pimpinan.
4.5. Peran dan tugas diinformasikan kepada anggota tim.

Anda mungkin juga menyukai