Halaman sebelah (dari kiri Lidah saya sudah dimanjakan cita rasa khas sejak dini, tetapi baru pada tahun atas, searah jarum jam): 1972 saya mulai memperkaya pengetahuan tentang memasak. Awalnya saya Semasa mengikuti kursus di Institute Paul Bocuse, di membuka bakeri di pusat kota di Jakarta, ketika musim membuat roti segar Lyon, Prancis; saya memulai dari oven sedang populer. Seorang pakar roti, Wolfgang Khün, mengajari saya Vineth Bakery yang berfokus keterampilan membuat roti, tapi saya ingin lebih dari itu. Penting bagi saya untuk pada roti tradisional Eropa, di Panglima Polim, Jakarta mengetahui prinsip dasarnya. Untuk menyempurnakan keterampilan membuat Selatan; sebagai konsultan roti dan pastri saya melanglang ke Australia pada tahun 1978. Di sana penemuan restoran dan operator untuk saya tidak seberapa sehingga saya beranjak ke Nouméa, ibu kota Caledonia Baru. TIFA Kafe; sebuah bistro Prancis di Rasuna Said, Jakarta Di sana saya berkenalan dengan Michel, pemilik bakeri Prancis bernama Michel Selatan; dua foto terakhir Patisseries – toko pastri terbaik di sana. Kreasi-kreasinya membantu membukakan adalah pasar di Bangka dan mata saya hanya dengan mencicipinya sedikit demi sedikit. Jambi, diambil dari William Wongso Cooking Adventure, Itu hanya permulaan. Selanjutnya saya bepergian ke Eropa dan belajar cara acara televisi yang telah membuat baguette Prancis, brötchen dan bubur tepung gandum hitam atau rye ditayangkan selama lima yang diasamkan lewat fermentasi (disebut alt Deutch saur) asal Jerman, semmel tahun di Metro TV. ala Swiss, focaccia Italia, roti wholemeal Belanda dan banyak lagi jenis roti Eropa yang spesial. Cara saya belajar masih sama: mencicipi dulu sebelum mempelajari teknik membuat dan memahami apa saja bahannya. Pada awal 1980-an, empat bulan dalam setiap tahunnya saya habiskan di Eropa untuk belajar, mencicipi dan bertanya-tanya tentang makanan dan kebudayaan. Sambil belajar saya terus mencicipi hidangan di restoran-restoran terbaik Prancis, dan mulai belajar memasak hidangan Prancis dari seorang teman, chef pastri Prancis Andre Clement (anak didik terbaik Gaston Lenotre, ahli pastri legendaris Prancis) yang saya pekerjakan sebagai konsultan pada tahun 1983. Sekarang ia sangat sukses sebagai distributor bahan-bahan cokelat dan pastri di Kanada. Saya juga mulai menikmati – sambil belajar memahami – foie gras, truffle, anggur mahal dan keju Prancis. Begitu pula halnya dengan hidangan Indonesia. Cita rasa dan teksturnya tidak dapat dipahami hanya dengan membaca; melainkan harus dicicipi langsung.
12 / cita rasa indonesia cita rasa indonesia / 13
Saya melakukan ini dengan mengikuti naluri dan hasrat untuk belajar dari para Halaman sebelah (dari kiri atas, searah jarum jam): pakar, dari penduduk desa hingga dari para chef (juru masak) internasional. Gerai-gerai di pasar tradisional Selain itu, pemahaman saya juga bertambah di pasar tradisional, dan saya Kebon Roek di Mataram, Nusa mendokumentasikan semua tempat yang saya kunjungi selama 35 tahun terakhir Tenggara Barat dan pasar induk di Makassar, Sulawesi ini. Pasar-pasar ini adalah jiwa dari kebudayaan setiap daerah, atau dapat disebut Selatan (gerai kelapa, ayam sebagai ensiklopedia kuliner hidup daerah, dengan kearifan lokal masing-masing. dan ikan) – bagi beberapa Keinginan memahami inilah yang mendorong saya untuk mencoba mencari pelanggan, penting untuk melihat hewan hidupnya tahu apa sarapan penduduk setempat, yang mereka lakukan sambil berjualan sebelum membeli, mungkin di pasar. Bagi saya budaya makan di luar ini menarik karena suasananya unik: untuk mengecek kesehatan menggambarkan bagaimana penduduk mengawali aktivitas di pagi hari. dan kualitasnya.
Sayangnya, banyak pasar tradisional telah menjadi segurat gambar dalam
sejarah, seperti halnya pasar tradisional The Bund di Shanghai yang telah musnah, padahal di situlah tradisi masakan tradisional Tionghoa dimulai. Itulah sebabnya saya bertekad menulis buku tentang cita rasa Indonesia. Saya mungkin takkan berhasil menyelamatkan pasar tradisional yang kini berada di jurang kepunahan, atau tradisi Indonesia lainnya yang berkaitan dengan makanan, tetapi saya dapat berbagi pengetahuan tentang semua ini. Terlalu banyak pasar tradisional di kota-kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, bahkan Yogyakarta yang telah lenyap dimakan zaman. Kata orang, buku yang bagus bertahan lebih lama dari penulisnya. Mudah- mudahan melalui buku ini saya dapat berbagi rahasia-rahasia unik tradisi dapur Indonesia dengan Anda, dan dapat mempertahankannya sampai generasi- generasi mendatang. Mata internasional telah mulai tertuju pada Indonesia, maka kinilah waktu yang tepat untuk berbagi keajaiban makanan kita kepada dunia.