DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
BUKU AJAR KEPERAWATAN PERIOPERATIF 2
DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
VISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Menjadi Jurusan Keperawatan Yang Profesional, Unggul, Dan Mandiri Dalam Tri Darma
Perguruan Tinggi, Dan Menghasilkan Perawat Vokasional Yang Trampil Pada Tahun 2025
Menjadi Program Studi Keperawatan Yang Profesional, Unggul, Dan Mandiri, Dalam
Menghasilkan Ners Yang Trampil Di Bidang Keperawatan Perioperatif Pada Tahun 2025.
Menjadi Program Studi Profesi Ners Yang Profesional Unggul Dan Mandiri Dalam
Menghasilkan Ners Yang Mahir Dalam Bidang Keperawatan Perioperatif Pada Tahun 2025.
1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara
aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko (Depkes 2008).
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat apa mengaplikasikan Patient Safety RS dengan baik dan benar.
Tujuan Khusus
3. MATERI
A. Definisi Patient Safety
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan
keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah
keselamatan medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan
nyaris terjadi (near miss).
Menurut American Medical Assosiation, Patient safety adalah suatu sistem yang mendorong
rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.Menurut Supari tahun 2005, patient safety
adalah bebas dair cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan
medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan
(misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat),
pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui
dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).Adverse
Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.Kesalahan tersebut bisa terjadi
dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan
pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau
tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan
pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan
merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak
memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada
hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain.
Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan
kepada staf, pasien – keluarga.
Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.
Tim:
Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden.
Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi
yg tepat.
b. Pimpin Dan Dukung Staf Anda, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas
tentang KP di RS Anda.
Rumah Sakit:
Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP.
Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko .
Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan
kepedulian terhadap pasien.
Tim:
Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada manajemen terkait.
Penilaian risiko pada individu pasien.
Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah
memperkecil risiko tsb.
d. Kembangkan Sistem Pelaporan, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
RS:
Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap
terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg penting.
Tim:
Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden .
Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden.
Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kepada pasien & keluarga.
f. Belajar & Berbagi Pengalaman Tentang Kp, Dorong staf anda untuk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
g. Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Kp, Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
RS:
Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesment risiko, kajian
insiden, audit serta analisis.
Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan
klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP.
Asesment risiko untuk setiap perubahan
Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS – PERSI.
Umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan asuhan
d. Berkesinambungan
e. Penggunaan metoda-metoda
f. Peningkatan kinerja, untuk melakukan
g. Evaluasi dan meningkatkan keselamatan
h. Pasien
i. Peran kepemimpinan dalam
j. Meningkatkan keselamatan pasien
k. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
l. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
m. Mencapai keselamatan pasien.
4. DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/amp/s/marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-
keselamatan-pasien-rumah-sakit/amp/ diunggah 01 Juli 2011
http://endangruslan.blogspot.com/2015/11/patient-safety-di-kamar-bedah.html?m=1
diunggah 03 Nov 2015
Panduang Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005
Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of National
Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15 November
2006.
5. RINGKASAN
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.Peran-
peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat dirumuskan antara lain
sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan SOP yang
telah ditetapkan; menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan;
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan;
menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian pelayanan kesehatan;
menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya, peka, proaktif dan
melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak diharapkan; serta
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
dan keluarga.
6. TES
1. Landasan hukum yang melandasi pasien safety adalah…..
a. Pasal 34 UU Kesehatan No.36 tahun 2009
b. Pasal 43 UU Kesehatan No.38 tahun 2009
c. Pasal 43 UU Kesehatan No.36 tahun 2009
d. Pasal 44 UU Kesehatan No.36 tahun 2009
e. Pasal 44 UU Kesehatan No.38 tahun 2009
2. Patient safety adalah suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya di ambil. Merupakan pengertian pasien safety menurut…..
a. UU Kesehatan
b. Supari
c. AORN
d. American Medical Assosiation
e. Insitute of Medicine
4. Yang berperan dalam penerapan pasien safety di dalam rumah sakit adalah, kecuali….
a. Perawat
b. Dokter
c. Pasien
d. Keluarga
e. Masyarakat umum
1. Hak petugas
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan
4. Berkesinambungan
Yang merupakan standar keselamatan pasien rumah sakit adalah..
a. 1,2,3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. Semua benar
6. Nn. P usia 18 tahun setelah dilakukan skin tes ternyata aleri penicilin. Manajemen safety
yang dilakukan perawat....
a. Tidak memberikan obat antibiotik apapun
b. Memberikan gelang merah untuk alergi
c. Mencuci tangan untuk mengurangi INOS
d. Melibatkan keluarga dalam pemberian pengobatan
e. Menjelaskan kepada keluarga
7. Ny. B usia 25 tahun post sectio caesar mendapatkan tranfusi darah. Manajemen
safetyyang dilakukan perawat....
a. Pastikan identifikasi pasien sebut nama dan cocokkan dengan etiket
b. Beri pengaman pada tempat tidur pasien
c. Rileksasikan pasien
d. Menggunakan jarum ukiran paling kecil
e. Pastikan tepat lokasi prosedur pembedahan
9. Perawat A menyiapkan pemberian infus darah pada pasien R tapi diberikan ke pasien B
saat tranfusi mulai mengalir di selang belum masuk ke tubuh pasien, perawat A
menyadari bahwa salah memberikan kepada pasien, hal ini termasuk kedalam insiden....
a. Kejadian tidak diharapkan
b. Kejadian nyaris cedera
c. Kejadian potensial cedera
d. Kejadian sentinel
e. Kejadian telah terjadi
10. Perawat anestesi memberikan obat yang salah Buvanest Spinal dengan Asam
Traneksamat sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia, hal ini termasuk
dalaminsiden....
a. Kejadian tidak diharapkan
b. Kejadian potensial cedera
c. Kejadian sentinel
d. Kejadian nyaris cedera
e. Kejadian telah terjadi
7. GLOSARIUM
1. patient safety
2. rumah sakit
3. cidera
8. KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. E
4. E
5. C
6. B
7. A
8. E
9. B
10. C
BAB II
Posisi Pasien di Meja Operasi
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teknik posisi di meja operasi dengan baik dan benar.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materiteknik posisi di meja operasi, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa mampu mendefinisikan pengaturan posisi pasien.
3. MATERI
A. Definisi
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalamposisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek
keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu
apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,2005)
Suatu posisi pasien yang aman dan nyaman tanpa menimbulkan resiko pasca bedah.
A. Tujuan
a. Mencegah nyeri otot
b. Mengurangi tekanan
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah :
Letak bagian tubuh yang akan dioperasi.
Umur dan ukuran tubuh pasien.
Tipe anaesthesia yang digunakan.
Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis).
Lihat kembali posisi yang dianjurkan degan berpedoman kepada prosedur operasi
yang akan dilakukan
Konfirmasi kepada Anggota Tim yang lain jika tidak yakin mengenai posisi tersebut
Konsultasi ke Operator segera mungkin jika masih tidak yakin dengan posisi
tersebut
Siapkan dan susun alat atau asesoris meja yang diperlaukan untuk prosedur
Pada saat akan memindahkan pasien identifikasi lokasi operasi secara tepat sangat di
butuhakan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
Meja operasi harus terkunci pada saat pasien pindah dari dan ke meja operasi serta
pada saat pasien berada di atasnya
Jika menggunakan papan tangan harus diperhatikan jangan sampai hiperekstensi
Pada pasien tua harus dipindahkan dengan hati-hati agar sistem tubuh tidak
terganggu
Jika posisi supine (berbaring), perhatikan punggung tumit dan tungkai tidak boleh
disilangkan sebab akan menekanpembuluhdarah dan syaraf
Jika posisi pronasi (telungkup), hindari penekanan pada area dada sebab akan
mengganggu sirkulasi dan pernapasan
Keamanan pasien sangat diutamakan jika perlu pasang safety bell
Perhatikan selang-selang yang terpasang seperti kateter urin,NGT, IV-line, CVP,
drainage jangan sampai tertekan
Jika ada perubahan posisi ataupun ingin memindahkan pasien konfirmasikan dan
meminta ijinlah ke Tim Anestesi
Pasangalah arde cutter / diathermi dengan tepat (beberapa merek menggunakan
handuk basah, jelly, dan ada pula yang arde yang sudah memiliki perekat
Kriteria Posisi
Kriteria yang harus dipenuhi dalam membuat posisi ysng tepat adalah:
b. Tyroiditis position
Biasa
c. Posisi cholethiasis
d. Lithotomy position
f. Jack-knee position
i. Posisi Fowler
j. Sitting position
k. Trendelenburg position
l. Prone position
Biasa digunakan pada : operasi daerah belakang kepala, punggung, daerah
belakang lutut, repair tendon archiles, adrenal gand.
4. DAFTAR PUSTAKA
5. RINGKASAN
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry,2005). Dan terdapat
macam maacam posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien antara lain posisi litotomi, prone,
dan jackknife dengan harus memperhatiakan prinsip, faktor resiko dan hal hal lain yang
harus diperhatikan dalam mengatur posisi pasien.
6. TES
1. Dalam membuat posisi pasien di meja operasi harus...
a. Tangan pasien disilangkan di atas dada pasien
b. Penyangga badan dan pengikat harus kencang untuk menghindari resikojatoh pasien
c. Keamanan dan kenyamanan maksimum merupakan kriteria terpenting
d. Area operasi yang minimum
e. Posisi pasien diatur sesuai kemauan dan kenyamanan pasien
a. Bypass jantung
b. Operasi ginjal
c. Spinalcolumn
d. Laparatomi
e. Operasi rektum
5. Yang bukan merupakan faktor untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien
adalah?
a. Letak atau bagian tubuh yang akan dioperasi
b. Umur dan ukuran tubuh pasie
c. Tipe anastesi yang digunakan
d. Sakit yang mungkin dirasakan pasien jika ada pergerakan
e. Jenis kelamin pasien
6. Di bawah ini yang merupakan posisi Tyroiditisadalah ?
a.
b.
c.
d.
7. Posisi nefroithotomy biasa digunakan pada saat operasi?
a. Operasi otak
b. Operasi ginjal
c. Operasi uterus atau ovary
d. Operasi jantung
e. Operasi ekstremitas
9. Pada suatu kasus sasien yang akan diberikan anestesi mengalami full stomach (perut
penuh) posisi apa yang tepat diberikan pada pasien tersebut?
a. Sitting position
b. Choletiasis position
c. Tyroiditis position
d. Fowler position
e. Jack-knee position
10. Pasien A akan menjalani operasi daerah belakang kepala. Posisi apakah yang tepat
diberikan pada operasi tersebut?
a. Sitting position
b. Choletiasis position
c. Tyroiditis position
d. Fowler position
e. Prone position
7. GLOSARIUM
1. Posisi pasien
2. Meja operasi
8. KUNCI JAWABAN
1. C
2. E
3. E
4. E
5. E
6. A
7. B
8. C
9. D
10.E
BAB III
Teknik Septik dan Aseptik Kamar Bedah
1. PENGERTIAN
Prinsip asepsis bedah didasarkan pada nilai keilmuan dan dilakukan untuk mencegah
transmisi mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Aseptik atau teknik
steril adalah praktek yang dilakukan oleh staf perioperatif untuk meminimalkan
risiko pasien terpapar dengan mikroorganisme exogenous pada saat daya tahan
tubuh pasien menurun selama prosedur pembedahan.
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat apa mengaplikasikan teknik septik dan aseptik kamar bedah
dengan baik dan benar.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi teknik septik dan aseptik kamar bedah, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian teknik aseptik di kamar bedah
2. Mahasiswa mampu memahami tujuan penerapan teknik aseptik di kamar bedah
3. Mahasiswa mampu memahami prinsip septik dan aseptik di kamar bedah
3. MATERI
Pengertian Teknik Aseptik Kamar Bedah
Teknik aseptik kamar bedah adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan
cara menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan.
Mengeringkan tangan dan lengan yang sudah dicuci bedah. Tangan dan
lengan dikeringkan atau di lap dengan cara sebagai berikut :
Ambil handuk/kertas tissue steril yangs sudah disediakan pada
tempatnya yang steril.
Sewaktu mengambil handuk siku tidak boleh berada diatas tempat
penyimpanan handuk dan tissue tadi, karena air yang menetes melalui
siku dapat jatuh di tempat handuk tadi dan menyebabkan
kontaminasi.
Bukalah handuk secara memanjang dan dipegang hanya satu
ujungnya saja.
Cari tempat yang aman, yaitu dengan cara menjauh dari alat-alay
yang steril.
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi, handuk dibagi menjadi 4
bagian, permukaan kiri atas untuk mengelap tangan sebelah kiri,
permukaan kiri bawah untuk mengelap tangan sebelah kiri,
permukaan kanan atas untuk mengelap tangan kanan, dan permukaan
kanan bawah untuk lengan kanan.
Keringkan tangan kanan dan kiri dengan permukaan handuk yang
sudah disebutkan diatas.
Untuk mengeringkan lengan kiri, permukaan handuk kiri bawah
diletakkan diatas lengan kiri kemudian digerakkan memutar sampai 5
cm diatas siku, tetapi handuk tidak boleh melewati daerah 5 cm diatas
siku karena dapat terkontaminasi oleh kulit yang tidak dicuci bedah.
Untuk lengan kanan, lakukan seperti langkah untuk lengan kiri
dengan mnggunakan permukaan handuk bawah.Handuk dibuang
pada tempat alat kotor yang sudah disediakan.
Catatan :
1. Sewaktu mengeringkan tangan, handuk tidak boleh menyentuh alat yang
tidak steril, seperti dinding, pakaian sendiri dan sebagainya.
2. Posisi tangan harus lebih tinggi dari siku dan agak ke depan. Hal yang
harus diperhatikan pada waktu cuci tangan adalah :
Semua perhiasan yang ada (jam, gelang, cincin) harus dilepas
Lamanya cuci tangan sesuai dengan prosedur penggunaan jenis
antiseptik yang dipakai/minimal 15 menit untuk penggunaan sabun
biasa.
3. Cara cuci tangan pembedahan cuci tangan surgical :
Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (jam, gelang, cincin)
Basahi tangan sampai situ dengan menggunakan air bersih dan
mengalir
Teteskan desinfectan atau sabun, ratakan kedua tangan dan gosok
sampai berbusa d. Bersihkan dengan sikat di bawah air mengalir
Gosoklah dengan sabun atau antiseptik lain, sela jari tangan, telapak
tangan, punggung tangan, lengan bagian bawah secara bergantian
Tangan dibilas dengan air bersih yang mengalir, dengan posisi jari
tangan lebih tinggi dari posisi situ
Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh benda sekitarnya
Keringkan kedua tangan sampai siku dengan handuk steril satu
persatu dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar,
kemudian handuk dipisahkan dari benda steril.
4. Cara memakai baju
Cuci tangan pembedahan
Buka bungkusan steril yang berisi baju bedah
Ambil jas steril aseptik, yaitu pegang jas pada garis leher dengan
menggunakan tangan kiri dan posisi tangan kanan tetap setinggi bahu
Buka lipatan jas dengan cara melepas bagian yang terjepit tangan dan
perhatikan jangan sampai terkontaminasi
Tangan kiri tetap memegang bagian leher jas dan masukkan tangan
kanan ke lubang jas kanan, diikuti dengan tangan kiri dimasukkan ke
lubang kiri
Perawat sirkuler berdiri di belakangnya untuk membantu
mengikatkan tali jas. Dengan menarik leher jas dari bagian sebelah
dalam dan selanjutnya ikat semua tali bagian belakang.
Buka ikat tali pinggang berikan salah satu ujung tali tersebut kepada
perawat sirkuler.
Dengan korentang tali tersebut dijepit. Orang yang memakai jas
tersebut memutarkan badannya kemudian ambil tali dari jepitan serta
ikatan tali tersebut. Pada saat memutar tidak boleh terjadi
kontaminasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin sterilitas :
Kuku petugas harus pendek
Harus membatasi gerakan tubuh agar bagian yang steril tidak
menyentuh bagian atau alat yang tidak steril
Harus menjaga jarak yang aman dari alat yang non steril (minimal
30cm)
Memperhatikan sterilitas bagian depan dan punggung badan sebatas
pinggang ke atas
Harus selalu menghadap ke area steril
Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipatkan
kedua tangan di depan dada
Semua petugas terutama yang berada di area steril berbicara
seperlunya
Mencuci tangan sesuai dengan prosedur
Mempertahankan sterilitas tangan dengan cara posisi tangan berada
di atas dada
Sebelum memakai jas steril agar memeriksa keutuhan jas
Sarung tangan dikenakan setelah memakai jas steril
Sarung tangan yang dikenakan harus sesuai dengan ukuran tangan
Pada saat dan selama memakai sarung tangan, tidak boleh menyentuh
benda tidak steril
Sebelum bekerja periksa ada atau tidak kebocoran sarung tangan
Mempertahankan sterilitas daerah depan dan punggung badan
Jika bersisipan jalan, posisi badan harus saling membelakangi
Harus menjaga jarak yang aman dari alat non steril
Petugas lain tidak boleh melintas di depan tim bedah yang sudah
memakai baju steril
Setiap pergantian bedah, harus ganti jas bedah dan sarung tangan
Petugas bicara seperlunya khususnya pada pasien dengan pembisuan
regional (lumbal
anesthesi)
3) Pasien
Pasien yang akan mengalami tindakan pembedahan pada daerah
pembedahannya harus bebas dari debu, mikroorganisme dan minyak yang
menempel di kulit, guna menekan semaksimal mungkin bahaya infeksi
akibat sayatan kulit. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan :
1. Persiapan daerah bedah:
Daerah bedah dan sekitarnya harus dibersihkan dengan antiseptik
sebelum ditutupi dengan alat tenun steril (sebelum dilakukan drafting)
2. Persyaratan antiseptik yang digunakan :
Bukalah peralatan steril untuk antiseptik kulit di atas meja steril, yang
terdiri dari :
Dua mangkok tempat cairan antiseptik
Satu mangkok
Forseps antiseptik
Deeper/kasa steril untuk antiseptik kulit
Sebelum cairan antiseptik dituangkan ke dalam mangkok, cairan
pertama dari botol harus dibuang terlebih dahulu
Pencurian daerah pembedahan dimulai dari tengah menuju ke perifer,
dengan cara memutar
Kain kassa yang sudah dipakai sampai perifer harus dibuang
3. Penutupan daerah sekitar sayatan (drapping)
Yang dimaksud drapping adalah suatu prosedur menutup pasien yang
sudah berada di atas meja bedah dengan menggunakan alat tenun steril,
dengan tujuan memberi batas tegas daerah steril pada daerah
pembedahan setelah permukaan kulit desinfeksi. Prinsip drapping
sebagai berikut :
Harus dilaksanakan dengan teliti dan kati-hati
Perawat instrumen (scrub nurse) harus memahami dengan tepat
prosedur drapping
Drape yang terpasang tidak boleh dipindah-pindah sampai bedah
berakhir dan harus dijaga sterilisasinya
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Fortunati Phillips N ( 2004) Operating Room Tecnique10thedition St. Louis
:Mosby
2. Lundie Nanette (2008) Standards For Perioperative Nursing. Australia:
ACORN
3. Goodmen Terri dan Spry Cynthya (2014) Essential of Perioperative
Nursing USA: John and Bartlett
4. Rothrock Jane C and DonnaR. McEwen (2011) Care of The Patient in
Surgery, 14 th edition San Antonio Texas: Elsefier Mosby
5. Corner Ramona, at al (2013) Perioperative Standar and Recommended,
2013 edition USA: AORN
6. https://www.scribd.com/doc/81206749/Tehnik-Aseptik-Dan-Antiseptik-Kamar-
Operasi (Diakses pada 23 September 2019)
5. RINGKASAN
Teknik aseptik kamar bedah adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan
dengan cara menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam
jaringan. Prinsip aseptik dan antiseptik harus selalu dilaksanakan secara terus
menerus oleh tim kamar bedah, dan segera bertindak jika ada indikasi terjadinya
kontaminasi. Dalam mempertahankan sterilitas kamar bedah, terdapat 3 aspek
penting yang harus diperhatikan yaitu :Aspek lingkungan, Aspek petugas, Aspek
pasien.
6. TEST
1. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan cara menghambat
atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan, merupakan
pengertian dari?
a. Teknik steril
b. Teknik Septik
c. Teknik Aseptik
d. Teknik non-steril
e. Teknik Bersih
1. Mencegah penyebaran bakteri dalam kamar bedah
2. Membunuh kuman-kuman atau mikroorganisme
3. Mencegah timbulnya infeksi luka bedah
4. Meminimalisir kerusakan alat
2. Manakah yang termasuk tujuan teknik aseptik?
1. Lingkungan
2. Petugas
3. Pasien
4. Instrument/alat
5. Aspek apa yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan sterilisasi kamar
bedah?
6. Alas kaki petugas harus dibedakan untuk ruang bedah, kamar kecil dan
kegiatan di luar kamar bedah, Pintu kamar bedah harus selalu dalam keadaan
tertutup serta batasi lalu lintas keluar masuknya petugas, membuat jadwal-
jadwal pembersihan rutin kamar bedah dilaksanakan dengan disiplin dan
cermat, Lakukan uji bakteriologi secara rutin, minimal 3 bulan sekali
terhadap alat-alat, air, dan debu. Sedangkan untuk pegawai dilakukan uji
kesehatan secara periodik minimal 6 bulan sekali. Merupakan langkah
mempertahankan sterilisasi kamar bedah dalam Aspek?
a. Managemen
b. Instrument
c. Lingkungan
d. Pasien
e. Petugas
7. Menaati batasan tegas tiga area di kamar bedah, Harus memakai baju khusus,
topi dan masker, Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak boleh melintas
didepan tim bedah yang sudah memakai baju steril. Merupakan langkah
mempertahankan sterilisasi kamar bedah dalam Aspek?
a. Managemen
b. Instrument
c. Lingkungan
d. Pasien
e. Petugas
8. Persiapan daerah bedah, persyaratan alat & bahan antiseptik yang digunakan,
penutupan daerah insisi (drapping). Merupakan langkah mempertahankan
sterilisasi kamar bedah dalam Aspek?
a. Managemen
b. Instrument
c. Lingkungan
d. Pasien
e. Petugas
7. GLOSARIUM
1. Teknik septik dan aseptik
2. Kamar bedah
8. KUNCI JAWABAN
1. C. Teknik aseptik
2. A. 1,2 dan 3
3. C. Tim bedah
4. E. Semua benar
5. A. 1,2 dan 3
6. C. Lingkungan
7. E. Petugas
8. D. Pasien
9. D. 4 saja
10. B. APD – Washing – Gowning – Gloving - Drapping
BAB IV
TEKNIK DRAPPING PADA AREA OPERASI
1. PENGERTIAN
Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan dan
merekomendasikan tentang Standar draping sebagai panduan untuk mendukung
pelayanan perawatan dikamar bedah dalam penekanan standar praktik terbaik yang
berhubungan dengan draping pada prosedur bedah. Tujuan dari standar yang
direkomendasikan adalah untuk memberikan garis tegas bahwa anggota tim bedah
dapat menggunakan standar praktek tersebut serta dikembangkan dalam menerapkan
kebijakan pada prosedur draping di kamar bedah. Standar yang direkomendasikan dan
disajikan dengan pengertian bahwa standar tersebut menjadi tanggung jawab dari
tenaga kesehatan untuk mengembangkan, menyetujui, dan menetapkan kebijakan dan
prosedur draping bedah sesuai dengan protokol yang diterapkan dikamar bedah.
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat apa mengaplikasikan Teknik Drapping pada areaoperasidengan baik
dan benar.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswamengetahui pengertian drapping pada area operasi.
2. Mahasiswamengetahui tujuan dari drapping pada area operasi.
3. Mahasiswamengetahui prinsip drapping pada area operasi.
4. Mahasiswamengetahui prosedur drapping pada area operasi.
3. MATERI
2.1 Pengertian Drapping Pada Area Operasi
Draping adalah satu lagi dari kegiatan presisi yang dilakukan di kamar operasi.
Draping bedah pasien adalah menempatkan penutup steril pada pasien sehingga
hanya tempat operasi yang terkena. Dengan demikian, daerah kulit yang belum siap
untuk operasi tertutup agar tidak akan mencemari bagian yang steril. Selain pasien,
peralatan yang digunakan dalam area bedah segera harus ditutupi dengan tirai steril
untuk mencegah kontaminasi luka (AORN, 2008)
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni
dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup
pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril,
dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan (Depkes
RI,1993).
Drapping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah dimeja operasi dengan
menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan memberi batas tegas daerah steril pada
daerah pembedahan setelah permukaan kulit dilakukan desinfeksi. Yang meliputi
seluruh permukaan dimana alat-alat steril akan diletakan dan daerah sekitar lokasi
pembedahan.
Tujuan utama dari draping adalah untuk mengisolasi area bedah dari area lainnya dari
tubuh pasien saat berada di meja operasi dalam rangka untuk mengurangi risiko infeksi
area operasi (SSI). Draping berfungsi sebagai penghalang atau barier dari sumber-
sumber infeksi baik yang berasal dari kontaminasi endogen maupun eksogen, kulit
pasien merupakan sumber berkembang biaknya kuman yang diidentifikasi sebagai
sumber utama SSI. Draping tidak hanya memberikan kontribusi untuk melindungi area
operasi, namun memperluas area steril yang memungkinkan ahli bedah dan anggota tim
bedah yang lain untuk menempatkan instrumentasi steril dan persediaan lain pada
draping, misalnya membangun zona netral untuk sayatan bedah.
Secara khusus, teknik draping berbeda pada setiap tempat atau daerah insisi dan
tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik draping bertujuan
untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi. Tujuan dari
draping adalah untuk menciptakan lapangan steril dengan cara penempatan yang tepat
dan hati-hati dari linen sebelum operasi dimulai dan untuk menjaga sterilitas permukaan
instrumenyang steril dan sarung tangan dapat ditempatkan selama operasi.
2.3 Prinsip Drapping Pada Area Operasi
Menurut Association of periOperative Registered Nurses (AORN), 2006. Prinsip dari
draping adalah sebagai berikut :
1. Terisolasi (Isolated)
Kotor dari bersih (misal, pangkal paha, kolostomi dan peralatan dari daerah yang akan
disiapkan). Isolasi dicapai dengan menggunakan penghalang yang tahan dari air,
biasanya dibuat dari bahan plastik. Banyak bahan untuk menahan yang dapat digunakan.
2. Penghalang (Barrier)
Menyediakan lapisan kedap dan harus memiliki film plastik untuk mencegah
pemogokan-selesai.
3. Lapangan Steril
Penciptaan lapangan steril adalah melalui presentasi steril dari tirai dan teknik aplikasi
aseptik. Jika penghalang yang digunakan tidak mempan, lapisan kedap tambahan perlu
ditambahkan.
4. Permukaan steril
Karena kulit tidak dapat disterilkan, maka perlu menerapkan penghalang untuk
menciptakan permukaan steril.
5. Penutup Peralatan
Tirai steril menutupi peralatan steril atau mengatur peralatan yang digunakan di lapangan
steril. Hal ini membantu untuk melindungi pasien dari peralatan serta untuk melindungi
dan memperpanjang umur peralatan.
6. Kontrol Cairan
Pengumpulan cairan menjaga pasien tetap kering, mengurangi paparan pekerja
kesehatan. Sebuah sistem kontrol cairan harus digunakan setiap saat dan prosedur ini
dikenal untuk menyertakan sejumlah besar cairan tubuh atau mengakhiri irigasi
1. Pastikan drapping dibuka oleh perawat sirkuler dengan tidak menyentuh bagian yang steril
2. Menutup batas bagian bawah insisi dengan cara : perawat instrumen membawa lipatan duk
ke meja operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumen
memberikan ujung lipatan duk di atas pasien sehingga menutup bagian bawah daerah kulit
yang telah dilakukan antiseptik dan menutup bagian bawah area insisi dengan duk panjang
steril.
3. Menutup batas bagian atas insisi, dengan membentangkan ujung atas duk laparastomi di
atas anastesi screen (tabir anastesi). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah
yang tidak steril terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
4. Menutup batas bagian lateral insisi kanan dan kiri dengan duk yang lebih kecil lalu
pakailah klem pada bagian / sudut – sudut untuk daerah yang akan di operasi.
a) Cara menutup pasien (1)
Tutup dengan doek laparatomi steril. Peraat instrumen membawa lipatan doek ke meja
operasi. Dengan berdiri jauh dari meja, satu tangan dari perawat instrumentator
membentangkan doek diatas pasien sehingga doek langsung berada di daerah kulit yang
telah dipersiapkan.
b) Cara menutup pasien (2)
Standar praktek bentangkan ujung atas duk laparatomi di atas anesthesia screen (tabir
anestesia). Perhatikan bahwa tangan yang menyentuh daerah yang tidak steril
terlindung dalam lipatan kain dan duk dirapihkan dengan tangan lain.
c) Cara menutup pasien (3)
Pakailah duk klem pada bagian/ sudut-sudut untuk membatasi daerah yang akan
dioperasi atau bisa juga menggunakan drape dengan perekat untuk fixaasi area sekitar
sayatan.
4. DAFTAR PUSTAKA
Yanto, Sugeng, makalah, prosedur draping bedah, disampaikan pada pelatihan
keterampilan dasar bagi perawat kamar bedah, PP.HIBKABI, jakarta, 2014.
5. RINGKASAN
Draping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu teknik atau seni
dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan prosedur menutup
pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunakan alat tenun steril,
dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril pembedahan, dan terdapat
beberapa prinsip dan proedur yang harus diperhatikan saat akan melakukan drapping
pada area operasi.
6. TES
1. Suatu prosedur yang digunakan untuk menutup bagian yang akan di operasi menggunakan alat
tenun steril disebut dengan tekhnik…
a. Drapping
b. Instrument
c. Kamar bedah
d. IBS
e. Steril
7. GLOSARIUM
1. Teknik Drapping
2. Kamar bedah
3. alat tenun steril
8. KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. A
4. E
5. A
6. E
7. D
8. A
9. B
10. C
BAB V
DASAR-DASAR ANASTESI
9. PENGERTIAN
Anestesi, secaraumumberartisuatutindakanmenghilangkan rasa
sakitketikamelakukanpembedahandanberbagaiprosedurlainnya yang menimbulkan
rasa sakitpadatubuh.Pengertianperawatan post
anestesiyaitumengamankandanmengelolapasienpaskapembedahandanpaska anesthesia
secaracepatmengidentifikasidanmemberikanterapiterhadapkomplikasi-komplikasi
yang timbulakibatpembedahanmaupuntindakan anesthesia sebelumkomplikasi-
komplikasitersebutmenjadi fatal.
10. TUJUAN
TujuanUmum
Mahasiswadapatmengaplikasikanasuhankeperawatanperioperatif2
padapenangananpasienpascaanastesidengankomprehensif.
TujuanKhusus
Setelahmempelajaritopikasuhankeperawatanpenangananpasienpascaoperasimahasisw
adapatMengetahuidanmemahamipengertian, tujuan, prinsip-prinsip yang
harusdiperhatikan, jenis-jenisanestesi, monitoring anestesi, proses anestesi.
11. MATERI
12. DAFTAR PUSTAKA
PPT dariDr.KhadafiIndrawanSp.An
13. RINGKASAN
Perawatanpost
anestesiyaitumengamankandanmengelolapasienpaskapembedahandanpaska anesthesia
secaracepatmengidentifikasidanmemberikanterapiterhadapkomplikasi-komplikasi
yang timbulakibatpembedahanmaupuntindakan anesthesia sebelumkomplikasi-
komplikasitersebutmenjadi fatal. Bertujuanuntukmencegahkomplikasi,
penyembuhandaerahoperasidanmengembalikankondisipasien.Dimulaisejakselesaioper
asi, dimejaoperasi, transfortasidan PACU.
14. TES
1. Yang termasuk kedalam jenis anestesi general adalah..
a. Inhalasi
b. Spinal
c. Epidural
d. Brachial blok
e. Axillary blok
2. Dibawah ini yang termasuk tujuan perawatan post operasi yaitu…
a. Penjahitan luka
b. Penyembuhan luka
c. Pengembalian kondisi luka
d. Mencegah infeksi
e. Mencegah komplikasi (operasi dan pembiusan)
3. Waktu yang tepat untuk memulai perawatan post operasi adalah, kecuali…
a. Selesai operasi
b. Dimeja operasi
c. Transportasi
d. PACU/RR
e. Ruang perawatan
4. Hal-hal dibawah ini yang harus diperhatikan saat serah terima pasien dari tim OKA
kepada Perawat RR yaitu, kecuali..
a. Keadaan pasien sebelum operasi
b. Keadaan pasien selama operasi
c. Keadaan pasien saat diterima
d. Hal-hal yang mungkin terjadi seperti perdarahan, asma kambuh,
hemodinamiktidak stabil dll.
e. Teknik insisi area operasi
5. Tahapan :
1. Koordinasi akan masuk PX ke PACU
2. Menilai Airway
3. Pemberian oksigen
4. Pemasangan monitor
5. Evaluasi tanda vital
6. Operan dengan tim OKA
Dari pernyataan diatas yang termasuk prosedur PACU adalah…
a. 1, 2, dan 3
b. Semua jawaban benar
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 4 benar
6. Hal yang harus dilakukan saat monitoring pada PACU adalah, kecuali...
b. Respirasi
c. Circulation
d. Produksi urine
e. aldrete score
15. GLOSARIUM
PX (Pasien)
PACU (Post Anesthesia Care Unit)
16. KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. A
5. A
6. E
7. D
8. A
9. B
10. E
BAB VI
PENATALAKSANAAN KEGAATDARURATAN PASCA ANESTESI
Introduction to the Anaesthesiology and Reanimation
1. Pengertian
ANESTESIOLOGI
terdiri dari KATA:
“An” = TANPA
“AESTHESIA” = RASA
“LOGI” = ILMU
BERARTI : ILMU YANG MEMPELAJARI TATALAKSANA UNTUK
ME”MATI”KAN RASA
REANIMASI, berasal dari kata “ANIMATE” =
“GERAK”
YANG BERARTI : MENGGERAKKAN KEMBALI
= MENGHIDUPKAN KEMBALI
2. Tujuan
A. Tujuan umum
Mahasiwa dapat mengaplikasikan penatalaksanaan kegawatdaruratan pasca
anastesi.
B. Tujuan khusus
Setelah mempelajari topik penatalaksanaan kegawatdaruratan pasca mahasiswa
dapat :
1. Pengertian anastesi
2. Tujuan anestesi
3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam anestesi
4. Jenis-jenis anestesi
5. Monitoring anestesi
6. Proses anestesi
7. Pedoman pemulihan menurut aldrette skor pasca anestesi.
3. Materi
ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
ANESTESIOLOGI (TRIAS)
MATI INGATAN MATI RASA MATI GERAK
(HIPNOTIK) (ANALGETIK) (RELAKSASI)
GERAKAN RESPIRASI)
REANIMASI
ANESTESIOLOGI :
AN : TIDAK TIDAK BERASA
AESTESIA : RASA
Life support
Pra-hospital
UGD
Kamar Bedah
Recovery Room
ICU
HUBUNGAN CABANG ILMU
PULMONOLOGI
OBGYN
PEDIATRI
GIGI-MULUT
MATA
ANESTESIOLOGI KARDIOLOGI
BEDAH
THT
RADIOLOGI
INTERNE
PSIKIATRI
SPINAL ANESTESI
PS-ASA,
( American Society of Anesthesiologist )
1. Pasien tanpa penyakit sistemik, kelainan hanya yang
akan dilakukan pembedahan, contoh: laki-laki sehat
yang akan menjalani Herniotomi.
2. Pasien dengan kelainan sistemik ringan atau sedang
yang perlu pembedahan, contoh: pasien dengan DM
terapi OAD,tanpa penyulit lain
3. Pasien dengan kelainan sistemik berat dan membatasi
aktivitasnya. Contoh: pasien dengan infark jantung yang
harus diterapi dengan perawatan medis.
4. Pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa, contoh:
Gagal jantung berat aktivitas sangat terbatas.
5. Pasien-pasien "moribund", 50% akan exitus dalam 24
jam dengan atau tanpa pembedahan, contoh: Ileus
strangulasi, anuria, koma, TD 70/40 (dengan Dopamine)
Untuk pembedahan darurat --------> ditambah " D" atau
"E" , contoh, PS-ASA 3-D
4. DAPTAR PUSTAKA
PPT / SOFT FILE
Dr.Khadafi Indrawan Sp.An
Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif
FKUNILA / RSU Abdul Moeloek
Bandar Lampung
5. Ringkasan
PS-ASA,
( American Society of Anesthesiologist )
1. Pasien tanpa penyakit sistemik, kelainan hanya yang
akan dilakukan pembedahan, contoh: laki-laki sehat
yang akan menjalani Herniotomi.
2. Pasien dengan kelainan sistemik ringan atau sedang
yang perlu pembedahan, contoh: pasien dengan DM
terapi OAD,tanpa penyulit lain
3. Pasien dengan kelainan sistemik berat dan membatasi
aktivitasnya. Contoh: pasien dengan infark jantung yang
harus diterapi dengan perawatan medis.
4. Pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa, contoh:
Gagal jantung berat aktivitas sangat terbatas.
5. Pasien-pasien "moribund", 50% akan exitus dalam 24
jam dengan atau tanpa pembedahan, contoh: Ileus
strangulasi, anuria, koma, TD 70/40 (dengan Dopamine)
Untuk pembedahan darurat --------> ditambah " D" atau
"E" , contoh, PS-ASA 3-D
6. TES
1. Anestesidibagimenjadi 3 jenissalahsatunyayaituanestesi regional, yang
termasukkedalmaanestesi regional adalah, kecuali…
a. Spinal
b. Brachial blok
c. Epidural
d. Axillary blok
e. Hipnotik
2. Kapanwaktu yang tepatdilakukannyaPre Operative Evaluation…
a. Minimal 2 harisebelumoperasi
b. Minimal 1 harisebelumoperasi
c. Waktutidakterbatasresikosedang
d. Waktuterbatasresikosedang
e. Sebelumpasienmemasukiruangbedah
3. Pasiendengankelainansistemikberatdanmembatasiaktivitasnya.
Contohnyapasienpasiendenganinfarkjantung yang harusditerapidenganperawatanmedis.
Termasukkedalamklasifikasi ASA keberapa ?
a. PS-ASA 1
b. PS-ASA 2
c. PS-ASA 3
d. PS-ASA 4
e. Ps-ASA 5
7. Glosarium
a. Hipnotik : mati ingatan
b. Analgetik : Mati Rasa
c. Relaksasi : Mati gerak
d. Pre operative evaluation : pemeriksaan pra bedah
e. Elektif : operasi terencana
8. Kunci jawaban
1.E
2.B
3.C
4.A
5.A
6.E
7.D
8.A
9.B
10 . E
BAB VII
MACAM-MACAM INSISI AREA OPERASI
1. PENGERTIAN
Sayatan awal pada pembedahan sedekat mungkin pada organ sasaran.
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswadapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada inisisi area operasisecara
komprehensif.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajaritopikasuhankeperawatanpaainsisi area
operasimahasiswadapatmengetahui dan memahami pengertian,tujuan, sarat-
saratinsisiluka, type insisiluka, macam-macaminsisi, menyiapkanpasien yang
akaninsisibedah.
3. MATERI
4. DAFTAR PUSTAKA
PPT dariDr.DeasianaPaksiMoeda, Sp.B, FinaCS
5. RINGKASAN
Insisi area operasiadalahsayatanawalpembedahansedekatmungkinpada organ
sasaran.Bertujuanmembuataksesuntukmelakukanpembedahan.Prinsipinsisi:
accessibility, extensibility, safety, cosmetic. Factor-faktor yang berperan: diagnosis
penyakit, langer’s line, parutluka, kemungkinankontaminasi.
6. TES
Apasaja factor-faktor yang berperandalammelakukaninsisi area operasi ?
1. Tujuan insisi pembedahan
a. Membuat akses untuk melakukanpembedahan
b. Membuat luka
c. Menutup luka
d. Membuat luka infeksi
e. Membuat luka yang rapi
a. 1,2,dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1,2,3 dan 4
BAB VIII
1. PENGERTIAN
Teknik Penutupan Luka Operasi adalah cara yang sesuai dengan prosedur dalam
menutup luka akibat tindakan pembedahan.
2. TUJUAN
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada penutupan luka operasi
secara komprehensif.
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topic asuhan keperawatan pada penutupan luka operasi
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian,tujuan, sarat-sarat insisi luka,
type insisi luka, macam-macam insisi, menyiapkan pasien yang akan insisi bedah.
3. MATERI
4. DAFTAR PUSTAKA
PPT dariDr.DeasianaPaksiMoeda, Sp.B, FinaCS
5. RINGKASAN
Insisi area operasiadalahsayatanawalpembedahansedekatmungkinpada organ
sasaran.Bertujuanmembuataksesuntukmelakukanpembedahan.Prinsipinsisi:
accessibility, extensibility, safety, cosmetic. Factor-faktor yang berperan: diagnosis
penyakit, langer’s line, parutluka, kemungkinankontaminasi.
6. TES
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik penutupan luka operasi
a. TeknikPenutupan Luka Operasiadalahcara yang
sesuaidenganprosedurdalammenutuplukaakibattindakanpembedahan
b. TeknikPenutupan Luka Operasiadalah dengan teknik penutupan dengan kain
tenun
c. TeknikPenutupan Luka Operasiadalah penutupan dengan kasa bersih
d. TeknikPenutupan Luka Operasiadalah dilakukannya jaitan pada luka
e. TeknikPenutupan Luka Operasiadalah dengan teknik penutupan yang aman
bagi pasien
10. apa yang dimaksud dengan jenis luka operasi Contaminated wound
a. Tidakrapi, terkontaminasiolehlingkungankotor,
sepertioperasipadasaluranterinfeksi (large bowel/rektum, infeksibroncial,
infeksisalurankemih)
b. luka yang sengajadibuatkarenatindakanoperasidengantekniksteril
(padadaerahpermukaantubuhdan yang “non contaminated deep tissue” ( tiroid,
kelenjar, pembuluhdarah, otak, tulang)
c. Luka yang terjadikarenabendatajam,
bersihdanrapidenganlingkungantidaksterilatauoperasi yang
mengenaidaerahusushalusdan bronchus
d. Jenislukainidiikutiolehadanyainfeksi, kerusakanjaringan,
sertakurangnyavaskularisasipadajaringanluka.
e. Semua benar
7. GLOSARIUM
Contaminated wound : Tidakrapi, terkontaminasiolehlingkungankotor,
sepertioperasipadasaluranterinfeksi (large bowel/rektum, infeksibroncial,
infeksisalurankemih)
8. KUNCI JAWABAN
1.A
2.E
3.B
4.B
5.A
6.B
7.D
8.B
9.A
10 . A