Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
kedokteran. Namun sampai sdaat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50%
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu
Penyebab infertilitaspun harus dilihat pada kedua belah pihak yaitu isteri dan suami.
Salah satu bukti bahwa pasangan infertil harus dilihat sebagai satu kesatuan adalah
aadanya faktor imunologi yang memegang peranan dalam fertilitas suatu pasangan.
serviks dan reaksi imunologi isteri terhadap semen/sperma suami. Termasuk juga
Pada pasangan yang normal yang berhubungan seksual secara teratur untuk
memperoleh anak, maka persentase untuk dapat hamil dalam satu bulan adalah 20%,
1
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertil, bukan tidak mungkin
kondisi infertil sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal
tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan
lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang harus dipenuhi adalah:
(1) suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
reproduksi istri dan (2) istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat
sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat
dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat
perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki oleh
Infertilitas merupakan kondisi medis yang mempunyai efek tidak hanya secara
medis bagi penderitanya, tapi juga secara psikologi terutama pada wanita. Wanita
seringnya menjadi menderita karena beban hal ini, apalagi ada budaya-budaya
tertentu yang menganggap wanita merupakan sumber masalah bagi pasangan infertil.
Hal ini akan meningkatkan angka kekerasan yang terjadi pada wanita dan juga angka
perceraian. Bagi sang suami yang menganggap wanita sebagai sumber masalah
pasangan seksual walaupun sudah bercerai dengan istrinya yang mana akan
2
terakhir, walaupun etiologinya belum diketahui, mulai mengetahui bahwa infertilitas
mungkin dapat ikut menjadi faktor yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas
I.2 Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, masalah yang
infertilitas?
I.3 Tujuan
Penulisan makalah tinjauan kepustakaan ini bertujuan untuk memberikan
I.4 Manfaat
Hasil dari penulisan tinjauan pustaka ini dapat memberikan informasi mengenai
etiologi, pemeriksaan dan penatalaksanaan dari infertilitas. Selain itu, dapat juga
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap bayi perempuan lahir dengan rata-rata 400 ribu sel telur imatur pada
ovariumnya. Ketika perempuan sudah mencapai menarche, maka setiap bulan ketika
haid, wanita akan kehilangan 1 sel telurnya. Setiap siklus menstruasi dimulai dengan
pelepasan gonadotropin releasing hormon (GnRH), FSH, dan LH. Hormon –hormon
ini akan mempersiapkan ovarium untuk melepaskan sel telur dan memberi sinyal
pelepasan sel telur oleh ovarium, hal ini disebut ovulasi. Sel telur itu kemudian
ditangkap oleh fimbrae dan berjalan melalui tuba fallopi menuju uterus. Apabila sel
telur ini kemudian bertemu dengan sel sperma, maka sel telur dan sel sperma akan
bertemu dan terjadi fertilisasi, hal ini paling sering terjadi di ampulla tuba fallopi. Sel
telur yang telah difertilisasi ini akan menjadi zigot, terus berjalan ke arah uterus, dan
akhirnya akan terjadi implantasi pada endometrium uterus dalam bentuk blastula.
Apabila sel telur ini tidak dibuahi maka akan hormon akan memberi sinyal agar
bayi. Hal inilah yang disebut dengan menstruasi, dan siklus ini akan berlanjut sampai
masa menopause.2
4
Gambar 1.1 Reproduksi Wanita
Pada bayi laki-laki, mereka lahir dengan 2 testis. Setiap testis mempunyai
kemampuan untuk membuat dan menyimpan sperma secara berkelanjutan. Hal ini
dimulai ketika masa pubertas, stok sperma yang baru akan dibuat setiap 72 jam,
akibat respon terhadap hormon testosteron, GnRH, LH, dan FSH. Saluran epididimis
merupakan tempat untuk pematangan sperma yang kemudian akan berjalan melalui
vas deferens dan duktus ejakulatorius. Selama dalam perjalanan ini, sperma akan
bercampur dengan sekret dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan
5
Gambar 1.2 Reproduksi Pria
II.2 Definisi
memperoleh anak setelah berhubungan seksual secaa teratur selama 1 tahun dan tanpa
pasangan suami istri untuk memperoleh anak lagi setelah berhubungan seksual secara
6
teratur selama 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi, dimana sebelumnya pasangan
II.3 Etiologi
Apabila hanya ada faktor tunggal, maka pasangannya yang subur dapat mengimbangi
pasangan yang kurang subur. Namun dalam banyak pasangan, baik laki-laki maupun
menjadi nyata jika kedua pasangan subfertile atau atau kurang subur.4
Kurangnya kesuburan pada pria dapat terjadi akibat dari kelainan urogenital
bawaan dan dapatan, infeksi pada saluran sperma, peningkatan suhu skrotum
(varikokel), gangguan endokrin, kelainan genetik dan faktor imunologi. Pada 60-75%
kasus, tidak ditemukan adanya faktor penyebab (infertilitas idiopatik pria). Pria
seperti ini biasanya datang tanpa ada riwayat yang berkaitan dengan masalah
endokrin memiliki temuan yang normal. Pada Analisis semen ditemukan penurunan
7
Sedangkan Bentuk unexplained infertility pada pria dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti stres kronis, gangguan kelenjar endokrin akibat polusi
Selain itu infertilitas pada pria juga dapat disebabkan oleh impotensi. Pada
impotensi, penis pria tidak dapat ereksi sehingga tidak mungkin dapat melakukan
psikologis.5
merupakan suatu keadaan dimana adanya dilatasi vena. Aliran darah yang terlalu
banyak akan menyebabkan pembuluh darah disekitar testis membesar sehingga akan
meningkatkan suhu testis dan pada akhirnya akan berpengaruh pada produksi sperma.
Sperma pada laki-laki melalui beberapa saluran dari testis sampai ke uretra, dan
apabila terjadi kerusakan pada saluran-saluran ini maka akan dapat menghambat
pengeluaran sperma dan bisa berakhir pada infertilitas. Kerusakan saluran ini dapat
berupa kelainan genetik, namun yang paling sering adalah akibat adanya infeksi atau
vasektomi.5
8
Tabel 1. Persentase Etiologi Infertilitas pada Pria
1. Kegagalan Ovulasi
Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab yang paling sering kenapa
wanita tidak bisa memiliki anak, yaitu sekitar 30% dari seluruh wanita infertil.
a. Gangguan Hormonal
Proses dari suatu ovulasi tergantung dari keseimbangan yang kompleks dari
interaksi hormon-hormon.
9
b. Scar pada ovarium
Kerusakan fisik pada ovarium dapat berakibat gagalnya ovulasi. Sebagai contoh,
adanya operasi ekstensif dan invasi yang dilakukan beruang-ulang pada kista
tidak dapat menjadi matur dengan bennar dan ovulasi tidak terjadi. Selain itu
c. Menopause prematur
Hal ini jarang terjadi dan belum dapat dijelaskan bagaimana hal ni mempengaruhi
ovulasi.
d. Masalah Folikel
Penyakit tuba terjadi pada sekitar 25% pasangan yang infertil, dan sangat
bervariasi, mulai dariadesi ringan sampai penutupan total tuba fallopi. Penyebab
a. Infeksi
Infeksi bisa disebabkan baik oleh bakteri maupun virus yang biasanya
pada tuba sehingga terjadi scar dan kerusakan pada tuba. Sebagai contoh adalah
10
hydrosalphing, sebuah kondisi dimana tuba fallopi menjadi tertutup pada kedua
b. Penyakit Abdominal
apendisitis dan kolitis. Penyakit ini dapat menimbulkan inflamasi pada cavum
c. Riwayat Operasi
terjadinya adhesi yang dapat merubah tuba sehingga sel telur tidak dapat
melewatinya.
d. Kehamilan ektopik
e. Kelainan kongenital
Hal ini sangat jarang terjadi, pada beberapa kasus, wanita dapat dilahirkan
3. Endometriosis
Sekitar 10% dari pasangan infertil disebabkan oleh endometriosis. Dan pada
11
pertumbuhan jaringan endometrium pada daerah lain selain cavum uteri, yang
paling sering terjadi pada cavum pelvis, termaduk ovarium.6 Diagnosis pasti dari
penyakit ini hanya bisa ditegakkan dengan laparoskopi untuk melihat uterus, tuba
endometriosis antara lain adanya menstruasi yang lama, banyak dan nyeri, bercak
Mukus serviks berperan sebagai sarana transportasi sperma yang masuk ke dalam
itu adanya kelainan pada mukus ini dapat menghambat pergerakan sperma
sehingga tidak bisa sampai ke sel telur.Pada beberapa kasus, mukus serviks juga
5. Kelainan Uterus
Kelainan uterus seperti adesi dan polips dapat menyebabkan infertilitas. Selain itu
infertilitas.7
1. Hubungan Seksual
12
2. Frekuensi
dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang
dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi
3. Posisi
dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa
dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang “menunggu” di saluran telur
wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi
dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat
wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita
memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.1
II.4 Pemeriksaan
Setiap pasangan infertil harus diperlakukan secara satu kesatuan. Itu berarti,
kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak
berikut:8
13
1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk
apabila:
2. Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan
4. Pemeriksaan infertiitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu
1. Pemeriksaan Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk menemukan bukti kelainan yang
kelebihan androgen, yaitu hirsutisme, kebotakan, dan jerawat. Ukuran dan mobilitas
organ reproduksi dan adanya nodul endometriosis dapat dinilai selama pemeriksaan
bimanual. Jika ada kecurigaan infeksi PMS, spesimen serviks dapat diperiksa untuk
14
dicari, seperti rambut tubuh berkurang, dan ginekomastia. Pada pemeriksaan genital,
yang harus dinilai adalah OUE untuk menyingkirkan adanya epispadia atau
hipospadia, yang dapat mengganggu deposisi sperma di vagina. Oleh karena tubulus
seminiferus menyusun sekitar 80% sampai 85% dari seluruh massa testis, maka
varikokel harus dilakukan dengan posisi pasien berdiri dan kemudian dilakukan
2. Pemeriksaan infertilitas
pemeriksaan lebih lanjut dengan tes laboratorium khusus atau studi pencitraan. Pada
diagnostik infertilitas.9
Setiap laiki-laki dalam semua pasangan infertil harus menjalani analisis air mani,
penyebab infertilitas pria banyak sekali, termasuk eksposur terhadap obat, racun,
direkomendasikan untuk analisis semen. Jika mereka berbeda secara nyata dalam
15
karakteristik fisik, spesimen tambahan harus diambil lagi. Spesimen umumnya
diperoleh dengan masturbasi dan dimasukkan ke dalam wadah steril, tetapi juga dapat
selama 3-5 hari. Abstinensia yang terlalu lama sebelum pengambilan spesimen akan
Setelah diambil, spesimen harus disimpan dalam suhu ruangan dan diperiksa oleh
Pemeriksaan dasar pada analisis semen antara lain volume semen, konsentrasi
sperma, motilitas sperma, viskositas, aglutinasi dan morfologinya sesuai yang sudah
ditetapkan oleh WHO. Meskipun analisis semen adalah landasan utama dalam
pemeriksaan infertilitas, namun pemeriksaan ini adalah prediktor yang relatif buruk
16
Apabila hasil analisis semen abnormal pada pasangan laki-laki, maka perlu dilakukan
istri maka dapat dilakukan uji kontak air mani dengan lendir serviks (sperm cervical
mucus contact test (SCMC test)). Uji yang dikembangkan oleh Kramer dan Jager ini
dapat mempertunjukkan adanya antibodi lokal pada pria atau wanita. Menurut
Kremer dan Jager, pada ejakulat dengan autoimunisasi, gerakan maju spermatozoa
akan berubah menjadi terhenti, atau gemetar ditempat kalu bersinggungan dengan
lendir serviks. Perangai gemetar ditempat ini terjadi pula kalau air mani yang normal
antibodi terhadap spermatozoa suami. Uji ini sangat berguna untuk menyelidiki
adanya faktor imunologik apabila ternyata uji pasca senggama (postcoital test) selalu
negatif atau kurang baik, sedangkan kualitas air mani dan lendir serviks normal.
Perbandingan banyaknya spermatozoa yang gemetar ditempat, yang maju pesat, dan
b. Faktor Ovulasi
Gangguan ovulas terdapat pada sekitar 15% dari seluruh pasangan infertil dan
40% dari semua wanita infertil. Penyebab gangguan ovulasi ini bermacam-macam,
merupakan tanda yang akurat. Wanita dengan siklus reguler antara 25-35 hari dan ada
gejala premenstrual ternyata lebih dari 95% bersifat ovulatoar. Untuk mngetahui
17
terjadinya ovulasi ada beberapa tes sederhana yang dapat dilakukan, seperti
Tes serum progesteron merupakan tes yang murah dan banyak digunakan.
Pada tes ini memanfaatkan kenaikan serum progesteron setelah terjadi ovulasi.
Spesimen darah diambil di hari ke 21 pada siklus menstruasi reguler 28 hari. Adanya
serum progesteron lebih dari 3 ng/ml menunjukkan telah teradi ovulasi. Namun tes ini
sering terjadi negative palsu karena perlu pengambilan spesimen darah pada waktu
yang tepat.9
basal tubuh 0,3o-0,6o C yang biasanya berlangsung selama 11-14 hari setelah ovulasi.
Pengukuran suhu basal tubuh ini dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur.
Pengukuran pertama dilakukan pada hari pertama menstruasi. Pemeriksaan ini akurat
untuk memastikan adanya ovulasi namun kurang akurat untuk memastikan waktu
terjadinya ovulasi.9
Selain kedua tes diatas juga ada tes dengan menggunakan ovulation predictor
kit. Alat ini menggunakan enzim immunoassay untuk mendeteksi adanya peningkatan
dengan menggunakan urin pasien untuk mendeteksi adanya LH, yang akan
pertama kali pada hari ke sepuluh setelah awal menstruasi dan diperiksa pada hari
18
keberapa terjadi perubahan warna indikator pada alat. Positif palsu dapat terjadi bila
urin yang dipakai adalah urin pagi karena urin pagi cenderung lebih pekat. Pada
pemeriksaan ini juga bisa didapatkan LH pada urin yang persisten selama satu bulan
3. Faktor Cervical
mukus atau adanya gangguan pada interaksi antara sel sperma dan mukus serviks.
Secara tradisional, hal ini dapat dideteksi dengan melakukan postcoital test (PCT).
PCT dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum ovulasi diprediksikan terjadi, kemudian
pasangan yang dilakukan tes diminta untuk melakukan hubungan seksual antara 2-12
jam sebelum tes. Setelah itu wanita kemudian datang ke petugas medis, yang akan
mengambil mukus serviksnya. Lendir kemudian ditempatkan pada kaca slide dimana
spinnbarkheitnya (stretchability) dinilai. Jumlah sperma yang motil juga dihitung per
bidang high power mikroskopis. Namun PCT ini tidak direkomendasikan oleh
1. Tes ini tidak distandarisasikan, tidak sensitif, tidak spesifik, dan tidak prediktif.
infertilitas.
19
4. Faktor uterus dan tuba
merupakan penyebab paling sering terjadinya infertilitas. Penyakit yang paling sering
pada kelainan tuba adalah pelvic inflammatory disease (PID) karena infeksi penyakit
gonorrhoeae. Penyakit yang melibatkan uterus dan tuba dapat dilihat dengan
yang menggunakan pewarna radioopak untuk melihat kavitas uterus dan tuba fallopi
melalui fluoroskopi. Ada pula suatu data yang menyebutkan bahwa fluoroskopi juga
dapat berefek sebagai terapeutik pada infertilitas yang tak diketahui, terutama bila
harus dilakukan kira-kira 2-3 hari setelah menstruasi berhenti untuk memastikan
bahwa pasien tidak dalam keadaan hamil dan untuk meminimalisasikan aliran balik
darah menstruasi.9
Risiko yang paling diperhatikan pada pemakaian HSG adalah adanya infeksi
pelvis iatrogenik, terutama pada wanita yang mempunyai riwayat PID. Pada wanita
ini sebelum dilakukan pemeriksaan HSG harus diperiksa laju endap darahnya terlebih
dahulu, dan bila didapatkan peningkatan maka pemeriksaan dengan HSG harus
ditunda terlebih dahulu. Dan bila LED nya normal, pemeriksaan HSG bisa dilakukan
20
Selain itu ada pula cara lain untuk memeriksa patensi tuba yaitu dengan
pertubasi. Pertubasi. Atau uji Rubin, bertujuan memeriksa patensi tuba dengan jalan
meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter Foley yang dipasang pada kanalis
servikalis. Apabila kanalis servikouteri dan salah satu atau kedua tubanya paten, maka
gas akan mengalir bebas ke dalam kavn peritonei. Patensi tuba akan dinilai dari
catatan tekanan aliran gas sewaktu dilakukan peniupan. Insuflator apapun yang
dipakai, kalau tekanan gasnya naik dan bertahan sampai 200 mmHg, maka dikatakan
ada sumbatan tuba, kalau naiknya hanya 80-100, salah satu atau kedua tubanya
dianggap paten. Tanda lain yang menyokong patensi tuba adalah terdengarnya pada
auskultasi suprasimfisis tiupan gas masuk ke dalam kavum peritonei seperti “bunyi
jet” atau nyeri bahusegera setelah pasien dipersilahkan duduk sehabis pemeriksaan,
5. Faktor peritoneum
40% wanita yang infertil, yang jumlahnya kira-kira 10 kali dari populasi umum.
Dalam hal ini, laparoskopi bisa dilakukan untuk mendeteksi penyebab infertilitas bila
II.5 Penatalaksanaan
21
A. Pengobatan
wanita dengan amenore atau yang mempunyai menstruasi tidak teratur. Adapun jenis-
1. Anti-Estrogen
wanita dengan amenore atau menstruasi tidak teratur. Clomifen dapat digunakan
pada wanita dengan infertilitas yang tak diketahui dan PCOS. Clomifen bekerja
otak. Oleh karena jumlah estrogen yang terikat dengan reseptornya sedikit maka
tubuh akan memberikan sinyal ke otak bahwa mereka kekurangan estrogen dan hal
ini akan merangsang pelepasan hormon FSH dan LH ke dalam pembuluh darah.
Tingginya kadar FSH akan menstimulasi ovarium untuk membentuk folikel yang
berisi sel telur, dan tinginya kadar LH akan menyebabkan pelepasan sel telur dari
folikel matur dalam sebuah proses yang disebut ovulasi. Pengobatan ini efektif
sitrat.
2. Gonadotropin
22
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa 2 hormon yang dibutuhkan dalam ovulasi
adalah FSH dan LH. 2 hormon ini disebut gonadotropin. Ada beberapa jenis
lain:
b. uFSH (urinary folicle stimulating hormone) mengandung FSH yang berasal dari
Selain untuk menstimulasi ovarium, gonadotropin juga ada yang digunakan untuk
merangsang pelepasan sel telur dari folikel matur. Pemberian gonadotropin jenis
ini dilakukan ketika kita sudah mendeteksi bahwa folikel benar-benar matur dan
berisi sel telur didalamnya baik dengan menggunakan tes darah maupun USG
yang sama dengan LH, walaupun juga mengandung FSH. Hormon ini
23
b. rhCG (recoombinant human chorionic gonadotropin) yang dihasilkan dari
d. rLH
GnRH dilepaskan secara teratur dalam interval antara 60-120 menit selama fase
folikular dalam siklus haid yang normal. Sekresi GnRH secara pulsatil dari
dipasang pada ikat pinggang dan dipakai sepanjang waktu. pompa ini akan
memberikan dosis kecil yang teratur kepada pasien melalui sebuah jarum yang
ditempatkan dibawah kulit atau didalam pembuluh darah. Namun hal ini bisa
5. Dopamin Agonist
Beberapa wanita beovulasi secara ireguler akibat dari pelepasan hormon prolactin
Kelebihan hormon prolaktin ini akan mencegah terjadinya ovulasi pada wanita dan
hal ini akan menyebabkan terjadinya menstruasi yang tidak teratur dan bahkan
24
cabergolin melalui oral dapat mencegah hal ini dengan menurunkan produksi
6. Aromatose Inhibitor
ovarium. Jenis obat penghambat aromatose ini adalah letrozole dan anastrozole.
B. Terapi Bedah
Sebagai contoh, operasi merupakan pilihan terapi untuk beberapa kelainan tuba,
PCOS, adhesi, endometriosis, dan kelainan uterus. Terapi bedah untuk infertilitas
antara lain:7
1. Ovarian Drilling
Wanita infertil dengan PCOS mempunyai kesulitan dalam ovulasi. Ovulasi dapat
diinduksi secara pembedahan dengan prosedur yang disebut ovarian drilling atau
ovarian diathermy. Prosedur ini berguna untuk wanita dengan PCOS yang resisten
laparoskopi melalui lubang insisi kecil, kemudian beberapa insisi kecil dilakukan
pada ovarium dengan menggunakan panas atau laser. Proses ini akan membantu
25
Gambar 2.1 Ovarian Drilling
Penutupan atau kerusakan pada tuba fallopi dapat diatasi dengan berbagai macam
jenis prosedur operasi tergantung dari lokasi penutupan dan jenis kerusakannnya.
untuk mendiagnosis masalah pada uterus dan tuba fallopi. HSG menggunakan
sinar x dan cairan radioopak yang dimasukkan ke traktus reproduksi dari uterus
elektrokauter.
26
Salfingostomi dapat dilakukan pada pengobatan kehamilan ektopik dan infeksi
jaringan tuba yang tertutup dan kemudian menyambung lagi ujung-ujung tuba
e. Tubal kanalisasi, prosedur ini dilakukan ketika penutupan tuba relatif terbatas.
fluoroskopi.
Air mani disebut abnormal kalau pada 3 kali pemeriksaan berturut-turut hasilnya
tetap abnormal. Pada pasien dengan air mani abnormal kita hanya bisa
b. Varikokel
MacLeod, penurunan motilitas sperma itu terjadi pada 90% pria dengan varikokel,
spermatozoanya.8
27
c. Infeksi
Infeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan testis
sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi, infeksi yang terjadi
kronik mungkin hanya akan menurunkan kualitas sperma, dan masih dapat
diperbaiki menjadi seperti semula. Air mani yang selalu mengandung banyak
leukosit, apalagi kalau disertai gejala disuria, nyeri pada waktu ejakulasi, nyeri
punggung bagian bawah, patut diduga karena infeksi kronik traktus genitalis.
Antibiotika yang terbaik adalah yang akan terkumpul dalam traktus genitalis
d. Defisiensi Gonadotropin
Sama halnya dengan wanita, kurangnya hormon gonadotropin pada pria juga dapat
menyebabkan infertilitas walaupun hal ini jarang terjadi. Pria dengan defisiensi
e. Hiperprolaktinemia
mengecil, dan kadang-kadang galaktorea. Analisi air mani biasanya normal atau
28
II.6 Assisted Reproductive Technology
uterus. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sebuah tabung plastik yang
melewati serviks menuju uterus. Prosedur ini dilakukan bersamaan dengan waktu
terjadinya ovulasi pada sang wanita. Untuk melakukan teknik ini, sang wanita
harus mempunyai uterus dan tuba fallopi yang normal. IUI ini digunakan pada
wanita yang mempunyai kelainan mukos serviks, endometriosis, atau ada faktor
29
2. In Vitro Fertilisation (IVF)
IVF berarti fertilisasi yang dilakukan diluar tubuh. Dalam proses IVF, pasien juga
lebih banyak sel telur. Ketika sel telur sudah terbentuk, sel telur tersebut akan
diambil melalui operasi kecil. Sel telur kemudian akan dicampur dengan sperma
dilaboratorium dan diinkubasikan selama 2-3 hari. Tujuannya agar sperma dapat
membuahi sel telur dan membentuk embrio. Embrio tersebut kemudian akan
tambahan hormon untuk membantu implantasi embrio, dalam hal ini progesteron
dan hCG. IVF merupakan terapi yang sangat berguna bagi wanita dengan
kerusakan tuba, infertilitas yang tak diketahui, endometriosis, dan infertilitas pada
laki-laki.7
30
3. Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT) dan Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)
Gamet merupakan sebuah sel telur atau sperma. Teknik pengambilan sel telur dan
sperma pada GIFT dilakukan dengan cara yang sama seperti pada IVF. Sel telur
dan sperma kemudian dicampur dan langsung dipindah tempatkan ke tuba fallopi.
Hal ini dilakukan secara laparoskopi melalui insisi kecil pada abdomen, atau
memungkinkan sperma secara natural membuahi sel telur di tuba fallopi. Untuk itu
tuba fallopi sang wanita haruslah sehat. Tidak berbeda jauh dengan GIFT, ZIFT
dilakukan dengan cara yang sama, tetapi pada ZIFT yang dipindah ke tuba fallopi
adalah dalam bentuk zigot bukan sel telur dan sperma seperti pada GIFT. Kedua
teknik ini sekarang sudah tergantikan dengan IVF sehingga jarang dillakukan.
Dengan teknik ini persentase terjadinya kehamilan lebih tinggi sedikit daripada
dengan teknik IVF, namun prosedur pelaksanaannya lebih rumit dan tidak nyaman
bagi pasien.7
31
Gambar 2.6 ZIFT
Substansi didalam sel telur disebut sitoplasma, dan ICSI merupakan suatu tekknik
sitoplasma dari sel telur. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum
mikro. Sel telur yang sudah dimasuki sperma ini kemudian ditempatkan di dalam
uterus sama seperti IVF. Teknik ICSI ini berguna untuk pasangan yang tidak
berhasil dengan IVF, atau bila kualitas sperma yang baik terlalu sedikit untuk
dilakukan IVF. ICSI mempunyai angka fertilisasi yang tinggi namun angka
32
Gambar 2.7 ICSI
II. 7 Prognosis
pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan kepada kemungkinan
Menurut MacLeod, fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24-25 tahun.
Hampir pada setiap golongan umur pria proporsi terjadinya kehamilan dalam waktu
pada infertilitas selama 3 tahun, angka harapan terjadinya kehamilan adalah sebesar
50% atau bisa dikatakan prognosisnya baik, sedangkan pada pasangan yang
33
infertilitasnya sudah mencapai 5 tahun maka angka harapan terjadinya kehamilan
34
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
memperoleh anak setelah berhubungan seksual secaa teratur selama 1 tahun dan tanpa
pasangan suami istri untuk memperoleh anak lagi setelah berhubungan seksual secara
Infertilitas bisa disebabkan oleh faktor laki-laki, faktor wanita, dan faktor
keduanya. Ada beberapa penatalaksanaa yang dapat menjadi pilihan bagi pasangan
35