Pengelolaan bug yang baik sangat penting dilkukan, sehingga bug dapat dipantau dan
diperbaiki secepat mungkin sesuai dengan prioritasnya. Priority number digunakan untuk
menentukan mana dulu yang harus di perbaiki. Dengan mengaplikasikan cara pelacakan bug
menggunakan bug lifecycle, (review, rejected, open, assign, test, reopen, close, deferred)
kemudian mebuat laporan dengan jelas dan detail tetapi mudah dipahami, sehingga sasaran
(bug) yang dihadapi bisa diselesaikan dengan tepat tanpa memunculkan kesalahan baru dan
siap terhadap perubahan tak terduga dari system yang dikerjakan.Di dalam bug report
langkah-langkah terjadinya bug juga dituliskan, agar memudahkan programmer dalam
menemukan bug.
1. Kita tetap sadar akan politik dan potensi penyalahgunaan data bug
a. Membangun komunikasi yang baik dan terbuka
b. Tidak menjadi “Backseat Driver”
tetapi selalu memberikan masukan dan solusi
c. Tidak Membuat Individu Terlihat Buruk oleh karena laopran yang kurang
jelas
2. Memastikan laporan bug jelas dan akurat, sehingga waktu tidak terbuang oleh karena
tidak tepatnya pelaporan bug dan kemungkinan besar bug tersebut tidak dapat
diselesaikan. Rutin melakukan diskusi/pembahasan dalam setiap proses dengan
manager, developer dan tester sangatlah penting dan dalam laporan wajib membuat
daftar jelas mengenai prioritas bug yang akan dieksekusi.