TINJAUAN PUSTAKA
dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Pada umumnya, rata-rata luas kulit manusia adalah ± 2 meter
2007).
11
12
Jika dilihat dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang
teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik (Tranggono, 2007). Perlu
diketahui epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu, dari dalam keluar adalah, stratum
tergantung dari letaknya pada bagian tubuh. Stratum korneum yang paling tebal
Proses penuaan kulit ditandai dengan munculnya kerutan, keriput, dan noda
hitam pada kulit atau bisa kita simpulkan sebagai kemunduran yang terjadi pada
1. Penuaan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh semua
makhluk hidup.
organ, mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya termasuk kulit.
Perubahan pada kulit akibat proses penuaan yang terjadi pada kulit dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu perubahan anatomis, fisiologis, serta kimiawi. Beberapa
gejala ini dialami oleh wanita pada usia 40 tahun ke atas akibat terlalu lama
terpapar sinar matahari. Secara fisiologis dan histologis, pada kulit yang sudah
air kulit dan mengeringnya serabut kolagen dan elastin akibat menurunnya
Penuaan kulit dibagi menjadi dua yaitu penuaan intrinsik dan penuaan
ekstrinsik. Penuaan intrinsik merupakan proses alami yang terjadi pada setiap
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti paparan sinar UV, radikal bebas, asap
rokok dan lain sebagainya. Adanya paparan sinar UV yang berlangsung secara
terus-menerus dapat menimbulkan terjadinya penuaan dini pada kulit yang dapat
dengan munculnya kerutan halus dan kerutan kasar pada kulit, dispigmentasi,
perubahan struktur kulit. Manifestasi photoaging berupa kerutan pada lapisan atas
ditentukan dari jumlah paparan radiasi dan proteksi pigmen seseorang. Perubahan
epidermis akibat sinar matahari termasuk dalam penipisan epidermis dan ekspresi
lesi yang memicu aktivasi keratosis, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel
squamous.
protein yang sama (melalui jalur TGF - β /Smad signaling). Sinar UVA dan UVB
kolagen kulit, diikuti dengan degradasi MMP-3 dan MMP-9. Kolagen tipe I
distabilkan oleh ikatan silang dengan matrik protein kulit sehingga dengan adanya
degradasi oleh MMPs, akan mengganggu intergritas dermis yang berujung pada
Gambar 2.2 Sinar UV berinteraksi dengan sel kulit (Setyowati dkk, 2015)
yaitu molekul didalam tubuh manusia, seperti: protein, karbohidrat, lemak dan
DNA, olek oksidan. Oksidan adalah senyawa yang dapat mengoksidasi senyawa
lain seperti ROS (reactive oxygen spesies) dan RNS (reactive nitrogen spesies).
ROS dari senyawa radikal seperti superoksida, hidroksil, peroksil, slkoksil, dan
hipoklorous, oksigen singlet, dan ozon. RNS terdiri dari nitrit oksida dan peroksi
nitril.
manusia oleh antioksidan dalam melawan oksidan pda berbagai lokasi didalam sel
dan jaringan.
eksogen adalah antioksidan yang berasal dari luar tubuh atau dari makanan dan
minuman.
Siklus ini menghasilkan sistem pertahanan yang kuat melawan radikal bebas atau
asam urat, bilirubin. Dan untuk antioksidan yang berasal dari makanan ada
yang ditemukan di semua membran sel, yang berpartisipasi dalam banyak reaksi
antioksidan. Molekul ini terdiri dari cincin benzoquinon yang melekat pada rantai
pengerat utamanya mengandung sembilan unit (CoQ9) dan juga sejumlah CoQ10,
yang lebih polar. CoQ berada dalam kesetimbangan permanen antara bentuk
tereduksi setelah menerima dua elektron, CoQH2 atau ubiquinol, dan bentuk
teroksidasi, CoQ atau ubiquinone. Dalam rantai pernapasan, siklus redoks ini
perantara semiquinone. Zat antara ini sangat relevan juga dalam plasma sistem
besar CoQ disintesis secara endogen oleh sel. Isoprenoid rantai samping disintesis
Pada awal tahun 1990, diketahui bahwa Profesor R.H. Müller (Jerman)
yang ada, dan menunjukkan adanya stabilitas yang tinggi pada metode in vivo
karena mereka akan tetap padat pada suhu tubuh. Namun, solid lipid
(Beloqui, 2015). Selain itu, SLN juga menunjukkan kelemahannya pada jumlah
muatan obat yang terbatas dan adanya kerusakan pada saat penyimpanan (Annisa,
dkk, 2016). Adapula beberapa kekurangan SLN menurut Afina 2015 diantaranya
jumlah penjerapan obat yang terlalu rendah, keluarnya obat dari sistim selama
penyimpanan, dan kandungan air yang terlalu tinggi pada dispersi SLN. Untuk
Pembuatan NLC dilakukan dengan mencampur lipid padat dan lipid cair
dengan jumlah lipid padat yang lebih besar dibandingkan dengan lipid cair dan
surfaktan atau campuran surfaktan. Hasil pencampuran antara lipid padat dan lipid
cair berupa matriks yang dapat menjebak obat dalam jumlah yang relatif besar.
dengan sifat fisiologis karena dapat mengurangi toksisitas dan iritasi lokal.
Beberapa lipid yang telah digunakan untuk pembuatan NLC, antara lain:
acylglycerols (Annisa, dkk., 2016; Beloqui, et al., 2015). Pada umumnya, rasio
20
dari campuran lipid padat dan lipid cair adalah 70:30 hingga rasio 99,9:0,1
sedangkan surfaktan berkisar antara 1,5 % sampai 5 % (b/v). Jenis surfaktan yang
biasa digunakan adalah surfaktan non-ionik karena memiliki potensi kecil dalam
menimbulkan sensitivitas kulit. Salah satu surfaktan jenis non-ionik yang aman
dan paling sering digunakan dalam produk farmasi adalah Tween 80. Penggunaan
yang dihasilkan, salah satu ko-surfaktan yang paling sering digunakan adalah
dihasilkan dengan adanya propilenglikol dalam emulsi salah satunya adalah dapat
Ukuran partikel NLC antara 10-1000 nm. Ukuran partikel yang kecil dapat
laju pelepasan obat yang dapat dikendalikan. Dibandingkan dengan SLN, NLC
memiliki jumlah muatan obat yang lebih tinggi untuk sejumlah senyawa aktif dan
dispersi NLC memiliki viskositas yang rendah sehingga nyaman digunakan pada
untuk lepas dari pembawanya. Semakin tinggi viskositas sediaan maka akan
semakin besar hambatan pelepasan yang berakibat semakin lama waktu difusi
bahan aktif, sebaliknya semakin encer sediaan mobilitas molekul bahan aktif akan
meningkat sehingga tidak ada hambatan dalam pelepasan (Annisa dkk, 2016).
21
4. NLC dengan ukuran partikelnya yang kecil menjamin kontak antara bahan
diantara adalah :
1. Imperfect type.
2. Amorphous type.
parsial seperti gliserida, terdiri dari sejumlah asam lemak, yang menyebabkan
campuran berbagai gliserida, bervariasi dalam saturasi dan panjang rantai karbon.
hidroksistearat atau iso-propil miristat dengan lipid padat. Sebagai hasilnya, NLC
berada dalam bentuk amorf yang mencegah terjadinya pengusiran obat yang
padat. Kelarutan obat lebih tinggi pada kompartemen nanosized yang dapat
Istilah lipid secara umum digunakan untuk struktur trigliserida, gliserida, asam
lemak, steroid, dan lilin. Manfaat penggunaan lipid sebagai sistem penghantaran
obat untuk rute topikal adalah sifat lipid yang dapat ditoleransi dengan baik,
menurunkan risiko iritasi lokal, dan memiliki toksisitat yang rendah. Pada sistem
NLC, digunakan kombinasi lipid padat (lemak) dan lipid cair (minyak) yang
tristearin, campuran mono-, di-, dan triasilgliserol, asam lemak, dan beeswax.
Adanya minyak atau lipid cair pada sistem NLC ini memberikan kelebihan sistem
NLC dalam hal penjebakan obat karena pada umumnya bahan obat lebih larut
dalam minyak daripada lipid padat dan adanya minyak dapat menurunkan
keteraturan kisi kristal matriks lipid disebabkan oleh perbedaan panjang rantai
2. Emulgator
Beberapa jenis emulgator yang telah banyak digunakan untuk membentuk sistim
NLC adalah jenis poloxamer, polisorbat, lesitin, dan asam empedu. Diketahui
sistem NLC. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al., 2010 menunjukkan
Pada metode ini fase lipid padat dipanaskan pada suhu 90°C, kemudian fase lipid
yang telah panas didispersikan dalam fase air yang mengandung surfaktan dengan
dihomogenisasi pada suhu 90°C dibawah 3 siklus homogenizer pada 5 × 107 Pa.
Selanjutnya emulsi minyak dalam air yang telah diperoleh didinginkan pada suhu
Pada metode ini, fase lipid yang telah dilelehkan kemudian didinginkan agar
Mikropartikel lipid yang diperoleh didispersikan dalam fase air yang mengandung
Metode ini merupakan teknik dispersi yang mudah dan paling sering digunakan.
Pada metode ini leburan lipid didispersikan pada fase air pada suhu yang sama,
ukuran partikel. Dengan metode ini kualitas dispersi masih kurang baik karena
Dalam metode ini, fase lipid dilarutkan dalam fase organik seperti aseton (fase
Dalam metode ini, lipid dilelehkan pada suhu yang sesuai dan fase air yang
mengandung surfaktan dipanaskan hingga suhu yang sama. Kemudian fase air
yang telah panas ditambahkan ke dalam lipid yang telah meleleh dibawah
pengadukan pada suhu yang sama. Minyak panas dalam mikroemulsi air
Span 80 2 Surfaktan
Tween 80 8 Surfaktan
Span 80 7 Surfaktan
(Febrianti, 2018)
1. Asam Stearat
Asam stearat merupakan campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat dan asam heksadekanoat.
Pemerian zat padat keras, mengkilat menunjukkan susunan hablur putih atau
kuning pucat, mirip lemak lilin. Rumus molekulnya adalah CH3(CH2)16COOH.
Asam stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagai emolient dan solubilizing
agent. Pada krim M/A adanya asam stearat dapat menyebabkan krim menjadi
lebih lunak sehingga viskositasnya semakin rendah. Jenis basis yang mempunyai
viskositas tinggi akan menyebabkan koefisien difusi suatu obat dalam basis
menjadi rendah, sehingga pelepasan obat dari basis akan kecil (Alfath, 2012).
2. Isopropil miristat
berminyak. Memiliki densitas sekitar 0,853. Tidak bercampur dengan air, dapat
Terlindung dari cahaya. Isopropil miristat tidak dapat bercampur dengan parafin
padat (martindale, 2014). Isopropil miristat terdiri dari ester isopropil alkohol dan
asam lemak tak jenuh berbobot molekul tinggi, terutama asam miristat,
bobot jenis dari isopropil miristat antara 0,846 dan 0,854 (Farmakope Indonesia,
29
2014). Menurut the pharmaceutical codex edisi 12, isopropil miristat memiliki
fungsi sebagai berikut diantaranya adalah, sebagai emolien, sebagai lubrikan, dan
3. Koenzim Q10
Koenzim Q10 adalah zat mirip vitamin yang larut dalam lemak ditemukan
diseluruh tubuh tetapi terutama di jantung, hati, ginjal, dan otak. Rumus
molekulnya adalah C59H90O4 dan massa molekulnya 863,34 g mol. Secara kimia,
kuinon dan 10 mengacu pada jumlah subunit kimia isoprenil di bagian ekornya.
CoQ10 berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari kerusakan yang
disebabkan oleh molekul berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas. Koenzim
Q10 adalah bubuk kristal yang tidak larut dalam air. Absorbsinya mengikuti
proses yang sama dengan lipid dan mekanisme penyerapan tampaknya mirip
30
dengan vitamin E, nutrisi lain yang larut dalam lemak (kapoor et al.,2013).
Menurut Hsia et al. (2012) Koenzim Q10 memiliki pH stabil antara 3-6.
kekuningan dan berminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Tween
80 dapat larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaan
Tween 80 antara lain sebagai: zat pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan
Dobrucki (2000) tween 80 pada sistem NLC dengan lipid cair Epicurone 135
non-ionik. Span 80 berbentuk krim hampir ke cair berwarna kuning memiliki bau
dan rasa yang khas. Fungsinya adalah sebagai dispersing agent, emulsifying
6. Propilenglikol
pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak
stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilenglikol merupakan cairan bening,
tidak berwarna, kental, dan hampir tidak berbau. Memiliki nrasa yang manis
berikut :
32
Pada suhu dingin, propilenglikol stabil pada wadah yang tertutup rapat, namun
pada suhu tinggi dan keadaan terbuka dapat menyebabkan oksidasi yang
menghasilkan propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Secara
kimia stabil ketika dicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air. Larutan
dalam air dapat disterilisasi dengan autoklaf.
7. Phenoxyethanol-Ethylhexylglycerin
cairan tidak berwarna dan sedikit kental memiliki kelarutan (1:43). Biasanya
maksimalnya 0,5%.
dengan rumus molekul C11H24O3 dan berat molekul sebesar 204,31 g/mol.