Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH RADIOBIOLOGI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Radiobiologi Dosen Pengampu : Emi Murniati, SST

Disusun Oleh : Nama : Sinta Dewi Septiana Kelas : TRR Reguleler IIB NIM : P17430110078

PRODI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2012

BAB I

A. Latar Belakang Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik. Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

BAB II Kulit terdiri dari lapisan luar (epidermis), lapisan jaringan ikat(dermis), dan lapisan subcutan (fat dan jaringan ikat). Epidermis terdiri dari sel matang, tidak membelah pada permukaan, tapi terdiri dari sel belum matang, membelah, pada dasar epidermis(basasel), ini yang menjadikan kulit sensitif terhadap radiasi.

Radiasi dosis sedang pada kulit : a) Perubahan segera: inflamasi, erythema dan desquamasi b) Penyembuhan dapat terjadi pada epidermis melalui proses regenerasi Radiasi dosis tinggi pada kulit : Perubahan tertunda berupa: atrofi, fibrosis, hipo atau hiperpigmentasi, ulkerasi, nekrosis dan carcinoma(Ca). Bulu kulit (hair folicle) : Jaringan bertumbuh aktif Dosis sedang radiosensitive.

epilasi sementara.

Dosis tinggi

epilasi permanen.

Kelenjar subaceus dan kelenjar keringat relatif radioresistan. Dosis tinggi menyebabkan atropi glanduler, fibrosis dan tidak berfungsi.

a) Contoh Kasus Respon Radiasi pada Sistem Kulit Manusia.

SRA plus sindroma kutanius pada kasus Chernob Kecelakaan radiasi paparan luar : a. Lokal : Luka bakar, (gradual, masa tenang ), nyeri yang makin lama makin hebat. b. Seluruh tubuh : Sindroma radiasi akut. Radiasi berdaya tembus besar, > 1 Gy, diterima sekaligus. Kontaminasi Internal. c. Pemaparan Lokal. Kulit gejala yang timbul yaitu : 1. Eritema, dosisnya 3-10 Gy, saat timbul 14-21 hari. 2. Rambut rontok, dosisnya, > 3 Gy, saat timbul 14-18 hari.

3. Radang kulit kering, dosisnya 8-12 Gy, saat timbul 25-30 hari. 4. Radang kulit basah, dosisnya 15-25 Gy,saat timbul 15-28 hari. 5. Pembentukan tukak, dosisnya > 20 Gy,saat timbul 14-21 hari. 6. Nekrosis, dosisnya > 25 Gy, saat timbul > 21 hari.

Anda mungkin juga menyukai