Anda di halaman 1dari 7

Komposisi:

Setiap vial CEFOPERAZONE-SULBACTAM mengandung :


Cefoperazone sodium setara dengan cefoperazone 500 mg
Sulbactam sodium setara dengan sulbactam 500 mg
Farmakologi:
CEFOPERAZONE-SULBACTAM merupakan kombinasi cefoperazone sodium dan sulbactam
sodium, yang tersedia dalam bentuk sediaan serbuk kering untuk direkonstitusi dengan
perbandingan sulbactam/cefoperazone bebas 1:1. Cefoperazone sodium merupakan antibiotik
sefalosporin semisintetik dengan spektrum luas yang hanya untuk penggunaan parenteral.
Sulbactam sodium merupakan turunan dari inti penicillin. Senyawa ini merupakan irreversible
inhibitor β-lactamase, dan hanya digunakan secara parenteral.
Komponen antibakterial CEFOPERAZONE-SULBACTAM adalah cefoperazone yang merupakan
sefalosporin generasi ketiga, yang bekerja terhadap organisme yang sensitif pada tahap
pembelahan aktif dengan cara menghambat biosintesis mukopeptida pada dinding sel. Sulbactam
tidak memiliki aktivitas antibakteri yang bermanfaat, kecuali terhadap Neisseria dan Acinetobacter
spp. Namun studi biokimia menggunakan sistem cell-free bacterial menunjukkan bahwa obat ini
merupakan irreversible inhibitor β-lactamase paling penting yang dihasilkan oleh organisme yang
resisten terrhadap antibiotika β-lactam.
Potensi sulbactam dalam mencegah kerusakan penicillin dan sefalosporin oleh organisme yang
resisten dibuktikan dalam sebuah penelitian organisme utuh dengan menggunakan strain yang
resisten, dimana sulbactam menunjukkan sinergi yang jelas dengan penisilin dan sefalosporin.
Karena sulbactam juga berikatan dengan beberapa penicillin-binding proteins, strain-strain yang
sensitif seringkali lebih peka terhadap CEFOPERAZONE-SULBACTAM dibandingkan dengan
cefoperazone saja.
Farmakokinetik:
Sekitar 25% dari dosis cefoperazone dan 84% dari dosis sulbactam yang diberikan, diekskresikan
melalui ginjal. Sebagian besar dari sisa dosis cefoperazone diekskresikan melalui empedu. Setelah
pemberian obat, rata-rata waktu paruh sulbactam sekitar 1 jam, sementara cefoperazone adalah 1,7
jam. Konsentrasi serum proporsional dengan dosis yang diberikan. Nilainya konsisten dengan nilai
yang telah ditunjukkan sebelumnya bila tiap komponen diberikan tunggal.
Rata-rata kadar puncak cefoperazone dan sulbactam setelah pemberian dosis tunggal secara IV
sebesar 2 gram (1 gram cefoperazone,1 gram sulbactam) setelah 5 menit adalah 130,2 dan 236,8
mcg/ml. Hal ini menunjukkan volume distribusi sulbactam yang lebih besar (Vd=18,0-27,6 l)
dibandingkan cefoperazone (Vd=10,2-11,3 l).
Baik cefoperazone maupun sulbactam terdistribusi dengan baik ke dalam berbagai jaringan dan
cairan tubuh, termasuk empedu, kantung empedu, kulit, apendiks, tuba falloppii, ovarium, uterus dan
lainnya.
Tidak ada bukti interaksi farmakokinetika obat antara cefoperazone dan sulbactam apabila diberikan
bersamaan dalam bentuk CEFOPERAZONE-SULBACTAM.
Setelah pemberian dosis berulang, tidak dilaporkan adanya perubahan yang signifikan dalam sifat-
sifat farmakokinetika dari kedua komponen obat, dan tidak ditemukan akumulasi jika diberikan
setiap 8 hingga 12 jam.
Penggunaan pada disfungsi hati
Cefoperazone diekskresikan secara ekstensif di empedu. Waktu paruh serum cefoperazone
biasanya memanjang dan ekskresi di urin meningkat pada pasien dengan penyakit hati dan/atau
obstruksi saluran empedu. Meski dengan disfungsi hati yang berat, konsentrasi terapeutik
cefoperazone tercapai di empedu dan dijumpai kenaikan waktu paruh hanya sebesar 2-4 kali.
Penggunaan pada disfungsi ginjal
Pemberian CEFOPERAZONE-SULBACTAM pada pasien dengan tingkat fungsi ginjal yang
berbeda, menunjukkan bahwa bersihan total sulbactam berhubungan erat dengan perkiraan
bersihan kreatinin. Pasien yang anephric secara fungsional menunjukkan waktu paruh sulbactam
yang lebih panjang secara bermakna (rata-rata 6,9 dan 9,7 jam dalam penelitian yang terpisah).
Hemodialisis secara bermakna mengubah waktu paruh, bersihan total tubuh, dan volume distribusi
sulbactam. Tidak ditemukan perbedaan farmakokinetik cefoperazone yang bermakna pada pasien
gagal ginjal.
Penggunaan pada usia lanjut
Farmakokinetika CEFOPERAZONE-SULBACTAM telah diteliti pada usia lanjut dengan insufisiensi
ginjal dan gangguan fungsi hati. Baik cefoperazone maupun sulbactam menunjukkan waktu paruh
yang lebih lama, bersihan lebih rendah dan volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan
data dari relawan normal. Farmakokinetika sulbactam berhubungan erat dengan tingkatan disfungsi
ginjal, sementara untuk cefoperazone berhubungan erat dengan tingkatan disfungsi hati.
Penggunaan pada anak-anak
Rata-rata waktu paruh pada anak-anak berkisar antara 0,91 hingga 1,42 jam untuk sulbactam dan
1,44 hingga 1,88 jam untuk cefoperazone.
Data keamanan preklinik Fertilitas dan anak-anak
Cefoperazone memiliki efek samping pada testis tikus prapuber pada semua dosis yang diuji.
Pemberian dosis subkutis sebesar 1.000 mg/kg per hari (sekitar 16 kali dari rata-rata dosis orang
dewasa) mengakibatkan pengurangan bobot testis, berhentinya spermatogenesis, penurunan
populasi sel germinal, dan vacuolation sitoplasma sel Sertoli. Tingkat keparahan lesi bergantung
dosis pada kisaran 100-1.000 mg/kg per hari; dosis rendah menyebabkan sedikit penurunan
spermatosit. Efek ini tidak ditemukan pada tikus dewasa. Secara histologi, lesi yang diinduksi
cefoperazone bersifat reversible pada semua dosis kecuali dosis yang paling tinggi. Akan tetapi,
penelitian ini tidak mengevaluasi perkembangan selanjutnya pada fungsi reproduksi tikus tersebut.
Relevansi hasil temuan ini pada manusia masih belum diketahui.
Ketika CEFOPERAZONE-SULBACTAM (1:1) diberikan secara subkutis pada bayi tikus selama 1
bulan, penurunan bobot testis dan imatur tubulus terlihat dalam kelompok-kelompok yang diberikan
300+300 mg/kg/hari. Oleh karena terdapat variasi individu yang sangat besar dalam tingkat
pematangan testis pada tikus muda, dan karena testis yang imatur juga ditemukan dalam kontrol,
maka hubungan apapun terhadap obat yang diuji belum dapat dipastikan. Hal tersebut tidak
ditemukan pada anak anjing pada dosis lebih dari 10 kali lebih tinggi daripada dosis dewasa rata-
rata.
Mikrobiologi:
Kombinasi cefoperazone dan sulbactam aktif terhadap semua organisme yang sensitif terhadap
cefoperazone. Kombinasi tersebut juga menunjukkan aktivitas yang sinergis (kadar hambat
minimum pada kombinasi menurun sampai empat kali lipat dibandingkan untuk masing-masing
komponen) pada berbagai macam organisme, khususnya yang tertera dibawah ini: Haemophilus
influenzae, Bacteroides species, Staphylococcus species, Acinetobacter calcoaceticus, Enterobacter
aerogenes, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii,
Citrobacter freundii, Enterobacter cloacae, Citrobacter diversus. Secara in vitro, CEFOPERAZONE-
SULBACTAM aktif terhadap berbagai macam organisme yang bermakna secara klinik yaitu:
Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus (strain yang memproduksi penisilinase dan non-
penisilinase), Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pneumoniae (dahulu Diplococcus
pneumoniae), Streptococcus pyogenes (Group A β-hemolytic streptococci), Streptococcus
agalactiae (Group B β-hemolytic streptococci), strain lain dari β-hemolytic streptococci, strain-strain
dari Streptococcus faecalis (enterococcus).
Bakteri gram-negatif: Escherichia coli, Klebsiella species, Enterobacter species, Citrobacter
species, Haemophilus influenzae, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris, Morganella morganii (dahulu
Proteus morganii), Providencia rettgeri (dahulu Proteus rettgeri), Providencia species, Serratia
species (termasuk Serratia marcescens), Salmonella dan Shigella species, Pseudomonas
aeruginosa dan beberapa Pseudomonas species lainnya, Acinetobacter calcoaceticus, Neisseria
gonorrhoeae, Neisseria meningitides, Bordetella pertussis, Yersinia enterocolitica.
Bakteri anaerob: basil gram-negatif (termasuk Bacteroides fragilis, Bacteroides species lain, dan
Fusobacterium species), cocci gram-positif dan gram-negatif (termasuk Peptococcus,
Peptostreptococcus dan Veillonella species), basil gram-positif (termasuk Clostridium dan
Eubacterium).
Indikasi:
Terapi tunggal
CEFOPERAZONE-SULBACTAM diindikasikan untuk pengobatan infeksi berikut, ketika disebabkan
oleh organisme yang sensitif:

 Infeksi saluran pernapasan atas dan bawah


 Infeksi saluran kemih atas dan bawah
 Peritonitis, cholecystis, cholangitis, dan infeksi intraabdomen lainnya
 Infeksi kulit dan jaringan lunak

Terapi kombinasi
Oleh karena spekrum aktivitas CEFOPERAZONE-SULBACTAM yang luas, sebagian besar infeksi
dapat diatasi dengan adekuat menggunakan antibiotik ini saja. Akan tetapi, CEFOPERAZONE-
SULBACTAM dapat digunakan bersamaan dengan antibiotik lainnya apabila kombinasi tersebut
diindikasikan. Apabila digunakan aminoglikosida (lihat bagian inkompatibilitas aminoglikosida),
fungsi ginjal harus dipantau selama terapi (lihat bagian dosis dan cara pemberian penggunaan pada
disfungsi ginjal).
Kontraindikasi:
CEFOPERAZONE-SULBACTAM dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap penicillin,
cefoperazone, sulbactam, atau sefalosporin lainnya.
Dosis dan cara pemberian:
Dewasa
Dosis harian yang direkomendasikan untuk CEFOPERAZONE-SULBACTAM adalah sebagai
berikut:
CEFOPERAZONE- Aktivitas Cefoperazone Aktivitas Sulbactam
Rasio
SULBACTAM (g) (g) (g)
1:1 2,0-4,0 1,0-2,0 1,0-2,0
Dosis harus diberikan setiap 12 jam dalam dosis terbagi yang sama.
Pada infeksi berat atau refractory, dosis harian CEFOPERAZONE-SULBACTAM dapat ditingkatkan
menjadi 8 g dengan rasio 1:1 (aktivitas cefoperazone sebesar 4 g). Pasien yang menerima obat
dengan rasio ini mungkin memerlukan tambahan cefoperazone yang diberikan secara terpisah.
Dosis harus diberikan setiap 12 jam dalam dosis terbagi rata. Dosis harian maksimum sulbactam
yang disarankan adalah 4 g.
Disfungsi hati
Modifikasi dosis mungkin diperlukan pada kasus obstruksi saluran empedu yang parah, penyakit
hati yang berat, atau pada kasus disfungsi ginjal yang bersamaan dengan salah satu kondisi
tersebut. Pada pasien dengan disfungsi hati dan disertai gangguan ginjal, kadar serum
cefoperazone harus dipantau dan dosis disesuaikan dengan kebutuhan. Pada kasus ini, dosis
cefoperazone tidak boleh melebihi 2 g/hari.
Disfungsi ginjal
Dosis CEFOPERAZONE-SULBACTAM harus disesuaikan pada pasien dengan penurunan fungsi
ginjal yang bermakna (bersihan kreatinin kurang dari 30 ml/menit) untuk mengkompensasi turunnya
bersihan sulbactam. Penyesuaian dosis CEFOPERAZONE-SULBACTAM adalah sebagai berikut:

 Bila bersihan kreatinin kurang dari 15 ml/menit, diberikan dosis maksimum sulbactam
sebesar 500 mg setiap 12 jam (dosis harian maksimum sulbactam sebesar 1 g).
 Bila bersihan kreatinin antara 15-30 ml/menit, diberikan dosis maksimum sulbactam sebesar
1 g setiap 12 jam (dosis harian maksimum sulbactam sebesar 2 g).

Pada infeksi berat kemungkinan diperlukan tambahan cefoperazone. Profil farmakokinetika


sulbactam berubah secara bermakna dengan hemodialisis. Waktu paruh plasma cefoperazone
sedikit berkurang selama hemodialisis. Oleh karena itu, pada pasien yang menjalani hemodialisis,
dosis harus dijadwalkan mengikuti periode dialisis.
Anak-anak
Dosis harian CEFOPERAZONE-SULBACTAM yang disarankan untuk anak-anak adalah sebagai
berikut:
Aktivitas
CEFOPERAZONE- Aktivitas Cefoperazone
Rasio Sulbactam mg/kg
SULBACTAM mg/kg BB/hari mg/kg BB/hari
BB/hari
1:1 40-80 20-40 20-40
Dosis diberikan setiap 6 sampai 12 jam dalam dosis terbagi rata.
Pada infeksi serius atau refractory, dosis dapat ditingkatkan hingga 160 mg/kg BB/hari dengan rasio
1:1, dosis ini diberikan dalam 2 sampai 4 dosis terbagi rata (lihat bagian peringatan dan perhatian)
Neonatus
Pada neonatus berusia 1 minggu, CEFOPERAZONE-SULBACTAM diberikan setiap 12 jam. Dosis
harian maksimum sulbactam pada anak tidak boleh melebihi 80 mg/kg BB/hari. Jika diperlukan
dosis CEFOPERAZONE-SULBACTAM dengan aktivitas cefoperazone yang lebih dari 80 mg/kg
BB/hari, penambahan cefoperazone dapat diberikan secara terpisah (lihat bagian peringatan dan
perhatian; penggunaan pada anak-anak).
Pemberian secara intravena
Untuk infus intermiten, setiap vial CEFOPERAZONE-SULBACTAM harus dilarutkan dengan
dekstrosa 5% atau water for injection steril dalam takaran yang sesuai (lihat bagian cara pelarutan)
kemudian diencerkan sampai menjadi 20 ml dengan pelarut yang sama. Selanjutnya infus diberikan
selama 15 menit sampai 60 menit.
Untuk pemberian injeksi intravena, setiap vial harus direkonstitusi dengan cara seperti di atas dan
diberikan minimal lebih dari 3 menit.
Pemberian secara intramuskular
Pada pemberian secara intramuskular, water for injection steril, bacteriostatic water for injection atau
larutan lain yang sesuai dapat digunakan sebagai pelarut.
Peringatan dan perhatian
Umum
Seperti halnya dengan antibiotik lain, defisiensi vitamin K terjadi pada beberapa pasien yang diobati
dengan cefoperazone. Mekanismenya kemungkinan besar berhubungan dengan supresi flora usus
yang secara normal mensintesis vitamin K. Pasien yang berisiko terhadap hal ini adalah pasien
dengan diet buruk, kondisi malabsorbsi (misalnya cystic fibrosis) dan pasien dengan regimen nutrisi
intravena jangka panjang. Waktu protrombin harus dipantau pada pasien tersebut, dan pasien yang
menerima terapi antikoagulan serta mendapat vitamin K eksogen dapat diberikan sesuai indikasi.
Seperti halnya dengan antibiotik lain, pertumbuhan berlebihan organisme yang tidak sensitif dapat
terjadi selama penggunaan CEFOPERAZONE-SULBACTAM untuk waktu yang lama. Pasien harus
dipantau secara seksama selama pengobatan. Dan seperti halnya dengan agen sistemik yang
poten, disarankan untuk memeriksa adanya disfungsi sistem ogan secara periodik selama terapi
yang lama; meliputi ginjal, hati dan sistem hematopoietic. Hal ini terutama penting bagi neonatus,
terutama bayi prematur dan anak-anak.
Hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas yang serius dan kadang fatal (anafilaktik) telah dilaporkan terjadi pada
pasien yang mendapatkan terapi β-lactam atau sefalosporin. Reaksi ini lebih cenderung terjadi pada
individu yang memilliki riwayat hipersensitivitas terhadap berbagai alergen. Apabila reaksi alergi
terjadi, maka obat harus dihentikan dan pasien diberikan terapi yang sesuai. Reaksi anafilaktik yang
serius memerlukan penanganan darurat segera dengan epinefrin. Oksigen, steroid intravena dan
penatalaksanaan jalan nafas termasuk intubasi, harus diberikan sesuai indikasi.
Penggunaan pada disfungsi hati
Cefoperazone diekskresikan secara ekstensif di empedu. Waktu paruh serum cefoperazone
biasanya memanjang dan ekskresi di urin meningkat pada pasien dengan penyakit hati dan/atau
obstruksi saluran empedu. Meski dengan disfungsi hati yang parah, konsentrasi terapeutik
cefoperazone tercapai di empedu dan dijumpai kenaikan waktu paruh hanya sebesar 2-4 kali.
Modifikasi dosis mungkin diperlukan pada kasus obstruksi saluran empedu yang berat, penyakit hati
yang berat, atau pada kasus disfungsi ginjal yang bersamaan dengan salah satu kondisi tersebut.
Pada pasien dengan disfungsi hati dan disertai gangguan ginjal, kadar serum cefoperazone harus
dipantau dan dosis disesuaikan dengan kebutuhan. Pada kasus ini, dosis cefoperazone tidak boleh
melebihi 2g/hari.
Penggunaan pada anak-anak
CEFOPERAZONE-SULBACTAM telah efektif digunakan pada anak-anak. Obat ini belum ditelliti
secara ekstensif pada bayi prematur atau neonatus. Pada bayi prematur dan neonatus, potensi
manfaat dan risiko yang mungkin timbul harus dipertimbangkan sebelum memberikan terapi (lihat
pada bagian keamanan preklinik; fertilitas dan anak-anak). Cefoperazone tidak menggantikan
bilirubin dari tempat ikatan protein plasma.
Penggunaan selama kehamilan
Penelitian reproduksi yang telah dilakukan pada tikus dengan dosis hingga 10 kali dari dosis
manusia tidak menunjukkan bukti gangguan kesuburan dan bukti teratogenik. Cefoperazone dan
sulbactam menembus sawar plasenta. Belum ada penelitian yang cukup atau terkontrol dengan baik
pada wanita hamil. Karena penelitian reproduksi pada hewan tidak selalu mencerminkan respons
pada manusia, penggunaan obat ini selama kehamilan hanya jika memang diperlukan.
Penggunaan pada ibu menyusui
Hanya sejumlah kecil sulbactam dan cefoperazone yang diekskresikan dalam air susu ibu.
Walaupun kedua obat hanya sedikit yang keluar melalui air susu ibu, hati-hati jika
CEFOPERAZONE-SULBACTAM diberikan kepada ibu menyusui.
Efek pada kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin:
Pengalaman klinik dengan CEFOPERAZONE-SULBACTAM tidak mengindikasikan adanya
penurunan kemampuan pasien untuk menegemudi atau menjalankan mesin.
Interaksi obat:
Alkohol
Reaksi seperti wajah memerah (flushing), berkeringat, sakit kepala, dan takikardia dilaporkan terjadi
jika alkohol dikonsumsi selama dan selambatnya lima hari setelah pemberian cefoperazone. Reaksi
serupa dilaporkan terjadi pada penggunaan sefalosporin lainnya dan pasien harus diperingatkan
perihal mengonsumsi minuman beralkohol bersamaan dengan pemberian obat ini. Pada pasien
yang memerlukan pemberian makanan tambahan secara oral atau parenteral, larutan yang
mengandung etanol harus dihindari.
Uji laboratorium
Kemungkinan terjadi reaksi positif palsu pada tes glukosa urin dengan larutan Benedict atau
Fehling.
Inkompatibilitas
Aminoglikosida
Larutan CEFOPERAZONE-SULBACTAM dan aminoglikosida tidak boleh dicampur secara langsung
karena terdapat inkompatibilitas fisik. Jika diperlukan terapi kombinasi antara CEFOPERAZONE-
SULBACTAM dan aminoglikosida (lihat bagian indikasi; terapi kombinasi). Hal ini dapat dilakukan
dengan prosedur infus intravena intermiten berurutan menggunakan tube intravena kedua yang
terpisah, dan tube intravena pertama sudah cukup diirigasi dengan pelarut yang sesuai di antara
pemberian obat. Disarankan sedapat mungkin CEFOPERAZONE-SULBACTAM diberikan pada
siang hari, pada waktu terpisah sejauh mungkin dari waktu pemberian aminoglikosida.
Larutan Ringer Laktat
Rekonstitusi awal obat ini dengan larutan ringer laktat harus dihindari karena adanya
inkompatibilitas. Namun, proses pelarutan dua langkah yang melibatkan rekonstitusi awal dengan
water for injection, kemudian larutan tersebut diencerkan dengan larutan ringer laktat, akan
menghasilkan campuran yang kompatibel.
Lidocaine
Rekonstitusi awal dengan larutan lidocaine HCl 2% harus dihindari karena reaksi inkompatibilitas.
Namun, proses pelarutan dua langkah yang melibatkan rekonstitusi awal dengan water for injection,
kemudian larutan tersebut diencerkan dengan larutan lidocaine HCl 2%, akan menghasilkan
campuran yang kompatibel.
Efek samping:
CEFOPERAZONE-SULBACTAM secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Mayoritas efek
samping yang terjadi bersifat ringan atau sedang dan dapat ditoleransi dengan melanjutkan
pengobatan.
Sistem pencernaan
Seperti pada antibiotika lainnya, efek samping yang paling sering ditemui adalah efek samping
saluran cerna. Diare/feses lunak paling sering dilaporkan diikuti dengan mual dan muntah, dimana
frekuensinya berkisar antara 3,6 sampai 10,8%.
Reaksi pada kulit
Reaksi hipersensitivitas dengan gejala ruam makulopapular, urtikaria, eosinofilia dan demam obat
pernah dilaporkan. Jumlah kasus sekitar 0,8 – 1,3% dan lebih banyak terjadi pada pasien dengan
riwayat alergi, khususnya terhadap penisilin.
Hematologi
Pernah dilaporkan terjadi sedikit penurunan neutrofil. Seperti umumnya antibiotika β-lactam,
neutropenia yang bersifat reversible mungkin terjadi pada pemberian jangka panjang. Hasil positif
pada direct Coomb’s test dilaporkan terjadi pada beberapa individu saat diterapi dengan
sefalosporin. Penurunan hemoglobin atau hematokrit pernah dilaporkan, dimana hal ini sesuai
dengan literatur yang sudah dipublikasikan tentang sefalosporin. Eosinofilia dan trombositopenia
yang sementara pernah terjadi, dan hipoprotrombinemia pernah dilaporkan. Beberapa kasus anemia
hemolitik pernah dilaporkan pada penggunaan sefalosporin.
Lain-lain
Sakit kepala, demam, nyeri pada tempat injeksi dan menggigil terjadi pada kurang dari 1% pasien.
Abnormalitas laboratorium
Peningkatan nilai SGPT, SGOT, alkalin fosfatase dan bilirubin terjadi pada 6,3 – 10,0% kasus yang
dilaporkan.
Reaksi lokal
CEFOPERAZONE-SULBACTAM ditoleransi dengan baik pada pemberian intramuskular. Kadang-
kadang pemberian dengan rute ini diikuti dengan nyeri pada tempat infus. Seperti umumnya pada
penggunaan sefalosporin dan penisilin, beberapa pasien dapat mengalami flebitis di tempat infus
jika obat diberikan melalui kateter intravena.
Instruksi untuk penggunaan/penanganan
Rekonstitusi
CEFOPERAZONE-SULBACTAM tersedia dalam sediaan vial 1 g
Ekuivalensi dosis
Volume diluent Konsentrasi akhir
Dosis total (g) cefoperazone+sulbactam
(ml) maksimum (mg/ml)
(g)
1,0 0,5+0,5 3,4 125+125
CEFOPERAZONE-SULBACTAM dapat dicampur dengan water for injection atau dekstrosa 5%
pada konsentrasi cefoperazone 10 mg dan sulbactam 5 mg per ml sampai dengan konsentrasi
cefoperazone 250 mg dan sulbactam 125 mg per ml. Larutan hasil rekonstitusi stabil selama 25 jam
pada suhu kamar (302)oC atau stabil selama 6 hari pada suhu (53)oC
Overdosis:
Informasi yang tersedia tentang toksisitas akut cefoperazone sodium dan sulbactam sodium pada
manusia masih terbatas. Overdosis obat kemungkinan menimbulkan manifestasi yang pada
prinsipnya merupakan kelanjutan dari efek samping yang dilaporkan terjadi karena obat ini. Adanya
fakta bahwa konsentrasi antibiotik β-lactam yang tinggi pada cairan serebrospinal, dapat
menyebabkan efek neurologik termasuk serangan kejang, hal ini harus dipertimbangkan. Karena
cefoperazone dan sulbactam dieliminasi dari sirkulasi dengan hemodialisis, prosedur ini mungkin
meningkatkan eliminasi obat dari tubuh jika terjadi overdosis pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal.
Kemasan dan nomor registrasi:
Kotak, 1 vial @ 1 g;

Anda mungkin juga menyukai