Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL

Oleh :

AMIRA SALSABILLA ALAMSYAH 173110194


ANES SINTIA 173110195
MONA OKTAVIA 173110215
MUTHIARA KURNIA 173110216
NADYA PUTRI 173110217
NAZILA KHAIRANI 173110218
REZKY ALFIAN 163110172

III B
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

______________________ _________________________

D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Kardiovaskuler


Topik : Penyuluhan Tentang Anemia pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu hamil dan Keluarga
Tempat : Di Bangsal Kebidanan, di ruang bangsal kegiatan lantai 2
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Oktober 2019, pukul 13.00 – 13.30 WIB
Waktu : 1 x 30 menit

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun
bukan penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai
perubahan fisiologik yang terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu,
darah yang terdiri atas cairan dan sel – sel darah berpotensi menyebabkan
komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor –
faktor prokoaguasi dan hemostasis.
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai
dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb
tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah
(< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua,
yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit
peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang
tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama.
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik
di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak
buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien mampu mengerti,
memahami dan dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada
ibu hamil, diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui
tentang :
1) Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
2) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3) Macam-macam anemia pada ibu hamil serta penyebabnya
4) Akibat anemia pada ibu hamil
5) Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan : Penyuluhan Tentang Anemia pada Ibu Hamil
2. Sasaran : Ibu hamil dan Keluarga
3. Metode : Diskusi ,tanya jawab, demonstrasi
4. Media : laptop, infocus, leaflet
5. Waktu dan tempat
Hari : Jumat, 25 Oktober 2019
Jam : 13.00-13.30 WIB
Tempat : Di Bangsal Kebidanan, di ruang bangsal kegiatan
lantai 2
6. Pengorganisasian
a. Pelaksana
Moderator : Anes Sintia
Presenter : Amira Salsabila Alamsyah
Fasilitator : Muthiara Kurnia
Observer : Nadya Putri
Dokumentasi : Mona oktavia
Notulen : Nazila Khairani

b. Uraian Tugas
1) Moderator
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
c) Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan
d) Menjelaskan kontrak waktu
e) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada presenter
f) Mengarahkan alur diskusi
g) Memimpin jalanya diskusi
h) Menutup acara
2) Presenter
a) Mempresentasikan materi penyuluhan
3) Fasilitator
a) Memfasilitasi jalanya kegiatan yaitu persiapan dan
pelaksanaan
b) Mampu memotivasi audien untuk kesuksesan penyuluhan
c) Mampu mengatasi hambatan-hambatan selama acara
penyuluhan
d) Mampu memfasilitasi kegiatan yang kurang aktif
3) Observer
a) Mampu mengobservasi jalannya kegiatan dari awal sampai
akhir
b) Mencatat jumlah klien yang hadir
c) Mencatat respon dan prilaku audien dalam kegiatan
d) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan audien
e) Mencatat penyimpangan acara
f) Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama penyuluhan
4) Notulen
a) Mencatat semua pertanyaan audiens.
Keterangan :
b) Mencatan semua jawaban kelompok.
c) Mencatat lamanya kegiatan berlangsung.
Pembimbing :
Observer
c. Seting tempat
Leader
Co-leader
Fasilitator
peserta
D.Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden
1. Mengucapkan salam dan Menjawab salam
5 menit
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan penjelasan
umum dan tujuan
khusus penkes
3. Melakukan kontrak Memperhatikan penjelasan
waktu dan memotivasi
ibu hamil untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi tentang Mengungkapkan
penyakit anemia kepada pemahaman atau istilah lain
ibu hamil yang klien ketahui
5. Memberikan penjelasan Mendengarkan dan
tentang definisi, memperhatikan penjelasan
penyebab, tanda dan
gejala spesifik dari
15 menit
penyakit Anemia pada
ibu hamil serta
penanganan
sederhananya
6. Mendemonstrasikan Memperhatikan cara
cara pengolahan jus pengolahan dari jus bayam
bayam merah
7. Memberikan Bertanya
kesempatan kepada ibu
5 menit
hamil untuk bertanya
8. Berdiskusi dan tanya Aktif dalam diskusi
jawab
9. Menyimpulkan hasil Memahami kesimpulan
penkes
5 menit
10. Memberikan Mendengarkan penjelasan
reinforcement positif
dan memotivasi ibu
hamil untuk menjaga
kesehatan
11. Menutup kegiatan dan Menjawab salam
mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Leaflet telah selesai di cetak 1 hari sebelum kegiatan dilakukan


Peminjaman tempat dan alat sudah dilakukan 1 hari sebelum kegiatan
dilakukan. Mahasiswa selaku panitia kegiatan melaksanakan tugas dan
peran sesuai yang telah ditetapkan

2. Evaluasi Proses

a) Kegiatan dilakukan tepat pada waktu kegiatan yang telah diterapkan


b) Peserta penyuluhan melakukan kegiatan dari awal sampai akhir
c) Kegiatan selesai tepat pada waktu yang telah diterapkan

3. Evaluasi Hasil

a) Peserta mampu menjelaskan pengertian anemia pada ibu hamil


b) Peserta mampu menjelaskan 3 dari 4 penyebab anemia pada ibu hamil
c) Peserta mampu menjelaskan 4 dari 6 tanda gejala anemia pada ibu
hamil
d) Peserta mampu menjelaskan 2 dari 4 cara perawatan anemia pada ibu
hamil
e) Peserta mampu menjelaskan 3 dari 5 pencegahan anemia pada ibu
hamil

LAMPIRAN : Materi Anemia Pada Ibu Hamil

2.1 Definisi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan kosentrasi Hb pada tingkat normal
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb di
bawah 11 g5% pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari 10,5 gr
% pada trimester
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11
gr/dl pada trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II. Nilai
batas tersebut terjadi karena hemodialisis terutama pada trimester II

2.2 Klasifikasi Anemia


Berdasarkan WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi
menjadi 3 kategori sebagai berikut :
1) Normal : >11 gr%
2) Anemia Ringan : 8-10 gr%
3) Anemia Berat : <8 gr%
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo dalam Asyirah
(2012) yaitu:
1) Anemia defisiesi besi
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia
akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam
makanan, gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau
karena terlampau bayaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya
perdarah. Anemia ini mempunyai ciri yaitu ukuran sel darah merah lebih
dari ukuran normal dan warna coklat, yang disebabkan kekurangan ion Fe
komponen Hb dan disertai dengan penurunan kuantatif pada sintesa Hb.
Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan
gejala klinis timbul karena jumlah Hb tidak adekuat untuk mengangkat
oksigen ke jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, vertigo, keletihan,
sakit kepala, deprsi, takikardi, dan amenorhe
2) Anemia Haemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembiatannya. Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Wanita
dengan anema hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka
aneminya biasanya menjadi berat
3) Anemia Megaloblastik
Sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritoblas yang besar
yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan
megaloblas, anemia megaloblas disebabkan oleh difisiensi B12, asam
folat, gangguan metabolism vitamin B12 dan asam folat, gangguan sintesis
DNA akibat dari defisiensi enzim congenital dan didapat setelah
pemberian obat sitostatik tertentu, patofisiologinya defisiesi asam folat dan
vitamin B12 jelas akan menganggu sintesis DNA higga terjadi gangguan
maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel-sel megaloblas
4) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang
tidak mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebab anemia hingga kini
belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan

2.3 Etiologi
Penyabab anemia pada umum yaitu:
1) Kurangnya gizi (malnutrisi)
2) Kurangnya zat besi besi dalam diet
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak: persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
5) Penyakit-penyakit kronik: TBC, cacing usus, malaria
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Prawirohardjo
dalam Salmariantity (2012) yaitu:
1) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengencera darah
2) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
3) Kurangya zat besi dalam makanan
4) Kekurangnya zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat
5) Gagguan pencernaan dan abortus
6) Perdarahan kronik
7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8) Terlalu sering menjadi donor darah
9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi)
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe
yang diperlukan untuk pembetukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe.
Penyebab terjadinya anemia Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan
oleh seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya
mengkonsumsi promoter absorsi non Fe serta ada infeksi parasit. Sedangkan
faktor yang tak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tak langsung
mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi ketersediaan Fe
dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya
pendidikan dan pengetahuan (Prawirohardjo dalam Asyirah, 2012)
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh (Asyirah, 2012)
a) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b) Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi

2.4 Faktor Risiko


Menurut Nurhidayati (2013), faktor-faktor yang memengaruhi anemia pada
ibu hamil yaitu:
1) Faktor Dasar
a) Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status
gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas.
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
b) Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk
mencegah terjadinya anemia
c) Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi
pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu
hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga
2) Faktor Tidak Langsung
a) Kujungan Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persa linan terutama pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia
defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi
parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani
pengawasan antenatal
b) Umur Ibu
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda (<20 tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk
umur yang tua diatas 30 tahun perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal maka memerlukan tambahan energy yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung
3) Faktor Langsung
a) Kecukupan konsumsi tablet besi
Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia
gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil
b) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2
tahun.
c) Paritas
Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa
memperhatikan apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan
frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan
aborsi.
d) Status Gizi
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk
bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai
darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan
terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu pemantauan gizi
ibu hamil sangatlah penting dilakukan.

2.5 Manifestasi Klinis


Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat.
Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah,
berkurangnya Hb dan vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman
oksigen ke organ-organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat
dipercaya untuk pucat karena dipengaruhu oleh pigmentasi kulit, suhum
kedalaman serta distribusi bantalan perifer. Bantalan kuku, telapak tangan dan
membrane mukosa mulut serta konjungtiva merupakan indicator yang lebih
baik untuk menilai pucat (Asyirah, 2012).
Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu,
nafas, pendek, muka pucat, susah berkonsentarsi serta fatigue atau rasa lelah
yang berlebihan, gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami
kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita
anemia biasanya lebih cepat karena berusaha megkompensasi kekurangan
oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan
kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung
menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh-tubuh
mudah terinfeksi (Salmariantity, 2012).
Menurut Sohimah dalam Asyirah (2012), tanda dan gejala anemia pada
kehamilan yaitu:
a) Lemah, letih, lesu, muda lelah dan lalai
b) Wajah tampak pucat
c) Sering pusing
d) Mata berkunang-kunang
e) Nafsu makan berkurang
f) Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
g) Sering sakit
h) Nafas pendek (pada anemia berat)
i) Keluhan mual mutah lebih hebat pada kehamilan muda

2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah dalam Hutabarat, H., 2011).
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32
minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg
terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan seseorang
mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi didalam tubuh
mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan
keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama untuk mengatasi keseimbanganyang
negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam jaringan cadangan. Pada saat
cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia defisiensi besi
(Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-
masing berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu.
Tingkatan pertama disebut dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana
banyaknya cadangan besi yang berkurang dibawah normal namun besi didalam
sel darah merah dari jaringan tetap masih normal. Tingkatan kedua disebut anemia
kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau
hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang.
Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi didalam sel
darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu
besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali (Kusharto dalam
Hutabarat, H., 2011).

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Masrizal (2007), berikut pemeriksaan penunjang :
a) Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
b) Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c) Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d) Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP)
meningkat
e) sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
f) Pemeriksaan ke puskesmas. Memeriksakan kandungan ke puskesmas
adalah hal yang penting dilakukan. Minimal pemeriksaan ini dilakukan 4
kali selama masa kehamilan. Pertama, pada minggu ke empat hinggal 28
kehamilan, wanita hamil disarankan periksa selama sebulan sekali. Kedua,
Memasuki minggu ke 28 hinggal 36 kehamilan, diperiksa selama dua
minggu sekali. Dan yang ketiga pada minggu ke 36 hinggal 40 kehamilan,
disarankan agar memeriksakan kandungan setiap semingu sekali.
Menurut Masrizal (2007), Ada tiga uji laboratorium yang dipadukan dengan
pemeriksaan kadar Hb agar hasil lebih tepat untuk menentukan anemia gizi
besi. Untuk menentukan anemia gizi besi yaitu :
a) Serum Ferritin (SF)
Ferritin diukur untuk mengetahui status besi di dalam hati. Bila kadar SF <
12 mg/dl maka orang tersebut menderita anemia gizi besi.
b) Transferin Saturation (ST)
Kadar besi dan Total Iron Binding Capacity (TIBC) dalam serum
merupakan salah satu menentukan status besi. Pada saat kekurangan zat
besi, kadar besi menurun dan TIBC meningkat, rasionya yang disebut
dengan TS. TS < dari 16 % maka orang tersebut defisiensi zat besi
c) Free Erythocyte Protophorph
Bila kadat zat besi dalam darah kurang maka sirkulasi FEB dalam darah
meningkat. Kadar normal FEB 35-50 mg/dl RBC.

2.8 Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan
penatalaksaan menurut (Masrizal, 2007) :
a) Meningkatkan Konsumsi Zat Besi dari Makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena
harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk
itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi.
Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling
melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50,
100 dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4
dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun
dalam proses pemasakan 50-80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi
konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti:
fitat, fosfat, tannin.
Contoh makanan yang meningkatkan zat besi dan mencegah anemia
adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
beberapa jenis buah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-
hari, yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan da
tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu sumber
absorbsi. Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi,
daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayura dan buah-buahan kaya
vitamin C.
b) Suplementasi Zat Besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki
status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi
yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.
Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90
tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg. program tersebut
bertujuan mencegah dan menangani anemia pada ibu hamil
c) Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg
BB/hari dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg
BB/hari dalam 3 dosis terbagi
d) Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.
e) Terapi jus jambu biji sebagai peningkatan kadar Hb

2.9 Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia
adalah (Masrizal 2007) :
a) Suplementasi tabet Fe, dengan diberikannya suplementasi tablet besi maka
ini adalah salah satu cara untuk mencegah anemia dengan menigkatkan zat
beso di dalam tubuh ibu. Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil
mendapatkan tablet besi 90 talet selama kehamilannya. Tablet besi yang
diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
0,25 mg. Untuk cara minum tablet fe, sebaiknya dibarengi dengan minum
air putih, janga menggunakan teh. Karena teh akan menghambat
penyerapan besi.
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi
pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d) Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya
mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi
dapat meningkatkan kada Hemoglobin
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah
dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi
tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa
suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin.
f) Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi
besi seperti bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat

2.10 Bahaya dan Dampak Anemia pada Kehamilan


1) Bahaya Selama Kehamilan
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Mudah terjadi infeksi
e) Ancaman decompensasi cordis atau payah jantung (Hb<6gr%)
f) Molahidatidosa (hamil anggur)
g) Hipermisis gravidarum (mual muntah saat hamil muda)
h) Perdarahan antepartum (sebelum melahirkan)
i) Ketuban Pecah Dini (KPD) sebelum proses melahirkan
(Salmariantity, 2012)
2) Bahaya Saat Persalinan
a) Gangguan his-kekuatan mengejam
b) Kala pertma dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlatar
c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan
d) Kala uri dapat diikuti retensi placenta (plasenta tidak terlepas dengan
spontan), dan perdarahan postpartum (setelah melahirkan) karena
atonia uteri (rahim tidak berkontraksi)
(Salmariantity, 2012)
3) Bahaya pada Kala Nifas
a) Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum
b) Memudahkan infeksi puerperium (daerah di bawah geniatalia)
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
e) Anemia kala nifas (masa setelah melahirkan hingga 42 hari)
f) Mudah terjadi infeksi mamae (payudara)
(Salmariantity, 2012)
4) Bahaya pada Janin
a) Abortus
b) Terjadi kematian intrauterine (dalam rahim)
c) Persalinan prematuritas tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Dapat terjadi cacat bawaan
g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
h) Intelegensia rendah
(Salmariantity, 2012)
Daftar Pustaka
Asyitah, Sitti. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Masrizal. 2007. “Anemia Defisiensi Besi”. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Nurhidayati, Rohmani. 2013. “Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo”. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Salmariatity. 2012. “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2012”. Skripsi S1. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai