Oleh :
III B
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
______________________ _________________________
D-III KEPERAWATAN
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun
bukan penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai
perubahan fisiologik yang terjadi adalah perubahan haemodinamik. Selain itu,
darah yang terdiri atas cairan dan sel – sel darah berpotensi menyebabkan
komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor –
faktor prokoaguasi dan hemostasis.
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai
dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb
tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah
(< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua,
yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit
peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang
tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama.
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik
di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak
buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien mampu mengerti,
memahami dan dapat menjelaskan Anemia pada Ibu Hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang anemia pada
ibu hamil, diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat mengetahui
tentang :
1) Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
2) Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
3) Macam-macam anemia pada ibu hamil serta penyebabnya
4) Akibat anemia pada ibu hamil
5) Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan : Penyuluhan Tentang Anemia pada Ibu Hamil
2. Sasaran : Ibu hamil dan Keluarga
3. Metode : Diskusi ,tanya jawab, demonstrasi
4. Media : laptop, infocus, leaflet
5. Waktu dan tempat
Hari : Jumat, 25 Oktober 2019
Jam : 13.00-13.30 WIB
Tempat : Di Bangsal Kebidanan, di ruang bangsal kegiatan
lantai 2
6. Pengorganisasian
a. Pelaksana
Moderator : Anes Sintia
Presenter : Amira Salsabila Alamsyah
Fasilitator : Muthiara Kurnia
Observer : Nadya Putri
Dokumentasi : Mona oktavia
Notulen : Nazila Khairani
b. Uraian Tugas
1) Moderator
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
c) Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan
d) Menjelaskan kontrak waktu
e) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada presenter
f) Mengarahkan alur diskusi
g) Memimpin jalanya diskusi
h) Menutup acara
2) Presenter
a) Mempresentasikan materi penyuluhan
3) Fasilitator
a) Memfasilitasi jalanya kegiatan yaitu persiapan dan
pelaksanaan
b) Mampu memotivasi audien untuk kesuksesan penyuluhan
c) Mampu mengatasi hambatan-hambatan selama acara
penyuluhan
d) Mampu memfasilitasi kegiatan yang kurang aktif
3) Observer
a) Mampu mengobservasi jalannya kegiatan dari awal sampai
akhir
b) Mencatat jumlah klien yang hadir
c) Mencatat respon dan prilaku audien dalam kegiatan
d) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan audien
e) Mencatat penyimpangan acara
f) Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama penyuluhan
4) Notulen
a) Mencatat semua pertanyaan audiens.
Keterangan :
b) Mencatan semua jawaban kelompok.
c) Mencatat lamanya kegiatan berlangsung.
Pembimbing :
Observer
c. Seting tempat
Leader
Co-leader
Fasilitator
peserta
D.Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Penceramah Waktu Kegiatan Responden
1. Mengucapkan salam dan Menjawab salam
5 menit
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan penjelasan
umum dan tujuan
khusus penkes
3. Melakukan kontrak Memperhatikan penjelasan
waktu dan memotivasi
ibu hamil untuk aktif
dalam diskusi
4. Apersepsi tentang Mengungkapkan
penyakit anemia kepada pemahaman atau istilah lain
ibu hamil yang klien ketahui
5. Memberikan penjelasan Mendengarkan dan
tentang definisi, memperhatikan penjelasan
penyebab, tanda dan
gejala spesifik dari
15 menit
penyakit Anemia pada
ibu hamil serta
penanganan
sederhananya
6. Mendemonstrasikan Memperhatikan cara
cara pengolahan jus pengolahan dari jus bayam
bayam merah
7. Memberikan Bertanya
kesempatan kepada ibu
5 menit
hamil untuk bertanya
8. Berdiskusi dan tanya Aktif dalam diskusi
jawab
9. Menyimpulkan hasil Memahami kesimpulan
penkes
5 menit
10. Memberikan Mendengarkan penjelasan
reinforcement positif
dan memotivasi ibu
hamil untuk menjaga
kesehatan
11. Menutup kegiatan dan Menjawab salam
mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
2.1 Definisi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr% sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (erytrhropoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan kosentrasi Hb pada tingkat normal
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai Hb di
bawah 11 g5% pada trimester I dan III, atau kadar nilai Hb kurang dari 10,5 gr
% pada trimester
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11
gr/dl pada trimester I dan II, kadar Hb <10,5 gr/dl pada trimester ke II. Nilai
batas tersebut terjadi karena hemodialisis terutama pada trimester II
2.3 Etiologi
Penyabab anemia pada umum yaitu:
1) Kurangnya gizi (malnutrisi)
2) Kurangnya zat besi besi dalam diet
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak: persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
5) Penyakit-penyakit kronik: TBC, cacing usus, malaria
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Prawirohardjo
dalam Salmariantity (2012) yaitu:
1) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengencera darah
2) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
3) Kurangya zat besi dalam makanan
4) Kekurangnya zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat
5) Gagguan pencernaan dan abortus
6) Perdarahan kronik
7) Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
8) Terlalu sering menjadi donor darah
9) Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorpsi)
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadar Fe
yang diperlukan untuk pembetukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe.
Penyebab terjadinya anemia Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Secara langsung anemia disebabkan
oleh seringnya mengkonsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya
mengkonsumsi promoter absorsi non Fe serta ada infeksi parasit. Sedangkan
faktor yang tak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tak langsung
mempengaruhi kadar Hb seseorang dengan mempengaruhi ketersediaan Fe
dalam makanan seperti ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya
pendidikan dan pengetahuan (Prawirohardjo dalam Asyirah, 2012)
Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh (Asyirah, 2012)
a) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b) Kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil
c) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi
2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan
dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan
peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah dalam Hutabarat, H., 2011).
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32
minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg
terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan seseorang
mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi didalam tubuh
mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh (Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan
keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama untuk mengatasi keseimbanganyang
negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam jaringan cadangan. Pada saat
cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia defisiensi besi
(Riswan dalam Hutabarat, H., 2011).
Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-
masing berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu.
Tingkatan pertama disebut dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana
banyaknya cadangan besi yang berkurang dibawah normal namun besi didalam
sel darah merah dari jaringan tetap masih normal. Tingkatan kedua disebut anemia
kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau
hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang.
Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi didalam sel
darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum
berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam jaringan yaitu
besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali (Kusharto dalam
Hutabarat, H., 2011).
2.8 Penatalaksanaan
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, berikut meupakan
penatalaksaan menurut (Masrizal, 2007) :
a) Meningkatkan Konsumsi Zat Besi dari Makanan
Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena
harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk
itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi.
Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling
melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50,
100 dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4
dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun
dalam proses pemasakan 50-80 % vitamin C akan rusak. Mengurangi
konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti:
fitat, fosfat, tannin.
Contoh makanan yang meningkatkan zat besi dan mencegah anemia
adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik
lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
beberapa jenis buah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-
hari, yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan da
tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu sumber
absorbsi. Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi,
daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayura dan buah-buahan kaya
vitamin C.
b) Suplementasi Zat Besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki
status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi
yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.
Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi 90
tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg. program tersebut
bertujuan mencegah dan menangani anemia pada ibu hamil
c) Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg
BB/hari dalam 3 dosis terbagi. Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg
BB/hari dalam 3 dosis terbagi
d) Mengatur pola diet seimbang berdasarkan piramida makanan sehingga
kebutuhan makronutrien dan mikronutrien dapat terpenuhi.
e) Terapi jus jambu biji sebagai peningkatan kadar Hb
2.9 Pencegahan
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia
adalah (Masrizal 2007) :
a) Suplementasi tabet Fe, dengan diberikannya suplementasi tablet besi maka
ini adalah salah satu cara untuk mencegah anemia dengan menigkatkan zat
beso di dalam tubuh ibu. Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil
mendapatkan tablet besi 90 talet selama kehamilannya. Tablet besi yang
diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
0,25 mg. Untuk cara minum tablet fe, sebaiknya dibarengi dengan minum
air putih, janga menggunakan teh. Karena teh akan menghambat
penyerapan besi.
b) Fortifikasi makanan dengan besi
c) Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi
pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d) Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam upaya
mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi
dapat meningkatkan kada Hemoglobin
e) Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah
dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi
tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa
suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin.
f) Membatasi konsumsi bahan makanan yang dapat menghambat absorpsi
besi seperti bahan makanan yang mengandung polifenol atau pitat