Oleh :
Kelompok 11 :
LAURA (1731102)
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap kesehatan”
Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Dasar Demografi dan Kesling. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis itu sendiri.
Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab
demikian kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.
Hormat kami
Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dan Negara Agraris yang
sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Untuk
meningkatkan hasil pertanian yang ingin dicapai maka diperlukan berbagai sarana
yang mendukung agar dapat mencapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal
mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan / sandang dan meningkatkan
perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke luar negeri. Sarana-sarana
yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian tersebut adalah alat-alat
pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pestisida.
2. Untuk mengetahui peranan pestisida terhadap sektor pertanian
3. Untuk mengetahui pengertian reproduksi
4. Untuk mengetahui tentang bahaya penyakit yang ditimbulkan dari pestisida
pada petani.
5. 5.Untuk mengetahui dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi .
6. 6.Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan dari dampak
pestisida terhadap kesehatan petani.
BAB II
PEMBAHASAN
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini
adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur
dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai
konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan
untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu
menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak
saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat
racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman, ternak dan
organisme berguna lainnya.Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan
perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan
pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni
manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat
mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang
yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-
pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas,
mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan
tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya
disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran
bahwa pestisida adalah racun.Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan,
kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan
penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan. Pestisida sering
ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak menggunakan
pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan
tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya
sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai
tubuhnya.Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat
minum, atau dibuang di sembarang tempat. Kecerobohan yang lain, penggunaan
dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-
kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis
yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak
melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun
tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang
mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita
keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau
bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun
dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), danteratogenic (kelahiran anak
cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi
pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena
dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World
Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat
keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami
dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh,
kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984
merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia
metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida
sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan
lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah
terburuk dalam sejarah produksi pestisida sintesis.
Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau
mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau
berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh atau disebut juga organ
sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-organ tertentu dan sistem tubuh:
2.Hati
Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan kimia
terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal
ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker kandung kemih.
4.Sistem syaraf
karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat
meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek
toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di
samping itu ada bahan kimia lain yang dapat secaraperlahan meracuni syaraf yang
tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.
Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel-seld arah merah
yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak sumsum
tulang dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker
darah.Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler).Sejumlah pelarut seperti
trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan gangguan fatal terhadap ritme
jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan
penyakit pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung.
6.Kulit
Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau
dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan
jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar
matahari atau kanker kulit.
Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan
kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid. Petani yang terpapar pestisida akan
mengakibatkan peningkatan fungsi hati sebagai salah satu tanda toksisitas, terjadinya
kelainan hematologik,meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah juga dapat
meningkatkan kadar ureum dalam darah.
1.Pembelian pestisida
Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih
utuh dan ada label petunjuknya.Perlakuan sisa kemasan, Bekas kemasan sebaiknya
dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke
badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan
dan minuman.
2.Penyimpanan
3.Penatalaksanaan penyemprotan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
http://ddberas.blogspot.com/2011/03/dampak-pestisida-terhadap-kesehatan.html
http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/04/17/pestisida-pada-petani/
http://luphlyfm.blogspot.com/2009/06/dampak-pestisida-tehadap-kesehatan.html
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/02/bahaya-pestisida-bahaya-pestisida-
bagi.html