Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KESLING

EFEK PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN

Oleh :

Kelompok 11 :

LAURA (1731102)

RESTI ANDANI (173110224)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Nova Yanti, M.Kep,Sp.Kep.MB

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap kesehatan”

Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Dasar Demografi dan Kesling. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis itu sendiri.

Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab
demikian kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.

Hormat kami

Kelompok 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang


keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Menurut
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia),masalah kesehatan
lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan
integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia, permasalahan dalam kesehatan
lingkungan antara lain : pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran suara, dan lain-lain.

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dan Negara Agraris yang
sebagian penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Untuk
meningkatkan hasil pertanian yang ingin dicapai maka diperlukan berbagai sarana
yang mendukung agar dapat mencapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal
mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan / sandang dan meningkatkan
perekonomian nasional dengan mengekspor hasilnya ke luar negeri. Sarana-sarana
yang mendukung peningkatan hasil di bidang pertanian tersebut adalah alat-alat
pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida.

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-


hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah
hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah bahan yang
beracun. Penggunaan bahan-bahan kimia pertanian seperti pestisida tersebut dapat
membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi
pada produk-produk pertanian dan perairan. Untuk meningkatkan produksi pertanian
disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran
akibat penggunaan pestisida perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan
yang aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan
pestisida pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma.

Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan mengakibatkan banyak


dampak, diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya keracunan
pada petani dan yang lebih berbahaya lagi adalah terjadinya gangguan pada sistem
reproduksi wanita . Hal-hal tersebutlah yang masih banyak diabaikan oleh para petani
Indonesia terutama didaerah pedesaan. Mereka tidak memperhatikan dampak yang
dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya dengan
berbagai alasan klasik. Oleh karena itu, kami membahas tentang Penyakit yang dapat
ditimbulkan dari pekerjaan khususnya sebagai petani agar dapat menambah
pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan dari
pekerjaannya sehingga dapat membantu mencegah dan meminimalisir masalah baik
penyakit maupun keracunan akibat pestisida pada petani tersebut.

1.2 Rumusan masalah


2. Apa pengertian pestisida ?
3. Bagaimana peranan pestisida terhadap sektor pertanian?
4. Apa pengertian kesehatan reproduksi ?
5. Bagaimana dampak pestisida terhadap kesehatan petani?
6. Bagaimana dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi ?
7. Bagaimana cara pencegahan penggunaan pestisida terhadap petani?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pestisida.
2. Untuk mengetahui peranan pestisida terhadap sektor pertanian
3. Untuk mengetahui pengertian reproduksi
4. Untuk mengetahui tentang bahaya penyakit yang ditimbulkan dari pestisida
pada petani.
5. 5.Untuk mengetahui dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi .
6. 6.Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan dari dampak
pestisida terhadap kesehatan petani.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk


mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama
ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran -cide(“pembasmi”). Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan,
ataumikrobia yang dianggap mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida
seringkali disebut sebagai “racun”.

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini
adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya


untuk mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja
membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga
membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, (Diana, 2000).

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur
dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai
konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan
untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali.

2.2 peranan pestisida terhadap sektor pertanian

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu


dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan
terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang
kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia
dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan
terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad


pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam
kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan
menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan
lingkungan pada umumnya.Berdasarkan ketahanannya di lingkungan. Dalam bidang
pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad pengganggu tanaman.
Pestisida juaga berperan sebagai salah satu komponen pengendalian, yang mana harus
sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama
tertentu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan usaha
intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti penggunaan
pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan
lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan
timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara lain untuk mengatasi jasad
penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang memerlukan waktu, biaya
dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat
ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam
menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).
2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu
keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu
menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan


dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi.

2.4 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia

Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak
saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat
racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman, ternak dan
organisme berguna lainnya.Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan
perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan
pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni
manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat
mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.

Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang
yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-
pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas,
mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan
tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya
disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran
bahwa pestisida adalah racun.Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan,
kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan
penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan. Pestisida sering
ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak menggunakan
pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan
tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya
sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai
tubuhnya.Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat
minum, atau dibuang di sembarang tempat. Kecerobohan yang lain, penggunaan
dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-
kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis
yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak
melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun
tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang
mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita
keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau
bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun
dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), danteratogenic (kelahiran anak
cacad dari ibu yang keracunan).

Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi
pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena
dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World
Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat
keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami
dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh,
kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984
merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia
metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida
sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan
lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah
terburuk dalam sejarah produksi pestisida sintesis.

Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi


kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak
berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun
(residu) pestisida yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi
manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut,
tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang
dikonsumsi setiap hari. Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada
tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi
tanaman tersebut. Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.

Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya


bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida
menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme
yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan
untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari
beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu
pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini
secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma
bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di
lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air
sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan
terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-
buahan.Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan
adanya hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada
setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti,
sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke
tempat lain yang bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota bukan
sasaran.

Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau
mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau
berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh atau disebut juga organ
sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-organ tertentu dan sistem tubuh:

1.Paru-paru dan sistem pernafasan

Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis


atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia dalam paru-paru yang
dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air), dan dapat berakibat fatal.
Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam
saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan
nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan
kimia pada jaringan paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.

2.Hati

Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan


bahan kimia menggalami metabolisme dalam hati dan olehkarenanya maka banyak
bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek
terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis
(kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis
hati dari kankerhati.

3.Ginjal dan saluran kencing

Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan kimia
terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal
ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker kandung kemih.

4.Sistem syaraf

Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan


terhadap bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang
diperoleh adalah mengantuk dari hilangnyakewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh
hilangnya kesadaran

karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat
meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek
toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di
samping itu ada bahan kimia lain yang dapat secaraperlahan meracuni syaraf yang
tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.

5.Darah dan sumsum tulang

Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel-seld arah merah
yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak sumsum
tulang dan organ lain tempat pembuatan sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker
darah.Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler).Sejumlah pelarut seperti
trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan gangguan fatal terhadap ritme
jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan
penyakit pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung.
6.Kulit

Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau
dapat menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan
jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar
matahari atau kanker kulit.

7.Sistem yang lain

Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan
kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid. Petani yang terpapar pestisida akan
mengakibatkan peningkatan fungsi hati sebagai salah satu tanda toksisitas, terjadinya
kelainan hematologik,meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah juga dapat
meningkatkan kadar ureum dalam darah.

2.5 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi

Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan


lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh
pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian
menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan
pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar
(kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (Pan
AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko
terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen
melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko terkontaminasi
pestisida. Pestisida bisa dikatakan sebagai pencetus timbulnya kanker, tingkat
kesuburan menurun dan gangguan dari terhadap sistem kekebalan tubuh. Kebijakan
pertanian yang berorientasi pada eksport, membuat semakin gencarnya dibuka lahan-
lahan perkebunan baik oleh pihak pemerintah maupun swasta yang sangat tergantung
dengan penggunaan pestisida, buruh perkebunan dan masyarakat tinggal di sekitar
juga beresiko tinggi terpapar oleh pestisida. Pemilik perkebunan dan perusahaan
pestisida hanya memikirkan sudah berapa banyak laba dan keuntungan yang
diperoleh, tetapi tidak memikirkan dampak buruk terhadap kesehatan dan kehancuran
lingkungan ketika pestisida disemprotkan.

Peran Perempuan di Pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga


dominan dan paling beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Badan Pangan Dunia di perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah
perempuan yang terlibat di sektor pertanian meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah
tenaga kerja perempuan dalam sektor pertanian mengalami peningkatan hampir
empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 juta menjadi 20,82 juta orang pada
tahun 2000 (Data FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah mengeluarkan data
jumlah petani terutama petani perempuan yang terkena dampak pestisida, namun ada
beberapa studi terhadap kasus – kasus yang berkaitan dnegan dampak pestisida
tersebut.

Di beberapa Negara Asia ditegaskan bahwa perempuan adalah pekerja utama


di pertanian dan perkebunan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan
pestisida dalam pekerjaannya sehari-hari. Seperti di Malaysia, perempuan terlibat di
hampir 80 persen dari 50,000 dari pekerjaan umum dan terpaksa menjadi pekerja di
perkebunan, dengan sebanyak 30,000 orang yang aktif sebagai penyemprot pestisida
di sektor perkebunan sendiri. Para pekerja di Malaysia sangat beresiko terpapar
pestisida karena hampir sehari-hari menggunakan pestisida seperti Paraquat,
Methamidophos dan Monocrotophos. Akibatnya, petani perempuan dan perempuan
buruh perkebunan banyak yang menderita penyakit dan mengalami gangguan
kesehatan yang kronis dan akut. Seperti kuku jari tangan yang membusuk, gatal-gatal,
perut mual dan nyeri, sakit punggung, pusing, nafas sesak, mata kabur/rabun, mudah
marah, sakit kepala, sesak di dada, bengkak, nyeri otot, rasa gatal kulit dan infeksi
kulit , bahkan timbulnya kanker.
Di India, pestisida menjadi penyebab utama yang telah membinasakan Hidup
penduduk desa Kasargod, Kerala. Di temukan bahwa selama dua setengah dekade,
pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan dilahan perkebunan kacang-kacangan,
pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah Kasargod yang dilakukan
oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di sekitar
perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan
akibat terpapar pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap
sistem reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan
fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan mental, serta
kekebalan tubuh rendah. Selain gangguan terhadap kesehatan, tidak kurang kerusakan
yang terjadi pada lingkungan yang berhasil dicatat adalah ditemukan ikan, lebah
madu, kodok, dan ternak unggas ayam yang mati.Sebuah penelitian lain di India
memperkirakan bahwa lebih dari 1000 orang pekerja di perkebunan ini telah terpapar
pestisida dalam kurun waktu antara agustus hingga desember 2001 dan lebih dari 500
orang berakibat kematian, ternyata lebih dari setengah dari pekerja tersebut adalah
perempuan. Penggunaan pestisida besar-besaran di perkebunan produksi kapas di
Warangal wilayah Andhra Pradesh, mengakibatkan masyarakat di daerah tersebut
pelan-pelan telah terpapar oleh pestisida. Mereka mengeluh mengalami gangguan
mual, gangguan usus, sakit dada, sulit bernafas, infeksi kulit, ganguan penglihatan
dan ganguan hormonal. Menurut suatu survei yang terbaru, bekas pekerja IRRI
mengalami gangguan serius seperti timbul bisul yang abdominal, broncitis, rapu
tulang, radang paru-paru, kencing manis, kelumpuhan, gangguan jantung, radang hati,
hipertensi, kegagalan ginjal, Parkinsons, asma dan kanker.

Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28%


dari total jumlah tenaga kerja di sector pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah
perempuan, kenyataannya masih sedikit penelitian terhadap tingkat pencemaran yang
ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada proses pertanian maupun pada produk
makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan pestisida maupun gangguan
yang dialami yang disebabkan dampak pestisida yang terungkap.

Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata


sebagian besar penderitanya adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan
yang dialami oleh salah seorang petani dari Sumatera Barat akibat penggunaan
pestisida Dursban yang dicampur dengan Atracol (Terompet No.5,1993),
menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya bagi perempuan terutama bagi
kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni embrio bayi dalam kandungan
yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi
kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Perempuan yang terkena pestisida
masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

2.6 Cara Pencegahan Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia

Pengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan


akan dapat menghindari petani/penyemprot dari keracunan.Ada beberapa cara untuk
menghindari atau mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh penggunaan
pestisida antara lain:

1.Pembelian pestisida

Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih
utuh dan ada label petunjuknya.Perlakuan sisa kemasan, Bekas kemasan sebaiknya
dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke
badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan
dan minuman.
2.Penyimpanan

Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang


aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan
dan sediakan tempat khusus yang terkunci dan terhindar dari sinar matahari langsung.

3.Penatalaksanaan penyemprotan

Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan dan


penyakit lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang
lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak
melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum
serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan
untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik
akan menghindari terjadinya penyakit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk


mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama
ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran -cide(“pembasmi”). Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan,
ataumikrobia yang dianggap mengganggu. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida
seringkali disebut sebagai “racun”. Pestisida sangat dibutuhkan dalam sektor
pertanian dan perkebunan untuk mengurangi hama, akan tetapi dalam penggunaan
yang berlebih akan mengakibatkan penyakit bagi kesehatan manusia diantaranya
adalah: Paru-paru dan sistem pernafasan,hati,ginjal dan saluran kencing,sistem
syaraf,darah dan sumsum tulang, kulit,dan sistem yang lain.

Disamping itu dampak yang paling berbahaya adalah bagi kesehatan


reproduksi . Pestisida dapat meracuni embrio bayi dalam kandungan yang sama
berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang lebih buruk lagi kerusakan dapat
terjadi sebelum masa kehamilan. Perempuan yang terkena pestisida masa awal
kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh pestisida


dapat dilakukan dengan cara: Pembelian pestisida,dalam pembelian pestisida
hendaknya selalu dalam kemasan yang asli.Penyimpanan, Setelah menggunakan
pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari
jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan.Penatalaksanaan
penyemprotan,Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan
dan penyakit lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri
yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak
melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum
serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan
untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik
akan menghindari terjadinya keracunan
DAFTAR RUJUKAN

http://ddberas.blogspot.com/2011/03/dampak-pestisida-terhadap-kesehatan.html

http://evynurhidayah.wordpress.com/2012/04/17/pestisida-pada-petani/

http://luphlyfm.blogspot.com/2009/06/dampak-pestisida-tehadap-kesehatan.html

http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2013/02/bahaya-pestisida-bahaya-pestisida-
bagi.html

Anda mungkin juga menyukai