Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ENTOMOLOGI

“STRUKTUR MORFOLOGI SERANGGA BAGIAN THORAX DAN


ABDOMEN”

OLEH

KELOMPOK II

EVI ELVIANA

SUNARTI

MIFTAHUL JANNAH

STKIP MUHAMMADIYAH BULUKUMBA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kita dapat hidup berkarya dengan baik
dan beribadah kepadanya. Salawat dan salam kita senantiasa ucapkan kepada
Rasulullah Muhammad saw, karena dengan lahirnya beliau didunia ini dapat
mengubah kehidupan manusia dari gelap gulita, kekafiran dan kebodohan menjadi
manusia yang terang benderang, iman dan islam.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas kami yaitu menyusun
makalah tentang “Struktur Morfologi Serangga Bagian Thorax dan Abdomen”,
mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami sadar bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan maka kami siap
untuk menerima saran dan kritikan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Bulukumba,20 September 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari
751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di
Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama.
Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Kebanyakan
spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah
berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan
hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan yang
berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.
Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta).
Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =
kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda
merupakan simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda
adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga,
laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain
hewan berbuku-buku.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan
udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90%
dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di
Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan sebagai mangsa dari
sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies bukan
arthropoda.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen secara
umum?
2. Bagaimana struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen yang
habitatnya di darat?
3. Bagaimana struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen yang
habitatnya didalam tanah?
4. Bagaimana struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen yang
habitatnya di air?
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen
secara umum
2. Untuk mengetahui struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen
yang habitatnya di darat?
3. Untuk mengetahui struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen
yang habitatnya di dalam tanah?
4. Untuk mengetahui struktur morfologi serangga bagian thorax dan abdomen
yang habitatnya di air?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Serangga
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “insekta”) adalah kelompok utama
dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena
itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti “berkaki
enam”). Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan.
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Lebih dari
800.000 spesiesinsekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000
spesies bangsa capung(Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera),
170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa
lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera),
360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera) dan 110.000 spesies bangsa
semut (hymenoptera) (Anonim 2009).
B. Struktur Morfologi Serangga Bagian Thorax Dan Abdomen Secara Umum

1. Thorax (dada)
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan
abdomen. Torak juga merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa
karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap
(kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut
notum (Jumar, 2000).
Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior):
adalah bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi
sepasang tungkai depan, mesothorax (tengah) bagian tengah dari thorax
dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan
sepasang sayap depan dan metathorax (posterior) bagian belakang dari
thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang
dan sepasang sayap belakang. Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokeleton,
di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral disebut pleura, dan di bagan
ventral disebut sternum (Jumar, 2000). Pada mesothorax dan metathorax
masing-masing terdapat sepasang sayap.
Menurut Borror et al (1992), toraks merupakan tagma (segmen)
lokomotor tubuh dan toraks mangandung tungkai-tungkai dan sayap-
sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas, bagian anterior protoraks, mesotoraks,
dan bagian posterior metatoraks. Diantara serangga-serangga memiliki dua
pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel yang satu berkaitan
dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan metatoraks. Meso dan
metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan
penerbangan.
a. Sayap
Sayap-sayap serangga adalah pertumbuhan-pertumbuhan keluar
dari dinding tubuh yang terletak pada dorso-
lateral antara notum dan pleura (Borror et al, 1992). Mereka timbul
sebagai pertumbuhan keluar seperti kantung, tetapi bila berkembang
dengan sempurna, maka akan berbentuk gepeng dan seperti sayap dan
diperkuat oleh suatu deretan rangka-rangka sayap. Pada serangga, sayap
berkembang sempurna dan berfungsi dengan baik hanya ada dalam
stadium dewasa, kecuali pada Ordo Ephemeroptera, sayap berfungsi
pada instar terakhirnya. Tidak semua serangga memiliki sayap.
Serangga tidak bersayap digolongkan ke dalam sub kelas Apterygota,
sedangkan serangga yang memiliki sayap dimasukkan ke dalam
golongan sub kelas Pterygota.
Sayap serangga terdiri dari dua atau satu pasang. Serangga
bersayap pada fase dewasa dan pradewasa khusus pada Ephemeroptera
yang biasa disebut fase subimago/preimago. Sayap serangga secara
umum berupa lembaran yang bervena berfungsi untuk terbang. Venasi
sayap ini penting untuk diketahui sebagai dasar untuk menentukan
spesies serangga tertentu, khususnya bangsa lalat dan tawon. Sayap
serangga bentuknya sangat bervariasi, oleh karena itu entomologist
memilahkan bentuk-bentuk sayap ini sebagai dasar untuk menentukan
ordo. Sayap depan kumbang sangat tebal dan kuat yang digunakan
sebagai pelindung tubuhnya disebut elytra; sayap depan kepik yang
separuh bagian basal tebal disebut corium dan selebihnya membran,
sayap depan kepik ini disebut hemelytra; sayap depan kecoa disebut
tegmina; dan sayap belakang lalat yang disebut halter berukuran sangat
kecil berujung membulat berfungsi sebagai alat penyeimbang ketika
terbang. (Jumar. 2000)
Sayap serangga juga mengalami modifikasi. Modifikasi sayap
menurut Jumar (2000), adalah sebagai berikut:
1) Pada Ordo Tysanoptera, sayap depan berupa rumbai.
2) Pada Ordo Coleoptera, sayap depan mengeras dan
dinamakan elitra (tunggal: elitron).Elitra berfungsi untuk
melindungi sayap belakang yang berupa selaput (membran).
3) Pada Ordo Diptera, sayap depan berkembang sempurna, sedangkan
sayap belakang mengalami modifikasi menjadi struktur seperti gada
yang disebut halter. Halterberfungsi sebagai penyeimbang tubuh
pada saat terbang.
4) Pada Ordo Hemiptera, sayap depan sebagian mengeras dan
sebagian lagi tetap berupa membran. Sayap depan ini disebut
sebagai hemielitra (tunggal: hemielitron).
5) Pada Ordo Orthoptera, sayap depan berupa perkamen, diduga
sebagai pelindung dan disebut sebagai tegmina (tunggal: tegmen).

b. Tungkai
Tungkai atau kaki merupakan salah satu embelan pada bagian
toraks serangga, selain sayap. tungkai serangga terdiri atas beberapa
ruas (segmen). Ruas pertama disebut Koksa (coxa), merupakan bagian
yang melekat langsung pada toraks, ruas kedua
disebut trokhanter (trochanter), berukuran lebih pendek daripada koksa
dan sebagian bersatu dengan ruas ketiga. Ruas ketiga disebut Femur,
merupakan ruas yang terbesar. Selanjutnya, ruas keempat disebut
dengan Tibia, biasanya lebih ramping tetapi kira-kira sama panjangnya
dengan femur. pada bagian ujung tibia ini biasanya terdapat duri-duri
tau taji. ruas terakhir disebut dengan Tarsus, tarsus biasnya terdiri dari
atas 1-5 ruas. diujung ruas terakhir tarsus terdapat Pretarsus yang terdiri
dari sepasang kuku tarsus. kuku tarsus disebut dengan Claw, diantara
kuku terdapat struktur seperti bantalan yang disebut Arolium. Borror
(1992)
Pada beberapa serangga, di bawah setiap kuku tarsus terdapat
struktur seperti bantalan yang dinamakanPulvilus.pada tungkai
serangga yang memiliki pulvilli, struktur diantara kuku biasnya dengan
bentuk meruncing disebut dengan empodium. Serangga dewasa dan
beberapa serangga muda memilki tungkai pada bagian toraksnya. akan
tetapi, terdapat serangga muda yang apodaus (tidak bertungkai), seperti
pada larva lalat (sering disebut sebagai tempayak). Bahkan ada
serangga dewasa yang tidak bertungkai secara jelas, misalnya kutu
perisai betina. Sesungguhnya, tungkai serangga banyak yang
mengalami modifikasi dari bentuk yang umum dengan fungsi pejalan,
adapun Menurut Jumar (2000), tungkai-tungkai serangga mengalami
modifikasi. Sejumlah modifikasi tersebut adalah:
1) Tipe cursorial, adalah tungkai yang digunakan untuk berjalan dan
berlari. Misalnya pada kecoa.

2) Tipe fossorial, adalah tungkai yang digunakan untuk menggali,


ditandai dengan adanya kuku depan yang keras sekali. Misalnya
tungkai depan orong-orong.

3) Tipe saltotorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk meloncat,


ditandai dengan pembesaran femur tungkai belakang. Misalnya
pada belalang.

4) Tipe raptorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan


mencengkram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai
depan. Misalnya kaki depan belalang sembah.
5) Tipe natatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk berenang,
ditandai dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok
"rambut-rambut renang" yang panjang. Misalnya pada kepinding
kapal.

6) Tipe ambalatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk berjalan


ditandai dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian
tungkai lainnya. tungkai ini merupakan bentuk umum tungkai
serangga.

Tungkai pada beberapa jenis serangga memiliki struktur khusus yang


sesuai dengan fungsinya. Beberapa struktur tersebut antara lain :
1) Kurubikulum terdapat pada tungkai lebah madu, merupakan wadah
tepung sari.
2) Timpanum terdapat terdapat pada tibia tungkai depan dari belalang
berantena panjang (Tettigonidae)dan jangkrik (Gryllidae). Alat
tersebut berfungsi sebagai alat pendengar.
3) Pada berbagai jenis serangga terdapat berbagai tipe struktur alat indera
pada tungkainya, Misalnya : Sesilli pada tarsi tungkai depan lalat
rumah yang berfungsi untuk merasakan makanan.
2. Abdomen (perut)
Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat
pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari
beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami
sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran.
Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral
disebut sternit, dan bagian ventral berupa membran
disebut pleura. Perkembangan evolusi serangga menunjukkan adanya
tanda-tanda bahwa evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas
abdomen. Serangga betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti
Thysanura, memiliki ovipositor yang primitive dimana bentuknya terdiri
dari dua pasang embelan yang terdapat pada bagian bawah ruas abdomen
kedelapan dan kesembilan. Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga
yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian serangga ini
menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut
terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera,
dan Diptera. Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya
sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat memanfaatkan
abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telur-
telurnya (Jumar, 2000).
C. Struktur Morfologi Serangga Bagian Thorax Dan Abdomen Yang Habitatnya
Di Darat
D. Struktur Morfologi Serangga Bagian Thorax Dan Abdomen Yang Habitatnya
Di Dalam tanah
E. Struktur Morfologi Serangga Bagian Thorax Dan Abdomen Yang Habitatnya
Di Air

Anda mungkin juga menyukai