002 Bab II Data Perencanaan Irigasi - FINAL PDF
002 Bab II Data Perencanaan Irigasi - FINAL PDF
Foto-foto satelit ini bisa dipakai untuk studi awal, studi identifikasi
dan studi pengenalan.
c NFR A
Q= ...... (2.1)
e
Dimana :
Q = Debit rencana, l/dt
c = Koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan,
(lihat pasal 2.2.4)
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di sawah, l/dt/ha
A = Luas daerah yang diairi, ha
Jika air yang dialirkan oleh jaringan juga untuk keperluan selain
irigasi, maka debit rencana harus ditambah dengan jumlah yang dibu-
tuhkan untuk keperluan itu, dengan memperhitungkan efisiensi peng-
aliran. Kebutuhan air lain selain untuk irigasi yaitu kebutuhan air untuk
tambak atau kolam, industri maupun air minum yang diambil dari
saluran irigasi .
"Lengkung Kapasitas Tegal" yang dipakai sejak tahun 1891, tidak lagi
digunakan untuk perencanaan kapasitas saluran irigasi. Alasannya
adalah:
- sekarang telah ada metode perhitungan kebutuhan air di sawah
yang secara lebih tepat memberikan kapasitas bangunan sadap
tersier. jika dipakai bersama-sama dengan angka-angka efisiensi di
tingkat tersier.
- pengurangan kapasitas saluran yang harus mengairi areal seluas
lebih dari 142 ha, sekarang digabungkan dalam efisiensi
pengaliran. Pengurangan kapasitas yang diasumsikan oleh
Lengkung Tegal adalah 20 % untuk areal yang ditanami tebu dan 5
% untuk daerah yang tidak ditanami tebu. Persentase
pengurangan ini dapat dicapai jika saluran mengairi daerah seluas
710 ha atau lebih. Untuk areal seluas antara 710 ha dan 142 ha
koefisien pengurangan akan turun secara linier sampai 0.
2.2.3. Efisiensi
Untuk tujuan-tujuan perencanaan, dianggap bahwa seperlima sampai
seperempat dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu
sampai di sawah. Kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan eksploitasi,
evaporasi dan perembesan. Kehilangan akibat evaporasi dan
perembesan umumnya kecil saja jika dibandingkan dengan jumlah
kehilangan akibat kegiatan eksploitasi. Penghitungan rembesan hanya
dilakukan apabila kelulusan tanah cukup tinggi.
- Partisipasi P3A
1
TORmc: Kebutuhan air di bangunan sadap tersier untuk petak-petak tersier di sepanjang saluran
primer.
pengurangan rotasi)
- Kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur-angsur pada
awal waktu pemberian air irigasi (pada periode penyiapan lahan),
seiring dengan makin bertambahnya debit sungai; kebutuhan
pengambilan puncak dapat ditunda.
Sedangkan hal-hal yang tidak menguntungkan adalah:
- Timbulnya komplikasi sosial
- Operasional lebih rumit
- Kehilangan air akibat eksploitasi sedikit lebih tinggi, dan
- Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya
lebih sedikit waktu tersedia untuk tanaman kedua.
- Muka air tanah, karena muka air tanah yang dalam akan
mempunyai kecenderungan menyebabkan kehilangan air yang
besar.
- Formasi batuan kapur / limestone, karena punya
kecenderungan larut dalam air sehingga akan menyebabkan
kehilangan air besar dan tanah menjadi keropos.
Pengujian gradasi dan batas cair terhadap bahan-bahan sampel
pada umumnya akan menghasilkan klasifikasi yang mamadai untuk
perencanaan talut galian dan timbunan. Untuk talut yang tinggi
(lebih dari 5 m) diperlukan analisis yang mendetail mengenai sifat-
sifat tanah. Klasifikasi menurut Unified Soil Classification USBR
akan memberikan data - data yang diperlukan untuk perencanaan
saluran. Klasifikasi ini disajikan pada Tabel 4.3.1, Lampiran 3,
termasuk batas-batas Atterberg.
Sumuran uji untuk pengambilan sampel dengan bor tangan, yang
digali sampai kedalaman tertentu di bawah ketinggian dasar
saluran, harus dibuat dengan interval minimal 0,5 km. Interval ini
harus dikurangi jika tanah pada trase itu sangat bervariasi.
Pemeriksaan visual dan tes kelulusan juga harus dilakukan, jika
memang perlu Persyaratan Teknis untuk Penyelidikan Geoteknik
(PT - 03) memberikan uraian yang lebih terinci tentang hal ini, dan
harus dipakai untuk menentukan data yang akan dikumpulkan di
lapangan.
Pengujian tanah di lokasi bangunan saluran pada umumnya akan
menambah informasi mengenai sifat-sifat tanah di dalam trase
saluran.