Studi Kasus pada PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo Kasihan Bantul
Yogyakarta
Skripsi
Disusun Oleh :
Ni Wayan Eka Wiyandani S.
012214076
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini
tidak memuat karya atau sebagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya
sebagai penulis.
Yang menyatakan
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan
judul Analisis Efisiensi Layout Proses Produksi. Studi Kasus pada PT Pabrik
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
ini tidaklah mudah. Banyak kendala yang dialami penulis selama menyusun
skripsi ini, namun karena kesabaran dan ketekunan serta bantuan yang sangat
besar dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan dari berbagai pihak sega la kendala
tersebut dilalui dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc selaku Rektor
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M. Si. selaku Kepala Program Studi
ix
Terima kasih atas segala perhatian, nasehat, masukan dan saran yang bapak
terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menimba ilmu dan
5. Ibu Anyo sebagai Kepala Bagian SDM dan Umum, Bapak Putu sebagai
PT Pabrik Gula Madu Baru Madukismo. Terima kasih atas waktu dan
Pabrik Gula Madu Baru Madukismo. Mohon maaf apabila ada kekurangan
dan kesalahan.
6. Bapak I Made Gunana dan Ibu Sunarti yang selalu sabar dan mendukung
dalam segala hal. Terima kasih atas segala pengorbanan yang telah diberikan
7. Dik Galuh dan Dik Komang, terima kasih untuk semangat dan keceriaannya.
8. Keluarga Besar Ketut Nerken dan Tarmudji, terima kasih untuk perhatian
dan dukungannya.
Pendol, Santi Tea, Santi Sarjito, Adit, Harpi. Terima kasih untuk semuanya.
11. Keluarga Besar Flamboyan 35 : Mbak Cece dan Mas Arga (Terima kasih atas
x
12. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih.
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan dan saran
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRACT........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xv
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Batasan Masalah.......................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan.................................................................. 4
xii
A. Review Penelitian Sebelumnya ................................................... 6
B. Manajemen Operasi..................................................................... 9
A. Jenis Penelitian............................................................................ 33
D. Variabel Penelitian...................................................................... 34
E. Definisi Operasional.................................................................... 34
B. Lokasi Perusahaan....................................................................... 42
C. Personalia .................................................................................... 43
xiii
D. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 46
E. Produksi....................................................................................... 49
F. Pemasaran.................................................................................... 57
H. Limbah Industri........................................................................... 58
B. Pembahasan................................................................................. 75
A. Kesimpulan.................................................................................. 78
B. Saran............................................................................................ 79
C. Keterbatasan................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
bergerak dalam bidang industri dan jasa. Akibatnya terjadi persaingan yang
manajemen untuk memikirkan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai
tata letak pada suatu perusahaan atau yang sering disebut layout merupakan
1
2
produksi dan area kerja. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan yaitu dengan biaya yang minimal dapat memperoleh
dan pasar yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
Bantul, Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
produksi yang berupa mesin- mesin pengolah dan fasilitas- fasilitas penunjang
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Perusahaan
selanjutnya.
4
3. Penulis
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi review penelitian sebelumnya dan uraian teoritis dari
LANDASAN TEORI
CV Setia Kawan sudah efisien. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-
Mei 2000.
(25 kg/hari). Desain layout merupakan garis yang efisien, karena jam
pekerja untuk siklus waktu maksimum (7,33 jam). Jumlah stasiun kerja
6
7
sudah efisien atau belum. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April
2003.
ini terbukti dari jumlah output yang dihasilkan telah memenuhi kapasitas
yang efisien di mana jam menganggur pekerjanya untuk siklus waktu per
unit 1,78 jam, lebih kecil dibandingkan jam menganggur pekerja untuk
siklus waktu maksimum yang mencapai 3,09 jam dan jumlah stasiun kerja
B. Manajemen Operasi
barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Zulian
digunakan.
sumber daya (atau sering disebut faktor- faktor produksi) seperti tenaga
kerja, mesin- mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dan dalam
sumber daya yang berlaku sebagai “input” diubah menjadi barang atau
jasa. Produk barang dan atau jasa ini biasanya disebut “output”.
10
sebagai berikut:
a. Aspek Struktural
b. Aspek fungsional
optimum.
c. Aspek lingkungan
C. Proses Produksi
(input) menjadi produk lain yang mempunyai nilai tinggi atau dalam
berikut ini.
12
volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang
yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan dan barang
yang berfokus pada proses atau process focus. Arus barang pada
proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau jumbled flow karena
D. Pengertian Layout
diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan
Subagyo, 2000:79).
fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
mencakup susunan atau rencana fisik dari fasilitas- fasilitas industri, termasuk
kerja tidak langsung dan semua jasa atau aktivitas penduk ung lainnya, seperti
Apabila pengaturan tata letak fasilitas pabrik terencana secara baik, maka
industri. Secara normal, sekali tata letak sudah dilakukan dan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami perubahan, maka apabila
yang bagus, peralatan produk yang canggih akan tidak memiliki manfaat
16
secara optimum jika perencanaan tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara
Menurut Zulian Yamit (2003:130), tujuan utama yang ingin dicapai dalam
fasilitas produksi dan area. Secara spesifik tujuan tata letak fasilitas pabrik
sebagai berikut:
dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, serta jam tenaga kerja dan
proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin lain.
17
lain atau antara satu operasi dengan operasi yang lain, serta
tunggu, maka yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari
ruangan dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertib dan rapi,
sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih baik serta
8. Mengurangi kesimpang-siuran
fasilitas pabrik adalah dimaksudkan untuk mengatur segala fasilitas fisik dari
tata letak fasilitas produksi yang secara baik, dapat disimpulkan prinsip dasar
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara
Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses lainnya dalam suatu
seminimum mungkin.
skedul kerja.
5. Fleksibilitas
yang cepat tanggap akan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas
20
perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan pekerja
pengaturan semua fasilitas pabrik dapat dibedakan dalam dua tahap, yaitu :
Tahap 1 : Mengatur tata letak mesin dan fasilitas proses produksi lainnya
I. Jenis-jenis Layout
Terdapat empat dasar tipe layout yang secara umum dipakai dalam
1. Layout Proses
atau job lot) adalah pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik
yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi
yang ada.
Dalam layout proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah
Barang
Jadi
Masukan
jelas.
barang.
2) Investasi pada mesin- mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih
2. Layout Produk
disebut sebagai layout garis (line layout) adalah pengaturan letak mesin-
mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas
dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap
hari juga sama seolah-olah menyerupai garis (meskipun tidak selalu garis
Tata letak berdasarkan aliran produk ini merupakan layout yang paling
diatur dengan prinsip “mechine after mechine”, dengan urutan operasi dari
satu bagian ke bagian yang lain atau dari satu sub rakitan yang lain hingga
produk selesai diproses. Dengan demikian, setiap pos kerja apakah mesin
atau meja kerja melakukan setiap operasi dari pos sebelumnya, kemudian
Yamit, 2003:135-136).
25
Masukan Barang
Jadi
Mesin Mesin Mesin Mesin
1 2 3 4
Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk mengurangi
produksi.
banyak.
3. Layout Kelompok
sejenis.
tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok
sendal, baik untuk pria maupun wanita, berbagai dompet, berbagai tas dan
dalam beberapa marga atau kelompok produk yang garis besar urutan
Ikat Pinggang
berikut:
sama.
barang.
Menurut Ba rry Render dan Jay Heizer (2001:274), layout posisi tetap
produk besar dan komplek seperti yang terdapat pada pabrik mesin berat,
turbin listrik lokomotif, kapal terbang dan kapal laut. Dalam hal ini produk
berada pada satu tempat selama periode perakitan dan kemudian dipindah
satu tempat. Secara skematis layout posisi tetap dapat dilihat pada gambar
Proses C
Proses A
Barang
Masukan Produk Jadi
Proses B Proses D
dipindah-pindah.
pindah.
beda.
pembantu.
layout-nya.
ciri dari layout produk itu sendiri, proses produksinya terus- menerus dan
adanya ketergantungan antara gugus kerja yang satu dengan gugus kerja
tertentu.
yang disebut metode keseimbangan lini atau Line Balancing. Line balancing
dilakukan.
tersebut.
Menurut Everett Adam dan Ronald Ebert (1992:266) secara lebih singkat
desain layout yang baik adalah jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
3. Jumlah stasiun kerja paling sedikit. Garis yang paling efisien adalah garis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus, yaitu
dilakukan terhadap objek tertentu yang hendak diteliti dan hasil penelitiannya
hanya berlaku untuk perusahaan yang diteliti, bukan untuk perusahaan lain.
1. Subjek Penelitian
meliputi : pimpinan dan staff bagian personalia, pimpinan dan staff pada
33
34
2. Objek Penelitian
diperlukan data yang menjadi objek penelitian, yaitu jenis dan spesifikasi
mesin, urutan proses produksi, gambar tata letak mesin, juga data tentang
proses produksi.
D. Variabel Penelitian
tata letak (layout) mesin dalam proses produksi yang digunakan oleh PT
E. Definisi Operasional
1. Layout
2. Efisiensi
pemborosan.
3. Efisiensi layout
Efisiensi layout adalah pemilihan dan penggunaan layout agar output yang
4. Stasiun kerja
5. Siklus waktu
Siklus waktu adalah waktu terlama yang dibutuhkan suatu stasiun kerja
b. Personalia
d. Produksi
e. Pemasaran
d. Urutan proses produksi dari bahan baku sampai menjadi barang jadi
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
bagian produksi. Data yang diperoleh akan disesuaikan dengan ciri-ciri dari
tiap jenis layout untuk kemudian ditentukan jenis layout yang diterapkan oleh
PG Madukismo.
mengetahui apakah desain layout yang ada sudah baik atau belum. Adapun
kriteria layout yang efisien adalah sebagai berikut : (Everett Adam dan Ronald
perusahaan ternyata lebih besar atau sama dengan output standar, berarti
di mana :
efektif.
Waktu yang tersedia per hari = Waktu jam kerja efektif dalam
perusahaan.
Siklus waktu yang dibutuhkan per unit = Waktu terlama yang dibutuhkan
produksi.
Artinya dapat meminimalkan idle time (waktu menganggur). Hal ini dapat
kerja antara siklus waktu yang dibutuhkan per unit dengan siklus waktu
Apabila jam menganggur pekerja untuk siklus waktu yang dibutuhkan per
unit lebih kecil daripada jam menganggur pekerja untuk siklus waktu
di mana :
kapasitas standar.
Waktu yang tersedia per hari = Waktu jam kerja efektif dalam
perusahaan.
Jumlah unit yang diinginkan per hari = Jumlah unit standar yang
(menit/hari)
di mana :
Jam menganggur pekerja per hari = Jam yang terbuang oleh pekerja
proses produksi.
1996:424).
di mana :
kapasitas standar.
Efisiensi (%) =
∑ t (100)
Nc
di mana :
dengan nama ”Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT (P2G Madu Baru PT)”
dengan kepemilikan saham 25% oleh Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dibangun atas prakarsa Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX, untuk
dan komposisi kepemilikan saham yaitu 75% saham perusahaan adalah milik
Bank Bumi Daya dan Bank Rakyat Indonesia atas pinjaman investasi dan
40
41
modal kerja yang telah jatuh tempo. Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
kepemilikan saham berubah menjadi 65% saham dimiliki oleh Sri Sultan
Keuangan.
B. Lokasi Perusahaan
tersebut berada pada ketinggian sekitar 84 meter dari permukaan air laut. Luas
sebagai berikut :
bahan baku.
datang.
untuk ditanami tebu, sehingga dalam mendapatkan bahan baku terasa lebih
mudah.
43
memperoleh tenaga kerja yang sesuai. Tenaga kerja juga mudah didapat
di sekitar pabrik.
6. Pabrik gula memerlukan air pada saat musim giling yang dipergunakan
untuk menghasilkan uap. Kebutuhan air yang banyak itu bisa disuplai dari
C. Personalia
1) Karyawan Pimpinan
2) Karyawan Pelaksana
Pertanian dan Menteri Tenaga Kerja (SKB Mentan dan Menaker) yang
Jumlah Karyawan :
Serikat Pekerja PT Madu Baru/ SP PT Madu Baru, dan mulai tahun 2001
a. Hari minggu.
selama 1 bulan.
4. Jaminan Sosial
sebagai berikut :
karyawan.
- Biaya pengobatan.
Musiman/ Kampanye.
oleh Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan
Alkohol, serta Kepala Pengawas. Adapun tugas dan wewenang dari masing-
1. Direktur
keuangan perusahaan.
perusahaan.
pengembangan karyawan.
48
proses produksi.
gula.
mutu produk
49
E. Produksi
(Superior Head Sugar I) atau sering disebut dengan gula kristal putih I
menjadi:
standar Nilai Remisi Direduksi (NRD) sekitar 70. Nilai Remisi Direduksi
Pasuruan.
2. Proses Produksi
Tebu adalah bahan baku utama dari gula, sedangkan sebagai bahan
bakar, soda api yang akan digunakan untuk proses produksi. Adapun
Madukismo. Ada dua jenis timbangan yaitu timbangan lori dan timbangan
digiling. Berat netto tiap lori atau truk sekitar 4-6 ton.
a. Pemerahan Nira
gilingan. Nira utama (nira mentah) dihasilkan oleh gilingan I dan II,
jam sekali. Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar
b. Pemurnian Nira
penimbangan.
100-105oC.
lancar yaitu :
mentah.
c. Penguapan Nira
besar air yang terkandung dalam nira encer (10% brix) sehingga
diperoleh nira kental (62% brix). Nira jernih ini diuapkan agar dapat
penghematan panas.
Nira encer dengan kepadatan terlarut 16% dapat naik menjadi 62%
sisanya untuk air cucian dari stasiun pemasukan dan putaran gula. Nira
pHnya turun menjadi 5,5 dan nira kental siap untuk dikristalkan.
d. Kristalisasi Nira
dilakukan tiga kali atau yang sering disebut sistem ACD, dimana gula
A sebagai gula produk karena kristalnya cukup putih atau kasar, gula C
dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk
dimasak lagi.
55
dengan jenisnya.
e. Puteran Gula
gulanya lebih putih, maka masakan ini diputar dua kali, sedangkan
mengangkat gula produksi dari bawah ke atas. Gula SHS dari putaran
gula dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal dengan
56
netto.
terdiri dari lapisan paling bawah adalah lapisan pasir kering, lapisan
tengah adalah anyaman bambu kasar dan plastik, lapisan paling atas
dapat dilihat pada gambar 4.1 skema proses produksi gula PT Madu
Baru.
57
TEBU
Nira Mentah
Susu kapur
Air hilang
Air cucian Vac. Filter PEMURNIAN
Blotong
Belerang
Nira Jernih
Nira Kental
Stroop Massecuite
Tetes tebu
Air siraman gula PUTARAN
Kehilangan gula-gula
GULA SHS 1
Gambar 4.6
F. Pemasaran
mutu atau kualitas produksinya. Dengan daerah pemasaran yang lebih luas
meliputi pulau Jawa atau sebatas Jawa Timur. Maka dengan sendirinya
produk PG Madukismo sudah bisa menguasai pulau Jawa dan tidak hanya di
Antara lain:
menggalakkan pariwisata.
H. Limbah Industri
1. Limbah Padat :
a. Pasir / lumpur
Debu yang terbawa keluar lewat cerobong asap, ditangkap dengan alat
penangkap debu (dust collector) dan ditampung dalam lori jading juga.
d. Blotong
Endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di Stasiun Pemurnian nira
2. Limbah Cair :
dimanfaatkan lagi.
b. Vinase (Slop)
c. Limbah Soda
a. Suara bising
Berasal dari uap yang berlebih di Stasiun Ketel Uap, untuk meredam
suara tersebut, saat ini sudah dilengkapi dengan silencer (alat peredam
b. Limbah gas
Bau belerang dan bau bus uk yang lain, ditanggulangi pada alat-alat
A. Analisis Data
dengan barang jadi dikerjakan secara langsung tanpa henti. Fokus dari
61
62
c. Macam produk yang dihasilkan standar dan dalam jumlah yang relatif
besar.
d. Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja khusus, yang sesuai
Dari hasil uraian di atas dan pengamatan terhadap bagian produksi serta
Urutan Pekerjaan
A B C D E F G H I J K
Gambar 5.7
Diagram Urutan Pekerjaan pada PG Madukismo
dengan pengelompokan jumlah stasiun kerja dapat kita lihat pada gambar
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5
A B C D E F G H I J K
Gambar 5.8
Desain Layout Produk Berdasarkan Jumlah Stasiun Kerja
sudah efisien ?
Madukismo adalah 3.250 tth per hari per mesin (tth = ton tebu per hari).
Tabel 5.1
Urutan Pekerjaan dan Hubungan Antar Pekerjaan
(Kapasitas Output Standar = 3.250 tth)
apakah desain layout yang ada sudah efisien dan apakah tugas yang
65
dikerjakan sudah sesuai dengan urutan proses produksi yang ada pada
tabel 5.1.
Madukismo sudah sesuai dengan urutan pekerjaan pada tabel 5.1, jadi
tidak ada alternatif lain untuk urutan pekerjaan di mana antara pekerjaan
yang satu dengan yang lain sudah mempunyai urutan pekerjaan yang pasti.
diperlukan untuk memproduksi gula dengan output standar 3.250 tth per
hari per mesin dari tabel 5.1, selanjutnya didapat melakukan langkah-
di mana :
efektif.
66
Waktu yang tersedia per hari = Waktu jam kerja efektif dalam
perusahaan.
gula yang dapat diproduksi setiap harinya. Jika jam kerja mesin per
hari adalah 24 jam maka waktu produksi per hari adalah 1440 menit
(24 jam x 60 menit). Oleh karena itu output maksimal yang dihasilkan
= 3.280,93 tth/hari
yang dihasilkan setiap hari lebih besar atau sama dengan output
untuk siklus waktu yang dibutuhkan per tth lebih kecil daripada jam
di mana :
Waktu yang tersedia per hari = Waktu jam kerja efektif dalam
perusahaan.
68
Jumlah tth yang diinginkan per hari = Jumlah tth standar yang
jam, maka waktu yang tersedia per hari adalah 1440 menit (24 jam
x 60 menit), sehingga :
1440 menit
=
3.250 tth
= 0,4431 menit/tth
pekerja minimal.
Langkah yang diambil adalah siklus waktu yang dibutuhkan per tth
berikut ini.
Tabel 5.2
Perhitungan Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja
Dengan Siklus Waktu 0,4389 menit dan 0,4431 menit
Idle time each cycle 0,0042 0,197 0,3306 0,373 0,3796 1,2844 1,2844 / 2,2155 x 100%
= 57,97%
Efisiensi dengan siklus waktu 0,4389 menit
(menit)
Idle time each cycle 0,00 0,1928 0,3264 0,3688 0,3754 1,2634 1,2634 / 2,1945 x 100%
= 57,57%
Dalam tabel 5.2 telah dihitung efisiensi tenaga kerja dengan siklus
(menit/hari)
di mana :
(menit/hari)
(1,2844 ) 1440
0,4431
=
60
= 69,57 menit
71
(menit/hari)
1440
(1,2634)
0,4389
=
60
= 69,08 menit
menit.
sudah minimal ?
di mana :
= 2 stasiun kerja
Efisiensi (%) =
∑ t (100)
Nc
di mana :
output.
Efisiensi (%) =
∑ t (100) = 0,9311
(100) = 42,03%
Nc (5)(0,4431)
Efisiensi (%) =
∑ t (100) = 0,9311
(100) = 70,04%
Nc (3)( 0,4431)
Tabel 5.3
Pembagian Pekerjaan Untuk 3 Stasiun Kerja
(Siklus Waktu 0,4389 menit)
Stasiun Kerja Calon Pekerjaan Waktu yg Dibutuhkan Idle Time
(Langkah 1) (Langkah 2) (Langkah 3) (Langkah 4)
1 A 0,3600 menit 0,0789 menit
B 0,0789 menit 0,0000 menit
2 C 0,1071 menit 0,3318 menit
D 0,0862 menit 0,2456 menit
E 0,0172 menit 0,2284 menit
F 0,0356 menit 0,1928 menit
G 0,1125 menit 0,0803 menit
H 0,0308 menit 0,0495 menit
I 0,0393 menit 0,0102 menit
3 J 0,0239 menit 0,4150 menit
K 0,0396 menit 0,3754 menit
Sumber : Data Primer Diolah
Stasiun Kerja
1 2 3
A B C D E F G H I J K
Gambar 5.9
Layout Produk PG Madukismo Dengan 3 Stasiun Kerja
75
pekerjaan J dan K.
B. Pembahasan
dan apakah layout tersebut sudah efisien atau belum. Dari hasil penelitian,
sebesar 3.280,93 tth per mesin. Hal ini menunjukkan bahwa output per
76
standar (data tahun 2006). Jadi layout yang digunakan telah memenuhi
untuk siklus waktu yang dibutuhkan lebih kecil daripada jam menganggur
dapat diketahui bahwa jam me nganggur pekerja untuk siklus 0,4431 menit
0,4389 menit adalah 69,08 menit. Ini menunjukkan bahwa desain layout
menganggur pekerja untuk siklus waktu 0,4389 menit lebih kecil daripada
stasiun kerja minimum yang dibutuhkan adalah 2,10 stasiun kerja yang
sudah efisien menurut hasil perhitungan dengan kedua kriteria dalam Metode
Analisis Layout, namun dilihat dari kriteria yang ketiga yaitu mengenai
bahan pada proses produksi serta adanya pengangguran mesin, oleh karena itu
A. Kesimpulan
69,34 menit
c. Jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan hanya 2 stasiun kerja tetapi pada
78
79
Balance Delay yang lebih kecil, dari 57,97% menjadi 29,96% serta
Idle Time yang kecil juga, dari 1,2844 menit menjadi 0,3982 menit.
sudah efisien menurut hasil perhitungan dengan kedua kriteria dalam Metode
Analisis Layout, namun dilihat dari kriteria yang ketiga yaitu mengenai jumlah
Theoretical Minimum.
bahan pada proses produksi serta adanya pengangguran mesin, oleh karena itu
B. Saran
layout tidaklah mendesak karena biaya sangat mahal dan perlu perencanaan
mesin sebelumnya.
C. Keterbatasan
terbatas.
2. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil data selama penulis
keadaan akan berubah pada masa yang akan datang, misalnya oleh
kemajuan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Buffa, Elwood S. (1980). Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi VI). Jakarta:
Erlangga.
Kurniawati, Ida. (2000). Analisis Efisiensi Layout Proses Produksi (Studi Kasus
pada CV. Setia Kawan, Purwokerto). Yogyakarta: Skripsi USD (Tidak
Dipublikasikan).
Render, Barry & Jay Heizer. (2001). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi (Edisi
I). Jakarta: Salemba Empat.
Yamit, Zulian. (2003). Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi II). Yogyakarta:
Ekonisia.
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
B. LOKASI PERUSAHAAN
C. BAGIAN PERSONALIA
karyawannya ?
D. STRUKTUR ORGANISASI
organisasi ?
E. BAGIAN PRODUKSI
8. Apakah standar kualitas yang dipakai untuk menilai mutu produk jadi ?
11. Usaha apa yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui kualitas dan
F. BAGIAN PEMASARAN
produknya ?
KETERANGAN TABEL 5.1
URUTAN PEKERJAAN DAN HUBUNGAN ANTAR PEKERJAAN
A. Mesin Unigrator
Jumlah mesin : 1 unit
Kapasitas per unit : 4000 tth
Kapasitas total mesin = 1 unit x 4000 tth = 4000 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
4000 tth
= 0,3600 menit/tth
0,3600 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,3600 menit/tth
1 unit
B. Mesin Giling
Jumlah mesin : 5 unit
Kapasitas per unit : 730 tth
Kapasitas total mesin = 5 unit x 730 tth = 3650 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3650 tth
= 0,3945 menit/tth
0,3945 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0789 menit/tth
5 unit
C. Mesin Defekator
Jumlah mesin : 4 unit
Kapasitas per unit : 840 tth
Kapasitas total mesin = 4 unit x 840 tth = 3360 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3360 tth
= 0,4286 menit/tth
0, 4286 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,1071 menit/tth
4 unit
D. Mesin Juece Heater
Jumlah mesin : 5 unit
Kapasitas per unit : 668 tth
Kapasitas total mesin = 5 unit x 668 tth = 3340 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3340 tth
= 0,4311 menit/tth
0, 4311menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0862 menit/tth
5 unit
E. Mesin Door Clarifier
Jumlah mesin : 5 unit
Kapasitas per unit : 3340 tth
Kapasitas total mesin = 5 unit x 3340 tth = 16700 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
16700 tth
= 0,0862 menit/tth
0,0862 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0172 menit/tth
5 unit
F. Mesin Rotary Vaccum
Jumlah mesin : 5 unit
Kapasitas per unit : 1620 tth
Kapasitas total mesin = 5 unit x 1.620 tth = 8100 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
8100 tth
= 0,1778 tth
0,1778 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0356 menit/tth
5 unit
G. Mesin Pesawat Penguapan
Jumlah mesin : 4 unit
Kapasitas per unit : 800 tth
Kapasitas total mesin = 4 unit x 800 tth = 3200 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3200 tth
= 0,45 tth
0, 45 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,1125 menit/tth
4 unit
H. Mesin Pan Kristalisasi
Jumlah mesin : 13 unit
Kapasitas per unit : 277 tth
Kapasitas total mesin = 13 unit x 277 tth = 3601 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3601tth
= 0,3999 tth
0,3999 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0308 menit/tth
13 unit
I. Mesin Palung Pendingin
Jumlah mesin : 14 unit
Kapasitas per unit : 187 tth
Kapasitas total mesin = 14 unit x 187 tth = 2618 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
2618 tth
= 0,55 tth
0,55 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0393 menit/tth
14 unit
J. Mesin Centrifugal
Jumlah mesin : 19 unit
Kapasitas per unit : 167 tth
Kapasitas total mesin = 19 unit x 167 tth = 3173 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3173 tth
= 0,4538 tth
0, 4538 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0239 menit/tth
19 unit
K. Mesin Grashopper Convenyor
Jumlah mesin : 10 unit
Kapasitas per unit : 364 tth
Kapasitas total mesin = 10 unit x 364 tth = 3640 tth
Waktu yang tersedia per hari
Siklus waktu maksimum =
Jumlah unit yang diinginkan per hari
24 jam x 60 menit
=
3640 tth
= 0,3956 tth
0,3956 menit / tth
Siklus waktu per unit = = 0,0396 menit/tth
10 unit
KETERANGAN TABEL 5.2
PERHITUNGAN EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA
DENGAN SIKLUS WAKTU 0,4389 MENIT DAN 0,4431 MENIT
1. Stasiun Kerja 1
a. Pekerjaan A
Idle time = 0,4389 menit – 0,3600 menit = 0,0789 menit
b. Pekerjaan B
Idle time = 0,0789 menit – 0,0789 menit = 0,0000 menit
2. Stasiun Kerja 2
a. Pekerjaan C
Idle time = 0,4389 menit – 0,1071 menit = 0,3318 menit
b. Pekerjaan D
Idle time = 0,3318 menit – 0,0862 menit = 0,2456 menit
c. Pekerjaan E
Idle time = 0,2456 menit – 0,0172 menit = 0,2284 menit
d. Pekerjaan F
Idle time = 0,2284 menit – 0,0356 menit = 0,1928 menit
e. Pekerjaan G
Idle time = 0,1928 menit – 0,1125 menit = 0,0803 menit
f. Pekerjaan H
Idle time = 0,0803 menit – 0,0308 menit = 0,0495 menit
g. Pekerjaan I
Idle time = 0,0495 menit – 0,0393 menit = 0,0102 menit
3. Stasiun Kerja 3
a. Pekerjaan J
Idle time = 0,4389 menit – 0,0239 menit = 0,4150 menit
b. Pekerjaan K
Idle time = 0,4150 menit – 0,0396 menit = 0,3754 menit