KERJA PRAKTIK
PROGRAM STUDI
S1 MANAJEMEN
Oleh:
18430100012
UNIVERSITAS DINAMIKA
2021
i
ANALISA BUAH KELAPA SAWIT TERBAIK MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SAWIT KALTIM
LESTARI (SKL) KALIMANTAN TIMUR
Program Sarjana
Disusun Oleh:
NIM : 18430100012
JURUSAN : Manajemen
UNIVERSITAS DINAMIKA
2021
ii
“Apapun yang kita lakukan tetaplah melangkah maju dan jangan sekalipun kita
meragukan kemampuan yang kita miliki, karena kita tidak tau apa yang akan
terjadi kedepannya.”
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 18.43010.0012
Disetujui:
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Manajemen
UNIVERSITAS DINAMIKA
i
SURAT PERNYATAAN
ii
ABSTRAK
PT. Sawit Kaltim Lestari adalah pabrik pengolah buah sawit menjadi
minyak minyak mentah (Crude Palm Oil) yang terletak di Puan Cepak, Muara
Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. PT. Sawit Kaltim Lestari didirikan
pada tahun 2011 dan mulai beroperasi pada tahun 2012 hingga saat ini. PT. Sawit
Kaltim Lestari merupakan anak perusahaan dari Kencana Group yang berkantor
pusat di Kencana Tower Lt. 09 Business Park, Kebon Jeruk Jl. Raya Meruya Ilir
No. 88, Meruya Utara Kembangan, Jakarta. Perusahaan memiliki permasalahan
yaitu belum adanya software atau metode dalam menentukan kebun yang
menghasilkan buah kelapa sawit dengan kualitas terbaik.
Solusi yang ditawarkan kepada PT. Sawit Kaltim Lestari adalah
menerapkan sebuah sistem dengan metode Analytical Hierarchy Process.
Penerapan metode ini diharapkan dapat membantu perusahaan, khususnya bagian
pabrik kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit dalam melakukan quality
control pada buah kelapa sawit yang akan diolah oleh perusahaan menjadi minyak
kelapa sawit.
Dengan menerapkan metode Analytical Hierarchy Process, perusahaan
telah memiliki metode pengambilan keputusan dalam menentukan buah kelapa
sawit terbaik, khususnya perkebunan mana yang menyediakan kualitas buah
kelapa sawit terbaik, sehingga perusahaan dapat melihat perkebunan mana yang
menghasilkan buah kelapa sawit terbaik, dan perkebunan mana yang perlu
dioptimalkan lagi dalam meningkatkan kualitas minyak kelapa sawit.
Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process, PT. Sawit Kaltim Lestari, Buah
Kelapa Sawit Terbaik
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang berjudul “Analisa Buah
Kelapa Sawit Terbaik Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Di PT.
Sawit Kaltim Lestari (SKL) Kalimantan Timur” ini dapat diselesaikan.
Laporan Kerja Praktik ini disusun dalam rangka penulisan laporan untuk
memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi S1 Manajemen
Universitas Dinamika. Melalui kesempatan yang sangat berharga ini Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian Laporan Kerja Praktik ini, terutama kepada:
1. Kedua Orang Tua saya yang telah membantu dan mendoakan saya dalam
melaksanakan Kerja Praktik
2. Bapak Dr. Drs. Antok Supriyanto, M.MT. selaku Dekan FEB
3. Bapak Dr. Januar Wibowo, S.T., M.M. selaku Kaprodi S1 Manajemen
sekaligus Dosen pembimbing KP
4. Bapak Agus Tedy Rahmanto selaku Pimpinan PT. Sawit Kaltim Lestari
5. Bapak Endang Suryanto selaku Manager PT. Sawit Kaltim Lestari
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini,
yang telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses
penyelesaian laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas
segala bantuan yang telah diberikan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
v
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN .................................................................... 44
LAMPIRAN .......................................................................................................... 77
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
Gambar 3. 10 Buah Keras ..................................................................................... 30
Gambar 3. 11 Berondolan ..................................................................................... 30
Gambar 3. 12 Buah Tangkai Panjang ................................................................... 31
Gambar 3. 13 Buah Luar ....................................................................................... 31
Gambar 3. 14 Buah Tengah .................................................................................. 32
Gambar 3. 15 Buah Dalam .................................................................................... 32
Gambar 3. 16 Buah Partheno ................................................................................ 33
Gambar 3. 17 Calyx atau Kotoran ......................................................................... 33
Gambar 3. 18 Contoh Bentuk Hirarki ................................................................... 39
Gambar 3. 19 Skala Perbandingan ........................................................................ 40
Gambar 3. 20 Contoh Matriks Pairwise Comparison ........................................... 40
Gambar 3. 21 Contoh Synthesis Priority............................................................... 41
Gambar 3. 22 Contoh Matriks Normalisasi .......................................................... 41
Gambar 3. 23 Contoh Local Priority .................................................................... 42
Gambar 4. 1 Pengambilan Sampel Buah Pada Tiap Afdeling .............................. 54
Gambar 4. 2 Sampel Buah Pada Tiap Afdeling .................................................... 55
Gambar 4. 3 Alur Proses Perebusan Buah ............................................................ 55
Gambar 4. 4 Sampel Buah Alfa ............................................................................ 56
Gambar 4. 5 Sampel Buah Bravo.......................................................................... 57
Gambar 4. 6 Sampel Buah Charlie ........................................................................ 57
Gambar 4. 7 Sampel Buah Delta ........................................................................... 58
Gambar 4. 8 Sampel Buah Yang Telah Dimasukkan Timbel ............................... 59
Gambar 4. 9 Tahap Sorklet Sampel Buah ............................................................. 63
Gambar 4. 10 Tahap Analsa CPO ......................................................................... 64
Gambar 4. 11 Hirarki Permasalahan ..................................................................... 67
Gambar 4. 12 Sub Hierarki Kategori Kriteria ....................................................... 70
Gambar 4. 13 Dekomposisi Alternatif .................................................................. 72
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dan Kebun) dalam melaporkan hasil dari buah kelapa sawit yang dikirim
hingga diolah menjadi minyak mentah.
1. Kegiatan analisa buah kelapa sawit dapat lebih efisien dan efektif.
2. Mencapai keberhasilan dalam memenuhi target kualitas minyak kelapa sawit
yang telah ditetapkan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Sawit Kaltim Lestari adalah salah satu anak perusahaan dari Kencana
Group yang didirikan di Jakarta dengan nama PT. Sawit Kaltim Lestari dengan
akta pendirian perusahaan Nomor 19 dibuat dihadapan notaris Yani Indrawaty
Wibawa, S.H. yang berdudukan di Jakarta pada tanggal 09 Maret 2004. Akta
pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C-11843
HT.01.01.Th.2005.
PT. Sawit Kaltim Lestari memiliki kantor pusat yang berlokasi di Kencana
Tower Lt. 09 Business Park, Kebon Jeruk Jl. Raya Meruya Ilir No. 88, Meruya
Utara Kembangan, Jakarta Barat, 11620, Indonesia. Sedangkan untuk site PT.
Sawit Kaltim Lestari berada di Dusun Tanjung Saga, Desa Sabintulung,
Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. PT.
Sawit Kaltim Lestari terdiri dari perkebunan dan pabrik pengolahan minyak
kelapa sawit serta membina dua koperasi plasma yang berlokasi di Kecamatan
Muara Kaman, yaitu Bina Tani Sawit Lestari (BTSL), dan Bina Tani Muara
Kaman (BTMU).
Untuk perkebunan kelapa sawit, PT. Sawit Kaltim Lestari memiliki luas
7000 Hektar dan terbagi menjadi dua area perkebunan, yaitu area inti dan area
plasma. Area inti terbagi menjadi empat afdeling, yaitu afdeling Alfa, Bravo,
Charlie, dan Delta. Sedangkan area plasma terbagi menjadi plasma BTSL dan
plasma BTMU. Untuk pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, PT. Sawit Kaltim
Lestari mengolah buah kelapa sawit yang diterima dari area inti dan areal plasma.
Selain area inti dan area plasma, PT. Sawit Kaltim Lestari juga menerima buah
yang berasal dari PT. Agro East Borneo Kencana dan PT. Agrojaya Tirta
Kencana. Kapasitas pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pada PT. Sawit
Kaltim Lestari terpasang saat ini adalah 60 ton/jam, sedangkan kapasitas olahnya
mencapai 50 ton/jam.
5
Hasil pengolahan buah kelapa sawit pada PT. Sawit Kaltim Lestari berupa
PK (Palm Kernel) dan CPO (Crude Palm Oil). Palm Kernel disimpan di dalam
dua buah Kernel Bisley atau Kernel Bin. Kernel Bisley 1 memiliki kapasitas 300
ton dan Kernel Bisley 2 memiliki kapasitas 800 ton. Untuk CPO sendiri disimpan
didalam dua buah CPO Storage. Masing-masing CPO Storage memiliki kapasitas
tamping sebesar 3500 ton.
PT. Sawit Kaltim Lestari memiliki alur proses bisnis yang cukup kompleks,
dimana proses bisnis tersebut terdiri dari dua pengolahan dari buah kelapa sawit
yaitu pengolahan minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) dan
pengolahan inti buah sawit atau kernel.
Adapun alur proses bisnis pengolahan minyak kelapa sawit di PT. Sawit
Kaltim Lestari yaitu:
d. Stasiun Sterilizer/Perebusan
7
e. Stasiun Thresher
Stasiun Thresher berfungsi untuk memisahkan TBS yang telah direbus dari
berondolan dan janjang kosong dengan cara diputar dan dibanting. Setelah
dipisahkan, brondolan dikirim ke stasiun digester dan pressing dengan
pencapaian throughput mill per jam dan meminimalkan losses CPO & PK di
Janjang Kosong (EB). Janjang kosong dikirim ke empty bunch area atau
dibakar menggunakan incenerator. Tujuan atau fungsi stasiun threshing di
PKS pada umumnya sama, hanya saja sistem yang digunakan berbeda sesuai
desain awal PKS-nya.
8
f. Stasiun Digester
Digester merupakan alat pengaduk berondolan sampai homogen yang berasal
dari thresher sebelum dikirim ke mesin press. Fungsi dari digester adalah
untuk melepaskan sel - sel minyak dari pericrap (daging buah) dengan cara
mencabik dan mengaduk, memisahkan pericrap dan nut, menghomogenkan
massa brondolan / fruitlet sebelum diumpan ke press, mempertahankan
temperature massa campuran fruitlet agar tetap pada 90°C - 95°C untuk
menghasilkan ekstraksi minyak yang efisien pada press.
9
h. Stasiun Klarifikasi
Stasiun klarifikasi berfungsi untuk menghasilkan CPO sesuai dengan standard
dan mendapatkan ekstraksi yang maksimum dengan melaksanakan kontrol
yang optimal untuk memperkecil kehilangan minyak dan pemakaian biaya
yang serendah mungkin. Di dalam stasiun klarifikasi terdapat perangkat
penunjang dalam proses ini yang diantaranya yaitu:
1) Stasiun Oil Gutter
Oil gutter berfungsi untuk menampung dan mengalirkan crude oil dari screw
press ke sand trap tank. Sfesifikasinya berbentuk talang yang dipasang
miring dibawah bordes press. Terbuat dari plate stainless stell dengan
ketebalan 4 - 6 mm.
11
2) Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring kotoran berupa serat, pasir dan
lumpur yang tercampur dengan minyak pada crude oil
5) Sludge Tank
13
6) Sludge Centrifuge
Sludge Centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak dari sludge yang
merupakan hasil dari proses di CST. (contoh gambar ada di gambar sludge
tank)
7) Clean Oil Tank
Clean Oil Tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara minyak
yang dikutip dari CST untuk selanjutnya diproses untuk memperkecil kadar
kotoran dan kadar air pada minyak tersebut.
14
8) Purifier
Purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang
terkandung di dalam minyak. (contoh gambar ada di bagian gambar sludge
tank)
9) Vacuum Dryer
Vacuum dryer berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara
mengkabutkan minyak ke dalam ruang vacuum.
15
Gambar 2. 14 Kondisi Crude Palm Oil Storage Di PT. Sawit Kaltim Lestari
Struktur organisasi PT. Sawit Kaltim Lestari dapat dilihat pada gambar
2.20 sebagai berikut:
BAB III
LANDASAN TEORI
yang berasal dari daging buahnya (mesocrap) dan inti buah kelapa sawit/kernel
buah kelapa sawit.
Dalam proses menghasilkan minyak, buah kelapa sawit perlu dipress
terlebih dahulu agar mengeluarkan minyak yang terkandung dalam buah. Proses
pengepresan pada daging buah kelapa sawit akan menghasilkan minyak kasar
(Crude Palm Oil, CPO) dan tersisa inti buah kelapa sawit yang akan
menghasilkan minyak inti sawit kasar (Crude Palm Kernel Oil, CPKO).
Kedua jenis minyak tersebut, dapat diproses dan diolah menjadi berbagai
jenis produk turunannya. CPO dan CPKO memiliki karakteristik kimia, fisik dan
gizi unik yang berbeda. CPO memiliki kandungan asam palmitat (C16) sedangkan
CPKO memiliki kandungan asam laurat (C12) dan asam miristat (C14). Secara
proses pengolahannya, CPO lebih banyak diproses lebih lanjut menjadi minyak
goreng atau sering disebut sebagai minyak kelapa sawit dibandingkan dengan
CPKO.
1. Buah Dura
Buah dura yaitu buah kelapa sawit yang memiliki cangkang tebal sehingga
sering dianggap bisa memperpendek umur mesin pengolah, namun biasanya buah
tipe ini memiliki tadan buah yang besar-besar dan kandungan minyak per
tandannya berkisar 18%. Adapun ciri-ciri yang dimiliki buah dura ialah tebal
cangkangnya sekitar 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar
cangkang, daging buah dura cenderung tipis, sementara daging bijinya besar
dengan kandungan minyak rendah.
2. Buah Pisifera
Buah pisifera yaitu buah kelapa sawit yang tidak memiliki cangkang,
sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan
bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.Adapun ciri-ciri
yang dimiliki buah pisifera ialah memiliki cangkang yang sangat tipis (bahkan
hampir tidak ada), daging buah lebih tebal jika dibandingkan dengan sawit jenis
dura, daging biji yang sangat tipis, tidak bisa diperbanyak tanpa menyilangkannya
dengan jenis lain, serta tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk tanaman
komersial, namun bisa digunakan sebagai induk jantan.
3. Buah Tenera
26
Buah Tenera yaitu buah kelapa sawit yang berasal dari hasil persilangan
antara induk dura dan jantan pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul karena
melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis
namun bunga betinanya tetap fertile. Beberapa tenera unggul memiliki persentase
daging buah perbuah mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya bisa
mencapai 28%.Adapun ciri-ciri yang dimiliki buah tenera ialah memiliki tebal
cangkang yang cukup tipis, sekitar 0,5 mm – 4mm, terdapat lingkaran serabut
disekeliling tempurung, daging buah yang sangat tebal, tandan buah lebih banyak,
tetapi ukuran buahnya cenderung lebih kecil.
Selain memiliki jenis-jenis buah yang berbeda, buah kelapa sawit juga
memiliki kriteria-kriteria tertentu dengan keterangan sebagai berikut.
1. Buah Normal
- Buah Mentah
Buah tidak ada yang memberondol dan berwarna hitam pekat.
27
- Buah Matang
Berondolan lepas mencapai standar minimum (1kg ada 2 berondolan) sampai
50% berondolan lepas dari total berondolan perjanjang.
28
- Janjang Kosong
Berondolan daam janjangan tinggal tersisa hanya 25% - 0% perjanjang.
29
2. Buah Abnormal
- Buah Parthenocarpic
Terdapat 50% berondolan kecil-kecil (buah cengkir) perjanjang.
3. Berondolan
Berondolan ditakar dengan menggunakan takaran yang sudah ditentukan,
misalkan untuk 1 takaran ditimbang beratnya 50 kg.
Gambar 3. 11 Berondolan
4. Tangkai Panjang
Apabila tangkai lebih dari batas lebar permukaan janjangan (maksimal 2,5
cm)
31
1. Buah Luar
2. Buah Tengah
32
3. Buah Dalam
4. Buah Partheno
33
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenernya.
2. SPK terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan
kepadanya (pengetahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan
program tersebut.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
4. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to
date.
5. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa sistem pendukung keputusan
dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan
mengolah informasi dan data yang diperlukan, dan bukan untuk mengambil
alih pengambilan keputusan.
38
3. Comparative Judgement
Comparative Judgement merupakan proses pembuatan nilai tentang
kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya
dengan tingkat di atasnya. Penilaian tersebut sangatlah penting karena akan
berpengaruh terhadap prioritas dari elemen yang ada. Hasil dari penilaian ini
dituliskan dalam matriks yang disebut dengan matriks pairwise comparison.
Adapun pertanyaan yang diajukan dalam menentukan matriks pairwise
comparison ialah:
- Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/dsb)
- Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/dsb)
Skala dasar yang dapat digunakan dalam penyusunan skala kepentingan ini
adalah:
40
4. Synthesis of Priority
Dari setiap matriks pairwise comparison pada gambar di atas tahap
selanjutnya ialah mencari local priority. Matriks pairwise comparison
terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan global priority,
harus dilakukan sintesis diantara local priority.
41
6. Local priority untuk tingkat tujuan: dihitung dengan cara mencari rata-rata
dari setiap kriteria
42
7. Logical Consistency
Konsistensi memiliki 2 makna yaitu
- Objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi, contoh: anggur dan kelereng (kriteria bulat)
- Menyangkut tingkat hubungan antara objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu, contoh: madu 5x lebih manis dari gula, dan gula 2x lebih manis
dari sirup, maka madu 10x lebih manis dari sirup
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Consistency Ratio (CR), yang
dirumuskan dengan
CI
CR =
RI
(Z maks - n)
CI =
n -1
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dalam menentukan nilai CR, nilai yang dikeluarkan tidak boleh lebih dari 10%
atau 0,1. Jika nilai CR melebihi standar yang telah ditetapkan, maka penilaian
yang telah dilakukan perlu direvisi atau di uji ulang kembali.
44
BAB IV
DESKRIPSI PEKERJAAN
4.1 Perencanaan
Dalam mengumpulkan data dan informasi pada PT. Sawit Kaltim Lestari,
peneliti melakukan 4 kali sesi wawancara yang pertama dilakukan pada bagian
office perusahaan, yang kedua dilakukan pada bagian grading perusahaan, yang
ketiga dilakukan pada bagian proses pengolahan pabrik kelapa sawit, dan yang
keempat dilakukan pada bagian laboratorium pabrik kelapa sawit.
45
4.2 Analisis
Tahap analisis ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan
oleh perusahaan terkait permasalahan yang ada pada PT. Sawit Kaltim Lestari.
menentukan buah kelapa sawit terbaik yang ada di PT. Sawit Kaltim Lestari.
Adapun jadwal kerja yang telah dibuat sebagai berikut:
2 Pengenalan
Analisa Survei Pengenalan
Hari Raya proses
sampel kriteria proses PK
Waisak CPO
buah buah pabrik
pabrik
31
3
Sakit
Pembuatan
3 alur proses
Pengenalan Menyusun
Hari lahir pabrik
alur analisa laporan alur
pancasila dengan
buah proses pabrik
aplikasi
bizagi
7 8 9 10 11 12 13
pabrik buah
14 15 16 17 18 19 20
5 Pengambila Surve
Memprakteka
n sampel Uji kualitas Uji analisa Uji analisa i
n analisa
buah untuk buah dengan AHP dengan AHP lokasi
buah
dianalisa buah
21 22 23 24 25 26 27
6 Uji analisa Uji analisa
dengan AHP dengan AHP
28 29 30
Penyusuna
7 Penyusunan Penyusunan
n laporan
laporan kp laporan kp
kp
8 Analisa Analisa
Persiapan
Presentasi Pengambilan buah Pengambilan buah
presentasi
kp sampel buah (material sampel buah (material
kp
balance) balance)
12 13 14 15 18 19 20
9 Analisa Laporan
Presentasi
kualitas hasil
kp
buah analisa
Pada tahap ini, buah kelapa sawit yang telah diambil dari tiap
afdeling/kebun inti selanjutnya akan dianalisa dengan SOP yang dijalankan pada
bagian laboratorium PT. Sawit Kaltim Lestari dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Pada tahap ini sampel buah yang telah dioven selama kurang lebih 12 jam
diambil dan ditimbang dahulu berat sampelnya untuk mengetahui apakah
sampel sudah cukup kering untuk dilanjutkan ketahap ekstraksi dan juga
untuk mengetahui kandungan moisture (cairan) minyak yang ada pada sampel
buah. Sebelum di ekstraksi, peneliti harus menimbang terlebih dahulu bottom
flask yang nantinya digunakan untuk proses ektraksi sampel. Bottom flask
berfungsi sebagai wadah penampung CPO (Crude Palm Oil) selama proses
ekstraksi sampel buah.
Note: Rumus Moisture = (Sampel Basah – Sampel Kering) : Sampel Basah x 100
minyak pada sampel buah dalam proses ektraksi. Setelah cairan hexane
dimasukkan ke dalam bottom flask, sampel buah dan bootom flask
dimasukkan ke dalam sorklet untuk proses ektraksi sampel buah menjadi
CPO (crude palm oil) dengan proses kurang lebih 8 jam.
Total Berat W3
Total Berat W3
Total Total
Afdeling (Bottom (Bottom (Bottom
(Bottom
Flask + (Oil) Flask + Flask) (Oil)
Flask)
Oil) Oil)
Note: Untuk mencari Oil perlu melakukan pengurangan antara ((Bottom Flask +
Oil) – Bottom Flask)
Setelah melakukan tahap analisa sampel buah kelapa sawit sesuai dengan
standar yang diterapkan perusahaan khususnya bagian laboratorium, langkah
selanjutnya ialah menerapkan metode analytical hierarchy process sebagai bentuk
sistem pendukung keputusan dalam menentukan buah kelapa sawit mana yang
dinyatakan sebagai buah kelapa sawit terbaik. Dalam penerapan metode analytical
hierarchy process diperlukan tahapan-tahapan dalam menyusun metode tersebut,
berikut merupakan tahapan-tahapan dalam penerapan metode analytical hierarchy
process.
Tujuan/Goal Ketebalan Buah (K1) Skala Berondol (K2) Warna Buah (K3)
Tujuan/Goal Ketebalan Buah (K1) Skala Berondol (K2) Warna Buah (K3)
K1 K2 K3 Total
K1 1 1 0.98 2.98
K2 5 5 1.4 11.4
K3 7 25 7 39
Baris Ke 1 53.38
69
K1 K2 K3 Total
K2 1 1 1 3
K3 1.4 5 5 11.4
Baris Ke 2 15.5
K1 K2 K3 Total
K3 0.98 1 1 2.98
Baris Ke 3 4.4
Keseluruhan 73.28
70
1. Alfa = 0,44245
2. Delta = 0,22483
73
3. Bravo = 0,20367
4. Charlie = 0,12905
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa buah kelapa sawit dari
perkebunan Alfa dikatakan sebagai buah kelapa sawit terbaik pada penelitian
ini berdasarkan perkalian nilai pada tiap kriteria dengan nilai 0,44245.
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa buah kelapa sawit terbaik
menggunakan metode analytical hierarchy process pada PT. Sawit Kaltim Lestari
ini yaitu:
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT. Sawit Kaltim Lestari adalah
perusahaan perlu memperbaiki serta memperbarui peralatan yang ada pada bagian
laboratorium, dikarenakan pada tahap analisa buah kelapa sawit untuk
menentukan kualitas CPO beberapa masih menggunakan alat tradisional yang
pasti hal ini akan memakan waktu yang cukup banyak, serta perusahaan perlu
memperbarui sistem dalam menunjuang pengambilan keputusan untuk
menentukan buah kelapa sawit mana yang memiliki kandungan CPO yang banyak
75
dikarenakan hasil analisa terkadang tidak terlalu valid dengan kondisi yang ada
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
76