Anda di halaman 1dari 46

a

MODUL IV
LINE BALANCING Commented [NB1]: Dikasih penomoran halaman ya, IV-1 IV-2
dst...

Pada bab ini menjelaskan mengenai Line Balancing yang meliputi


pendahuluan, metodologi praktikum, pengumpulan dan pengolahan data,
pembahasan, serta kesimpulan.
4.1 PENDAHULUAN
Subbab ini menjelaskan tujuan dan manfaat pada Praktikum Perancangan
Teknik Industri III modul Line Balancing.
4.1.1 TUJUAN
Sub subbab ini menjelaskan tujuan dari Praktikum Perancangan Teknik
Industri III modul Line Balancing. Tujuan praktikum modul Line Balancing antara
lain:
a. Tujuan Umum:
 Mahasiswa menguasai prinsip dan teknik perancangan sistem
terintegrasi dengan pendekatan sistem.
 Mahasiswa mampu merancang sistem terintegrasi sesuai standar
teknis, keselamatan dan kesehatan lingkungan yang berlaku dengan
mempertimbangkan aspek kinerja dan keandalan, kemudahan
penerapan dan keberlanjutan, serta memperhatikan faktor-faktor
ekonomi, sosial, dan kultural.
b. Tujuan Khusus
 Mampu memahami konsep Line Balancing.
 Memberikan solusi bagi perbaikan sistem untuk meningkatkan
performa lini perakitan.
4.1.2 MANFAAT
Sub subbab ini menjelaskan manfaat dari Praktikum Perancangan Teknik
Industri III modul Line Balancing. Manfaat praktikum modul Line Balancing antara
lain:
1. Mahasiswa mengetahui bagaimana konsep Line Balancing.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana membuat presedence diagram dalam
kasus perakitan kursi kuliah.

IV-1 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

3. Mahasiswa mengetahui bagaimana menggunakan metode Largest


Candidate Rule untuk melakukan Line Balancing.
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana solusi bagi perbaikan sistem
4.2 METODOLOGI PRAKTIKUM
Subbab ini menjelaskan manfaat dari Praktikum Perancangan Teknik Industri
III modul Line Balancing. Metodologi praktikum modul Line Balancing antara lain:
4.2.1 ALAT DAN BAHAN
Sub subbab ini menjelaskan alat dan bahan dari Praktikum Perancangan
Teknik Industri III modul Line Balancing.
Tabel 4.1 Alat Praktikum Perancangan Teknik Industri III Modul Line Balancing

Tabel 4.2 Bahan Praktikum Perancangan Teknik Industri III Modul Line
Balancing
BAHAN NAMA BAHAN KODE JUMLAH
Rangka Sandaran 3.4.MM.1 1
Rangka Depan 3.4.MM.2 2
Rak 3.4.MM.3 1
Rangka Rak 3.4.MM.4 2
Union Jack 3.4.MM.5 1
UTAMA Sandaran 3.4.MM.6 1
Dudukan 3.4.MM.7 1
Papan meja 3.4.MM.8 1
Rangka H 3.4.MM.9 1
Lengan Meja 3.4.MM.10 1
Plat Meja 3.4.MM.11 1

IV-2 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

4.2.2 PROSEDUR PRAKTIKUM


Sub subbab ini menjelaskan prosedur praktikum dari Praktikum
PerancanganTeknik Industri III modul Line Balancing. Commented [NB2]: Pengolahan data awal setelah LCR
tambahin ini :
- menentuka jumlah stasiun kerja usulan berdasarkan rekapitulasi
waktu baku
- Perhitungan waktu normal dan waktu baku usulan
- perhitungan line efficiency , balance delay dan utilitas usulan
- membandingkan lini perakitan awal dan usulan

lainnya cek grup wa ya..

Oiya utk penulisan nya di justify ya biar rata kanan kiri, lalu untuk
kotaknya jgn terlalu besar2 karena kotak kalian skrg masih banyak
space yg ga kepake atas bawahnya

Gambar 4.1 Flowchart Prosedur Praktikum Line Balancing

IV-3 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

Prosedur praktikum line balancing dimulai dari pengumpulan data awal.


Pengumpulan data awal berupa mempersiapkan alat dan bahan yaitu Rubber Mallet,
Screw Driver, Open End Wrench, Microsoft Excel, Rangka Sandaran, Rangka
Depan, Rak, Rangka Rak, Union Jack, Sandaran, Dudukan, Papan Meja, Rangka
H, Lengan Meja, dan Plat Meja. Selanjutnya melakukan perakitan kursi kuliah. Lalu
pengukuran waktu proses perakitan kursi kuliah. Tahap selanjutnya pengolahan
data awal berupa perhitungan waktu normal dan waktu baku perakitan kursi kuliah,
pembuatan precedence diagram dan bill of material, perhitungan line efficiency,
balance delay, dan utilitas awal sebelum dilakukan perbaikan, penentuan jumlah
stasiun kerja usulan, pengurutan elemen kerja dengan menggunakan
metode Largest Candidate Rule (LCR), penentuan jumlah stasiun kerja usulan
berdasarkan rekapitulasi waktu baku, perhitungan waktu normal dan waktu baku
setelah dilakukan perbaikan, perhitungan line efficiency, balance delay, dan utilitas
setelah dilakukan perbaikan, melakukan perbandingan lini perakitan sebelum
perbaikan dan setelah perbaikan. Tahap berikutnya pengumpulan data akhir berupa
menyiapkan alat dan bahan, melakukan proses perakitan kursi kuliah berdasarkan
usulan perbaikan, pengukuran waktu proses usulan perbaikan. Tahap selanjutnya
yaitu pengolahan data akhir berupa rekapitulasi waktu proses setelah dilakukan
perbaikan, perhitungan waktu normal dan waktu baku, rekapitulasi data waktu
baku. selanjutnya dilakukan analisis yaitu analisis data awal proses perakitan kursi
kuliah, analisis line efficiency, balance delay, dan utilitas awal, analisis precedence
diagram pada stasiun perakitan kursi kuliah, analisis data elemen kerja sebelum
diurutkan pada stasiun perakitan kursi kuliah, analisis perbaikan lintasan produksi
dengan metode Largest Candidate Rule (LCR), analisis selisih waktu alokasi untuk
kedua alternatif perbaikan, analisis line efficiency, balance delay, dan utilitas
setelah dilakukan perbaikan. Terakhir menarik kesimpulan dari hasil analisis dan
selesai. Commented [NB3]: Dijelasin lagi sesuai revisi diatas ya

4.3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Subbab ini menjelaskan pengumpulan dan pengolahan data pada Praktikum
Perancangan Teknik Industri III modul Line Balancing.
4.3.1 REKAPITULASI DATA WAKTU PROSES DAN WAKTU BAKU
PERAKITAN KURSI KULIAH

IV-4 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

Sub subbab ini menjelaskan rekapitulasi data waktu proses dan waktu baku
perakitan kursi kuliah dalam Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul line
balancing.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Waktu Proses Stasiun Kerja Sub Assembly Kursi
Kuliah
STASIUN Sub Assembly (PEMASANGAN PLAT MEJA DENGAN MEJA)
Lot ke- Elemen Kerja WP (detik)
Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:33 33
1
Mengencangkan screw 0:01:34 94

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:24 24
2
Mengencangkan screw 0:00:42 42

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:40 30
3
Mengencangkan screw 0:00:29 154

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:31 19
4
Mengencangkan screw 0:00:26 38

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:22 40
5
Mengencangkan screw 0:00:43 29

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:35 31
6
Mengencangkan screw 0:00:27 26

Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:30 22
7
Mengencangkan screw 0:00:54 43

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Waktu Proses Stasiun Kerja 1 Kursi Kuliah
STASIUN 1 (PEMASANGAN RANGKA H DENGAN RANGKA SANDARAN)
Lot ke- Elemen Kerja WP (detik)
Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:42 42
1
Mengencangkan screw 0:00:54 54

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:27 27
2
Mengencangkan screw 0:00:39 39

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:38 38
3
Mengencangkan screw 0:00:48 48

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:15 15
4
Mengencangkan screw 0:00:37 37

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:18 18
5
Mengencangkan screw 0:00:36 36

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:21 21
6
Mengencangkan screw 0:00:34 34

Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 0:00:16 16
7
Mengencangkan screw 0:00:53 53

IV-5 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

STASIUN 2 (PEMASANGAN UNION JACK DENGAN RANGKA DEPAN)


Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:01:23 83
Mengencangkan screw 0:01:07 67
Memasang round connector (1 buah) 0:00:06 6
1 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:48 48
Memasang round connector (1 buah) 0:00:07 7
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:01:12 72
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:48 108

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:01:12 72
Mengencangkan screw 0:00:23 23
Memasang round connector (1 buah) 0:00:04 4
2 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:01:18 78
Memasang round connector (1 buah) 0:00:09 9
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:39 39
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:43 43

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:01:30 90
Mengencangkan screw 0:01:11 71
Memasang round connector (1 buah) 0:00:04 4
3 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:45 45
Memasang round connector (1 buah) 0:00:04 4
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:01:34 94
Mengencangkan screw (4 buah) 0:02:18 138

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:01:18 78
Mengencangkan screw 0:00:28 28
Memasang round connector (1 buah) 0:00:07 7
4 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:01:02 62
Memasang round connector (1 buah) 0:00:14 14
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:36 36
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:37 37

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:00:34 34
Mengencangkan screw 0:00:31 31
Memasang round connector (1 buah) 0:00:14 14
5 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:17 17
Memasang round connector (1 buah) 0:00:09 9
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:29 29
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:29 29

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:00:36 36
Mengencangkan screw 0:00:46 46
Memasang round connector (1 buah) 0:00:05 5
6 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:17 17
Memasang round connector (1 buah) 0:00:05 5
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:13 13
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:32 32

Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:00:35 35
Mengencangkan screw 0:00:49 49
Memasang round connector (1 buah) 0:00:02 2
7 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:39 39
Memasang round connector (1 buah) 0:00:07 7
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:18 18
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:27 31

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Waktu Proses Stasiun Kerja 2 Kursi Kuliah

IV-6 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Waktu Proses Stasiun Kerja 3 Kursi Kuliah
STASIUN 3 (PEMASANGAN RANGKA DENGAN BUSA)
Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:00:46
buah) 46
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:01:13 73
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:00 60
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:23 83
1 Mengencangkan screw 0:00:29 29
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:01:33 93
Mengencangkan screw 0:00:07 7
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:31 151
Mengencangkan screw 0:00:35 35

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:01:03
buah) 63
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:00:46 46
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:43 43
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:11 71
2 Mengencangkan screw 0:00:21 21
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:31 31
Mengencangkan screw 0:00:09 9
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:42 162
Mengencangkan screw 0:00:15 15

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:00:42
buah) 42
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:01:10 70
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:02 62
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:27 87
3 Mengencangkan screw 0:00:28 28
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:01:45 105
Mengencangkan screw 0:00:05 5
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:31 151
Mengencangkan screw 0:00:30 30

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:01:03
buah) 63
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:00:46 46
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:39 39
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:08 68
4 Mengencangkan screw 0:00:21 21
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:33 33
Mengencangkan screw 0:00:08 8
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:03:02 182
Mengencangkan screw 0:00:17 17

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:00:44
buah) 44
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:00:44 44
Mengencangkan screw (4 buah) 0:02:45 165
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:00:44 44
5 Mengencangkan screw 0:00:39 39
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:47 47
Mengencangkan screw 0:00:55 55
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:46 106
Mengencangkan screw 0:00:32 32

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:00:25
buah) 25
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:00:15 15
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:33 33
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:11 71
6 Mengencangkan screw 0:00:18 18
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:19 19
Mengencangkan screw 0:00:38 38
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:00 60
Mengencangkan screw 0:00:11 11

Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (20:00:48
buah) 48
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah)
0:00:47 47
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:00 60
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:01 61
7 Mengencangkan screw 0:00:28 28
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:26 26
Mengencangkan screw 0:00:16 16
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:47 107
Mengencangkan screw 0:00:22 22

IV-7 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Waktu Proses Stasiun Kerja 4 Kursi Kuliah
STASIUN 4 (PEMASANGAN MEJA DAN RAK)
Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Memposisikan lengan meja 0:00:07 7
Memasang mur (1 buah) 0:00:04 4
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:48 168
1
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:40 100
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:22 82
Menempatkan meja pada kursi 0:00:23 23

Memposisikan lengan meja 0:00:04 4


Memasang mur (1 buah) 0:00:06 6
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:45 105
2
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:53 53
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:05 65
Menempatkan meja pada kursi 0:00:19 19

Memposisikan lengan meja 0:00:05 5


Memasang mur (1 buah) 0:00:03 3
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:03:11 191
3
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:37 97
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:29 89
Menempatkan meja pada kursi 0:00:22 22

Memposisikan lengan meja 0:00:03 3


Memasang mur (1 buah) 0:00:05 5
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:45 105
4
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:58 58
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:12 72
Menempatkan meja pada kursi 0:00:18 18

Memposisikan lengan meja 0:00:05 5


Memasang mur (1 buah) 0:00:09 9
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:54 114
5
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:22 82
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:57 117
Menempatkan meja pada kursi 0:00:17 17

Memposisikan lengan meja 0:00:05 5


Memasang mur (1 buah) 0:00:08 8
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:17 137
6
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:56 56
Memasang end-cap (4 buah) 0:01:06 66
Menempatkan meja pada kursi 0:00:09 9

Memposisikan lengan meja 0:00:06 6


Memasang mur (1 buah) 0:00:04 4
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:43 163
7
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:41 101
Memasang end-cap (4 buah) 0:00:54 54
Menempatkan meja pada kursi 0:00:09 9

IV-8 Kelompok 02
Anisa – Meta– Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Waktu Proses dan Waktu Baku Kursi Kuliah
Lot ke-
Stasiun Kerja Elemen Kerja Wp rata-rata Penyesuaian Waktu Normal Kelonggaran Waktu Baku
1 2 3 4 5 6 7
Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 33 24 30 19 40 31 22 28.43 0.95 27.01 0.10 30.01
SA
Mengencangkan screw 94 42 154 38 29 26 43 60.86 0.95 57.81 0.10 64.24
JUMLAH 127 66 184 57 69 57 65 89.29 84.82 94.25
Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 42 27 38 15 18 21 16 25.29 0.95 24.02 0.10 26.69
1
Mengencangkan screw 54 39 48 37 36 34 53 43.00 0.95 40.85 0.10 45.39
JUMLAH 96 66 86 52 54 55 69 68.29 64.87 72.08
Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 83 72 90 78 34 36 35 61.14 0.95 58.09 0.10 64.54
Mengencangkan screw 67 23 71 28 31 46 49 45.00 0.95 42.75 0.10 47.50
Memasang round connector (1 buah) 6 4 4 7 14 5 2 6.00 0.95 5.70 0.10 6.33
2 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 48 78 45 62 17 17 39 43.71 0.95 41.53 0.10 46.14
Memasang round connector (1 buah) 7 9 4 14 9 5 7 7.86 0.95 7.46 0.10 8.29
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 72 39 94 36 29 13 18 43.00 0.95 40.85 0.10 45.39
Mengencangkan screw (4 buah) 108 43 138 37 29 32 31 59.71 0.95 56.73 0.10 63.03
JUMLAH 391 268 446 262 163 154 181 266.43 253.11 281.23
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 46 63 42 63 44 25 48 47.29 0.95 44.92 0.10 49.91
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 73 46 70 46 44 15 47 48.71 0.95 46.28 0.10 51.42
Mengencangkan screw (4 buah) 60 43 62 39 165 33 60 66.00 0.95 62.70 0.10 69.67
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 83 71 87 68 44 71 61 69.29 0.95 65.82 0.10 73.13
3 Mengencangkan screw 29 21 28 21 39 18 28 26.29 0.95 24.97 0.10 27.75
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 93 31 105 33 47 19 26 50.57 0.95 48.04 0.10 53.38
Mengencangkan screw 7 9 5 8 55 38 16 19.71 0.95 18.73 0.10 20.81
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 151 162 151 182 106 60 107 131.29 0.95 124.72 0.10 138.58
Mengencangkan screw 35 15 30 17 32 11 22 23.14 0.95 21.99 0.10 24.43
JUMLAH 577 461 580 477 576 290 415 482.29 458.17 509.08
Memposisikan lengan meja 7 4 5 3 5 5 6 5.00 0.95 4.75 0.10 5.28
Memasang mur (1 buah) 4 6 3 5 9 8 4 5.57 0.95 5.29 0.10 5.88
Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 168 105 191 105 114 137 163 140.43 0.95 133.41 0.10 148.23
4
Mengencangkan screw (4 buah) 100 53 97 58 82 56 101 78.14 0.95 74.24 0.10 82.48
Memasang end-cap (4 buah) 82 65 89 72 117 66 54 77.86 0.95 73.96 0.10 82.18
Menempatkan meja pada kursi 23 19 22 18 17 9 9 16.71 0.95 15.88 0.10 17.64
JUMLAH 384 252 407 261 344 281 337 323.71 307.53 341.70

IV-9 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4.3.2 PERHITUNGAN LINE EFFICIENCY, BALANCE DELAY, EFISIENSI


STASIUN, DAN UTILITAS AWAL
Sub subbab ini menjelaskan mengenai perhitungan line efficiency, balance
delay, efisiensi stasiun, dan utilitas awal kursi kuliah pada Praktikum Perancangan
Teknik Industri III modul Line Balancing.
Pada tabel 4.9 menunjukkan data awal kursi kuliah yang digunakan pada
modul line balancing.
Tabel 4.9 Tabel Data Awal Kursi Kuliah
DATA AWAL
Waktu tersedia per hari 25200
Kapasitas per hari (lot) 49.00
Contoh perhitungan waktu tersedia per hari (detik) dan kapasitas per hari (lot):
a. Waktu tersedia per hari (detik) = 7𝑥3600
= 25200 detik
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
b. Kapasitas per hari (lot) =
𝑀𝑎𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
25200
=
509,8

= 49,00 𝑙𝑜𝑡
Pada tabel 4.10 menunjukkan data nilai efisiensi, line efficiency, dan balance
delay kursi kuliah yang digunakan pada modul line balancing.
Tabel 4.10 Tabel Olah Data Efisiensi, Line Efficiency, dan Balance Delay Kursi
Kuliah
OLAH DATA EFISIENSI, LE, BD
Waktu Baku
No Stasiun Kerja Stasiun Efisiensi Stasiun Line Efficiency Balance Delay
(detik)
1 SA 94.25 76%
2 1 72.08 100%
3 2 281.23 26% 51.01% 48.99%
4 3 509.08 14%
5 4 341.70 21%
Minimum 72.08
Maksimum 509.08
Total 1298.33
Wb (Jam) 0.3606

Contoh perhitungan waktu baku (jam), efisiensi pada stasiun 1, line efficiency
dan balance delay pada stasiun 1:
maksimum waktu baku stasiun (detik)
a. Waktu baku (jam) =
3600
509,08
=
3600

IV-10 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

= 0,1414 𝑗𝑎𝑚
minimum waktu baku stasiun (detik)
b. Effisensi Stasiun =
waktu baku stasiun (detik) stasiun kerja 1
72,08
=
72,08

= 100%
total waktu baku stasiun (detik)
c. Line efficiency =
maksimum wb stasiun x banyaknya stasiun kerja
1298,33
= 509,08 x 4

= 51,01%
d. Balance Delay = 1 − 𝐿𝑖𝑛𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦
= 1 − 51,01%
= 48,99%
Pada tabel 4.11 menunjukkan data utilitas kursi kuliah yang digunakan pada
modul line balancing.
Tabel 4.11 Tabel Olah Data Utilitas Kursi Kuliah
OLAH DATA UTILITAS
Kapasitas
Waktu Proses Rata- Waktu Proses Waktu tersedia
No Stasiun Kerja total per hari Utilitas
rata (per lot) Total (per hari) per hari (detik)
(lot)
1 SA 89.29 4375.00 25200 17.4%
2 1 68.29 3346.00 25200 13.3%
3 2 49.00 266.43 13055.00 25200 51.8%
4 3 482.29 23632.00 25200 93.8%
5 4 323.71 15862.00 25200 62.9%
Utilitas rata-rata 47.8%

Contoh perhitungan waktu proses total dan utilitas pada stasiun kerja 1:
a. Waktu proses total (per hari) = kapasitas total x wp rata − rata
= 49,00 𝑥 68,29
= 3346,00 detik
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖)
b. Utilitas = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
3346,00
=
25200

= 13,3%

IV-11 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4.3.3 PEMBUATAN PRESEDENCE DIAGRAM PERAKITAN KURSI


KULIAH
Sub subbab ini menjelaskan mengenai pembuatan precedence diagram
perakitan kursi kuliah pada Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line
Balancing.
Pada tabel 4.12 menunjukkan data elemen kerja kursi kuliah yang didapatkan
pada modul line balancing.
Tabel 4.12 Tabel Olah Data Utilitas Kursi Kuliah
No Elemen Kerja Waktu Baku (detik) Elemen yang Mendahului
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 30.01 -
2 Mengencangkan screw 64.24 1
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 26.69 -
4 Mengencangkan screw 45.39 3
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 64.54 -
6 Mengencangkan screw 47.50 5
7 Memasang round connector (1 buah) 6.33 5
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 46.14 7
9 Memasang round connector (1 buah) 8.29 5
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 45.39 9
11 Mengencangkan screw (4 buah) 63.03 6, 8, 10
12 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 49.91 4, 11
13 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 51.42 4, 11
14 Mengencangkan screw (4 buah) 69.67 12, 13
15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 73.13 -
16 Mengencangkan screw 27.75 15
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 53.38 16
18 Mengencangkan screw 20.81 17
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 138.58 11
20 Mengencangkan screw 24.43 19
21 Memposisikan lengan meja 5.28 20
22 Memasang mur (1 buah) 5.88 21
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 148.23 14
24 Mengencangkan screw (4 buah) 82.48 23
25 Memasang end-cap (4 buah) 82.18 4, 11
26 Menempatkan meja pada kursi 17.64 2, 22

Pada gambar 4.2 menunjukkan precedence diagram kursi kuliah yang


digunakan pada modul line balancing.

IV-12 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Gambar 4.2 Presedence Diagram Kursi Kuliah


Pada gambar 4.3 menunjukkan Bill of Material kursi kuliah yang digunakan
pada modul line balancing.

Gambar 4.3 Bill of Material Kursi Kuliah

IV-13 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4.3.4 PERHITUNGAN PENENTUAN JUMLAH STASIUN YANG


DIUSULKAN DAN ALOKASI WAKTU TIAP STASIUN
Sub subbab ini menjelaskan mengenai perhitungan penentuan jumlah stasiun
yang diusulkan dan alokasi waktu tiap stasiun kursi kuliah pada Praktikum
Perancangan Teknik Industri III modul Line Balancing.
Pada tabel 4.13 menunjukkan data elemen kerja kursi kuliah yang didapatkan
pada modul line balancing.
Tabel 4.13 Tabel Elemen Kerja Awal Kursi Kuliah
Elemen yang Waktu baku tiap
No Elemen Kerja WB (detik)
Mendahului stasiun
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) - 30.01
94.25
2 Mengencangkan screw 1 64.24
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) - 26.69
72.08
4 Mengencangkan screw 3 45.39
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) - 64.54
6 Mengencangkan screw 5 47.50
7 Memasang round connector (1 buah) 5 6.33
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 7 46.14 281.23
9 Memasang round connector (1 buah) 5 8.29
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 9 45.39
11 Mengencangkan screw (4 buah) 6, 8, 10 63.03
12 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 49.91
13 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 51.42
14 Mengencangkan screw (4 buah) 12, 13 69.67
15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) - 73.13
16 Mengencangkan screw 15 27.75 509.08
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 16 53.38
18 Mengencangkan screw 17 20.81
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 11 138.58
20 Mengencangkan screw 19 24.43
21 Memposisikan lengan meja 20 5.28
22 Memasang mur (1 buah) 21 5.88
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 14 148.23
341.70
24 Mengencangkan screw (4 buah) 23 82.48
25 Memasang end-cap (4 buah) 4, 11 82.18
26 Menempatkan meja pada kursi 2, 22 17.64
Waktu siklus (waktu baku maks) 509.08
Total Waktu Baku 1298.33
Jumlah stasiun yang mungkin 4.38

Pada tabel 4.14 menunjukkan data elemen kerja kursi kuliah yang didapatkan
pada modul line balancing.
Tabel 4.14 Tabel Parameter dalam Alokasi Waktu Tiap Stasiun
Parameter Nilai
Waktu Kerja Efektif (detik) 25200
Target Output Produksi (unit) 85
Takt Time (detik) 296.47

Contoh perhitungan waktu baku tiap stasiun pada stasiun 1:


a. Waktu baku tiap stasiun pada stasiun 1
= ∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛 1
= 26,69 + 45,39
= 72,06 detik

IV-14 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

b. Total waktu baku


= ∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
= 94,25 + 72,06 + 281,23 + 509,08 + 341,70
= 1298,33 detik
c. Jumlah stasiun yang mungkin
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢
=
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢
1298,33
=
296,47

= 4,38
= 4 stasiun atau 5 stasiun
Pada tabel 4.15 menunjukkan data elemen kerja kursi kuliah yang didapatkan
pada modul line balancing.
Tabel 4.15 Tabel Jumlah Stasiun Usulan dalam Alokasi Waktu Tiap Stasiun
Jumlah Stasiun Usulan Alokasi Waktu Tiap Stasiun
4 stasiun 324.58
5 stasiun 259.67

Contoh perhitungan alokasi waktu tiap stasiun:


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢
Alokasi waktu 4 stasiun = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
1298,33
= 4

= 324,58 detik
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢
Alokasi waktu 5 stasiun =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
1298,33
=
5

= 259,67 detik

4.3.5 LINE BALANCING DENGAN METODE LARGEST CANDIDATE


RULE
Sub subbab ini membahas mengenai line balancing dengan metode largest
candidate rule kursi kuliah.
Pada Tabel 4.16 menunjukkan urutan waktu baku kursi kuliah secara
Descending.

IV-15 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.16 Pengurutan Secara Descending Waktu Baku Kursi Kuliah


Elemen yang
No Elemen Kerja WB (detik)
Mendahului
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 14 148.23
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 11 138.58
24 Mengencangkan screw (4 buah) 23 82.48
25 Memasang end-cap (4 buah) 4, 11 82.18
15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) - 73.13
14 Mengencangkan screw (4 buah) 12, 13 69.67
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) - 64.54
2 Mengencangkan screw 1 64.24
11 Mengencangkan screw (4 buah) 6, 8, 10 63.03
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 16 53.38
13 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 51.42
12 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 49.91
6 Mengencangkan screw 5 47.50
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 7 46.14
4 Mengencangkan screw 3 45.39
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 9 45.39
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) - 30.01
16 Mengencangkan screw 15 27.75
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) - 26.69
20 Mengencangkan screw 19 24.43
18 Mengencangkan screw 17 20.81
26 Menempatkan meja pada kursi 2, 22 17.64
9 Memasang round connector (1 buah) 5 8.29
7 Memasang round connector (1 buah) 5 6.33
22 Memasang mur (1 buah) 21 5.88
21 Memposisikan lengan meja 20 5.28

Pada tabel 4.17 menunjukkan pengurutan secara Metode Largest Candidate


Rule Kursi kuliah pada modul Line Balancing

IV-16 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.17 Pengurutan Secara Metode Largest Candidate Rule Waktu Baku Kursi
Kuliah
No Elemen Kerja Elemen yang Mendahului WB (detik)
15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) - 73.13
16 Mengencangkan screw 15 27.75
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 16 53.38
18 Mengencangkan screw 17 20.81
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) - 64.54
6 Mengencangkan screw 5 47.50
9 Memasang round connector (1 buah) 5 8.29
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 9 45.39
7 Memasang round connector (1 buah) 5 6.33
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 7 46.14
11 Mengencangkan screw (4 buah) 6, 8, 10 63.03
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 11 138.58
20 Mengencangkan screw 19 24.43
21 Memposisikan lengan meja 20 5.28
22 Memasang mur (1 buah) 21 5.88
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) - 30.01
2 Mengencangkan screw 1 64.24
26 Menempatkan meja pada kursi 2, 22 17.64
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) - 26.69
4 Mengencangkan screw 3 45.39
25 Memasang end-cap (4 buah) 4, 11 82.18
13 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (24,buah)
11 51.42
12 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang 4,(2
11buah) 49.91
14 Mengencangkan screw (4 buah) 12, 13 69.67
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 14 148.23
24 Mengencangkan screw (4 buah) 23 82.48

Pada tabel 4.18 menunjukkan alokasi waktu alternatif 1 kursi kuliah pada
modul Line Balancing.
Tabel 4.18 Alokasi Waktu Alternatif 1 Kursi Kuliah
ALTERNATIF 1 : 4 STASIUN
Alokasi Waktu Tiap
324.58 detik
Stasiun :

IV-17 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Pada tabel 4.19 menunjukkan selisih waktu baku alokasi alternatif 1 kursi kuliah pada modul Line Balancing.
Tabel 4.19 Selisih Waktu Baku Alokasi Alternatif 1 Kursi Kuliah
Se lisih WB
Ele me n yang WB WB Pe ne ntuan WB
No Ele me n Ke rja Stasiun de ngan
Me ndahului (de tik) Cumulative Stasiun Stasiun
WB Alokasi

15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) - 73.13 73.13
16 Mengencangkan screw 15 27.75 100.88
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 16 53.38 154.26
18 Mengencangkan screw 17 20.81 175.07
1 340.79 16.21
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) - 64.54 239.61
6 Mengencangkan screw 5 47.50 287.11
9 Memasang round connector (1 buah) 5 8.29 295.40
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 9 45.39 340.79
7 Memasang round connector (1 buah) 5 6.33 6.33
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 7 46.14 52.48
11 Mengencangkan screw (4 buah) 6, 8, 10 63.03 115.51
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 11 138.58 254.09
2 319.68 4.90
20 Mengencangkan screw 19 24.43 278.52
21 Memposisikan lengan meja 20 5.28 283.79
22 Memasang mur (1 buah) 21 5.88 289.67
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) - 30.01 319.68
2 Mengencangkan screw 1 64.24 64.24
26 Menempatkan meja pada kursi 2, 22 17.64 81.88
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) - 26.69 108.57
4 Mengencangkan screw 3 45.39 153.96
25 Memasang end-cap (4 buah) 4, 11 82.18 236.14 3 337.48 12.89
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah
13 4, 11 51.42 287.56
kencang (2 buah)
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah
12 4, 11 49.91 337.48
kencang (2 buah)
14 Mengencangkan screw (4 buah) 12, 13 69.67 69.67
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 14 148.23 217.90 4 300.38 24.20
24 Mengencangkan screw (4 buah) 23 82.48 300.38

IV-18 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Pada tabel 4.20 menunjukkan alokasi waktu alternatif 2 kursi kuliah pada
modul Line Balancing.
Tabel 4.20 Alokasi Waktu Alternatif 1 Kursi Kuliah
ALTERNATIF 2 : 5 STASIUN
Alokasi Waktu Tiap
259.67 detik
Stasiun :

IV-19 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Pada tabel 4.21 menunjukkan selisih waktu baku alokasi alternatif 2 kursi kuliah pada modul Line Balancing.
Tabel 4.21 Selisih Waktu Baku Alokasi Alternatif 2 Kursi Kuliah
Elemen yang Penentuan WB Selisih WB Stasiun dengan
No Elemen Kerja WB (detik) WB Cumulative
Mendahului Stasiun Stasiun WB Alokasi
15 Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) - 73.13 73.13
16 Mengencangkan screw 15 27.75 100.88
17 Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 16 53.38 154.26 1 239.61 20.06
18 Mengencangkan screw 17 20.81 175.07
5 Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) - 64.54 239.61
6 Mengencangkan screw 5 47.50 47.50
9 Memasang round connector (1 buah) 5 8.29 55.79
10 Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 9 45.39 101.18
2 216.69 42.98
7 Memasang round connector (1 buah) 5 6.33 107.52
8 Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 7 46.14 153.66
11 Mengencangkan screw (4 buah) 6, 8, 10 63.03 216.69
19 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 11 138.58 138.58
20 Mengencangkan screw 19 24.43 163.01
21 Memposisikan lengan meja 20 5.28 168.29
3 268.41 8.75
22 Memasang mur (1 buah) 21 5.88 174.17
1 Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) - 30.01 204.17
2 Mengencangkan screw 1 64.24 268.41
26 Menempatkan meja pada kursi 2, 22 17.64 17.64
3 Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) - 26.69 44.33
4 Mengencangkan screw 3 45.39 89.72
4 273.24 13.57
25 Memasang end-cap (4 buah) 4, 11 82.18 171.90
13 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 51.42 223.33
12 Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 4, 11 49.91 273.24
14 Mengencangkan screw (4 buah) 12, 13 69.67 69.67
23 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 14 148.23 217.90 5 300.38 40.71
24 Mengencangkan screw (4 buah) 23 82.48 300.38

IV-20 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Contoh perhitungan (Alternatif 1)


Pada elemen kerja ke 8 memposisikan rangka depan kiri dengan union jack
dan memasang screw (4 buah):
a. Waktu Baku (WB) Kumulatif Alokasi stasiun 1:
Waktu Baku Kumulatif
= ∑ 𝑊𝐵 𝐸𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
= 73,13 + 27,75 + 53,38 + 20,81 + 64,54 + 47,50 + 8,29 + 45,39
= 340,79 detik
b. Selisih WB Stasiun dengan WB Alokasi stasiun 1:
Selisih WB = Abs(WB Alokasi − WB Stasiun)
= |324,58 − 340,79|
= 16,21 detik
4.3.6 PEMILIHAN ALTERNATIF TERBAIK BERDASARKAN SELISIH
WAKTU ALOKASI TERKECIL
Sub subbab ini menjelaskan mengenai pemilihan alternatif terbaik
berdasarkan selisih waktu alokasi terkecil pada kursi kuliah.
Berikut tabel 4.22 menunjukkan rekapitulasi selisih waktu baku stasiun
usulan dengan waktu baku yang dialokasikan.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Selisih Waktu Baku Stasiun Usulan Dengan
Waktu Baku Yang Dialokasikan Kursi Kuliah
WAKTU BAKU WAKTU BAKU SELISIH WB STASIUN DENGAN WB ALOKASI
STASIUN
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
1 340.79 239.61 16.21 20.06
2 319.68 216.69 4.90 42.98
3 337.48 268.41 12.89 8.75
4 300.38 273.24 24.20 13.57
5 300.38 40.71
JUMLAH SELISIH 58.21 126.06
RATA2 SELISIH 14.55 25.21
ALTERNATIF TERPILIH 14.55 ALTERNATIF 1

Contoh perhitungan:
a. Jumlah Selisih Alternatif 1:
Jumlah Selisih = Selisih WB ( stasiun1 + stasiun2 + ⋯ + stasiun 4)
= 16,21 + 4,90 + 12,89 + 24,20
= 58,21 detik
b. Rata – rata Selisih Alternatif 1 :

IV-21 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ
Rata – rata selisih =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
58,21
=
4

= 14,55 detik
4.3.7 PERHITUNGAN WAKTU BAKU SETELAH PERBAIKAN
Sub subbab ini menjelaskan mengenai perhitungan waktu baku setelah
perbaikan pada kursi kuliah.
Pada tabel 4.23 menunjukkan data perhitungan waktu baku setelah perbaikan
kursi kuliah.

IV-22 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
Tabel 4.23 Perhitungan Waktu Baku Setelah Perbaikan Kursi Kuliah
Lot ke-
Stasiun Kerja Elemen Kerja Wp rata-rata Penyesuaian Waktu Normal Kelonggaran Waktu Baku
1 2 3 4 5 6 7
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 83.00 71.00 87.00 68.00 44.00 71.00 61.00 69.29 0.95 65.82 0.10 73.13
Mengencangkan screw 29.00 21.00 28.00 21.00 39.00 18.00 28.00 26.29 0.95 24.97 0.10 27.75
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 93.00 31.00 105.00 33.00 47.00 19.00 26.00 50.57 0.95 48.04 0.10 53.38
Mengencangkan screw 7.00 9.00 5.00 8.00 55.00 38.00 16.00 19.71 0.95 18.73 0.10 20.81
1
Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 83.00 72.00 90.00 78.00 34.00 36.00 35.00 61.14 0.95 58.09 0.10 64.54
Mengencangkan screw 67.00 23.00 71.00 28.00 31.00 46.00 49.00 45.00 0.95 42.75 0.10 47.50
Memasang round connector (1 buah) 7.00 9.00 4.00 14.00 9.00 5.00 7.00 7.86 0.95 7.46 0.10 8.29
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 72.00 39.00 94.00 36.00 29.00 13.00 18.00 43.00 0.95 40.85 0.10 45.39
JUMLAH 441.00 275.00 484.00 286.00 288.00 246.00 240.00 322.86 306.71 340.79
Memasang round connector (1 buah) 6.00 4.00 4.00 7.00 14.00 5.00 2.00 6.00 0.95 5.70 0.10 6.33
Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 48.00 78.00 45.00 62.00 17.00 17.00 39.00 43.71 0.95 41.53 0.10 46.14
Mengencangkan screw (4 buah) 108.00 43.00 138.00 37.00 29.00 32.00 31.00 59.71 0.95 56.73 0.10 63.03
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 151.00 162.00 151.00 182.00 106.00 60.00 107.00 131.29 0.95 124.72 0.10 138.58
2
Mengencangkan screw 35.00 15.00 30.00 17.00 32.00 11.00 22.00 23.14 0.95 21.99 0.10 24.43
Memposisikan lengan meja 7.00 4.00 5.00 3.00 5.00 5.00 6.00 5.00 0.95 4.75 0.10 5.28
Memasang mur (1 buah) 4.00 6.00 3.00 5.00 9.00 8.00 4.00 5.57 0.95 5.29 0.10 5.88
Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 33.00 24.00 30.00 19.00 40.00 31.00 22.00 28.43 0.95 27.01 0.10 30.01
JUMLAH 392.00 336.00 406.00 332.00 252.00 169.00 233.00 302.86 287.71 319.68
Mengencangkan screw 94.00 42.00 154.00 38.00 29.00 26.00 43.00 60.86 0.95 57.81 0.10 64.24
Menempatkan meja pada kursi 23.00 19.00 22.00 18.00 17.00 9.00 9.00 16.71 0.95 15.88 0.10 17.64
Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 42.00 27.00 38.00 15.00 18.00 21.00 16.00 25.29 0.95 24.02 0.10 26.69
3 Mengencangkan screw 54.00 39.00 48.00 37.00 36.00 34.00 53.00 43.00 0.95 40.85 0.10 45.39
Memasang end-cap (4 buah) 82.00 65.00 89.00 72.00 117.00 66.00 54.00 77.86 0.95 73.96 0.10 82.18
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 73.00 46.00 70.00 46.00 44.00 15.00 47.00 48.71 0.95 46.28 0.10 51.42
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 46.00 63.00 42.00 63.00 44.00 25.00 48.00 47.29 0.95 44.92 0.10 49.91
JUMLAH 414.00 301.00 463.00 289.00 305.00 196.00 270.00 319.71 303.73 337.48
Mengencangkan screw (4 buah) 60.00 43.00 62.00 39.00 165.00 33.00 60.00 66.00 0.95 62.70 0.10 69.67
4 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 168.00 105.00 191.00 105.00 114.00 137.00 163.00 140.43 0.95 133.41 0.10 148.23
Mengencangkan screw (4 buah) 100.00 53.00 97.00 58.00 82.00 56.00 101.00 78.14 0.95 74.24 0.10 82.48
JUMLAH 328.00 201.00 350.00 202.00 361.00 226.00 324.00 284.57 270.34 300.38

IV-23 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Contoh perhitungan pada stasiun kerja 1


1. Waktu Proses Rata-rata elemen kerja 1 stasiun 1 :
∑ data tiap lot
Wp =
n
83+71+87+68+44+71+61
Wp =
4

= 69,29 detik
2. Waktu Normal
Waktu Normal = Waktu proses rata − rata × penyesuaian
= 69,29 × 0,95
= 65,82 detik
3. Waktu Baku
Waktu Normal
Waktu Baku =
1−kelonggaran
65,82
Waktu Baku =
1−0,10

= 73,13 detik
4.3.8 PERHITUNGAN LINE EFFICIENCY, BALANCE DELAY, EFISIENSI
STASIUN, DAN UTILITAS SETELAH PERBAIKAN
Sub subbab ini menjelaskan mengenai perhitungan besarnya line efficiency,
balance delay, efisiensi stasiun, dan utilitas setelah perbaikan jumlah stasiun untuk
kursi kuliah pada Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line Balancing.
Pada tabel 4.24 menunjukkan data awal waktu tersedia per hari dan kapasitas
per hari kursi kuliah.
Tabel 4.24 Data Awal Waktu Tersedia per hari dan Kapasitas per hari Kursi Kuliah
DATA AWAL
Waktu tersedia per hari (detik) 25200
Kapasitas per hari (lot) 49,00

Contoh perhitungan :
waktu tersedia
Kapasitas per hari =
waktu baku maksimum
25200
=
340,79
= 73,00 lot

IV-24 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Pada tabel 4.25 menunjukkan data efisiensi stasiun, line efficiency, dan balance
delay setelah perbaikan kursi kuliah.
Tabel 4.25 Efisiensi Stasiun, Line Efficiency, dan Balance Delay setelah Perbaikan Kursi
Kuliah
Waktu Baku
No Stasiun Kerja Efisiensi Stasiun Line Efficiency Balance Delay
Stasiun (detik)
1 1 340.79 88%
2 2 319.68 94%
95% 5%
3 3 337.48 89%
4 4 300.38 100%
Minimum 300.38
Maksimum 340.79
Total 1298.33
Wb (Jam) 0.361

Contoh perhitungan pada stasiun kerja 1:


1. Waktu baku = jumlah elemen kerja pada stasiun 1
= 73,13 + 27,75 + 53,78 + 20,81 + 64,54 + 47,50 + 8,29 +
45, 39
= 340,79 detik
waktu baku minimum
2. Efisiensi =
waktu baku SK−i
300,38
= 340,79

= 88 %
waktu baku total
waktu baku maksimum
3. Line efficiency =
jumlah SK
1298,33
340,79
=
4
= 95%
4. Balance delay = 1 − 𝐿𝑖𝑛𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦
= 1 − 0,95
= 0,05
=5%
Pada tabel 4.26 menunjukkan data Utilitas setelah Perbaikan Kursi Kuliah

IV-25 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.26 Tabel Utilitas setelah Perbaikan Kursi Kuliah


Kapasitas total Waktu Proses Waktu Proses Waktu tersedia
No Stasiun Kerja Utilitas
per hari (lot) Rata-rata (per lot) Total (per hari) per hari (detik)
1 1 322.86 23568.57 25200 93.5%
2 2 302.86 22108.57 25200 87.7%
73.00
3 3 319.71 23339.14 25200 92.6%
4 4 284.57 20773.71 25200 82.4%
Utilitas rata-rata 89.1%

Contoh perhitungan pada stasiun kerja 1 :


𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
Kapasitas total per hari (lot) =
𝑀𝑎𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛 (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
25.200
=
340,79

= 73 𝑙𝑜𝑡
Wp total SK − i(per hari) = kapasitas total x Wp rata − rata
Waktu proses total SK − 1 = 73,00 x 322,86
= 23568,57 detik
Wp total (per hari)
Utilitas SK − 1 =
waktu tersedia per hari
23568,57
Utilitas SK − 1 =
25200

= 93,5 %
4.3.9 PERBANDINGAN LINE EFFICIENCY, BALANCE DELAY,
EFISIENSI STASIUN, DAN UTILITAS SEBELUM DAN SESUDAH
PERBAIKAN
Sub subbab ini menjelaskan mengenai perbandingan besarnya line efficiency,
balance delay, efisiensi stasiun, dan utilitas awal dan setelah perbaikan pada kursi
kuliah.
Pada tabel 4.27 menunjukkan perbandingan line efficiency, balance delay,
efisiensi stasiun dan utilitas awal dan setelah perbaikan pada kursi kuliah.
Tabel 4.27 Perbandingan Line Efficiency, Balance Delay, Efisiensi Stasiun dan
Utilitas Awal dan Setelah Perbaikan Pada Kursi Kuliah
Stasiun Kapasitas Produksi %Pencapaian Line Efficiency Balance Delay Utilitas Efisiensi
Kerja Awal Usulan Awal Usulan Awal Usulan Awal Usulan Awal Usulan Awal Usulan
SA 17.36% 93.53% 76% 88%
1 13.28% 87.73% 100% 94%
2 49 73 57.65% 85.88% 51.01% 95.24% 48.99% 4.76% 51.81% 92.62% 26% 89%
3 93.78% 82.44% 14% 100%
4 62.94% 21%
Rata rata 47.83% 89.08% 47.47% 92.78%

IV-26 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4.3.10 REKAPITULASI DATA WAKTU PROSES DAN WAKTU BAKU


PERAKITAN KURSI KULIAH PADA URUTAN KERJA USULAN
Sub subbab ini menjelaskan mengenai rekapitulasi data waktu proses dan
waktu baku kursi kuliah setelah usulan pada Praktikum Perancangan Teknik
Industri III modul Line Balancing.
Tabel 4.26 Elemen Kerja Stasiun 1 Urutan Kerja Usulan
STASIUN 1
Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Membawa busa sandaran depan, belakang union jack, rangka depan kiri dan rangka sandaran dari
0:01:01 61
material warehouse ke stasiun 1
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 0:01:16 76
Mengencangkan screw 0:00:12 12
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 0:00:20 20
1
Mengencangkan screw 0:00:23 23
Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 0:00:36 36
Mengencangkan screw 0:00:20 20
Memasang round connector (1 buah) 0:00:16 16
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:17 17
Membawa hasil assembly stasiun 1 ke stasiun 2 0:00:13 13

Tabel 4.27 Elemen Kerja Stasiun 2 Urutan Kerja Usulan


STASIUN 2

Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)


Membawa rangka depan kanan, busa dudukan, meja, plat meja, dan lengan meja dari material
warehouse ke stasiun 2 0:00:43 43
Memasang round connector (1 buah) 0:00:12 12
Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 0:00:42 42
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:33 33
1 Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:02:10 130
Mengencangkan screw 0:01:41 101
Memposisikan lengan meja 0:00:04 4
Memasang mur (1 buah) 0:00:06 6
Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 0:00:57 57
Membawa hasil assembly stasiun 2 ke stasiun 3 0:02:07 127

IV-27 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.28 Elemen Kerja Stasiun 3 Urutan Kerja Usulan


STASIUN 3
Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Membawa rangka H, rangka rak kanan, rangka rak kiri dari material warehouse ke stasiun 3 0:00:25 25
Mengencangkan screw 0:00:23 23
Menempatkan meja pada kursi
0:00:11 11
Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah)
0:02:05 125
1 Mengencangkan screw 0:00:41 41
Memasang end-cap (4 buah) 0:00:32 32
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2
buah) 0:02:03 127
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2
buah) 0:00:54 54
Membawa hasil assembly stasiun 3 ke stasiun 4 0:00:14 14

Tabel 4.29 Elemen Kerja Stasiun 4 Urutan Kerja Usulan


STASIUN 4
Lot ke- Elemen Kerja Waktu Proses WP (detik)
Membawa rak dari material warehouse ke stasiun 4 0:00:11 11
Mengencangkan screw (4 buah) 0:01:07 67
1 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 0:01:46 106
Mengencangkan screw (4 buah) 0:00:33 33
Membawa kursi ke gudang 0:00:20 20

IV-28 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.30 Rekapitulasi Data Waktu Proses Dan waktu Baku Perakitan Kursi Kuliah Pada Urutan Kerja Usulan
Commented [NB4]: kalo dipisah halaman, ttp dikasih nomor
Stasiun Waktu Waktu tabel ya. Bedanya ditambahi (lanjutan).
Elemen Kerja Wp Penyesuaian Kelonggaran
Kerja Normal Baku
Tabel 4.30 Rekapitulasi Data Waktu Proses Dan waktu Baku
Membawa busa sandaran depan, belakang union jack, rangka depan kiri dan rangka sandaran dari Perakitan Kursi Kuliah Pada Urutan Kerja Usulan (lanjutan)
material warehouse ke stasiun 1 61,00 0,95 57,95 0,10 64,39
Memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) 76,00 0,95 72,20 0,10 80,22
Mengencangkan screw 12,00 0,95 11,40 0,10 12,67
Memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2 buah) 20,00 0,95 19,00 0,10 21,11
1 Mengencangkan screw 23,00 0,95 21,85 0,10 24,28
Memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan memasang screw (4 buah) 36,00 0,95 34,20 0,10 38,00
Mengencangkan screw 20,00 0,95 19,00 0,10 21,11
Memasang round connector (1 buah) 16,00 0,95 15,20 0,10 16,89
Memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 17,00 0,95 16,15 0,10 17,94
Membawa hasil assembly stasiun 1 ke stasiun 2 13,00 0,95 12,35 0,10 13,72
JUMLAH 294,00 279,30 310,33
Membawa rangka depan kanan, busa dudukan, meja, plat meja, dan lengan meja dari material
warehouse ke stasiun 2 43,00 0,95 40,85 0,10 45,39

Memasang round connector (1 buah) 12,00 0,95 11,40 0,10 12,67


Memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) 42,00 0,95 39,90 0,10 44,33
Mengencangkan screw (4 buah) 33,00 0,95 31,35 0,10 34,83
2
Memposisikan busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 130,00 0,95 123,50 0,10 137,22
Mengencangkan screw 101,00 0,95 95,95 0,10 106,61
Memposisikan lengan meja 4,00 0,95 3,80 0,10 4,22
Memasang mur (1 buah) 6,00 0,95 5,70 0,10 6,33
Memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) 57,00 0,95 54,15 0,10 60,17
Membawa hasil assembly stasiun 2 ke stasiun 3 127,00 0,95 120,65 0,10 134,06
JUMLAH 555,00 527,25 585,83

IV-29 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Tabel 4.30 Rekapitulasi Data Waktu Proses Dan waktu Baku Perakitan Kursi Kuliah Pada Urutan Kerja Usulan (lanjutan)
Membawa rangka H, rangka rak kanan, rangka rak kiri dari material warehouse ke stasiun 3 25,00 0,95 23,75 0,10 26,39
Mengencangkan screw 23,00 0,95 21,85 0,10 24,28
Menempatkan meja pada kursi 11,00 0,95 10,45 0,10 11,61
Memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2 buah) 125,00 0,95 118,75 0,10 131,94
Mengencangkan screw 41,00 0,95 38,95 0,10 43,28
3 Memasang end-cap (4 buah) 32,00 0,95 30,40 0,10 33,78
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah kencang (2
buah) 127,00 0,95 120,65 0,10 134,06
Memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2
buah) 54,00 0,95 51,30 0,10 57,00
Membawa hasil assembly stasiun 3 ke stasiun 4 14,00 0,95 13,30 0,10 14,78
JUMLAH 452,00 429,40 477,11
Membawa rak dari material warehouse ke stasiun 4 11,00 0,95 10,45 0,10 11,61
Mengencangkan screw (4 buah) 67,00 0,95 63,65 0,10 70,72
4 Memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) 106,00 0,95 100,7 0,10 111,89
Mengencangkan screw (4 buah) 33,00 0,95 31,35 0,10 34,83
Membawa kursi ke gudang 20,00 0,95 19 0,10 21,11
JUMLAH 237,00 225,15 250,17

IV-30 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4.4 PEMBAHASAN
Subbab ini menjelaskan pembahasan dan analisis dari pengumpulan dan
pengolahan data pada Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line
Balancing.
4.4.1 ANALISIS DATA AWAL PROSES PERAKITAN KURSI KULIAH
Sub subbab ini menjelaskan mengenai analisis data awal proses perakitan
kursi kuliah dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line
Balancing.
Kondisi awal proses produksi kursi kuliah memiliki lima stasiun kerja dengan
letak stasiun kerja berbentuk L dimana diawali dengan stasiun sub assembly, lalu
stasiun kerja pertama dan stasiun kerja kedua terletak segaris, kemudian stasiun
kerja ketiga dan stasiun kerja keempat terletak segaris. Masing-masing stasiun
memiliki 1 operator, lalu dari warehouse terdapat 1 operator, dan terdapat 2
operator yang menghitung waktu proses tiap stasiun serta 2 orang yang mencatat
jumlah waktunya. Total jumlah operator yang ada pada produksi kursi kuliah adalah
10 orang.
Elemen-elemen kerja pada masing-masing stasiun adalah sebagai berikut,
elemen kerja pada stasiun kerja sub assembly yaitu memposisikan plat meja dengan
papan meja dan memasangkan screw (4 buah) dan mengencangkan screw. Elemen
kerja pada stasiun kerja pertama yaitu memposisikan rangka H dengan rangka
sandaran dan memasang screw (2 buah) dan mengencangkan screw. Elemen kerja
pada stasiun kerja kedua yaitu memposisikan rangka sandaran dengan union jack
dan memasang screw (4 buah), mengencangkan screw, memasang round connector
(1 buah), memposisikan rangka depan kanan dengan union jack dan memasang
screw (2 buah), memasang round connector (1 buah), memposisikan rangka depan
kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah), dan mengencangkan screw
(4 buah). Elemen kerja pada stasiun kerja ketiga yaitu memposisikan rangka kursi
dengan rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah),
memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah
kencang (2 buah), mengencangkan screw (4 buah), memposisikan busa sandaran
belakang dan memasang screw setengah kencang (5 buah), mengencangkan screw,
memposisikan busa sandaran belakang dan memasang screw setengah kencang (2

IV-31 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

buah), mengencangkan screw, memposisikan busa dudukan dan memasang screw


setengah kencang (4 buah), dan mengencangkan screw. Elemen kerja pada stasiun
kerja keempat yaitu memposisikan lengan meja, memasang mur (1 buah),
memposisikan rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah),
mengencangkan screw (4 buah), memasang end-cap (4 buah), dan menempatkan
meja pada kursi.
Pembagian elemen kerja pada masing-masing stasiun akan mempengaruhi
besarnya waktu baku pada masing-masing stasiun kerja yang ada. Hal tersebut juga
akan mempengaruhi pada nilai efisiensi lintasan produksi, karena dengan adanya
elemen kerja pada masing-masing staisun kerja yang menghasilkan waktu baku
terlalu besar ataupun terlalu kecil dapat mengakibatkan penumpukan material,
penumpukan part yang terlibat dan operator menganggur pada stasiun kerja yang
berkaitan. Dari kelima stasiun kerja tersebut, stasiun yang mengalami bottleneck
adalah pada stasiun ketiga. Hal tersebut terjadi karena jumlah elemen kerja pada
stasiun kerja ketiga dan total waktu bakunya adalah yang terbanyak diantara stasiun
lain sehingga menyebabkan penumpukan produk untuk stasiun selanjutnya.
Pada data awal ini tersedia data berupa waktu proses yang menjelaskan
lamanya durasi suatu elemen kerja pada tiap stasiun kerja saat pembuatan kursi
kuliah berlangsung. Waktu proses ini didapatkan dari pengamatan secara langsung
saat proses assembly kursi kuliah berlangsung menggunakan stopwatch. Waktu
proses ini diperluka untuk memperoleh waktu baku yang akan digunakan pada
praktikum line balancing ini.
Proses untuk memperoleh waktu baku dilakukan dengan mengkalikan waktu
proses dengan faktor penyesuaian dimana diasumsikan sebesar 0,95 karena
operator dianggap baik dalam melakukan aktivitas sehingga diperoleh waktu
normal. Selanjutnya waktu normal tersebut dikalikan dengan faktor kelonggaran
yang diasumsikan sebesar 0,10 untuk memberi toleransi terhadap kegiatan yang
tidak terhindarkan oleh operator seperti kelelahan dan kebutuhan pribadi operator
yang tidak bisa dihindarkan kemudian akan diperoleh waktu baku.
Nilai waktu baku kondisi awal proses produksi kursi kuliah pada stasiun kerja
sub assembly yaitu sebesar 94,25 detik, pada stasiun kerja pertama yaitu sebesar
72,08 detik, pada stasiun kerja kedua yaitu sebesar 281,23 detik, pada stasiun kerja

IV-32 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

ketiga yaitu sebesar 509,08 detik, pada stasiun kerja keempat yaitu sebesar 341,70
detik. Berdasarkan waktu baku yang dihasilkan dari masing-masing stasiun kerja,
stasiun kerja yang memiliki waktu baku yang paling besar adalah pada stasiun kerja
ketiga. Hal tersebut membuat masalah pada lini produksi seperti penumpukan
material, penumpukan part yang terlibat, dan operator menganggur.
4.4.2 ANALISIS LINE EFFICIENCY, BALANCE DELAY, EFISIENSI TIAP
STASIUN, DAN UTILITAS AWAL
Subbab ini menjelaskan mengenai analisis line efficiency, balance delay,
efisiensi tiap stasiun, dan utilitas awal dari Praktikum Perancangan Teknik Industri
III modul Line Balancing.
Line efficiency adalah rasio antara total waktu baku yang digunakan dengan
waktu yang tersedia. Besar line efficiency yang didapat dari praktikum ini
menunjukkan bahwa keseimbangan lintasan belum tercapai karena nilai yang
diperoleh sebesar 51,01%, suatu lintasan dikatakan seimbang jika nilai line
efficiency-nya sebesar 100% yang artinya keseimbangan tercapai. Sedangkan
balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang
sempurna antar stasiun-stasiun kerja. Nilai balance delay didapatkan dari
pengurangan 100% dengan nilai line efficiency, nilai balance delay yang didapat
sebesar 48,99%. Nilai balance delay yang didapat dari praktikum ini menunjukkan
bahwa pengalokasian stasiun-stasiun kerjanya kurang baik karena nilainya tidak
mendekati nol atau terlalu tinggi.
Selanjutnya dilakukan perhitungan efisiensi stasiun pada waktu perakitan
produk kursi kuliah. Perhitungan persentase efisiensi menunjukkan seberapa besar
tingkat kecepatan, ketepatan, dan kesesuaian operator dalam melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan utilitas menunjukkan kemampuan stasiun kerja dalam
memaksimalkan waktu yang tersedia dan membuat waktu menganggur berkurang.
Stasiun kerja sub assembly memiliki nilai efisiensi sebesar 76% dan utilitas sebesar
17,4%, stasiun kerja pertama memiliki nilai efisiensi sebesar 100% dan utilitas
sebesar 13,3%, stasiun kerja kedua memiliki nilai efisiensi sebesar 26% dan utilitas
sebesar 51,8%, stasiun kerja ketiga memiliki nilai efisiensi sebesar 14% dan utilitas
sebesar 93,8%, dan stasiun kerja keempat memiliki nilai efisiensi sebesar 21% dan

IV-33 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

utilitas sebesar 62,9%. Berdasarkan hasil tersebut, nilai efisiensi stasiun kerja
terbaik adalah pada stasiun kerja pertama yaitu sebesar 100%, hal tersebut
menunjukkan bahwa stasiun kerja pertama tergolong cepat dan tepat dalam
melakukan perakitan kursi kuliah. Sedangkan utilitas terbaik yaitu pada stasiun
kerja ketiga dengan utilitas sebesar 93,8%, hal tersebut menunjukkan stasiun kerja
ketiga dapat memanfaatkan waktu yang tersedia seoptimal mungkin.

4.4.3 ANALISIS PRESEDENCE DIAGRAM PERAKITAN KURSI KULIAH


Subbab ini menjelaskan mengenai analisis dari precedence diagram dari
perakitan kursi kuliah dalam Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul
Line Balancing.
Precedence diagram merupakan suatu gambaran secara grafis dan urutan
operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalam
perakitan produk kursi kuliah. Sebelum membuat precedence diagram, tahap awal
yang perlu dilakukan yaitu membuat dan menentukan urut-urutan langkah
pengerjaan elemen kerja yang sudah disesuaikan dengan ketergantungan antara
elemen kerja satu dengan yang lain. Elemen kerja 1 yaitu memposisikan plat meja
dengan papan meja dan memasang screw (4 buah) yang tidak terpengaruh oleh
elemen kerja lainya sehingga dapat dilakukan pengerjaan langsung tanpa menunggu
pengerjaan elemen kerja sebelumnya selesai. Elemen kerja 2 adalah
mengencangkan screw yang dipengaruhi oleh elemen kerja 1. Elemen kerja 3
adalah memposisikan rangka H dengan rangka sandaran dan memasang screw (2
buah) yang tidak terpengaruh oleh elemen kerja lainnya sehingga dapat dilakukan
pengerjaan langsung tanpa menunggu pengerjaan elemen kerja sebelumnya selesai.
Elemen kerja 4 yaitu mengencangkan screw menunjukan ketergantungan dengan
elemen kerja 3 sehingga pengerjaannya dapat dilakukan setelah elemen kerja 3
selesai. Elemen kerja 5 yaitu memposisikan rangka sandaran dengan union jack dan
memasang screw (4 buah) yang tidak terpengaruh oleh elemen kerja lainnya
sehingga dapat dilakukan pengerjaan langsung tanpa menunggu pengerjaan elemen
kerja sebelumnya selesai. Elemen kerja 6 yaitu mengencangkan screw dapat
dilakukan setelah elemen kerja 5 selesai dikerjakan. Elemen kerja 7 yaitu

IV-34 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

memasang round connector (1 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja 5 selesai
dikerjakan. Elemen kerja 8 yaitu memposisikan rangka depan kanan dengan union
jack dan memasang screw (2 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja 7 selesai
dikerjakan. Elemen kerja 9 yaitu memasang round connector 91 buah) dapat
diselesaikan setelah elemen kerja 5 selesai dikerjakan. Elemen kerja 10 yaitu
memposisikan rangka depan kiri dengan union jack dan memasang screw (2 buah)
dapat dilakukan setelah elemen kerja 9 selesai dikerjakan. Elemen kerja 11 yaitu
mengencangkan screw (4 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja 6, 8, 10
selesai dikerjakan. Elemen kerja 12 yaitu memposisikan rangka kursi dengan
rangka rak kanan dan memasang screw setengah kencang (2 buah) dapat dilakukan
setelah elemen kerja 4 dan 11 selesai dikerjakan. Elemen kerja 13 yaitu
memposisikan rangka kursi dengan rangka rak kiri dan memasang screw setengah
kencang (2 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja 4 dan 11 selesai dikerjakan.
Elemen kerja 14 yaitu mengencangkan screw (4 buah) dapat dilakukan setelah
elemen kerja 12 dan 13 selesai dikerjakan. Elemen kerja 15 yaitu memposisikan
busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5 buah) yang tidak
dipengaruhi oleh elemen kerja lainnya sehingga dapat dilakukan pengerjaan
langsung tanpa menunggu pengerjaan elemen kerja sebelumnya selesai. Elemen
kerja 16 yaitu mengencangkan screw dapat dilakukan setelah elemen kerja 15
selesai dikerjakan. Elemen kerja 17 yaitu memposisikan busa sandaran belakang
dan memasang screw setengah kencang (2 buah) dapat dilakukan setelah elemen
kerja 16 selesai. Elemen kerja 18 yaitu mengencangkan screw dapat dilakukan
setelah elemen kerja 17 selesai dikerjakan. Elemen kerja 19 yaitu memposisikan
busa dudukan dan memasang screw setengah kencang (4 buah) dapat dilakukan
setelah elemen kerja 11 selesai dikerjakan. Elemen kerja 20 yaitu mengencangkan
screw dapat dilakukan setelah elemen kerja 19 selesai dikerjakan. Elemen kerja 21
yaitu memposisikan lengan meja dapat dilakukan setelah elemen kerja 20 selesai
dikerjakan. Elemen kerja 22 yaitu memasang mur (1 buah) dapat dilakukan setelah
elemen kerja 21 selesai dikerjakan. Elemen kerja 23 yaitu memposisikan rak dan
memasang screw setengah kencang (4 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja
14 selesai dikerjakan. Elemen kerja 24 yaitu mengencangkan screw (4 buah) dapat
dilakukan setelah elemen kerja 23 selesai dikerjakan. Elemen kerja 25 yaitu

IV-35 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

memasang end-cap (4 buah) dapat dilakukan setelah elemen kerja 4 dan 11 selesai
dikerjakan. Elemen kerja 26 yaitu memasang meja pada yang dapat dilakukan
setelah elemen kerja 2 dan 22 selesai dikerjakan.
Setelah memperoleh urutan elemen kerja dan ketergantungan satu elemen
kerja dengan elemen kerja yang lain maka dapat dibuat precedence diagram.
Elemen kerja yang paling kiri merupakan elemen kerja yang lebih awal dikerjakan
sedangkan elemen kerja paling kanan menunjukan proses terakhir operasi kerja
yang memiliki ketergantungan antara elemen kerja satu dengan elemen kerja yang
lain.
4.4.4 ANALISIS DATA ELEMEN KERJA SEBELUM DIURUTKAN
Subbab ini menjelaskan tentang analisis data elemen kerja sebelum diurutkan
dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line Balancing.
Pada data awal elemen kerja yang ada pada perakitan produk kursi kuliah
terdiri dari lima stasiun kerja dimana setiap stasiun kerja tersebut terdiri dari
beberapa elemen kerja yang jumlahnya berbeda-beda pada setiap stasiunnya. Pada
stasiun kerja sub assembly terdiri dari 2 elemen kerja dengan waktu baku sebesar
94,25 detik, pada stasiun kerja pertama terdiri dari 2 elemen kerja dengan waktu
baku sebesar 72,08 detik, pada stasiun kedua terdiri dari 7 elemen kerja dengan
waktu baku sebesar 281,23 detik, pada stasiun ketiga terdiri dari 9 elemen kerja
dengan waktu baku sebesar 509,08 detik, dan pada stasiun keempat terdiri dari 6
elemen kerja dengan waktu baku sebesar 341,70 detik. Pada proses perakitan
tersebut pengerjaan dilakukan sesuai dengan stasiun kerja awal yang dilanjutkan ke
stasiun kerja akhir dengan memperhatikan proses urutan elemen kerja saja tanpa
memperhatikan waktu pengerjaan dan tingkat kesulitan tiap stasiun kerja. Data
elemen kerja yang belum diurutkan tersebut kemudian dilakukan perbaikan lintasan
produksi. Dengan adanya perbaikan lintasan produksi tersebut, diharapkan nilai idle
time akan berkurang dengan meningkatkan efficiency dan utilitas yang ada,
sehingga dapat tercapai line balancing.
4.4.5 ANALISIS PERBAIKAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN
METODE LARGEST CANDIDATE RULE

IV-36 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

Subbab ini menjelaskan tentang analisis perbaikan lintasan produksi dengan


metode Largest Candidate Rule dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III
modul Line Balancing.
Setelah diperoleh precedence diagram yang menggambarkan keseluruhan
proses dan urutan perakitan produk kursi kuliah, langkah yang dilakukan
selanjutnya adalah melakukan perbaikan lintasan produksi dengan menggunakan
metode Largest Candidate Rule (LCR). Tahapan dalam perhitungan menggunakan
metode LCR ini terdiri dari rekapitulasi data elemen kerja sebelum diurutkan (awal),
kemudian dilakukan pengurutan waktu baku tiap elemen kerja dari waktu baku
terbesar ke terkecil (descending), melakukan pengurutan elemen kerja yang baru
berdasarkan metode LCR, menghitung waktu baku stasiun berdasarkan jumlah
stasiun yang memungkinkan, dan melakukan perbandingan antar stasiun yang
dimungkinkan.
Pada tahap awal yaitu melakukan rekapitulasi data elemen kerja sebelum
diurutkan (awal) yang meliputi elemen kerja, elemen yang mendahului, waktu baku
tiap elemen kerja, waktu baku tiap stasiun kerja, waktu siklus atau waktu baku
maksimal, total waktu baku, dan jumlah stasiun kerja yang mungkin. Data elemen
kerja sebelum diurutkan (awal) adalah urutan berdasarkan elemen kerja yang
pertama kali dilakukan hingga akhir perakitan kursi kuliah.
Kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan pengurutan waktu baku tiap
elemen kerja dari nilai yang paling besar ke kecil (secara descending). Sebelum
waktu baku tiap elemen kerja diurutkan secara descending, elemen kerja pertama
adalah memposisikan plat meja dengan papan meja dan memasang screw (4 buah)
selama 30,01 detik sedangkan elemen kerja yang paling akhir adalah menempatkan
meja pada kursi dengan waktu baku selama 17,64 detik. Setelah melakukan
pengurutan secara descending, elemen kerja yang pertama adalah memposisikan
rak dan memasang screw setengah kencang (4 buah) dengan waktu baku selama
148,23 detik sedangkan elemen kerja yang paling akhir adalah memposisikan
lengan meja dengan waktu baku selama 5,28 detik. Hasil pengurutan tersebut belum
memperhitungkan posisinya pada precedence diagram, namun hanya
memperhitungkan urutan besarnya waktu baku tiap elemen kerja. Oleh karena itu,

IV-37 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

pada metode LCR dilakukan pengurutan elemen kerja berdasarkan pada waktu
baku dan juga posisinya pada precedence diagram yang ada.
Untuk dapat mencapai kondisi line balancing dalam perusahaan, metode yang
digunakan adalah metode Largest Candidate Rule (LCR) yakni suatu pengurutan
elemen kerja ke dalam stasiun kerja berdasarkan pada waktu baku terbesar dan
posisinya pada precedence diagram, sehingga hasil pengurutan elemen kerja yang
baru akan berbeda dengan hasil pengurutan secara descending sebelumnya. Hasil
pengurutan dengan menggunakan metode LCR dimulai dengan elemen kerja
memposisikan busa sandaran depan dan memasang screw setengah kencang (5
buah) dengan waktu baku selama 73,13 detik sedangkan elemen kerja yang paling
akhir adalah menegncangkan screw (4 buah) dengan waktu baku selama 82,48 detik.
Setelah diperoleh adanya sebuah urutan elemen kerja yang baru, alternatif
perbaikan yang dilakukan selanjutnya adalah menghitung waktu stasiun
berdasarkan jumlah stasiun yang memungkinkan. Total waktu baku semua stasiun
kerja sebesar 1298,33 detik dibagi dengan waktu baku elemen kerja maksimal yaitu
sebesar 509,08 detik sehingga jumlah stasiun kerja memungkinkan yang diperoleh
yaitu 4,38 stasiun. Kemudian jumlah stasiun dibulatkan ke bawah dan ke atas
sehingga diperoleh jumlah stasiun kerja usulan sebanyak 4 stasiun kerja dengan
alokasi waktu baku tiap stasiun kerja sebesar 324,58 detik dan sebanyak 5 stasiun
kerja dengan alokasi waktu baku tiap stasiun kerja sebesar 259,67 detik. Nilai
alokasi waktu baku tersebut diperoleh dari total waktu baku semua stasiun dibagi
dengan jumlah stasiun kerja usulan yang telah didapatkan. Perhitungan alokasi
waktu baku tiap stasiun berdasarkan jumlah stasiun kerja yang memungkinkan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan utilitas dari operator sehingga dapat
meminimalisasi waktu menganggur pada tiap stasiun kerja yang ada. Persyaratan
utama yang harus dipenuhi dalam perhitungan alokasi waktu baku tiap stasiun
alternative adalah nilai kumulatif waktu baku hanya diperbolehkan lebih atau
kurang dari waktu stasiun yang diizinkan, selama jumlah selisihnya merupakan
selisih terkecil yang dihasilkan dari penambahan atau pengurangan waktu baku
elemen kerja untuk stasiun tersebut.
Pada alternatif pertama yaitu sebanyak 4 stasiun kerja, alokasi waktu baku yang
diperoleh sebesar 324,58 detik per stasiun kerja dengan elemen kerja yang telah

IV-38 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

diurutkan menggunakan metode LCR. Pada stasiun kerja pertama diperoleh waktu
baku sebesar 340,79 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 16,21 detik. Pada stasiun kerja kedua diperoleh waktu
baku sebesar 319,68 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 4,90 detik. Pada stasiun kerja ketiga diperoleh waktu
baku sebesar 337,48 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 12,89 detik. Pada stasiun kerja keempat diperoleh waktu
baku selama 300,38 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 24,20 detik.
Sedangkan pada alternatif kedua yaitu sebanyak 5 stasiun kerja, diperoleh
alokasi waktu baku sebesar 259,67 detik per stasiun kerja dengan elemen kerja yang
telah diurutkan dengan metode LCR. Pada stasiun kerja pertama diperoleh waktu
baku sebesar 239,61 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 20,06 detik. Pada stasiun kerja kedua diperoleh waktu
baku sebesar 216,69 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 42,98 detik. Pada stasiun kerja ketiga diperoleh waktu
baku sebesar 268,41 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 8,75 detik. Pada stasiun kerja keempat diperoleh waktu
baku sebesar 273,24 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 13,57 detik. Pada stasiun kerja kelima diperoleh waktu
baku sebesar 300,38 detik dengan selisih antara alokasi waktu baku tiap stasiun dan
waktu baku stasiun sebesar 40,71 detik.

4.4.6 ANALISIS SELISIH WAKTU ALOKASI UNTUK KEDUA


ALTERNATIF PERBAIKAN
Subbab ini menjelaskan mengenai analisis selisih waktu alokasi untuk kedua
alternatif perbaikan dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line
Balancing.
Selisih antara waktu baku stasiun dengan alokasi waktu baku dari tiap stasiun
untuk kedua alternatif perbaikan ini digunakan untuk mengetahui alternatif mana
yang akan terpilih dan selanjutnya akan dilakukan perbaikan berdasarkan alternatif
terpilih tersebut. Kemudian selisih tersebut dirata-rata dan dipilih antara alternatif

IV-39 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

1 dengan 4 stasiun kerja atau alternatif 2 dengan 5 stasiun kerja. Pemilihan alternatif
terpilih yang digunakan sebagai dasar perbaikan dipilih berdasarkan rata-rata selisih
stasiun yang terkecil diantara kedua alternatif yang ada.
Pemilihan selisih yang terkecil diantara kedua alternatif yang ada dipilih
karena semakin kecil nilai selisih tersebut maka akan semakin mendekati alokasi
waktu baku tiap stasiun yang ada. Setelah dilakukan pengolahan data, maka
diperoleh alternatif dengan selisih yang terkecil yaitu alternatif 1 dengan jumlah
stasiun kerja sebanyak 4 stasiun kerja dan nilai rata-rata selisih sebesar 14,55 detik
yang memiliki nilai selisih yang lebih kecil dari selisih alternatif 2 dengan 5 stasiun
yaitu sebesar 25,21 detik. Langkah selanjutnya yakni dilakukan perhitungan waktu
baku usulan masing-masing elemen kerja tiap stasiun berdasarkan alternatif yang
terpilih. Dalam melakukan perhitungan waktu baku awal pertama harus dihitung
waktu proses (Wp) rata-rata terlebih dahulu berdasarkan waktu proses masing-
masing elemen kerja.
4.4.7 ANALISIS LINE EFFICIENCY, BALANCE DELAY, EFISIENSI TIAP
STASIUN, DAN UTILITAS SETELAH PERBAIKAN
Subbab ini membahas mengenai analisis line efficiency, balance delay,
efisiensi tiap stasiun, dan utilitas setelah perbaikan dari Praktikum Perancangan
Teknik Industri III modul Line Balancing.
Setelah diperoleh waktu baku tiap elemen kerja, langkah selanjutnya yaitu
dilakukan perhitungan nilai line efficiency, balance delay, efisiensi tiap stasiun, dan
utilitas setelah perbaikan. Waktu baku tiap elemen kerja tersebut dijumlah
berdasarkan stasiun kerja masing-masing menjadi waktu baku tiap stasiun.
Kemudian melakukan perhitungan efisiensi stasiun yaitu dengan membagi waktu
baku minimum dari keenam stasiun tersebut dengan waktu baku masing-masing
stasiun. Efisiensi yang besar menunjukkan tingkat efisien waktu pada stasiun
tersebut paling besar sehingga waktu baku yang dibutuhkan pada stasiun tersebut
lebih kecil dari stasiun yang memiliki efisiensi yang lebih rendah.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan nilai line efficiency yang
diperoleh setelah dilakukan perbaikan yakni sebesar 95% yang didapat dari total
waktu baku semua stasiun dibagi dengan waktu baku maksimum dari semua stasiun
yang dikalikan dengan banyaknya stasiun yang ada. Angka 95% tersebut

IV-40 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

menunjukkan bahwa lintasan dikatakan hampir seimbang, dan dikatakan baik


karena nilai line efficiency hampir mendekati nilai 100% (seimbang).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan nilai balance delay yang
diperoleh setelah perbaikan sebesar 5% yang didapat dari 100% dikurangi dengan
nilai line efficiency yang ada. Angka 5% tersebut menunjukkan bahwa ukuran
ketidakefisienan yang dihasilkan waktu menganggur relatif kecil dan hampir
mendekati 0, sehingga nilai balance delay dikatakan baik.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh efisiensi pada
stasiun kerja 1 sebesar 88%, pada stasiun kerja 2 sebesar 94%, pada stasiun 3 kerja
sebesar 89%, dan pada stasiun 4 kerja sebesar 100%. Efisiensi ini didapat dari
pembagian waktu baku stasiun dengan waktu baku yang paling kecil diantara
kesepuluh stasiun tersebut. Dari keseluruhan efisiensi stasiun yang diperoleh
tersebut didapatkan nilai rata-rata efisiensi stasiun usulan sebesar 93%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa keseimbangan lintasan sudah dicapai oleh seluruh stasiun
kerja meskipun tidak sampai 100%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh utilitas rata-rata
sebesar 89,08% dengan utilitas pada stasiun kerja 1 sebesar 93,5%, pada stasiun
kerja 2 sebesar 87,7%, pada stasiun kerja 3 sebesar 92,6%, dan pada stasiun kerja 4
sebesar 82,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh stasiun kerja sudah
memanfaatkan waktu yang tersedia seoptimal mungkin dan membuat waktu
menganggur berkurang meskipun tidak sampai 100%.
4.4.8 ANALISIS PERBANDINGAN NILAI LINE EFFICIENCY, BALANCE
DELAY, EFISIENSI TIAP STASIUN, DAN UTILITAS SEBELUM
DAN SETELAH PERBAIKAN KURSI KULIAH
Subbab ini menjelaskan tentang analisis perbandingan line efficiency,
balance delay, efisiensi tiap stasiun, dan utilitas sebelum dan setelah perbaikan
kursi kuliah dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line Balancing.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa perbandingan nilai line efficiency sebelum dan setelah dilakukan perbaikan
menggunakan metode LCR sebesar 51,01% untuk nilai line efficiency sebelum
dilakukan perbaikan dan 95,24% line efficiency setelah dilakukan perbaikan.
Terdapat peningkatan nilai line efficiency setelah dilakukan perbaikan yakni sebesar

IV-41 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

44,24%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah adanya perbaikan semua stasiun
dianggap mampu mencapai keseimbangan lintasan.
Pada perbandingan nilai balance delay dapat diketahui perbandingan nilai
balance delay sebelum dan setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR
sebesar 48,99% untuk nilai balance delay sebelum dilakukan perbaikan dan sebesar
4,76% untuk nilai balance delay setelah dilakukan perbaikan. Terdapat penurunan
nilai balance delay setelah dilakukan perbaikan yakni sebesar 44,24%. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah adanya perbaikan hampir tidak ada waktu menganggur
pada tiap stasiun.
Pada perbandingan nilai utilitas dapat diketahui perbandingan nilai utilitas
sebelum dan setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR. Nilai utilitas
sebelum dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR pada stasiun kerja sub
assembly sebesar 17,36%, pada stasiun kerja 1 sebesar 13,28%, pada stasiun kerja
2 sebesar 51,81%, pada stasiun kerja 3 sebesar 93,79% dan pada stasiun kerja 3
sebesar 62,94%. Sedangkan nilai utilitas setelah dilakukan perbaikan menggunakan
metode LCR pada stasiun kerja sub assembly sebesar 95,53%, pada stasiun kerja 1
sebesar 87,73%, pada stasiun kerja 2 sebesar 92,62%, dan pada stasiun kerja 3
sebesar 82,44%. Berdasarkan data tersebut, setelah dilakukan perbaikan
menggunakan metode LCR nilai rata-rata utilitas meningkat dari 47,83% menjadi
89,08 %.
Pada perbandingan efisiensi dapat diketahui perbandingan nilai efisiensi tiap
stasiun sebelum dan setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR. Nilai
efisiensi tiap stasiun sebelum dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR pada
stasiun kerja sub assembly sebesar 76%, pada stasiun kerja 1 sebesar 100%, pada
stasiun kerja 2 sebesar 26%, pada stasiun kerja 3 sebesar 14%, dan pada stasiun
kerja 4 sebesar 21%. Sedangkan nilai efisiensi tiap stasiun yang diperoleh setelah
dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR pada stasiun kerja sub assembly
sebesar 88%, pada stasiun kerja 1 sebesar 94%, pada stasiun kerja 2 sebesar 89%
pada stasiun kerja 3 sebesar 100%. Nilai rata-rata efisiensi tiap stasiun sebelum dan
setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR yang diperoleh sebesar
47,47% untuk rata-rata nilai efisiensi tiap stasiun sebelum dilakukan perbaikan dan
sebesar 92,78% untuk rata-rata nilai efisiensi tiap stasiun setelah dilakukan

IV-42 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

perbaikan. Dengan begitu, setelah dilakukan perbaikan menggunakan metode LCR


terjadi peningkatan nilai rata-rata efisiensi. Hasil keseluruhan setelah menggunakan
metode LCR adalah setiap stasiun mengalami peningkatan kapasitas produksi,
persentase pencapaian target, line efficiency, utilitas serta efficiency dan setiap
stasiun mengalami penurunan balance delay. Sehingga kerja operator semakin
produktif dan optimal.
4.4.9 ANALISIS BATASAN DAN KELEMAHAN DARI URUTAN ELEMEN
KERJA USULAN
Subbab ini menjelaskan tentang analisis batasan dan kelemahan dari urutan
elemen kerja usulan dari Praktikum Perancangan Teknik Industri III modul Line
Balancing.
Dalam pembuatan laporan hasil praktikum modul line balancing, telah
ditentukan bahwa salah satu batasan masalah yaitu metode yang digunakan dalam
perhitungan keseimbangan lini adalah metode Largest Candidate Rule (LCR).
Elemen kerja awal yang belum diurutkan dengan metode LCR, merupakan urutan
berdasarkan elemen kerja yang dilakukan pertama kali hingga akhir perakitan kursi
kuliah. Sedangkan dengan metode LCR, elemen kerja diurutkan berdasarkan pada
waktu baku dan juga posisinya pada precedence diagram, sehingga dihasilkan
urutan elemen kerja baru yang berbeda dengan urutan elemen kerja awal. Selain itu,
dengan adanya metode LCR jumlah stasiun kerja juga mengalami penurunan dari
awalnya sebanyak 5 stasiun kerja menjadi 4 stasiun kerja.
Perbedaan urutan elemen kerja sebelum dan setelah diurutkan menggunakan
metode LCR juga menimbulkan dampak positif bagi operator. Hal ini dikarenakan
pada stasiun kerja sebelumnya pekerjaan yang harus dilakukan oleh operator
dikelompokkan ke dalam banyak stasiun, sehingga salah satu operator mengalami
waktu menganggur dikarenakan harus menunggu pekerjaan operator sebelumnya.
Sehingga mengurangi jumlah stasiun dapat mengurangi beban pada stasiun dan
membuat pekerjaan lebih efektif.
Selain melihat dari sisi operator, kondisi layout dari perusahaan juga perlu
diperhatikan, karena pada proses pembuatan kursi kuliah menggunakan beberapa
part yang ukurannya kecil seperti sekrup dan lubang ulir, selain itu dalam
pemasangannya membutuhkan ketelitian yang tinggi agar dapat terpasang dengan

IV-43 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

baik, maka dari itu layout kerja yang baik seperti meja kerja yang luas dan
penempatan part-part sebaik mungkin sangat dibutuhkan. Sehingga dapat
dikatakan layout kerja turut mempengaruhi produktivitas operator dalam
menyelesaikan produk tersebut.
Pada stasiun sub assembly, waktu baku sebelum usulan adalah 94,25 detik
dan waktu baku setelah usulan adalah 340,79 detik. Pada stasiun 1, waktu baku
sebelum usulan adalah 72,08 detik dan waktu baku setelah usulan adalah 319,68
detik. Pada stasiun 2, waktu baku sebelum usulan adalah 281,23 detik dan waktu
baku setelah usulan adalah 337,48 detik. Pada stasiun 3, waktu baku sebelum usulan
adalah 509,08 detik dan waktu baku setelah usulan adalah 300,38 detik. Pada
stasiun 4, waktu baku sebelum usulan adalah 341,70 detik.
Perbandingan hasil waktu baku setelah usulan dengan waktu saat simulasi
dilakukan adalah pada stasiun sub assembly, waktu baku setelah usulan adalah
340,79 detik dan waktu saat simulasi adalah 317,72 detik. Pada stasiun 1, waktu
baku setelah usulan adalah 319,68 detik dan waktu saat simulasi adalah 614,33 detik.
Pada stasiun 2, waktu baku setelah usulan adalah 337,48 detik dan waktu saat
simulasi adalah 476,06 detik. Pada stasiun 3, waktu baku setelah usulan adalah
300,38 detik dan waktu saat simulasi adalah 251,22 detik.
Salah satu contoh elemen kerja yang waktu bakunya saat simulasi
menyimpang cukup jauh dari waktu baku setelah usulan terletak pada stasiun
pertama. Hal ini diakibatkan karena elemen kerja yang dikerjakan pada stasiun ini
cukup sulit apabila dilakukan oleh satu operator, sehingga waktu yang dibutuhkan
menjadi lebih lama. Perubahan urutan elemen kerja membuat operator sedikit
bingung dikarenakan urutan yang tidak runtut dalam pengerjaannya. Pengurangan
stasiun kerja memiliki dampak negatif yaitu bertambahnya elemen kerja beberapa
operator sehingga bisa saja menyebabkan kelelahan. Berdasarkan beberapa faktor
di atas, dapat diketahui pada usulan perbaikan dengan menggunakan metode LCR
ini hanya memperhatikan waktu baku tetapi tidak memperhatikan hubungan elemen
kerja dalam mengelompokkan elemen-elemen kerja menjadi suatu stasiun kerja
baru. Salah satu contoh elemen kerja yang terpisah adalah memposisikan rangka
depan kanan dengan union jack dan memasang screw (2 buah) yang masuk stasiun
kerja 2, padahal elemen kerja tersebut mungkin masih bisa masuk ke stasiun kerja

IV-44 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

1 karena elemen kerja yang hampri sama yaitu memposisikan rangka depan kiri
dengan union jack dan memasang screw (2 buah) masuk ke stasiun kerja 1.

4.5 KESIMPULAN
Subbab ini menjelaskan kesimpulan pada Praktikum Perancangan Teknik
Industri III modul Line Balancing.
1. Line Balancing adalah strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu
dan beban kerja di sejumlah proses yang saling berhubungan dalam suatu
lini produksi sehingga tidak terjadi kemacetan proses ataupun kapasitas
yang berlebihan.
2. Precedence diagram merupakan gambaran secara grafis dan urutan
operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang
tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan
yang terkait di dalam peraktian produk kursi kuliah. Pembuatan
precedence diagram ini berdasarkan urutan elemen kerja tiap stasiun
dirakit hingga menjadi produk akhir berupa kursi.
3. Perbaikan sistem dilakukan dengan menggunakan beberapa metode line
balancing salah satunya yang digunakan dalam praktikum modul Line
Balancing ini menggunakan metode Largest Candidate Rule. Dalam
perhitungannya metode ini mengatur elemen kerja secara descending atau
diurutkan dahulu dalam bentuk tabel atau list secara descending sesuai
dengan besarnya waktu baku tiap elemen kerja. Setelah pengurutan
elemen kerja lalu dilakukan penentuan jumlah alternatif stasiun
perbaikan, kemudian menghitung rata-rata selisih waktu baku tiap
alternatif dan dipilih yang paling kecil selisihnya. Selanjutnya dilakukan
rekapitulasi waktu baku dengan jumlah stasiun yang telah diperbaiki dan
dihitung kembali line efficiency serta balance delay yang baru. Maka line
efficiency akan meningkat, Balance Delay akan menurun serta adanya
peningkatan efisiensi dan utilitas pada tiap stasiun dari keadaan sebelum
dilakukan line balancing. Setelah dilakukan perbaikan, didapat rata-rata
efisiensi stasiun usulan sebesar 92,78% dan pada Line Efficiency menjadi
95,24% dan Balance Delay menjadi 4,76%.

IV-45 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani
a

4. Perbaikan yang di usulkan yaitu dengan merubah urutan elemen kerja dan
pengelempokkan stasiun. Pada Kursi kuliah terjadi peningkatan rata-rata
efisiensi dari 47,47% menjadi 92,78% dan juga Line Efficiency dari
51,01% menjadi 95,24%. Hasil peningkatan rata-rata efisiensi dan Line
Efficiency setelah perbaikan menunjukkan bahwa terjadi juga penurunan
nilai balance delay. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan yang
dilakukan dapat memberikan solusi pada perbaikan sistem operasi kerja
perusahaan yang baru.

IV-46 Kelompok 02
Anisa – Meta – Nina – Ryan - Vani

Anda mungkin juga menyukai