Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH LAMA SKARIFIKASI DALAM AIR DINGIN

TERHADAP KUALITAS FUDER SORGUM

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

RANDI RUSLI

172388118

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG 2019


1.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.1 Sorgum
Tanaman sorgum telah lama dikenal di Indonesia, setiap daerah tanaman sorgum ini
mempunyai sebutan yang berbeda-beda.Sorgum merupakan salah satu tanaman lahan
kering yang potensial dikembangkan diIndonesia.Sorgum dapat di gunakan untuk
alternatif pangan ,sumber bahan baku industri bioetanol (batang)dan sirup fluktosa (biji)
serta sebagai pakan ternak.Selama pengembangan sorgum kurang mendapat perhatian
oleh pemerintah sehingga sudah jarang ditemui dilahan petani.Ditinjau dari luas panen
tanaman sorgum di Indonesia selama periode tahun2005–2011, berdasarkan data produksi
sorgum Balai Penelitian Tanaman Serealia tahun 2015,luas panen sorgum cenderung
mengalami penurunan. sorgum mempunyai kandungan nutrisi yang sebanding dengan
jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi. Selain potensial sebagai
bahan pangan, tanaman sorgum juga dapat diandalkan sebagai pakan ternak,terutama
sumber pakan ternak ruminansia.Pemanfaatan tanaman sorgum sebagai pakan ternak 100%
dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang, USA,2dan Eropa.

1.2 Skarifikasi

Skarifikasi adalah usaha memecah dormasi benih yang bertujuan untuk


menghilangkan sifat dormansi fisik benih terhadap gas dan air sehingga mempercepat
perkecambahan (Harjadi, 2002). Skarifikasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu mekanik,
fisik dan kimiawi.

1.3 Benih
Benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan untuk
mengembang biakkan tanaman tersebut. Dalam budi daya tanaman, benih dapat berupa biji
maupun tumbuhan kecil hasil perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan
disebut juga bahan tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah
disemaikan dapat disebut sebagai bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi.
11.Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh lama skalirifikasi dalam air dingin terhadap kualitas fuder sorgum

111.Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pengaruh lama skalirifikasi dalam air dingin terhadap kualitas fuder
sorgum

BAB 11 .Kerangka Dasar Teoritik


2.1 Sorgum
Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serelia penghasil karbohidrat. Sorgum
mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Vigor benih merupakan
kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang
memadai,mampun disimpan pada kondisi simpan yang sub optimum.Penurunan vigor dan
mutu fisik benih pada periode simpan tertentu berbeda-bedatergantung dari varietas benih
tersebut.Penyimpanan benih dilakukan untuk memepertahankan vigor benih tersebut agar
dapat digunakan untuk periode tanam selanjutnya.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh lama simpan pada vigor benih dan kecambah sorgum genotipe Kawali dan P/F-
10-90A14II.

Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yakni 332 kalori dan11,0 protein/
100 gram biji pada biji dan 12,8% protein kasar pada bagian vegetatifnya yakni hijau
sorgum dan biomas sorgum untuk memenuhikebutuhan nutrisi ternak. Biasanya hijauan
sorgum ini digunakan sebagaipakanternak ruminansia bagi sapi perah dan ternak sapi yang
digemukkan(Sirappa,2003). Sehingga dapat dikatakan bahwa pemanfaatan hijauansorgum
ikut mendukung dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan daging yang
berkualitas.Masalah yang dihadapi adalah untukpengembangan sorgum di Indonesia
memerlukanketersediaan benih bermutu dari varietas unggul.Kurangnya ketersediaan benih
bermutu menyebabkan penurunan pada hasil produksi. Hal ini karena penggunaan benih
bermutu rendah menyebabkan daya adaptasi tanaman dilapang menjadi berkurang(Jyoti
dan Malik, 2013).Ketersediaan benih bermutuini erat kaitannya dengan pengelolaan pasca
panen benih. Salah satunya yaitu penanganan pada saat penyimpanan benih.Benih sorgum
jika tidak langsungtangani atau tidak ditanam dalam jangka waktu yang lama akan
mengalami kemunduran pada masa simpan. Tanaman SorgumSorgum (Sorghum bicolor)
merupakan tanaman biji berkeping dan termasukdalam golongan tanaman graminae yang
mampu tumbuh hingga 6meter.Tanaman sorgum merupakan tanaman yang toleran terhadap
kekeringan dan genangan, produktivitas tinggi dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Dalam membudidayakan tanaman initidak banyak memerlukan air dan
pupuktambahan.Selain itu, sorgum mempunyai daya adaptasi yang luas,khususnyadapat
tumbuh dan berkembang di lahan marginaldengan iklim tropis, sehinggapotensinya sangat
besar untukdikembangkan di lahan sepertidiIndonesia(Susilowati dan Saliem, 2013).Salah
satu tanaman yangdapat dikembangkan sebagai alternatif pangan local adalah sorgum yang
dapat memenuhi program diversifikasi pangan dalamrangkamengurangi ketergantungan
terhadap bahan pangan pokok seperti beras.Pemanfaatan tanaman sorgum sebagai bahan
pangan, pakan ternak dan bahanbaku industri (bioetanol) harus lebih ditingkatkan, terutama
sebagai sumber karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional mengingat
kandungan nutrisi dalam biji sorgum setara dengan beras dan jagung(Susilowati dan
Saliem,2013 akan tanaman initidak banyak memerlukan air dan pupuk

Menurut United States Departement of Agriculture (2015), klasifikasi sorgum


dalam ilmu taksonomi tumbuhan adalah:

Kingdom :Plantae

Divisi:Spermatophyta

Sub Divisi:Angiospermae

Kelas:Monocotyledonae

Ordo:Poales

Famili:Poaceae
Genus:Sorghum

sSpesies:Sorghum bicolor[L.] Moench.

2.2 Skarifikasi
Skarifikasi adalah usaha memecah dormasi benih yang bertujuan untuk
menghilangkan sifat dormansi fisik benih terhadap gas dan air sehingga mempercepat
perkecambahan (Harjadi, 2002). Skarifikasi adalah perlakuan terhadap kulit benih yang
keras, biasanya dengan perlakuan mekanis, air panas atau perlakuan kimia menggunakan
larutan asam yang kuat, guna meningkatkan permeabilitasnya terhadap air dan gas
(Departemen Kehutanan, 2004).Teknik skarifikasi pada berbagai jenis benih harus
disesuaikan dengan tingkat dormansi. Berbagai teknik untuk mematahkan dormansi fisik
antara lain seperti :

a). Perlakuaan mekanis


Perlakuam mekanis pada kulit biji, dilakukan dengan cara penusukan, penggoresan,
pemecahan, pengikiran dan pembakaran, dengan bantuan pisau, jarum, kertas gosok, atau
lainnya adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dormansi fisik. Karena setiap benih
di tangani secara manual, dapat diberikan perlakuan individu sesuai dengan ketebalan biji.
Pada hakekatnya semua benih di buat permeabel dengan resiko kerusakan yang kecil, asal
daerah radikal tidak rusak (Schmidt, 2002).

b.). Perlakuan kimia


Perlakuan kimia dengan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk memecahkan
dormansi pada benih. Tujuan utamanya adalah menjadikan kulit biji lebih mudah dimasuki
oleh air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat dengan
konsentrasi pekat membuat kulit biji lebih menjadi lunak sehingga dapat dilalui air dengan
mudah (Sahuapala, 2007).
Dafatr pustaka
Aqil, M. 2013. Pengelolaan Proses Pascapanen Sorgum untuk Pangan.Balai Penelitian
Tanaman Serealia. 574-584 hlm

Arief, R., F. Koes, dan O. Komalasari. 2013. Evaluasi Mutu Benih Sorgum dalam Gudang
Penyimpanan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 15 hlm.

Asgar, A.,dan Rahayu, S.T. 2014. Pengaruh suhu penyimpanan dan waktu pengkondisian
untuk mempertahankan kualitas kentang kultivar margahayu. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. 13(3): 283-293.

Ayyub C.M., Ziaf K., Pervez M.A., Amjad M., Rasheed S., and Akhtar N. 2007. Effect
seed maturity and storability on viability and vigour in pea (Pisums ativumL.) seeds.
Institute of Hortikultural Sciences. 269 hlm

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2011. Agroinovasi. Edisi 20-26.

Anda mungkin juga menyukai