PENGANTAR
PENGANTAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
PENGANTAR
Saat masuk ke rumah sakit dan menerima perawatan khusus, pasien tersebut
sudah dalam kondisi stabil. Namun kondisinya berubah ketika detak
jantungnya terus melambat. Saat bantuan pertama diberikan, tidak ada
perkembangan yang berarti. Ketika bantuan terus-menerus diberikan, kondisi
pasien berangsur stabil, namun hidupnya masih dalam risiko.
“Miokarditis fulminan ditandai dengan serang yang cepat, gejala yang parah,
kemajuan yang cepat dan kematian yang tinggi. Hasilnya bisa fatal jika pasien
tidak menerima perawatan tepat waktu,” kata Zou Guojin, dokter dari rumah
sakit anak- anak Changzhou.
Dibutuhkan waktu 3 jam lebih untuk mendapatkan ECMO pinjaman itu. Saat
bersamaan, kondisi pasien memburuk dengan cepat. Tekanan darahnya naik.
Jantungnya terus melemah hingga pada pukul 2.50 siang, jantungnya benar-
benar berhenti berdetak sementara ECMO yang dibutuhkan masih dalam
perjalanan. Walhasil, tim dokter secara bergantian memicu jantung pasien
agar membuatnya tetap hidup.
“Kami sangat berupaya menyelamatkan nyawa anak ini. Dunia tidak sekejam
itu karena kami mencintai mu,” kata salah seorang staf yang ikut
menyelamatkan nyawa anak tersebut.
Jantung pasien tersebut sudah kembali berdetak meski sangat lemah. Dia
masih berada dalam pengawasan dokter.
A. KATA SULIT
B. KALIMAT KUNCI
1. Sebanyak 30 tenaga medis berupaya menyelamatkan pasien
2. Laki laki 8 tahun
3. Gejala sakit perut dan demam
4. Masuk ruang ICU dan tes laboratorium
5. Menderita fulminant myocarditis
6. Menerima perawatan khusus
7. Memutuskan untuk menggunakan ECMO
8. Tim dokter secara bergantian memicu jantung pasien agar tetap hidup
9. 30 ribu kali memompa jantung
10. Jantung pasien tersebut kembali berdetak meski sangat lemah.
C. PERTANYAAN
1.Dari kasus di atas, cobalah anda analisis berdasarkan ranah:
No Aspek Analisis
1. Humaniora Tekstual:
Kedokteran - Sebanyak 30 tenaga medis
(Identifikasi konteks dengan profesional berupaya
latar belakang sosial- menyelamatkan seorang
budaya, ekonomi, pasien anak laki-laki, 8 tahun,
pendidikan, dan agama) yang sedang diantara hidup
dan mati.(Sosial-Budaya)
- Sebagai langkah lanjutan,
tim dokter memutuskan untuk
menggunakan alat
extracorporeal membrane
oxygenation atau
ECMO.(Pendidikan)
- “Kami sangat berupaya
menyelamatkan nyawa anak
ini. Dunia tidak sekejam itu
karena kami mencintai mu,”
kata salah seorang staf yang
ikut menyelamatkan nyawa
anak tersebut (Humaniora).
Kontekstual:
- Dengan adanya bantuan
dokter yang melakukan
pekerjaan secara
profesional maka pasien
dapat terselamatkan
(Pendidikan)
-Dengan adanya rasa belas
kasih dan mengerti akan
rasa takut dan khawatir
dalam diri keluarga pasien
(Sosial-Budaya)
2. Etika Kedokteran Tekstual:
(Identifikasi isu-isu yang - Saat masuk ke rumah sakit
berpotensi menimbulkan dan menerima perawatan
kontradiksi atau melanggar khusus (Beneficience)
prinsip-prinsip etika) - Dia masih berada dalam
pengawasan
dokter.(Beneficience)
-Sekitar 30 tenaga profesional
mencoba menyelamatkan
pasien tersebut hingga alat
ECMO yang dibutuhkan tiba
di ruangan.(Non
Maleficence)
- Anak laki-laki yang tidak
dipublikasi identitasnya
(Autonomy)
- Bantuan terus diberikan
(Beneficence)
-Tim dokter secara
bergantian memicu jantung
pasien agar membuatnya
tetap hidup(Beneficence)
-Pasien di diagosis Fulminant
Myocarditis (Medical
Indication)
-Mendapat gejala sakit perut
dan demam (Medical
Indication)
-Dimasukkan ke ruang ICU
khusus anak-anak (Medical
Indication)
-Tenaga medis terhitung 30
ribu kali memompa
Jantung (Quality of life)
-Dia masih berada dalam
pengawasan dokter (Quality
of life)
Kontekstual:
- Autonomy, karena dokter
menghargai hak privasi pasien
dengan tidak mempublikasikan
identitasnya
- Beneficence, Dokter sangat
berupaya menolong pasien
- Non Maleficence,Memompa
jantung pasien selama 30 ribu
kali
- Justice,Meminjamkan alat
ECMO
- Medical
Indication,Terdiagnosis
Fulminant Myocarditis.
- Quality Of Life,Dokter tetap
melakukan pengawasan
kepada pasien agar pasien
tidak mengalami keadaan
kritis lagi.
3. Profesionalisme Tekstual:
Kedokteran - Tim dokter memompa dada
(Analisis dilakukan dengan pasien tersebut sebanyak 30
identifikasi adanya masalah ribu kali. altuirism
profesional dari kasus yang - Anak laki-laki yang tidak
ada) dipublikasi
identitasnya..respect,
accoountability
- Dia dimasukkan ke ruang
ICU khusus anak-anak pada
Kamis sore, 28 September
2018, hasil uji labolatorium
menunjukkan dia menderita
fulminant myocarditis.
- Saat masuk ke rumah sakit
dan menerima perawatan
khusus.
- Sebagai langkah lanjutan,
tim dokter memutuskan
untuk menggunakan alat
extracorporeal membrane
oxygenation atau ECMO.
- tim dokter secara
bergantian memicu jantung
pasien agar membuatnya
tetap hidup.
-“Kami sangat berupaya
menyelamatkan nyawa anak
ini. Dunia tidak sekejam itu
karena kami mencintai mu,”
kata salah seorang staf.
Kontekstual:
- Dokter telah melakukan
pelayanan medis sesuai
dengan standar operasional
(Responsibility)
-QS. AL-MAIDAH:32
َّللاُ فِى ع َْو ِن ا ْلعَ ْب ِد َما كَانَ ا ْلعَ ْب ُد فِى ع َْو ِن أَ ِخي ِه
َّ َو
Berdasarkan dengan skenario di atas, dapat kami simpulkan bahwa terdapat aspek
profesionalisme pada dokter. Dimana dokter (tenaga medis profesional) mencoba
menyelamatkan pasien tersebut hingga alat ECMO yang dibutuhkan tiba di
ruangan yang dimana seharusnya alat ECMO itu datang dalam waktu 3 jam lebih
dan dan saat alat itu sampai tim dokter(tenaga medis profesional) terhitng telh
melakukan 30 ribu kali memompa jantung sehingga jantung pasien
tersebutkembali berdetak meski sangat lemah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.thoughtco.com/myocardium-anatomy-373234