PASAR GLOBAL
&
PENGANTAR BISNIS A
KELOMPOK 3
2019/2020
Perdagangan Global
Impor : Membeli produk dari negara lain
Expor : Menjual produk ke negara lain
Perdagangan bebas :
Pergerakan barang dan jasa di antara negara tanpa halangan politik maupun
ekonomi
Pengaruh positif dan negative perdagangan bebas
Positif Negatif
Barang dan jasa melimpah Tenaga kerja domestik tidak terserap
secara maksimal
Meningkatkan produktifitas dan Tehambatnya industri dalam negeri
kreatifitas
Investasi asing meningkat Lapangan pekerjaan “white-collar”
mendominasi
Teori keunggulan komparatif (David Ricardo)
Suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan komapratif jika mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
daripada negara lain.
Teori keunggulan mutlak (Adam Smith)
Suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara
tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara
lain.
Pengukur perdagangan internasional
1. Neraca perdagangan internasional: total nilai ekspor suatu negara
dibandingkan dengan impornya dalam periode tertentu
Surplus perdagangan: ekspor > impor
Deficit perdagangan: impor > ekspor
2. Neraca pembayaran internasional: seluruh transaksi ekonomi antara
penduduk suatu negara dengan negara lainnya pada periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun
Politik dumping: menjual produk di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dari dalam negeri
Strategi dalam perdagangan internasional
1. Licensing: Penjualan hak bagi perusahaan asing untuk memproduksi barang
dangan imbalan berupa biaya (royalty)
2. Exporting: memproduksi barang di dalam negeri dan menjualnya ke luar
negeri.
3. Franchising: penjualan wewenang untuk memakai nama (brand) dan metode
pengoperasian perusahaan lain.
4. Contract Manufacturing : Yakni sistem dimana suatu perusahaan manufaktur hanya
bertugas memproduksi suatu barang yang dipesan oleh perusahaan pemesan, untuk
kemudian barang tersebut diberi merek dan label sesuai perusahaan pemesan.
5. Joint Ventures dan Strategic Alliances : Yakni sistem kerjasama antara 2 perusahaan
atau lebih, biasanya berasal dari negara yang berbeda untuk bekerjasama mengerjakan
bisnis yang sama.
6. Foreign Direct Investment : Yakni penanaman modal dari luar negeri secara langsung
ke suatu negara. Misalnya, perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia dimiliki
langsung oleh perusahaan di luar negeri
Persaingan bisnis di pasar global lebih berat dan kompleks dibandingkan dengan persaingan
di pasar domestik. Berikut ini beberapa aspek yang dapat mempengaruhi bisnis di tingkat
global
Sociocultural Forces
Dalam memasuki bisnis global, kita harus memperhatikan kebudayaan dan
kehidupan sosial yang berbeda di tiap negara. Bisnis harus memenuhi kebutuhan
dengan meyesuaikan berdsar kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
Economic and Financial Forces
Bisnis global harus menyadari tingkat ekonomi setiap negara. Karena perilaku
konsumen di tiap negara berbeda-beda berdasarkan tingkat ekonominya.
Contohlah, negara berkembang konsumsinya masih bekutat pada pemenuhan
sandang, pangan, dan papan. Sedangkan, negara maju seperti US masyarakatnya
mengonsumsi lebih banyak barang-barang mewah.
Legal and Regulatory Forces
Perangkat lainnya dalam bisnis internasional yakni hukum dan regulasi. Bisnis global
menghadapi hukum yang kompleks, karena dalam dunia bisnis global tidak ada satu
sistem hukum yang terpusat. Tiap negara memiliki hukum dan regulasinya sendiri-
sendiri mengenai bisnis.
Physical and Environmental Forces
Lingkungan dan Infrastruktur, aspek penting berjalannya bisnis. Tidak semua negara
memiliki infrastrukur yang memadai. Ada negara yang kekurangan air, sumber daya
listrik, sistem transportasi yang buruk. Hal ini menyebabkan biaya yang besar pada
bisnis dan menjadikan bisnis tidak efektif.
Trade protectionism atau disebut juga proteksionisme perdagangan adalah kebijakan
pemerintah untuk membatasi impor barang dan jasa agar lebih berhati-hati dalam menjaga
kompetisi perdagangan dengan luar negeri.
1. Kebijakan Tarif
Pada abad ke 17 dan 18, pemerintah dan para pengusaha bersatu dalam sebuah filosofi
ekonomi yang disebut mercantilism. Filosofi tersebut bertujuan untuk menjual produk
ke luar negeri (ekspor) lebih banyak dari pada membeli barang dari luar negeri (impor).
Filosofi ini membuat pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk
mengimplementasikan bea dan cukai untuk barang impor, yang membuat barang impor
lebih mahal harganya.
Terdapat dua tujuan dalam bea dan cukai, pertama untuk persaingan global, kedua
untuk menarik pendapatan untuk pemerintah.
Terdapat beberapa kebijakan yang membantu filosofi tersebut, yaitu kuota impor dan
Embargo. Pemerintah menggunakan kuota impor untuk membatasi jumlah impor agar
tidak terlalu banyak barang impor dan melindungi industry lokal. Sedangkan Embargo
adalah larangan untuk mengimpor atau mengekspor barang tertentu atau
memberhentikan kerjasama perdagangan dengan suatu negara.
WTO
Pada tahun 1948 pemimpin dari 23 negara membentuk General Agreement on Tariffs
and Trade (GATT). Sebuah forum global untuk mengurangi larangan perdagangan
dalam hal barang, jasa, ide dan program kultural. Pada tahun 1986, World Trade
Organization (WTO) dibentuk menggantikan GATT untuk menjadi wadah mediasi
dalam perdagangan antar negara.
Common Market
Pasar umum atau Common Market adalah kelompok regional yang dibenntuk untuk
negara-negara yang berada dalam satu wilayah terdekat, yang memiliki tarif ekspor
impor eksternal yang sama dan tidak memiliki tarif ekspor impor terhadap negara-
negara anggota. Seperti European Union, ASEAN, dan COMESA.
NAFTA
North American and Central American Free Trade Agreements (NAFTA) membuat
perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Canada, dan Meksiko. NAFTA bertujuan
untuk menghilangkan batas perdagangan dan memfalsilitasi pergerakan barang dan
jasa di perbatasan. membuat keadilan persaingan, meningkatkan peluang investasi,
menyediakan perlindungan kekayaan intelektual (paten dan hak cipta), menciptakan
kerangka perdagangan regional kooperasi, dan meningkatkan lapangamn kerja.
Etika merupakan nilai umum dari perilaku moral yang merupakan perilaku
yang diterima oleh
nirlaba. Delapan puluh persen dari para pemimpin bisnis yang disurvei dalam sebuah
kegiatan filantropis.
sosial perusahaan berbeda dari filantropi tradisional karena lebih terkait langsung
Tanggung jawab perusahaan pada dasarnya mencakup segala sesuatu yang berkaitan
Kebijakan perusahaan mengacu pada posisi yang diambil perusahaan dalam masalah
(1) hak untuk keselamatan, (2) hak untuk dihubungi, (3) hak untuk memilih, dan (4)
hak untuk didengar. Hak-hak ini akan dicapai hanya jika bisnis dan konsumen mengenalinya
AUDITING SOSIAL
Audit sosial adalah evaluasi sistematis dari kemajuan organisasi menuju penerapan
program yang bertanggung jawab secara sosial dan responsif. Salah satu masalah utama dalam
melakukan audit sosial adalah menetapkan prosedur untuk mengukur aktivitas perusahaan dan
pengaruhnya terhadap masyarakat.
Lima jenis kelompok berfungsi sebagai pengawas untuk memantau seberapa baik
perusahaan menegakkan kebijakan tanggung jawab sosial dan etis mereka:
1. Investor yang sadar sosial bersikeras bahwa perusahaan memperluas standar tinggi sendiri
kepada pemasoknya.
2. Organisasi riset yang sadar sosial, seperti Ethisphere, menganalisis dan melaporkan upaya
tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pemerhati lingkungan memberi tekanan dengan menyebutkan perusahaan yang tidak patuh
standar lingkungan.
4. Pejabat serikat memburu pelanggaran dan memaksa perusahaan untuk mematuhi untuk
menghindari publikasi negatif.
5. Pelanggan membuat keputusan pembelian berdasarkan hati nurani sosial mereka. Banyak
perusahaan yang disurvei menyesuaikan strategi tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka
karena jumlah pelanggan yang menjadi faktor dalam keputusan pembelian mereka.