Anda di halaman 1dari 8

BAB 3 & 4

PASAR GLOBAL

&

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PENGANTAR BISNIS  A

KELOMPOK 3

YAN MARGARETH PERTIWI 1906290150

PASKALIS PUDYASTOWO 1906387303

NAJIB DHIYAULHAQ M. 1906387234

ZAHIRA MAHARDHIKA 1906387480

M. ISHMAEL RAFFLY G. W. 1906387953

2019/2020
Perdagangan Global
 Impor : Membeli produk dari negara lain
 Expor : Menjual produk ke negara lain
 Perdagangan bebas :
Pergerakan barang dan jasa di antara negara tanpa halangan politik maupun
ekonomi
Pengaruh positif dan negative perdagangan bebas
Positif Negatif
Barang dan jasa melimpah Tenaga kerja domestik tidak terserap
secara maksimal
Meningkatkan produktifitas dan Tehambatnya industri dalam negeri
kreatifitas
Investasi asing meningkat Lapangan pekerjaan “white-collar”
mendominasi
 Teori keunggulan komparatif (David Ricardo)
Suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan komapratif jika mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
daripada negara lain.
 Teori keunggulan mutlak (Adam Smith)
Suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara
tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara
lain.
 Pengukur perdagangan internasional
1. Neraca perdagangan internasional: total nilai ekspor suatu negara
dibandingkan dengan impornya dalam periode tertentu
 Surplus perdagangan: ekspor > impor
 Deficit perdagangan: impor > ekspor
2. Neraca pembayaran internasional: seluruh transaksi ekonomi antara
penduduk suatu negara dengan negara lainnya pada periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun
 Politik dumping: menjual produk di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dari dalam negeri
 Strategi dalam perdagangan internasional
1. Licensing: Penjualan hak bagi perusahaan asing untuk memproduksi barang
dangan imbalan berupa biaya (royalty)
2. Exporting: memproduksi barang di dalam negeri dan menjualnya ke luar
negeri.
3. Franchising: penjualan wewenang untuk memakai nama (brand) dan metode
pengoperasian perusahaan lain.
4. Contract Manufacturing : Yakni sistem dimana suatu perusahaan manufaktur hanya
bertugas memproduksi suatu barang yang dipesan oleh perusahaan pemesan, untuk
kemudian barang tersebut diberi merek dan label sesuai perusahaan pemesan.
5. Joint Ventures dan Strategic Alliances : Yakni sistem kerjasama antara 2 perusahaan
atau lebih, biasanya berasal dari negara yang berbeda untuk bekerjasama mengerjakan
bisnis yang sama.
6. Foreign Direct Investment : Yakni penanaman modal dari luar negeri secara langsung
ke suatu negara. Misalnya, perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia dimiliki
langsung oleh perusahaan di luar negeri

Aspek yang Memengaruhi Perdagangan di Pasar Global

Persaingan bisnis di pasar global lebih berat dan kompleks dibandingkan dengan persaingan
di pasar domestik. Berikut ini beberapa aspek yang dapat mempengaruhi bisnis di tingkat
global

 Sociocultural Forces
Dalam memasuki bisnis global, kita harus memperhatikan kebudayaan dan
kehidupan sosial yang berbeda di tiap negara. Bisnis harus memenuhi kebutuhan
dengan meyesuaikan berdsar kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
 Economic and Financial Forces
Bisnis global harus menyadari tingkat ekonomi setiap negara. Karena perilaku
konsumen di tiap negara berbeda-beda berdasarkan tingkat ekonominya.
Contohlah, negara berkembang konsumsinya masih bekutat pada pemenuhan
sandang, pangan, dan papan. Sedangkan, negara maju seperti US masyarakatnya
mengonsumsi lebih banyak barang-barang mewah.
 Legal and Regulatory Forces
Perangkat lainnya dalam bisnis internasional yakni hukum dan regulasi. Bisnis global
menghadapi hukum yang kompleks, karena dalam dunia bisnis global tidak ada satu
sistem hukum yang terpusat. Tiap negara memiliki hukum dan regulasinya sendiri-
sendiri mengenai bisnis.
 Physical and Environmental Forces
Lingkungan dan Infrastruktur, aspek penting berjalannya bisnis. Tidak semua negara
memiliki infrastrukur yang memadai. Ada negara yang kekurangan air, sumber daya
listrik, sistem transportasi yang buruk. Hal ini menyebabkan biaya yang besar pada
bisnis dan menjadikan bisnis tidak efektif.
Trade protectionism atau disebut juga proteksionisme perdagangan adalah kebijakan
pemerintah untuk membatasi impor barang dan jasa agar lebih berhati-hati dalam menjaga
kompetisi perdagangan dengan luar negeri.

1. Kebijakan Tarif

Pada abad ke 17 dan 18, pemerintah dan para pengusaha bersatu dalam sebuah filosofi
ekonomi yang disebut mercantilism. Filosofi tersebut bertujuan untuk menjual produk
ke luar negeri (ekspor) lebih banyak dari pada membeli barang dari luar negeri (impor).
Filosofi ini membuat pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk
mengimplementasikan bea dan cukai untuk barang impor, yang membuat barang impor
lebih mahal harganya.

Terdapat dua tujuan dalam bea dan cukai, pertama untuk persaingan global, kedua
untuk menarik pendapatan untuk pemerintah.

2. Kuota Impor dan Embargo

Terdapat beberapa kebijakan yang membantu filosofi tersebut, yaitu kuota impor dan
Embargo. Pemerintah menggunakan kuota impor untuk membatasi jumlah impor agar
tidak terlalu banyak barang impor dan melindungi industry lokal. Sedangkan Embargo
adalah larangan untuk mengimpor atau mengekspor barang tertentu atau
memberhentikan kerjasama perdagangan dengan suatu negara.

WTO

Pada tahun 1948 pemimpin dari 23 negara membentuk General Agreement on Tariffs
and Trade (GATT). Sebuah forum global untuk mengurangi larangan perdagangan
dalam hal barang, jasa, ide dan program kultural. Pada tahun 1986, World Trade
Organization (WTO) dibentuk menggantikan GATT untuk menjadi wadah mediasi
dalam perdagangan antar negara.

Common Market

Pasar umum atau Common Market adalah kelompok regional yang dibenntuk untuk
negara-negara yang berada dalam satu wilayah terdekat, yang memiliki tarif ekspor
impor eksternal yang sama dan tidak memiliki tarif ekspor impor terhadap negara-
negara anggota. Seperti European Union, ASEAN, dan COMESA.
NAFTA

North American and Central American Free Trade Agreements (NAFTA) membuat
perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Canada, dan Meksiko. NAFTA bertujuan
untuk menghilangkan batas perdagangan dan memfalsilitasi pergerakan barang dan
jasa di perbatasan. membuat keadilan persaingan, meningkatkan peluang investasi,
menyediakan perlindungan kekayaan intelektual (paten dan hak cipta), menciptakan
kerangka perdagangan regional kooperasi, dan meningkatkan lapangamn kerja.

Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Etika lebih dari sekadar Hukum

Etika dan mematuhi peraturan berdasarkan hukum yang berlaku merupakan


dua hal yang sangat berbeda. Meskipun mematuhi hukum merupakan langkah utama
yang penting, bertindak sesuai dengan etika jauh lebih penting. Bagaiman kita
memperlakukan orang lain? Tanggung jawab seperti apa yang harus kita lakukan
terhadap orang lain? Peraturan berdasarkan hukum yang berlaku sangatlah jauh lebih
sempit.

Standar Etika Mendasar

Etika merupakan nilai umum dari perilaku moral yang merupakan perilaku
yang diterima oleh

masyarakat sebagai sesuatu yang benar ataupun salah.

Etika didasarkan pada nilai moral, seperti: integritas, menghargai kehidupan


orang lain, kejujuran, mengendalikan diri sendiri, keberanian, dan mengorbankan diri
merupakan hal yang benar untuk dilakukan.

Etika Dimulai dari Diri Sendiri

Berada dalam situasi yang mengharuskan seseorang mengambil keputusan


dengan konsekuensi dari setiap keputusan yang di ambil merupakan hal yang sering
terjadi. Pada umumnya, tidak ada alternatif yang mudah dalam sebuah dilema etika.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga pertanyaan untuk di ajukan kepada diri snediri
ketika dihadapi situasi sepeti itu.

1. Apakah keputusan yag diambil tidak melanggar hukum?


Memperhatikan setiap dampak hukum dari perilaku yang dilakukan diri
sendiri.
2. Apakah keputusan diambil dengan adil dan secara bijak?
Mengusahakan agar setiap keputusan yang diambil akan lebih banyak
menimbulkan dampak positif.
3. Apaka yang akan saya rasakan?
Mempertimbangkan apa yang kemudian akan terjadi pada diri sendiri setelah
mengambil suatu keputusan.

Seseorang atapun perusahaan yang mengambil keputusan berdasarkan tiga


pertanyaan mendasr di atas akan cenderung bertindak sesuai dengan etika.

Membuat Kode Etik Perusahaan

Terdapat dua jenis kode etik perusahaan:

a. Compliance-based ethics codes

Compliance-based ethics codes merupakan standar etik yang mengutamakan


pencegahan perilaku perusahaan yang keluar dari jalur hukum dengan cara
meningkatkan kontrol dan memberi sanksi hukum kepada pelaku yang dianggap
bersalah.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

adalah keprihatinan bisnis untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk


pemiliknya. CSR melampaui etika. Ini didasarkan pada komitmen untuk integritas, keadilan,
dan rasa hormat. Almarhum ekonom A. Milton Milton Amerika membuat pernyataan terkenal
itu satu-satunya tanggung jawab sosial bisnis adalah menghasilkan uang bagi pemegang saham.
Dia pikir melakukan hal lain bergerak berbahaya menuju sosialisme.
Kinerja sosial perusahaan memiliki beberapa dimensi:

 Filantropi perusahaan mencakup sumbangan amal untuk semua jenis organisasi

nirlaba. Delapan puluh persen dari para pemimpin bisnis yang disurvei dalam sebuah

studi baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaan mereka berpartisipasi dalam

kegiatan filantropis.

 Inisiatif sosial perusahaan meliputi peningkatan bentuk filantropi perusahaan. Inisiatif

sosial perusahaan berbeda dari filantropi tradisional karena lebih terkait langsung

dengan kompetensi perusahaan.

 Tanggung jawab perusahaan pada dasarnya mencakup segala sesuatu yang berkaitan

dengan bertindak secara bertanggung jawab dalam masyarakat

 Kebijakan perusahaan mengacu pada posisi yang diambil perusahaan dalam masalah

sosial dan politik.

TANGGUNG JAWAB ATAS PELANGGAN

Presiden John F. Kennedy mengusulkan empat hak dasar konsumen :

(1) hak untuk keselamatan, (2) hak untuk dihubungi, (3) hak untuk memilih, dan (4)

hak untuk didengar. Hak-hak ini akan dicapai hanya jika bisnis dan konsumen mengenalinya

dan mengambil tindakan di pasar.

TANNGGUNG JAWAB ATAS INVESTOR


Dengan memilih untuk memasukkan uang mereka ke perusahaan yang barang dan
layanannya bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, investor dapat meningkatkan
kesehatan keuangan mereka sendiri sambil meningkatkan masyarakat. Namun, beberapa
investor telah memilih cara yang tidak etis untuk meningkatkan kesehatan keuangan mereka.
Misalnya, perdagangan orang dalam menggunakan informasi perusahaan swasta untuk
selanjutnya orang dalam memiliki kekayaan atau keluarga dan teman mereka.

TANGGUNG JAWAB TERHADAP KARYAWAN


Jika suatu perusahaan memperlakukan karyawan dengan hormat, karyawan tersebut
biasanya juga akan menghormati perusahaan. Saling menghormati dapat membuat perbedaan
besar pada laba perusahaan. Salah satu cara perusahaan dapat menunjukkan komitmen dan
kepedulian adalah dengan memberikan gaji dan manfaat kepada karyawan yang membantu
mereka mencapai tujuan pribadi mereka. Umur paket upah dan tunjangan yang ditawarkan oleh
pengecer gudang Costco adalah yang terbaik dalam penjualan per jam. Bahkan pekerja paruh
waktu dilindungi oleh rencana kesehatan Costco, dan para pekerja membayar lebih rendah
untuk pertanggungan mereka daripada di pengecer lain seperti Walmart. Peningkatan
tunjangan mengurangi pergantian karyawan, yang di Costco kurang dari sepertiga dari rata-
rata industri.

AUDITING SOSIAL
Audit sosial adalah evaluasi sistematis dari kemajuan organisasi menuju penerapan
program yang bertanggung jawab secara sosial dan responsif. Salah satu masalah utama dalam
melakukan audit sosial adalah menetapkan prosedur untuk mengukur aktivitas perusahaan dan
pengaruhnya terhadap masyarakat.

Lima jenis kelompok berfungsi sebagai pengawas untuk memantau seberapa baik
perusahaan menegakkan kebijakan tanggung jawab sosial dan etis mereka:
1. Investor yang sadar sosial bersikeras bahwa perusahaan memperluas standar tinggi sendiri
kepada pemasoknya.
2. Organisasi riset yang sadar sosial, seperti Ethisphere, menganalisis dan melaporkan upaya
tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pemerhati lingkungan memberi tekanan dengan menyebutkan perusahaan yang tidak patuh
standar lingkungan.
4. Pejabat serikat memburu pelanggaran dan memaksa perusahaan untuk mematuhi untuk
menghindari publikasi negatif.
5. Pelanggan membuat keputusan pembelian berdasarkan hati nurani sosial mereka. Banyak
perusahaan yang disurvei menyesuaikan strategi tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka
karena jumlah pelanggan yang menjadi faktor dalam keputusan pembelian mereka.

Anda mungkin juga menyukai