Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan konsep globalisasi.

Diskusikan
dampak positif dan negatif dari globalisasi terhadap ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Berikan contoh nyata untuk mendukung argumen Anda.
2. Jelaskan perbedaan teori keunggulan komparatif dan teori keunggulan mutlak dalam
konteks perdagangan internasional. Berikan contoh untuk mengilustrasikan penerapan
masing-masing teori. Diskusikan bagaimana faktor-faktor seperti inovasi teknologi
dapat mempengaruhi relevansi kedua teori ini dalam era globalisasi.
3. Jelaskan bagaimana perbedaan dalam sistem ekonomi, politik, hukum, dan budaya
antara negara-negara dapat memengaruhi bisnis internasional. Berikan contoh konkret
untuk mengilustrasikan dampak perbedaan-perbedaan tersebut dalam pengambilan
keputusan bisnis, pembuatan kebijakan, dan strategi pemasaran di pasar global.

Jawab
1. Globalisasi:
Proses memfokuskan sumber daya (manusia, uang, dan asset fisik), serta tujuan tujuan
dari suatu organisasi untuk memeperoleh suatu kesempatan dan menanggapi ancaman
pasar global (rusdin, 2002).

Dampak positif :
1. Faktor Ekonomi : akselarasi pertumbuhan ekonomi di segala bidang
2. Faktor Politik : meningkatnya nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan politik
nasional.
3. Faktor sosial budaya : Nilai budaya asing yang baik bia menambah kualitas
SDM Indonesia
Dampak negatif :
1. Faktor Ekonomi :
Jika kalah bersaing dalam pasar terbuka akan menyebabkan perlamabatan
pertumbuhan perekonomina nasional.
2. Faktor Politik :
Penerapan prinsip demokrasi yang tidak sesuai berpotensi menciptakan
instabilitas nasional.
3. Faktor sosial budaya :
Nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan budaya timur, berakibat pada
dekadensi moral anak bangsa.

Salah satu contoh dari globalisasi adalah dengan mengikuti trend pada suatu negara
tertentu, seperti contoh pada negara A sedang trend dalam bidang
fashion/penampilan kemudian negara B mengikuti aktivitas trend yang dilakukan
oleh negara A, ini merupakan salah saatu contoh dari globalisasi pada faktor sosial
budaya

2. Teori keunggulan komparatif adalah sebuah konsep dalam ekonomi yang menjelaskan
kemampuan, ketika suatu negara, perusahaan, atau individu dapat menghasilkan barang
dan jasa dengan biaya peluang lebih rendah daripada mitra dagangnya.
Teori keunggulan mutlak menyatakan bahwa suatu negara dikatakan memiliki
keunggulan mutlak dibandingkan negara lain, ketika negara tersebut mampu
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak daripada negara lain.

Perbedaan teori keunggulan komparatif dan keunggulan mutlak adalah sebagai


berikut :

- Cara kerja : Teori keunggulan mutlak berfokus pada keunggulan absolut


suatu negara dalam produksi suatu barang atau jasa.

Pada teori ini, negara memanfaatkan keunggulan mutlaknya dengan


melakukan spesialisasi dalam produksi barang tersebut.

Sementara itu, teori keunggulan komparatif melibatkan perbandingan


biaya peluang produksi antar negara.

Dalam teori ini, negara akan memproduksi barang atau jasa yang
memiliki biaya peluang lebih rendah dibandingkan negara lain.

- Keuntungan : Keunggulan komparatif terjadi ketika produsen memiliki


biaya produksi lebih rendah daripada yang lainnya.

Sementara itu, keunggulan mutlak menghasilkan keuntungan dari


spesialisasi dan perdagangan, jika setiap produsen memiliki keunggulan
mutlak.

Dalam perdagangan, spesialisasi berdasarkan keunggulan komparatif


dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan mitra
perdagangannya, terlepas dari ada tidaknya keunggulan mutlak.

Contoh:
Keunggulan komparatif :
Misalkan terdapat dua negara, yaitu Indonesia dan Cina, yang menggunakan tenaga kerja
sebagai input untuk menghasilkan dua jenis barang (kemeja dan sandal). kita asumsikan upah
di Indonesia dan Cina bernilai sama, lalu jumlah produksi kemeja serta sandal per jam untuk
kedua negara adalah sebagai berikut:

Kemeja
Indonesia: 100
Cina: 80
Sandal
Indonesia: 120
Cina: 70
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi
kemeja dan sandal, karena mampu menghasilkan jumlah yang lebih banyak dibandingkan
dengan Cina.

Namun, ketika menggunakan konsep keunggulan komparatif, perdagangan antara kedua


negara tetap menguntungkan. Mengapa bisa begitu?

Dalam hal ini, biaya peluang dapat digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif.

Misalnya, harga relatif 1 unit kemeja dalam hal sandal di Indonesia adalah 1,2 (120/100),
sedangkan di Cina adalah 0,87 (70/80).

Hal ini menunjukkan bahwa, biaya peluang untuk memproduksi 1 unit kemeja di Indonesia
setara dengan 1,2 unit sandal. Sedangkan di Cina setara dengan 0,87 unit sandal. Dengan
menggunakan konsep keunggulan komparatif, Indonesia sebaiknya membeli kemeja dari Cina
karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah dalam produksinya. Sebaliknya, Cina
sebaiknya membeli sandal dari Indonesia karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah
dalam produksinya. Dengan melakukan perdagangan ini, kedua negara dapat memanfaatkan
keunggulan komparatif mereka dan mencapai efisiensi yang lebih baik dalam produksi.

Teori keunggulan mutlak


Misalnya, Indonesia dan Thailand memproduksi sepatu dan jaket dengan data di bawah
ini:

Sepatu
Indonesia: 5

Thailand: 1

Jaket
Thailand: 3

Cina: 2

Berdasarkan data di atas, Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi


kedua produk melalui output per jam yang lebih tinggi dibandingkan dengan Thailand.

Berdasarkan teori Adam Smith, Indonesia dapat mengekspor sepatu dan jaket ke
Thailand karena memiliki keunggulan absolut dalam kedua produk
tersebut. Selanjutnya, perdagangan akan terjadi jika menguntungkan bagi kedua
negara. Namun, jika Thailand belum mampu bersaing dengan Indonesia dan tidak
memiliki keuntungan komparatif, mereka mungkin hanya dapat mengimpor barang
tanpa menghasilkan pendapatan dari ekspor.

Menurut saya kedua teori ini masih mempengaruhi faktor – faktor dalam melakukan
bisnis internasional pada era globalisasi. Keunggulan dari kedua teori masih bisa
dimanfaatkan oleh suatu negara/perusahaan dalam meningkatkan efektivitas produksi
pada era globalisasi saat ini.
3.

Sistem Ekonomi:

• Perbedaan dalam sistem ekonomi, seperti kapitalisme, sosialisme, atau campuran, dapat
mempengaruhi kebijakan perdagangan, regulasi, dan kebijakan fiskal suatu negara.
• Contoh: Di negara dengan sistem ekonomi yang lebih liberal, bisnis mungkin
menghadapi persaingan yang lebih kuat dan regulasi yang lebih sedikit, sementara di
negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat, bisnis mungkin menghadapi
regulasi yang lebih ketat dan persaingan yang lebih terbatas.
Sistem Politik:
• Perbedaan dalam sistem politik, seperti demokrasi, otoritarianisme, atau monarki, dapat
mempengaruhi stabilitas politik, kebijakan luar negeri, dan perlindungan hukum bagi
bisnis.
• Contoh: Di negara dengan sistem politik yang stabil dan demokratis, bisnis mungkin
mendapatkan perlindungan hukum yang lebih baik dan stabilitas politik yang lebih
tinggi, sementara di negara dengan sistem politik yang tidak stabil, bisnis mungkin
menghadapi risiko politik yang lebih tinggi.
Sistem Hukum:
• Perbedaan dalam sistem hukum, seperti hukum umum atau hukum kodifikasi, dapat
mempengaruhi perlindungan hukum, penyelesaian sengketa, dan kepatuhan hukum
bagi bisnis.
• Contoh: Di negara dengan sistem hukum umum, keputusan pengadilan mungkin
didasarkan pada preseden hukum, sementara di negara dengan sistem hukum
kodifikasi, keputusan pengadilan didasarkan pada kode hukum yang telah ditetapkan.
Budaya:
• Perbedaan dalam budaya, seperti bahasa, agama, nilai-nilai, dan norma sosial, dapat
mempengaruhi preferensi konsumen, perilaku pembelian, dan strategi pemasaran yang
efektif.
• Contoh: Di negara dengan budaya yang sangat religius, bisnis mungkin perlu
mempertimbangkan aspek keagamaan dalam strategi pemasaran mereka. Selain itu,
preferensi konsumen terkait warna, rasa, atau gaya hidup juga dapat berbeda antara
budaya yang berbeda.

Dalam bisnis internasional, pemahaman yang baik tentang perbedaan-perbedaan ini sangat
penting untuk mengambil keputusan yang tepat, merancang kebijakan yang efektif, dan
mengembangkan strategi pemasaran yang sukses di pasar global. Bisnis yang mampu
menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan ini akan memiliki keunggulan kompetitif yang
lebih besar di pasar internasional.

Sumber :

PPT Materi 1.2 BI

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/06/23/teori-keunggulan-mutlak

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/06/23/keunggulan-komparatif-adalah

Anda mungkin juga menyukai