ABSTRACT
This research was conducted at Salt Producers Centre at Dusun Amed,
aims to know how the making process of traditional salt to be an culture tourism
attraction. This research is a descriptive research. Research destination is the
process of Amed Traditional Salt making, and for data collecting in this research
use (1) interview, (2) observation, (3) documentation, and next be analyze by
qualitative descriptive. Result of this research analyzed with development theory
is Attraction, Accessibility, Amenities and Anciliary. Attraction aspect offered
Amed traditional salt making process, is still use the traditional method.
Accessibility feels good because the access to location is reachable but have a
long distance. Amenties aspect can be inproved, with total of toilet isn’t still
enough, and for the restaurant and accommodation is enough around Salt Maker
Area. Anciliary in there is MPIG Garam Amed, which it support to traditional salt
making culture sustainability and also introduce Amed salt at national and
international level.
Keywords : culture tourism, tourism attraction, traditional salt
Pendahuluan
Bali merupakan salah satu Pulau Bali merupakan daerah
pulau kecil yang ada di Indonesia. tujuan wisata yang sudah terkenal di
Pulau Bali sendiri memiliki luas seluruh dunia sebagai tempat wisata
pengembangan pariwisata.
Amed adalah salah satu tempat dive pariwisata ke daerah ini. Menurut
menawan dan Japanese Ship Wreck sendiri menjadi salah satu dari 65
kelapa yang sudah berumur puluhan (2001), Garam adalah benda padat
tahun. Hasil akhir proses ini berupa berwarna putih berbentuk kristal
macam cara pembuatan garam yang sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
(1997), terdapat empat unsur budaya, budaya atau kebudayaan, antara lain
antara lain : :
e. Menjamin keberlanjutan
Suansri (2003) dalam Nurhidayati
lingkungan
(2012) mengatakan Community
f. Mempertahankan keunikan
Based Tourism sebagai pariwisata
karakter dan budaya di area lokal
yang memperhitungkan aspek
g. Membantu berkembangnya
keberlanjutan lingkungan, sosial, dan
pembelajaran tentang pertukaran
budaya. CBT merupakan alat untuk
budaya pada komunitas
mewujudkan pembangunan
h. Menghargai perbedaan budaya
pariwisata yang berkelanjutan.
dan martabat manusia
Dalam definisi yang disampaikan
i. Mendistribusikan keuntungan
Suansri, prinsip dasar CBT yang
secara adil pada anggota
disampaikan Suansri (2003:12)
komunitas
dalam gagasannya yaitu :
j. Berperan dalam menentukan
a. Mengakui, mendukung dan
prosentase pendapatan
mengembangkan kepemilikan
(pendistribusian pendapatan)
komunitas dalam industri
dalam proyek yang ada di
pariwisata
komunitas
b. Mengikutsertakan anggota,
Metode Penelitian
komunitas dalam memulai setiap
Dusun Amed.
sekunder.
wawancara.
sebagai garam yang berkualitas baik penampung air laut yang terbuat
dan sedang, mudah hancur di mulut kelapa, dan memakai air laut
dan memberikan rasa asin yang yang jernih dan berkualitas baik
saat matahari terik agar dapat sore hari setiap empat hari sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Dari simpulan yang diperoleh, ada
https://sinta.unud.ac.id/uploads/doku
men_dir/8718a112f7e59be4f45b390
7355cf00a.pdf diakses pada tanggal
17 Juni 2019 pukul 08.26