Makalah Strategi Pemasaran
Makalah Strategi Pemasaran
PENDAHULUAN
Strategi Pemasaran 1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan yang penulis tulis adalah sebagai berikut:
1. Bagimana konsep strategi pemasaran
2. Apa saja yang termasuk pada unsur pokok strategi pemasaran
3. Bagaimana pemilihan strategi pemasaran
4. Bagaimana pengembangan strategi pemasaran
5. Bagaimana penerapan rencana strategi pemasaran di perusahaan
Strategi Pemasaran 2
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi Pemasaran 3
sasaran, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi
pemasaran merupakan bagian integral dari strategis bisnis yang memberikan arah
pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.
Menurut Corey (dalam Dr. Effendi M. Guntur, SE, 2010:37), strategi
pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut
adalah:
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didarasarkan pada faktor-faktor:
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang
dapat diproteksi dan didominasi
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan
(fokus) yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error di dalam
menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka
atau pasar yang terproteksi
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini
produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini.
Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi pelanggan dengan
melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama
merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan
bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk di antara pembelian dan penjual.
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dan produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilaui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
Strategi Pemasaran 4
Dalam merumuskan srtategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-
pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk
menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada
analisis terhadap faktor-faktor berikut:
a. Faktor Lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkuangn seperti pertumbuhan dan peraturan
pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya
pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan
teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal
tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai
dengan produk dan pasar perusahaan.
b. Faktor Pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktr-
faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend
dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen
pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-
peluang yang belum terpenuhi.
c. Persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami
siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/ pasar [esaing tersebut, apa
strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan
kapasitas produksi para pesaing.
d. Analisis Kemampuan Internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasrakan pada faktor-faktor
seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanfakturan, keuatan
pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.
e. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga,
pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis
Strategi Pemasaran 5
perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik
melalui observasi maupun metode survai.
f. Analisis Ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap
peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis
ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis
BEP (break even point), penilaian risiko/laba, dan analisis faktor ekonomi
pesaing.
Strategi Pemasaran 6
memperluas permintaan primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal
dari upaya memperluas permintaan selektif.
Tabel 2.1 Unsur-Unsur Pokok Dalam Strategi Pemasaran
UNSUR ALTERNATF
Pemilihan pasar sasaran Semua pembeli dipasar relevan
Pembeli di beberapa segmen
Pembeli di satu segmen ceruk pasar
Tipe permintaan yang ingin Permintaan primer
distimulasi Di antara para pemakai baru
Di antara para pemakai saat ini
Permintaan selektif
Dalam served market yang baru
Di antara pelanggan pesaing
Dalam basis pelanggan saat ini
Strategi Pemasaran 7
komputer) juga sering memfokuskan sebagian aktivitas pemasarannya untuk
perluasan permintaan primer.
Pada prinsipnya, ada dua sumber permintaan baru untuk bentuk atau kelas
produk, yaitu bukan pengguna (non-users) dan pengguna yang berpotensi
memperbesar tingkat penggunaannya. Oleh karena itu, strategi permintaan primer
dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan sasaran tipe konsumennya.
Tabel 2.2 Strategi Pemasaran Permintaan Primer
Bagaimana Permintaan Strategi Untuk Mempengaruhi
Dipengaruhi Permintaan
1. Menarik pengguna baru (non a) Meningkatkan kesediaan untuk
users) membeli
b) Meningkatkan kemampuan
untuk membeli
2. Meperbesar tingkat a) Menambah situasi pengguna
pembelian b) Menaikkan tingkat konsumsi
c) Menaikkan tingkat penggantian
produk
Strategi Pemasaran 8
sup instan, nasi goreng instan, telepon genggam, mesin faks, dan berbagai
bentuk produk baru lainnya.
(ii) Mengembangkan produk baru dengan manfaat-manfaat yang bakal lebih
menarik untuk segmen pasar tertentu. Contohnya adalah rokok berkadar
nikotin rendah yang ditujukan pada segmen perokok yang peduli akan
masalah kesehatan. Contoh lainnya adalah deterjen yang bukan sekedar
bermanfaat untukmembersihkan pakaian, namun juga membuat wangi
pakaian tanpa harus membuat tangan si pencuci kepanasan.
(iii) Mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru dari produk yang
sudah ada. Sebagai contoh, sewaktu buah alpukat pertama kali dipasarkan
ke Jerman, eksportir Israel saat itu berusaha mendemonstrasikan beraneka
ragam manfaat buah alpukat, misalnya untuk dimakan langsung, dijadikan
pelengkap salad, dibuat es alpukat, sebagai bahan masker untuk perawatan
kecantikan, dan sebagainya. Contoh menarik lainnya adalah keberhasilan
berbagai pengelola kursus sempoa yang berhasil meyakinkan para
orangtua bahwa sempoa bukan sekedar alat hitung biasa, namun dapat pula
dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan kecerdasan anak.
b. Meningkatkan Kemampuan untuk Membeli
Kemampuan konsumen untuk membeli pruduk atau jasa berkaitan erat
dengan dua hal, yakni daya beli dan akses terhadap produk atau produsen.
Masalah daya beli yang rendah dapat diatasi dengan cara menawarkan harga
yang lebih rendah, membuat versi produk yang lebih murah (misalnya, buku
yang dicetak dengan kertas koran), membuat ukuran produk lebih kecil
(misalnya, shampoo dalam bentuk sachet), dan pemberian fasilitas kredit
(seperti yang banyak dijumpai dalam pemasaran real estat, mobil, dan sepeda
motor). Sedangkan persoalan akses yang rendah dapat diatasi melalui cara
meningkatkan ketersediaan produk, misalnya menambah jumlah outlet
penjualan, meningkatkan frekuensi pengiriman produk, manajemen sediaan
terkompoterisasi yang dapat mencegah situasi kehabisan pasokan, dan lain-
lain.
Strategi Pemasaran 9
2. Strategi Menaikkan Tingkat Pembelian dari Pengguna Saat Ini
Dalam rangka menaikkan tingkat pembelian, perusahaan harus
mengerahkan strategi pemasarannya pada kesediaan konsumen untuk membeli
lebih sering (more often) atau dalam volume pembelian yang lebih banyak (more
volume).
a. Menambah Situasi Penggunaan
Pembeli mungkin akan memperbesar pemakaiannya jika ragam penggunaan
produk diperluas. Melalui iklan yang dirancang dengan jitu, produsen sarung
berhasil meyakinkan konsumen bahwa sarung dapat dipakai dalam situasi
formal (seperti hari raya) maupun informal (tidur, ronda malam, dan
sebagainya). Produsen jeans juga sukses memperluas situasi pemakaian, dari
yang semula hanya untuk kalangan cowboy di peternakan hingga menjadi
busana terndi untuk ngeceng dan bahkan untuk situasi formal. Iklan Coca-
Cola bertajuk “Coke in the morning” juga berhasil meyakinkan konsumen di
Amerika bahwa Coca-Cola dapat juga diminum di pagi hari tanpa membuat
sakit perut.
b. Menaikkan Tingkat Konsumsi Produk
Volume konsumsi rata-rata dan frekuensi konsumsi dapat ditingkatkan
melalui harga yang lebih murah atau kemasan dengan isi khusus. Ini banyak
dijumpai dalam bisnis minuman ringan, minuman kesehatan, dan makanan
ringan. Selain itu, tingkat konsumsi dapat diperbesar jika persepsi konsumen
terhadap manfaat suatu barang atau jasa dapat diubah. Sekalipun mulanya
mayoritas nasabah bank lebih suka antri di depan teller, kini nasabah di kota-
kota besar lebih suka memanfaatkan fasilitas ATM yang dinilai lebih cepat,
lebih praktis, dan sama amannya dengan transaksi tatap muka langsung.
Dengan demikian, internet banking juga akan semakin berkembang pesat
apabila masalah keamanan transaksi yang selama ini sering dikhawatirkan
konsumen dapat teratasi.
c. Mendorong Penggantian Produk
Kendati perancangan ulang produk dapat dikelompokkan dalam strategi
permintaan selektif, dalam beberapa industri (seperti fashion, barang
Strategi Pemasaran 10
elektronik, komputer dan peripheral-nya) cara ini dapat pula diklasifikasikan
sebagai strategi permintaan primer. Meskipun lemari es dapat berusia sekitar
20 tahun, konsumen akan melakukan penggantian lebih awal kenyamanan
produk, pemanfaatan ruang, dan biaya operasi dapat diperbaiki. Contoh lain,
perangkat lunak komputer sering mengalami penyempurnaan, sehingga
banyak produsen yang menawarkan fasilitas tukar-tambah kepada para
konsumennya dalam rangka mendorong penggantian produk.
Strategi Pemasaran 11
b. Diferensiasi
Benefit.attribute positioning
Customer-based positioning
3. Mempertahankan atau a. Mempertahankan kepuasan
meningkatkan permintaan dari basis pelanggan.
pelanggan saat ini. b. Relationship marketing.
c. Produk komplementer.
a. Memperluas distribusi
Program penjualan dan distribusi perusahaan dirancang untuk
membuat produk tersedia bagi pasar sasaran dan untuk memperoleh
dukungan pengantaran, pemanjangan, dan promosi secara efektif. Seiring
dengan semakin berkembangnya perusahaan, peningkatan modal
memungkinkan pihak manajemen untuk berekspansi ke pasar geografis
yang baru. Koran Jawa Pos, misalnya, berekspansi ke berbagai provinsi
lainnya, baik di Pulau Jawa maupun luas Jawa, setelah suksen di Jawa
Timur. Dalam banyak kasus, ekspansi geografis memang membutuhkan
fasilitas dan dana periklanan yang sangat besar sehingga proses ekspansi
harus dilakukan secara betahap dan banyak perusahaan yang cenderung
berusaha memperkuat posisi di pasar utamanya dulu sebelum memutuskan
unttuk merambah pasar lainnya. Sementara itu, ada pula perusahaan yang
harus menawarkan saluran distribusi baru agar dapat melayani semua porsi
pasar relevannya. Contohnya, selain mengandalkan sistem penjualan
langsung, Avon juga membuka outlet di berbagai kota dalam rangka
melayani konsumen-konsumen yang tidak terbiasa atau tidak terlalu suka
dengan sistem penjualan door-to-door.
b. Perluasan Lini Produk
Perusahaan dapat memeprluas lini produk yang ditawarkan di pasar
melalui program pengembangan produk dengan dua alternatif utama:
Strategi Pemasaran 12
(i) Perluasan lini produk secara vertikal (vertical product-line extension),
yaitu menambah suatu produk baru pada tingkatan harga yang
berbeda. Contohnya, Unilever meluncurkan Surf yang melayani
segmen menengah ke bawah untuk melengkapi Rinso yang bermaik di
segmen premium. Contoh lain, Astrea Legend dipasarkan dengan
harga yang lebih murah dibandingkan Astrea Supra.
(ii) Perluasan lini produk secara horizontal (horizontal product-line
extension), yaitu menambah suatu produk baru dengan karakteristik
berbeda pada tingkat harga relatif yang sama. Contohnya, produsen
sirup menambah variasi rasa pada rentang produknya, dari yang
semula hanya rasa strawberry dan orange, lalu ditambah dengan rasa
mangga dan apel.
2. Strategi Merebut Pelanggan dari Pesaing
Pesaing langsung perusahaan adalah perusahaan-perusahaan lain yang
bersaing dalam served market yang sama. Misalnya, pesaing langsung
Coca-Cola adalah Pepsi, McDonald`s bersaing ketat dengan Burger King,
Nike berkompetisi langsung dengan Reebok, dan seterusnya. Pada saat
konsumen menentukan pilihan dalam served market tertentu, mereka yang
mengangap proses pemilihan merk merupakan aktivitas non-rutin akan
membandingkan berbagai alternatif merk berdasarkan sejumlah atribut.
Karena pilihan konsumen sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka
terhadap atribut-atribut tersebut, maka strategi akuisisi pelanggan akan
sangat bergantung pada positioning produk di pasar. Posisi produk
menggambarkan bagaimana produk dipersepsikan berbeda secara relatif
dibandingkan para pesaing atas dasar atribut-atribut determinan pada
masing-masing segmen. Berdasarkan persepektif manajerial, ada dua
pilihan posisi, yaitu head-to-head positioning dan differentiated
positioning.
a. Head to Head Positioning
Strategi Pemasaran 13
Dalam strategi ini, perusahaan menawarkan manfaat yang pada
dasarnya sama seperti pesaingnya, tetapi berusaha untuk memenangkan
persaingan dengan dua alternatif cara berikut:
(i) Melakukan usaha-usaha pemasaran yang lebih unggul (superior
marketing efforts), seperti kualitas, kelengkapan, ketersediaan produk,
atau nama merk yang lebih superior. Untuk itu dibutuhkan dana yang
sangat besar, terutama untuk komunikasi pemasaran dan
pengembangan produk.
(ii) Kepemimpinan dalam harga dan baya (price-cost leadership), yaitu
menawarkan kualitas sebanding dengan harga lebih murah dari
pesaing. Walaupun perusahaan besar memiliki skala ekonomis yang
dapat memberikan keunggulan biaya, peluang sukses tetap terbuka
bagi perusahaan-perusahaan kecil yang mampu menerapkan
kepemimpinan harga dengan efektif. Situasi persaingan harga sangat
umum dijumpai dalam industri yang tingkat kompetisinya sangat
intensif, seperti penerbangan, telepon genggam, warung internet, dan
penyedia jasa layanan telepon genggam.
b. Differentiated Positioning
Dalam strategi ini, perusahaan berusaha membedakan diri dengan cara
menawarkan atribut atau manfaat tertentu yang unik atau dengan jalan
melayani jenis konsumen tertentu.
(i) Benefit/Attribute Positioning adalah strategi pemasaran yang
menonjolkan atribut unik, pengemasan produk secara unik, atau
manfaat yang unik. Sebagai contoh, Close-Up sukses merebut pangsa
pasar yang cukup besar melalui penekanan pada manfaat berupa
‘nafas yang segar’. Contoh lain adalah Kodak dengan manfaat utama
berupa ‘foto instan’, Volvo dengan ‘safety’, dan sebagainya.
(ii) Customer-Oriented Positioning (Niching) adalah strategi pemasaran
yang berusaha untuk memisahkan diri dari para pesaing besar dengan
jalan melayani satu atau sejumlah kecil segmen pasar khusus. Tak
jarang dijumpai adanya prduk atau merk khusus ditujukan untuk
Strategi Pemasaran 14
melayani situasi pemakaian tertentu atau karakteristik pembeli khusus.
Misalnya, Cinta Mie khusus ditujukan untuk kaum wanita, tabloid
Senior difokuskan pada segmen pembaca orang tua dan lanjut usia,
majalah Hai melayani segmen remaja pria, dan seterusnya.
3. Strategi Mempertahankan atau Meningkatkan Permintaan dari Basis
Pelanggan Saat Ini
Berbagai riset menunjukkan bahwa biaya mempertahankan pelanggan
jauh lebih murah dibandingkan biaya merebyt pelanggan baru. Karena itu,
mulai banyak perusahaan yang berusaha menekankan upaya
memaksimalkan potensi penjualan masa depan dari basis pelanggan saat
ini. Berikut ini ada tiga alternative strategi yang dapat dipilih, yaitu:
a. Mempertahankan Tingkat Kepuasan Pelanggan yang Tinggi
Banyak merk yang berhasil dibangun di pasar dengan memfokuskan
strategi dan programnya untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan
terhadap kualitas produk yang superior. Loyalitas pelanggan tercipta
manakala pelanggan membeli barang dan jasa dari sumber yang sama dari
waktu ke waktu. Kepuasan pelanggan emrupakan penyebab utama
loyalitas. Kepuasan dan loyalitas akan semakin kuat bila didukung pula
dengan ekuitas merk yang kuat, seperti halnya yang dimiliki Sony,
McDonald`s, Coca-Cola, Gilette, Honda, Levi`s, dan seterusnya. Selain
itu, kepuasan pelanggan akan tercipta pula jika perusahaan memiliki
system penanganan complain yang efektif. Setiap complain yang masuk
harus ditangani dan diselesaikan sebaik mungkin. Alasannya adalah bahwa
pelanggan yang tidak puas dapat menjadi puas dan loyal jika komplainnya
dapat ditangani dengan baik. Sejumlah riset juga menunjukkan bahwa
manajemen complain yang efektif cenderung mendorong pelanggan
menyampaikan langsung setiap masalah atau keluhan yang dihadapi dan
bukannya menempuh alternative indakan lain yang dapat membuat
reputasi perusahaan terganggu (misalnya, menulis di Surat Pembaca,
melaporkan ke Lembaga Konsumen, mengambil tindakan hukum, dan
seterusnya). Lagipula, complain pelanggan sesungguhnya merupakan
Strategi Pemasaran 15
umpan balik yang sangat berharga untuk penyempurnan produk dan
layanan sehingga dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
b. Relationship Marketing
Relationship marketing dirancang untuk meningkatkan kemungkinan
terjadinya bisnis ulangan (repeat business) melalui pengembangan
hubungan yang sifatnya formal-interpersonal dengan pelanggan.
Berdasarkan jumlah pelanggan dan tingkat marjin laba, ada beberapa level
relationship marketing (lihat Gambar 6.1). kombinasi dari kedua aspek itu
berimplikasi pada lima macam tingkat investasi dalam jalinan relasi
dengan pelanggan:
(i) Basic marketing : Wiraniaga hanya menjual produk.
(ii) Reactive marketing: Wiraniaga menjual produk dan mendorong
pelanggan untuk menghubunginya jika ada pertanyaan, masalah, atau
keluhan.
(iii) Accountable marketing : Wiraniaga menghubungi pelanggan selang
beberapa waktu setelah transaksi penjualan untuk memastikan bahwa
produk yang dibeli sesuai dengan harapan. Wiraniaga tersebut juga
menanyakan kepada pelanggan mengenai berbagai saran
penyempurnaan produk atau layanan dan setiap masalah atau
kekecewaan yang dirasakan. Informasi seperti ini bermanfaat untuk
membantu perusahaan memperbaiki kinerjanya secara
berkesinambungan.
(iv) Proactive marketing : Wiraniaga menghubungi pelanggan dan atau
distributor dari waktu ke waktu untuk memberikan saran mengenai
pemakaian produk yang lebih baik atau menginformasikan produk
baru. Contohnya, wiraniaga Kraft di Amerika tidak hanya
mengunjungi pasar swalayan untuk melakukan promosi, namun juga
menawarkan jasa riset dan tips untuk meningkatkan laba pasar
swalayan bersangkutan.
Strategi Pemasaran 16
(v) Partnership marketing : Perusahaan secara berkesinambungan bekerja
bersama-sama dengan pelanggan untuk menemukan cara-cara baru
untuk meningkatkan kinerja.
Jumlah
Pelanggan/Distributor Accountable Reactive Basic atau Reactive
Banyak
Jumlah
Pelanggan/Distributor Proactive Accountable Reactive
Sedang
Jumlah
Pelanggan/Distributor Partnership Proactive Accountable
Sedikit
Strategi Pemasaran 17
adalah membantun brand communities yang menyelenggarakan
pertemuan rutin antara pihak perusahaan dan pelanggan.
(3) Menambah ikatan-ikatan struktural, seperti menyediakan fasilitas
tambahan berupa peralatan khusus atau jaringan komputer yang dapat
membantu pelanggan (terutama pelanggan bisnis) dalam menangani
pesanan, sediaan, penggajian, dan seterusnya.
c. Produk Komplementer
Produk komplementer merupakan salah satu bentuk strategi yang
sering dirancang dan dipasarkan perusahaan dalam rangka
mempertahankan pelanggan. Menambah jumlah relasi antara perusahaan
dan pelanggan dapat menyebabkan peralihan (switching) ke pemasok atau
merk lain menjadi lebih mahal (baik secara ekonomis maupun psikologis)
bagi pelanggan. Secara teoritis, jika konsumen mengonsenterasikan
berbagai bisnisnya pada satu penyedia jasa atau produsen, maka ia
cenderung enggan beralih ke produk atau perusahaan lain. Ini banyak
dijumpai dalam industri perbankan, otomotif, komputer dan
perlengkapannya, peralatan elektronik, pusat perbelanjaan (one stop
shopping center) dan lain-lain. Strategi produk komplementer juga
dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan pelanggan
yang ada saat ini agar membeli produk tambahan. Ada dua bentuk strategi
komplementer, yaitu:
(i) Bundling (sistem penjualan paket), di mana perusahaan menawarkan
kombinasi spesifik dari berbagai produk yang dijual secara bersama,
dengan harga yang lebih murah daripada bila produk dijual secara
terpisah. Contohnya, Paket Hemat di McDonald`s, paket tur wisata,
paket pesta pernikahan, dan seterusnya. Strategi ini akan sangat efektif
jika dalam paket tersebut terdapat satu atau beberapa produk yang
lebih popular dibandingkan yang lain. Dengan demikian, jika
konsumen bersedia membeli paket penuh dengan tujuan mendapatkan
harga yang lebih murah, maka penjualan produk yang kurang popular
dapat terangkat.
Strategi Pemasaran 18
(ii) System Selling, yaitu merancang produk-produk yang saling
kompatibel satu sama lain, sehingga kinerjanya dapat lebih bagus jika
digunakan bersaam. Sebagai contoh, IBM merancang perangkat lunak
untuk jaringan antar komputer IBM yang kinerjanya lebih baik
dibandingkan perangkat lunak pesaing.
Strategi Pemasaran 19
mengenai berbagai alternatif peluang segmentasi yang ada dan faktor-faktor yang
memengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.
Sementara itu, pengukuran pasar memberikan informasi mengenai
besarnya celah permintaan primer di antara potensi pasar dan penjualan industry.
Semakin besar celah yang ada, semakin besar pula peluang untuk meningkatkan
permintaan primer atas bentuk atau kelas produk. Semakin lambat pertumbuhan
penjualan industry, maka semakin penting upaya-upaya meningkatkan permintaan
primer.
3. Kesuksesan pasar (market success)
Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan
tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan
pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat memahami siapa pesaingnya,
seberapa besar tingkat intensitas persaingan yang ada, dan keunggulan apa yang
harus dikembangkan dalam rangka bersaing secara efektif menghadapi para
pesaing merek langsung (strategi permintaan selektif) atau para pesaing kelas
produk yang tidak langsung (strategi permintaan primer).
Sedangkan analisis profitabilitas dan produktivitas bermanfaat dalam
mengidentifikasi konsekuensi laba dari berbagai strategi dan program yang
diperlukan untuk mencapai sasaran pangsa pasar.
Persoalan strategi dapat dipandang dari berbagai perspektif. Strategi
pemasaran sebagai salah satu bentuk strategi level fungsional tidak luput dari
kompleksitas dan keanekaragaman perspektif yang kadangkala saling
berkontradiksi. Tantangannya, pemilihan strategi dalam praktik kerap kali tidak
mudah dilakukan. Secara teoritis, paling tidak ada empat rancangan yang dapat
diterapkan. Pertama, strategi sebagai puzzle, yakni masalah menantang yang ada
solusi optimalnya. Kedua, strategi sebagai dilema, yakni masalah rumit dengan
dua kemungkinan solusi, namun keduanya bukanlah strategi terbaik. Ketiga,
strategi sebagai trade-off, yaitu situasi masalah yang memiliki banyak
kemungkinan solusi, hanya saja masing-masing di antaranya menuntut
keseimbangan berbeda antara dua conflicting pressures (lebih di salah satu berarti
kurang di aspek lainnya). Keempat, strategi sebagai paradoks, yaitu situasi di
Strategi Pemasaran 20
mana dua faktor yang kelihatannya kontradiktif atau bahkan bersifat mutually
exclusive, sama-sama bisa benar pada waktu yang sama. Masalah berupa paradoks
tidak memiliki solusi riil, karena tidak mungkin secara logis mengintegrasikan
dua pandangan yang saling bertentangan ke dalam pemahaman sebuah masalah
secara konsisten.
Berbeda dengan karakteristik dilema yang bercirikan situasi ‘hal yang satu
atau yang lainnya’(either-or), paradoks bercirikan situasi ‘kedua hal’ (both-and)
yaitu sebuah faktor dapat benar dan faktor kontradiksinya juga bisa benar secara
bersamaan. Situasi paradoks menghadirkan tantangan tersendiri bagi pengambil
keputusan, karena tidak akan ada solusi definitif. Setidaknya, pengambil
keputusan dapat mencoba mencari cara-cara baru mengombinasikan alternatif
yang saling bertentangan, namun yang pasti rekonsiliasi kreatif yang didapatkan
bukanlah solusi akhir terbaik. Paradoks akan selalu diwarnai ketidakpastian dan
ketidaksepakatan menyangkut cara terbaik untuk mengatasinya. Contoh sutuasi
paradoks adalah fenomena strategi co-opetition yang berusaha menyeimbangkan
antara kompetisi dan kerjasama dengan pesaing. Secara filosofis, kerja sama dan
kompetisi saling kontradiksi, namun dalam batas tertentu, kedua hal tersebut dapat
direkonsiliasikan. Dalam konteks strategi pemasaran, mengombinasikan antara
distribusi langsung dan distribusi tidak langsung juga menciptakan situasi serupa,
di mana distributor independen dan wiraniaga dapat saling bersaing, namun tetap
wajib bekerja sama dalam memasarkan produk perusahaan.
Pelajaran penting yang dapat dipetik adalah bahwa masalah yang sama
dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh pengambil keputusan yang berbeda.
Pemahaman atas konteks masalah tidak kalah pentingnya dengan penguasaan
konten strategi pemasaran. Karena itu, banyak kalangan yang berpendapat bahwa
pemasaran itu ilmu sekaligus seni.
Strategi Pemasaran 21
dalam hal ini akan dititikberatkan pada elemen-elemen pemasaran. Ada lima
konsep yang mendasari suatu strategi pemsaran, yaitu:
Segmentasi pasar
Penentuan posisi pasar (Market positioning strategy)
Strategi memasuki pasar (Market entry strategy)
Strategi marketing mix
Strategi penentuan waktu (Timing strategy)
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar
itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat
pembeli-pembeli yang mempunyai :
Kebutuhan yang berbeda-beda.
Pola pembelian yang berbeda-beda.
Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran.
Tidak satupun perusahaan yang dapat mencapai pasar dengan memuaskan semua
pembeli. Setiap segmen dari pasar itu mencerminkan kesempatan yang berbeda-
beda. Sebelum perusahaan menempatkan dirinya pada segmen-segmen pasar
tersebut, perusahaan harus mempelajari terlebih dahulu kesempatan yang ada.
Perusahaan akan lebih beruntung apabila dapat menemukan cara baru dalam
mengadakan segmentasi pasar.
2. Penentuan Posisi Pasar (Market Positioning)
Konsep yang kedua sebagai dasar dari strategi pemsaran adalah penentuan
posisi pasar (market positioning). Di sini, perusahaan berusaha memilih pola
konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesmpatan maksimum untuk
mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah
memperoleh posisi tertentu di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus
menentukan sasaran pasarnya.
Ada suatu pertanyaan : ”Apakah yang menyebabkan segmen pasar itu menarik
bagi suatu perusahaan?” Segmen pasar itu dianggap menarik bilamana
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Segmen pasar tersebut cukup besar.
Strategi Pemasaran 22
Segmen pasar tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut.
Segmen pasar tersebut tidak dikuasai oleh pesaing-pesaing yang ada.
Segmen pasar tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani-
dipenuhi oleh perusahaan.
Yang dapat dikatan bahwa untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan
harus dapat memasuki segmen pasar yang menghasilkan penjualan serta tingkat
laba paling besar. Dalam menentukan posisi pasar terdapat dua macam strategi,
yakni:
Konsentrasi Segmen Tunggal
Konsentrasi segmen tunggal ini merupakan yang dapat ditempuh
perusahaan bilamana ingin mempunyai posisi yang pada satu segmen saja.
Konsentrasi Segmen Ganda
Konsentrasi segmen ganda ini merupkan strategi di mana perusahaan
menginginkan posisi yang kuat dalam beberapa segmen. Hal ini
didasarkan pada suatu keadaan bahwa kekuatan dalam satu egmen akan
memberikan keuntungan pada segmen lainnya. Jadi, pencapaian segmen
pasar yang satu dilakukan bersama-sama dengan pencapaian segmen pasar
lainnya.
Pemilihan di antara kedua strategi konsentrasi tersebut sangat menentukan
produk yang akan dibuat, calon pembeli yang akan dilayani, dan pesaing
yang akan dihadapi oleh perusahaan.
3. Strategi Memasuki Pasar (Market Entry Strategy)
Konsep ketiga yang mendasari strategi pemsaran adalah menentukan
bagaimana memasuki segmen pasar yang dituju. Perusahaan dapat menempuh
beberapa cara untuk memasuki segmen psar yang dituju, yaitu dengan:
Membeli Perusahaan Lain
Membeli prusahaan lain ini dianggap suatu cara yang paling mudah untuk
memasuki pasar. Selain itu itu juga dianggap paling cepat karena
prusahaan yang dibeli sudah mempunyai pasar tertentu. Dengan cara ini
perusahaan dapay menghindari proses pengujian yang mahal dan waktu
Strategi Pemasaran 23
yang lama. Adapun faktor-faktor atau masalah-masalah yang harus
dipertimbangkan untuk menggunkan cara ini adalah:
Perusahaan yang membeli tidak hanya mengetahui tentang pasar dari
perusahaan yang dibeli
Sangat menguntungkan untuk memasuki pasar dari perusahaan yang
dibeli secepatnya.
Berkembang Sendiri
Cara ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menganggap
bahwa posisi yang kuat hanya dapt dicapai dengan menjalankan riset dan
pengembangan sendiri.
Ada faktor penghalang bagi perusahaan untuk memasuki pasar melalui
cara berkembang sendiri. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Memperoleh hak paten
Skala produksi yang paling ekonomis
Memperoleh saluran distribusi
Menentukan supplier yang paling menguntungkan
Biaya promosi yang mahal dan faktor-faktor lain
Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain.
Cara lain untuk memasuki suatu segmen adalah dengan kerjasama dari
perusahaan lain. Adapun keuntungan-keuntungannya antara lain:
Risiko ditanggung bersama-sama. Jadi risiko masing-masing
perusahaan menjadi berkurang.
Masing-masing perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri
ataupun sumber sendiri-sendiri. Jadi, masing-masing perusahaan
dapat saling melengkapi atau saling menutup kekurangan yang ada.
4. Strategi Marketing Mix
Konsep pengembangan strategi pemasaran yang keempat berkaitan dengan
masalah bagaimana menetapkan bentuk penawaran pada segmen pasar tertentu.
Hal ini dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut maeketing
mix. Marketing mix ini merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan.
Menurut Basu Swastha dan Irawan secara definitif dapat dikatakan bahwa:
Strategi Pemasaran 24
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dengan definisi tersebut adalah
termasuk keputusan dalam empat variabel, yaitu:
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasi dan dikoordinir agar perusahaan
dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Jadi
perusahaan/organisasi tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik saja,
tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen dari marketing mix
tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Berikut ini
dibahas empat elemen pokok dari marketing mix:
Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk
penawaran secara fisik, merknya, pembungkusnya, garansi, dan service setelah
penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan
dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan-
keputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
Harga
Pada setiap produk atas jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak
menetukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan
perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan
jumlah potongan, mark up, mark down, dan sebagainya.
Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan–keputusan tentang
distribusi (tempat). Aspek tersebut meliputi:
Sistem transportasi perusahaan
Strategi Pemasaran 25
Sistem penyimpanan, dan
Pemilihan saluran distribusi
Termasuk dalam sistem pengangkutan antara lain keputusan tentang
pemilihan alat transport (pesawat udara, kereta api, kapal, truck, pipa, dan lain-
lain), penentuan jadwal pengiriman, penetuan rute yang harus ditempuh dan
seterusnya. Dalam sistem penyimpanan, begian pemasaran harus menetukan letak
gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani material meupun peralatan
lainnya. Sedangkan pemilihan saluran distribusi menyangkut keputusan-
keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer, agen,
makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur
tesebut.
Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah: periklanan, personal selling,
promosi penjualan, dan pubilisitas. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan
periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televise, suratkabar, dan
sebagainya), penetuan bentuk iklan dan beritany. Penarikan, pemilihan, latihan,
kompensasi, dan supervise merupakan tugas manajemen dalam kaitannya dengan
salesmen (penjual). Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan suatu
pameran, peragaan, demonstrasi, contoh-contoh, dan sebagainya. Sedangkan
publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan, hanya
biasanya dilakukan dengan biaya yang relatif kecil bahkan tanpa biaya.
Variabel-variabel marketing mix tersebut dapat dipakai sebagai dasar
untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang kuat di
pasar. Misalnya : perusahaan menggunakan dua variabel marketing mix, yaitu
kualitas produk dan harga. Masing-masing variabel dapat dibuat dalam beberapa
tingkatan, yakni :
Kualitas prodeuk dan harga tinggi,
Kualitan produk dan harga sedang,
Kualitan produk dan harga rendah.
Strategi Pemasaran 26
Setiap tingkatan (tinggi, sedang, dan rendah) dapat dikombinasi di antara
kedua variabel tersebut. Dalam hal ini perusahaan dapat memilih di antara
Sembilan (9) macam strategi marketing mix.
Kualitas Produk
Kualitas Produk
STRATEGI
STRATEGI STRATEGI
PUKUL &
Tinggi
Tinggi
OVER PREMIUM
LARI
PRICING
Sedang
Harga
Rendah
STRATEGI STRATEGI STRATEGI
BARANG HARGA HARGA
MURAH MURAH SUPER
MURAH
Strategi Pemasaran 27
penting bagi perusahaan untuk melaksanakan program pemasarannya berjalan
dengan baik.
Strategi Pemasaran 28
a. Titik-tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan
b. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh
c. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang
mempengaruhi perkembangan perusahaan
d. Jadwal waktu/timing yang ditentukan adalah yang sesuai dan
mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan
e. Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan
yang dihadapi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran pada
suatu perusahaan adalah :
1. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan
yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:
a. Perusahaan
Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang
diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan
kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya,
seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan
pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus
bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya.
b. Pemasok (Supplier)
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga
harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor-
faktor lain dari pemasok. Perkembangan dalam lingkungan pemasok
dapat memberi pengaruh yang arnat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran
suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan
harga dari masukan-masukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan
Strategi Pemasaran 29
mereka. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja,
dan berbagai kcjadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat
mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan.
c. Para Perantara Pemasaran
Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu
perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para
konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :
Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan
untuk menemukan konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen
perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari
dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan
pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.
Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan
dalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya
ketempat-tempat yang dituju.
Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian
pemasaran, agen periklanan, perusahaan media, dan perusahaan
konsultan pemasaran,kesemuanya membantu perusahaan dalam rangka
mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.
Perantara Keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi,
dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.
d. Para Pelanggan
Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang
atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-individu, Iembaga-
lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.
e. Para Pesaing
Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah
sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem
pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan
lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi
Strategi Pemasaran 30
dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu
diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar.
f. Masyarakat Umum
Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan
masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap
kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau menolak metode-
metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena kegiatan
perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok
inilah yang menjadi masyarakai umum. Masyarakat umum dapat
memperlancar atau sebaliknya dapat sebagai penghambat kemampuan
perusahaan untuk mencapai sasarannya.
2. Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat
kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam
lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:
a. Lingkungan Demografis/Kependudukan
Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan
permasalahan mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara
geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari satu tempat
ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan
struktur keagamaan. Ternyata hal diatas dapat mempengaruhi strategi
pemasaran suatu perusahaan dalam memasarkan produknya karena publiklah
yang membentuk suatu pasar
b. Lingkungan Ekonomi.
Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan,
kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi, penurunan
dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan inflasi yang berkelanjutan,
perubahan pada pola belanja konsumen, dan sebagainya yang berkenaan
dengan perkonomian.
c. Lingkungan Fisik
Strategi Pemasaran 31
Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang
dibutuhkan oleh perusahaan, peningkatan biaya energi, peningkatan angka
pencemaran, dan peningkatan angka campur tangan pemerintah dalam
pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber daya alam
d. Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan
teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya penelitian dan
pengembangan, yang tinggi, perhatian yang lebih besar tertuju kepada
penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan yang besar, dan
semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan teknologi.
e. Lingkungan sosial/budaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai
aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat, pandangan masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan
hubungan antar sesama dengan masyarakat lainnya serta lingkungan
sekitarnya.
Strategi Pemasaran 32
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan
program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.
Berdasarkan tipe permintaan yang ingi distimulasi, strategi pemasaran
diklasifikasikan menjadi strategi permintaan primer dan strategi permintaan
efektif.
Informasi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan strategi adalah
tujuan atau sasaran produk, peluang pasar, dan kesusksesan pasar.
Ada lima konsep yang mendasari suatu strategi pemsaran, yaitu:
segmentasi pasar, penentuan posisi pasar (market positioning strategy),
strategi memasuki pasar (market entry strategy), strategi marketing mix,
dan strategi penentuan waktu (timing strategy).
Ciri penting rencana strategis pemasaran perusahaan ini yaitu, titik-tolak
penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan, diusahakan
dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh, dalam
penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang
mempengaruhi perkembangan perusahaan, jadwal waktu/timing yang
ditentukan adalah yang sesuai dan mempertimbangkan fleksibilitas dalam
menghadapi perubahan, dan penyusunan rencana dilakukan secara realistis
dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.
Strategi Pemasaran 33
3.2 Saran
Dalam mentususn dan melaksanakan stretegi-strategi pemasaran dalam
suaru perusahaan, harus memperhatikan lingkungan sekitar baik lingkungan
intrenal maupun lingkungan eksternal. agar strategi yang diterapkan dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang yang direncanakan.
Strategi Pemasaran 34
DAFTAR PUSTAKA
Strategi Pemasaran 35