PELAKSANAAN KEGIATAN
II-1
Pada bagian ini selama kami OJT kami tidak ikut andil dalam
melaksanakan tugas Inspector.
1. Kegiatan pengecekan.
2. Melumasi (Lubrication).
II-2
1. Fungsi pemeliharaan sangat berhubungan erat dengan
proses produksi.
II-3
5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan
sarana tersebut.
Series adalah sebuah nama yang di berikan kepada 400/500 dari Boeing
737 mengikuti perkenalan dari seri -600/-700/-800/-900. Pesawat ini adalah
penumpang sipil (airline) berjangkauan pendek hingga medium dan
berbadan sempit yang diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes.
Diproduksi dari 1984 sampai 2000, 1988 unit pesawat telah dikirim.
II-4
Jarak Maksimum 3.515 km
Kapasitas Penumpang 12 + 84 = 96 penumpang
Awak Pesawat 2 (krew cockpit) + 5 (awak kabin)
Konfigurasi ULD Massa barang dagangan (bulk)
Kapasitas Kargo 3.180 kg
Standard Fuel Capacity (litres) 23.830 L
Maximum Takeoff Weight (kg) 52.400 – 60.500
Maximum Landing Weight (kg) 49.900
Tabel 2.1. Spesifikasi B737-500
Istilah Keterangan
Ilmu penerbangan atau informasi
Aeronautica
tentang penerbangan.
Bandara alternatip yaitu bandara lain
yang akan dipilih jika tidak bisa
Alternate Aerodrome
mendarat dibandara tujuan
Apron Tempat Parkir Pesawat
Arrival Bagian kedatangan
Institusi atau suatu lembaga
Aviation
penerbangan
Baggage Bagasi yaitu barang-barang bawaan
II-5
Boarding Naik kepesawat
Penjaga cabin atau lebih dikenal
Cabin Attendant
dengan Pramugari atau Pramugara
Cabin Crew Pramugari atau Pramugara
Climbing Saat pesawat sedang terbang naik
Pergantian pesawat lain atau
Connecting Flight menggunakan airline lain biasanya
saat transit
Crash Kecelakaan
Cruising Pesawat sedang terbang datar
Barang-barang yang termasuk dalam
Dangerous Good daftar membahayakan keselamatan
penerbangan
Departure Bagian keberangkatan
Descending Pesawat sedang terbang turun
Destination Tujuan akhir suatu penerbangan
Ditching Mendarat darurat di air
Mendarat dibandara yang bukan
Divert
tujuan – dialihkan ke bandara lain
Pendaratan darurat yang dilakukan
Emergency Landing
di bandara
Flight Penerbangan (adjective)
Force Landing Pendaratan dilakukan diluar bandara
Tempat pesawat menunggu di udara,
Holding Area dengan cara berputar-putar biasanya
menunggu antrian untuk landing
Tempat pesawat menunggu didarat
Holding Bay biasanya menunggu antrian untuk
takeoff
Leaving for Akan berangkat ke
II-6
Pax (passenger) Penumpang pesawat udara
RON (Remain Over Night) Pesawat tinggal untuk bermalam
Tempat pesawat ngambil ancang-
Runway ancang dalam takeoff atau juga
sebagai tempat landing
Tabel 2.2. Istilah dalam penerbangan
II-7
arrival).
2. Melakukan visual inspection pada parking bay pesawat dan
pastikan area Tersebut bebas dari Foreign Object Damage (FOD).
3. Memandu pesawat untuk parkir dengan posisi yang benar atau
marshaling (dilakukan oleh airport service).
4. Setelah pesawat berhenti pasang chock wheel dan pastikan posisi
benar.
5. Memasangkan headset kepesawat untuk berkomunikasi dengan
flight crew.
6. Komunikasi dengan flight crew bahwa “chock wheel in position,
realese brake” maka lampu indikator brake akan mati.
b. Before departure Procedure
Tujuannya adalah untuk memastikan semua persyaratan terpenuhi
sebelum pesawat kembali terbang. Hal yang dilakukan saat before
departure procedure adalah:
1. Melakukan visual insperction/walk around untuk menjamin kondisi
external pesawat bebas dari cacat dan FOD.
II-8
Hal yang harus dilakukan pada pelaksanaan visual insperction/walk
around adalah sebagai berikut:
a) Nose section
1) Pengecekan nose gear strut, tire dan wheel well component.
2) Pengecekan total air temperature (TAT), pitot dan static
probes, sensor angle of attack untuk keseluruhan reduced
vertical separation minimum (RVSM operation).
b) Fuselage
1) Pengecekan Radome, Akses panel pada fuselage, jendela
cabin, dan semua antena dari ground.
II-9
2) Pengecekan drain masts untuk setiap kebocoran cairan.
3) Wing dan Main Landing gear (MLG).
4) Pengecekan area Wing, Flight control surfaces dan kondisi
static discharge , serta bila ada kebocoran hydraulic fluids.
5) Pengecekan area MLG dan Whell well bila ada komponen
yang terlepas/hilang.
6) Pengecekan MLG shock Strut.
7) Pengecekan wheels, tire dan kondisi pins break.
c) Engines
1) Pengecekan engine dan jumlah oil constan speed driven
(CSD).
II-10
2) Pengecekan thrust reverse, exhaust tail flug, exhaust case
strut, visible Turbine Blades.
3) Pengecekan udara yang masuk ke engine, nose cowl, visible
fan blades dari kotoran atau benda asing yang masuk
(FOD).
4) Pengecekan daerah engine untuk tanda-tanda bahan bakar
atau kebocoran hydraulic.
d) Tail section
1) Pengecekan vertical fin, Rudder, horizontal stabilizer,
elevator, static discharge untuk setiap kerusakan dan bagian
komponen yang lepas atau hilang serta untuk mengetahui
bila ada kebocoran hydraulic fluids pada flight control.
II-11
e) Cockpit and Cabin
1) Pengecekan kelengkapan dan jumlah Boom set.
2) Pengecekan kondisi cockpit pada jendela dan semua
tampilan untuk kondisi umum dan bersih.
3) Pengecekan semua kelengkapan semua dokumen untuk
kelengkapan dan validitas.
4) Pengecekan keseluruhan cabin lavatory supaya dalam
keadaan selalu bersih.
3. Fueling or Refueling
Refueling adalah kegiatan pengisian fuel atau bahan bakar
pada pesawat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penerbangan
II-12
selanjutnya. Kegiatan ini tidak selalu dilaksanakan karena
tergantung dari jumlah fuel yang masih ada pada pesawat. Pada
saat akan melakukan refueling jumlah fuel sisa di tank dan jumlah
fuel yang diisi pada tank harus dicatat, kita dapat melihat pada fuel
control panel lalu mencatatnya pada pada Fuel Up lift Record. Dan
pada saat sebelum proses refueling dilakukan, harus meminta fuel
sample yaitu untuk mengetahui kadar air pada fuel yang akan diisi.
Prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam refueling adalah :
a) Mendapatkan sample air bahan bakar tertentu dari truk bahan
bakar.
b) Mengisi bahan bakar pesawat sebagai untuk penerbangan, dan
catatan pada urutan pengisian bahan bakar.
c) Setelah mengisi bahan bakar tutup dengan baik.
II-13
c. Departure Procedure (Pushback)
II-14
2.5.1.2 Daily Check
Daily Check adalah pengecekan atau pemerikasaan
terhadap pesawat pada saat pesawat telah melakukan
penerbangan selama 36 hours. (pengecekan dilakukan tidak
boleh melebihi dari 36 hours), ini di lakukan karena pada
persyaratan fuel water drains setiap 36 jam. Biasanya Daily
Check dilakukan pada saat malam hari setelah pesawat tidak ada
jadwal untuk terbang.
Tujuan Daily check adalah untuk melaksanakan persyaratan
pemeliharaan pesawat terbang dan langkah – langkah umum setiap
kurun waktu 36 hours. Secara umum kegiatan yang dilakukan pada
saat Daily Check adalah :
a. Arrival
1. Persiapan daerah/bay untuk kedatangan pesawat.
2. Persiapan peralatan dan pastikan semua area aman.
3. Menghubungkan interphone Ground ke cockpit komunikasi.
4. Release parking breake setelah roda tepat di plade.
5. Mematikan lampu emergency di dalam cockpit.
6. Pengecekan Radome, akses panel pada fuselage, jendela cabin,
dan semua antena dari ground.
7. Pengecekan drain masts untuk setiap kebocoran cairan.
8. Pengecekan TAT, pitot dan static port probes, sensor angle of
attack untuk keseluruhan.
9. Pengecekan seluruh lampu eksternal.
b. Landing Gear and Wheel Well
1. Pengecekan area MLG (Main Landing Gear) dan Wheel well bila
ada komponen yang terlepas dan hilang.
2. Pengecekan nose dan main gears tires dan wheel dari kerusakan.
3. Pengecekan nose dan MLG (Main Landing Gear) wheel well
termasuk juga komponen hydraulic untuk kondisi dan tanda-tanda
kebocoran.
II-15
4. Pengecekan semua lampu pada wheel well.
5. Visual check pada bagian nose dan MLG(Main Landing Gear),
bagian jendela dan bersihkan sesuai prosedur.
6. Pengecekan kebocoran dan ekstensi pada shock struts nose
landing gear (NLG) & MLG(Main Landing Gear).
7. Pengecekan brake system dan pressure system hydraulic.
8. Pengecekan Pressure NLG dan MLG dan isi dengan nitrogen.
c. Wing
1. Pengecekan wing pada bagian bawah di area fuel tank vents, wing
leading edges dan static discharge.
2. Pengecekan pada bagian flight control surface untuk mengetahui
bila ada kebocoran hydraulic fluids.
3. Pengecekan bagian bawah pada pressure relief valve.
4. Pengecekan body fairing dari kerusakan dan pengecekan bila ada
komponen yang lepas .
5. Pengecekan wing bagian atas dari kerusakan dan cek bila ada
komponen yang lepas.
d. Flaps
1. Pengecekan bagian dalam dan luar flap.
2. Pengecekan pada bagian leading edge.
3. Pengecekan pada area flap.
4. Pengecekan pergerakan flap.
e. Engine
1. Pengecekan pada bagian engine dan fan blade.
2. Pengecekan exhaust tail plug, exhaust case strut.
3. Pengecekan area engine dari cairan fuel atau oil.
4. Pengecekan oil engine setelah 5 menit ketika engine dimatikan.
5. Pengecekan kuantitas engine oil di cockpit.
II-16
6. Pengecekan CSD oil level.
7. Pengecekan engine starter oil level.
II-17
f. Tail Section
1. Pengecekan pada APU inlet dan exhaust.
2. Pengecekan pada vertikal stabilizer dan horizontal stabilizer,
serta untuk mengetahui bila ada kebocoran hydraulics fluids
pada flight control
3. Pengecekan pada tail skid.
4. Pengecekan pada toilet, water, water control service.
g. Cockpit
1. Pengecekan windshield, sliding windows, wiper.
2. Pengecekan emergency exit.
3. Pengecekan kondisi seats captain, dan observer.
4. Pengecekan semua display unit pada cockpit.
5. Pengecekan hydraulic brake accumulator.
6. Melakukan pengoperasian komunikasi pesawat dan interphone
system.
7. Melakukan pengecekan pada engine, APU dan fire
extinguisher/smoke detection system test.
8. Pengecekan system pengoprasian standby power.
II-18
h. Cabin
1. Pengecekan cabin bagian dalam termasuk pada bagian dinding,
pada bagian langit-langit, tempat pembuangan sampah, dan tirai.
2. Membersihkan karpet dan bagian galley pada kondisi yang
bersih.
3. Pengecekan seluruh seat penumpang harus pada kondisi yang
bersih.
4. Pengecekan bagian seat pramugari harus pada kondisi yang
bersih.
5. Pengecekan bagian lavatory harus pada keadaan bersih.
6. Pengecekan semua peralatan emergency harus pada kondisi
bekerja dengan baik.
7. Pengecekan pintu emergency harus pada kondisi yang baik.
8. Pengecekan semua lampu emergency.
II-19
i. Fuel Drain for water Contamination
1. Pengambilan sample pada fuel untuk menghindari air yang
berada dalam fuel tank, setelah pesawat berhenti lebih dari 4
jam.
II-20
AML (Aircraft Maintenance Log) adalah laporan dari pilot mengenai
kondisi pesawat saat terbang jika menemui kejanggalan, pengerjaan
biasanya dilakukan saat malam hari ketika pesawat berhenti turn
around, namun bisa saja dilakukan saat transit karena keadaan yang
memaksa pesawat harus di maintenance jika termasuk kategori
essential component. Jika pada malam hari tidak bisa diselesaikan
maka akan ditulis di Log Book, dan DMI Log dengan kata yang lebih
sederhana pengerjaan di “pending” terlebih dulu asalkan system /
komponen tersebut rusak masih masuk dalam kategori go item.
II-21
2.7.2 Peralatan Lock Wiring
1. Twister
2. Diagonal Cutter
3. Wire
Sumber : https://technologymechanic/main.com
Sumber : https://technologymechanic/main.com
II-22
Gambar 2.16. Wire
Sumber : https://technologymechanic/main.com
II-23
6. lock wire seharusnya selalu terpasang dan memutar
pada kepala bolts sehingga saat terjadi getaran, lock
wire tidak kendur dan tidak lepas dari kepala bolts.
CATATAN: ini tidak selalu berlaku untuk castellated
ketika wire terlalu dekat dengan ujung kepala bolts
karena wire akan lebih aman jika selalu terpasang pada
sisi bolts dan pada saat memasang lock wire pastikan
lock wire tetap ketat tetapi tidak terlalu tegang.
II-24
10. Dalam pemasangan kepala bolts yang tidak ada
lubangnya, lock wiring sama seperti diuraikan dalam
general instruction.
12. Drain plugs dan cocks dapat dipasang lock wire, yang
dikaitkan ke free safety hole, lihat kembali di general
instruction.
II-25
3. Tekuk ujung wire bagian kiri searah jarum jam memutari
kepala bolts dan ujung lainnya kearah bawah.
II-26
a. Contoh 1, 2, dan 5 menggambarkan metode yang tepat
untuk bolts, screw, square head plug dan similar.
II-27