Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ardilla Salsabella Arifa

NIM : 19203241039

Ceramah dan Pembacaan Puisi oleh Berthold Damhäuser

Pada tanggal 2 Oktober 2019 tepatnya hari Rabu pukul 10.00 diadakan acara "Ceramah dan
Pembacaan Puisi" yang diselenggarakan di Gedung Pertunjukan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta. Ceramah dan pembacaan puisi tersebut diisi oleh Berthold
Damshäuser dari Universitas Bonn(Jerman). Acara tersebut diadakan gratis dan ditujukan untuk
umum sehingga tidak hanya di hadiri oleh para mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman saja tetapi
juga dari Fakultas lain dan mahasiswa dari universitas lainnya. Pembukaan diisi sambutan oleh
ketua jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Dra. Lia Malia M.Pd. Setelah sambutan, acara dimulai
dan dipandu oleh Jan Hendrick Budweg.
Jan Hendrick Budweg memperkenalkan Berthold Damshäuser, sang pengisi acara. Berthold
Damshäuser sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient und
Asienwissenschaften (Lembaga Kajian Asia) di Universitas Bonn. Pemimpin redaksi
Orientierungen, sebuah jurnal tebtang kebudayaan-kebudayaan Asia. Penerjemah puisi Jerman ke
bahasa Indonesia dan puisi-puisi Indonesia ke bahasa Jerman. Selain itu, beliau juga penyunting
antologi puisi Indonesia dan Jerman(bersama Ramadhan K.H). Ceramah dan pembacaan puisi
membahas tentang Johann Wolfgang Von Goethe, seorang Pujangga ternama di Jerman dengan
tema "Pembangun Jembatan Antara Barat dan Islam". Johann Wolfgang Von Goethe adalah
Pujangga Jerman terbesar dan termasuk tokoh paling gemilang dalam sejarah sastra dunia. Ia
seorang universalis atau jenius universal, Goethe pun tak hanya hebat sebagai sastrawan. Ia
seorang pelukis, budayawan, filsuf, saintis, dan bahkan penemu, selain politikus dan negarawan.
Fokus acara hari ini adalah kenyataan bahwa Goethe merasa sangat dekat dengan islam.

Sebelum Berthold menjelaskan kedekatan Goethe dengan islam, Berthold menyebutkan karya-
karya Goethe, salah satunya, West-östlifer Divan(Diwan Barat-Timur) yang merupakan judul
kumpulan puisi Goethe. Dalam karya tersebut, Goethe juga memberikan kontribusi besar terhadap
sastra dunia yang mungkin dilakukan secara tidak ia sadari. Segala pemisahan dunia Barat dan
Timur, Islam dan Kristen, tidak berpengaruh bagi Goethe. Ia mempelajari semua agama sebagai
pengetahuan yang kasual dan menyerap bagian-bagian yang ia anggap benar. Menurut Goethe,
sebuah pencarian akan kebenaran tentang Tuhan, alam dan kesinambungannya tidak dapat
dibataskan dengan Timur dan Barat, maupun ajaran-ajaran tertentu.
Berthold juga membacakan terjemahan salah satu puisi Goethe yang berjudul Erkönilg(Raja
Mambang). Puisi tersebut menceritakan tentang makhluk spiritual yang sanggup mencabut nyawa
manusia. Puisi ini memperlihatkan Goethe yang juga memiliki ketertarikan terhadap dunia
spiritual. Setelah pembacaan puisi Berthold menceritakan bahwa Goethe sejak kecil telah
memperlihatkan minat yang besar di bidang sastra, khususnya pembacaan puisi, prosa dan
pertunjukan teater. Karya-karya puisinya di usia muda juga sudah mencerminkan perhatiannya
terhadap kebudayaan Timur dengan melahirkan sebuah puisi Himne Mahomets Gesang (Dendang
Nabi Muhammad) dan membuat sebuah drama yang tidak rampung berjudul, Mahomet. Tidak
hanya Islam, ia juga mempelajari kebudayaan-kebudayaan Yunani klasik dan Nasrani yang
dicerminkan dalam karya-karya lainnya.
Goethe merasa sangat dekat dengan islam. Bahkan ia tak menolak ketika orang
mengganggapnya sebagai seorang Muslim. Berthold Damshäuser menyebut, Goethe pernah
mengaku bahwa ia merasa lebih dekat dengan agama Islam daripada agama Kristen. Tak sedikit
yang menganggap Goethe memang memeluk Islam. Selain dipandang sebagai salah satu perintis
utama dialog Islam dan Barat. Damshäuser juga menegaskan bahwa Islam yang dikenal, didalami
dan dikagumi Goethe memang Islam yang damai, sejuk, jernih, terbuka. Dia juga menceritakan
bahwa perjalanan Goethe melintasi tanah Arab dan Persia membuatnya terpukau pada kebudayaan
Timur, dan membawa Goethe pada ketertarikan kuat untuk mempelajari Islam. Hingga tahun 1815
tercipta kumpulan puisi Diwan Barat Timur yang tadi sudah disebutkan Berthold Damhäuser.
Salah satu karya penting dari sastrawan penting dunia yang mempertemukan Timur dan Barat
dalam suatu dialog.
Setelah ceramah dan pembacaan puisi oleh Berthold Damhäuser, kemudian dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab dan diskusi. Ada yang bertanya mengenai novel Goethe yang berjudul
"Penderitaan Pemuda Werther" dan alasan ketertarikan Berthold dengan sastra Indonesia, selain
itu juga ada yang bertanya tentang fenomena islamofobia. Semua pertanyaan tersebut dijawab oleh
Berthold dan dengan dijawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut, acara ceramah dan pembacaan
puisi berakhir pada pukul 12.00.

Anda mungkin juga menyukai