Potensi Sel Punca (Stem Cell) Untuk Memperbaiki Cacat Lahir Di Masa Depan
Potensi Sel Punca (Stem Cell) Untuk Memperbaiki Cacat Lahir Di Masa Depan
PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian tentang potensi sel punca (stem cell) untuk
mengobati dan memperbaiki penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan yang tak mungkin lagi
untuk diobati dan diatasi dengan obat-obatan atau tindakan operatif mengalami kemajuan yang
amat pesat. Penyakit–penyakit atau kelainan yang potensial untuk di obati atau di perbaiki dengan
sel punca adalah cacat lahir (birth defect) baik yang bersifat genetik maupun non genetik,
degeneratif, trauma, keganasan dan sebagainya 1. Selain itu sel punca juga digunakan dalam
penelitian-penelitian guna mencari obat-obat baru pada tingkat laboratorium maupun untuk
mempelajari patogenesis penyakit 2,3. Tentu saja penelitian, penggunaan dan pengembangan stem
cell ini tidak terlepas dari potensi nilai bisnis yang akan diraih manakala stem cell ini sudah dapat
digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan pada penderita dan
ditemukannya obat-obat baru.
Uraian dibawah ini akan membahas secara singkat tentang cacat lahir (birth defect), sel
punca (stem cells) dan potensi sel punca dalam terapi cacat lahir.
kira-kira 3% dari anak yang lahir menderita berbagai jenis cacat lahir dan kira-kira 1 dari setiap 5
bayi dengan cacat lahir tersebut akan mengalami kematian pada tahun pertama kehidupan 4,5,6.
Jenis cacat lahir yang dapat terjadi sangat bervariasi yang meliputi kecacatan struktur
(misalnya cacat jantung, cacat tabung saraf, kelainan genital, sumbing, clubfoot cerebral palsy
dan sebagainya), kecacatan metabolik (misalnya phenylketon uria) atau kombinasi keduanya 4,5,6.
Cacat lahir ini dapat terjadi pada setiap tahapan kehamilan. Akan tetapi kebanyakan cacat lahir
terjadi mulai pada usia trimester pertama masa kehamilan, yang merupakan masa terpenting
untuk perkembangan organ-organ tubuh seperti otak dan medula spinalis.
Penyebab cacat lahir hingga kini umumnya tidak diketahui. Salah satunya adalah faktor
genetik yang disebabkan oleh perubahan pada gen atau kromosom yang mempengaruhi
perkembangan normal (misalnya Down syndrome, sickle cell anemia, dll). Disamping faktor
genetik cacat lahir juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti usia ibu hamil lebih dari
35 tahun, merokok, penyakit diabetes melitus, pemakaian obat-obatan yang bersifat teratogenik,
infeksi rubela pada trimester pertama, intake asam folat yang tidak adekuat selama masa
perikonsepsi, defisiensi yodium pada makanan ibu hamil, konsumsi alkohol dan sebagainya 4,5,6.
Pemberian vaksinasi (measles, mumps, rubela dan sebagainya) pada ibu hamil harus
dipertimbangkan dengan hati-hati karena vaksin mengandung virus hidup yang dilemahkan yang
mungkin dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir akibat virus yang menjadi aktif. Vaksinasi
sebaiknya dilakukan pada ibu sebelum hamil.
Cacat lahir umumnya dapat dideteksi pada masa pranatal. Akan tetapi bila hal ini tidak
terdeteksi pada masa pranatal dapat diketahui dari pemeriksaan-pemeriksaan pasca natal. Akan
tetapi ada juga cacat lahir yang tidak terdeteksi hingga masa anak-anak bahkan hingga dewasa.
Pemeriksaan pra natal (Ante natal care) merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi terjadinya
cacat lahir. Pada ante natal care dapat dilakukan pemeriksaan darah, ultrasonogram (USG) dan
sebagainya. Bila pada ANC ditemukan adanya indikasi terjadinya cacat lahir dapat disarankan
untuk melakukan test diagnostik pranatal (Amniocentesis, Chronionic villus sampling/CVS,
Percutaneus umbilical blood sampling)4,5,6
Beberapa cacat lahir dapat diterapi atau dikoreksi melalui tindakan bedah misalnya
sumbing, atau non bedah misalnya dengan penyuntikan komponen darah (immunoglobulin-
Rhogam) untuk mengobati penyakit Rhesus pada newborn, pemberian obat-obat jantung kepada
ibu yang mengandung janin dengan cacat jantung dan suplemen vitamin pada ibu-ibu yang
mengandung janin dengan defisiensi ensim4,5,6. Pada beberapa kasus bedah pranatal digunakan
untuk memperbaiki sumbatan saluran kemih, cacat tabung saraf (misalnya spina bifida), dan
hernia diaphragmatika bawaan (congenital diaphragmatic hernia) 4. Akan tetapi tindakan bedah
3
pranatal ini masih memerlukan pengalaman dan riset lebih jauh. Selain itu banyak juga cacat lahir
yang tidak dapat diterapi atau meninggal pada usia yang sangat dini. Cacat lahir yang
menyebabkan terjadinya gangguan mental akan berlangsung terus menerus sepanjang hidup.
Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cacat lahir 4,5,6
misalnya pemberian asam folat pada ibu hamil semasa kehamilannya, pengontrolan kadar gula
darah pada ibu dengan diabetes melitus sebelum hamil, mengatasi obesitas pra hamil, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan yang berpengaruh terhadap
terjadinya cacat lahir dan sebagainya.
5,6,8
Berdasarkan pada kemampuannya untuk berdifferensiasi stem cells dibagi menjadi
Gambar-2 Totipotent dan pluripotent stem cells
1. Totipotent yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang
termasuk dalam stem cell totipotent adalah zigot. Sel-sel ini merupakan sel embrionik
awal mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk
satu individu yang utuh. Disamping mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai
sel pada embrio sel totipotent juga dapat membentuk sel-sel yang menyusun plasenta.
2. Pluripotent yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal
(ectoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan
ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells pluripotent
adalah embryonic stem cells.
3. Multipotent yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis sel
misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai
kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah
seperti eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya adalah neural stem cells yang
mempunyai kemampuan berdifferensiasi menjadi sel saraf dan sel glia.
4. Unipotent yaitu sel punca yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Berbeda dengan
non stem cells, stem cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi
diri (self-regenerate/self renew) Contohnya erythroid progenitor cells hanya mampu
berdifferensiasi menjadi sel darah merah.
5
membutuhkan prosedur yang invasif dan untuk transplantasi tidak membutuhkan 100%
ketepatan HLA (human leucocyte antigen)
5. Adult stem cells yaitu sel punca yang diambil dari jaringan dewasa, misalnya
a. Sumsum tulang
Ada 2 jenis stem cells pada sumsum tulang yaitu
1) hematopoetic stem cells yaitustem cells yang akan berkembang menjadi
berbagai jenis sel darah
2) stromal stem cells atau disebut juga mesenchymal stem cell
b. Jaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf pusat, adiposa (jaringan
lemak), otot rangka, pancreas
7
Pertanyaan di atas merupakan hal yang sangat menggelitik dan menjadi harapan tidak
saja untuk tenaga medis tetapi juga untuk pasien dengan cacat lahir yang bersifat genetik.
Cacat lahir yang bersifat genetik (misalnya anemia bulan sabit/ sickle cell anemia)
sekarang ini dapat didiagnosa secara akurat sejak saat yang paling dini yaitu sejak di dalam
kandungan dengan memeriksa DNA fetus dengan menggunakan bahan yang diambil dari vilus
khorialis atau dari amnionsintesis.
10
Dari sejumlah besar cacat lahir yang bersifat genetik tersebut ada beberapa yang secara
potensial dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi sel punca. Terapi ini diberikan setelah
lahir dengan cara transplantasi sumsum tulang. Akan tetapi keberhasilan transplantasi sumsum
tulang ini terkendala oleh adanya beberapa faktor seperti tidak adanya donor sel punca, reaksi
penolakan donor transplant oleh sistem imun bayi, dan rusaknya sumsum tulang yang telah
ditransplantasikan kepada bayi karena penyakit tertentu. Untuk mengatasi reaksi penolakan oleh
sistem imun bayi, transplantasi sumsum tulang sebelum lahir merupakan salah satu solusi karena
pada masa fetus sistem imun belum berkembang secara sempurna. Strategi untuk
mentransplantasi sel punca normal kepada fetus yang mempunyai sel punca dengan cacat genetik
pada saat graft tidak ditolak dapat digunakan untuk sejumlah cacat genetik (lihat tabel di
bawah)19.
Mucolipidoses deficiency)
Niemann-Pick disease (sphingomyelinase
deficiency)
Adrenal leukodystrophy
I-cell mucolipidosis II
Other Hematopoietic disease Osteopetrosis
Diamond-Blackfan syndrome
Fanconia anemia
Penyuntikan sel punca hematopoetik (hematopoetic stem cell) kedalam fetus domba dan
monyet telah berhasil dilakukan dan ternyata donor sel punca tersebut dapat bertahan lama. Akan
tetapi strategi ini baru dapat dicobakan pada manusia pada beberapa kasus. Hasil yang diperoleh
dari tindakan ini tergantung pada jenis penyakitnya.
Hal terpenting yang harus dipertimbangkan adalah keakuratan diagnosis dan konseling
genetik tentang konsekuensi dari kecacatan genetic tersebut, Pertimbangan untuk melakukan
intervensi sebelum lahir adalah sebagai berikut
1. kecacatan genetic menyebabkan kerusakan berkelanjutan terhadap fetus yang hanya
dapat dicegah dengan terapi sedini mungkin
2. kecacatan memerlukan transplantasi sel punca hematopoetik dan hal ini lebih dilakukan
sebelum lahir.
Keuntungan transplantasi sel punca intra uteri adalah adanya toleransi imunologik fetus yang
disebabkan oleh belum sempurnanya sistem imun fetus, sehingga pemberian imunosupresan tidak
dibutuhkan lagi. Kerugian dari prosedur ini adalah adanya resiko akibat tindakannya sendiri yaitu
pada saat menyuntikan sel-sel donor kedalam abdomen fetus yang sangat kecil atau penyuntikan
kedalam aliran darah. Kerugian lainnya adalah kemungkinan terjadinya infeksi atau transplant
tidak bekerja baik.
RUJUKAN
1. Why are stem cells inportant , http://www.explorestemcells.co.uk
2. McNeish, J. (2004) Embryonic Stem Cells in Drug Discovery Nat. Rev. Drug Discov. 3,
70-80
3. Davila, J.C., Cezar, G.G., Thiede, M., Strom, S., Miki, T., Trosko J. (2004) Use and
Application of Stem Cells in Toxicology. Toxicol. Sci. 79, 214-223
4. Daigneault R, Rafiur Ariganjoye, Birth Defect, http://www.yourtotalhealth.ivillage.com
5. Linda Nicholson, Birth Defect, http:// www.kidshealth.org
6. Birth Defect, Causes, Symptoms, Diagnosis and Prevention, http:// www.medicinenet.com
12
7. The Stem cells-stem cell information-the official National Institute of Health Resource for Stem
cell Research
8. Anatomy 101: Stem Cells-Reeeve Irvine Research Center-
http://www.reeve.uci.edu/anatomy /stemcells.php
9. Sell, S. (2004) Stem cells. Stem Cell Handbook ed. by Sell, S. 1-18.
10. Stem Cells-Wikipdia- http://en.wikipedia.org/wiki/stem cell
11. Jurga M, et al. Neurogenic potential of human umbilical cord blood: neural like stem
cells depend on previous long term culture condition . J. Neurosci Res 2006: 83: 627-37
12. Bradley MB, Cairo MS. Cord blood immunology and stem cells transplantation. Human
Immunol. 2005: 66: 431-46
13. Goldberg C, New birth defect treatment studied. Hub Scientists test use of fetal cell, May
14 2006, http://www.boston.com
14. Abraham C, Hope for Fixing Birth Defects; New Technique Uses Custom-Made Tissue Grown
from Unborn Child's Own Fetal Cells, October 10, 2005 http//www.stemcell news.com
15. Cromie W.J, New technique could repair severe birth defects. http//www.hno.harvard.edu
16. Gardner A, Amniotic Stem Cells Offer Hope against Congenital Heart Defects
November 14, 2006. http://www explorestemcells.co.uk
17. Brad Fischer , Stem cell treatment in China helps restore girl's sight, 16 Juni 2008,
htpp//www.dailynewstranscript.com.
18. Cui L, Liu B, Liu G, Zhang W, Cen L, Sun J, Yin S, Liu W, Cao Y., repair of cranial bone
defect with adipose derived stem cells and coral scaffold in a canine model. Biomaterials. 2007
Dec;28(36):5477-86.
19. Inherited Genetic Diseases Treatable With Stem Cell, htpp//www.fetus.ucsfmedicalcenter.org