Anda di halaman 1dari 3

Resume Ansietas

Oleh Aisyah Syarofina_1706977885_Prak.Kep.Jiwa-F

 Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang samar dan disertai dengan
perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan
(Stuart, 2013).
 Ansietas adalah rasa takut yang merupakan respons dari rangsangan
eksternal atau internal terhadap tanda bahaya (Videbeck, 2011).
 Kecemasan termasuk pengalaman subjektif dari individu yang penyebabnya
tidak jelas dan dipicu oleh sesuatau yang tidak dikenal atau pengalaman
baru (Stuart, 2013).
 Menurut Stuart (2013), ada empat level ansietas yaitu:
1. Ansietas ringan : pada tahap ini perasaan waspada dan persepsi
seseorang meningkat terhadap sesuatu yang menjadi perhatiannya.
Stimulasi sensori seseorang akan meningkat. Hal tersebut dapat
meningkatkan motivasi pembelajaran dan menghasilkan kreativitas.
2. Ansietas sedang : perasaan seseorang akan terfokus pada rasa khawatir
dan bidang persepsi menyempit. Pada tahap ini, rasa gugup dan agitasi
mulai muncul.
3. Ansietas berat : terjadi penurunan signifikan pada bidang persepsi.
Pikiran akan terfokus pada sesuatu dan melupakan hal yang lain.
4. Panik : ketakutan atau teror yang dirasakan seseorang sehingga ia
kehilangan kontrol diri dan persepsi terdistorsi.
 Tanda dan gejala ansietas dapat terlihat langsung pada perubahan fisiologis
dan perilaku. Sedangkan perubahan respon kognitif dan afektif terjadi
secara tidak langsung (Stuart, 2013).
 Respon fisiologis terhadap ansietas distimulasi oleh otak melalui saraf
otonom. Ada dua jenis respon otonom yaitu parasimpatis dan simpatis.
Reaksi simpatis yaitu mengaktifkan sistem tubuh merupakan renspon yang
sering muncul saat ansietas. Respon fisiologis terhadap ansietas meliputi :
- Sistem kardiovaskular
Respon simpatis : palpitasi, jantung berdebar dengan cepat, tekanan
darah meningkat
Respon parasimpatis : pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi
menurun
- Sistem pernapasan (respon simpatik) : napas cepat, sesak napas,
tekanan pada dada, napas dangkal, sensasi tersedak , terengah-engah
dan benjolan di tenggorokan
- Sistem gastrointestinal
Respon simpatik : kehilangan selera makan, merasa jijik terhadap
makanan, rasa tidak nyaman pada perut
Respon parasimpatik : sakit perut, mual, mulas dan diare
- Sistem neuromuskular (respon simpatik) : refleks meningkat, kelopak
mata berkedut, insomnia, tremor, kaku, gelisah, wajah tegang
- Sistem kemih (respon parasimpatik) : urgensi urin, sering buang air
kecil
- Kulit (respon simpatik) : wajah memerah, keringat lokal dan wajah
pucat
 Respon perilaku terhadap ansietas yaitu rasa gelisah, ketegangan fisik,
tremor, berbicara dengan cepat, kurang koordinasi, penarikan diri dari
hubungan interpersonal, inhibisi dan hiperventilasi.
 Respon kognitif terhadap ansietas yaitu perhatian terganggu, tidak dapat
berkonsentrasi, lupa, salah dalam menilai, persepsi berkurang, tidak kreatif,
tidak produktif, bingung, objektifitas menghilang, kontrol diri rendah,
trauma, kilas balik dan mengalami mimpi buruk
 Respon afektif terhadap ansietas yaitu gelisah, tidak sabar, tegang, gugup ,
takut, frustasi, tidak berdaya.
 Menurut Stuart (2013), faktor predisposisi ansietas yaitu:
- Faktor biologik : otak mengandung reseptor khusus yaitu
benzodiazepines. Reseptor ini berfungsi untuk mengatur ansietas.
Penghambat asam antinobutirik-gamma neuroregulator (GABA)
mempengaruhi mekanisme koping pada ansietas.
- Faktor perilaku : ansietas merupakan rasa frustasi terhadap segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
- Faktor keluarga : ada hubungan antara interaksi dalam lingkungan
keluarga dengan kerentanan gangguan mental. Ada tumpang tindih
dalam gangguan kecemasan dan gangguan kecemasan dengan
depresi.
- Faktor interpersonal : ansietas timbul dari perasaan takut terjadi
penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan trauma
seperti perpisahan dan kehilangan.Orang yang harga diri rendah
mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.
- Faktor psikoanalitik : anietas adalah konflik emosional yang terjadi
pada dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id merupakan
dorongan insting dan implus primitif seseorang. Sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang yang dikendalikan
oleh norma-norma buday. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari
dua elemen yang bertentangan. Fungsi ansietas adalah
meningkatkan ego bahwa ada bahaya.
 Faktor prespitasi ansietas dibagi menjadi dua kategori. Pertama, ancaman
terhadap sistem diri yang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan
fungsi sosial yang terinterograsi dalam diri seseorang. Kedua, integritas
seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis.

Daftar Pustaka
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10 ed.). St
Louis: Elsevier Inc.
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-mental health nursing (5 ed.). China: Wolters
Kluwer Health : Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai