Modul Praktikum Termodinamika PDF
Modul Praktikum Termodinamika PDF
I. TUJUAN
1. Memahami asas-asas mengenai perpindahan panas.
2. Memahami teori hantar panas.
3. Mengamati kecepatan menerima/ melepaskan panas suatu zat cair.
4. Membuat interpretasi terhadap grafik temperatur dengan waktu.
1
V. PROSEDUR KERJA
1. Susunlah alat-alat seperti gambar (1-1).
2. Masukkan oli dan aquades pada masing-masing beker gelas dengan
volume kedua zat cair tersebut sama, sekitar 50 cc.
3. Catat suhu mula-mula (suhu awal pemanasan).
4. Panaskan zat cair sampai sekitar 85oC.
5. Kemudian dinginkan zat cair dengan mematikan bunsen.
6. Dalam proses pendinginan, ukur suhu zat cair setiap selang waktu
tertentu, misalnya 2 menit, selama sekitar 40 menit.
7. Catat data terakhir, 5 menit setelah anda melakukan pengukuran terakhir.
Statif
Termometer
Beker gelas
Kasa
Kaki tiga
Bunsen
Gambar (1-1)
2
PERCOBAAN II
TITIK BEKU PARAFIN
I. TUJUAN
1. Memahami konsep besaran yang berkaitan dengan titik beku parafin.
2. Menjelaskan pengertian titik beku parafin.
3. Menentukan titik beku parafin.
4. Membuat grafik hubungan antara waktu dengan penurunan suhu.
3
V. PROSEDUR KERJA
1. Tumbuklah parafin kemudian masukkan ke dalam tabung sampai ½
batang.
2. Pasanglah tabung tersebut pada statif kemudian panaskan sampai
seluruhnya mencair.
3. Masukkan termometer ke dalam tabung dan teruskan pemanasan sampai
suhunya mencapai 80oC.
4. Biarkan parafin tersebut mendingin sampai 30oC dan amati penunjukkan
termometer setiap 1 menit.
5. Amati dan catat pada suhu berapa parafin mulai membeku.
6. Buatlah grafik hubungan waktu dan suhu.
7. Berdasarkan grafik, tentukanlah/ tunjukanlah dimana titik beku parafin.
8. Bagaimana pendapat anda, apakah spritus yang dipakai pada pembakaran
bunsen dapat dihitung? Kalay dapat, hitunglah berapa liter yang dipakai
selama percobaan anda!
4
PERCOBAAN III
KALOR JENIS BENDA PADAT
I. TUJUAN
1. Memahami asas-asas mengenai perpindahan kalor.
2. Memahami teori hantar kalor.
3. Menjelaskan pengertian kalor jenis.
4. Menjabarkan rumus untuk menentukan kalor jenis benda padat.
5. Menentukan kalor jenis benda padat.
Q = mc t (3-1)
Kalor jenis suatu zat ternyata tidak tetap, bergantung pada temperatur.
Kalor jenis biasanya disebutkan untuk interval temperatur tertentu. Kalor
jenis dalam hal ini adalah kalor jenis rata-rata untuk interval temperatur
tersebut.
dengan
mb = massa benda padat
cb = kalor jenis benda padat
tb = temperatur benda padat mula-mula
5
t2 = temperatur kamar akhir
ma = massa air
mk = massa kalorimeter
ck = kalor jenis kalorimeter
mp = massa pengaduk
cp = kalor jenis pengaduk
t1 = temperatur kalorimeter mula-mula
V. PROSEDUR KERJA
1. Nyalakan pemanas dan panaskan air secukupnya dengan bejana didih.
2. Timbanglah kalorimeter kosong, pengaduk dan benda dari logam.
3. Isilah kalorimeter dengan air sedemikian tinggi sehingga benda logam
dapat terbenam dan timbanglah kembali.
4. Masukkan benda logam ke dalam bejana didih.
5. Dinginkan kalorimeter berisi air tadi sehingga temperaturnya berada di
bawah temperatur kamar. Bersihkanlah dinding luar dari kalorimeter agar
tak ada embun yang melekat.
6. Masukkanlah kalorimeter tadi pada tempatnya dan catatlah temperatur
mula-mula.
7. Catatlah tekanan yang terbaca pada barometer dan temperatur kamar.
8. Catat pula temperatur benda logam kemudian angkatlah benda logam dari
bejana didih dan dengan cepat masukkanlah ke dalam kalorimeter.
9. Aduklah dan amati temperatur maksimum (temperatur akhir) dan catatlah.
10. Ulangi percobaan beberapa kali dengan jumlah air yang berbeda.
6
PERCOBAAN IV
KALOR UAP AIR
I. TUJUAN
1. Memahami konsep kalor uap.
2. Memahami asas-asas perpindahan kalor.
3. Menjelaskan pengertian kalor uap.
4. Menentukan benda yang melepaskan kalor dan menerima kalor.
5. Menentukan kalor uap dari air.
7
V. PROSEDUR KERJA
1. Pasanglah alat-alat seperti pada gambar (4-1).
2. Isilah air ke dalam bejana didih yang volumenya tertentu, misalnya m1,
ukur massanya.
3. Panaskan air tersebut dengan alat pemanas.
4. Amati kenaikan temperatur setiap 5 menit mulai saat suhunya kira-kira
40oC.
5. Panaskan air sampai mendidih dan biarkan air tersebut mendidih selama
waktu tertentu.
6. Sesudah waktu tersebut, matikan alat pemanas, kemudian timbanglah sisa
air (m2).
Keterangan :
S = Statif
T = Termometer
B = Beker
P = Pemanas
Gambar (4-1)
8
PERCOBAAN V
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kesetaraan kalor dengan energi.
2. Memahami asas-asas perpindahan kalor.
3. Mengamati hubungan antara besarnya hambatan dengan banyaknya kalor
yang ditimbulkan.
4. Menganti hubungan antara besarnya kuat arus dengan banyaknya kalor
yang ditimbulkan.
5. Mengamati hubungan antara lamanya arus mengalir dengan banyaknya
kalor yang ditimbulkan.
6. Menentukan angka kesetaraan joule dengan kalori.
W = V i t (Joule) (5-1)
9
Catat kuat arus dan beda potensial pada ujung-ujung kumparan pemanas
Gambar (5-1)
10
PERCOBAAN VI
PENDINGINAN NEWTON
I. TUJUAN
1. Memahami hubungan antara teori dan praktek tentang penggunaan hukum
pendinginan Newton.
2. Memahami asas-asas fisika tentang perubahan temperatur.
3. Menggambarkan kurva pendinginan antara temperatur dan waktu.
4. Menentukan panas jenis zat cair.
5. Menghitung dengan teori ralat tentang presentasi kesalahan pengamatan.
11
m = Nilai air tabung reaksi (massa tabung reaksi dikali panas
jenisnya).
V. PROSEDUR KERJA
1. Panas air dengan volume tertentu kemudian masukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Panas termometer (digantung pada lengan statif) dalam tabung reaksi dan
usahakan agar termometer tersebut tidak menyentuh dasar dan pinggiran
tabung tersebut.
3. Amati dan catat penurunan temperatur untuk setiap selang waktu 30 detik
atau sesuai anjuran asisten.
4. Ulangi langkah 1-3 dengan zat cair lain yang volumenya sama dengan
volume air.
5. Ukur massa air, massa zat dan massa tabung reaksi yang anda gunakan.
12
2. Bandingkan kurva yang Anda peroleh dengan sebenarnya (dalam
literatur), apa perbedaannya?
3. Hitung panas jenis zat cair, bandingkan hasilnya dengan ada dalam lite
13
PERCOBAAN VII
PENENTUAN KELEMBABAN UDARA
I. TUJUAN
1. Memahami ukuran kelengasan udara
2. Memahami tentang kelembaban udara
3. Menentukan kelembaban nisbi udara
14
Psikrometer :
Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling
berdekatan (gambar 7-1). Termometer yang satu tidak diapa-apakan sedang
termometer lainnya, bolanya dibalut dengan kain tipis yang selalu dibuat
basah dengan mencelupkan ujung kain tersebut di dalam air yang berada
dalam tandon yang berisi cairan. Oleh karena itu termometer terakhir yang
disebut termometer bola basah menunjukkan suhu Tw yang lebih rendah dari
suhu T yang ditunjukkan oleh termometer pertama. T disebut suhu bola
kering dan Tw disebut suhu bola basah. Beda atara kedua suhu ini (T – Tw),
disebut sebagai depresi bola basah dan diberi lambang DTw. Dengan
mengetahui nilai T, Tw, dan DTw hasil pengamatan maka dapatlah dicari
besarnya kelembaban nisbi udara dari suatu tabel yang disebut tabel
psikrometer. Tabel psikrometer disusun berdasarkan rumus psikrometer
semiempirik berikut ini :
e ew Ap (T Tw ) (7-2)
dimana ew adalah tekanan uap air jenuh pada suhu Tw yang dapat ditentukan
pada tabel ang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu (Lihat lampiran
B dan C).
Pada umumnya, A clari persamaan (7-2) tergantung dari desain
psikrometrik, laju ventilasi aliran (aliran udara di sekitar terrnometer), suhu
dan kelembaban tetapi ketergantungannya pada suhu dan kelembaban
tidak terlalu besar sehingga dapat dianggap tidak penting. Yang panting
ialah ketergantungan A pada laju ventilasi, terutama pada laju ventilasi
yang rendah, yaitu dibawah 3 m/dtk. Untuk mendapatkan harga A
tertentu, maka laju ventilasi harus tertentu pula. Pada ketinggian
stasiun di bawah 1000 meter, pengaruh perbedaan p dalam persamaan
psikrometer, dapat diabaikan.
Jadi dengan menggunakan rumus psikrometer tersebut di atas, dapatlah
dihitung tekanan uap air jenuh e pada kondisi pengamatan dari
hasil pengamatan Tw dan (T – T w ) . Disamping itu dapat pula
ditentukan tekanan uap januh ew pada suhu pengamatan atau suhu bola
kering dari tabel atau grafik yang menghubungkan tekanan uap jenuh
pada berbagai suhu. Pada Lampiran C, dari kedua besaran yang
didapatkan ini, e dan ew . pada suhu p en ga m at an at au suhu b ol a
keri ng d ari t abel at au grafi k yan g menghubungkan tekanan uap
jenuh pada berbagai suhu, dapat dihitung kelembaban nisbi dengan
menggunakan persamaan (7-1).
15
IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Untuk mengukur tekanan udara, biasanya digunakan satuan mb (milibar).
Tentukanlah: 1 mb (milibar) dalam satuan Bar, Pascal, N/m2, dyne/cm2.
2. Bagaimana ketergantungan
V. PROSEDUR KERJA
16