Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 3

“ANTIBIOTIK GOLONGAN β-LAKTAM”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KELA E

1. RIFDA NURFAJAR (G 701 17 011)


2. SAHRAINI (G 701 17 070)
3. MOH. IZHAQ FARHANSYAH DJUNAID (G 701 17 104)
4. TUTY ALAWIAH ALIAS (G 701 17 115)
5. EKA NUR UTAMI (G 701 17 169)
6. ARWINDA ALITSYIA HASYIM (G 701 17 214)
7. JANES KRISLY (G 701 16 175)
8. HERIANTRI B. (G 701 16 083)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Antibiotik Golongan Beta Laktam”.

Makalah ini berisikan tentang pengertian antibiotik beta laktam, mekanisme kerja
golongan antibiotik beta lactam, efek obat golongan antibiotik beta laktam, dan kegunaan
antibiotik beta laktam.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami berharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Palu, 12 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang ........................................................ …………………...
I.2.Rumusan Masalah ..................................................................................
I.3.Tujuan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Antibiotik Beta-Laktam .....................................................
II.2. Mekanisme kerja Antibiotik Beta-Laktam ..........................................
II.3 Efek Obat Antibiotik Beta-Laktam ......................................................
II.4 Cara Penggunaan Obat Antibiotik Beta-Laktam ..................................
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan ........................................................................................
III.2. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan dari mikroba lain. Sejarah antibiotik dimulai
ketika ditemukannya obat antibiotik pertama oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G.
Flemming berhasil mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium chrysogenumsyn. P.
Notatum.
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali menemukan apa
yang disebut “magic bullet”, yang dirancang untuk menangani infeksi mikroba. Dengan
penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat
meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian terjadilah penggunaan
besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk pengobatan berbagai macam
penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannya resistensi beberapa mikroba
terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-besaran.
Antibiotik Betalaktam yaitu golongan antibiotik yang memiliki kesamaan komponen
struktur baik adanya cincin betalaktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi
bakteri. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar
efektif terhadap organisme Gram -positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam mengganggu
sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis
peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel
bakteri.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian antibiotik golongan Beta-laktam?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat antibiotik golongan Beta-laktam?
3. Bagaimana efek dari obat antibiotik golongan Beta-laktam?
4. Bagaimana cara penggunaan obat antibiotik golongan Beta-laktam?

I.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari antibiotik Beta laktam.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat antibiotik golongan Beta laktam
3. Untuk mengetahui efek dari obat golongan Beta laktam.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan obat antibiotik golongan Beta laktam.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian antibiotik Beta-laktam


Antibiotik Betalaktam yaitu golongan antibiotik yang memiliki kesamaan komponen
struktur baik adanya cincin betalaktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi
bakteri. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar
efektif terhadap organisme Gram -positif dan negative. Terdapat sekitar ± 56 macam
antibotik beta-laktam yang memiliki antivitas antimikrobial pada bagian cincing beta-
laktamnya dan apabila cincin tersebut dipotong oleh mikroorganisme maka
akan terjadi resistensi terhadap antibiotik tersebut.Antibiotik beta laktam merupakan
golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan. Golongan antibiotika ini secara
umum tidak tahan terhadap pemanasan, mudah rusak suasana asam dan basa serta dapat
diinaktifkan oleh enzim beta laktamase. Antibiotik beta laktam paling banyak
diproduksi dan paling sering digunakan.Antibiotik ini dibagi menjadi beberapa
kelas tergantung struktur dan fungsi, namun seluruh kelas memiliki struktur cincin beta
laktam.
Antibiotik beta laktam merupakan golongan antibiotika yang pertama kali
ditemukan. Meskipun sampai sekarang banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi
sifat dan efaktivitasnya terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih sering
dipergunakan sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi.
Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur
cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor
beta-laktamase. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian
besar efektif terhadap organisme Gram-positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam
sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada
dinding sel bakteri. Golongan antibiotika ini secara umum tidak tahan terhadap pemanasan,
mudah rusak suasana asam dan basa serta dapat diinaktifkan oleh enzim beta laktamase.
Golongan antibiotika yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin
beta-laktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
II.2 Mekanisme kerja antibiotik Golongan Beta-Laktam
Mekanisme kerja Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara
menginhibisi sintesis dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi
transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang
antara dua rantai peptida-glukan. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran
sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga
menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding
sel tetap terus dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang dan
peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi.
Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang dikatalis oleh
enzim transpeptidase dan menghasilkanikatan silang antara dua rantaipeptida–glukan.
Enzimtranspeptidaseyang terletak pada membransitoplasmabakteri tersebut juga
dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga menyebabkan enzim ini tidak mampu
mengkatalisis reaksitranspeptidasiwalaupun dinding sel tetap terus dibentuk. Dinding
selyang terbentuk tidak memiliki ikatan silang danpeptidoglikanyang terbentuk tidak
sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi. Pada kondisi normal,
perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif dan di lingkungan akan
membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan antibiotik
beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat mendigesti dinding sel
bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang kehilangandinding selmaupun
mengalamilisisakan mati.
Salah satu antibiotik beta-laktam yang resisten beta laktamase adalah augmentin,
kombinasi amoxycillin dan asam klavulanat. Augmentin terbukti telah berhasil mengatasi
infeksi bakteri pada saluran kemih dan kulit. Asam klavulanat yng diproduksi dari hasil
fermentasi Streptomyces clavuligerus memiliki kemampuan untuk menghambat sisi aktif
enzim beta-laktamase sehingga menyebabkan enzim tersebut menjadi inaktif. Antibiotik
beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur cincin beta-
laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase.
1. Penisilin
Penisilin merupakan asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai
samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin beta laktam. Rantai samping
merupakan gugus amino bebas yang dapat mengikat berbagai jenis radikal . dengan
mengikat berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai
jenis penisilin, misalnya penisilin G, radikalnya adalah gugus benzil. Penisilin G untuk
suntikan biasanya tersedia dalam garam N atau K. Bila atom H pada gugus karboksil
diganti dengan prokain, diperoleh penisilin G prokain yang sukar larut dalam air,
sehingga dengan suntikan IM akan didapat absorbsi yang lambat, masa kerja lambat.
Berdasarkan spektrum aktivitas antimikrobialnya, penisilin terbagi menjadi 4
kelompok, yaitu penisilin dini (terdahulu), penisilin spektruk luas, penisilin anti-
stafilokokal, dan penisilin anti-pseudomonal (spektrum diperluas). Penisilin dini secara
aktif mampu melawan bakteri yang sensitif, seperti golongan Streptococcus beta-
hemolitik, Streptococcus alfa-hemolitik dikombinasikan dengan aminoglikosida),
pneumococcus, meningococcus, dan kelompok Clostridium selain C. difficile. Contoh
dari penisilin terdahulu adalah penisilin G dan penisilin V.
Golongan penisilin mempunyai persamaan sifat kimiawi, mekanisme kerja,
farmakologi, dan karakterisktikimunologis dengan sefalosforin, monobaktam,
karbapenem,dan penghambat beta-laktamase. Semua obat tersebutmerupakan senyawa
beta laktam yang dinamakan demikiankarena mempunyai cincin laktam beranggota
empat yangunik.
Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan caramempengaruhi langkah akhir
sintesis dinding sel bakteri(transpepetidase atau ikatan silang), sehingga
membrankurang stabil secara osmotik. Lisis sel dapat terjadi,sehingga penisilin disebut
bakterisida. Keberhasilanpenisilin menyebabkan kematian sel berkaitan
denganukurannya, hanya defektif terhadap organisme yangtumbuh secara cepat dan
mensintesis peptidoglikan dindingsel. Mekanisme penting kedua dimana bakteri
menjadi resisten terhadap antibiotik beta-laktam adalah dengan produksi enzim yang
mampu mengaktifkan Mekanisme penting kedua dimana bakteri menjadi resisten
terhadap antibiotik beta-laktam adalah dengan produksi enzim yang mampu
mengaktifkan atau memodifikasi obat sebelum memiliki kesempatan untuk
menggunakan efeknya pada bakteri.
Penisilin spektrum luas memiliki kemampuan untuk melawan bakteri enterik dan
lebih mudah diabsorpsi oleh bakteri gram negatif namun masih rentan terhadap
degradasi beta-laktamase, contohnya ampisilin, amoksisilin, mesilinam, bacampicillin,
dll. Penisilin anti-stafilokokal dikembangkan pada tahun 1950-an untuk mengatasi S.
aureus yang memproduksi beta-laktamase dan memiliki keunggulan tahan terhadap
aktivitas beta-laktamase. Contoh dari golongan ini adalah methicillin dan cloxacillin.
Penisilin anti-pseudomonal dibuat untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif basil,
termasuk Pseudomonas aeruginosa, contoh dari penisilin golongan ini adalah
carbenicillin, ticarcillin, Azlocillin, dan piperacillin.
Golongan penisilin diklasifikasikan berdasarkan spektrumaktivitas antibiotiknya,
antara lain penislin G dan penislinV, penislin yang resisten terhadap beta-
laktamase,aminopenislin, karboksipenislin, ureidopenislin.
 Penisilin G (Benzil Penisilin) merupakan klasifikasi dari antibiotik golongan
penisilin yang diindikasikan pada pasien dengan penyakit pneumonia, infeksi
tenggorokan, otitis media, penyakit Lyme, endokarditis streptokokus, infeksi
meningokokus, enterokolitis nekrotika, fasciitis nekrotika, leptospirosis, antraks,
aktinomikosis, abses otak, 15 gas gangren, selulitis, osteomielitis.
Golongan antibiotik ini dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitif. Dosis
pemakaian penisilin pada infeksi ringan sampai sedang pada organisme yang
sensitif adalah dengan cara injeksi (Intarmuskular) IM atau (Intravena) IV lambat
atau infus IV. Pada neonatus dosis yang digunakan 50 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
terbagi, pada usia 1−4 minggu dosis yang digunakan 75 mg/kgBB/hari dalam 3
dosis terbagi, usia 1 bulan–12 tahun: 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi. Pada
infeksi berat digunakan dosis yang lebih tinggi.
 Golongan Benzatin Penisilin diindikasikan pada pasien dengan faringitis yang
disebabkan oleh Streptokokus, carrier difteri, sifilis dan infeksi treponema lain
(ulkus tropikum), profilaksis demam rematik. Dosis yang digunakan untuk
faringitis streptokokal, profilaksis primer demam rematik adalah injeksi IM jika
berat badan30 kg, 900 mg dosis tunggal.
 Ampisilin diindikasikan pada pasien dengan penyakit mastoiditis, infeksi
ginekologik, septikemia, peritonitis, endokarditis, meningitis, kolesistitis,
osteomielitis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif. Antibiotik ini 16
dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitif terhadap golongan penisilin.
Dosis yang digunakan pada neonatus 25–50 mg/kgBB/dosis, pada usia 1 minggu
setiap 12 jam, usia 2–4 minggu setiap 6–8 jam pemberian secara IV. Dosis pada
bayi dan anak secara oral adalah 7,5–25 mg/kgBB/dosis setiap 6 jam.
 Golongan amoksisilin diindikasikan pada pasien dengan penyakit infeksi saluran
kemih, infeksi saluran napas bagian atas, bronkitis, pneumonia, otitis media, abses
gigi, osteomielitis, penyakit Lyme pada anak, profilaksis endokarditis, profilaksis
paska-splenektomi, infeksi ginekologik, gonore, eradikasi Helicobacter pylori.
Tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Dosis untuk anak<10 tahun 125 mg setiap
8 jam, untuk infeksi berat dosis diberikan dosis ganda. Dosis untuk neonatus
sampai umur 3 bulan, 20-30 mg/ kg BB dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
2. Monobaktam (beta-laktam monosiklik)
Yang termasuk kedalam golongan ini adalah aztreonam. Aktivitas resisten
terhadap beta-laktamase yang dibawa oleh bakteri Gram- negatif. Aktif terutama
terhadap bakteri Gram-negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease,
P. aeruginosa, H. influenzae dan gonokokus. Pemberian secara parenteral, terdistribusi
baik ke seluruh tubuh, termasuk cairan serebrospinal. Sebagian besar obat diekskresi
utuh melalui urin.
Golongan ini memiliki struktur cincin beta-laktam yang tidak terikat ke cincin
kedua dalam molekulnya. Salah satu antibiotik golongan ini yang umum digunakan
adalah aztreonam yang aktif melawan berbagai bakteri gram negatif, termasuk P.
Aerugino.
3. Sefalosporin
Sefalosporin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mekanisme serupa
dengan penisilin. Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 4 generasi:
 Generasi I : Antibiotik yang efektif terhadap Gram positif dan memiliki aktivitas
sedang terhadap Gram-negatif. Contoh, cefadroxil. cephalothin dan cephaloridine
yang sudah tidak banyak digunakan. In vitro sefalosporin golongan pertama
memperlihatkan spektrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman Gram-
positif. Keunggulannya dari penisilin ialah aktifitasnya terhadap bakteri penghasil
penisilinase. Golongan ini efektif terhadap kuman gram positif.
Keunggulannya dari penisilin ialah aktifitas terhadap bakteri pengasil penisilinase.
Golongan ini efektif terhadap sebagian besar S. Aureus dan streptococus Pyogenes,
S. Viridans dan S. Pneumoniae. ·
 Generasi II : Aktivitas antibiotik Gram-negatif yang lebih tinggi daripada generasi-
I. Contoh, cefuroxime. Digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan
beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob.. Golongan ini
kurang aktif terhadap bakteri gram positif dibandingkan dengan generasi pertama,
tetapi lebih aktif terhadap kuman gram negatif misalnya H. Influenzae, P mirabilis,
E. Coli dan klebsiella. Terhadap P.aeuriginosa dan enteroan empedu golongan ini
tidak dianjurkan karena dikhawatirkan enterokokus termasuk salah satu penyebab
infeksi.
 Generasi III : Aktivitas kurang aktif terhadap kokus Gram-postif dibanding
generasi-I, tapi jauh lebih aktif terhadap kokus gram negatif. Contoh,
ceftriaxone,cefotaxime, ceftazidime, cefoperazone, cefoxime, cefditoren. Dibuat
pada tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram
negatif-basil.
 Generasi IV : lebih efektif terhadap gram positif dan gram negarif terutama
terhadap pseudomonas aeruginosa dan juga efektif terhadap bakteri gram negatif
yang resistensi terhadap beberapa obat. Contoh, cefepime. Mempunyai spektrum
aktifitas lebih luas dari generasi ketiga dan lebih stabil pada hidrolisis oleh
betalaktamase. Antibiotika tersebut dapat berguna untuk mengatasi infeksi kuman
yang resisten terhadap generasi ketiga.

Sefalosporin dan analog 7-metoksinya, sefamisin seperti cefoxitin (se FOX i tin),
cefotetan (se foe TEE tan), dan cefmetazole (sef MET a zol) adalah antibiotik beta-
laktam yang berkaitan erat dengan penislin secara struktur dan fungsional. Kebanyakan
sefalosporin dihasilkan secara 17 semisintetik dengan pengikatan kimia pada rantai
samping asam 7-aminosefalosporanat. Sefalosporin dan sefamisin mempunyai
mekanisme kerja sama dengan penislin dan dipengarungi oleh mekanisme resistensi
yang sama, tetapi obat−obat tersebut lebih cenderung menjadi lebih resisten
dibandingkan penislin terhadap beta-laktam.
Seftriakson diindikasikan pada pasien dengan infeksi serius disebabkan oleh
bakteri yang sensitif termasuk septikemia, pneumonia, dan meningitis, profilaksis pada
pembedahan profilaksis meningitis meningokokal, gonore. Antibiotik ini
dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitif terhadap sefalosporin, porfiria,
neonatus dengan ikterus, hipoalbuminemia, asidosis atau gangguan pengikatan
bilirubin. Dosis untuk bayi dan anak di injeksi IM dalam, IV lambat (3−4 menit) atau
infus IV 20−50 mg/kgBB/hari sampai 80 mg/kgBB/hari, pada infeksi serius, infus IV
dalam 60 menit.
Seftazidim diindikasikan pada pasien dengan infeksi karena bakteri yang sensitif,
terutama Pseudomnas sp, termasuk yang resisten terhadap aminoglikosida. Antibiotik
ini dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitif terhadap sefalosporin, porfiria.
Dosis untuk bayi usia2 bulan adalah injeksi IV atau infus IV 50−100 mg/kgBB/hari
dalam 2−3 dosis terbagi.
4. Inhibitor beta-laktamase
Inhibitor beta-laktamase melindungi antibiotik beta-laktam dengan cara
menginaktivasi beta-laktamase. Golongan antibiotik ini adalah asam klavulanat,
sulbaktam, dan tazobaktam. Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang
mengikat beta-laktamase dari bakteri Gram-positif dan Gram-negatif secara ireversibel.
Obat ini dikombinasi dengan amoksisilin untuk pemberian oral dan dengan tikarsilin
untuk pemberian parenteral. Sulbaktam dikombinasi dengan ampisilin untuk
penggunaan parenteral, dan kombinasi ini aktif terhadap kokus Gram- positif, termasuk
S. aureus penghasil beta-laktamase, aerob Gram-negatif (tapi tidak terhadap
Pseudomonas) dan bakteri anaerob.
5. Karbapenem
Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga yang mempunyai aktivitas antibiotik
yang lebih luas daripada sebagian besar beta-laktam lainnya. Yang termasuk
karbapenem adalah imipenem, meropenem dan doripenem.
Obat yang termasuk karbapenem adalah meropenem. Antibiotik ini diindikasikan
pada pasien dengan infeksi berat oleh kuman gram negatif yang resisten terhadap
antibiotik turunan penisilin dan sefalosporin generasi ketiga serta resisten terhadap
bakteri yang memproduksi extended spectrum beta lactamase (ESBL). Antibiotik ini
dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan riwayat kejang.
Dosis yang diberikan untuk infeksi standar adalah IV 20 mg/kgBB/dosis, sedangkan
untuk infeksi berat adalah IV 40 mg/kgBB/dosis pada meningitis yang disebabkan
Pseusomonas sp.
Hanya terdapat satu agen antibiotik dari golongan carbapenem yang digunakan
untuk perawatan klinis, yaitu imipenem yang memiliki kemampuan antibakterial yang
sangat baik untuk melawan bakteri gram negatif-basil (termasuk P. aeruginosa,
Staphylococcus, dan bacteroides). Penggunaan imipenem harus dikombinasikan dengan
inhibitor enzim tertentu untuk melindunginya dari degragasi enzim dari liver di dalam
tubuh.

II.3. Efek Obat Antibiotik Golongan Beta Laktam


1. Penisilin
Reaksi yang merugikan yang sering dari pemberian penisilin adalah
hipersensitifitas dan superinfeksi (timbulnya infeksi sekunder jika flora tubuh
terganggu). Mual, muntah, atau diare merupakan gangguan gastrointestinal yang sering.
Penisilin ini menghambat pembentukan mukopeptida yang di perlukan untuk sintesis
dinding se mikroba. Dan penisilin memiliki sifat bakterisida.
2. Cephalosporins
Efek samping yang umum melibatkan terutama sistem pencernaan: kram perut
ringan, mual, muntah dan diare.
3. Karbapenem
mual ringan atau diare, sembelit ,gatal atau keluarnya cairan padavaginasakit
kepalanyeri.
4. Monobaktam
Mual, muntah, kram perut, ulkus mulut, gangguan pengecapan.
5. Inhibitor beta-laktamase
Diare, urtikaria, nausea, demam, muntah, dermatitis, angiodema

II.4. Kegunaan dan Cara Penggunaan Antibiotik Golongan Beta Laktam


a. Penisilin
1. Ampisilin
 Pada saluran nafas : infeksi karena Haemophylus influenzae nonpenisilinase,
staphylococcus nonncnisilinase dan produksi penisilinase, streptococcus termasuk
streptococcus pneumoniae.
 Pada saluran Gastro Intestinal (GI) : infeksi karena shagella, salmonella typhosa
dan lainnya, E coli, proseus mirabilis dan enterococcus. Penggunaan oral:
dewasa/anak>20kg-500mg peroral tiap 6 jam. Gunakan dosis besar untuk infeksi
berat dan kronis. Anak<20kg:100mg/kg/hari tiap 6 jam. Oral:dosis tunggal 3,5g
diberikan bersama probenisid 1g.
 Pada saluran Genito Urinari (GU) : infeksi karena E coli, P mirabilis,
enterococcus, Shigella.S. tiphosa, salmonella lain, serta Neisseria
gonorrhoeaenonpenisilinase.
 Meningitis (injeksi) : infeksi karena Neisseria meningitides, E.coli, Streptococcus
grub B, dan Listeria monocytogenes. Penambahan aminoglikosida dan dengan
ampisilin dapat meningkatkan efektivitas terhadap bakteri gram negatif.
Penggunaan secara Parenteral: dewasa/anak ≥40kg :500mg iv atau im tiap 6 jam.
Anak <40kg-50mg/kg/hari iv atau im dalam dosis terbagi dengan interval 6-8jam.
Parenteral:laki-laki dewasa-2x500mg, iv atau im dengan interval 8-12 jam.
 Septikemi dan endokarditis (injeksi): infeksi karena Streptococcus,
Staphylococcus, enterococcus, E.coli, P.mirabilis, dan Salmonella sp.
Penambahan aminoglikosida dapat meningkatkan efektivitas ampisilim terhadap
streptococcus penyebab endokarditis. Cara penggunaan 12g/hari iv dalam dosis
terbagi tiap 4 jam ditambah gentamisin 1mg/kg im atau iv tiap 8 jam selama 4-6
minggu.
2. Amoksisilin
 Pada telinga, hidung, tenggorokan : infeksi karena Streptococcus sp,
S.Pneumoniae,Staphylococcus sp atau Haemophilus influenzae.
 Pada saluran Genito Urinari (GU): infeksi karena E coli, P.mirabillis,
Enterococcus faecalis.
 Pada kulit atau struktur kulit: infeksi karena Streptococcus sp, Staphylococcus sp
atau E.coli.
 Pada saluran nafas bawah : infeksi karena Streptococcus sp, S.pneumoniae,
Staphylococcus sp atau H.influenzae.
Penggunaan Secara Klinis
a. Infeksi telinga hidung, tenggorok, kulit/struktur kulit saluran GU:
 Ringan/moderat : dewasa dan anak ≥40 kg :500 mg tiap 12 jam atau 250 mg
tiap jam. Anak >3 bulan dan <40 kg :25mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12
jam atau 40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam
 Berat: dewasa dan anak ≥40kg: 875mg tiap 12 jam atau 500mg tiap 8 jam.
Anak >3 bulan dan <40kg:45mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam atau
40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
b. Infeksi saluran nafas bawah : dewasa dan anak ≥40kg : 875mg tiap 12 jam atau
500mg tiap 8 jam. Anak >3 bulan dan<40kg:45mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap
12 jam atau 40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
c. Infeksi gonorrhea: dewasa: 3g sebagai dosis tunggal oral. Anak>2 tahun: 50mg/kg
amoksisilin ditambah 25mg/kg probenesid sebagai dosis tunggal.
b. Cephalosporins
1. Cefadroxil
 Infeksi saluran urin karena E.coli, Proteus mirabillis. Klebshiella sp
 Infeksi kulit karena staphylococcus dan streptococcus
 Faringitis dan tonsilitis karena streptococcus group A β-hemolitik
Cara penggunaan: Kocok suspensi sirup kering dengan baik sebelum digunakan
- Dosis dewasa:
a. Infeksi saluran urin bawah tanpa komplikasi seperti cystitis: 1 atau 2
g/hari dalam dosis tunggal atau terbagi dalam 2 dosis
b. Infeksi saluran urin yang lain 2 g/hari dalam 2 dosis terbagi
c. Infeksi kulit 1 g/hari dalam dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi.
d. Faringitis dan tonsilitis 1 g/hari dalam dosis tunggal atau dalam 2 dosis
terbagi
- Dosis anak-anak:
a. Infeksi saluran urin dan infeksi kulit: 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
setiap 12 jam
b. Faringitis dan tonsilitis : 30 mg/kg/hari dalam dosis tunggal atau dalam 2
dosis terbaagi.
c. Karbapenem
Meropenem
Diindikasikan pada pasien dengan infeksi berat oleh kuman gram negatif yang
resisten terhadap antibiotik turunan penisilin dan sefalosporin generasi ketiga serta
resisten terhadap bakteri yang memproduksi extended spectrum beta lactamase (ESBL).
Penggunaan Secara Klinis:
Dosis yang diberikan untuk infeksi standar adalah IV 20 mg/kgBB/dosis, sedangkan
untuk infeksi berat adalah IV 40 mg/kgBB/dosis pada meningitis yang disebabkan
Pseusomonas sp
d. Monobaktam
Aztreonam
Infeksi gram negatif, termasuk Pseudomonas aeruginosa, Hemophilus influenzae dan
Neisseria meningitides .
Penggunaan Secara Klinis:
Injeksi intramuskuler atau injeksi intravena selama 3-5 menit atau infus intravena. 1 g
tiap 8 jam atau 2 g tiap 12 jam untuk infeksi berat. Dosis lebih dari 1 g hanya diberikan
secara intravena. Bayi diatas 1 minggu: 30 mg/kg bb, intravena tiap 8 jam. Anak diatas
2 tahun atau infeksi berat, 50mg/kg bb tiap 6-8jam, maksimum 8 g per hari. Infeksi
saluran kemih, 0,5-1 g tiap 8-12 jam. Gonore dan sistitis, 1g dosis tunggal.
e. Inhibitor beta-laktamase
Penghambat beta-lactamase : asam claulanic, sulbactam, dan tazobactam dipakai
dengan kombinasi tetap dengan penicillin hydrolyzable tertentu. Mereka aktif sekali
terhadap beta-lactamase plasmi-encoded tertentu seperti yang disebabkan oleh
gonococci, strepcocci, E. coli, dan H. influenza. Mereke bukan merupakan penghambat
yang baik untuk beta-lactamases kromose yang terbentuk oleh enterobacter dan
pseudomonas.
Cara penggunaan:
a. Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang mengikat beta-laktamase dari
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif secara ireversibel. Obat ini dikombinasi
dengan amoksisilin untuk pemberian oral dan dengan tikarsilin untuk pemberian
parenteral.
b. Sulbaktam dikombinasi dengan ampisilin untuk penggunaan parenteral, dan
kombinasi ini aktif terhadap kokus Gram-positif, termasuk S. aureus penghasil
beta-laktamase, aerob Gram-negatif (tapi tidak terhadap Pseudomonas) dan bakteri
anaerob. Sulbaktam kurang poten dibanding klavulanat sebagai inhibitor beta-
laktamase.
c. Tazobaktam dikombinasi dengan piperasilin untuk penggunaan parenteral. Waktu
paruhnya memanjang dengan kombinasi ini, dan ekskresinya melalui ginjal.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas maka kita dapat simpulkan yaitu:
1. Antibiotik diartikan sebagai senyawa hasil metabolisme mikro organisme biasanya
yang dapat merusak atau menghambat pertumbuhan mikro organisme lainnya.
Biasanya, antibiotik merupakan suatu metabolit sekunder yang dihasilkan dalam fase
stationer siklus pertumbuhan mikro organisme.
2. Antibiotik Betalaktam yaitu golongan antibiotik yang memiliki kesamaan komponen
struktur baik adanya cincin betalaktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi
infeksi bakteri.
3. Mekanisme kerja Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara
menginhibisi sintesis dinding selnya.
4. .Antibiotik beta-laktam terdiri dari penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem,
dan inhibitor beta-laktamase.

III.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca mengetahui dan memahami
pengertian dari antibiotik beta laktam, mekanisme kerja antibiotik betalaktam, efek dari
obat antibiotik golongan beta laktam, dan cara penggunaan antibiotik golongan beta
laktam.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Obat-Obat Penting Untuk Pelayanan Kefarmasian Edisi Revisi. Yogyakarta:

UGM.

Drug Bank. 2012. Open Data Drug and Drug Target Database. (cited on September 1st, 2018)

available at : http://www.drugbank.ca/

Kee J.L & Hayes E R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta.

Siswandono dan Bambang Soekardjo. 2000. Kimia Mediasinal I. Surabaya: Airlangga University

Press

Sweetman C. Sean. 2009. Martindale The Complete Drug Reference : Thirty sixth edition.

Pharmaceutical Press.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-

Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai