TUGAS FARMAKOLOGI
Oleh :
Adesithanaya Miyardi
NPM: 13.700.079
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat
(Tjokronegoro, 2001).
paling banyak diderita yang menunjukkan rasa nyeri pada bagian atas perut
(Almatsier, 2004).
yang cukup signifikan. Populasi orang dewasa di negara barat yang dipengaruhi
oleh dispepsia berkisar antara 14-38%. Menurut data Profil Kesehatan Indonesia
2007, dispepsia rawat inap di rumah sakit tahun 2006 dengan jumlah pasien
34.029 atau sudah menempati peringkat ke-10 untuk kategori penyakit terbanyak
(Abdullah, 2012).
(Abdullah, 2012).
yang ditandai dengan banyak gejala dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah,
rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa. Gangguan yang sering muncul pada
rangsang mual dan muntah itu sendiri. Akibat yang timbul setelah muntah
bergantung pada berapa seringnya terjadi muntah dan berapa lama keadaan
tersebut berlangsung. Pada muntah yang terjadi hanya sesekali saja pengaruhnya
praktis tidak ada. Akan tetapi pada muntah yang terus menerus dan hebat, dapat
afinitas yang cukup kuat pada reseptor dopamin D2 dan D3 yang ditemukan
dalam CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) yang berada pada bagian luar sawar
darah otak yang meregulasi nausea dan vomit (Champion, et al., 1986).
1986).
B. Rumusan Masalah
Fungsional?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Dispepsia Fungsional
2. Tujuan Khusus
Diharapkan dengan hasil ini dapat diteliti lebih lanjut dengan data yang lebih
TINJAUAN PUSTAKA
I. Dispepsia
A. Definisi
menyenangkan pada bagian atas perut. Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “pencernaan yang jelek”. Menurut Konsensus Roma tahun 2000,
pada perut bagian atas. Definisi dispepsia sampai saat ini disepakati oleh para
(sindrom) rasa tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di daerah abdomen bagian
atas yang disertai dengan keluhan lain yaitu perasaan panas di dada dan perut,
mual, muntah dan banyak mengeluarkan gas asam dari mulut. Sindroma
dispepsia ini biasanya diderita selama beberapa minggu /bulan yang sifatnya
Suatu penelitian menunjukkan bahwa 13% sampai 17% anak dan remaja
mengalami nyeri perut setiap minggunya dan dalam penelitian lain juga
mengemukakan pada anak dan remaja berusia di atas 5 tahun yang mengeluhkan
sakit perut, rasa tidak nyaman, dan mual setidaknya dalam waktu satu bulan,
(Rerksppaphol, 2007).
C. Patofisiologi
(Djojodiningrat, 2009):
dan depresi.
lambung saja tidak dapat mutlak menjadi penyebab tungal adanya gannguan
stimulus berupa stres. Intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada
D. Diagnosa
penyebab yang mendasari keluhan dispepsia berkisar dari kelebihan gas sampai
ulkus peptikum atau pun keganasan, “gejala alarm” harus dicari dan diselidiki
terutama pada pasien yang lebih tua dari usia 45 tahun, atau dengan keluhan
memvisualisasi mukosa untuk ulkus, radang yang lain, esofagitis erosif, atau
keganasan dan pada saat yang sama juga memungkinkan dilakukan biopsi untuk
Ultrasonografi pada kuadran kanan atas dapat dilakukan jika ada kecurigaan
pasien atau melalui enzim hati yang abnormal (Leppert dan Peipert, 2004).
E. Klasifikasi
2004):
1. Dispepsia Organik
a. Dispepsia Tukak
Keluhan penderita yang sering diajukan ialah rasa nyeri ulu hati.
duodenum.
b. Refluks Gastroesofageal
c. Ulkus Peptik
Banyak macam obat yang dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak
enak di daerah ulu hati tanpa atau disertai rasa mual dan muntah,
2. Dispepsia Fungsional
berpusat di perut bagian atas dan tidak ditemukan atau bukan kelainan
atau hiposekresi.
b. Dismotilitas Gastrointestinal
d. Psikologik
F. Pemeriksaan Penunjang
2010):
1. Pemeriksaan Laboratorium
yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika
H. pylori, urea breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.
G. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologis
mengganggu, diet tinggi lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu,
2. Farmakologis
a. Antasida
II. Domperidon
A. Uraian Bahan
Rumus bangun :
2-on
methanol
B. Farmakologi Domperidon
afinitas yang cukup kuat pada reseptor dopamin D2 dan D3 yang ditemukan
dalam CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) yang berada pada bagian luar sawar
darah otak yang meregulasi nausea dan vomit. Domperidon tidak dapat
metoklopramid.
bioavailabilitas yang rendah (sekitar 15%) yang artinya pada konsentrasi tersebut
tidak akan meminimalisir laju muntah pada pasien (Champion, et al., 1986).
efek samping dapat merangsang kadar prolaktin plasma yang dalam jangka
C. Efek Samping
kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas, dan urtikaria (ISO,
2010).
D. Dosis
Dispepsia fungsional: dewasa dan usia lanjut: 3 kali sehari 20-30 mg dan
jangan melebihi 12 minggu. Dewasa dan usia lanjut: 20-30 mg dengan interval
waktu 4-8 jam; anak-anak: 0,2-0,4 mg/kgBB sehari dengan interval waktu 4-8
jam; obat diminum 15-30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam (ISO,
2010).
E. Sediaan
kaplet setara 10 mg, sirup setara 5 mg/5 ml, suspensi setara 5 mg/5 ml, dan drop
PEMBAHASAN
I. Laporan Kasus
A. Identitas Penderita
Nama : Nn. E
Umur : 17 th
Agama : Islam
Pekerjan : Pelajar
B. Anamnesis
lalu
lalu, nyeri ulu hati seperti terbakar, nyeri kadang menetap dan kadang
yang sama
sehari.
7. Riwayat Alergi :-
C. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda Vital
Suhu : 36,7 °C
4. Jantung
sinistra
5. Pulmo
Perkusi : sonor/sonor
6. Abdomen
Inspeksi : datar
7. Ekstremitas
Dispepsia Fungsional
E. Tujuan Pengobatan
II. DISKUSI
sebagai berikut:
dr. Adesithanaya Miyardi
S.I.P : 13.700.079
Jl. Simolangit XII No. 54
Surabaya
Surabaya, ………….2016
S 3 dd tab I ½h.a.c
S i.m.m
S i.m.m
Pro : Nn. E
Umur : 17 th
Alamat : Pramuka Sari II, Jakarta
8mg / 12jam
10mg / 12jam
10mg / 8jam
B. Pembahasan Obat
pada reseptornya yang ada di CTZ (chemoreseceptor trigger zone) pada saluran
cerna. Serotonin merupakan zat yang akan dilepaskan jika terdapat toksin dalam
saluran cerna, serotonin berikatan dengan reseptornya dan akan merangsang saraf
mual dan muntah. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah
ditemukan ialah konstipasi. Gejala lain dapat berupa sakit kepala, flushing,
mengantuk, gangguan saluran cerna, nyeri dada, susah bernapas, dsb (Wijayanti,
2014).
lambung. Pemberian domperidon pada pasien dewasa dengan dosis 3 kali sehari
saluran cerna bagian atas tanpa merangsang sekresi asam lambung, empedu atau
terutama bagian antral, merelaksasi sfingter pilorus dan bulbus duodenum, dan
dispepsi diperoleh data bahwa antiemetika paling lama tiga hari. Pemberian
antiemetika pada penderita dispepsia diberikan pada hari pertama karena keluhan
pasien yang mengalami mual dan muntah pada saat datang. Namun, apabila hari
kedua pasien tidak mengeluhkan mual dan muntah maka pemberian antiemetika
10mg/12 jam,10 mg/8 jam dan 10mg dalam NaCl 100 cc satu kali sehari.
hari.
domperidon.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
asam lambung. Pemberian domperidon pada pasien dewasa dengan dosis 3 kali
sehari 10 mg.
ginekomastia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah M. dan Gunawan J., 2012, Dispepsia, Jurnal IDI, Vol. 39 No. 9.
Boediarso A. Sakit Perut pada Anak. Dalam: Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H,
4788.
Fungsional. In: Sudoyo, A.W., Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed.
ISO, 2010, ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat, Volume 48, PT. ISFI
Penerbitan, Jakarta
Leppert, P.C. & Peipert, J.F., 2004. Primary Care for Woman. 2nd ed. USA:
Moffat, A.C., Osselton, M.D. dan B.Widdop. (2004). Clarke’s Analysis of Drugs
Mutschler, Ernst., 1999. Dinamika Obat, Edisi V, Jilid III, Penerbit ITB,
Medicine.2007;14:78-90.
Gastroenterol.2006;7:673-677.
Saps M, Youssef N dkk. Multicenter, randomized, placebo – controlled trial of
Gastroenterol. 2005;100:2324-37.
Tjokronegoro, Arjatmo, 2001, Buku ajar: Ilmu penyakit dalam (jilid II). FKUI:
Jakarta, hal: 45