Anda di halaman 1dari 17

49

Tetes Telinga

BAB V
SEDIAAN STERIL TETES TELINGA
5.1 Pengertian Tetes Telinga
Tetes telinga atau Guttae auriculares adalah obat tetes yang digunakan
untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali
dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
Menurut Ansel, Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep
yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam
jumLah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga
(lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
Menurut Stefanus Lukas dalam buku Formulasi Steril, Obat Tetes
telinga adalah larutan zat aktif dalam air atau dalan pembawa lain yang
digunakan dengan meneteskan ke dalam lubang telinga
Menurut DOM King, Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan
ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan
bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan bahan
antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk
membersihkan, menghangatkan atau mengeringkan telinga bagian luar.
Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang
cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga; umumnya digunakan
Gliserol dan Propilenglikol. Dapat juga digunakan etanol 90%, heksilenglikol
dan minyak lemak nabati. Zat pensuspensi dapat digunakan sorbiton,
Polisorbat atau surfaktan lain yang cocok.
Penyimpanan, kecuali dinyatakan lain pH 5,0 sampai 6,0

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

50

Tetes Telinga

5.2 Anatomi dan Fisiologi Telinga


Secara anatomis, telinga terbagi menjadi 3 bagian, bagian luar, tengah
dan dalam. Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks (pendengaran dan keseimbangan).
Anatomi Telinga Luar

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang
dinamakan membran timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua
sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh
kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah
kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara
dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan
meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput
mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius
eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus
panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka
kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun
atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada
membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

51

Tetes Telinga

seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.


Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan

perlindungan

bagi

kulit.

Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah


lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di
antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius
eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan
selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang
telinga

tengah)

dihubungkan

dengan

tuba

eustachii

ke nasofaring

berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang


temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

52

Tetes Telinga

dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara
dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara.
Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes
ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela
bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan
dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini
dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,
menghubungkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup,
namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan
manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai
drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah
dengan tekanan atmosfer.
Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga
kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya
merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis
bersama menyusun tulang labirin. Ketiga kanalis semisi posterior, superior
dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan
mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir
reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan
seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan
dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk
pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak
sempurna mengisinya, Labirin membranosa terendam dalam cairan yang
dinamakan

perilimfe,

yang

berhubungan

langsung

dengan

cairan

serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

53

Tetes Telinga

tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,


dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan
dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut
labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan
sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi
kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga
mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus
kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akusdk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang
muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus
koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam
kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII).
Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah ke
batang otak
5.3 Syarat-Syarat Sediaan Tetes Telinga
Obat tetes telinga mempunyai konsistensi yang kental agar mudah
menempel pada dindingnya. Contohnya : Gliserin, Propilenglikol,

minyak nabati, dll.


Tetes telinga harus sesuai dengan pH telinga yaitu 5,0 sampai dengan 6,0.
Tetes telinga tidak mengakibatkan iritasi.
Tetes telinga tidak boleh menggunakan air karena dalam telinga
mengandung lemak sehingga obat tidak dapat terserap.

5.4 Keuntungan dan Kerugian Tetes Telinga


1. Keuntungan
a) Dapat bekerja secara langsung pada bagian yang sakit
b) Beberapa tetes saja sudah dapat mengurangi rasa sakit
c) Memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh
organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal).

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

54

Tetes Telinga

2. Kerugian
a) Syaraf pendengaran harusnya steril, malah terkontaminasi yang akan
menyebabkan telinga berdengung dan vertigo, yang akhirnya
penderita akan mengalami pendengaran semakin parah
b) Dapat menyebabkan hipersensitifitas
c) Efek samping sistemik jarang terjadi dari kadar plasma yang tinngi
karena dosis berlebihan
d) Pengobatan tidak boleh dalam jangka waktu tang lama
e) Bersifat asam yang akan menyebabkan rasa terbakar dan menyengat.
5.5 Hal-Hal yang Harus diperhatikan dalam Pembuatan Tetes Telinga
Dalam pembuatannya, kita perlu memperhatikan:
1. Kelarutan
Kebanyakan senyawa obat larut dalam cairan pembawa yang umum
digunakan pada sediaan tetes telinga, jika senyawa obat tidak larut dalam
cairan pembawa maka bisa dibuat sediaan suspensi. Karena kebanyakan
zat pembawa merupakan zat yang kental, maka pada pembuatan sediaan
suspensi untuk tetes telinga tidak perlu ditambahkan zat pensuspensi.
2. Viskositas
Viskositas sediaan tetes telinga penting untuk diperhatikan karena dapat
menjamin sediaan bisa lama berada di dalam saluran telinga.
3. Sifat surfaktan
Dengan adanya surfaktan akan membantu proses penyebaran sediaan dan
4.

melepaskan kotoran pada telinga.


Pengawet
Pada sediaan tetes telinga yang menggunakan gliserin, propilen glikol

sebagai pembawa tidak perlu ditambahkan zat pengawet.


5. Sterilisasi
Sediaan tetes telinga harus steril atau bersih. Yang bebas dari partikel
bahan asing.
6. pH
Telinga sering bergantung pH. Ada pH optimum untuk larutan berair yang
digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan
Peristein menemukan range pH antara 5 7
7. Keefektifan obat
Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan
menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH
telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

55

Tetes Telinga

lebih cepat. Sering perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang
sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan yang
lainnya basa (Scovilles : 257). Larutan untuk telinga biasanya memakai
wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang
seragam (Scovilles : 257)
5.6 Tujuan Pemakaian Tetes Telinga
Berikut ini beberapa tujuan pemakaian tetes telinga, antara lain :
1. Untuk Infeksi telinga luar
Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
kelembaban yang cukup tinggi,
adanya sel sel epithelium, dan
kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi yang ideal untuk
pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini.
Beberapa

flora

yang

terdapat

pada

telinga

luar

adalah Micrococci (aureus dan ulbus) danCorynebacteria. Kurang dari 1


% dari telinga normal mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel
epitel mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika telinga
berada dalam kondisi yang lembab. Infeksi telinga luar (otitis eksternal)
dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau larutan) dalam
propilen glikol dan polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang
bersamaan dengan antibiotik yang selektif berdasarkan aktivitasnya
melawan Pseudomonas aeruginosa.

Gambar. Otitis Externa


2. Infeksi telinga tengah
Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan
pembengkakan rongga hidung yang terhubung melalui saluran eustachius.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

56

Tetes Telinga

Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti dengan kehilangan


pendengaran secara parsial dan demam.
Penggunaan antibiotik membawa perubahan yang sangat luar biasa
dalam pengobatan otitis media. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
ini antara lain Proteus dan Pseudomonas.
3. Untuk melepaskan kotoran telinga
Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang
berlebihan dalam telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan
pendengaran dan merupakan penghalang bagi pemeriksaan secara
otologik. Telah bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan
hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran telinga
yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan
sintetik dikembangkan untuk aktivitas cerumenolitik dalam melepaskan
lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin polipeptida
oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang
digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu
pengeluarannya.
Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai
dengan menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi
kepala pasien miring 45o, lalu memasukkan gumpalan kapas untuk
menahan obat dalam telinga selama 15 30 menit, disusul dengan
menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai
penyemprot telinga dari karet yang lunak.
4. Untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk
melawan infeksi adalah zat zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat,
neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin. Pada umumnya zat zat ini
diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam
gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini
memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

57

Tetes Telinga

lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik


kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan
membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme
yang ada. Untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai
infeksi telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan
analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti lidokain dan
benzokain.
pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga
utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan
range pH antara 5 7,8. keefektifan obat telinga sering bergantung pada
pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis
dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH
telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh
lebih cepat. Sering perbedaan dalam keefektifan antara dua obat yang
sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan yang
lainnya basa.
Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus
jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam.
5.7 Jenis-Jenis dan Bentuk Tetes Telinga
1. Larutan untuk menghilangkan serumen
Serumen adalah kombinasi sekresi keringat dari kelenjar sebaseous
dan kanal eksternal auditori. Sekresi ini jika mengering akan membentuk
masa semisolida lengket dan dapat mengikat sel epitelial, rambut rontok,
debu dan benda asing lainnya yang masuk kedalam liang telinga.
Akumulasi serumen secara berlebihan dalam telinga dapat menyebabkan
rasa gatal, nyeri, dan mengganggu pendengaran; jika tidak dikeluarkan
secara periodik, maka serumen dapat mengeras dan menghilangkannya
akan lebih sulit serta menimbulkan rasa sakit.
Untuk melunakkan serumen yang sudah memadat digunakan minyak
mineral ringan, minyak nabati, dan hidrogen peroksida. Saat ini
digunakan larutan surfaktan sintetik. Salah satu dari agen ini adalah

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

58

Tetes Telinga

kondensat trietanol amin polipeptida oleat, yang secara komersial


diformulasi

dengan pembawa

propilen

glikol,

digunakan

untuk

emulsifikasi serumen untuk mempermudah pengeluarannya.


Sediaan lainnya adalah karbamida peroksida ( 6,5%) dalam
campuran gliserin, propilen glikol, dan asam sitrat. Pada saat berkontak
dengan serumen, karbamida peroksida melepas oksigen yang merusak
integritas dari wax serumen yang memadat, sehingga mudah dihilangkan..
2. Sediaan antiseptik

Agen antiseptik sering digunakan untuk pengobatan penyakit kanal


eksternal telinga. Beberapa antiseptik biasa digunakan untuk profilaksis
pembedahan telinga. Sediaan antiseptik otologi dipasarkan hanya sebagai
larutan asam asetat (cuka). Sediaan asam asetat (biasanya larutan 2-5%)
menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur. Sangat bermanfaat
untuk P. Aeruginosa, Staphilooccus, B-hemolitic streptococci, Candida
spesies, dan Aspergillus. Tidak ada mikroorganisme yang resisten
terhadap sediaan ini. Larutan asam asetat pada telinga luar biasanya dapat
ditoleransi dan nonsensitisasi, hanya instalasi ke dalam jaringan telinga
tengah dapat menimbulkan rasa nyeri.
Larutan asam asetat dapat dikombinasi dengan alumunium asetat
atau senyawa steroid karena bersifat antiinflamasi dan antipruritik. Ada
kecenderungan larutan asam asetat menginduksi lapisan keratin yang
akan meningkatkan jaringan mati dalam liang selnya. Hal ini akan
mempengaruhi infeksi dan memperlambat proses penyembuhan.
Antiseptik umum, seperti povidon iodin, klorheksidin glukonat dan
heksakhlorofen

dapat

digunakan

ototopikal

untuk

profilaksis

pembedahan. Paling umum digunakan adalah povidon jodium karena


spektrum aktivitasnya lebar terhadap mikroflora, mikrozoa, dan virus.
Selama profilaksis pembedahan, antiseptik harus dicegah jangan sampai
memasuki telinga tengah karena akan menghambat migrasi fibrolast
selama proses penyembuhan.
3. Sediaan antijamur

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

59

Tetes Telinga

Kebanyakan infeksi otomikotik adalah konsekuensi dari pengobatan


dengan antibiotika. Dengan cara pembersihan kanal eksternal telinga dan
menghentikan pengobatan (dengan antibiotika), biasanya cukup untuk
menghilangkan infeksi.
4. Tetes antimikroba

Sebagai satu kelompok, obat tetes antimikroba otik paling banyak


diminta dokter melalui resep. Kebanyakan sediaan ini mengandung
campuran antibiotika yang dikombinasikan dengan agen steroid.
Untuk aktivitas bakterisid dapat ditambahkan asam asetat atau suatu
alkohol. Beberapa dari sediaan ini mengandung asam asetat sebagai agen
antibakteri utama. Kebanyakan formulasi untuk sediaan ini mempunyai
pH rendah antara 3-5, sama dengan kanal esternal telinga normal.
5. Sediaan Serbuk

Sediaan serbuk sudah digunakan sejak lama dalam pengoatan


otologi. Pada awalnya digunakan dalam bentuk serbuk tabur untuk
pengobatan otitis kronis, terutamanya berguna untuk rongga mastoid.
Berbeda dengan sediaan otik lainnya, serbuk tidak bisa menyebabkan
nyeri pada waktu pemberian. Untuk instilasi (pemasukan) obat serbuk
dapat digunakan suatu alat 'in sulfator' ke dalam kanal eksternal telinga
atau rongga mastoid. Sediaan antibiotika yang sesuai untuk alat insulfator
antara

lain,

kloramfenikol-sulfanilamid-fungizone,

kloramfenikol-

sulfanilamida-fungizone-hidrokortison.
6. Sediaan Anestetika

Agen anestetika digunakan untuk menghilangkan nyeri terkait


dengan infeksi, seperti otitis eksternal, otitis media, dan miringitis
gelembung (bullous). Dapat pula digunakan secara lokal sebelum operasi,
pada umumnya selama miringotomi pada pasien dengan membran
timpanik tidak rusak atau utuh.
Kebanyakan sediaan anestetik mengandung benzokain karena
benzokain diabsorbsi buruk melalui kulit sehingga terlokalisasi untuk

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

60

Tetes Telinga

waktu lama, hanya saja efektivitasnya sulit diramalkan. Benzokain


diketahui pula menjadi penyebab reaksi hipersensitivitas.
7. Sediaan lain

Propilenglikol adalah pembawa yang baik untuk beracam obat tetes


antibiotika,

menunjukkan

efek

dehidrasi

terhadap

jamur,

dan

meningkatkan efektivitas pengobatan antijamur lainnya. Kadang-kadang


menimbulkan kontak dermatitis pada saat penggunaan pada pasien.
Kortikosteroid kadang-kadang ditambahkan pada bermacam obat
tetes kombinasi ototopikal untuk mengurangi inflamasi dan gatal-gatal
berkaitan dengan infeksi telinga akut. Kortikosteroid dapat pula
digunakan untuk pengobatan pertama dermatosis pada kanal eksternal
telinga, terutama psoriasis dan dermatitis seboreika.
Pembuatan sediaan otik ini didasarkan pada pembuatan sediaan
steril sehingga cara sterilisasi dan teknik aseptik yang digunakan sama
dengan cara sterilisasi dan teknik aseptik untuk preparasi obat steril,
seperti injeksi.
5.8 Mekanisme Absorbsi Tetes Telinga
Obat-obatan yang diberikan melaui telinga hanya untuk pengobatan
secara lokal. Obat tetes telinga diberikan melalui saluran telinga eksternal,
yang terpisah dari telinga tengah melalui membran timpani. Berbagai faktor
yang mempengaruhi penyerapan zat aktif dari telinga atau tindakan di
dalamnya yaitu kelenjar sebaceous dan kelenjar apokrin yang mengeluarkan
lendir yang cairan berminyak dan bila diberikan maka akan merata pada
tempat

yang

diberikan.

Sel-sel

dari

stratum

korneum

membentuk

cerumon atau lilin antara lain, terdiri dari lemak, asam lemak, protein,
pigmen, glikoprotein dan air. Keasaman lingkungan luas permukaan kulit
telinga sekitar pH 6, kadang-kadang keasaman telinga berfungsi sebagai
pelindung,

dimaksudkan

mikroorganisme.

Berbagai

adalah

pertahanan

agen

ceruminolytic

terhadap
mencapai

serangan
mereka

dengan cara melarutkan lilin. Beberapa telinga komersial - tetes mengandung

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

61

Tetes Telinga

Polaksamer-poloksamer

atau

natrium

dioktil

sulfosuksinat

(docusate

Sodium).
Pada otitis media , infeksi Eustachio tabung yang terlibat, pengobatan
dengan pemberian antibiotik bersama-sama dengan analgesik oral. Ada
sedikit bukti bahwa analgesik topikal memberikan aksi yang cepat sehingga
menunjukkan penyerapan yang buruk.
5.9 Cara Menggunakan Tetes Telinga
1. Cucilah tangan dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar menggunakan air hangat atau kain lembab
dengan hati-hati, kemudian dikeringkan.
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan
tangan selama beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat
menghadap ke atas.
a. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk
meluruskan saluran telinganya.
b. Untuk anak <3 tahun: tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang
untuk meluruskan saluran telinganya.

6. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga.


Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup
kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk menyumbat lubang telinga
agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
7. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka
atau membilas ujung botol tetes.
8. Cucilah kembali tangan dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa
obat yang mungkin menempel.
5.10 Contoh Sediaan Tetes Telinga yang beredar dipasaran

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

62

Tetes Telinga

No.
1.

Nama Sediaan
Otopain

Komposisi/kadar
Tiap

mL

obat

polisimina

tetes

Indikasi

Pabrik

: Otitis eksterna akut Interbat

sulfat dan kronis

1.000.000 UI, neomisina


sulfat 0,5 g, fludrokortison
asetat 0,1 g, lidokain-HCl 4
gr,

air,

propil

glikol,

gliserin hingga 100 mL


2.

Otopraf

Tiap mL tetes telinga :


Floudrokortison

asetat

Otitis eksterna akut Prafa

1 dan

kronis

mg, polimiksina-B sulfat disebabkan bakteri


10.000 UI, neomisina sulfat

gramnegatif

dan

5 mg, lidokaina-HCL 40 positif yang peka,


mg

furunkulosis,
radang

saluran

telinga bagian luar


disertai rasa nyeri
3.

Otozambon

Tiap mL tetes telinga :

Zambon

Polimiksina-B-SO4 10.000

Spa

UI,

Neomisina-SO4,

furaltodon-HCL 4,5 mg,


fludrokortison asetat 1 mg,
lidokaina-HCL 40 mg
4.

Sofradex

Tipa mL tetes mata dan Pengobatan jangka Aventis


telinga : Flamisetina sulfat

pendek , inflamasi

5 mg, gramisidina 0,05 mg, infeksi


deksametason 0,5 mg

okuler

disebabkan
organisme

yang

sensitive
5.

Kemicetina-A

Tiap

mL

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

tetes

telinga: Radang telinga akut Kalbe

63

Tetes Telinga

Levokloramfenikol 10 mg,

dan kronik, terapi Farma

tetrakaina 10 mg

setelah pembedahan
dan

otitis

media

kronik
6.

Oticol Obat tetes Tiap mL tetes telinga :


telinga

Berbagai

Kloramfenikol 3 % dalam telinga


propilenglikol

radang Imfrarmind
akut

dan K

kronis seperti otitis


media,

otitis

eksternal dll, karena


infeksi bakteri yang
peka

terhadap

klorafenikol
7.

Otolin

Tiap mL tetes telinga :


Kloramfenikol

9.

Tarivid

Cetamid

telinga Kalbe

%, bagian

luar

dan farma

polimiksina-B-SO4 10.000 tengah

akut

dan

UI, benzoate 1 %
8.

Radang

kronik

Ofloksasina 3 mg/mL tetes Infeksi telinga

Kalbe

telinga

farma

Tiap mL tetes telinga : Na

Infeksi gram positif Erela

sulfatsetaida 100 mg, asam dan negatif lokal

10.

Hufamycetin

borat 20 mg

pada telinga

Kloramfenikol 30 mg/mL

Radang telinga akut Gratia

tetes telinga

dan

kronik,

pengobatan

pasca

bedah, otitis media


kronik
Erlamicetin
11.

Tetes

telinga

Kloramfenikol 1 %

: Infeksi

pada telinga bagian


luar

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

superfisial Erela

oleh

kuman

64

Tetes Telinga

positif gram atau


gram negatif yang
peka

terhadap

kloramfenikol

12.

Cendofenikol

Kloramfenikol 10 mg/mL

Infeksi riketsia atau Cendo

tetes telinga

virus, infeksi atau


peradangan seperti
otitis

media

dan

otitis eksternal akut


atau kronik
13.

Colme

Tiap mL tetes telinga :

Otitis eksternal dan Interbat

Kloramfenikol

10

%, media

lidokaina-HCL

%, kronis,

akut

dan

propilen glikol sampai 100 neurodermatitis,


mL

eksema

pada

meatus

auditorus,

nyeri telinga
14.

Decacetine

Tiap mL tetes telinga :


Kloramfenikol

Antinfektikum

Harsen

dalam telinga

propilenglikol 30 mg
15.

Enkacetyn

Kloramfenikol 100 mg/mL

Infeksi pada telinga

tetes telinga
16.

Forumen

Kimia
farma

Natrium dokusat 5 mg/mL

Membantu

Sanbe

tetes telinga

mengeluarkan

farma

kotoran telinga

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

65

Tetes Telinga

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI KELAS D

Anda mungkin juga menyukai