Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MATA KULIAH FITOTERAPI

DISPLIDEMIA

Disusun oleh :
Bayu Handika

1206257595

Innet Maysyarah

1206249990

Izzatu Rizqiyah

1206246742

Rizky Mutiara Mahani

1206253893

Zahra Adiyati

1206257670

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK

KATA PENGANTAR
Penulis ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul Dislipidemia dapat
terselesaikan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah fitoterapi. Selain itu, penulisan makalah ini juga
bertujuan untuk memberi wawasan kepada para pembaca tentang pengobatan
dislipidemia dengan pendekatan herbal.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Abdul Munim,
MS, Apt. selaku dosen pembimbing mata kuliah fitoterapi, teman-teman serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
baik secara moril dan materiil sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Selanjutnya penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
selama pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membantu dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang.
Depok, Mei 2015
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..i


KATA PENGANTAR ..i

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..1
1.2 Tujuan ..................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah................................................................................1
1.4 Metode Penulisan.................................................................................1
1.5 Sistematika Penyajian...........................................................................2
BAB II ISI................................................................................................................3
2.1 Dislipidemia.........................................................................................3
2.2 Tanaman Antidislipidemia....................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................26
3.1. Kesimpulan.......................................................................................26
3.2 Saran...................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dislipidemia merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme lipid yang
ditandai oleh peningkatan parameter lipid di luar rentang normal. Banyak
penelitian hingga saat ini menemukan bahwa dislipidemia sebagai penyebab
morbiditas, mortalitas, dan biaya pengobatan yang tinggi. Selain itu,
dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko penting terjadinya penyakit
jantung koroner yang merupakan penyebab kematian utama di Amerika
Serikat. World Health Organization memperkirakan dislipidemia berhubungan
dengan kasus penyakit jantung iskemik secara luas, serta menyebabkan 4 juta
kematian per tahun. Survei MONICA (Monitoring Trends and Determinant in
Cardiovascular Disease Survey) yang dilakukan pada populasi usia 25-64
tahun di Jakarta pada tahun 1993 menunjukkan adanya peningkatan
dislipidemia dari 13,4% menjadi 16,4% (Bob, 2012).
Kenaikan prevalensi dislipidemia di Indonesia mendorong naiknya
permintaan antidislipidemia di pasaran. Sediaan herbal menjadi salah satu
alternatif yang diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, di dalam makalah
ini

dibahas

beberapa

tanaman

yang

dapat

dimanfaatkan

sebagai

antidislipidemia.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai penggunaan ekstrak tanaman untuk memperbaiki
keadaan dislipidemia.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1. Apa yang dimaksud dengan dislipidemia?
1.3.2. Tanaman apa saja yang dapat digunakan sebagai antidislipidemia?
1.4 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode
studi pustaka.Informasi-informasi yang ada dalam makalah ini kami dapatkan
1

dari beberapa buku teks, jurnal, dan literatur-literatur lain mengenai


pengobatan herbal. Selain itu, kami juga mencari dan memperoleh beberapa
informasi dari media internet.
1.5 Sistematika Penyajian
Makalah ini kami susun dalam tiga bab yang terdiri dari pendahuluan, isi,
dan penutup. Pada bab pertama, kami menjelaskan latar belakang, tujuan,
rumusan masalah, metode penulisan, dan sistematika penyajian makalah. Pada
bab kedua, kami menguraikan tentang pengertian dislipidemia, berbagai jenis
tanaman yang digunakan untuk memperbaiki keadaan dislipidemia dan
masing-masing zat aktif yang terkandung di dalamnya, serta efek yang
diberikan oleh masing-masing zat. Pada bab ke tiga, kami memberikan
kesimpulan dan saran sebagai bagian penutup dari makalah ini. Pada bagian
akhir, kami menyajikan daftar pustaka sebagai bahan referensi kami dalam
penyusunan makalah.

BAB 2
ISI
2.1.

Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia mengacu


pada kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma. Beberapa
kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan
salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Etiologi dislipidemia
1.

Dislipidemia primer : merupakan dislipidemia yang disebabkan


oleh faktor keturunan/genetik.

2.

Dislipidemia sekunder : merupakan dislipidemia yang disebabkan


oleh usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, hormon, obesitas, menu makanan
terlalu banyak lipid, kurang aktivitas tubuh, konsumsi alkohol, kebiasaan
merokok, diabetes, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang menyebabkan dislipidemia sekunder :


a. Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan
dari hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis,
dikarenakan

hormon

seks

pria

(testosteron)

mempercepat

timbulnya

aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek


perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause
mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan
wanita premenopause.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga
bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar
kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah.

Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen


pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri sendiri atau bersamaan. Kegemukan
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama
makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel
lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output
VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi.
Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain
d. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol
HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak
sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan
melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
e. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok,
rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah
metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam
darah.
f. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.
Penyebab dislipidemia secara umum adalah

karena faktor keturunan,

alkohol, hormon esterogen, obat-obatan, kebiasaan diet lemak jenuh, kurang


olah raga dan gaya hidup tidak sehat.

Tabel 1 : penyebab penyakit yang menyebabkan kelainan lipid pada tubuh


2.2. Tanaman Antidislipidemia
2.2.1 Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
a. Deskripsi Tanaman
Tanaman rosela berupa tanaman semak, tumbuh tegak tinggi
hingga mencapai 3 m. Batang berbentuk bulat, berkayu lunak, tegak
bercabang-cabang berwarna merah. Daun berbentuk bulat telur
dengan ujung tumpul dan tepi daun bergerigi. Tangkai bunga keluar
dari ketiak daun. Bunga tunggal, kelopak bunga berbentuk lanset,
berdaging tebal, berwarna merah tua. Simplisia yang digunakan
adalah kelopak bunga yang telah dikeringkan (Hibiscus Sabdariffae
Calyx).

Tanaman rosela merah dan simplisia kelopak bunga rosela


b. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa : Malvales
Suku
: Malvaceae
Marga
: Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
c. Kandungan Kimia
Kelopak bunga rosela mengandung senyawa antosianin,
delfidin, sianidin, eskuletin, vitamin C dan B. Kandungan lainnya

adalah kalsium, beta karoten, asam amino esensial, dan asam-asam


tumbuhan (15-20%) meliputi asam sitrat, asam malat, asam tartar, dan
asam (+)-alo-hidroksisitrat.

Struktur kimia beberapa senyawa dalam kelopak bunga rosela


d. Efek Farmakologi
Kelopak bunga rosela secara tradisional telah digunakan untuk
hipertensi dan dislipidemia. Diperkirakan bahwa efek antioksidan dan
diuretik

simplisia

ini

merupakan

mekanisme

utama

dalam

menurunkan tekanan darah. Efek antiobesitas dari ekstrak rosela


diduga melalui penghambatan diferensiasi adiposit melalui modulasi
PI3-K/Akt dan jalur ERK yang berperan dalam adipogenesis.
e. Uji Preklinik dan Klinik
Efek antiobesitas ekstrak kelopak bunga rosela telah
dilaporkan pada hewan coba.ekstrak terstandar kelopak bunga rosela
diberikan pada hewan coba obesitas yang diinduksi monosodium
glutamat. Ekstrak air mengandung 33,64 mg total antosianin diberikan
secara peroral selama 60 hari. Pemberian ekstrak tersebut menekan
peningkatan berat badan, namun tidak mempengaruhi kadar
trigliserida dan kolesterol. Pada penelitian lain, pemberian ekstrak
kering kelopak bunga rosela 500 dan 100 mg/kg pada tikus diet
kolesterol tinggi selama 6 minggu menurunkan kadar kolesterol 22
dan 26%, kadar trigliserida 33 dan 28%, sedangkan kadar HDL tidak
terjadi perubahan nyata. Rebusan kelopak bunga rosela menurunkan
kadar trigliserida darah pada mencit yang mengalami hiperlipidemia.
Penelitian Adesanoye, et al (2010) menggunakan 25 kelinci
jantan dewasa (1,5-1,7 kg) secara acak dibagi menjadi 5 kelompok.
Kelompok 1 sebagai kontrol menerima 1 ml minyak jagung selama
8 minggu.
6

Kelompok 2,3,4, dan 5 diberi diet kolesterol berlebih.


Kelompok 3, 4 dan 5 menerima dosis harian kolestiramin (260
mg/kg), HSE (ekstrak kelopak rosela) 200 mg/kg dan HSE 300
mg/kg.
Hasil yang diperoleh menunjukkan penurunan kolesterol,

LDL, dan trigliserida.


Penelitian lainnya dilakukan dengan pemberian kapsul ekstrak
kelopak bunga rosela pada 42 sukarelawan umur 14-75 tahun dengan
kadar kolesterol 175-327 mg/dl selama 4 minggu. Penurunan nyata
terlihat pada kelompok dengan pemberian 2 kapsul perhari yakni
penurunan sekitar 12% pada 71% sukarelawan.
Penelitian Sabzghabaee AM, et al (2013) mengevaluasi efek
dari ekstrak kelopak rosela terhadap dislipidemia pada remaja
obesitas. Sebanyak 90 remaja obesitas (12-18 tahun) dengan
dislipidemia secara acak dibagi dalam 2 kelompok yakni yang
menerima 2 g bubuk halus kelopak bunga rosela per hari selama 1
bulan dan kelompok kontrol. Hasil menunjukkan penurunan kolesterol
total serum, LDL, trigliserida, namun untuk HDL tidak ada perubahan
yang signifikan.
f. Dosis, Efek Samping, Interaksi Obat dan Keamanan
Dosis infusa herbal (dibuat dari teh dengan menyeduh herbal
dalam air panas) dipersiapkan dari 10 g simplisia kering (setara
dengan 9,6 mg kandungan antosianin) setiap hari sebelum makan pagi
selama 4 minggu. Ekstrak kelopak bunga rosela dapat menurunkan
kadar klorokuinolon sehingga tidak berefek dan mengubah waktu
paruh parasetamol. Selain itu juga memiliki aktivitas esterogen
meskipun belum ada perubahan klinis yang jelas. Pada pria sehat
dapat menyebabkan penurunan konsentrasi kreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalium, kalsium, natrium dan fosfat pada urin.
Walaupun kelopak bunga rosela sering digunakan sebagai teh,
data keamanan yang dilaporkan masih terbatas, sebaiknya dihindari
oleh pasien hipersensitif atau alergi terhadap kelopak bunga rosela.
Pemberian pada dosis tinggi juga harus hati-hati.

Kapsul ekstrak bunga rosela yang tersedia di pasaran memiliki


bobot kapsul 500 mg yang dikonsumsi 2 kapsul per hari setelah
makan.

Contoh sediaan herbal dari kelopak bunga rosella (ekstrak cair, kapsul, teh)
2.2.2

Ginseng Radix
a. Taksonomi
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Apiales

Famili

: Araliaceae

Genus

: Panax

Spesies

: Panax ginseng L.

Simplisia

: Ginseng Radix

Gambar. Ginseng radix


b. Simplisia
Ginseng Radix (akar ginseng) verupa akar utuh potongan
akar yang telah dikeringkan. Simplisia akar menyerupai gulungan
atau bentuk silindris, panjang hhingga 20 cm, diameter hingga 3
cm, warna bagian luar kuning keabu-abuan, kasar, memiliki 2-3
cabang, rhizome panjang 1- 4 cm dengan diameter 0,3-1,5 cm agak
melengkung, kambium warna kuning kecoklatan
c. Deskripsi tanaman

Gambar. Tanaman Ginseng


Tanaman menahun, tumbuh tegak, tidak bercabang. Daun
majemuk, berbentuk bulat telur, menjari dengan 5 helai, 3 helai di
ujung lebih besar, bagian ujung meruncing, agak melengkung,
bergerigi kecil, panjang 15 cm, lebar 6,5 cm. Bunga berbentuk
payung warna merah muda, memiliki kelopak 5 dan 5 benang sari.
Buah kecil, bentuk bulat, waktu matang warna merah pada musim
gugur. Akar bercabang mulai bagian tengah, bentuk spesifik
menyerupai sosok manusi.

d. Kandungan Kimia
Senyawa utama dalam ginseng radix adalah ginsenosida
yang merupakan saponin dan dapat dibagi ke dalam dua kelas
yaitu:
a. Kelas protopanaksatriol : Rg1, Rg2, Rf, dan Re.
b. Kelas protopanaksadiol : Rc, Rd, Rb1, Rb2, dan Rb3.
Saponin lain yang juga terdapat dalam ginseng radix adalah
polisakarida, asam amino (terutama glutamin dan arginin), minyak
atsiri. Tiga hidrokarbon : panaksene, panaginsene, dan ginsinsene.

Gambar. Ginsenosida
e. Aktifitas Farmakologi
Antihiperlipidemik
Ginseng Rb1 telah menunjukkan dapat menurunkan tingkat
trigliserida dan kolesterol melalui produksi c-AMP pada hati tikus.
Ekstrak Panax ginseng (6 g/hari) selama 8 minggu menghasilkan
reduksi pada total serum kolesterol, trigliserida, LDL, dan tingkat
malondialdehida plasma dan meningkatkan HDL pada 8 pria.
Ginseng juga telah dilaporkan menurunkan kolesterol hepatik dan
tingkat trigliserida pada tikus, hal ini mengindikasikan potensi
penggunaan ginseng pada pengobatan lemak hati.
f. Dosis

10

Dosis harian Panax ginseng yang direkomendasikan adalah


1-2 gr herbal mentah, atau 200 mg ekstrak standar yang
mengandung 4-7% ginsenosid.
g. Efek samping
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ruam atau
bintik kulit, gatal-gatal, diare, sakit tenggorokan, kehilangan nafsu
makan, kemampuan rangsangan, gelisah, depresi atau insomnia.
Sindrom Steven-Jhonson terjadi pada salah satu pasien dan
mungkin diakibatkan oleh kontaminasi pada produk ginseng.
Konsumsi

ginseng

Amerika

berlebih

dapat

menyebabkan

hipokalsemia baik pada penderita kencing manis atau bukan. Efek


yang sering timbul adalah sakit kepala, susah tidur, dan kelainan
gastrointestinal.
h. Interaksi Obat
Ginseng mengurangi sifat adhesif platelet pada uji
menggunakan tikus. Interaksi klinis bermakna antara ginseng dan
agen antidiabetik. Konsumsi ginseng Amerika dalam jumlah besar
dapat menurunkan glukosa darah. Menyebabkan insomnia dan
sakit kepala, serta meningkatkan efek dari kafein .
i. Kontaindikasi
Sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan stimulan lain
termasuk kafein dan nikotin, dan sebaiknya tidak dilanjutkan 1
minggu sebelum pembedahan utama. Sebaiknya digunakan secara
hati-hati selama trimester pertama kehamilan.
j. Produk di Pasaran

11

Gambar. Produk kombinasi ginseng


Contoh produk kombinasi ginseng untuk mengatasi hiperlipidemia
yaitu Tasly Danshen Plus Capsule. Tasly Danshen Plus Capsule
merupakan obat tradisional Cina yang telah terdaftar BPOM,
diindikasikan untuk mencegah dan mengobati arteriosklorosis di
pembuluh darah koroner, angina pectoris (nyeri dada), myocardial
ischemia, hiperlipidemia (kadar lemak darah yang tinggi), pusing
dan turunnya daya ingat akibat gangguan sirkulasi darah di otak.
2.2.3 Manggis (Garcinia mangostana L.)
a. Deskripsi Tanaman
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa
: Theales
Suku
: Clusiaceae
Marga
: Garcinia
Jenis
: Garcinia mangostana
Tanaman berupa pohon, daun berwarna hijau mengkilap,
bentuk telur memanjang, pangkal dan ujung daun runcing, memiliki
tangkai, ibu tulang daun terihat jelas. Bunga unisek, buah mirip labu
parang.
b. Kandungan Kimia
Kulit buah menggis mengandung flavonoid, biflavonoid,
xanton dan benzofenon. Kandungan lain berupa asam sitrat, asam
hidroksi sitrat, oreksin A dan B.

12

(a)

(b)

Struktur (a) gamma mangostin, (b) asam hidroksi sitrat


c. Efek Farmakologi
Perikarp atau kulit buah manggis merupakan bagian yang
mengandung konsentrat xanthone paling tinggi dibandingkan dengan
bagian lainnya. Efek yang berkaitan dengan pencegahan salah satu
faktor resiko aterosklerosis yaitu hiperlipidemia (dislipidemia) karena
xanthone berfungsi sebagai antilipid dan antikolesterol dengan
meningkatkan kerja enzim LPL (lipoprotein lipase) (Iswari, dkk.,
2007;Dachriyanus, 2007).
Xanthone sebagai antioksidan primer dapat menghambat
terjadinya oksidasi LDL menjadi LDL teroksidasi (LDL-ox). Hal ini
menurunkan kemungkinan adanya ikatan antara kolesterol dengan
reseptor yang terdapat di makrofag sehingga terjadi perngurangan
terbentuknya foam cell yang dapat beradhesi pada endotel serta
menurunkan resiko terjadinya penimbunan lemak dalam pembuluh
darah (Arthur, 2007).
Menurut hasil penelitian Nakatani (2004) Gamma mangostin
yang merupakan salah satu derivat xanthone dapat menghambat
ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang diinduksi lipopolisakarida,
namun tidak berefek terhadap ekspresi protein COX-1. Gamma
mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB kinase dan
menurunkan degradasi Inhibitor kappa B dan fosforilasi yang
diinduksi LPS. Pada luciferase reporter assay, senyawa tersebut
menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi LPS dan proses transkripsi
gen

COX-2.

Jadi,

xanthone

merupakan

antiinflamasi

yang

menghambat COX-2. Penghambatan COX-2 dapat meningkatkan


ekspresi ABCA1. Dari studi yang dilakukan Tang C, dkk, diketahui
bahwa ABCA1 berperan dalam metabolism HDL dan pembersihan
lipid dari foam cell, dimana ABCA1 memediasi transport kolesterol,
13

fosfolipid, dan semua molekul lipofilik keluar dari membrane seluler


menjadi apolipoprotein HDL (Tang C, 2009; Schmitz G, 1999). Proses
ini mengakibatkan peningkatan kadar HDL dan peningkatan
pengeluaran kolesterol bebas di dalam makrofag sehingga mencegah
terbentuknya foam cell. Kolesterol dalam HDL dibawa ke hati
kemudian diubah menjadi asam empedu, selanjutnya dikeluarkan
melalui feses sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol total dalam
darah.
Asam

hidroksi

sitrat

(HCA)

mengkatalisis

pecahnya

ekstramitokondrial dari sitrat menjadi oksaloasetat dan asetilkoenzim


A. Penghambatan ini menghambat availabilitas asetil coA yg
dibutuhkan utk sintesis lemak. HCA merupakan pilihan untuk
penurunan berat badan pada pasien dislipidemia yang disebabkan oleh
efek lipogenesis.
e. Uji Preklinis
Uji secara in vivo dilakukan pada tikus dengan criteria : tikus
jantan, berat 100150 gram pada umur 68 minggu. Makanan
aterogenik diinduksikan pada tikus dengan komposisi total diet
aterogenik adalah PAR-S 53%, tepung terigu 26,5%, minyak kambing
0,1%, asam cholat 0,0013% dan minyak babi 3,22%. Tikus akan
dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:
- Kelompok kontrol negatif (K-) merupakan kelompok tikus tanpa
-

diberikan diet aterogenik dan tidak diberikan ekstrak kulit manggis.


Kelompok kontrol positif (K+) merupakan tikus dengan diet

aterogenik tidak diberi ekstrak kulit buah manggis.


Kelompok perlakuan 1 (K1) merupakan tikus dengan diet
aterogenik dan diberi ekstrak kulit manggis konsentrasi 200mg/Kg

BB.
Kelompok perlakuan II (K2) merupakan tikus dengan diet
aterogenik dan diberi ekstrak kulit manggis konsentrasi 400 mg/Kg

BB.
Kelompok perlakuan III (K3) merupakan tikus dengan diet
aterogenik dan diberi ekstrak kulit manggis konsentrasi 800 mg/Kg
BB.

14

Setelah 60 hari, tikus dianestesi dengan eter dan dilakukan


pungsi darah dari jantung. Analisis profil lipid yang meliputi kadar
kolesterol, trigliserida, LDL, dan high density lipoprotein (HDL)
dilakukan dengan metode kolorimetrik. Uji ANOVA menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol, trigliserida,
LDL, dan HDL pada berbagai kelompok perlakuan. Ekstrak etanol
kulit buah manggis menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, LDL
secara bermakna dimulai pada dosis 400 mg/kgBB. Ekstrak etanol
kulit buah manggis meningkatkan kadar HDL secara bermakna
dimulai pada dosis 200 mg/kgBB.
Pada pengamatan terlihat bahwa pada K(-) tidak didapatkan
hitungan foam cell yang signifikan, sedangkan perhitungan terbanyak
adalah pada K(+) dan terlihat penurunan jumlah foam cell pada K1,
K2 dan K3 secara bertahap, dan nilai terkecil ada pada K3.
f. Efek Samping
Efek samping yang paling banyak terjadi antaralain sakit
kepala, mulut kering, gangguan saluran cerna seperti mual dan diare.
g. Contoh sediaan
Obat herbal kombinasi antara kulit manggis dan daun sirsak
untuk menurunkan kolesterol.

Ace Maxs
Dikocok dahulu sebelum diminum dan sisanya disimpan
dalam kulkas (atau dalam tempat kering serta tidak tersorot sinar
matahari langsung). Untuk menjaga kesehatan, cukup 30 ml
perhari sebelum tidur. Jika kondisi fisik lemah, minumlah 2 x 30
ml (malam sebelum tidur dan pagi setelah bangun tidur) dan jika
15

kondisi sakit, minumlah 3 x 30 ml ( pagi, siang dan malam


sebelum tidur). Ace maxs hendaknya tidak dikonsumsi anak usia di
bawah 6 tahun dan ibu hamil. Bagi penderita maag konsumsi ace
maxs

1-2

jam

sebelum

ataupun

sesudah

makan.

Jika

mengkonsumsi obat dokter silakan beri jeda waktu minimal 2 jam


setelah konsumsi obat dokter.
2.2.4 Allium cepa L.
a. Klasifikasi tanaman
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Liliidae

Ordo

: Liliales

Famili

: Liliaceae (suku bawang-bawangan)

Genus

: Allium

Spesies
Sinonim
Simplisia

: Allium cepa L.
: A. esculentum Salisb /A. porrum cepa Rehb.
: allii cepae bulbi (umbi bawang merah) berupa

umbi Segar/dikeringkan.
Ukuran umbi bervariasi tergantung dari jenisnya. Daun tinggi
bisa mencapai 40 cm denganbentuk agak melingkar pada bagian
tengah dan pipih pada bagian atas.
b. Kandungan Kimia
Bawang merah mengandung senyawa organo-sulfur yang
terdiri dari tiosulfinat, tiosulfonat, cepaene, s-oksida, sulfur, sdioksida, monosulfida, disulfida, trisulfida, zwibelane. Sedangkan
senyawa non organo-sulfur yang terdapat pada umbi bawang merah
diantaranya adalah flavonoid yang terdiri dari kuarsetin dan
glikosidanya, antosianin. Senyawa fitokimia yang lain adalah allisin,
alliin, allil propel disulfid, fitosterol, flavonol, kaempfenol, quersetin
glikosida, pektin, saponin,dll.
c. Farmakologi

16

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian bawang


merah dapat menurunkan kadar trigliserida darah dan menghambat
biosintesis kolesterol hati secara in vitro. Pengujian in vivo pada tikus
diet kaya kolesterol pemberian senyawa S-metil sistein sulfoksida 200
mg/kg bb dari bawang merah selama 45 hari menurunkan secara nyata
kadar kolesterol, trigliserida, dan fosfolipida serum. Senyawa tersebut
memperlihatkan efek lipogenesis endogenus dan meningkatkan
metabolisme lipida. Efek antihiperlipidemia senyawa tersebut lebih
lama dibandingkan dengan kontrol (50 mg/kg bb).
Selain itu, pemberian ekstrak air bawang putih 50 mg/100 mL
secara per oral pada marmut jantan selama tujuh hari menunjukkan
aktivitas antihiperlipidemia melalui mekanisme peningkatan kadar
enzim lipase secara signifikan sebesar 9,165%. Peningkatan kadar
enzim

lipase

merupakan

salah

satu

mekanisme

kerja

obat

antihiperlipidemik. Enzim lipase adalah enzim yang mengkatabolisme


trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak, kemudian asam lemak
akan dioksidasi menjadi energi, air, dan karbondioksida.
Ada penelitian lain dengan pemberian ekstrak umbi bawang
putih dengan kandungan 10 mg alliin dan/atau 4000 g allicin dapat
menurunkan kadar kolesterol total serum antara 10-12%; kolesterol
LDL turun sekitar 15%; kolesterol HDL naik sekitar 10%; dan
trigliserida turun 15%.
d. Mekanisme Reaksi
Penelitian mengenai efek flavonoid morin, quercetin, serta
asam nikotinat terhadap kadar lipid tikus yang diberi diet
hiperlipidemia,

didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar

kolesterol HDL, penurunan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.


Sedangkan pada penelitian lain dikatakan bahwa quercetin dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL sampai 28,6% pada tikus yang
diberi diet tinggi lemak.
Flavonoid dapat menaikan kadar kolesterol HDL dengan cara
meningkatkan produksi apo A1 yang bertugas sebagai kofaktor enzim
untuk LCAT serta sebagai ligand untuk interaksi dengan reseptor
lipoprotein dalam jaringan pada HDL. Dengan adanya peningkatan

17

apo A1 sehingga meningkatkan kadar kolesterol HDL serum. HDL


yang mengandung apo A1 bersifat protektif terhadap aterosklerosis.
e. Keamanan
Butuh waktu yang panjang untuk mencapai efek terapi
sehingga perlu kajian lebih mendalam mengenai keamanan dan
interaksi dengan senyawa lain. Efek yang tidak diinginkan jarang
terjadi pda penggunaan bawang merah. Efek yang terjadi diantaranya
adalah bau nafas dan bau badan, penggunaan berlebihan pada perut
kosong dapat menyebabkan perut tidak enak dan mual, bebrapa alergi.
Interaksi

dengan

antikoagulan,

dapat

menimbulkan

aktivitas

antidiabetes, sehingga harus hati-hati bagi pasien yang menggunakan


antidiabetik oral.
f. Dosis
50 g sehari atau 20 g dalam bentuk kering. Sediaan lain
dihitung terhadap dosis ini
g. Contoh Sediaan

Garlic Oil dengan isi 60 kapsul


Garlic Oil ini berkhasiat untuk :
Menurunkan kadar kolesterol
Hipertensi
Jantung koroner
Mencegah penggumpalan trombosit
Asam urat
Memperbesar rongga pembuluh darah
Sebagai anti virus dan antibiotik alami
Untuk aturan pakainya, pada tahap pencegahan digunakan 1-2
kapsul 3 kali sehari dan untuk pengobatan digunakan 2-3 kapsul 3
kali sehari.

18

Garlic Oil Softgel HPA


Setiap kapsul lunak mengandung 500 mg garlic oil dan
memiliki khasiat untuk :
Membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh
Membantu menurunkan kadar kolesterol
Membantu menurunkan kadar gula darah
Membantu pencernaan makanan
Anti virus dan ati bakteria
Anti oksidan
Kapsul lunak garlic oil tersebut digunakan 1 2 kapsul lunak 3
kali sehari

Sediaan Sea Quill Gralic Forte 10.000 mg


Sediaan ini terdapat 60 kapsul lunak yang enteric-coated dan
setiap kapsul lunak mengandung 10.000 mg garlic oil yang memiliki
khasiat untuk :
Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Membantu mengencerkan darah dan mencegah penyumbatan

pembuluh darah.
Membantu menjaga normalitas kadar kolesterol darah dan kadar

gula darah.
Memiliki efek antibiotic, anti-parasit, untuk melawan infeksi.
Membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengeluarkan
dahak (expectorant).

19

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 1 kapsul


lunak 1-2 kali sehari (pagi dan malam) setelah makan.
2.2.5 Guazumae ulmifolia
a. Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Super Divisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Malvales
Famili
: Sterculiaceae
Genus
: Guazuma
Spesies
: Guazuma ulmifolia Lamk

Pohon dan Daun dari Tanaman Jati Belanda


b. Deskripsi tanaman
Tanaman berupa pohon, tingginya dapat mencapai 10 meter.
Batang keras, berbentuk bulat da-n beralur. Daun tunggal, bentuk
bulat telur, permukaan kasar, te4pi bergerigi, ujung runcing, pangkal
berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm,
warna hijau. Bunga tunggal, bulat diketiak daun, agak ramping,
memiliki tangkai lebih kurang 5 mm, berbau harum, warna kuning.
Buah berbentuk kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hijau
dan menjadi hitam jika tua.
Simplisia daun dengan pangkal bentuk jantung ujung runcing,
permukaan atas berbulu jarang, sedangkan permukaan bawah berbulu
rapat.
c. Kandungan kimia

20

Daun jati belanda mengandung flavonoid, tannin, alkaloid,


fenol,

triterpen, glikosida sianogenik, taksifilin,

durin,

resin,

karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, sterol,


beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin -3-beta-ol, dan minyak
lemak.
d. Efek farmakologi
Senyawa tannin dan musilago yang terkandung dalam daun jati
belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang ada di dalam
permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan
makanan. Hal ini dapat menghambat proses obesitas. Ekstrak daun
yang diberikan secara oral dengan konsentrasi 15 dan 30% dapat
menurunkan

kadar

kolesterol

total

serum

kelinci.

Efek

antihiperkolesterolemia daun, diduga melalui peningkatan metabolism


kolesterol dan ekstrak metabolism melalui feses.
Selain itu, kandungan alkaloidnya yang mirip dengan senyawa
orlistat yang merupakan inhibitor lipase pankreas yang bekerja pada
saluran GIT untuk menghambat lipase sehingga dapat digunakan juga
untuk anti-obesitas.
e. Uji Pre-Klinis
Yosie Andriani H.S. di Laboratorium Biokimia Institut
Pertanian Bogor pernah melakukan penelitian guna mengetahui
pengaruh daun jati belanda (dalam bentuk ekstrak air, ekstrak etanol,
dan fraksi aktif steroid) terhadap kadar lipid darah (TPC, trigliserida,
LDL, dan HDL/high density lipoprotein).
Penelitian menggunakan kelinci sebagai hewan percobaan
pada empat kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri
atas lima ekor. Ternyata pemberian ekstrak daun jati belanda (dalam
tiga bentuk ekstrak air, ekstrak etanol, dan fraksi aktif steroid)
berpengaruh terhadap kadar lipid darah (TPC, trigliserida, LDL, dan
HDL). Kadar TPC, LDL, dan trigliserida pada perlakuan kontrol
(tanpa pemberian daun jati) terlihat sangat tinggi (berbeda nyata)
dibandingkan dengan kadar TPC, LDL, dan trigliserida yang diberi
perlakuan daun jati.
Fakta ini menunjukkan adanya penurunan kadar TPC, LDL,
dan trigliserida akibat pemberian daun jati belanda. Persentase
21

penurunan kadar TPC tertinggi terjadi dalam pemberian daun jati


belanda pada perlakuan ekstrak etanol (62 persen), diikuti perlakuan
ekstrak air (55 persen), dan fraksi aktif steroid (36 persen).
Pemberian ekstrak daun jati belanda juga berdampak pada
peningkatan HDL. HDL dapat menurunkan kadar kolesterol dalam sel
dengan cara mengambil kelebihan kolesterol dari jaringan untuk
kemudian diproses di hati lalu dibuang bersama cairan empedu. Gan
(1987) menyebutkan, HDL memiliki efek protektif terhadap pembuluh
darah jantung. Lebih lanjut, dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa daun jati belanda terbukti mampu menurunkan kadar lipid
darah. Ini berarti daun jati belanda bisa dijadikan obat alternatif
antihiperlipidemia.
f. Keamanan
Nilai LD50 ekstrak alkoholik daun jati belanda adalah lebih
besar dari 6324, 14 mg/kg bb. Selama percobaan tidak ditemukan
adanya tanda-tanda toksisitas. Ekstrak alkoholik daun jati belanda
termasuk dalam kelompok bahan yang praktis tidak toksik.
g. Contoh Sediaan

Teh Celup Herbal Jati Belanda


Teh celup ini dikombinasikan dengan teh hijau sehingga
berkhasiat untuk membantu meluruhkan lemak dalam tubuh,
membantu menurunkan berat badan, dan menjaga kesehatan.

22

Kapsul Jati Belanda Plus


Sediaan ini berisi 60 kapsul yang diproduksi oleh UD.
Rachmasari Tazakka dan sudah memiliki izin edar dari badan POM
dengan nomor registrasi POM TR. 113 323 031. Sediaan tersebut
mengandung 550 mg daun jati belanda yang berfungsi untuk
membantu

mengurangi

lemak,

menurunkan

kolesterol,

dan

menurunkan berat badan. Minumlah tiap hari 2 kapsul bersama


minimal 2 gelas air sebelum makan. Dosis dapat ditingkatkan sampai
dengan 4 kali minum per hari dengan setiap kalinya 2 kapsul, atau

sesuai kebutuhan.
- Komposisi :
Ekstrak Jati belanda (Guazoma ulmifoliae Folium)
Jati belanda memiliki efek farmakologis sebagai anti diare,
astrigen, dan menguruskan badan dengan cara melarutkan
lemak serta menurunkan kadar LDL dan Trigliserida dan

menaikkan HDL
Ekstrak Kemuning (Murayya paniculatae Folium)
Kemuning memiliki efek farmakologis sebagai penenang,
anti radang, menghilangkan bengkak, anti rematik,
melancarkan peredaran darah, anti tiroid, mengaktifkan

pembakaran lemak.
Ekstrak Kunci pepet (Kaemferia augustifoliae rhizoma)
Kunci pepet memiliki efek farmakologis sebagai anti diare
dan anti disentri serta melarutkan lemak.

23

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa tanaman
yang berkhasiat untuk mengatasi dislipidemia antara lain jati belanda,
kelopak bunga rosela, buah manggis, bawang putih, akar ginseng dan lain
sebagainya. Beberapa tanaman tersebut telah diteliti dan terbukti mampu
mengubah baik satu maupun beberapa parameter kadar lipid dalam tubuh
seperti kolesterol total, kolesterol LDL (low density protein), kolesterol HDL
(high density protein), dan trigliserida.
3.2. Saran
Penyakit terkait kadar lipid dalam tubuh ini merupakan penyakit yang
umum dan sering dialami oleh masyarakat, terutama pada era globalisasi

24

seperti saat ini dimana gaya hidup masyarakat telah banyak berubah. Masih
banyak tanaman-tanaman yang tersebar di alam yang telah digunakan secara
empiris untuk berbagai penyakit termasuk dislipidemia, namun belum diteliti
secara mendalam. Oleh karena itu potensi khasiat dari berbagai tanaman
tersebut masih perlu dikaji lebih dalam baik melalui penelitian secara in vitro,
uji preklinik maupun klinik.

DAFTAR PUSTAKA
Adiputro, Dwi Laksono, et al. 2013. Extract of mangosteen increases high density
lipoprotein levels in rats fed high lipid. Universa Medicina. 32:37-43
AM, Sabzghabaee, et al. 2013. Effect of Hibiscus sabdariffa Calices on
Dyslipidemia in Obese Adolescents: A Triple-masked Randomized Controlled
Trial. Mater Sociomed. 2013;25(2):76-9. doi: 10.5455/msm.2013.25.76-79.
Asgary, S, N. Jafari Dinani, H. Madani, P. Mahzoni and Gh. Naderi. 2007. Effect
of Glycyrrhiza glabra Extract on Aorta Wall Atherosclerotic Lesion in
Hypercholesterolemic Rabbits. Pakistan Journal of Nutrition 6 (4): 313-317,
2007 ISSN 1680-5194
European Medicines Agency. 2013. Assessment report on Glycyrrhiza glabra L.
and/or Glycyrrhiza inflata Bat. and/or Glycyrrhiza uralensis Fisch. Radix.
London : European Medicines Agency
Hikmah, Imamatul. 2009. Efek Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida dan Jumlah

25

Foam Cell Arteri Tikus (Rattus Norvegicus) Aterogenik. Malang: Fakultas


Kedokteran Universitas Brawijaya
Hudson, ND Tory. A Research Review on the Use of Hibiscus Sabdariffa. Gaia
Herbs
Larasati, Rahmiria, Endang Sriwahjuni, dan Kanthi Permaningtyas. Pengaruh
Pemberian Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) terhadap Kadar
Kolesterol HDL pada Tikus Putih Rattus Norvegicus Strain Wistar Jantan Model
Diabetes Melitus Tipe 2.

Mahadevan, N, Sivali dan Pradeep Kamboj. 2009. Hibiscus sabdariffa Linn.-An


Overview. Natural Product Radiance Vol 8 (1) pp 77-83
Maurya, Santosh Kumar, Kanwal Raj, Arvind Kumar Srivastava. 2009.
Antidyslipidaemic Activity Of Glycyrrhiza Glabra In High Fructose Diet
Induced Dyslipidaemic Syrian Golden Hamsters. Indian Journal of Clinical
Biochemistry, 2009 / 24 (4) 404-409.
Munim, Abdul, Endang Hanani. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta : Dian Rakyat
OA, Adesanoye, et al. 2010. Hibiscus Sabdariffa Ethanolic Extract Protects
Against Dyslipidemia and Oxidative Stress Induced by Chronic Cholesterol
Administration in Rabbits. African Journal of Medicine and Medical
Sciences 2010 Dec ; 39 Suppl:161-70.
Plantamor. 2008.
plant=1324.

Ginseng

Asia.

http://www.plantamor.com/index.php?

Rahman, Sonia, et.al. 2013. Effect of Cinnamon (Cinnamomum cassia) as a Lipid


Lowering Agent on Hypercholesterolemic Rats. Journal of Enam Medical
College, 3(2): 9498
T. Dipiro, Joseph, et. al. 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach
Seventh Edition. Mc Graw Hill.
Thorne Research Inc. 2005. Monograph Glycyrrhiza glabra. Alternative Medicine
Review Volume 10, No. 3 halaman 231

26

Anda mungkin juga menyukai