Anda di halaman 1dari 55

Depok, Oktober 2019

Sulaiman Abdullah Pane (1606825291)


Sulistio Yuwono (1606825581)

PROGRAM STUDI GEOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
Kampus UI Depok, Depok 16424
Kerangka Presentasi

PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK GARIS PANTAI

COASTAL PROCESSES

COASTAL HAZARD AND MITIGATION

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
2
PROGRAM STUDI GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA 3
Kampus UI Depok, Depok 16424
Pendahuluan

• Coastal Environment atau lingkungan pesisir merupakan lingkungan yang


mencakup darat dan laut.
• Coastal Hazard atau bencana pesisir merupakan proses alami yang
terjadi di zona pesisir yang dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan
manusia dan properti. (Reichard, 2011)
• Coastal Hazard atau bencana pesisir merupakan daerah pesisir yang
mengalami peristiwa alam mencakup pergerakan gelombang,
pergerakan pasang surut, arus, angin dan cuaca. Bencana pesisir
mengakibatkan erosi dan penggenangan pesisir. ( Nelson Gov, 2019)
• Proses yang terjadi di zona pesisir mempengaruhi keberlangsungan
hidup bagi sejumlah makhluk hidup dan memenuhi kebutuhan hidup
manusia

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
4
Pendahuluan

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
5
PROGRAM STUDI GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA 6
Kampus UI Depok, Depok 16424
Garis Pantai
• Umumnya
karakteristik garis
pantai dipengaruhi
oleh lempeng
tektonik dan
perubahan muka air
laut
• Selain itu juga
dipengaruhi oleh
pergerakan relatif
garis pantai dan
perubahan muka air
laut secara global
Sumber: Google Image

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
7
Garis Pantai Aktif
• Terbentuk disepanjang batas lempeng
konvergen dan transform
• Umumnya topografi lebih kasar dan tidak
beraturan
• Contoh: Pantai Pasifik Amerika Serikat

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
8
Garis Pantai Pasif
• Cenderung terbentuk dimana aktivitas
tektonik rendah atau tidak ada sama
sekali
• Umumnya garis pantai lurus dan rata
• Contoh: Pantai Atlantik Amerika

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
9
PROGRAM STUDI GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA 10
Kampus UI Depok, Depok 16424
Tides (Pasang Laut)
• Kegiatan yang terjadi pada garis pantai dengan
pergerakan air laut menuju ke laut dan ke darat.
Sehingga posisi permukaan laut menjadi naik atau turun.
• Disebabkan oleh gerak putaran bumi yang
dikombinasikan dengan interaksi gravitasi antara bumi,
bulan, dan matahari yang bergerak disatu bidang.
• Pasang Surut Harian Ganda : terjadi dua kali pasang naik
dan dua kali pasang surut dalam sehari, 12 jam 25 per-
periode.
• Spring Tide (Pasang Laut Purnama) : Terjadi ketika bumi,
bulan, dan matahari berada dalam suatu garis lurus.
Pasang naik sangat tinggi, pasang surut sangat rendah.
• Neap Tide (Pasang Laut Perbani) : Terjadi ketika bumi,
bulan, dan matahari membentuk sudut tegak lurus.
Pasang naik sangat rendah, pasang surut sangat tinggi (Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
11
Arus (Current)

• Arus mengalir dari lingkungan berenergi tinggi ke rendah yang


digerakan oleh berbagai bentuk energi
• Misalnya ketika rotasi bumi, akan membawa gelombang tinggi
ke daerah pesisir
• Diperairan terbuka, arus permukaan laut berskala besar
terbentuk akibat angin yang bertiup ke arah yang sama secara
konsisten

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
12
Arus (Current)
• Selain digerakan oleh angin, ada juga arus kerapatan (density current)
yang terbentuk akibat perbedaan suhu laut dan salinitasnya

Sumber: https://www.britannica.com/science/density-current

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
13
Wave (Gelombang Laut)
• Pergerakan naik dan turunnya air yang memiliki
arah tegak lurus permukaan air laut yang
membentuk grafik sinusoidal.
• Gelombang air dicirikan dengan jarak antara
puncak berturut-turut (wavelength), perbedaan
antara puncak dan palung (wave height), dan
jumlah energi yang terdapat.
• Gelombang air disebabkan oleh angin, dapat juga
terjadi oleh gempa bumi (tsunami).
• Constructive Wave : Ketinggian kecil, kecepatan
rendah, ketika gelombang pecah, mengangkut
material sedimen.
• Destructive Wave : Ketinggian dan kecepatan (Reichard, 2011)
tinggi, gelombang dapat menghantam pantai
dengan volume air tinggi

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
14
Wave Refraction & Longshore Current
• Ketika ombak berjalan di perairan yang dalam, maka gesekan dengan
dasar laut yang terjadi sangat sedikit sehingga memungkinkan untuk
mempertahankan energinya dan berjalan menuju garis pantai
• Tetapi ketika ombak memasuki perairan yang dangkal maka terjadi
gesekan di dasar laut dan kehilangan energi sehingga mempengaruhi
bentuk dan kecepatan gelombangnya

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
15
Wave Refraction & Longshore Current
• Gelombang terus menuju pantai
menyebabkan penurunan kecepatan
gelombang sehingga akan melengkung
yang dikenal dengan pembiasan
ombak (wave refraction)
• Ketika air melengkung maka air
didorong ke pantai dengan memiliki
sudut kemudian air mengalir kembali
ke laut maka akan kembali dengan
tegak lurus sehingga memaksa air
untuk zig-zag pada surf zone yang pada
(Reichard, 2011)
akhirnya menciptakan arus yang
disebut longshore current

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
16
Shoreline Evolution

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
17
Shoreline Evolution

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
18
Pulau Penghalang (Barrier Island)
• Garis pantai yang
memiliki endapan
sedimen yang
memanjang
disebut pulau
penghalang
(barrier island)
• Pulau penghalang
dihasilkan dari
interaksi antara
gelombang,
perubahan (Reichard, 2011)
permukaan laut,
dan suplai sedimen
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
19
Pulau Penghalang (Barrier Island)
• Di sepanjang garis pantai
dimana pengaruh pasang
surut lebih besar daripada
gelombang, pulau penghalang
cenderung pendek dan stubby
• Apabila pasang surut konstan
dan aliran pasang kuat
didalam inlet juga
menghasilkan yang disebut
delta pasang surut (ebb-tide
delta)
• Sebaliknya ketika energi
gelombang dominan, arus
pantai menjadi kuat, (Reichard, 2011)

menciptakan pulau yang


panjang dan ramping

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
20
Pulau Penghalang (Barrier Island)

• Gambar dibawah menunjukan bahwa pulau penghalang bergerak ke


darat selama badai dimana permukaan laut yang tinggi dikombinasikan
dengan ombak tinggi dan angin yang mengikis sedimen di sisi laut

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
21
PROGRAM STUDI GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA 22
Kampus UI Depok, Depok 16424
Hurricane and Ocean Stroms

• Siklon tropis : sistem badai


bertekanan rendah berputar
yang berasal dari lautan
tropis.
• Siklon tropis dibagi menjadi
tiga jenis berdasarkan tempat
keterbentukannya.
• Cyclone : South Pacific &
Indian Ocean
• Typhoon : Northwest Pacific
Ocean (Reichard, 2011)

• Hurricane : North Atlantic


Ocean & Northeast Pacific
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
23
Hurricane and Ocean Stroms
• Syarat terjadinya siklon tropis :
1. Suhu udara diatas 260C
2. Kedalaman 60 m dibawah permukaan laut
3. Kelembaban udara berkisar 75-80%
• Komponen utama siklon tropis : PANAS dan ANGIN

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
24
Kecepatan Angin Tinggi (High Wind)

(Reichard, 2011)

Dampak kerusakan ekstrim akibat hurricane, Miami Daya hancur puing yang lepas, Miami 1992 (145
1992 (155 miles/h) miles/h)

Skala Saffir-Simpson untuk penentuan level hurricane berdasarkan kecepatan angin

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
25
Gelombang Badai (Strom Surge)

• Strom surge : terjadi ketika adanya interaksi antara angin dan


permukaan laut. Dimana ketika angin badai dari laut mencapai darat,
menghasilkan kenaikan permukaan laut yang cepat. Menghasilkan
kenaikan muka air laut sebesar 9 m ke atas dan ke bawah garis pantai
sebanyak 160 km

Gambaran zonasi tingkat tekanan yang terjadi pada permukaan laut (Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
26
Gelombang Badai (Strom Surge)

Ilustrasi Strom Surge

Perbandingan sebelum dan sesudah terjadinya strom


(Reichard, 2011)
surge(Galveston Bay, Texas, 2008)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
27
Banjir Darat (Inland Flooding)
• Badai dan badai laut secara
alami menghilangkan volume air
dari lautan melalui penguapan
yang akhirnya kembali ke
permukaan dalam bentuk hujan
lebat dengan curah hujan yang
tinggi dan intens sehingga
terjadi banjir pada daratan. Bisa
menghasilkan curam hujan
sangat tinggi > 1,5 inch
(3,8cm)/jam. (Reichard, 2011)

• Dipengaruhi oleh kecepatan


badai yang melaju hingga
kedaratan
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
28
Studi Kasus : Karitna Hurricane

• Terjadi pada 23-31 Agustus, tahun 2005 di Teluk Meksiko (Gulf of


Mexico)
• Kecepatan angin tertinggi mencapai 175 mph (280 km/h), tekanan
terendah 902 mbar.
• Korban meninggal : 1833 orang.
• Kerugian : mencapai 130 miliar USD.
• Permasalahan : tanggul yang tidak begitu kuat dihantam oleh air laut

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
29
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
30
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
31
Mitigasi Strom Hazard

• Membangun bangunan yang kekuatannya mampu mehanan


angin.
• Tata kota yang mempertimbangkan arah dan kecepatan badai
tropis masa lalu.
• Sosialisasi mengenai bencana alam badai tropis untuk
mengedukasi masyarakat.
• Pembuatan sistem peringatan dini badai tropis.
• Memahami prediksi badai tropis yang diumumkan oleh
pemerintahan (BMKG, FEMA U.S)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
32
Mitigasi Strom Hazard

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
33
Mitigasi Strom Hazard

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
34
Mitigasi Strom Hazard

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
35
Tsunami

• Tsunami merupakan gelombang energi tinggi yang terbentuk bukan dari


angin melainkan dari transfer energi gempa bumi, letusan gunung
berapi, tanah longsor, atau asteroid
• Akibat bergesekan dengan dasar laut, tsunami yang bergerak cepat akan
melambat dengan cepat, dimana energi besar akan berubah menjadi
gelombang yang semakin tinggi, proses tersebut dikenal dengan run-up

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
36
Tsunami

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
37
Tsunami

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
38
Tsunami

Mitigasi
• Salah satu mitigasinya adalah peringatan dini dan edukasi
masyarakat
• Contohnya adalah di Hawaii dimana telah dipasang sistem
peringatan dini yang bekerja sama dengan negara-negara
Pasifik dimana jaringan stasiun seismograf dipasang untuk
mendeteksi gempa bumi subduksi yang berpotensi
menimbulkan tsunami
• Program ini juga bersamaan dengan edukasi masyarakat yang
mengajarkan warga untuk mencari tempat tinggi ketika sistem
peringatan sirine berbunyi
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
39
Tsunami

Mitigasi
• Akhir-akhir ini sistem deep-ocean buoys digunakan dimana
gelombang tsunami yang lewat dideteksi berdasarkan panjang
gelombang yang luar biasa panjangnya dengan kecepatan
tinggi
• Jepang telah mengembangkan mitigasi yang dirancang untuk
mengurangi dampak tsunami dan badai yaitu dinding besar
yang dapat ditutup untuk menutup aliran air ke sungai atau
pelabuhan

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
40
Arus Pecah (Rip Current)

• Arus yang mengalir jauh dari pantai menuju ke laut.


• Ditandai dengan adanya jeda diantara gelombang pecah.
• Terjadi akibat arus dating tegak lurus garis pantai dan menemui garis pantai
yang melengkung

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
41
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

• Ketika gelombang menghantam garis pantai, terjadi dua


proses yaitu proses erosi dan pengendapan di sepanjang garis
pantai
• Ketika sedimen tererosi maka garis pantai bergeser menuju
daratan
• Selain faktor intensitas badai, bencana ini juga memiliki faktor
lain yaitu tingkat kenaikan muka air laut dan gangguan dalam
suplai sedimen yang bergerak dengan longshore current

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
42
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

Peningkatan Frekuensi Badai

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
43
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

Efek Kenaikan Muka Air Laut


• Permukaan air laut mulai naik
dengan cepat ketika akhir
periode glasial, kemudian
sekitar 6000 tahun yang lalu
angka tersebut melambat dan
sejak itu mulai bertahap
• Gambar disamping merupakan
Peta yang menunjukan jumlah
kemunduran garis pantai di
pesisir Louisiana
(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
44
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

Gangguan Suplai Sedimen


Faktor lain dalam laju kemunduran garis pantai adalah jumlah
sedimen yang bergerak dengan arus longshore

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
45
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)
Mitigasi
Seawall (Dinding Laut)
• Merupakan penghalang yang terbuat
dari beton, baja, atau batu besar
yang dibangun ditepi pentai
• Meskipun dapat mengurangi
kemunduran garis pantai tetapi
terdapat efek sampingnya yaitu
ketika gelombang badai maka dapat
menghilangkan pasir di atas pantai
yang kemudian terendapkan di lepas
pantai
• Selain itu akan membuat tidak ada
suplai sedimen ke daratan (Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
46
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
47
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)
Mitigasi
Groins
• Metode ini melibatkan
pemasangan penghalang yang
disebut groins yang terbentuk dari
batu atau baja dan dibangun ke
arah laut
• Sistemnya adalah membangun
dinding laut untuk menjebak pasir
yang bergerak dengan longshore
current sehingga sedimen menjadi
terakumulasi di sisi up-drift
• Masalahnya adalah ketika groins
terisi, daerah hilir (down-drift)
akan mengalami kekurangan pasir (Reichard, 2011)
dan peningkatan erosi sehingga
garis pantai mundur
COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
48
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)
Mitigasi
Jetties
• Penghalang/barri
er yang terbuat
dari batu besar (Reichard, 2011)

disebut jetties
dipasang di mulut
inlets untuk
menjaga sedimen
menyumbat
saluran (inlets)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
49
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)
Mitigasi
Breakwater
• Merupakan struktur pemecah
gelombang yang ditempatkan di
lepas pantai untuk mencegah
gelombang masuk ke daratan,
sehingga daerah dibelakang
struktur tersebut terlindungi
• Karena mengganggu longshore
current, maka dapat juga
meningkatkan kemunduran garis
pantai di daerah down-drift karena
disana menjadi kekurangan pasir
(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
50
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

Mitigasi
Beach Nourisment
• Solusi ini yaitu dengan
menambahkan pasir ke pantai
secara manual
• Kelemahan lainnya adalah tekstur
pasir lepas pantai dengan pantai
berbeda

(Reichard, 2011)

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
51
Kemunduran Garis Pantai (Shoreline Retreat)

Mitigasi
Natural Retreat
• Merupakan opsi terakhir yaitu dengan membiarkan garis pantai mundur
secara alami kemudian bangunan diatur dengan jarak tertentu dari garis
pantai

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
52
Referensi

Reichard, J. S. 2011. Environmental Geology. New York: McGraw-Hill


Federal Emergency Management Agency (FEMA). 2014 “Taking Shelter
from the Storm: Building a Safe Room for Your Home or Small Business.”
U.S.A
Foley, Mckenzie, and Utgard. 2009. “Investigations in Environmental
Geology.” New Jersey: Pearson
Johnson, David. 2006. “Service Assesment : Hurricane Katrina August
23-31, 2005.” Maryland : National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) U.S.A
Keller. 2011. “Introduction to Environmental Geology.” New Jersey:
Pearson
Reichard. S. 2011. “Environmental Geology.” New York: McGraw-Hill

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
53
Thank you!

GEOLOGI LINGKUNGAN
2019
54
Pertanyaan

• Waim : kenapa harus ada syarat 60 meter


• Jodi : faktor yang menyebabkan badai di amerika lebih
kencang?
• Riane : perbedaan gerhana bulan dan matahari terhadap
pasang surut

COASTAL HAZARD
GEOLOGI LINGKUNGAN
55

Anda mungkin juga menyukai