Askep Keracunan
Askep Keracunan
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
- Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat.
- Untuk mengetahui pengertian, macam-macam, tanda dan gejala keracunan.
- Untuk mengetahui penaganan gawat darurat pada kasus keracunan.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di
dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya
reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan
menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya
kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah
toksik.
3. Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi setelah
menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan:
1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu
yang telah dicampur dengan telur mentah.
2. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-
turut dalam setia jamnya.
3. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi
alternative jika norit tidak tersedia.
4. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara
memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk
memudahkan kontraksi.
5. Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter terdekat
untuk mendapatkan perawatan intensif.
4. Gigitan ular
Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau
bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler, sisitem pernapasan mungkin
terpengaruh.
Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan korban, melepaskan
benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka
dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak
digunakan. Evaluasi awal di departemen kedaruratn dilakukan dengan cepat meliputi :
• Menentukan apakah ular berbisa atau tidak.
• Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan.
• Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan eritema jaringan
yang digigit dan didekatnya).
• Menentukan keparahan dampak keracunan.
• Memantau tanda vital.
• Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada beberapa titik.
• Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan pemeriksaan pembekuan).
5. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas, sampai edema laring,
bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu yang lebih pendek diantara sengatan
dan kejadian dari gejala yang berat merupakan prognosis yang paling buruk.
Penatalaksanaan umum:
Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk mempercepat
absorbsi.
Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang tepat untuk
membendung aliran vena dan limfatik.
Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut:
- Injeksi segera dengan epineprin
- Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari
- Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es
- Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan
- Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
2.4. Penatalaksanaan
1. Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 %
kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-
obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari
pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut
penolong.Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat
bag – valve – mask.
2. Eliminasi.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Katarsis,
( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan
besar. Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau
pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan
dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang
dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya
dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi
pnemonia.
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala
atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan
12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat
menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering
fatal.
b. Intervensi.
• Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yan meliputi
resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui
pencernaaan dengan cara kumbah lambung,emesis, ata katarsis dan kerammas rambut.
• Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA.
• Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapi demamatau
mengigil,monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat,distress
pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan
fatal atau kematian.Monitir vital sign setiap 15 menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan
segera kepada dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah, mual, dan nyeri abdomen serta monotor
semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous
sesuai pesanan dokter.
• Jika pernafasan depresi, berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa
diperlukan.
• Jika keracunan sebagai uasaha untuk mebunuh diri maka lakukan safety precautions .
Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis. Pertimbangkan juga masalah kelainan
kepribadian, reaksi depresi, psikosis neurosis, mental retardasi dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Pengertian
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan
menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya
kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah
toksik.
b. Gambaran Klinik
Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktifitas kelenjar ludah, keringat dan
gangguan saluran pencernaan, serta kesukaran bernafas.
Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, tremor pada lidah,
kelopak mata, pupil miosis
Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, bradikardi.
Keracunan berat : diare, reaksi cahaya negatif, sesak nafas, sianosis, edema paru, inkontenesia
urine dan feces, koma.
c. Intervensi
• Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun (antidotum) yang meliputi
resusitasi : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui
pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis, ata katarsis dan kerammas rambut.
3.2. Saran
Harapan pembuatan makalah ini bisa dijadikan bahan pembelajaran selanjutnya dan bisa
bermanfaat bagi pembuat dan pembaca.