Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pasien penetrating thoracoabdominal dengan keluhan sesak napas,

keadaan umum lemah, GCS: 15, pernapasan spontan, dipsnue, irama

pernapasan tidak teratur, frekuensi pernapasan 35 x/menit, SpO2 87%,

dada asimetris. Diagnosis keperawatan; ketidakefektifan pola napas

berhubungan dengan penurunan ekspansi paru terhadap penumpukan

cairan dalam rongga pleura. Intervensi keperawatan yaitu memantau

kecepatan, irama, kedalaman, upaya pernapasan dan saturasi oksigen;

memperhatikan pergerakan dada; mengamati kesimetrisan dan

penggunaan otot bantu napas; memberikan posisi semifowler; memantau

pola pernapasan; mencatat pengembangan dada atau ekspansi paru;

mengauskultasi suara napas kemudian kolaborasi pemberian oksigen,

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan foto rontgen serta

pemasangan water sealed drainage. Setelah intervensi, hemodinamik

pasien stabil dan pasien direncanakan dilakukan operasi laparotomy

namun keluarga menolak, setelah dilakukan dua kali edukasi akhirnya

pasien dan keluarga setuju. Pasien dipindahkan ke ruang HCU Surgical

RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

30
31

2. Pasien mengalami luka tusuk di tiga lokasi pada tubuh pasien, akral

dingin dengan suhu 35,5 °C, TD: 82/63 mmHg, terdapat drainage pada

thoraks dan abdomen dengan jumlah darah dari kedua drainage sebanyak

1000 ml, dari hasil laboratorium menunjukkan HT: 28 %, HB: 9,9 g/dL.

Diagnosis yang muncul adalah defisit volume cairan berhubungan

dengan perdarahan. Intervensi yang diberikan adalah melakukan

kolaborasi dengan tim medis dalam pemasangan dan pemberian cairan

IV guyur 1 kolf, pemberian obat Asam Tranexamat dan Vit K serta

pemasangan foley kateter. Kemudian melakukan observasi tanda-tanda

vital dan tanda-tanda syok, membersihkan dan memberikan kompresi

pada luka, memantau hasil laboratorium. Setelah diberikan intervensi,

hemodinamik pasien dalam keadaan stabil.

3. Pasien mengeluh nyeri pada dada dan perut, pada pengkajian nyeri: (P:

Adanya luka tusuk, Q: Nyeri perih ditusuk-tusuk, R: Nyeri di regio

brachial sinistra, thoraks regio mid axila intercostal 4-5 sinistra, dan

abdomen regio lumbal sinistra, S: Skala 7 (Number Rating Score) T:

Terus-menerus dan bertambah jika ada gerakan, disentuh/ditekan).

Diagnosis yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan

penetrating thoracoabdominal. Intervensi yang diberikan untuk pasien

nyeri ini adalah dengan dua cara yaitu secara farmakologis (berkolaborasi

dengan tim medis dalam pemberian Tramadol 1 amp/8 jam) dan non

farmakologis (memberikan terapi relaksasi dan distraksi). Namun setelah

diberikan intervensi, nyeri masih belum berkurang.


32

B. Rekomendasi

1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien penetrating

thoracoabdominal dengan efusi pleura (hematothorax) khususnya pada

diagnosis keperawatan ketidakefektifan pola napas maka menurut

Halim,Hadi, (2007) selain pemberian oksigen melakukan pemasangan

water sealed drainage (WSD) adalah tindakan cepat dan tepat yang

paling dianjurkan.

2. Agar tidak terjadi syok hipovolemik, maka menurut Wilkinson (2014)

intervensi yang cepat dan tepat pada pasien dengan defisit volume cairan

adalah: melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemasangan dan

pemberian cairan IV guyur untuk resusitasi cairan serta pemberian obat

untuk menghentikan perdarahan.

3. Sementara untuk mengatasi nyeri akut menurut Syamsiah & Muslihat

(2015) intervensi yang cepat dan tepat adalah dengan dua cara yaitu

secara farmakologis (berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain

dalam pemberian analgesik) dan non farmakologis (memberikan terapi

relaksasi dan distraksi).

Anda mungkin juga menyukai