Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MIDDLE RANGE THEORY: POSTPARTUM DEPRESSION


“ CHERYL TATANO BECK ”

Oleh Kelompok III:

MUSTIKA RATU

JAMILA TUAHUNS

BURAMASA SONAWE

FAJRIA MEWAR

STIKES MALUKU HUSADA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGSUS SEMESTER I
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul
“MIDDLE RANGE THEORY “CHERYL TATANO BECK”POSTPARTUM
DEPRESSION THEORY. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawatan. Makalah ini membahas mengenai bagaimana middle
range theory khususnya theory Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan.
Masa depan keperawatan adalah praktik keperawatan berdasar teori yang
menerapkan keterampilan berfikir kritis dan teori keperawatan untuk memandu praktik.
Teori keperawatan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang situasi klien yang
kompleks dan memandu pengumpulan, organisasi, dan interpretasi data tentang klien.
Teori tersebut memberikan pemikiran logis untuk menjelaskan bagaimana perawat
membantu klien kearah kesehatan yang optimum.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ilmiah
ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
segenap pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu Teori Keperawatan.

Ambon, Nopember 2019

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan
berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model
keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam
praktek keperawatan.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta
theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai
yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. middle range
theory yang berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan
(Smith dan Liehr, 2008). Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli
keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.
Salah satu konsep model keperawatan yang termasuk dalam middle range theory
yang menunjang pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun
dalam praktek adalah model teori keperawatan yang dikembangkan oleh Cheryl Tatano
Beck. Oleh karena itu, penulis akan melakukan analisis konsep teori keperawatan
Cheryl Tatano Beck dalam keperawatan.

1.2 Masalah
Bagaimanakah konsep teory Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan?

1.3 Tujuan
a. Mengidentifikasi Latar Belakang Teori Cheryl Tatano Beck
b. Mengidentifikasi Sejarah Teori Cheryl Tatano Beck
c. Mengidentifikasi Filosofi Teori Cheryl Tatano Beck
d. Mengidentifikasi Visi dan Misi Teori Cheryl Tatano Beck
e. Mengidentifikasi Nilai Teori Cheryl Tatano Beck
f. Mengidentifikasi Keyakinan Teori Cheryl Tatano Beck
g. Mengidentifikasi Tujuan Teori Cheryl Tatano Beck
h. Mengidentifikasi perspektif paradigma teori
i. Mengidentifikasi Konsep Teori Cheryl Tatano Beck
j. Mengidentifikasi Kerangka Teori Cheryl Tatano Beck

1.4 Manfaat
a. Teoritis
Mampu menjelaskan konsep dasar middle range theory khususnya teori Cheryl
Tatano Beck, mengidentifikasi kejadian depresi pada klien postpartum sehingga
perawat bisa membantu klien dalam mengatasi depresi postpartum.
b. Praktis
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan
berfikir dan menjadi bahan untuk melakukan asuhan keperawatan dengan
masalah depresi postpartum.

1.5 Sistematika
Dalam makalah ini akan dibahas:
a. Latar Belakang Teori Cheryl Tatano Beck
b. Sejarah Teori Cheryl Tatano Beck
c. Filosofi Teori Cheryl Tatano Beck
d. Visi dan Misi Teori Cheryl Tatano Beck
e. Nilai Teori Cheryl Tatano Beck
f. Keyakinan Teori Cheryl Tatano Beck
g. Tujuan Teori Cheryl Tatano Beck
h. Perspektif paradigma teori
i. Konsep Teori Cheryl Tatano Beck
j. Kerangka Teori Cheryl Tatano Beck
BAB II
TEORI

2.1 Latar Belakang Teori


Cheryl Tatano Beck adalah seorang profesor di University of Connecticut, School of
Nursing. Gelar Sarjana Science dalam Keperawatan dari Western Connecticut State
University. Cheryl Tatano Beck menerima gelar Master-nya dalam merawat ibu dan
bayi yang baru lahir dari Yale University. Cheryl Tatano Beck memiliki sertifikat
Nursing Maternity dari Yale University. Cheryl Tatano Beck menerima gelar doktor of
Science Keperawatan dari Boston University. Beck adalah anggota dalam American
Academy of Nursing. Cheryl Tatano Beck telah menerima berbagai penghargaan seperti
Keperawatan Timur Research Society, Distinguished Penghargaan Peneliti,
Distinguished Award dari Alumna Yale University dan Perawat Connecticut
'Association Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya terhadap penelitian
keperawatan.
Beck mengemukakan sekitar 13% sampai dengan 25 % wanita yang melahirkan
mengalami depresi setelah melahirkan. Mengingat tingginya angka wanita yang
mengalami depresi setelah melahirkan sehingga beck tertarik untuk mempelajarinya,
walaupun sebenarnya beck tidak pernah mengalapi depresi setelah melahirkan anak –
anaknya..
Walaupun beck sudah melakukan 7 penelitian mayor mengenai pendidikan dan isu –
isu keperawatan bersama para siswa keperawatan, akan tetapi selama 3 dekade beck
berkonstribusi terhadap perkembangan pengetahuan dalam keperawatan maternitas. Ide
Jean Watson sangat berperan penting dalam penelitian – penelitian beck, yang mana
dikatakan bahwa perawatan itu berpusat pada perawat.
Selama 20 tahun terakhir Beck telah memfokuskan penelitiannya pada upaya
pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan.
Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatifnya, Cheryl Tatano
Beck telah mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/Postpartum Depression
Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100
artikel jurnal tentang beberapa topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/
posttraumatic stress disorder karena melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-
analisis, pengembangan instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya
penelitian Beck difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA
pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum Depression
Screening Scale melalui administrasi telepon. Beliau telah menjadi anggota Dewan
Pembina Depresi Setelah Pengiriman-Nasional dan Dewan Eksekutif Marce
Internasional Society. Beliau telah ditunjuk untuk Presiden Dewan Pertimbangan
Postpartum Dukungan Internasional.

2.2 Sejarah
Sejarah muncul teori ini berawal dari penelitian Beck pada keadaan ibu postpartum
yang mengalami gangguan mood yang sering diabaikan dalam perawatan kesehatan,
mengabaikan ibu dengan postpartum menderita dalam ketakutan, kebingungan dan
keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan
menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan
depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-
aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada
hubungan dan perkembangan anak.
2.3 Filosofi Teori
Teori ini mengungkapkan bahwa caring (Teori Jean Watson) sebagai pusat dalam
pelayanan keperawatan. Sehingga Beck, mengaplikasikan teori caring dalam bentuk
membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum. Beck menegaskan bahwa
depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan
bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.

2.4 Visi dan Misi Teori


Beck memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan
depresi postpartum, yaitu:
1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
2. Understanding (pemahaman)
3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4. Spirituality (spiritualitas)
5. Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu
yg mengalami depresi postpartum. Wanita dengan depresi postpartum seringkali hanya
bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus
diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhanya.

2.5 Nilai Teori


Hasil dari metasyntesis teori depresi postpartum memberikan implikasi bagi
pelayanan keperawatan dimana konsep kehilangan (Kubler-Ross, 1969) yang
dimunculkan sebagai komponen kunci dari postpartum depresi dapat digunakan perawat
untuk membantu membedakan bentuk kehilangan dari pengalaman wanita dengan
postpartum.

2.6 Keyakinan teori


Beck tidak mengarah kepada caring sebagai teori atau filosofi yang membangun
secara khusus penelitian – penelitiannya. Akan tetapi dia melakukan penelitian yang
membuktikan keyakinannya tentang pentingnya caring/kepedulian dalam perawatan
wanita dengan depresi postpartum. Karena apabila depresi tidak terdiagnosa, dapat
mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka
panjang bagi anak

2.7 Tujuan Teori


Tujuan Beck Tatano Beck mengembangkan teori depresi postpartum yaitu:
a. Memahami postpartum sebagai suatu cara yang memberi jalan kepada para
professional untuk mengembangkan strategi pencegahan yang adekuat;
b. Mengembangkan program screening agar bisa memberikan intervensi sedini
mungkin, dan;
c. Mengembangkan strategi treatment yang adekuat untuk mencegah hal – hal
yang berbahaya terhadap para wanita, anak - anak mereka serta keluarga
mereka.

2.8 Perspektif paradigma teori


Paradigma
Orang : Beck menerima gelar sarjana dari Western Connecticut State University
pada tahun 1970, dua tahun kemudian meraih gelar Master di kedua ibu-bayi yang
baru lahir keperawatan dan perawat-kebidanan dari Yale University. Satu dekade
kemudian ia menerima gelar doktor dari Universitas Boston. Bisa melihat masa
depan dengan Beck dan PPD.
Kesehatan : Beck melihat link dalam waktu dari persalinan dan ketika ibu rumah
setelah melahirkan. Hal ini selama pekan ini pertama setelah melahirkan yang
sebagian besar ibu mengalami psikosis postpartum, depresi postpartum atau bersalin
blues.
Perawatan : Beck menjelaskan bahwa perawat harus melakukan pengkajian
khusus untuk baby blues syndrome dan mereka harus dilakukan secara rutin dan
bagian dari penilaian perawat selama kunjungan rumah.
Lingkungan Hidup : Teori Beck membuat titik yang tidak hanya efek ibu tapi
anak-anaknya juga. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
mereka.
2.9 Konsep Teori
Cheryl Tatano Beck menggunakan ide – ide dari Jean Watson yaitu perawat
sebagai pusat perawatan. Beck juga menggunakan studi phenomenology dalam
penelitiannya terhadap bagaimana wanita mengalami depresi postpartum
( pendekatan Colaizzi’s 1978 ). Selanjutnya Beck menggunakan teori grounded
sebagai pengaruh dari ide – ide teori dan filosofi glasser (1978), Gkasser dan Strauss
(1967), dan Hutchinson (1986). Sumber teori yang tidak seperti biasanya juga
diambil oleh Beck dari Sichel dan Driscoll (1999).

1. Depresi Postpartum
Beck mengemukakan (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi
postpartum adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan
pertama setelah melahirkan.
2. Faktor penyebab depresi postpartum
Beck mengemukakan, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13,
yaitu (Varney, et al., 2008) :
1) Depresi prenatal
Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu
terjadinya depresi postpartum yang paling kuat. Depresi prenatal bisa terjadi
pada beberapa atau keseluruhan dari trimester kehamilan (Beck, 2001).
2) Stress merawat anak
Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi
faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam
perawatan bayi khususnya mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001).
3) Stress dalam kehidupan
Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan
dan setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa karena hal
yang positif maupun negatif, dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti,
perubahan status perkawinan (contohnya, bercerai, menikah kembali),
perubahan pekerjaan, dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan,
perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis) (Beck, 2001).
4) Dukungan sosial
Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan
psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang
terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis,
merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan menyebabkan
ibu menjadi depresi (Anonim).
5) Ansietas pranatal
Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan
kadang terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu
perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak
jelas, ancaman yang belum jelas (Beck, 2001).
6) Kepuasan perkawinan
Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan
seberapa bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari
perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan, kesamaan dalam saling
menghargai, saling membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-
hal yang baik secara global lainnya (Beck, 2001).
7) Riwayat depresi sebelumnya
Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang memiliki
sejarah masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan
variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol
eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi (Ryan, 2009).
8) Temperamen bayi
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas
marah, rewel, dan susah dihibur (Beck, 2001). Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Whiffen dan Gotlib (1989) dalam Hagen (1999),
yang menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya
depresi postpartum.
9) Maternity blues
Maternity blues adalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari perubahan
suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan
paling sedikit 1 sampai 10 hari atau lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan
perasaan ingin menangis, cemas, kesulitas konsentrasi, lekas marah, dan suasana
hati yang labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001).
10) Harga diri
Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum dalam hal
harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan
kepuasan terhadap diri sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya
evaluasi terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau
kemampuan seseorang (Beck, 2001).
11) Status sosioekonomi
Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010), mengungkapkan bahwa
status sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian depresi postpartum.
Semakin rendah pendapatan keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya
depresi postpartum.
12) Status perkawinan
Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal
pernikahan.Tingkatannya adalah tidak menikah, menikah/hidup bersama,
bercerai, janda, berpisah, memiliki pasangan (Beck, 2001).
13) Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan
Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu
terhadap kehamilan yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja
40 minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri
terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup
keras (The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG),
2009). Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal
ini juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika
bayi lahir lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di
lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak
diharapkan oleh orang tua (ACOG, 2009).

3. Pencegahan Depresi Postpartum


Pencegahan terjadinya depresi postpartum dapat dilakukan dengan memberikan
psikoedukasi maupun konseling yang dilakukan oleh perawat maternitas dan
profesi kesehatan lain. Hal ini disebabkan karena bantuan yang diberikan pertama
kali adalah dari tenaga kesehatan. Ibu biasanya gagal keluar dari kondisi yang sulit
karena perasaan yang kurang nyaman, sehingga sangat penting memberikan
pelatihan konselor pada tenaga kesehatan professional agar mampu menolong ibu
secara professional. Kegiatan konseling yang dilakukan dapat meliputi:
 Konseling perkawinan bagi pasangan yang akan menikah ataupun sudah
menikah. Konseling perkawinan bertujuan untuk membangun dan membina
keluarga yang harmonis. Seorang konselor menjelaskan tentang tujuan
perkawinan, mempersiapkan perkawinan, membina perkawinan, membina
hubungan seksual dalam perkawinan, dan mengasuh serta membimbing anak
dalam keluarga. Konselor juga membantu untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan keluarga (Nurbaeti, 2002);
 Konseling antenatal
Tujuan dari menyelenggarakan konseling antenatal bagi ibu hamil dan
keluarga adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang persalinan dan
perawatan bayi, pengetahuan dan perhatian pada aspek emosional serta
bagaimana penyelesaian masalah emosional. Kenyataan menunjukkan bahwa
pemberian informasi tentang depresi postpartum dapat mengurangi kejadian
depresi postpartum (Zahra, 2010).

4. Penatalaksanaan Depresi Postpartum


Penatalaksanaan Depression and Bipolar Support Alliance (DBSA) (2010), Jika
mengalami depresi postpartum hal-hal yang dapat dilakukan adalah: 1) bicaralah dengan
ahli kesehatan tentang semua gejala-gejalanya, riwayat kesehatan yang lalu; 2)
bergabunglah dengan sebuah kelompok, dimana bisa berbagi perasaan dan pikiran di
dalamnya; 3) makan secara seimbang dan teratur; 4) lakukan olahraga ringan, seperti
jalan kaki; 5) beri kesempatan kepada keluarga dan teman untuk menolong, seperti
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuh anak.
Kerangka Teori Konsep Kehilangan:
Factor or risk factor for PPD : a. Kehilangan control
1. Prenatal depresion b. Kehilangan diri
2. Child care stress c. Kehilangan
3. Life stress
4. Social support hubungan
5. Prenata activity d. Kehilangan suara
6. Martial satisfaction
7. History of depression
8. Infant temperament
9. Maternity blues
CARING 10. Self-esteem
11. Socioeconomi status
12. Marital status Kesenjangan antara harapan dan Membuat keputusan:
13. Unplanned or unwanted pregnance realitas pada ibu: a. Menyerah
a. Harapan yang bertentangan b. Berjuang untuk berjuang hidup
b. Impian yang hancur c. Reintegrasi dan perubahan
c. Takut hukuman moral
d. Konteks budaya
Kerangka kerja yang disebut faktor karatif
a. Sistem nilai humanistik dan altruistik
b. Kejujuran dan harapan.
c. Sensitifitas pada pribadi seseorang dan orang lain. Spiraling downward
d. Rasa tolong menolong-Saling percaya, hubungan a. Kecemasan
antar sesama manusia. b. Berpikir diluar kemampuan
e. Mengekspresikan perasaan positif dan negatif. c. Berpikir obsesif
f. Proses pemecahan masalah keperawatan yang d. Marah
kreatif. e. Gangguan kognitif
g. Proses belajar mengajar transpersonal. f. Isolasi dan kesepian
h. Lingkungan fisik, social, spiritual dan mental yang g. Rasa bersalah
supportif, protektif, dan korektif. h. Resiko mencederai diri
i. Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
j. Kekuatan spiritual-fenomenologikal-eksistensial
(Watson, 1979/1985).
BAB III
KONTRUKSI KONSEP

3.1 Analisis Konsep

Menghadapi Merasa tidak Berjuang untuk Membangun kembali


suatu ancaman berguna bertahan control diri
(Monoton)

1. Adanya 1. Menghawatirk 1. Melawan 1. Perubahan yang


kecemasan yang an suatu yang kondisi yang tidak bisa diprediksi
menakutkan tidak nyata ada
2. Menganggap yang
2. Pikiran yang 2. Menarik Diri 2. Berdoa untuk lalu biarkan berlalu
obsesif ketenangan
3. Percobaan 3. Merasa selalu
3. Kehilangan melukai diri 3. Mencari berhati – hati jika
konsentrasi sendiri dukungan sosial munculnya depresi
(Enveloping kembali
Fogginess

Depresi

a. Model kasus : Ny. Z dibawa ke IGD RSU X Ambon oleh sanak keluarganya karena
percobaan bunuh diri dengan cara memotong urat nadi di pergelangan tangannya, hal
ini dilakukan karena Ny. Z merasa sedih yang psikopatologis akibat kehilangan
putranya yang berumur 1 Tahun. Anak Ny Z meninggal akibat tenggalam di kolam
renang saat Keluarga Ny Z memasak di dapur.
b. Model kasus kontra : Ny A terlihat duduk bersimpuh disamping jenasah anak satu -
satunya yang meninggal saat usia 15 th, Ny A terlihat tegar dan bibirnya dengan fasih
melafalkan ayat – ayat suci al quran dan tak henti – hentikan mendoakan anaknya
sesekali menyalami para tamu yang datang melayat dan menyampaikan rasa bela
sungkawa.
c. Perempuan kelahiran Houston lulusan SMA itu dinyatakan menderita depresi
postpartum berat yang berulang-ulang sejak kelahiran anaknya yang keempat.Kisah
Aniek Qori\'ah Sriwijaya (31) di Bandung, Jawa Barat, hampir serupa, meski belum
ada kepastian tentang penyakit apa yang dideritanya. Anak dokter dan lulusan
Planologi ITB dengan IPK di atas 3 ini baru hanya diduga mengalami gangguan
jiwa.Aniek membekap 3 anaknya dengan rentang usia 9 bulan hingga 6 tahun dengan
bantal dan kasur hingga tewas pada 8-9 Juni 2006. Alasannya? Aniek takut tidak bisa
membahagiakan anak-anaknya. Aniek bahkan kemudian heran, kok bisa dirinya
membunuh anak-anaknya.

3.2 Sintesis Konsep


Konsep ini dikembangkan berdasarkan berbagai penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Beck melakukan temuan dari beberapa penelitian kualitatifnya, Cheryl Tatano Beck telah
mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/Postpartum Depression Screening
Scale (PDSS).

3.3 Derivasi Konsep


Konsep ini diderivasi dari ilmu psikiatri
BAB IV
KONTRUKSI STATEMEN

4.1 Analisis Statemen


a). Teori ini dibangun dari 2 konsep utama yaitu gangguan mood dan kehilangan
control. Kehilangan control yang terdiri dari 4 tahap yaitu :
1 Adanya suatu ancaman;
2 Merasa dirinya tidak berguna
3 Perjuangan untuk bertahan hidup;
4 Tidak mampu mengontrol dirinya kembali;
b). Selain itu terdapat 12 konsep pencetus dan factor resiko, meliputi : depresi prenatal,
stress perawatan bayi, stress hidup, dukungan social, kecemasan prenatal, kepuasan
perkawinan, sejarah depresi, tepramen bayi, harga diri, baby blues, status social
ekonomi, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan.
c). Terdapat juga 6 gejala dari depresi postpartum : gangguan makan dan tidur,
kecemasan dan ketidakamanan, emosi yang labil, kebingungan mental, merasa harga
diri rendah, mudah merasa bersalah bersalah, malu dan memiliki pikiran untuk bunuh
diri.

4.2 Sintesis Statemen


a. Maternity blues mencapai 75 % pada semua wanita dari semua budaya
b. 13 % sampai 25 % depresi post partum rata – rata terjadi pada wanita yang kurang
berada/miskin.
c. 1 sampai 2 orang wanita dari 1000 wanita yang melahirkan mengalami post partum
psychosis.
Dengan demikian angka kejadian post partum depression sangatlah tinggi pada semua
kultur budaya yang menuntut wanita selalu tampil sempurna, pada wanita dengan
ekonomi yang tidak stabil, dan sebab – sebab lain yang di munculkan pada statement-
statement di atas.

4.3 Derivasi Statemen


Sesuai dengan pernyataan Beck bahwa penelitian ini dikembangkan berdasarkan dari
berbagai teori dan berbagai penelitian yang merefleksikan filosofi dan teori yang mendasari
metodology – metodology penting.
BAB V
KONTRUKSI TEORI

5.1 Analisis Teori


a. Kelebihan
1. Teory beck memberikan pemahaman yang holistic terkait postpartum depresi;
2. Teori ini memungkinkan pada pelayanan kesehatan tidak hanya melihat mengapa
postpasrtum itu bisa terjadi tetapi perawat bisa memahami pola pikir klien dengan
depresi postpartum;
3. Teory ini lebih sederhana dan mudah dibaca;
4. Teory ini telah mengeksplorasi tentang kesadaran dan pentingnya penanganan pada
ibu dengan postpartum depresi.
b. Kelemahan :
1. Terbentuknya stigma yang lemah dalam teori ini, karena sedikitnya literature;
2. Penelitian teori ini merupakan penelitian kualitatif sehingga tidak semua individu
berbagi pengalaman yang dialami pada saat mengalami depressi postpartum.

5.2 Sintesis Teori


Keadaan ibu postpartum yang mengalami dari gangguan mood dan kecemasan
postpartum

5.3 Derivasi Teori


Teori ini mengungkapkan bahwa caring (Teori Jean Watson) sebagai pusat dalam
pelayanan keperawatan. Sehingga Beck, mengaplikasikan teori caring dalam bentuk
membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum.
BAB VI
PENUTUP

5.2 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah
suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret. Midle Range Theory
diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara
langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Salah satu konsep model keperawatan yang termasuk dalam middle range theory
yang menunjang pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam
praktek adalah model teori keperawatan yang dikembangkan oleh Beck Tatano. Beck Tatano
mengaplikasikan teori caring dalam bentuk membantu klien yang mengalami depresi pada
postpartum. Beck memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan
depresi postpartum, yaitu: nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain), understanding
(pemahaman), rest and relaxation (istirahat dan relaksasi), spirituality (spiritualitas), exercise
(latihan). Tujuan Beck Tatano Beck mengembangkan teori depresi postpartum yaitu:
a. memahami postpartum sebagai suatu cara yang memberi jalan kepada para
professional untuk mengembangkan strategi pencegahan yang adekuat;
b. mengembangkan program screening agar bisa memberikan intervensi sedini mungkin,
dan;
c. mengembangkan strategi treatment yang adekuat untuk mencegah hal – hal yang
berbahaya terhadap para wanita, anak - anak mereka serta keluarga mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Beck, C.T. 2001.Predictors Of Postpartum Depression : An Update.Nursing Research

Beck, C.T. 2002. Postpartum depression a meta-syntesis.quality health research

Beck, C.T. 2007. Exemplar:Teetering on the edge: A continually emerging Theory of


postpartum depression in p munhal (Ed). Boston.

Maeve, M.K.2014. Nursing Theory and Their Work, Eigth Edition

Marsh, J.R. 2013. A Middle Range Theory of Postpartum Depression : Analisis And
Application

Walker, L.O.1995. Strategis for Theory Contruction In Nursing. Appleton & Lange: USA
BAB V
KONTRUKSI TEORI

A. Analisis Teori
c. Kelebihan
5. Teory beck memberikan pemahaman yang holistic terkait postpartum depresi;
6. Teori ini memungkinkan pada pelayanan kesehatan tidak hanya melihat
mengapa postpasrtum itu bisa terjadi tetapi perawat bisa memahami pola pikir
klien dengan depresi postpartum;
7. Teory ini lebih sederhana dan mudah dibaca;
8. Teory ini telah mengeksplorasi tentang kesadaran dan pentingnya penanganan
pada ibu dengan postpartum depresi.
d. Kelemahan :
3. Terbentuknya stigma yang lemah dalam teori ini, karena sedikitnya literature;
4. Penelitian teori ini merupakan penelitian kualitatif sehingga tidak semua
individu berbagi pengalaman yang dialami pada saat mengalami depressi
postpartum.

B. Sintesis Teori
Keadaan ibu postpartum yang mengalami dari gangguan mood dan kecemasan
postpartum

C. Derivasi Teori
Teori ini mengungkapkan bahwa caring (Teori Jean Watson) sebagai pusat dalam
pelayanan keperawatan. Sehingga Beck, mengaplikasikan teori caring dalam bentuk
membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum.

Anda mungkin juga menyukai