Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat taufik
dan hidayah-Nya kami menyusun makalah agama Islam tentang qurban ini.

Makalah ini mengacu pada kurikulum 2006. Penyusun makalah ini disajikan dengan
bahasa yang komunikatif dan penjelasannya yang ringkas, padat, serta jelas dimaksud
untuk membantu mempermudah rekan siswa dalam menelah bahan Makala Qurban
Idul Adha ini.
Penyusun sudah berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan makalah ini
agar benar-benar bermanfaat, mudah dipahami dan dapat diterima oleh rekan siswa.

Demikian kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna karena itu yang
berupa saran dan kritik membangun sangat kami harapkan.
CERITA YANG BERHUBUNGAN DENGAN IDUL ADHA TAHUN INI

Alhamdulillah... Sebentar lagi Idul Adha akan menghampiri kita dalam hitungan hari. Idul
Adha sendiri diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, atau untuk tahun 2012 ini jatuh
pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2012. Pada tiap bulan Dzulhijjah ada bentuk ibadah
penting bagi umat Islam : ibadah haji, idul adha, dan kurban. Idul Adha artinya kembali
kepada hari raya kurban. Perayaan Idul Adha atau biasa disebut Hari Raya Kurban
sangat berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim alaihi salam dan putranya, Nabi Ismail
alaihi salam. Tentu kita sudah gak asing lagi dengan ceritanya bukan? Peristiwa kurban
tersebut merupakan wujud ketaqwaan atau ketaatan seorang hamba kepada Alloh SWT
atas kenikmatan hidup di dunia. Di sisi lain, peristiwa kurban secara sosial juga bisa
dimaknai sebagai momentum berbagi kenikmatan bersama orang lain. Hewan kurban
yang disembelih dan dibagikan dagingnya itu akan menjadi pahala (bagi yang
berkurban) dan menggembirakan mereka yang jarang makan daging. Artinya, ibadah
kurban mendatangkan kebaikan bersama antara si kaya dan si miskin. Dalam suatu
riwayat hadist, para sahabat bertanya pada Rasululloh SAW.

"Apakah maksud kurban ini, ya Rasululloh?" tanya para sahabat. Rasululloh SAW
menjawab, "Sunnah Bapakmu, Ibrahim." Mereka kembali bertanya, "Apa
hikmahnya bagi kita?" Beliau menjawab, "Setiap rambutnya akan mendatangkan
suatu kebaikan." Mereka bertanya lagi, "Apabila binatang itu berbulu?" Beliau
menjawab, "Pada setiap rambut dari bulunya akan mendatangkan kebaikan." (HR
Ahmad)
Nah, sudah kurban belum nih? Kalo saya sih belum ya, hehehe! Mudah-mudahan tahun
depan bisa kurban deh. Aamiin!

Seperti merayakan Idul Fitri, di hari raya kurban umat Islam berkumpul untuk
melaksanakan sholat Ied bersama-sama di masjid atau tanah lapang. Saya sendiri lebih
suka sholat di mushola deket rumah. Maklum aja, di sekitar rumah kami sudah gak ada
lagi tanah lapang/lapangan. Di Palembang sendiri ada banyak masjid besar, Masjid
Agung Sultan Mahmud Badaruddin II dan Masjid Cheng Ho contohnya. Seumur-umur
saya gak pernah sholat ied di dua masjid. Banyak pertimbangan, jauh dari rumah dan
terlalu berjubal.
Perayaan Idul Adha gak kalah meriah dengan perayaan Idul Fitri. Tadi buktinya, saya
disuruh bikin pempek sama ibuk sementara tante sibuk bikinin tekwan dan mesen kue
kering. Kami sekelurga punya tradisi seperti itu, entah itu Idul Fitri ataupun Idul Adha,
selalu ada makanan khas yang kami bikin untuk menjamu para tamu. Saya pribadi
sebetulnya gak pengen repot-repot bikin ini itu pas lebaran. Toh makanan macam kue-
kue kering atau basah tinggal beli aja di pasar. Makanan kecil macam pempek atau
tekwan bisa pesen sama tetangga. Tapi kemudian saya mikir lagi, bikin-bikin makanan
kayak gitu secara fisik sih emang repot bin capek ya! Dan kalo sepanjang tahun saya
cuma bisa beli jadi kapan saya bisa masaknya. Jadi lebaran Idul Fitri tahun ini saya coba
bikin pempek sendiri, dan hasilnya... terlalu rasa ikan jadi berasa makan ikan mentah
gitu deh, hehehe. Idul Adha kali ini saya bikin pempek lagi, belajar kesalahan dari bikin
pempek lebaran lalu- saya coba seimbangkan antara ikan dan sagunya. Alhamdulillah,
hasilnya lebih baik dan lebih enak (menurut saya lho!).

Selain ibadah haji, Idul Adha, dan kurban, ada satu ibadah lagi yang gak boleh
ditinggalkan umat Islam pada bulan Dzulhijjah, yaitu puasa Arafah. Disunnahkan puasa
pada hari Arafah bagi yang gak melaksanakan ibadah haji, yaitu pada tanggal 9
Dzulhijjah atau sehari sebelum Idul Adha. Keutamaan puasa Arafah berdasarkan hadist
adalah bisa menghapuskan dosa-dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang. Saya
sudah dua tahun terakhir menjalankan puasa Arafah. Insya Alloh tahun ini saya akan
puasa lagi. Tentunya dosa-dosa yang diampuni itu bukan dosa besar ya! Kalo itu mah
kudu tobat nasuha. Dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil yang mungkin gak kita
sadar. Saya sebagai hambaNya cuma minta keridhoan aja. Diterima atau gak ya itu
urusan Alloh yang punya hak mutlak menilai ibadah kita.

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah


shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari
Arafah?” Maka beliau menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu
dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang)
TRADISI UNTUK MENYAMBUT IDUL ADHA

Ada banyak tradisi di dunia ini dalam menyabut dan merayakah hari raya Idul Adha.
Sama dengan di Indonesia Umat muslim diseluruh dunia Juga akan menyambut meriah
hari raya Idul Adha ketika selesai solat Idul Adha biasanya akan dilanjutkan dengan
memotong hewan kurban untuk dibagikan ke kaum miskin. Namun selain itu di kalangan
masyarak tertentu ada lho tradisi tradisi yang berjalan bersaman dengan hari raya Idul
Adha sebagai contoh di Jogja ketika hari raya Idul adaha ada tradisi yang namanya
gerebek besar yang dilakukan kraton Yogyakarya, di negara lain juga sama ada
beberapa tradisi khas mereka dalam menyambut hari raya Idul Adha nah ingin tahu
tradisi apa aja itu ? Simak 7 Tradisi Merayakan Idul Adha di Berbagai Negara seperti
dikutip dari inilah.com berikut ini.
1. Pakistan
Perayaan Idul Adha di Pakistan biasanya ditandai dengan libur selama 4 hari. Jelas
perayaan, banyak toko tutup dan konsentrasi kegiatan lebih ke masjid-masjid sejak pagi
hari.
Seperti di Indonesia, di Pakistan proses penyembelihan juga sering dilakukan oleh
warga setempat. Daging kurban pada akhirnya di distribusikan ke fakir miskin.
2. Bangladesh
Bangladesh juga memiliki tradisi yang hampir sama di budaya berbagai negara muslim
lain yang merayakan Idul Adha. Hanya saja, negara ini dikenal memiliki peraturan yang
ketat soal hewan kurban. Bekerja dengan ahli, di negara ini standar hewan kurban
benar-benar diperhatikan.
Seperti usia dan kesehatan dari hewan yang akan di kurbankan. Sama dengan
beberapa negara lain, perayaan salah satu dari Dua hari besar umat muslim ini
diadakan selama 3 hari.
3. Maroko
Di Maroko, libur Idul Adha juga berlangsung selama 3 hari. Tak banyak berbeda dengan
perayaan yang dilakukan di Indonesia. masyarakat berbondong-bondong pergi ke
Masjid sejak pagi untuk solat Ied, melakukan proses penyembelihan lalu
mendistribusikan ke masyarakat.
4. Amerika Serikat
Umumnya, penduduk setempat mendapat jatah libur 1-3 hari selama peringatan hari
raya kurban. Seperti di Indonesia, konsentrasi kegiatan sering dilakukan di Masjid sejak
pagi hari. Setelah itu mereka sering berbagi dengan sesama dengan acara makan
bersama. Hanya saja, berbeda dengan di Indonesia, disini prosesi penyembelihan
umumnya tak banyak dilakukan.
5. Mesir
Seperti di Amerika, perayaan Idul Adha di Mesir juga ditandai dengan libur selama 3 hari
selama perayaan. Umat muslim setempat biasanya saling bermaaf-maafan setelah
prosesi solat Ied. Dan pada akhirnya, diadakan prosesi pembagian daging korban yang
biasanya dilakukan oleh sebuah LSM setempat.
6. Arab Saudi
Berbeda dengan di Indonesia, dii Arab Saudi justru hari raya Idul Adha-lah yang layak
dijadikan momen hari raya terbesar. pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga disibukkan
oleh pemotongan hewan kurban. Sebab, mereka akan mendistribusikan daging kurban
ke negara-negara Islam yang miskin. Terutama di kawasan Afrika, Asia Tengah, dan
Asia Selatan.
Agar distribusi hewan merata dan mencapai sasaran, jutaan kilo daging ini kemudian
dibekukan dan dikirimkan melalui kontainer yang diangkut kapal dan pesawat.
7. Ningxia, Cina
Jika di Indonesia, lelaki dan wanita berduyun-duyun melakukan sholat Idul Adha di
masjid, lain halnya dengan masyarakat di Ningxia, Cina. Masyarakat muslim etnis Hui
disana, hanya lelaki yang beramai-ramai sholat Idul Adha di masjid. Sedangkan wanita
dilarang sholat Idul Adha di masjid.
Takbiran dengan membakar hio. Ini merupakan tradisi Islam di Cina. Para jamaah
membawa hio yang terbakar ke dalam masjid kemudian ditancapkan ke mangkok
tempat hio. Setelah itu dilakukan ceramah sebelum dimulai sholat Idul Adha.

Anda mungkin juga menyukai