Menggambar Peta
LAPORAN PRAKTIKUM
GT2305 – KARTOGRAFI
Oleh
Raka Vatiady
231170404
2019
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................ 6
2.2 Peta....................................................................................................................................... 6
METODOLOGI ......................................................................................................................... 13
A. Cara Kerja.................................................................................................................... 13
BAB IV ........................................................................................................................................ 15
B. Manfaat ......................................................................................................................... 16
C. Kemudahan................................................................................................................... 16
D. Kesulitan ....................................................................................................................... 17
BAB V .......................................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................................... 18
Karena permukaan bumi merupakan bidang lengkung (speroid), maka untuk dapat
menggambarkan atau memindahkan lintang/bujur pada lengkungan muka bumi ke dalam bentuk
bidang datar digunakan cara proyeksi tertentu. Proyeksi tertentu adalah sesuai dengan suatu
aturan dalam menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan menggunakan
rumus-rumus matematika. Bentuk bumi yang di proyeksikan ke bidang datar,Skala peta: Karena
peta merupakan wujud abstrak permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil,
maka dalam penyajiannya digunakan perbandingan tertentu yang disebut skala. Jadi, skala peta
adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dan jarak antara dua titik yang sama di lapangan.
Contoh: Pada peta berskala 1:50.000, jarak 1 cm di peta sama dengan jarak 500 m dilapangan.
Dalam kaitannya dengan informasi yang disajikan pada peta, maka skala peta menggambarkan
juga tingkat ketelitian dan detail suatu informasi. Penulisan skala yang sering dan lazim dalam
perpetaan, disamping ditulis pecahan (numerical scale) adalah ditulis/dinyatakan dengan grafik
(graphical scale). Secara umum peta berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat
dipermukaan bumi, memperlihatkan ukuran (luas,jarak) dan arah suatu tempat dipermukaan
bumi, menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (benua, negara, gunung, sungai dan
bentuk-bentuk lainnya), membantu peneliti sebelum melakukan survey untuk mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti, menyajikan data tentang potensi suatu wilayah, alat analisis untuk
mendapatkan suatu kesimpulan, alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fonemana
geografi di permukaan bumi.
Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta. Proses kartografi adalah proses
grafis sampai sebuah gambar menjadi peta yang terlihat informative (map composition).
Bahan kartografi semua bahan yang secara keseluruhan atau sebagian menggambarkan
bumi atau benda angkasa dalam semua skala, termaksud peta dan gambar rencana dalam
2 dan 3 dimensi; peta penerbangan, pelayaran, dan angkasa; bola peta bumi; diagram
balok; belahan; foto udara, satelit, dan foto ruang angkasa ; atlas; gambar udara selayang
pandang, dan sebagainya. Menurut ICA (International Cartographic Association), yaitu
yang dimaksud peta adalah gambaran unsur-unsur permukaan bumi (yang) berkaitan
dengan permukaan bumi) dan benda-benda angkasa.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah :
2.1 Kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus
mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1973). Dalam konteks ini
peta dianggap termasuk semua tipe peta, plan (peta skala besar), charts, bentuk tiga dimensional
dan globe yang menyajikan model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu.
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan skala ditambah simbol-simbol dan tulisan sebagaiketerangan. Peta dapat
diartikan sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai
kenampakan pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu
(Gunawan, 2003). Menurut Komisi Ahli Kartografi, peta adalah gambaran konvensional
permukaan bumi yang diperkecil, baik secara detail maupun menyeluruh, seperti kenampakan
yang terlihat dari atas. Gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan
pada umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar serta diperkecil atau diskalakan (ICA).
Didalam sebuah peta terdapat unsur-unsur peta, salah satu unsur peta tersebut adalah
koordinat. Koordinat adalah dua bilangan atau huruf yang menjelaskan posisi di peta, grafik dan
bagan koordinat mendatar (x) selalu ditulis pertama dan koordinat cacak (y) ditulis kedua.
Koordinat dapat juga didefinisikan sebagai perpotongan antara garis bujur dan garis lintang. Ada
dua jenis koordinat, yaitu koordinat geografis dan koordinat UTM (Universal Transfers
Mercator).
2.2 Peta
Peta adalah suatu media komunikasi grafis yang berarti informasi yang diberikan dalam
peta berupa suatu gambar atau simbol. Secara sederhana simbol dapat diartikan sebagai suatu
gambar atau tanda yang mempunyai arti atau makna tertentu. Simbol dalam peta memegang
peranan yang sangat penting, bahkan dalam peta khusus atau peta tematik simbol merupakan
informasi utama untuk menunjukkan tema suatu peta. Menurut bentuknya simbol dapat
dikelompokkan menjadi simbol titik, simbol garis dan simbol area atau bidang, sedangkan
menurut wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan
menjadi abstrak/geometrik, huruf dan nyata (piktorial). Simbol piktorial adalah suatu simbol
yang wujudnya memiliki kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan, sedangkan simbol
geometrik adalah simbol yang wujudnya tidak memiliki kemiripan dengan unsur yang
digambarkan.
Salah satu contoh peta yang digunakan sebagai peta dasar ialah Peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI) yang dibuat oleh Badan Informasi Geospasial, dulu Bakorsurtanal (Gambar
1). Dalam proses pembuatannya Peta RBI memanfaatkan foto udara (fotogranetri) dan
survei terestrial. Kraak dan Orneling (2010) menyebutkan selain dua sumber yang telah
disebutkan, terdapat empat sumber lainnya yang dapat digunakan dalam kegiatan pemetaan,
yaitu data statistik, pengindraan jauh, diditalisasi peta analog, dan sensus data. Teknologi
Global Positioning System (GPS) yang kini marak terintegrasi dalam perangkat smartphone
juga turutmemperkaya khasanah pemetaan (Krygier dan Wood, 2011)
Sebagai sebuah sistem komunikasi, kartografi memuat berbagai unsur yang saling memengaruhi
antara satu unsur dan unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut dapat dibagankan sebagai berikut.
Sistem komunikasi yang terdapat dalam kartografi terdiri atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Numeracy, yaitu jenis komunikasi kartografi matematis.
b. Articulacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan berbicara.
c. Literacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan penggunaan huruf.
d. Graphicacy, yaitu jenis komunikasi kartografi dengan gambar simbol.
Jenis komunikasi dengan gambar simbol inilah (graphicacy) yang dipakai dalam kartografi.
Dalam pembuatan peta, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah-langkah pokok dalam
pembuatan peta adalah sebagai berikut.
a. Menentukan daerah yang akan dipetakan.
b. Membuat peta dasar (base map), yaitu peta yang belum diberi simbol.
c. Mencari dan menggolongkan data sesuai dengan tujuan pembuatan peta.
d. Menentukan simbol-simbol yang merupakan representasi data.
e. Memplot simbol pada peta dasar.
f. Membuat legenda.
g. Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar, serta menarik.
2.4 Penulisan Pada Peta
Jika memperhatikan tulisan pada peta, nampak antara peta yang satu dengan yang lain
masih ada perbedaan. Khusus untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di
antara para ahli, yaitu sebagai berikut.
1) Nama geografis ditulis dengan menggunakan bahasa atau istilah yang biasa digunakan
penduduk setempat. Misalnya, Sungai ditulis Ci untuk Jawa Barat dan sebagian DKI, Kreung
untuk Aceh, Way untuk Lampung, dan Kali untuk Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Nama
sungai ditulis searah dengan aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Misalnya Ci Tarum,
Kali Berantas, Kali Progo, dan Way Kambas.
2) Nama-nama objek geografis berupa kawasan perairan, seperti danau, laut, sungai, waduk,
ditulis dengan huruf miring. Contohnya Laut Jawa, Sungai Ci Manuk, Danau Toba, dan Samudra
Hindia.
3) Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
2.5 Memperbesar dan Memperkecil Peta
Setelah memahami langkah-langkah pembuatan peta, macammacam simbol peta dan
penggunaannya. Sekarang, marilah kita pelajari cara memperbesar dan memperkecil peta. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbesar maupun memperkecil peta, yaitu dengan
penggunaan metode pembuatan kotak-kotak grid, fotokopi, maupun dengan alat pantograf.
1) Memperbesar Peta
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk memperbesar peta, yaitu sebagai berikut.
a) Memperbesar Grid (Sistem Grid)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut.
(1) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
(2) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru.
Untuk Pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran, misalnya 1 kali, 2 kali, 100 %, dan
200 %.
(3) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
(4) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran. Ketentuan perubahan skala dalam
memperbesar dan memperkecil peta adalah jika peta diperbesar, penyebut skala harus dibagi
dengan bilangan n. Namun, sebaliknya jika peta diperkecil sebesar n kali, penyebut skala harus
dikali dengan bilangan n. Berikut ini gambar yang menjelaskan pengaruh dari skala sebagai
komponen peta terhadap tampilan peta itu sendiri.
b) Fotokopi
Cara lain memperbesar peta adalah dengan fotokopi. Peta yang akan diperbesar atau diperkecil,
sebaiknya menggunakan skala garis. Peta yang menggunakan skala angka atau bilangan,
sebenarnya dapat pula diperbesar dan diperkecil ukurannya dengan menggunakan mesin fotokopi.
Namun, sebelum peta tersebut di fotokopi, skala bilangan yang terdapat dalam peta perlu diubah
dulu ke skala garis.
Jika skala peta 1 : 100.000 diubah dari skala angka ke skala garis hasilnya menjadi:
c) Menggunakan Pantograf
Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta. Dulu, alat ini terbuat dari kayu
yang telah diserut menjadi halus, dilengkapi dengan pensil dan paku yang ditumpulkan terlebih
dahulu.
2) Memperkecil Peta
Cara memperkecil peta, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik memperbesar skala peta.
Terdapat tiga alternatif teknik yang dapat Anda gunakan untuk memperkecil peta. Ketiga teknik
tersebut adalah sebagai berikut.
b) Fotokopi peta.
c) Pantograf.
Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya,
kerja pantograf berdasarkan prinsip kerja jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a,
b dan
c) memiliki skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah sesuai kebutuhan.
Adapun formulasi yang digunakan adalah:
Contoh:
Diketahui:
Setelah diperoleh besarnya skala faktor, kemudian pantograph diatur sedemikian rupa sehingga
masing-masing lengan pantograph memiliki skala faktor sama dengan 250.
Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat
gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian, gerakkan B mengikuti peta asal. Dalam
proses penjiplakan, harus dilakukan dengan hati-hati, agar peta yang akan dijiplak tidak
mengalami kerusakan.
c. Alat Bantu Sederhana dalam Pembuatan Peta
Pembuatan peta dapat dilakukan secara sederhana. Proses pembuatannya meliputi pengukuran
langsung dan pembuatan peta tematik secara sederhana. Mulailah dengan pemetaan daerah
sempit, kemudian dilanjutkan secara bertahap hingga mencakup daerah yang lebih luas. Alat yang
dapat digunakan adalah kompas magnetik dan pita ukur, panjangnya 50 meter dan dapat digulung.
Pengukuran dilakukan dengan penggunaan metode berantai (chain survey).
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan alat bantu
sederhana.
1) Unsur-unsur yang diukur meliputi sudut arah (azimuth magnetik) dan jarak.
2) Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit, kemudian diteruskan secara bertahap ke
wilayah yang relatif lebih luas.
3) Sudut arah (azimuth magnetik) diukur dengan menggunakan kompas magnetik. Jarak dapat
diukur dengan menggunakan pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita ukur
sepanjang 50 meter.
4) Pengukuran jarak dan arah (azimuth magnetik) dilakukan pada garis ukur pokok atau segment
garis.
BAB III
METODOLOGI
A. Cara Kerja
Siapkan alat yang diperlukan ( alat gambar dan tulis ) termasuk peta yang akan disalin.
1. Letakkan terlebih dahulu guide map atau gambar yang akan disalin di atas landasan (
bidang datar atau meja ) dengan menggunakan selotip atau pelekat.
2. kemudian di atasnya diletakkan kertas kalkir yang akan dipergunakan untuk menyalin
peta atau gambar tersebut.
3. Periksalah dengan teliti kenampakan yang ada pada peta atau kenampakan tersebu
4. Mulailah menyalin peta dengan teliti, penggambaran utama kenampakan garis dan area
dengan memperhatikan rapido atau drawing pen yang berukuran apa saja yang diperlukan
B. Langkah Kerja
1. Menempel peta pada meja
Dengan menempel peta pada meja agar peta kalkir itu seimbang serasi agar hasil penyalinan
peta itu sama dan menggunakan isolasi untuk menempel, isolasi itu harus dipotong terlebih
dahulu, untuk sementara lengketkan beberapa kali ke bagian tangan, gunanya untuk mengurangi
kelengketan pada peta sehingga sewaktu dibuka tidak sobek.
2. Menempel kalkir di atas peta
Setelah peta dilengketkan pada meja, tempelkan kalkir di atas peta tersebut atau menimpa
kertas peta yang sudah si tempel untuk mempermudah penyalinan peta.
3. Garis pinggir
Membuat garis pinggir itu mengikuti garis pinggir yang ada pada peta dengan menggunakan
pulpen khusus ( rafido ) yang berukuran 0,8 dan 0,3 untuk mengikuti garis pinggir yang
bergandeng dan sejajar.
4. Membuat garis pada batas-batas wilayah
Di dalam membuat garis pada batas wilayah peta dengan menggunakan pulpen rafido yang
berukuran 0,5 untuk batas wilayah dan 0,3 untuk batas laut, mengikuti batas-batas yang terlihat
di kertas kalkir.
5. Membuat nama-nama wilayah pada peta
Setelah selesai membuat batas-batas wilayah dan batas-batas laut, membuat nama-nama
wilayah atau bagian –bagian nama wilayah kota menggunakan cetak sablon dan juga pulpen
rafido yang berukuran besar.
6. Membuat judul
Di dalam penyalinan peta itu harus membuat judul peta atau membuat nama wilayah mana
yang akan kita buat, dan membuat judul di bagian paling atas dengan menggunakan cetak sablon
yang berukuran besar dan pulpen rafido yang berukuran 0,5 dan 0,8.
7. Membuat legenda
Membuat legenda di bagian kanan atas membuat nama-nama bagian wilayah dan kotak petunjuk,
dengan menggunakan cetak sablon berukuran kecil dan pulpen rafido 0,3.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 1. Hasil menjiplak peta
4.2 Pembahasan
Ketelitian penggambaran adalah acara pertama pada praktikum Kartografi Dasar ini. Tujuan
dari praktikum ini adalah melatih kemampuan mahasiswa dalam menggambar berbagai
kenampakan atau fenomena atau simbol di mana simbol tersebut dapat berupa titik, garis, ataupun
bentukan-bentukan keruangan.
Pada acara I yaitu ketelitian penggambaran peta ini dititikberatkan pada ketelitian dan
pemahaman kenampakan peta. Pada praktikum pertama ini mahasiswa ditugaskan untuk
menyalin peta atau lebih baik disebut menjiplak peta dari sebuah peta pandu atau guide map ke
2. Dalam memakai rafido setelah setelah dipakai langsung ditutup kembali kalau tidak rafido
3. Nama-nama yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat dengan sablon sehingga saat pewarnaan
lebih mudah.
B. Manfaat
1. Kami dapat meningkatkan pengetahuan kami dalam hal kartografi dan tugas seorang
kartografi.
2. Kami dapat menambah pengetahuan serta melatih keterampilan kami dalam menggambar
berbagai kenampakan atau fenomena atau simbol (dapat berupa simbol titik, garis, area) yang
4. Jika seorang kartografer sering membuat peta maka dia akan mudah dalam
5. Kartografer dapat meningkatkan seni dalam membuat peta, karena seni itu sangat penting dan
6. Melatih kartografer dalam menjaga alat dan bahan agar tidak rusak karena seperti yang kita
C. Kemudahan
1. Mudah untuk diwarnai
dari segi pribadi maupun penunjang lainnya. Oleh itu merupakan suatu pertanda
ketidaksempurnaan manusia, namun dalam hal ini kita terus berupaya untuk menyempurnakan
segala hal yang kita kerjakan sehingga menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Adapun kesulitan
2. Mencari batas kota, melakukan penggambaran dengan waktu yang lama dan dengan usaha
mencapai ketelitian dalam menggambar yang sedikit lambat, sehingga penggunaan waktu
3. kesulitan menerjemahkan fenomena pada gambar sehingga kerap kali terjadi kesalahan
penerjemahan objek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kartografi adalah ilmu tentang pembuatan peta
2. Peta adalah gambaran abstrak yang ada kaitannya dengan permukaan bumi dan benda-
benda angkasa yang digambarkan.
3. Pada peta, terdapat beberapa kenampakan yaitu: kenampakan titik, garis, dan keruangan.
4. Pada penggambaran peta diperlukan ketelitian, citra rasa seni yang tinggi, keterampilan,
dan ketersediaan sarana.
5. Penggunaan sarana pada saat pembuatan peta haruslah secermat mungkin, sehingga hasil
yang didapatkan akan berkualitas.
6. Peta yang baik adalah peta yang bias dipahami dan digunakan oleh pemakai peta (map
user)
5.2 Saran
Pada praktikum ini memiliki beberapa saran yaitu :
1. Dalam menjiplak peta diperlukan alas agar kertas kalkir tidak mudah rusak
2. Diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam menjiplak peta
3. Jauhkan kertas kalkir dari air, karena ditakutkan terkena kertas kalkir
4. Gunakan lampu penerang agar memudahkan dalam menjiplak peta
5. Gunakan pensil warna yang baik dalam menjiplak peta
DAFTAR PUSTAKA
1. MODUL 2 KARTOGRAFI
2. Abdi,A wahab. 2010. Pengantar kartografi. Fakultas keguruan ilmu pendidikan
UNSYIAH. Banda Aceh.
3. Halim, Yusron. 1996. kartografi Dasar. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
4. Irwanto. 2010. Panduan praktikum kartografi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
UNSYIAH. Banda Aceh