Anda di halaman 1dari 47

Uraian Tugas Kepala IPSRS

TUGAS UTAMA :
1. Perencanaan:

 Menyusun standar kebutuhan sarana, tenaga, alat dan bahan kegiatan untuk insatalasi.

 Melakukan upaya peningkatan jumlah, jenis dan keuntungan pemeriksaan.

 Mengupayakan penyederhanaan prosedur pembelian alat/bahan habis pakai.

 Merencanakan peremajaan dan pemeliharaan alat.

 Melaksanakan upaya agar instalasi terakreditasi


2. Pelaksanaan:

 Merumuskan masalah yang dihadapi instalasi dan melaporkan ke atasan langsung.

 Mengupayakan efisiensi penggunaan bahan habis pakai.


3. Penilaian:

 Melaksanakan orientasi bagi pegawai baru.

 Mengupayakan peningkatan disiplin kerja.

 Menyusun hasil kegiatan dalam bentuk laporan:

1. Menyusun rencana kegiatan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi


Pengolahan Air Limbah dan Gedung.

2. Menyusun rencana anggaran biaya pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.

3. Melaksanakan perbaikan kerusakan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan


Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.

4. Membuat laporan hasil kegiatan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.

5. Kerjasama dengan pihak ke III berkaitan dengan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air
Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Incenerator dan Gedung.
TANGGUNG JAWAB

1. Mengatur pembagian tugas rutin dan isidentil untuk seluruh petugas instalasi.

2. Mengiventarisasi sarana, tenaga, alat dan bahan untuk instalasi.

3. Melakukan pemeriksaan jumlah dan kesiapan alat dan bahan yang akan dipakai.

4. Melakukan pemeriksaan waktu daluwarsa bahan.

WEWENANG

1. Memberikan pemahaman visi, misi dan uraian tugas seluruh petugas.

2. Membuat bahan organisasi dengan uraian tugasnya.

3. Melaksanakan rapat koordinasi instalasi.

4. Mengkoordinasikan peningkatan pasar diluar pasien BRSU, dokter/RS Swasta.

5. Mengkoordinasikan perbaikan tempat kerja.

6. Mengkoordinasikan perbaikan fasilitas pendukung.

7. Mengkoordinasikan pelatihan dan penyegaran teknis.

8. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan rekam medis.

9. Melakukan koordinasi dengan instalasi terkait untuk melaksanakan penelitian.

10. Memastikan Instalasi Penyediaan Air Bersih beroperasi dengan baik.

11. Memastikan kualitas Air bersih memenuhi persyaratan kesehatan.

12. Memastikan Instalasi Pengolahan Air Limbah beroperasi dengan baik.

13. Memastikan kualitas air buangan memenuhi persyaratan standar baku mutu lingkungan.

14. Memastikan Instalasi Pengolahan sampah medis beroperasi dengan baik.

15. Memastikan bangunan/ gedung dalam keadaan baik (layak pakai).

16. Merencanakan & mengelola SDM yang ada.


17. Mengusulkan anggaran biaya untuk pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.

18. Mengusulkan sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas pemeliharaan Instalasi
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah
Medis dan Gedung.

19. Pendataan dan Analisis kebutuhan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.

20. Melakukan koordinasi dengan unit terkait.

21. Memonitoring operasional Instalasi Penyediaan Air bersih, Instalasi Pengolahan Air
Limbah, Instalasi Pengelolaan Sampah Medis dan Gedung.

IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para
teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis
dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah
Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting
fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata
lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih
tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Tugas dan Kegiatan Umum IPSRS
Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.
Maintenance, perawatan rutin.
Perencanaan kegiatan pemeliharaan.
Pengukuran dan kalibrasi.
Rekayasa dan rancang bangun.
Manajemen informasi dan pemeliharaan.
Rujukan pemeliharaan.
Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.
Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.
Sebagai tekhnisi kita harus punya peralatan yang memadai sebelum melakukan suatu maintenance
ataupun perbaikan, yaitu senjata harus ada sebelum berperang ! ! ! Tapi suatu yang menjadi khas
sebagai tekhnisi yaitu membawa testpen.
Peralatan yang lain, minimal :
obeng plus minus
multimeter
tang

IPSRS dibagi dalam beberapa unit bagian, yaitu :


Unit Administrasi
Unit Sarana dan Prasarana
Unit Bangunan
Unit Biomedical (teknisi elektromedik)
Unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan sampah medis
Unit Listrik dan AC
Unit Telekomunikasi
Sistematika Tugas IPSRS
Direktur mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian
teknis dalam menyelenggarakan kegiatan IPSRS.
Kepala IPSRS, mempunyai tugas sebagai penanggungjawab semua kegiatan IPSRS.
Administrasi, mempunyai tugas mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
Sie Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-alat medis.
Sie Non Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-alat non medis.
Sie Bangunan, mempunyai tugas menangani segala bentuk tentang bangunan.
Sie Sanitasi, mempunyai tugas menangani tentang kebersihan, pengairan dan limbah Rumah Sakit.
Infection Control
Infection control yaitu pengendalian infeksi di lingkungan Rumah Sakit. Karena RS itu adalah
tempatnya orang sakit, maka banyak virus dan bakteri yang dibawa.
Kami sebagai teknik elektromedik, sebagai salah satu staff atau pegawai pasti akan menjaga untuk
infection control agar kita sebagai tenaga kesehatan tidak terkena infeksi ataupun sebagai carrier
(pembawa infeksi) atau malah menjadi sumber infeksi bagi orang lain.
Memang secara tidak langsung dan secara frekuensi, kita tidak berhadapan langsung dengan pasien.
Tapi peralatan kesehatan ataupun hal-hal lain bisa menjadi sumber infeksi yang infeksius, maka
dari itu parameter untuk infection control sangat diperlukan.
Biaya yang diperlukan untuk infection control memang sangat tinggi dan pengawasannya haruslah
ketat, karena hal tersebut demi kepentingan bersama (bagi pasien ataupun pengunjung juga bagi
tenaga kesehatan).

I. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS UNHAS (IPSRS)

RS UNHAS merupakan rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES Nomor 340 Tahun
2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit tipe
B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah
kantornya para teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang
bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang
ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS. Sebagai
salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi dan
perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata lain,
IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi.
Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.

3.1 Organisasi dan Manajemen Instalasi Pemeliharaan Sarana RS UNHAS


3.1.1 Visi IPSRS
Visi instalasi masih mengikut pada visi rumah sakit secara umum, yaitu:
Menjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan yang bertaraf internasional.

3.1.2 Misi IPSRS


Misi dari instalasi juga masih mengikut pada misi rumah sakit secara umum, yaitu:
 Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian dan
pemeliharaan kesehatan.
 Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan
 Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian yang unggul dan perbaikan mutu
pelayanan berkesinambungan
 Memberikan pemeliharaan kesehatan secara terpadu dengan pendidikan, penelitian yang
berstandar internasional tanpa melupakan fungsi sosial.
 Mengembangkan jejaring dengan institusi lain baik regional maupun internasional.

3.1.3 Falsafah IPSRS


Falsafah instalasi masih mengikut pada falsafah rumah sakit secara umum, yaitu:
Menghargai hakekat manusia sebagai makhluk paripurna dengan totalitas dan nilai-nilai yang
dianutnya.

3.1.4 Motto IPSRS


Motto instalasi masih mengikut pada motto rumah sakit secara umum, yaitu:
“Tulus melayani”

3.1.5 Tujuan IPSRS


Tujuan instalasi masih mengikut pada tujuan rumah sakit secara umum, yaitu:
 Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam mengintegrasikan pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
 Terwujudnya upaya pemeliharaan kesehatan paripurna yang menyeluruh terintegrasi dan
berkesinambungan.
 Terciptanya suasana akademik yang mendukung pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan yang bermutu dan aman.
 Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu kinerja
berkesinambungan.
 Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan.

Analisis:
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu merumuskan visi,
misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja
para staf. Alasan belum adanya visi, misi, tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS
UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun,
jika tidak ada perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas
untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.
3.1.6 Struktur Organisai IPSRS

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011

Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan
organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang
dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah menggambarkan
lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1. Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab seseorang atau
sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.
2. Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor kepada siapa.
3. Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung jawab yang berbeda
untuk setiap peranan yang berbeda.
4. Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis dibagi
atas dasar fungsinya.
5. Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang sama.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat bagian
area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik, bagian bangunan, serta bagian
administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian
koordinator tersebut bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana
medik secara langsung. secara langsung.
Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil
dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian tersebut masih
kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam tahap
awal proses pembenahan-pembenahan.

3.1.7 Tupoksi Instalasi IPSRS


Rumah sakit harus menyelenggarakan IPSRS, karena tanpa IPSRS, seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan alat kesehatan maupun sarana-prasarana yang rusak akan terganggu dan tidak
berjalan lancar.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan rapat secara teratur
2. Membuat laporan dan melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit tepat waktu
3. Melakukan rapat secara teratur dan menghadiri rapat tersebut.
4. Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.
5. Maintenance, perawatan rutin.
6. Perencanaan kegiatan pemeliharaan.
7. Pengukuran dan kalibrasi.
8. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
9. Rujukan pemeliharaan.
10. Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang, tenaga kerja, fasilitas dan K3.
Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan instalasi-
instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Analisis:
Dari hasil pengamatan selama melakukan residensi I, dapat disimpulkan bahwa apa yang
dikerjakan oleh staf IPSRS RS UNHAS sebagian besar telah sesuai dengan standar tugas pokok dan
fungsi di atas. Petugas di instalasi IPSRS dapat bekerja secara professional dan sesuai prosedur
yang telah ditetapkan. Namun, untuk manajemen informasi peralatan masih banyak kekurangan.
Untuk lingkungan kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di bagian
ruang panel atau bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko pekerjaannya cukup tinggi terkait
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga, staf perempuan ditempatkan pada
bagian Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke lapangan secara langsung.

3.1.8 Uraian Tugas


a. Logistik
 Mengidentifikasi kebutuhan pendukung
 Mengurus pembelian peralatan
 Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk
 Pengadaan barang dan peralatan
b. Teknisi
 Memelihara alat-alat kesehatan
 Mengecek kerusakan alat-alat kesehatan
 Memperbaiki kerusakan alat-alat kesehatan
 Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsung
c. Mekanikal
 Pengecekkan kebocoran
 Mengontrol pemakaian air, Listrik, AC, dan Lift
 Pengecekkan air bersih
 Memperbaiki WC
 Pengecekkan Pompa Air
 Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
d. Telekomunikasi
 Sharing Jaringan internet untuk kebutuhan Karyawan Rumah Sakit
 Pemasangan dan Instalasi Komputer di setiap meja Kerja
 Pemasangan Pesawat Telepon
 Pemasangan Line Internet
 Monitoring peralatan elektronik
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
e. Elektrikal
 Mengecek lampu, AC, Pompa dan Tangki Air
 Mengecek saringan udara AC
 Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
 Memperbaiki Saklar
 Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
f. Pemeliharaan Gedung
 Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan
 Memperbaiki alat yang rusak (Handle pintu, kran air,wastafel, dll)
 Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
 Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
Analisis :
Semua bagain di IPSRS telah tebagi pekerjaannya. Sehingga, para staf dapat bekerja sesuai dengan
tugas dan fungsi yang telah ditentukan sesuai job description yang telah ditetapkan.

3.1.9 Deskripsi Kegiatan


Berikut ini merupakan deskripsi kegiatan IPSRS RS UNHAS:
 Kegiatan Pemeliharaan / maintenance
o Pemeliharaan Kuratif : Tidak terjadwal, Break down unit
 Penyetingan ulang bagian-bagian serta fungsinya
 Penyetingan ulang parameter serta fungsinya
 Penggantian spare part / bagian-bagian alat
 Modifikasi spare part / bagian-bagian alat
 Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian alat
o Pemeliharaan Preventif : Terjadwal, Life time spare part
 Pemantauan bagian-bagian serta fungsinya
 Pemantauan setting parameter serta fungsinya dan hasil outputnya
 Pengencangan serta pelumasan bagian-bagian alat
 Pembersihan / cleaning
 Kegiatan perbaikan / repaire
 Perencanaan pengadaan spare part / disposible acsessoris
 Perencanaan kegiatan kalibrasi
 Perencanaan kegiatan KSO dan kontrak servis
Analisis:
Kegiatan-kegiatan ini adalah kegiatan yang rutin dilakukan di IPSRS. Semuanya berjalan
baik dan optimal. Namun, pada bagian penyimpanan data-data masih perlu mengalami
pembenahan, karena belum lengkap data-data terkait IPSRS.

3.2 Spesifikasi SDM dan Jumlahnya


3.2.1 Jumlah Pegawai dan Peranannya
Keadaan sumber daya manusia, dalam hal ini staf, di IPSRS RS UNHAS dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Staf Instalasi IPSRS berdasarkan Tugas atau Peranannya RS UNHAS Tahun 2011
Tugas dan Pendidika
No Status Jumlah
Peranannnya n
1 Koordinator IPSRS CPNS S1 1
1 Kontrak, 1 S1 (1)
2 Logistik 4
CPNS, 2 Magang D3 (3)
1 CPNS, 1 S1 (1)
3 Teknisi Alkes 2
Kontrak D3 (1)
Teknisi
4 Kontrak D3 1
Telekomunikasi
1 Kontrak, 5 S1 (1)
5 Mekanikal 6
Magang D3 (5)
1 CPNS, 3 S1 (3)
6 Elektrikal 4
Kontrak D3 (1)
1 CPNS, 1 S1 (1)
7 Pemelihara gedung 2
Magang D3 (1)
Sumber: Data Sekunder RS. Unhas, 2011
Analisis:
Dari tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan D3 lebih banyak daripada
yang latarbelaang S1. Menurut penulis, hal ini cukup baik, karena pada IPSRS lebih kepada
permasalahan teknis, bukan konsep, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah lulusan D3.
Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena masih baru
dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu, para staf juga belum
terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah SDM.

3.2.2 Waktu Kerja


Shift kerja di IPSRS terbagi dua, yaitu :
 Pegawai : 08.00-16.00
 Magang : 07.30-14.00, 14.00-21.00, 21.00-07.30
Dari segi kedisiplinan, semua para staf dan teknisi biasanya masuk tepat waktu sesuai
jadwal shiftnya.

3.3. Kinerja Kegiatan


3.3.1 Indikator
Kinerja staf instalasi IPSRS dapat dilihat dari indikator berikut:
 Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat (≤ 80%)
 Ketepatan waktu pemeliharaan alat (100%)
 Kedisiplinan (berdasarkan shift)
3.3.2 Hasil Observasi dan Analisis
Dari hasil residensi I didapatkan bahwa kecepatan waktu teknisi menanggapi kerusakan alat
adalah sekitar 10-15 menit. Sedangkan ketepatan waktu pemeliharaan alat tergantung pada jenis
kerusakan dan alat apa yang diperlukan. Jika alat yang diperlukan tidak ada di Makassar, maka
dibutuhkan waktu sampai berbulan-bulan. Selain itu, kemampuan dan pengalaman teknisi dalam
menangani kerusakan alat juga berpengaruh pada ketepatan waktu pemeliharaan alat.
Penanganan kalibrasi alat kesehatan biasanya dilakukan dengan pengajuan proposal yang
berisi tentang alat apa yang akan dikalibrasi dan berapa dana yang dibutuhkan. Untuk kedisiplinan,
rata-rata semua staf datang dan pulang tepat waktu.

3.4 Deskripsi Fisik dan Bangunan IPSRS


3.4.1 Letak Instalasi IPSRS
Lokasi ruangan IPSRS sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pelayanan
yang dilakukan oleh unit terkait lainnya.
Ruangan IPSRS terbagi atas 3, yang terletak di lantai 1, lantai 2, dan lantai 3. Ruangan
lantai 1 berfungsi sebagai ruang panel atau bengkel para teknisi memelihara dan memperbaiki
peralatan yang ada di rumah sakit. Ruangan lantai 2 berfungsi sebagai ruang Administrasiinistrasi.
Sedangkan di lantai 3 berfungsi sebagai tempat perencanaan.

Analisis:
Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan dan
memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit.

3.4.2 Denah Ruangan Instalasi IPSRS


Ruangan pada instalasi pemeliharaan sarana Rumah sakit ini sudah memenuhi standar.

3.4.3 Kondisi Fisik dan Bangunan


Standar keadaan fisik dan lingkungan rumah sakit diatur dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun
2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
A. Ruang Bangunan
Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004, instalasi
IPSRS termasuk zona dengan risiko rendah. Adapun standar bangunan ruangan yang sesuai adalah
sebagai berikut:
1. Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang
2. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan
pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.
3. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah
dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.
4. Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela
minimal 1,00 meter dari lantai.
5. Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi
alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan
penghawaan mekanis (exhauster).
6. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di RS
UNHAS telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan berisiko
tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain.

B. Kualitas Udara, Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan Kebisingan


Kualitas udara ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004 adalah tidak
berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu (particulate matter) berdiameter
kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3,
dan tidak mengandung debu asbes. Selain itu, konsentrasi maksimum indeks angka kumannya
harus sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3).
Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan suhu 21-26 °C, tekanan
udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA dengan waktu pemaparan 8 jam.

Analisis:
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu, tekanan
udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi standar, sehingga
berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3.4.4 Sarana dan Prasarana Instalasi IPSRS

Di bawah ini merupakan daftar inventaris sarana dan prasarana IPSRS :

Tabel 3.2
Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHAS
Tahun 2011
KETERANGAN
NO NAMA BARANG
JUMLAH BAIK RUSAK
1 Tool Cabinet 1 unit 

2 Y- Type Audio Adapter 1 unit

3 Jet Pum Washing AC 1 unit

4 Regulator Manifold 1 unit

5 Kabel NYY 3x 1.5 mm Sesuai keb.
Outlet Stop kontak data Sesuai keb. 
6
Clipsal
Sesuai keb. 
7 Sambungan T stop kontak
Sesuai keb. 
8 Lasdop Kabel
Sesuai keb. 
9 Klem Kabel
Sesuai keb. 
10 Kabel UTP
Sesuai keb. 
11 RJ 45
Sesuai keb. 
12 Kabel NYW 3X1.5 mm
Sesuai keb. 
13 Stop Orde OB Clipsal
Sesuai keb. 
14 Dos OB clipsal
Sesuai keb. 
15 Stoker urde utc
Sesuai keb. 
16 Terminal Stop Kontak 6
Sesuai keb. 
17 Terminal Stop Kontak 4

18 OHM Sakar 1 buah

19 Working Table knock Down 1 buah
Digital Multimeter Auto 
20 1 buah
Ringing

21 Splitter 2 buah

22 Hammer stoning 1 buah

23 Screwdriver full set 1 buah

24 Electrical tape 5 buah

25 Wrench ballpoint 1 buah

26 Flash Light Led (Senter) 1 buah

27 Kanebo 1 buah

28 Changeover Switch 1 buah
Sumber: Data Sekunder, 2011
Analisis:
Sarana dan prasarana yang ada masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan, sehingga dapat
memperlancar kegiatan di instalasi pemeliharaan sarana RS UNHAS.

3.5 Kebijakan Instalasi IPSRS


 Prosedur Maintance
 Ka.IPSRS membuat program maintenance acuan dan dijadikan pedoman petunjuk teknis dalam
penyusunan program kerja maintenance
 Masing-masing Kordinator peralatan IPSRS membuat teknis pelaksanaan untuk program
maintenance peralatan yang di bawahinya.
 Teknisi pelaksana melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah dibuat untuk setiap
jenis peralatan atau ruangan
 Jika dalam pelaksanaan maintenance diperlukan perbaiakan maka dilakukan prosedur perbaikan,
sedangkan jika tidak diperlukan perbaikan maka teknisi mengkonfirmasikan ke user/pemakai alat
lalu teknisi mencatat dalam buku laporan.

 Prosedur Perbaikan
 Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via telepon
ditembuskan ke Ka.IPSRS
 Ka.IPSRS nenelaah dan memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau non-
medik
 Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan barang lalu memberi mandat kepada teknisi
pelaksana untuk mengecek dan memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user
 Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka alat langsung
diperbaiki
 Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu dipasang
di alat.
 Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik IPSRS
membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator peralatan
menandatangani daftar kebutuhan tersebut.
 Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan ke user dan dicatat
dalam buku kegiatan
 Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik dikarenakan tingkat
kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik stau rusak berat,maka alat tersebut
di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau dihapuskan.

 Prosedur Penghapusan
 Kordinator peralatan IPSRS menelaah tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi
pelaksana
 Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS memerintahkan Kordinator
Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar barang yang mau di hapus.
 Ka. IPSRS dan Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau
dihapus tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat
Umum dan Operasional.
Analisis:
Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih
dalam tahap proses pembuatan kebijakan GCI secara keseluruhan.
Maintenance Program
Kamis, 14 Mei 2009 oleh. Administrator

Hits : 2764 Share :

Banyak factor yang mempengaruhi mengapa program maintenance sulit diaplikasikan dan

dilaksanakan secara konsisten:

• Keterbatasan sumber daya manusia


· Keterbatasan peralatan maintenance
• Keterbatasan ruanglgudang maintenance
• Kurang diperhatikannya masalah tekhnik oleh manajemen
· Tidak tersedianya dana rutin untuk maintenance

9 Klasihkasi optimalisasi maintenance


• Mechanical Maintenance
• Electrical Maintenance
• Instrument and Medical Equipment Maintenance
• Non Medical Supporting Equipment Maintenance (Kitchen & Laundry Equipment)
• Medical Gas Maintenance
• Electric power maintenance
• Workshop Maintenance
• Building and Furniture Maintenance
• IT and Communication system Maintenance

Tugas SDM Maintenance


· Menyelesaikan perbaikan peralatan agar kembali berjalan normal
· Melumasi mesin-mesin atau peralatan yang, membutuhkan pelumasan dan menjaga ke ersihan
peralatan
· Memeriksa secara rutin keadaan peralatan
• Bila diperlukan melakukan modihkasi peralatan, agar dapat berfungsi lebih optimal
• Melakukan perbaikan-perbaikan pada kerusakan· kerusakan Hsik secar berkala
• Minjaga kondisi semua peralatan agar tetap running well
· Melakukan program pengecatan bangunan secara berkala
· Membuat evalusi dan Iaporan kondisi peralatan
Pedoman SDM Maintenance dalam pelaksanaan tugasnya:
• SOP yang ada
• Manual Operation
• Pengalaman atas mesin-mesin terdahulu (untuk RS yang telah lama beroperasi)
• Informasi dari distributor atau agen, bahkan kalau perlu dari pabriknya

Dasar Kebijakan Maintenance:


• Planned (preventive) Maintenance
• Breakdown (corrective) Maintenance
Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan
pada peralatan dan agar supaya kondisi peralatan selalu siap pakai

Pedoman Pelaksanaan Maintenance


• Regular Preventive Maintenance Inspection
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian peralatan secara
periodic dan berurutan sesuai dengan schedule.
• Major maintenance
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran ebagian peralatan,
meneliti bagian peralatan serta melakukan penggantian suku cadang peralatan sesuai dengan
spesitikasinya

Tekhnik Pelaksanaan Maintenance


• Maintenance work order atau work order system (pemeliharaan dengan permintaan)
• Check list system maintenance (system dattar pengecekan)
· Quarter planning maintenance (Rencana kerja tiga bulanan)
· Semester maintenance (pemeliharaan tengah tahunan)
• Annual maintenance (pemeliharaan tahunan)

Contoh Kasus Work Order


Maintenance:
• Apa yang harus dikerjakan
• Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab
• Alat-alat yang dibutuhkan serta macamnya
• Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan pemeliharaan ters:-abut dan kapan waktu
penyelesaiannya.

Maintenance Safety Factor:


Hal-hal yang harus diperhatikan agar fal keamanan bagi operator maupun perlatan terjamin:
· suhu ruang
• daya listrik
• tekanan udara
• tekanan gas
· tekanan dan kualitas air
• operator harus memperhatikan alat·alat pengaman yang ada pada semua peralatan
Prosedur Preventive Maintenance
• Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waI
• Menggunakan checklist dengan instruksinya, untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas
maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan pengecekan
• Perawatan
· Pencegahan dilakukaan tepat waktu, kecualai peralatan sedang diperbaiki karena kerusakan atau
sedang dibongkar
• Perawatan pencegahan dilakukan menurutjadwal tertentu sehingga tidak mengganggu jadwal
produksi

Contoh kasus preventive maintenance


Checklist yang memuat instruksi untuk perawatan pencegahan pada peralatan Dish Washing
Machine:
· Periksa kondisi suplai air
• Periksa kondisi suplai steam
• Periksa kondisi suplai Iistrik
• Periksa kondisi saluran pembuangan
• Periksa kcndisi deterjen pump
• Perisa kondisi tangki air

Prosedur Breakdown (Corrective) Maintenance:


• Kegiatan perawatan atas kerusakan peralatan dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian
produksi dan bagian lainnya mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan)
produksi

Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kagiatan maintenance:


• Biaya spare part
• Biayatenaga karja
• Biaya material Iainnya

Kesimpulan
· Maintenance yang dilakukan secara rutin dan terprogram dengan baik maka akan memperkecil
biaya prcduksi; fungsi peralatan akan maksimal, sehingga waktu prcduksinya akan Iebih cepat
karena peralatan tidak ngadat, tidak terjadi disfungsi dalam prcses produksinya dll.
· Sebaliknya bila maintenance tidak dilakukan dengan baik maka biaya produksi akan mahal dan
keterlambatan pasti akan terjadi, bahkan gagal produksi tidak dapat dihindari, sehingga harus
mengulangi prcses produksinya, ctomatis kerugian dalam hal biaya dan waktu akan terjadi.

Daftar pustaka:
• Prawirosentono Suyadi, Managemen Operasional. Bumi Aksara Edisi ke 4
• Experience Base in Several Government Hospital in Indonesia
• Experience Ba e in Several Government Ho pital in Nigeria
URUSAN PERLENGKAPAN, RUMAH TANGGA
DAN INVENTARISASI ASSET
BAGIAN PERLENGKAPAN DAN RUMAH TANGGA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyediakan kebutuhan alat tulis kantor dan mebeler hingga

pelaporannya, pengelolaan peminjaman auditorium dan peralatan-peralatan

yang dibutuhkan serta pelayanan yang bersifat periodik (pelayanan pembagian

almamater, perlengkapan wisuda, dan kalender) dan yang bersifat insidental

(memfasilitasi sarana dan prasarana event-event) di Universitas

Muhammadiyah Malang, merupakan rutinitas yang harus dilakukan oleh urusan

perlengkapan, rumah tangga, dan inventarisasi asset.

Seorang kepala urusan ditunjuk untuk memberikan komando dan

mengatur hal-hal yang menjadi rutinitas. Kepala urusan dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh 6 orang staf yang dibagi dalam beberapa bagian sesuai

dengan kompetensinya masing-masing serta bekerja secara sinergi untuk

saling melengkapi. Tugas pokok dalam urusan ini pada dasarnya dapat dibagi

dalam dua hal, perlengkapan dan rumah tangga serta inventarisasi asset.

Tugas Pokok Urusan Perlengkapan, Rumah Tangga, dan Inventarisasi

Asset

Melakukan rekapitulasi permohonan ATK dari unit kerja dan fakultas

Merencanakan pemesanan dan pengadaan ATK kepada rekanan


Mencatat penerimaan dan pendistribusian ATK

Membuat laporan ATK secara berkala

Melakukan penjadwalan peminjaman/pemakaian auditorium dari unit kerja,

fakultas dan lembaga intra

Melayani pengambilan jas almamater, kalender dan kelengkapan wisuda

Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran jas almamater dan

kelengkapan wisuda

Melakukan perawatan kelengkapan wisuda mahasiswa dan jajaran senat

universitas

Membantu menerima laporan dan informasi yang terkait dengan urusan

kendaraan, instalansi dan maintenance serta kebersihan dan taman.

Melakukan perbaikan mebeler dan peralatan lain

Merekapitulasi pengajuan permintaan mebeler dari unit kerja dan fakultas

Melakukan identifikasi dan pengecekan lapangan berdasar surat pengajuan

mebeler

Melakukan pengecekan inventaris melalui surat yang dikirim ke setiap unit

kerja dan fakultas

Membuat laporan inventarisasi secara periodik

Standar Operasional Prosedur (SOP) Urusan Perlengkapan, Rumah

Tangga, dan Inventarisasi Asset

Menghidupkan komputer
Melakukan presensi datang dan pulang

Menyiapkan pelayanan

Melayani permintaan ATK dan penggandaan berkas-berkas

Melakukan rekap permintaan ATK

Menjadwal pemakaian auditorium yang telah disetujui

Melakukan pengecekan auditorium yang akan digunakan dan setelah

digunakan

Melayani peminjaman peralatan

Mendistribusikan permintaan mebeler yang telah disetujui

Bagan 2: flowchart SOP Urusan Perlengkapan, Rumah Tangga dan


Inventarisasi Asset

PROSEDUR PELAYANAN PERLENGKAPAN DAN RUMAH TANGGA

Pengelolaan jas almamater


Sirkulasi jas almamater dilakukan secara periodik yang diperuntukan bagi
mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang. Sirkulasi yang dimaksud
adalah mulai dari perencanaan, pengadaan hingga pembagiannya. Pengadaan
jas almamater dilakukan oleh Biro Kemahasiswaan (setelah ada pelaporan
stock jas almamater ke Pembantu Rektor II) dan dibentuk sebuah tim,
kemudian diperintahkan untuk pengadaan yang didasarkan pada surat
pedoman pengadaan barang dan jasa nomor E.5.a/157/UMM/III/2005 tanggal 2
Maret 2005 yang bekerjasama dengan 4 rekanan/konveksi. Pembagian jas
almamater dilakukan dalam tiga periode atau 3 kali dalam rentan waktu yang
berbeda sesuai dengan jumlah gelombang penerimaan mahasiswa baru tiap
tahunnya. Pengambilan jas almamater oleh mahasiswa baru dilakukan sesuai
dengan alur registrasi mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang.

Pengelolaan kelengkapan wisuda


Universitas Muhammadiyah Malang dalam satu tahun menggelar sidang senat
terbuka yang mengagendakan wisuda sarjana diploma 3, strata 1, strata 2,
dan program doktor dalam empat periode. Berkaitan dengan hal itu, yang
menjadi tugas bagian perlengkapan dan rumah tangga adalah mengatur
sirkulasi kelengkapan wisuda (baju toga, gordon, samir, dan topi) dalam tiap
periodenya.
Pengadaan kelengkapan wisuda (gordon) dilakukan oleh perlengkapan sesuai
dengan perintah yang dibuat oleh Pembantu Rektor II dan bekerjasama dengan
beberapa rekanan. Demikian juga dalam hal perawatan kelengkapan wisuda
dilakukan oleh perlengkapan yang bekerjasama dengan rekanan-rekanan yang
telah ditunjuk.
Sistem sirkulasi kelengkapan wisuda yang digunakan oleh universitas adalah
peminjaman yang didasarkan pada mahasiswa sebagai peserta wisuda untuk
membayar uang pendaftaran wisuda, kecuali gordon. Dengan demikian, setiap
mahasiswa yang akan mengikuti wisuda diwajibkan mengikuti prosedur
peminjaman dan pengembalian kelengkapan wisuda. Selain dipinjamkan,
kelengkapan wisuda tersebut juga dapat dimiliki secara pribadi oleh
wisudawan dengan cara membeli. Sedangkan untuk pengembalian toga,
mahasiswa yang status kelengkapan wisudanya pinjam, datang ke
perlengkapan dengan membawa kelengkapan wisuda kecuali gordon dan
kwitansi pembayaran wisuda asli beserta formulir bebas tanggungan dengan
rentan waktu pengembalian H+10 (10 hari efektif setelah pelaksanaan wisuda)
dan dikenakan denda sebagai bentuk punishment untuk mahasiswa yang
mengembalikan kelengkapan wisuda di luar jadwal yang telah ditentukan
(terlambat). Adapun alur peminjaman/pembelian dan pengembalian
kelengkapan wisuda dapat dilihat dalam bagan berikut.

Bagan 3: Alur peminjaman/pembelian dan pengembalian kelengkapan


wisuda

Pengelolaan kalender
Universitas Muhammadiyah Malang setiap tahunnya menyediakan kalender.
Pengelolaan kalender yang dimaksudkan adalah pengadaan kalender yang
dilakukan secara tim oleh Kepala Biro Administrasi Umum dan Biro Administrasi
Keuangan setelah adanya laporan jumlah berapa yang harus diadakan serta
didasarkan kebutuhan, baik untuk karyawan /dosen, mahasiswa serta untuk
UPT PMB sebagai media promosi yang bekerjasama dengan rekanan yang
ditunjuk. Kalender diperuntukkan bagi civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Malang. Bagi mahasiswa, pengambilan kalender dilakukan
dengan membawa kwitansi her registrasi semester ganjil dengan rentan waktu
pengambilan bulan Oktober s/d Desember (1 kwitansi/mahasiswa = 1
kalender).

Pelayanan acara/kegiatan universitas


Universitas Muhammadiyah Malang sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
berkemajuan, seringakali untuk meningkatkan mutu pendidikan maupun
pelayanannya mengadakan kegiatan-kegiatan universitas yang bersifat rutin
maupun insidental. Lain dari pada itu auditorium-auditorium yang dimiliki oleh
Universitas Muhammadiyah Malang sering digunakan berbagai kegiatan dari
luar. Guna menunjang keberlangsungan dan kelanacaran kegiatan-kegiatan
yang diadakan tersebut, perlengkapan berperan aktif untuk menyediakan
sarana dan prasarananya.

Pengelolaan ATK dan mesin RISO

Sebagai lembaga pendidikan tinggi dan untuk meningkatkan mutu pelayanan,


Universitas Muhammadiyah Malang memerlukan berbagai macam alat tulis
kantor (ATK). Pengelolaan ATK yang dimaksud adalah perencanaan,
pengadaan, pencatatan, pelayanan permintaan, dan pelaporan. Pengadaan
alat tulis kantor tersebut dilakukan oleh perlengkapan yang bekerjasama
dengan 3 rekanan yang telah ditunjuk. Secara sistematis pengelolaan ATK
dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut ini.

Bagan 4: Sistematisasi pengelolaan ATK


Setiap unit dan lembaga intra di lingkungan Universitas Muhammadiyah
Malang merupakan user utama alat tulis kantor tersebut. Bagi tiap-tiap unit
yang akan menggunakan atau mengajukan permintaan alat tulis kantor harus
membuat surat pengajuan permintaan ATK yang ditujukan kepada kabag
perlengkapan. Peraturan ini berdasarkan surat Pembantu Rektor II nomor
E.4.a/491/UMM/V/2008 tanggal 5 Mei 2008. Demikian halnya dengan lembaga
intra, UKM dan IMM di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang untuk
menggunakan ATK diharuskan membuat surat pengajuan permintaan ATK
berdasarkan surat kepala Biro Administrasi Mahasiswa nomor
E.5.a/1200/MAWA-UMM/XII/2006 tanggal 26 Desember 2006. Adapun
ketersidaan Alat Tulis Kantor (ATK) yang ada. Untuk mengetahui daftarnya klik
di sini.

Pelayanan ATK di perlengkapan dilengkapi dengan mesin cetak cepat yang


disebut dengan mesin RISO. Penggunaan mesin ini diperuntukkan bagi
kepentingan universitas yang diatur tersendiri sesuai dengan surat kepala Biro
Administrasi Umum nomor E.4.a/157/UMM/II/2010 tanggal 12 Februari 2010.
Pengendalian mesin RISO dalam surat tersebut dijelaskan bahwa untuk
menggandakan 1 berkas/1 master minimal berjumlah 500 exemplar/1 rim
kertas.

PROSEDUR PEMAKAIAN AUDITORIUM DAN ALAT

Kegiatan-kegiatan yang sering diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang

baik oleh kalangan civitas akademika maupun dari luar, didukung oleh

keberadaan auditorium-auditorium Universitas Muhammadiyah Malang yang

sangat memadai, mulai dari auditorium yang berkapasitas kecil maupun besar.

Adapun auditorium yang menjadi tanggung jawab dan wewenang

perlengkapan untuk mengatur jadwal pemakaiannya adalah aula BAU, aula

masjid lantai 1, dan aula teknik GKB III. Setiap user yang akan menggunakan

auditorium tersebut diharuskan membuat surat pengajuan peminjaman tempat


dengan ditandatangani oleh pimpinan dalam unit kerja dan fakultas,

sedangkan lembaga intra/LSO/UKM/IMM ditandatangani oleh ketua mengetahui

PD III untuk tingkat fakultas dan bagian kemahasiswaan untuk tingkat pusat

(Lihat Lampiran 7) dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 2: Pengajuan peminjaman tempat dan alat


N User Yang mengajukan
o
1 Fakultas Pimpinan Fakultas
2 Jurusan Kepala Jurusan
3 Laboratorium Kepala Laboratorium
4 Lembaga dan Badan Kepala Lembaga dan
Badan
5 Biro Kepala biro terkait
6 UPT Kepala UPT
7 Lembaga Intra/LSO tingkat Mengetahui
Ketua
fakultas PD III
8 Lembaga Intra tingkat Mengetahui
universitas/UKM/IMM Ketua Kemahasiswaa
n

Bukan hanya auditorium yang menunjang kegiatan-kegiatan di universitas,


peralatan-peralatan seperti wireless, layar LCD dan kabel roll juga merupakan
penunjang yang menjadi tanggung jawab perlengkapan untuk mengatur
pemakaiannya. Prosedur peminjaman yang harus dipatuhi oleh user sama
halnya dengan peraturan untuk meminjam auditorium di atas dan tergambar
dalam bagan berikut ini.

Bagan 5: Alur peminjaman/pemakaian auditorium, tempat dan alat


INVENTARISASI ASET

Universitas Muhammadiyah Malang dibangun diatas tanah seluas ± 34,654 ha

yang terbagi dalam kampus I, II, III, rumah sakit, dan lahan luar kampus.

Perkembangan pesat berupa bangunan Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai lembaga pendidikan tinggi membutuhkan pengelolaan yang signifikan

dan tersistematis. Oleh karena itu, bagian perlengkapan dan rumah tangga

diberi wewenang untuk menjaga dan merawat asset kampus untuk menangani

inventarisasi asset yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Malang.

Asset Universitas Muhammadiyah Malang adalah barang bergerak (tidak habis

pakai namun mengalami penyusutan) mebeler dan alat-alat penunjang

kegiatan belajar mengajar dan perkantoran lainnya dan barang tidak bergerak,

yang meliputi tanah, bangunan/gedung.

Bagian inventarisasi asset memiliki tanggung jawab mulai perencanaan hingga

pelaporan kondisi barang khususnya mebeler di lapangan yang di up date

setiap tahunnya. Secara rinci tugas bagian inventarisasi asset dapat dilihat

dalam bagan berikut ini.


Bagan 6: Sistematisasi pengelolaan mebeler

Pada bagan tersbut di atas, disebutkan bahwa salah satu tugas dari urusan

inventarisasi asset adalah membuat laporan secara periodik yang dikeluarkan

pada akhir tahun. Dalam laporan inventarisasi asset tersebut barang-barang

bergerak maupun tidak bergerak yang berada di Univesitas Muhammadiyah

Malang diberi pengkodean khusus guna memudahkan dalam mengelompokkan

ketegori barang/asset Universitas Muhammadiyah Malang.

SOP MAINTENANCE

HAKEKAT PEMELIHARAAN GEDUNG


Maintenance atau pemeliharaan pada Gedung dimaksudkan sebagai gabungan dari
tindakan teknis dan administrative, yang dimaksudkan untuk mempertahankan,dan
memulihkan fungsi bangunan sebagaimana yang telah di rencanakan sebelumnya.
Keberhasilan suatu bangunan dinilai dari kemampuan bangunan untuk ada pada
kondisi yang diharapkan, yang dipengaruhi oleh beberapa persyaratan,antara lain :

1. Persyaratan fungsional

Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi
bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu
dipenuhi. Persyaratan umum contohnya adalah bangunan mampu melindungi
pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan persyarat khusus sangat tergantung
pada jenis dan fungsi bangunan tersebut.

2. Persyaratan Performance
Masing – masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat
spesifik. Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik
luar bangunan, sampai pada elemen – elemen Mekanikal dan elektrikal ( ME ).

Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang


terkait dengan fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan standart
performance bangunan menurut USER dan menurut OWNER, terutama pada
bangunan sewa.

3. Persyaratan Menurut Undang – undang

Persyaratan menurut undang – undang merupakan persyaratan yang tidak bisa


diabaikan, karena menyangkut regulasi dan legalitas.Persyaratan ini diantarnya :
Persyaratan terhadap pengelolaan gedung tinggi / Hight risk ,

4. Persyaratan Menurut User

Persyaratan menurut user biasanya berkaitan dengan kenyamanan. Kenyamanan user


merupakan ukuran keberhasilan suatu bangunan. Biasanya bangunan yang memiliki
persyaratan user adalah bangunan – bangunan sewa dan bangunan – bangunan
umum.

Idealnya, pada tahap desain,perencana telah memiliki kriteria – kriteria untuk


menghasilkan suatu performansi tertentu sehingga aktifitas pemeliharaan yang
dilakukan selama masa operasi gedung akan lebih efektif. Namun seringkali kriteria –
kriteria semacam itu tidak dibuat sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan
program pemeliharaan sampai tahap pelaksanaannya.

Kegiatan pemeliharaan bangunan meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan


dalam 4 kegiatan, yaitu :

 Pemeliharaan rutin harian

 Rectification ( perbaikan bangunan yang baru saja selesai )

 Replacement ( penggantian bagian yang berharga dari suatu bangunan )

 Retrofitting ( melengkapi bangunan sesuai kemajuan teknologi )

Secara sederhana, Pemeliharaan bangunan dapat diklarifikasikan menjadi 2 macam


yaitu : Pemeliharaan rutin dan Pemeliharaan remedial / perbaikan.
A. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan interval waktu


tertentu untuk mempertahankan gedung pada kondisi yang diinginkan / sesuai.
Contohnya pengecatan dinding luar gedung 2 tahunan, pengecatan interior 3
tahunan, pembersihan dinding luar, dll. Namun jenis pekerjaan pemeliharaan rutin
juga bias berupa perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Kerusakan –
kerusakan tersebut bias diakibatkan oleh proses secara alami ( contoh : Kerapuhan,
kusam ) atau proses pemakaian ( contohnya : goresan,pecah dll ).

Pada pemeliharaan rutin sangat penting untuk menentukan siklus pemeliharaan.


Siklus pemeliharaan bias ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan equipment
yang cukup dalam bentuk dokumentasi, manual pemeliharaan ataupun catatan
pengalaman dalam pekerjaan pemeliharaan sebelumnya.

Dalam suati rencana program pemeliharaan, jika siklus kegiatannya sudah ditentukan,
maka jenis pekerjaan dan anggaran dapat segera dibuat.

Kendala – kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan rutin adalah :

 Pemilik / Owner

Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang


sudah dibuat,bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharan dengan tujuan
mengurangi beban biaya pemeliharaan agar keuntungan yang di dapat lebih besar.
Padahal dengan tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan
bertumpuknya kualitas kerusakan ( Multipier effect ) yang akhirnya akan
membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar.

 Kurangnya data dan pengetahuan

Seringkali pemeliharaan rutin tidak dapat dilakukan akibat kurangnya data baik
manual,sejarah pemeliharaan ataupun dokumentasi. Disamping itu juga kekurangan
pengetahuan dari personil pengelola gedung baik tingkat manajerial maupun
pelaksana mengakibatkan program pemeliharaan dan pelaksanaanya kurang optimal.

B. Pemeliharaan Remedial

Pemeliharaan remedial adalah pemeliharaan perbaikan yang dapat diakibatkan oleh :

 Kegagalan teknis / manajemen

Kegagalan teknis / manajemen bisa terjadi pada tahap kontruksi maupun pada tahap
pengoperasian bangunan. Pada tahap kontruksi contohnya adalah kecerobohan dalam
pemasangan suatu komponen bangunan. Pada tahap pengoperasian bangunan,
kesalahan dalam merencanakan jadwal pemeliharaan bias terjadi dan ini dapat
berakibat pada kerusakan alat atau bahan – bahan bangunan.

 Kegagalan kontruksi dan desain

Dalam hal ini faktor desain dan kontruksi berhubungan erat. Contoh dari segi desain
adalah kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan, sehingga usia pemakaiannya
pendek dan tidak bertahan lama. Sedangkan dari segi kontruksi kesalahan dalam
pelaksanaan finishing dapat menyebabkan usia pemakaiannyapun tidak bertahan
lama.

 Kegagalan dalam pemeliharaan

Faktor lain yang menyebabkan kegiatan pemeliharaan perbaikan selama periode


pemakaian bangunan adalah akibat kegagalan pemeliharaan yang disebabkan oleh :

 Program pemeliharaan rutin yang dibuat tidak memadai

 Program perbaikan yang tidak efektif

 Inspeksi – inspeksi yang tidak dilaksanakan dengan baik

 Data - data pendukung pemeliharaan yang tidak mencukupi

Secara lebih luas, ditinjau dari direncanakan atau tidak, kegiatan pemeliharaan rutin
dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Pemeliharaan terencana / planned.

2. Pemeliharaan tidak terencana / unplanned

Dibawah ini adalah diagram yang menunjukan klasifikasi kegiatan pemeliharaan.

Difinisi :

 Planned Maintenance : Pemeliharaan yang diorganisasikan dan dilaksanakan


dengan perencanaan, control dan penggunaan laporan – laporan untuk suatu
rencana yang ditentukan sebelumnya.

 Unplanned Maintenance : Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk rencana yang


yang tidak ditentukan sebelumnya.

 Preventive Maintenance : Pemeliharaan yang dilaksanakan pada interval yang


ditentukan sebelumnya atau yang sesuai untuk kriteria yang ditentukan dan
ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan atau degradasi
performansi suatu bangunan.

 Corrective Maintenance : Pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu kegagalan


terjadi dan ditujukan untuk memperbaiki suatu item untuk suatu keadaan yang
item tersebut dapat melakukan fungsinyayang diperlukan.

 Emergency Maintenance : Pemeliharaan yang diperlukan dengan segera untuk


menghindari akibat – akibat yang serius.

 Condition Based Maintenance : Preventive maintenance yang di mulai dari


suatu hasil pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin.

 Scheduled Maintenance : Preventive maintenance yang dilaksanakan untuk


suatu interval waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Pada dasarnya,tindakan pemeliharaan dilakukan berdasarkan atas laporan hasil


pemeriksaan / survey terhadap kondisi bangunan. Untuk itu pemeriksaan yang
dilakukan harus teliti dan menyeluruh,sehingga dapat ditentukan bentuk tindakan
pemeliharaan yang tepat terhadap kegagalan tertentu.

PEMELIHARAAN BANGUNAN YANG BERLANTAI BANYAK

Pada bangunan yang berlantai banyak yang disewakan,misalkan kantor sewa, ada 3
pihak yang berkepentingan dalam menentukan performance bangunan, yaitu :

  Owner / pemilik gedung

  Tenant / penghuni

  Building management / pengelola bangunan

Masing – masing pihak memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal
ini bisa menyulitkan untuk menentukan standart sejauh apa kegiatan pemeliharaan
bangunan perlu dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar,
maka manajen pemeliharaan dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh
suatu organisasi pemeliharaan yang disebut dengan ORGANISASI PEMELIHARAAN
GEDUNG.
Organisasi pemeliharaan gedung ini bertanggung jawab dalam
perencanaan,pengawasan dan penentuan pelaksanaan / operasi pemeliharaan.
Organisasinya bisa In – House atau berasal dari lembaga diluar pemilik seperti
konsultan atau kontraktor khusus bidang pemeliharaan.

Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada 2 hal yang harus


diperhatikan, yaitu :
 Organisasi pemeliharaan harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai
dengan garis kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

 Organisasi pemeliharaan harus mampu bekerja secara efektif melalui pengamat


dan pengendalian terhadap performansinya.

 Organisasi pemeliharaan pada gedung perkantoran biasanya masuk dalam


organisasi pengelola yang lebih besar yang disebut Building
management.Building management dipimpin oleh seorang building manager
dan dibantu oleh staff dan pelaksana.

 Organisasi building management pada gedung yang berlantai banyak bervariasi


tergantung pada organisasi induk,fungsi gedung,luas lantai dan jumlah lantai.
Fungsi – fungsi yang berada dibawah organisasi building management pada
dasarnya terdiri dari fungsi keuangan ( accounting ), fungsi administrasi
(general affair ), fungsi security,fungsi operasional dan pemeliharaan teknik.

Dalam konteks pemeliharaan gedung, Building Management melaksanakan perawatan


dan perbaikan gedung, fasilitas dan kelengkapan gedung dengan tujuan tercapainya :

1. Reliabilitas ( kehandalan )

2. Availabilitas ( ketersediaan )

3. Memperpanjang umur teknis

4. Memberikan nilai tambah

Untuk mencapai hal tersebut diatas maka building management harus membuat
jadwal pemeliharaan sesuai spesifikasinya baik fisik gedung maupun mekanikal dan
elektrikalnya.
Personil organisasi pemeliharaan yang dibawahi mechanical dan electrical manager
bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan terhadap :

1.  AC

2.  System pengadaan air bersih

3.  System pembuangan air kotor

4.  System pencegah kebakaran

5.  Elevator

6.  Gondola

7.  Power suplay ( PLN dan genset )


8.  Penerangan,telekomunikasi dan CCTV

9.  Sound system

10. Dll

Tugas – tugas pokok masing – masing bidang


1. Buiding Manager

  Menetapakan visi buiding management dengan berorientasi pada misi


perusahaan / induk.

  Membuat planning,budgeting dan program tahunan

  Melakukan supervise total atas seluruh fungsi organisasi.

  Membuat laporan rutin dan insidentil

2. Chief

  Membuat protap –protap

  Membuat standart operasi dan maintenance

  Mengatur jadwal dan penugasan pelaksana

  Melakukan inspeksi

  Memberikan laporan kepada buiding manager secara rutin

3. Supervisor

  Membuat rencana kerja dan pemeliharaan dan penugasan bersama – sama


chief

  Mengatur dan mengkoordinir pekerja harian sesuai dengan bidangnya

  Mengatur penggunaan peralatan dan bahan

  Membuat laporan kepada chief secara rutin

4. Teknisi / Pelaksana

  Melaksanakan pekerjaan pengoperasian,perbaikan dan perawatan alat dan


fisik gedung
  Memberikan masukan perihal jadwal pemeliharaan rutin dan pemeliharaan
perbaikan

  Melakukan inspeksi dan pencatatan ( checklist harian secara rutin )

  Membuat laporan kepada supervisor

Tindakan pemeliharan secara mendadak dan tidak direncanakan,biasa dilakukan atas


dasar komplainan dari pihak tenant. Komplain ini akan disampaikan kepada organisasi
pemeliharaan gedung untuk di tindak lanjuti. Setelah complain di tindak lanjuti,maka
pelaksana perbaikan perlu membuat laporan kepada manager,sehingga aktifitas
pemeliharaan bisa dipantau dengan baik. Berikut skema yang menggambarkan
bagaimana complain ditanggapi :
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

MAINTENANCE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MEKANIKAL DAN ELECTRIKAL

NO URAIAN PEKERJAAN SCHEDULE

1 Perawatan Genset

a. Penggantian olie Setiap 6 bulan sekali


b. Penggantian filter olie
c. Penggantian filter solar Setiap 1 tahun sekali
d. Running genset
e. Pembersihan Setiap 1 tahun sekali
f. Pengisian air accu
g. Pengisian solar 2 kali dalam seminggu

Setiap 1 bulan sekali

Perawatan STP ( Sewage Treatmant Plan ) Seminggu sekali

a. Pembersihan 1 tahun sekali


b. Penggantian olie pompa
c. Pemberian Grece ( gemuk )
d. Penggantian Bearing Motor dan pompa
2 e. Pemberian Chemical
HCL
Soda api Setiap 1 bulan sekali
Kaporite
Setiap 3 bulan sekali
Asam sulfat
f. Penggantian V Belt
Setiap 1 bulan sekali
Perawatan Pompa – Pompa
Setiap 6 bulan sekali
a. Pembersihan
Setiap 1 bulan sekali
b. Pemberian Grece ( gemuk )
c. Penggantian bearing motor dan pompa

Perawatan Lift

a.
Preventif
Pembersihan kabin
Pembersihan Atas sangkar
Pembersihan Rel pintu
b. Service Setiap 3 bulan sekali
Pengechekan level pintu
3 Pengecheckan olie dan panel utama

Perawatan Gondola Setiap 1 bulan sekali

a. Preventive Setiap 1 bulan sekali


b. Service
Setiap 3 bulan sekali
Perawatan AC ( Air Conditioning )
4
a. Service meliputi
Pembersihan body unit indoor outdoor Setiap 1 bulan sekali
Pembersihan Filter indoor
Pembersihan Evaporator dan condensor
Pengecekan drainase

Perawatan Water Treatmant

a.
Pembersihan
Bak penampung Setiap 3 bulan sekali
Bak chemikal
Filter
b. Penggantian media filter
c. Pemberian chemikal
5 PAC
NAOH
SPO ( Kaporit ) Setiap 1 bulan sekali
d. Beckwhose
Setiap 3 bulan sekali
Perawatan Panel Listrik
6.
a. Pembersihan
b. Check Conection Setiap 3 bulan sekali
Ampere
Tegangan
c. Infrared

Perawatan Instalasi Listrik

a. Pengecheckan Conection
7 b. Pembersihan Cover lampu

Perawatan Instalasi Pipa Setiap 1 bulan sekali

a. Pembersihan
b. Pengecatan
c. Pemberian soda api untuk instalasi air kotor
d. Pembuangan air di instalasi pipa hidrant

Perawatan PABX
Setiap 1 tahun sekali
a. Pembersihan
b. Pengecheckan conection

Perawatan MATV

a. Pembersihan
b. Check signal
Parabola 10 fit
Boster
Spliter Setiap 1 minggu sekali
Outlet MATV
8
Perawatan Panel alarm
Setiap 1 bulan sekali
a. Pembersihan
b. Pengecheckan conection Setiap hari
Bel
Head detector
Smoke detector
Splinkler
Setiap 1 tahun sekali
Perawatan Lampu Taman

a.
Pembersihan
Cover lampu
9
Panel control
b. Pengecheckan conection Setiap hari

Setiap 3 bulan sekali

10 Perawatan Groundtank dan rooftank

a. Pembersihan Roof tank Setiap 3 bulan sekali


b. Pembersihan Groundtank
Setiap 1 tahun sekali
Perawatan bak Control
Setiap 6 bulan sekali
a. Pembersihan
Setiap 3 bulan sekali
11 Perawatan Ac chiller / Central

a.
Service rutin Setiap 1 bulan sekali
Evaforator
Filter udara Setiap hari
Blower indoor
12 Colling tower
Strainer
Motor indoor dan outdoor Setiap 1 bulan sekali
Body unit
b. Schelling Setiap hari
Pipa instalasi
Condenser

13

Setiap 1 bulan sekali

Setiap hari

14

Setiap 1 bulan sekali

Setiap hari

15

Setiap 6 bulan sekali

Setiap 1 tahun sekali


16

Setiap 1 bulan sekali

17

Setiap 3 bulan sekali

Setiap 1 tahun sekali

Adapun jadwal schedule harian seorang maintenance pemeliharaan dan perawatan


mekanical dan electrikal antara lain :

1. Checklist harian

 Melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan oleh supervisor

 Menanggani komplain

 Membuat laporan kerja

 Mencatat pemakaian listrik dan air

 Melaksanakan kegiatan schedule kerja yang telah dibuat sesuai jadwal

 Mengkoordinasikan kegiatan dengan atasan

Setiap teknisi yang melakukan tugas checklist harian harus paham terhadap
standarisasi pengcheckan.apa saja standarisaisi pengecheckan itu antara lain :
NO PEKERJAAN KETERANGAN STANDART KERUSAKAN

1 Genset a. Check olie


Encer
Hitam
b. Air accu
Level air accu harus selalu berada di level atas
c. Running seminggu 2 kali
Temperatur
Voltase accu
tegangan
d. Check air radiator
Air berkurang
kotor
e. Kebersihan
f. Check solar
Tank solar yang berada di unit harus selalu terisi

a. Ampere
b. Tegangan 380 V / 400 V
c. Bunyi
d. Check fisik
e. Rembesan olie
f. Temperatur trafo – 50°
g. Olie
Panel Listrik h. Bunyi
i. Conection elastimol

a. Fuse
b. Conection

2 Trafo a. Bocor
b. Rembes
c. Valve macet
d. Karat
e. Valve dalam kondisi on
f. Check tekanan
g. Nozzel
h. Selang

a. Bocor
b. Mampet

a. MCB
Panas
Bunyi
b. Tegangan
Voltase 220 V / 240 V
c. Ampere
d. Check kabel
Conection
3 Tubecle
Fisik kabel

a. Pompa berfungsi dengan baik dan berjalan dengan


otomatis
b. Instalasi pipa tidak ada yang bocor
4 Hydrant dan splinkler c. Valve dalam keadaan On
d. Pastikan groundtank cukup air
e. Panel pompa
Tegangan
Fisik kabel
Ampere
Bunyi
Panas
a. Freon ( tekanan freon )
b. Filter udara
c. Filter dryer
d. Fan belt
e. Temperatur/ suhu kedinginan
f. Drainaser
g. ampere

a. Body kropos
5 Saluran air kotor
a. Check tekanan refrigent
b. Check ampere dan voltase
Compresor
Motor indoor dan outdoor
c. Check bearing motor fan indoor dan outdoor
6 Listrik d. Check fanbelt indoor
e. Check wearing diagram

7 Pompa
8 AC ( air conditioning )

9 Panel – Panel

10 Ac chillier / central

Catatan :

a. Standarisasi ini hanya sebagai bentuk dasar dalam checklist

b. Setiap petugas harus bisa menganalisa data pengecheckan sendiri

Di dalam Pemeliharaan dan perawatan gedung memiliki SOP yang berbeda beda
sesuai dengan kapasitas ataupun kemampuan dalam membuat standart operasional
prosedur.jadi SOP ini tidak selalu mengikat karena disesuaikan dengan kebutuhan
ataupun setiap masing – masing perusahaan yang menanganinya.

Untuk menunjang kwantitas dan kwalitas mantenance harus lebih spesifik dalam
menanggani suatu pekerjaan harus mengetahui peralatan yang akan digunakan dan
fungsi suatu alat kerja,berikut standart kerja disesuaikan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan :

N JENIS PEKERJAAN PERALATAN


O

1 a. Kacher / alat semprot

Service AC b. Obeng ( - ) dan ( + )

c. Tang Kombinasi

d. Kunci inggris

Perbaikan Pompa e. Tang ampere

f. Multi tester

g. Plastik service

Penggantian olie gierbox pompa h. Penjepit plastik

i. Presmeter

Penggantian MCB j. Ember

k. Chemikal / applied

2 a. Kunci pas ring

b. Kunci sock

Pengecatan c. Tang jepit

d. Obeng ( - ) dan ( + )

Perbaikan sipil e. Obeng ketok

f. Kunci inggris
g. WD

h. Palu

i. Kunci pipa

a. Kunci pas ring

3 b. Kunci sock

c. Kunci inggris

d. Kunci pipa

e. Olie

f. Obeng ( - ) dan ( + )

4 a. Obeng ( - ) dan ( + )

b. Tespen

c. Tang Ampere

d. Multitester

e. Tang kombinasi

f. Tang buaya

g. Tang potong
5

a. Kuas

b. Rool

c. Tangga

d. Bak cat

e. Kain lap

6
a. Kapek

b. Amplas

c. Pahat

d. Palu

Diposkan oleh widodo azhar di 09.46

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai