ABSTRAK
Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Kondisi ekonomi yang menurun dan kenaikan harga
pangan yang terjadi di Indonesia berdampak terhadap buruknya gizi
masyarakat, terutama balita. Menurut data Unicef, jumlah anak balita
penderita gizi buruk mengalami lonjakan dari 1,8 juta anak pada tahun 2005
menjadi 2,3 juta anak pada tahun 2006. Jagung merupakan sumber bahan
pangan kedua setelah beras dengan kandungan protein yang lebih tinggi dan
tersedia dengan harga yang murah. Jagung banyak digunakan sebagai
makanan sapihan di beberapa negara berkembang, tetapi mempunyai
kelemahan, yaitu mengandung senyawa antinutrisi asam fitat yang dapat
menghambat penyerapan mineral di dalam tubuh. Salah satu cara untuk
menurunkan atau bahkan menghilangkan kandungan asam fitat pada jagung
adalah melalui proses fermentasi menggunakan ragi tape, yang dapat
mengatasi kelemahan jagung sebagai makanan sapihan. Penelitian dilakukan
tiga ulangan dengan perlakuan tunggal yaitu lama fermentasi yang terdiri dari
7 taraf masing-masing: 0 jam (L0), 12 jam (L1), 24 jam (L2), 36 jam (L3), 48 jam
(L4), 62 jam (L5), dan 72 jam (L6). Hasil penelitian menunjukkan lama
fermentasi menurunkan nilai pH, meningkatkan total asam, menurunkan
rendemen, dan kadar asam fitat. Lama fermentasi 36 jam menghasilkan
tepung jagung dengan pH 4,3, total asam 2,5%, rendemen 68,02%, dan kadar
asam fitat 0,13 ppm.
594 Ratna Wylis Arief1) , Irma Irawati2), dan Yusmasari : Penurunan Kadar Asam Fitat Tepung Jagung Selama Proses
Fermentasi Menggunakan Ragi Tape
dan 3,9. Selanjutnya bakteri A.acetii akan 1978). Etanol dapat teroksidasi
memasuki fase kematian dan nilai pH membentuk asam organik yang dapat
tetap terjadi penurunan sebagai akibat menimbulkan rasa dan aroma khas.
terakumulasinya asam organik yang Kelanjutan proses fermentasi oleh
terbentuk selama fermentasi. bakteri Acetobacter acetii membentuk
asam asetat sebagai metabolit primer.
4. Nilai Total Asam Selanjutnya Hansenula akan
Perubahan pH tepung jagung menguraikan asam organik dan etanol
disebabkan oleh terjadinya pembentukan menghasilkan ester aromatik etil asetat
asam, namun penurunan pH akibat (Dwidjosaputro 1978). Etil asetat
peningkatan lama fermentasi tidak memberikan cita rasa khas tape. Asam
sejalan dengan peningkatan total asam asetat dapat berfungsi sebagai pengawet
(Gambar 4). makanan dan bersifat aman terhadap
Dari Gambar 4. terlihat bahwa produk pangan yang dihasilkan
peningkatan lama fermentasi disertai (Steinkraus 2002). Pertumbuhan
dengan meningkatnya nilai total asam, mikroba selama fermentasi terjadi
tetapi pola ini tidak sama dengan pola karena substrat mengandung nutrien
penurunan pH yang diperlihatkan pada yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.
Gambar 3, diduga hal ini disebabkan Pertumbuhan bakteri A.acetii pada fase
karena selama fermentasi terjadi logaritmik akan menghasilkan asam
perubahan komposisi substrat yang organik yang merupakan metabolit
dinamis yang berpengaruh terhadap primer (Judoamidjojo dkk 1990). Total
derajat ionisasi asam yang terbentuk. asam yang terhitung dalam tape beras
Nilai total asam tepung jagung saat jagung ini sebagian besar adalah asam
fermentasi 0 jam adalah sebesar 0,5 %, asetat.
kemudian meningkat menjadi 3,06 % Menurut Sutardi dan Buckle
pada fermentasi 72 jam. Peningkatan (1985), asam organik yang terbentuk
total asam selama fermentasi diduga selama proses fermentasi merupakan
karena adanya pertumbuhan dan hasil degradasi substrat akibat aktivitas
aktivitas mikroba yang terdapat pada bakteri, selama fermentasi 12 jam
ragi tape. Ragi tape terdiri dari campuran pertama terjadi penguraian pati menjadi
mikroorganisme dari genus Aspergilus, glukosa dan setelah fermentasi 24 jam
Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan A.acetii mulai aktif, sehingga terjadi
bakteri Acetobcter, mikroba tersebut peningkatan total asam. Hasil penelitian
hidup secara sinergis dan melalui Nurdin dkk. (1991) menunjukkan bahwa
berbagai tahapan merubah pati menjadi fermentasi beras patah dengan ragi tape
asam asetat (Dwidjoseputro 1978). selama 24 jam, menyebabkan penurunan
Sesuai dengan mikroba yang terdapat karbohidrat lebih dari 20%. Selama
pada ragi tape, maka proses fermentasi fermentasi tersebut akan terbentuk
dapat dibagi menjadi dua tahapan. Tahap glukosa yang menjadi substrat bagi
pertama terjadinya penguraian pati pertumbuhan Saccharomycess,
menjadi glukosa yang melibatkan enzim Hansenula, dan Acetobacter.
amilase yang dihasilkan oleh kapang
Aspergilluss oryzae (Dwidjoseputro 1978;
Frazier 1967; Muhiddin dkk. 2001).
Tahap kedua yaitu perubahan glukosa
menjadi etanol oleh khamir
Saccharomyces cerevisiae (Dwidjoseputro
KESIMPULAN
1. Lama fermentasi terbaik yang
2. Kandungan yang terdapat pada
menghasilkan tepung jagung dengan
tepung jagung fermentasi pada lama
kadar asam fitat terendah, nilai pH,
fermentasi 36 jam yaitu kadar asam
total asam, serta rendemen optimal
fitat 0,13 ppm, rendemen 68,02%, pH
adalah 36 jam.
4,3, dan total asam 2,5%.
596 Ratna Wylis Arief1) , Irma Irawati2), dan Yusmasari : Penurunan Kadar Asam Fitat Tepung Jagung Selama Proses
Fermentasi Menggunakan Ragi Tape
DAFTAR PUSTAKA dalam Tempe Kedelai. Publikasi
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim. 2008. Jagung (Zea mays L.).
Proll, J., K.J. Petzke, I.E. Ezeagu, and
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagu
Metges. 1981. Low Nutritional
ng. Diakses pada tanggal 30 Januari
Quality of Unconventional Tropical
2009.
Crop Seeds in Rats. J. Nutr.
Buckle, K. A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, 128:2014-2022.
dan W. Wooton. 1987. Ilmu
Reddy, N. R., S.K. Shate, dan K. Salunkhe.
Pangan. Diterjemahkan oleh Hari
1982. Phytate in Legumes and
Purnomo dan Adiono. UI-Press.
Cereal. Advanced in Food Research.
Jakarta. 365 hlm.
28 : 1-75
Dwijoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar
Sahlin, P. 1999. Fermentation as a
Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Method of Food Processing :
Jakarta.
Production of Organic Acids, pH-
Faber, M., J.D. Kvalsvig, C.J. Lombard, and Development and Microbial
A.J.S. Benade. 2005. Effect of a Growth in Fermenting Cereals.
Fortified Maize-Meal Pooridge on Lund Institute of Technology. Lund
Anemia, Micronutrient Status, and University.
Motor Development of Infants. Am
Saono. 1981. Microflora of Ragi. Makalah
J Clin Nutr. 82:1032-1039.
dalam Proceeding of ASCA
Haryanto. 2002. Pengaruh Varietas Technical Seminar. Medan
Jagung terhadap Sifat Kimia
Sefa-Dedeh, S., Y. Kluvitze, and E.O.
Tepung Jagung. Skripsi Universitas
Afoakwa. 2001. Influence of
Lampung.
Fermentation and Cow
Judoamidjojo, M., A.A. Darwis, dan E.G. PeaSteaming on Some Quality
Said. 1992. Teknologi Characteristic of Maize-Cow Pea
Fermentasi. Rajawali Pres. Blends. AJST. 2(2):71-80.
Jakarta.
Steinkraus, K. H. 2002. Fermentation in
Muchtadi, D. 1998. Kajian Gizi Produk World Food Processing
Olahan Kedelai. Prosiding Seminar Comprehensive Reviews in Foos
Pengembangan Pengolahan dan Science and Food Safety. 1:23-32.
Penggunaan Kedelai Selain Tempe.
Sutardi and KS. Buckle. 1985. Reduction
Kerjasama Pusat Studi Pangan dan
in Phytic Acid Levels in Soybean
Gizi IPB dengan American Soybean
during Tempeh Production Storage
Association.
and Frying, J. Food Sci.: 50.
Nurdin, S. U., A.N. Utomo, Mursalin, S.
Tangenjaya, B. 1979. Studies on the
Rizal, dan S. Hardianti. 1991.
Dephosphorilation of Phytic Acid in
Mempelajari Pembuatan Tepung
Rice Bran.
Beras Patah Berprotein Tinggi
Menggunakan Ragi Tape. Laporan Widowati, S., Rosmimik, D. Andriani, dan
Lomba Karya Inovatif Poduktif. D.S. Damardjati. 1998. Optimalisasi
Fakultas Pertanian Universitas produksi enzim fitase dari Bacillus
Lampung. Bandar Lampung. coagulans pada skala laboratorium.
Makalah Disampaikan pada
Onofiok, N. O. and D.O. Nnanyelugo.
Seminar Nasional Bioteknologi di
2006. Weaning Food in West
Malang.
Africa: Nutricional Problems and
Posible Solution. Winarno, F. G., dan Fardiaz, S. 1984.
Biofermentasi dan Biosintesa
Pangastuti, H.P., dan S. Triwibowo. 1996.
Protein. Angkasa. Bandung. 98 hlm.
Pengaruh Lama Fermentasi
terhadap Kandungan Asam Fitat