Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya,
kami dapat menyelesaikan Pedoman Imunisasi Puskesmas. Buku ini kami susun sebagai salah satu
upaya untuk memberikan acuan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di UPT Puskesmas
Batealit.

Peningkatan kualitas pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat, mengakibatkan sistem nilai
orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah, Masyarakat mulai menuntut pelayanan kesehatan
yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu. Akibat tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan kesehatan yang terus berkembang ini, maka fungsi Puskesmas sebagai pemberi
pelayanan kesehatan secara bertahap terus ditingkatkan agar bisa memberikan kepuasan
terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, pedoman ini kami susun
dengan tujuan dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Puskesmas.

UPT Puskesmas Batealit selalu berusaha untuk meningkatkan dan melengkapi pelayanannya.
Bahkan seluruh jajarannya sedang berusaha untuk menjadi Puskesmas terakreditasi yang menjadi
rujukan pengguna jasa pelayanan kesehatan dasar. Tekad ini sejalan dengan visi, misi serta motto
Puskesmas yang sudah direncankan.

Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan pedoman ini. Semoga dengan digunakannya
buku ini dapat membantu meningkatakan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas.

Jepara
Kepala UPT Puskesmas Batealit

dr. Fauziah Lubis, M. M


BAB 1

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai bahan ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit
degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas
wilayah administrasi, sehingga menyulikan pemberantasannya. Salah satu pemberantasan
penyakit menular adalah upaya pengelan (imunisasi). Dengan tersedianya vaksin yang
dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah
berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara lain dapat dilakukan dalam waktu
relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa progam imunisasi ke dalam


penyelenggaraan yang bermutu dan efesien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan
yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese encephalitis, dan
lain-lain). Beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti
dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan
petugas imunisasi.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditinggkatkan untuk
mencapai tingkat populationimunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat
memutuskan rantai penularan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya
imunisasi dapat semakin efektif dan efesien dengan harapan dapat memberikan
sumbangan yang nyata bagi kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.

B. TUJUAN
Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan imunisasi di upt Puskesmas Batealit
dengan tidak menyimpang dari aturan – aturan yang ada dan telah disepakati bersama.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Tim mutu UKP UPTD Puskesmas Batealit
2. Petugas pelayanan imunisasi

D. RUANG LINGKUP
1. Imunisasi BCO
2. Imunisasi pentavalen
3. Imunisasi campak
4. Imunisasi polio
5. Imunisasi TT
6. Imunisasi calon haji

E. BATASAN OPRASIONAL
1. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi secara komprehensif, berkesinambungan
dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinasi dan kerja
sama inter dan antar profesi
5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan

F. LANDASAN HUKUM
1. Undan-gundang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 tentang
puskesmas
4. Keputusan menteri kesehatan nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang
penyelenggaraan imunisasi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Adapun kualifikasi sumber daya manusia yang memberikan pelayanan imunisasi di UPTD
Puskesmas Batealit antara lain :
No Jenis Tenaga Pendidikan Pelatihan jumlah
1 Penanggung jawab S1 Keperawatan  BTCLS 1 Orang
ruang imunisasi
2 Bidan pelaksana D IV Kebidanan  APN 18 Orang
D III Kebidanan  Penanganan
BBL dan Asfiksia

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas memberi pelayanan imunisasi di UPTD Puskesmas Batealit meliputi
petugas imunisasi itu sendiri dan apabila yang bersangkutan berhalangan memberikan
pelayanan, maka digantikan oleh bidan yang bertugas di ruang pemeriksaan ibu dan anak.

C. JADWAL KEGIATAN
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan kegiata / pelayanan sesuai dengan
hasih kesepakatan bersama antara petugas elaksan dengan bidan yang bertugas di ruang
pemeriksaan ibu dan anak.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS
Ruang pelayanan imunisasi di UPTD Puskesmas Batealit memiliki beberapa
fasilitas, antara lain :
1. Kulkas vaksin
2. Spuit 0,5 cc, 0,05 cc, 3 cc, dan 5 cc.
3. Kapas
4. Formulir pendukung
5. Buku-buku pendukung
6. ATK
7. Vaksin
8. Coolbox
9. Safety box
10. Tempat sampah
11. Meja periksa
12. Kursi
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Imunisasi BCG
Menurut keterangan dari jadwal pemberian imunisasi terbaru IDAI, imunisasi
BCG pada bayi optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Apabila vaksin ini
diberikan setelah umur 3 bulan, maka perlu dilakukan uji tuberculin. jika
tuberculin pra-BCG tidak dimungkinkan, maka BCG bisa diberikan, akan tetapi
harus dilakukan observasi dalam 7 hari. Jika ada reaksi lokal cepat di tempat
suntikan (accelerated local), maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut (diagnostic
TB).
Tujuan atau manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk
mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti :
meningitis TBC dan TBC milier. Ini dikarenakan bayi masih rentan terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis penyebab penyakit TBC.
Menurut badan kesehatan WHO, lokasi penyuntikan imunisasi BCG sebaiknya
di lengan kanan atas. Efek samping BCG umumnya tidak menimbulkan pana/
demam.
Tanda keberhasilan imunisasi BCG dapat dilihat dengan munculnya benjolan
kecil dan bernanah seperti bisul pada bagian yang disuntik. Akan tetapi jika kita
lihat lebih seksama, benjolan atau bisul kecil itu mempunyai ciri yang khas dan
berbeda dari bisul pada umumnya. Terlebih lagi, bisul bekas imunisasi BCG
tersebut tidak menimbulkan sakit jika disentuh. Seiring dengan berjalanya waktu,
benjolan tersebut akan mengempis dengan sendirinya waktu, benjolan tersebut
akan mengempis dengan sendirinya dengan berbentuk luka parut.

2. Imunisasi Pentavalen
Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB) adalah vaksin DPT-HB ditambah HiB. Penyakit
yang dapat dicegah pentavalen
a. Difteri
b. Tetanus
c. Hepatitis
d. Radang otak (meningitis)
e. Batuk rejan/ batuk 100 hari
Pentavalen TIDAK BOLEH digunakan pada bayi yang baru lahir. Pemberian
pentavalen merupakan bagian dari imunisasi dasar pada bayi. Diberikan pada bayi
usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan pada anak usia 1,5 tahun. Vaksin ini aman dan
efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG,campak,polio (OPV atau IPV) dan
suplemen vitamin A. Jiks vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus
disuntikkan pada lokasi yang berlainan. Efek samping dari pemberian imunisasi ini
umumnya adalah panas/ demam.
3. Imunisasi Campak
Imunisasi ini merupakan suatu proses memasukkan virus campak yang sudah
dilemahkan ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak.
Jadwal imunisasi Campak sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak
indonesia), jadwal imunisasi campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali : yang
pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada
crash progam campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis
ketiga saat SD kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/ belum mendapatkan imunisasi
campak sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak
berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat bertemu. Efek samping
dari imunisasi ini adalah menimbulkan panas/ demam.
4. Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan infeksi tetanus (Bidanlia, 2010). Manfaat imunisasi TT
antara lain :
a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN,
2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang
terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang di sebabkan
oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun)
dan menyerang sistim saraf pusat (syaifudin dkk,2001).
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes
RI, 2000) kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari progam imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).

Jadwal pemberian TT :
Pemberian Masa
Imunisasi Imunisasi Interval Minimal Perlindung
an
T1 - -
DPT T2 4 minggun setelah TT 1 3 tahun
DT kelas 1 T3 6 minggu TT 2 5 tahun
TT kelas 2 T4 1 tahun TT 3 10 tahun
TT kelas 3 T5 1 tahun TT 4 25 tahun

5. Imunisasi valon haji


Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan inflamasi pada selaput yang
melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini berisiko tinggi terjadi
dibagian tertentu di dunia, terutama negara arab saudi sebagai tempat umat
muslim menunaikan haji dan umroh.
Untuk mencegahnya, vaksin meningitis menjadi imunisasi yang diwajibkan
oleh kementrian Kesehatan Arab Saudi. Sertifikan yang menyatakan bahwa
mereka telah mendapat imunisasi meningitis menjadi syarat bagi calon haji untuk
mendapatkan visa. Berikut ini adalah ketentuan pemberian vaksin:
 Meningitis adalah penyakit yang disebabkan bakteri kelompok A,W, C< dan
Y. Maka semua jamaah wajib mendapatkan satu dosis vaksin kuadrivalen
polisakarida atau ACYW123.
 Pemberian vaksin ini sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum
keberangkatan dan tidak kurang dari 10 hari sebelumnya. Jika sebelumnya
pernah mendapatkan vaksin yang sama, pastikan bahwa waktu
pemberiannya tidak lebih dari tiga tahun sebelumnya.
 Jika diberikan pada orang dewasa dan anak-anak berusia lebih lima tahun,
vaksin ini diberikan perlindungan dari meningitis selama lima tahun.
 Untuk anak dibawah lima tahun, vaksinasi akan memberikan perlindungan
selama 2-3 tahun. Namun pemberian pada balita usia dua bulan hingga
tiga tahun harus diikuti dengan pemberian vaksin kedua pada tiga bulan
setelahnya.
 Tidak tepat diberikan untuk bayi berusia kurang dari dua bulan.

Efek samping yang parah setelah pemberian vaksin ACWY sangat jarang
terjadi. Sekitar 10 persen orang yang mendapat vaksin ini mengalami nyeri dan
kulit kemerahan yang umumnya akan hilang 1-2 hari. Sementara anak-anak
terkadang mengalami demam.
Selain kewajiban atas pemberian vaksin meningitis, Kementrian Kesehatan
Arab Saudi juga menyarankan calon haji untuk mendapatkan vaksin influenza
sebelum berangkat. Jenis virus yang menyebabkan influenza berbeda-beda pada
tiap tahunnya, sehingga vaksin yang diberikanpun disesuaikan dengan tipe
tersebut. Vaksin influenza dianjurkan terutama untuk jamaah haji sebagai berikut
:
 Pengidap penyakit kronis seperti gangguan ginjal, sakit jantung, gangguan
pernapasan, diabetes, dan gangguan sistem saraf.
 Pasien imonodefisiensi.
 Pengidap penyakit metabolik.
 Pengidap obesitas.
 Wanita hamil.

B. METODE
Pemberian imunisasi adalah kegiatan preventif. Dimana kegiatan ini bertujuan
untuk memberikan kekebalan pada tubuh terhadap penyakit tertentu.
Metode dalam pemberian imunisasi ini antara lain:
1. Imunisasi BCG disuntikkan secara intracutan, lengan kanan dosis 0,05 ml.
2. Imunisasi pentavalen disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas
pada bayi dan lengan kanan.
3. Imunisasi campak disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri bagian atas.
4. Imunisasi TT disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam pada lengan kiri
bagian atas.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. S (subjektif) : Data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)
yang merupakan keluhan langsung.
2. O (objektif) : Data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
3. A (assesment) : Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
4. P (plan) : perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium, serta konseling
untuk tindak lanjut.
BAB V
LOGISTIK

1. Pengelolaan alat kesehatan, bahan habis pakai dan sarana pra sarana di pelayanan
imunisasi UPTD Puskesmas Batealit meliputi pengusulan, penyimpanan dan
pencatatan.
2. Setelah melakukan pelayanan pada pasien, petugas merapikan alat dan tempat serta
melengkapi pencatatan dan pelaporan.
3. Untuk kebutuhan ATK dan sarana pra sarana, penanggung jawab ruang membuat
daftar kebutuhan barang dan mengajukan kepada bendahara pengeluaran puskesmas.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu system dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
Assesment resiko, identifikasi dan pengelola hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelapor an dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas.
2. Meningkatkan akuntabikitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang utama dalam pelayanan imunisasi.
2. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap.
3. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana Puskesmas membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman dengan harapan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun Puskesmas.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja UPTD Puskesmas Batealit.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, linmgkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi lebih tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsp pencegahan infeksi,
yaitu :
a. Menganggap pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung
c. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar oprasional prosedur yang
telah ditetapkan.
d. Mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
2. Terdapat tempat sampah medis dan non medis.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan di ruang pelayanan imunisasi UPTD Puskesmas Batealit


merupakan suatu proses yang pada intinya adalah menjaga agar pelayanan tetap
berkualitas dan sesuai standar. Pengendalian mutu pelayanan imunisasi antara lain :

a. Kepuasan pelanggan
b. Coldchain penyimpan vaksin terkontrol suhunya setiap hari 2-8 derajad celcius
c. Evaluasi kinerja petugas, yaitu berupa kedisiplinan petugas dan ketaatan
menjalankan SOP. Evaluasi dilakukan pada saat rapat internal ruang pemeriksaan
KIA.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan ini sangat penting untuk meningkatkan pelayanan imunisasi.
Diharapkan agar buku ini dapat dijadikan acuan bagi petugas pemberi pelayanan
imunisasi di UPTD Puskesmas Batealit dan tim mutu pelayanan klinis Puskesmas untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDU ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1
B. TUJUAN ............................................................................................................... 1
C. SASARAN ............................................................................................................. 1
D. RUANG LINGKUP ................................................................................................. 2
E. BATASAN OPRASIONAL ....................................................................................... 2
F. LANDASAN HUKUM............................................................................................. 2

BAB II. STANDAR KETENAGAAN ................................................................................... 3


A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA ............................................................ 3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN .............................................................................. 3
C. JADWAL KEGIATAN ........................................................................................... 3

BAB III. STANDAR FASILITAS ......................................................................................... 4


A. DENAH RUANGAN ........................................................................................... 4
B. STANDAR FASILITAS ......................................................................................... 4

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ............................................................................ 5


A. LINGKUP KEGIATAN ......................................................................................... 5
B. METODE ........................................................................................................... 8
C. LANGKAH KEGIATAN ........................................................................................ 8
BAB V. LOGISTIK ............................................................................................................ 9

BAB VI. KESELAMATAN SASARAN ................................................................................. 10


A. PENGERTIAN ..................................................................................................... 10
B. TUJUAN............................................................................................................. 10
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN............................................................ 10

BAB VII. KESELAMATAN KERJA ...................................................................................... 11

A. PENGERTIAN ................................................................................................... 11
B. TUJUAN............................................................................................................. 11
C. TAT LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN ...................................................... 11

BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU ................................................................................... 12

BAB IX. PENUTUP........................................................................................................... 13

Anda mungkin juga menyukai