Anda di halaman 1dari 2

VEBIA AFNI RISZAINI

182010200408
Semester 3 / Manajemen B5

TUGAS E-LEARNING EKONOMI MANAJERIAL FORUM DISKUSI (Week 7)

1. Pengertian pasar Oligopoli ialah pasar yang mana dengan penawaran satu jenis barang
atau jasa dikuasai oleh beberapa perusahaan. Pada umumnya, jumlah perusahaan lebih
dari dua, tetapi kurang dari sepuluh.
Saat ini di Indonesia, pasar oligopoli banyak berkembang, yang paling menonjol ialah
dalam industri penerbangan. Saat ini di Indonesia pemain besar dalam industri
penerbangan ialah dikuasai oleh Garuda Group dan Lion Group. Adapun Sriwijaya
Group berada dalam posisi menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan Garuda sehingga
berada dalam naungan Garuda Group. Pemain lainnya ialah Air Asia, tapi size rute
penerbangan yang mana dikuasai relatif kecil ketimbang dua pemain besar lainnya.
Dari maraknya praktek oligopoli di pasar penerbangan, akibatnya munculah potensi
persekongkolan dalam penetapan harga, yang mana hal tersebut membuat harga tiket
pesawat terbang menjadi mahal.

2. Pengertian kartel bisa dipahami sebagai suatu bentuk kerjasama diantara para produsen
independen yang mana untuk menghalau persaingan dan menguasai pasar. Kartel
dilakukan oleh pelaku usaha dalam rangka untuk memperoleh market power kemudian
mengatur harga produk dengan cara membatasi ketersediaan barang di pasar. Pengaturan
persediaan dilakukan dengan bersama-sama membatasi produksi dan atau membagi
wilayah penjualan. Kartel memberikan banyak dampak buruk yang merugikan
masyarakat dalam berbagai aspek. Oleh karena itu kartel dilarang. Selain itu, terdapat
peraturan UU yang menjelaskan tentang larangan kartel yakni antara lain :
a. UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, pada pasal 11, pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku
usaha pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur
produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
VEBIA AFNI RISZAINI
182010200408
Semester 3 / Manajemen B5

b. Dalam pasal 22, menyatakan persekongkolan atau konspirasi usaha adalah bentuk
kerja sama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan
maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang
bersekongkol.
c. Pasal 23: pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai
rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat.
d. Pasal 24: Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha
pesaingnya dengan maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau
dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas,
maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan.

Ada beberapa macam sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelanggar hukum
persaingan usaha yaitu berupa tindakan administratif, pidana pokok dan pidana
tambahan.

a. Sanksi administratif seperti penetapan pembalan perjanjian pembayaran ganti rugi,


pengenaan denada serendah-rendahnya Rp 1 miliar dan setingginya Rp 25 miliar yang
disebutkan dalam pasal 47 UU No. 5/1999. Selain itu, Adapun pasal 48 disebutkan
pidana denda serendah-rendahnya Rp 25 miliar dan setinggi-tingginya Rp 100 miliar dan
pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 bulan.
b. Pasal 49 diatur pidana tambahan, yaitu pencabutan izin usaha, larangan kepada pelaku
usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap UU ini untuk menduduki
jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya dua tahun dan selama-lamanya lima
tahun, dan penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian pada pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai