Terkait dengan adnaya merger dari dua perusahaan yaitu Gojek dan
Tokopedia, tentu memiliki akibat hukum. Hal ini dikarenkaan merger sendiri
merupakan salah satu bentuk tindakan hukum dalam hukum perusahaan. Adapun
terkait hal tersebut dapat dilihat dengan adanya Undang-Undang berisi aturan
terkait dengan merger. Undang-Undang yang dimaksud adalah Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Undang-Undang
tersebut aturan mengenai merger dapat dilihat pada Pasal 1 angka 9 disebutkan
bahwa suatu praktek merger diartikan sebagai suatu praktek yang dilakukan oleh
pelaku usaha untuk melakukan suatu perbuatan hukum dengan melakukan
penggabungan dengan perusahaan dari pelaku usaha lain.
Praktik merger yang dilakukan oleh Tokopedia dan Gojek bukan berarti
tanpa adanya kekhawatiran, adanya merger yang dilakukan oleh kedua perusahaan
menurut beberapa pihak dapat menyebbakan terjadinya monopoloi. Monopoli
sendiri dilarang dalam praktik ekonomi di Indonesia hal ini diatur dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopolo, dimana disebutkan dalam
Pasal 28 Undang-undang tersebut bahwa Pelaku usaha dilarang melakukan
penggabungan atau peleburan badan usaha maupun pengambilalihan saham
perusahaan lain yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, tidak
menutup kemungkinan akan terjadinya kosentrasi pasar yang cenderung
menciptakan persaingan usaha tidak sehat. Itulah sebabnya hukum tentang merger
maupun hukum tentang anti monopoli sangat mewanti-wanti agar suatu merger
atau akuisisi tidak sampai melanggar ketentuan anti monopoli atau persaingan
sehat.1
Kesimpulan
Saran
Perlu adanya pengawasan yang ketat terkait degan adanya praktek merger yang
dilakukan oleh beberapa perusahaan, hal ini dikarenakan dalam praktik merger
samgat rawan terjadi persaingan usaha yang tidak sehat dalam bentuk momopoli
dam lain sebagainya yang akan merugikan khalayak umum.