Laporan Praktikum Fisiologi Blok Respirasi
Laporan Praktikum Fisiologi Blok Respirasi
Kelompok A-16
Abbiya Farah Putri (1102013003)
Airindiya Bella (1102013016)
Betari Texania Harsa (1102013058)
Cita Pratiwi (1102013065)
Devinta Dhia Widyani (1102013077)
Dyah Arum Maharani (1102012072)
Eli Susanti (1102013095)
Fahrul Rozy (1102013103)
Fathonah Fatimatuzahra Said (1102013108)
Gilang Anugrah (1102012097)
Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
2015
TAHANAN NAPAS, TEKANAN PERNAPASAN
TUJUAN
1. Menetapkan tercapainya breaking point seseorang pada waktu menahan napas pada
berbagai kondisi pernapasan.
2. Menerangkan perbedan lamanya menahan napas pada kondisi pernapasan yang
berbeda-beda.
3. Mengukur tekanan pernapsan dengan manometer air raksa dan manometer air.
DASAR TEORI
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel
tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel. Respirasi ada dua, yaitu:
Respirasi internal atau seluler, mengacu kepada proses metabolisme intrasel yang
berlangsung di dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan mengahsilkan CO2 selama
penyerapan energi dari molekul nutrient. Respirasi eksternal, mengacu kepada keseluruhan
rangkaian kejadian yang terlihat dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh.
1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung O2 masuk ke seluruh tubuh, CO2
dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang
bisa dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membrane alveoli berdifusi daripada O2. Proses
pertukaran O2 dan CO2, konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang
pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam
pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 lebih banyak.
Mekanika Pernapasan
Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah yaitu
menuruni gradien tekanan.Terdapat 3 tekanan berbeda yang penting pada ventilasi :
1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara
diatmosfer terhadap benda-benda dipermukaan bumi.
2. Tekanan intraalveolus (tekanan intrapulmonalis) adalah tekanan di dalam alveolus.
3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks) adalah tekanan ini di dalam kantong pleura
dan tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga toraks.
Hiperoksia, Po2 di atas normal, tidak dapat terjadi apabila sesorang menghirup udara
atmosfer di ketinggian permukaan laut.
Hiperkapnia mengacu kepada kelebihan CO2 dalam darah arteri; hal ini disebabkan oleh
hipoventilasi (ventilasi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik untuk
penyaluran O2 dan pembuangan CO2).
Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan kebutuhan
pasokan O2 atau pengeluaran CO2
Kecepatan dan kedalaman bernapas dapat dimodifikasi oleh sebab-sebab di luar kebutuhan
akan pasokan O2 atau pengeluaran CO2. Refleks –refleks protektif, misalnya bersin dan
batuk, secara temporer mengatur aktivitas pernapasan sebagai usaha untuk mengeluarkan
bahan –bahan iritan dari saluran pernapasan. Inhalasi bahan iritan tertentu sering memicu
penghentian ventilasi. Nyeri yang berasal dari bagian lain tubuh secara refleks merangsang
pusat pernapasan (sebagai contoh: seseorang “megap-megap” jika merasa nyeri). Modifikasi
bernapas secara involuter juga terjadi selama ekspresi berbagai keadaan emosional, misalnya
tertawa, menangis, bernapas panjang dan mengerang. Modifikasi yang dicetuskan oleh emosi
ini diperantai oleh hubungan – hubungan antara sistem limbik otak (yang bertanggung jawab
untuk emosi) dan pusat pernapasan. Selain itu, pusat pernapasan secara refleks dihambat
selama proses menelan, pada saat saluran pernapasan ditutup untuk mencegah makanan
masuk ke paru.
Manusia juga memiliki kontrol volunter yang cukup besar terhadap ventilasi. Kontrol
bernapas secara volunter dilakukan oleh korteks serebrum, yang tidak bekerja pada pusat
pernapasan di otak, tetapi melalui impuls yang dikirim secara langsung ke neuron –neuron
motorik di korda spinalis yang mempersarafi otot pernapasan. Kita dapat secara sengaja
melakukan hiperventilasi (“bernapas berlebihan”) atau pada keadaan ekstrim yang lain,
menahan napas kita, tetapi hanya untuk jangka waktu yang singkat. Perubahan – perubahan
kimiawi yang kemudian terjadi di daerah arteri secara langsung dan secara refleks
mempengaruhi pusat pernapasan, yang kemudian mengalahkan masukan volunter ke neuron
motorik otot pernapasan. Selain bentuk-bentuk ekstrim pengontrolan pernapasan tadi, kita
juga mengontrol pernapasan untuk melakukan berbagai tindakan volunter; misalnya
berbicara, bernyanyi, dan bersiul.
Kontrol pernapasan
Ventilasi melibatkan dua aspek berbeda, yang keduanya dapat dipengaruhi oleh kontrol saraf
:
Yang pada gilirannya bergantung pada kontrol frekuensi bernapas dan kedalaman tidal
volume. Irama bernapas terutama ditentukan oleh aktivitas pemacu yang diperlihatkan oleh
neuron-neuron inspirasi yang teletak di pusat kontrol pernapasan di medula batang otak.
Sewaktu neuron-neuron inspirasi ini melepaskan muatan secara spontan, impuls akhirnya
mencapai otot-otot inspirasi, sehingga terjadi inspirasi. Apabila neuron inspirasi berhenti
melepaskan muatan, otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. Apabila ekspirasi aktif akan
terjadi, oto-otot ekspirasi diaktifkan oleh keluaran dari neuron-neuron ekspirasi di medula.
Irama dasar ini diperhalus oleh keseimbangan aktivitas di pusat apnustik dan pneumotaksik
yang terletak lebih tinggi di batang otak di pons. Pusat apnustik memperpanjang inspirasi,
sementara pusat pneumotaksik yang lebih kuat membatasi inspirasi.
Tiga faktor kimi berperan dalam penentuan besarnya ventilasi. PCO2,PO2, dan konsentrasi H+
darah arteri. Faktor dominan dalam pengaturan ventilasi dari terus menerus ( menit-ke-menit)
adalah PCO2 arteri. Peningkatan PCO2 arteri merupakan stimulus kimiawi terkuat yang
merangsang ventilasi. Perubahan PCO2 arteri mengubah ventilasi terutama dengan
menimbulkan perubahan setara pada konsentrasi H+ CES otak, yang sangat peka di
kemoreseptor sentral. Kemoreseptor perifer responsif terhadap peningkatan konsentrasi H+
arteri, yang juga secara refleks meningkatkan ventilasi. Penyesuaian kadar CO2 penghasil
asam dalam darah arteri penting untuk mempertahankan kesimbangan asam-basa tubuh.
Kemoreseptor perifer juga secara refleks merangsang pusat pernapasan sebagai respons
terhadap penurunan mencolok PO2 arteri (< 60 mmHg ). Respons ini berfungsi sebagai
mekanisme darurat untuk meningkatkan respirasi apabila kadar PO2 arteri turun di bawah
rentang aman berdasarkan bagian datar kurva O2-Hb.
Pernafasan dapat sengaja dihambat untuk beberapa saat, titik saat pernafasan tidak dapat
dihambat lagi secara volunteer disebut titik lepas. Lepasnya kendali volunteer ini disebabkan
oleh peningkatan Pco2 dan penurunan Po2 darah arteri. Setelah glomus karotikus seseorang
diangkat maka kemampuan menahan napas akan lebih lama.bernafas dengan 100% oksigen
sebelum menahan napas akan menaikkan Po2 alveolus awal sehingga titik lepas dapat
ditunda. Hal yang serupa timbul bila kita melakukan hiperventilasi dengan udara biasa karena
co2 dihembuskan keluar dan Pco2 darah arteri pada awalnya akan diturunkan. Reflex atau
factor mekanik agak mempengaruhi titik lepas karena pada subjek yang menahan nafas
selama mungkin kemudian bernafas dengan campuran udara berkadar o2 rendah dan co2
tinggi, masih dapat menahan nafas kembali selama 20 detik atau lebih. Factor psikologis juga
memegang peranan, dan subjek dapat menahan nafasnya lebih lama bila usahanya diberikan
pujian dibandingkan bila subjek tersebut tidak diberikan pujian.
ALAT
1. Stopwatch
2. Beberapa kantong plastik : - yang kosong
- yang berisi O2
- yang berisi CO2
3. Sfigmomanometer dan stetoskop
4. Alat analisis gas Fyrite : untuk CO2
5. Manometer air raksa dan botol perangkap
6. Manometer air
TATA KERJA
1. TAHAN NAPAS
Tetapkanlah lamanya op dapat menehan napas (dalam detik) dengan cara menghentikan
pernapasan dan menutup mulut dan hidungnya sendiri sehingga tercapai breaking point pada
berbagai kondisi pernapasan seperti tercantum dalam daftar dibawah ini (berilah istirahat 5
menit antara 2 percobaan).
HASIL PRAKTIKUM
NO PERLAKUAN WAKTU
1. Breaking point dapat terjadi akibat PCO2 meningkat sehingga merangsang pusat
respirasi.
2. Ketika berolahraga, otot memerlukan O2 ynag adekuat dan menghasilkan CO2
sehingga tidak dapat menahan napas yang lama.
.
2. TEKANAN PERNAFASAN
DASAR TEORI
Respirasi dalam pengertian sebenarnya adalah pertukaran gas, dimana O2 yang dibutuhkan
untuk metabolisme sel masuk ke dalam tubuh dan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk
metabolisme tubuh diperlukan usaha kerja pernapasan.
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masukke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa
dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc
di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang
dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan darah.
TATA KERJA
KESIMPULAN
Kesimpulan hasil yang diperoleh dari O.P adalah tekanan inspiras lebih besar dibandingkan
dengan tekanan ekspirasi sama dengan normal.
DASAR TEORI
Pada orang normal volume udara dalam paru bergantung pada bentuk dan
ukurantubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru, biasanya
menurunbila berbaring, dan meningkat bila berdiri. Sedangkan faktor utama yang
mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh, posisi selama pengukuran
kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan dan pengembanganparu dan rangka dada
(Compliance paru).
Volume dan kapasitas volume dipengaruhi oleh anatomi tubuh, usia, tinggi badan ,
posisi tubuh ,daya regang paru, ada/tidaknya penyakit paru.
Volume paru meliputi :
o Volume tidal : volume udara yang masuk dan keluar selama 1 kali bernafas,
nilai pada saat istirahat rata-rata 500ml.
o Volume cadangan inspirasi : volume tambahan yang dapat secara maksimal
dihirup melebihi volume tidal istirahat. Nilai rata-ratanya 3000ml.
o Kapasitas inspirasi : volume maksimal udara yang dapat dihirup pada akhir
ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya 3500ml.
o Volume cadangan ekspirasi : volume udara tambahan yang dikeluarkan secara
aktif oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif
pada akhir volume tidal biasa. Nilai rata-ratanya 1000ml.
o Volume residual : volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah
ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya adalah 1200ml.
o Kapasitas residual fungsional : volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif
normal. Nilai rata-ratanya 2200ml.
o Kapasitas vital : volume maksimal udara yang dapat dikeluarkan pada saat
satu kali bernafas setelah inspirasi minimum. Nilai rata-ratanya 4500ml.
o Kapasitas paru total : volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh
paru. Nilai rata-ratanya 5700ml.
o Volume ekspirasi paksa dalam satu detik : volume udara yang dapat di
ekspirasi selama 1 detik pertama ekspirasi pada penentuan kapasitas vital.
Ventilasi pulmonal adalah jumlah volume tidal dikalikan dengan frekuensi pernafasan. Nilai
rata-ratanya adalah 6000ml. Pada saat meningkatkan ventilasi paru lebih baik yang
ditingkatkan adalah volume tidalnya. Ini disebabkan karena adanya ruang mati anatomik
yang volumenya rata-rata 150ml. Sedangkan ventilasi alveolus adalah tidal volume dikurangi
dengan volume ruang mati dikalikan dengan frekuensi pernafasan.
TATA KERJA
Mula- mula dicatat data mengenai o.p. yaitu jenis kelamin, umur, tinggi badan yang
kemudian dimasukan kedalam alat. Setelah alat-alat siap dihubungkan dengan listrik.
HASIL PRAKTIKUM
Umur : 18th
Berat : 70kg
Tinggi : 173cm
KAPASITAS VITAL
KAPASITAS FUNGSIONAL
KESIMPULAN
Kesimpulan hasil yang diperoleh dari alat autospirometer menunjukkan bahwa kapasitas vital
dan kapasitas vital fungsional pada O.P normal karena hasil sama dengan nilai prediksi.
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II